SlideShare a Scribd company logo
MATERI KULIAH 
PANCASILA
KEDUDUKAN PANCASILA 
• Falsafah Hidup Bangsa 
• Pandangan Hidup Bangsa 
• Perjanjian Luhur Bangsa 
• Dasar Negara 
• Ideologi Negara 
• Kepribadian Bangsa
PANCASILA 
SEBAGAI FALSAFAH BANGSA 
INDONESIA
Apa itu 
FILSAFAT 
???
• Filsafat berasal dari bahasa Yunani 
philos/philein = cinta 
shopos/shopia= bijaksana 
Filsafat = ‘cinta kebijaksanaan’ (love of wisdom). 
• Bijaksana berasal dari kata Sansekerta 
widya = ilmu 
asana = tempat 
Bijaksana = ‘tempat ilmu’ = ‘orang bijak’ = orang 
pandai’ = ‘orang berilmu 
• Untuk menjadi Filosof = orang bijaksana = orang 
pandai = orang berilmu ----- > orang harus berpikir 
secara mendalam, menggunakan akal pikiran secara 
mendalam 
• Berpikir secara mendalam = merenung = kontemplasi
Filsafat adalah kegiatan berpikir secara reflektif: 
mendalam, kritis, mendasar, dan menyeluruh. 
Filsafat timbul akibat dari rasa ta’jub, dari ta’jub orang 
bertanya, mencari jawab, meneliti, menemukan, dan 
memanfaatkan. 
Sasaran filsafat meliputi: 
ontologi (apa); 
epistimologi (bagaimana); 
aksiologi (untuk apa = nilai/manfaat) 
Contoh: 
Apakah pendidikan itu? 
Bagaimana melakukan pendidikan? 
Apa manfaat/nilai pendidikan?
 FILSAFAT adalah UPAYA UNTUK MENGGAMBARKAN 
DAN MENYATAKAN SUATU PANDANGAN YANG 
SISTEMATIS DAN KOMPREHENSIF TENTANG ALAM 
SEMESTA DAN KEDUDUKAN MANUSIA DI DALAMNYA 
 Ber-FILSAFAT adalah berfikir dengan melibatkan 
seluruh panca indera untuk menemukan 
kebenaran atau mengkaji sebuah jawaban atas 
pertanyaan dari gejala-gejala yang muncul 
melalui pemikiran secara radikal, universal, 
koseptual, koheren dan konsisten, sistematik, 
komperhensif, bebas dan bertanggung jawab 
dengan metode-metode yang terkonsep.
Berfilsafat adalah 
BERPIKIR 
Ciri Berpikir Filsafat 
Berpikir secara radikal. 
Berpikir secara universal . 
Berpikir secara konseptual. 
Berpikir secara sistematik. 
Berpikir secara holistik. 
Berpikir secara komprehensif.
• Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia 
berarti: 
– Pancasila merupakan hasil pemikiran yang mendalam 
dari para pemimpin bangsa dalam menajawab 
permasalahan hidup mengenai dasar negara. 
– Pancasila merupakan wujud sikap kebijaksanaan para 
pemimpin negara dalam menyelesaikan permsalahan 
bangsa Indonesia pada saat mendirikan negara. 
– Pancasila berisi ajaran tentang nilai-niali kebenaran 
yang dipandang baik dalam hidup dan kehidupan atau 
nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik oleh bangsa 
Indonesia. --- PANDANGAN HIDUP
• Pancasila sebagai pandangan hidup berarti 
bahwa Pancasila berisikan nilai-nilai tentang 
kehidupan yang dipandang baik oleh bangsa 
Indonesia. 
• Nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik itu 
harus dijadikan sebgai pegangan atau 
pedoman bagi bangsa Indonesia dalam 
menyelesaikan permasalahan hidup dan 
kehidupan. Ini berarti Pancasila juga 
berkedudukan sebagai PEDOMAN atau 
PEGANGAN hidup bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Dasar Negara dan Perjanjian Luhur 
Bangsa Indonesia 
 Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila dijadikan sebagai landasan 
dalam mengatur dan mengelola penyelenggaraan negara. Hal ini berarti 
Pancasila juga berfungsi sebagai sumber aturan (hukum) dalam 
penyelenggaraan negara. - Pancasila sebagai sumber dari segala sumber 
hukum. 
 Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara RI pada tanggal 18 Agustus 1945 
merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia setelah melalui perdebatan 
panjang dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. 
 Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara didasarkan atas realitas bangsa 
Indonesia yang plural, yang terdiri dari berbagai pemeluk agama yang 
berbeda-beda. 
 Meskipun secara demografis umat Islam merupakan mayoritas, sekitar 80% 
dari masyarakat Indonesia, tetapi secara geografis keberadaan umat Islam 
tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian wilayah Indonesia Timur: 
Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, sebagian besar 
masyarakatnya memeluk agama Nasrani (Katholik, Kristen). Sebagian besar 
masyarakat Bali memeluk agama Hindu.
• Realitas tersebut menjadi dasar peertimbangan, jika Negara Republik 
Indonesia didasarkan atas Syariat (hukum) Islam semata kemungkinan 
besar tidak dapat terwujud adanya Negara Kesatuan Republik 
Indonesia. Bahkan kemungkinan sebagian wilayah Indonesia Timur yang 
mayoritas penduduknya bukan muslim akan mendirikan negara sendiri. 
• Memaksakan Syariat (hukum) Islam sebagai dasar negara RI sama 
halnya dengan menyulut perpecahan NKRI. Akankah kita menghendaki 
NKRI terpecah menjadi: Republik Islam Indonesia, Republik Bali, 
Republik Maluku Selatan, Republik Papua, dan sebagainya? 
• Karena itu, dipilihnya Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil 
perjanjian luhur bangsa Indonesia demi mewujudkan persatuan dan 
kesatuan bangsa Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik 
Indonesia.
HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA 
 Nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai sosio budaya yang hidup dan 
berkembang sepanjang sejarah kehidupan bangsa Indonesia. 
 Nilai-nilai sosio budaya kehidupan bangsa Indonesia bersumber dari 
nilai-nilai spiritual yang diyakini kebenarannya. 
 Nilai-nilai spiritual yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia 
bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang dianut dan dilaksanakan 
sepanjang sejarah kehidupan masyarakat Indonesia. 
 Dengan demikian nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai ajaran 
agama yang ada dan dianut oleh masyarakat Indonesia. 
 Agama bagi Pancasila adalah sumber nilai-nilai kehidupan yang 
dipandang baik.
 Tidak akan ada pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dan 
Agama. Pancasila tanpa agama bukanlah Pancasila. Seorang 
Pancasialis adalah seorang yang relegius, disamping humanis, 
nasionalis, demokratis, dan “sosialis”. 
 Pancasila menjamin dan melindungi semua agama yang dianut 
oleh orang Indonesia tanpa kecuali. Pancasila menjamin dan 
melindungi kebebasan umat beragama untuk menjalankan 
ajaran agama yang diyakininya. 
 Pengamalan ajaran agama, disamping sebagai wujud dari 
pengabdian (ibadah) kepada Tuhan YTME, juga harus 
menjunjung tinggi dan menghormati harkat dan martabat 
kemanusiaan, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa 
dan negara, menghargai nilai-nilai kerakyatan dan , musyawarah, 
serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh 
masyarakat.
 Jika ada pengamalan agama tanpa mengindahkan nilai-nilai 
kemanusiaan, tanpa mengindahkan persatuan, tanpa menghormati 
nilai kerakyatan dan musyawarah, tanpa bersikap adil dan tanpa 
mempedulikan kesejhateraan masyarakat, maka perlu 
dipertanyakan tingkat kebenaran dari pengamalan agamanya; 
kemungkinan ada kekeliruan dalam memahami, menafsirkan, dan 
mengamalkan ajaran agamanya. 
 Mengamalkan ajaran Agama berarti juga telah mengamalkan 
Pancasila. 
 Jika ada orang mengaku Pancasilais tanpa mengamalkan ajaran 
agama yang dianutnya, maka perlu dipertanyakan kebenaran 
pengamalan Pancasilanya; jelas ada kekeliruan dalam memahami 
dan mengamalkan Pancasila. 
 Pancasila mengajak semua umat beragama menjadi pemeluk 
agama yang sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
NILAI-NILAI PANCASILA 
SEBAGAI NILAI YANG 
TERSUSUN SECARA 
HIRARKIS-SISTEMATIS
 Nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila merupakan nilai-nilai 
yang tersusun secara sistematis hirarkis. 
 Sistematis berarti merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling 
terkait. 
 Hirarkis berarti bertingkat, dimana nilai-nilai Ketuhanan Yang 
Maha Esa adalah menjiwai, meliputi, dan menjadi sumber dari 
nilai-nilai yang ada pada keempat sila lainnya (nilai-nilai 
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial). Nilai-nilai 
Kemanusiaan yang adil dan beradab dijiwai, diliputi, dan 
bersumber dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta 
menjiwai, meliputi, dan menjadi sumber dari nilai-nilai yang ada 
pada ketiga sila lainnya (persatuan, kerakyatan, dan keadilan 
sosial). Begitu seterusnya. 
 Dalam negara yang berdasarkan Pancasila tidak boleh ada hukum atau 
peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan nilai-nilai 
ajaran agama, termasuk ajaran agama (syariat) Islam.
KKEETTUUHHAANNAANN YYAANNGG MMAAHHAA EESSAA 
KKEEMMAANNUUSSIIAAAANN YYAANNGG AADDIILL DDAANN 
BBEERRAADDAABB 
PPEERRSSAATTUUAANN IINNDDOONNEESSIIAA 
KKEERRAAKKYYAATTAANN YYAANNGG DDIIPPIIMMPPIINN OOLLEEHH 
HHIIKKMMAATT KKEEBBIIJJAAKKSSAANNAAAANN DDAALLAAMM 
PPEERRMMUUSSYYAAWWAARRAATTAANN// PPEERRWWAAKKIILLAANN 
KKEEAADDIILLAANN SSOOSSIIAALL BBAAGGII 
SSEELLUURRUUHH RRAAKKYYAATT 
IINNDDOONNEESSIIAA
1 
2 
3 
4 
5
KETUHANAN YANG 
MAHA ESA 
KEMANUSIAAN YANG 
ADIL DAN BERADAB 
PERSATUAN 
INDONESIA 
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN 
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN 
DALAM PERMUSYAWARATAN/ 
PERWAKILAN 
KEADILAN SOSIAL BAGI 
SELURUH RAKYAT 
INDONESIA
PANCASILA SEBAGAI 
IDEOLOGI BANGSA 
INDONESIA
Pengertian Ideologi 
• Ideologi berasal dari kata idea yang berarti 
gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita 
dan logos yang berarti ilmu. 
• Secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian 
dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus 
dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap 
itu sekaligus merupakan dasar, pandangan 
atau faham.
• Anthony Downs (1975): Ideologi merupakan seperangkat 
asumsi dasar baik normative maupun empiris mengenai sifat 
dan tujuaan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai 
untuk mendorong serta mengembangkan teori politik 
• Thompson (1984): Ideologi adalah seperangkat gagasan atau 
pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang 
diorganisasikan menjadi suatu sistem yang teratur 
• Hortton dan Hunt (1984): Ideologi sebagai suatu sistem 
gagasan yang menyetujui seperangkat norma
Karakteristik Ideologi 
Pada hakekatnya, ideologi merupakan asas 
kerohanian yang antara lain memiliki ciri : 
a.Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup 
kebangsaan dan kenegaraan 
b.Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan 
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, 
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, 
diamalkan,dan dilestarikan kepada generasi 
berikutnya dan dipertahankan dengan kesediaan 
berkorban
c. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam 
situasi kritis 
d. Memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan 
terprogram 
e. Mencakup beberapa strata pemikiran dan 
panutan 
f. Memiliki pola pemikiran yang sistematis 
g. Cenderung eksklusif, absolute, dan universal 
h. Memiliki sikap empiris dan normative 
i. Dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan 
konseptualisasinya 
j. Biasanya terjalin di gerakan-gerkan politik
Fungsi Ideologi 
a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau 
bangsa untuk berpikir, melangkah, dan bertindak 
b. Sebagai kekuatan yang mampu memberikan 
semangat dan motivasi individu masyarakat dan 
bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai 
tujuan 
c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan 
yang sedang dan akan dihadapi seseorang, 
masyarakat, dan bangsa di segala aspek kehidupan
Fungsi Ideologi dalam Kehidupan 
Berbangsa dan Bernegara 
a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara 
individual 
b. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di berbagai sektor 
kehidupan masyarakat 
c. Memberikan wawasan umum mengeni eksistensi manusia, masyarakat, dan 
berbagai institusi yang ada di masyarakat 
d. Melengkapi struktur koqnitif manusia 
e. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk mengarahkan berbagai 
pertimbangan dan tindakan manusia baik secara individu maupun sebagai 
anggota masyarakat 
f. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik (fungsi integratif) 
g. Sebagai cermin individu untuk melihat dunia dan dirinya serta sebagai jendela 
agar orang lain bisa melihat dirinya 
h. Kekuatan dinamis dalam kehidupan individu maupun kolektif, memberikan bekal 
wawasan sekaliguss menghasilkan komitmen untuk bertindak.
PANCASILA SEBAGAI 
IDEOLOGI TERBUKA
Ideologi Terbuka 
• Ideologi yang mampu menampung 
dinamika perkembangan kehidupan 
masyarakat sehingga dapat tetap bertahan 
dan tidak mudah usang (ketinggalan 
jaman). 
• Pancasila sebagai Ideologi terbuka berarti 
Pancasila mampu menampung dinamika 
perkembangan kehidupan masyarakat 
sehingga dapat tetap bertahan dan tidak 
mudah usang (ketinggalan jaman).
• Pancasila sebagai ideologi terbuka 
mengandung struktur nilai sebagai berikut: 
– Nilai dasar: nilai yang bersifat mendasar dan 
universal dan menjadi landasan filosofis; 
– Nilia instrumental: nilai yang bersifat normatif dan 
menjadi alat (instrumen) untuk mewujudkan nilai 
dasar; 
– Nilai aktual-praksis; aktivitas atau perilaku 
kehidupan sehari-hari sesuai dengan ketentuan 
normatif sebagi nilai instrumental dalam 
mewujudkan nilai dasar.
PERBEDAAN Ideologi Terbuka dan Ideologi 
Tertutup 
• Ideologi Terbuka 
• Nilai dan cita-citanya tidak 
dipaksakan dari luar 
• Nilai dan cita-citanya digali dari 
kekayaan rokhani, moral dan budaya 
masyarakat sendiri 
• Hasil musyawarah dan konsensus 
masyrakat 
• Milik seluruh rakyat, sekaligus sebgai 
kepribadian masyarakat 
• Isinya tidak operasional, menjadi 
operasional bila diwujudkan dalam 
konstitusi dan peraturan perundang-undangan 
• Bersifat dinamis dan reformis 
• Ideologi Tertutup 
• Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup 
dalam masyarakat 
• Merupakan cita-cita suatu kelompok orang 
yang mendasari suatu program untuk merubah 
dan membaharui masyarakat 
• Dibenarkan atas nama ideologi masyarakat 
harus berkorban 
• Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku 
• Bukan berupa nilai-nilai dan cita-cita 
• Terdiri atas tuntutan konkrit dan operasional 
yang diajukan secara mutlak 
• Adanya ketaatan yang mutlak, bahkan kadang 
dengan menggunakan kekuatan dan kekerasan
Ideologi Pancasila sebagai ideologi 
terbuka secara struktural memiliki 
dimensi idealis, normatif dan 
realistis
UNDANG-UNDANG DASAR 
NEGARA REPUBLIK INDONESIA 
TAHUN 1945
Pengertian 
• Undang-Undang Dasa rterjemahan dari kata 
grondwet (Belanda) 
• Angka Tahun 1945 di belakang kata Undang- 
Undang Dasar menunjukkan Tahun penetapan, 
yaitu Tahun 1945 (18 Agustus). 
• Penyebutan angka tahun 1945 dimaksudkan 
untuk membedakan dengan Undang-Undang 
Dasar lainnya yang juga pernah berlaku di 
Indonesia pada kurun waktu yang berbeda, yaitu 
Konstitusi RIS pada tahun 1949 dan UUDS pada 
tahun 1950.
• UUD harus memenuhi dua syarat. 
– Syarat pertama adalah syarat materiil, yakni 
seperangkat norma itu harus memuat hal-hal 
yang fundamental dalam suatu negara. 
– Syarat kedua adalah syarat formal, yakni 
konstitusi itu harus dilahirkan oleh lembaga 
yang berwenang, yaitu lembaga yang paling 
berkuasa, supreme.
• UUD juga sering disebut dengan Konstitusi 
• Konstitusi berasal dari bahsa latin constitutiones 
yang berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan. 
• Secara umum Konstitusi bisa dibedakan menjadi dua: 
• konstitusi tertulis (geschreven constitutie, written 
constitution) 
• Konstitusi tidak tertulis (ongeschreven grondwet, 
unwritten constitution). 
• Konstitusi mempunayi dua pengertian, yaitu 
konstitusi dalam pengeritan yang luas dan 
sempit.
• Konstitusi dalam arti luas, yaitu sistem pemerintahan 
dari suatu negara dan merupakan himpunan 
peraturan yang mendasari serta mengatur 
pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya. 
• Konstitusi dalam arti luas mencakup segala 
ketentuan yang berhubungan dengan keorganisasian 
negara, baik yang terdapat dalam undang-undang 
dasar, undang-undang organic dan peraturan 
perundangan lainnya, maupun kebiasaan atau 
konvensi.
• Konstistusi dalam arti sempit, yaitu sekumpulan 
peraturan yang legal dalam lapangan 
ketatanegaraan suatu negara yang dimuat dalam 
“suatu dokumen” atau “beberapa dokumen” 
yang terkait satu sama lain. 
• Dalam arti sempit konstitusi sebagai 
keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu 
negara yang berupa kumpulan peraturan-peraturan 
yang membentuk, mengatur atau 
memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
• Konstitusi bisa diklasifikasikan berdasarkan 5 (lima) aspek: 
– Klasifikasi konstitusi berdasarkan bentuk naskahnya, yaitu 
Konstitusi Tertulis (written constitution) dan Konstitusi 
Tidak Tertulis (non-written constitution). 
– Klasifikasi konstitusi berdasarkan proses atau tata cara 
perubahannya, yang dapat dibedakan mennjadi Konstitusi 
Luwes (flexible constitution) dan Konstitusi Tegar (rigid 
constitution). 
– Klasifikasi konstitusi berdasarkan kedudukan konstitusi 
atas parlemen, yang dapat dibedakan menjadi Konsttitusi 
Derajat Tinggi (supreme constitution) dan Konstitusi Bukan 
Derajat Tinggi (non-supreme constitution).
– Klasifikasi konstitusi berdasarkan isi yang 
menyangkut sistem pemisahan kekuasaan dari 
organ-organ negara, yang dapat dibedakan 
menjadi Konstitusi Presidensil (presidential 
constitution) dan Konstitusi Sistem Parlementer 
(parliamentary constitution). 
– Klasifikasi konstitusi berdasarkan isi yang 
menyangkut distribusi kekuasaan antara 
pemerintah pusat/federal dengan pemerintah 
daerah/negara bagian, yang dapat dibedakan 
menjadi Konstitusi Serikat (federal constitution) 
dan Konstitusi Kesatuan (unitary constitution).
• Ada empat macam prosedur perubahan 
konstitusi, yaitu: 
– Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang 
kekuasaan legislatif dengan pembatasan-pembatasan 
tertentu. 
– Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat 
melalui referendum. 
– Perubahan konstitusi -di negara serikat- yang 
dilakukan oleh sejumlah negara bagian 
– Perubahan konstitusi yang dilakukan melalui konvensi 
atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus 
yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan 
konstitusi.
PERUBAHAN 
UUD NEGARA RI 1945
UUD 1945 BERSIFAT SINGKAT 
• Undang-Undang Dasar 1945 dapat dikategorikan sebagai konstitusi 
asli yang disusun secara demokratis, sebab disusun oleh para 
pendiri negara dan ditetapkan melalui sebuah persidangan yang 
cukup representatif. 
• Dilihat dari segi isinya, sebelum dilakukan perubahan UUD 1945 
dapat dikatakan sangat singkat, karena hanya memuat 37 pasal 
dan 16 bab ditambah 2 aturan peralihan dan 4 aturan tambahan. 
• Meskipun singkat, sebagai konstitusi, UUD 1945 secara garis besar 
telah memuat apa yang seharusnya menjadi isi konstitusi, seperti 
jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara, dan 
terutama adalah susunan ketatanegaraan dan pembagian serta 
pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental. 
• Namun dalam perkembangan pemikiran ketatanegaraan sekarang 
dipandang perlu dilakukan perubahan terhadap isi dari UUD 1945.
Alasan Perubahan UUD 1945 
• Secara filosofis setiap UUD terbatas 
keberlakuannya, karena terikat oleh ruang dan 
waktu. Tidak ada satu pun UUD yang dapat 
berlaku sepanjang jaman dan telah memenuhi 
kebutuhan realitas sosial yang terus berubah. 
• Dilihat dari prepektif historis, UUD 1945 pada 
dasarnya adalah merupakan Undang-Undang 
Dasar yang oleh penyusunnya dimaksudkan 
bersifat sementara. Karena itu sudah 
seharusnya diperbaiki atau disempurnakan.
• Secara empiris, UUD 1945 memberikan peluang 
terhadap apa yang sering disebut dengan executive 
heavy, khususnya kepada Presiden, sehingga dapat 
melahirkan pemerintahan yang otoriter. Padahal 
suatu Undang-Undang Dasar itu diadakan dengan 
maksud untuk memberikan pembatasan terhadap 
kekuasaan dan menciptakan checks and balances. 
• UUD 1945 memiliki pasal-pasal ambigue yang dapat 
menimbulkan terjadinya monopoli interpretasi. 
• UUD Dasar 1945 terlalu sedikit dalam memuat 
ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia.
Materi UUD 1945 
yang Tidak Bisa Diubah 
1. Pembukaan UUD 1945; 
2. Bentuk Negara Kesatuan 
3. Bentuk pemerintahan Republik dan; 
4. Sistem Pemerintahan Presidensial.
Hasil Perubahan UUD 1945 
• Pada Perubahan Pertama UUD 1945 Tahun 1999 
diubah: 
1. Pasal 5 ayat (1), 
2. Pasal 7, 
3. Pasal 9, 
4. Pasal 13 Ayat (2), 
5. Pasal 14, 
6. Pasal 15, 
7. Pasal 17 Ayat (2) dan (3), 
8. Pasal 20, dan 
9. Pasal 21.
• Pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000 diubah dan/atau ditambah: 
1. Pasal 18, 
2. Pasal 18A, 
3. Pasal 18B, 
4. Pasal 19, 
5. Pasal 20 Ayat (5), 
6. Pasal 20A, 
7. Pasal 22 A, 
8. Pasal 22B, 
9. Bab IXA, 
10. Pasal 25E, 
11. Bab X, 
12. Pasal 26 Ayat (2) dan (3), 
13. Pasal 27 Ayat (3), 
14. Bab XA, 
15. Pasal 28A, 
16. Pasal 28B, 
17. Pasal 28C, 
18. Pasal 28D, 
19. Pasal 28E, 
20. Pasal 28F, 
21. Pasal 28G, 
22. Pasal 28H, 
23. Pasal 28I, 
24. Pasal 28J, 
25. Bab XII, 
26. Pasal 30, 
27. Bab XV, 
28. Pasal 36A, 
29. Pasal 36B, dan 
30. Pasal 36C.
• Pada Perubahan Ketiga UUD 1945 Tahun 2001 diubah dan/atau ditambah: 
1. Pasal 1 Ayat (2) dan (3); 
2. Pasal 3 Ayat (1), (3), dan (4); 
3. Pasal 6 Ayat (1) dan (2); Pasal 6A Ayat (1), (2), (3), dan (5); 
4. Pasal 7A, 
5. Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); 
6. Pasal 7C; 
7. Pasal 8 Ayat (1) dan (2); 
8. Pasal 11 Ayat (2) dan (3); 
9. Pasal 17 Ayat (4); 
10. Bab VIIA, 
11. Pasal 22C Ayat (1), (2), (3), dan (4); 
12. Pasal 22D Ayat (1), (2), (3), dan (4); 
13. Bab VIIB, 
14. Pasal 22E, Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6); 
15. Pasal 23 Ayat (1), (2), dan (3); 
16. Pasal 23A; 
17. Pasal 23C, 
18. Bab VIIIA, 
19. Pasal 23E Ayat (1), (2), dan (3); 
20. Pasal 23F Ayat (1) dan (2); 
21. Pasal 23G Ayat (1) dan (2); 
22. Pasal 24 Ayat (1) dan (2); 
23. Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); 
24. Pasal 24B Ayat (1), (2), (3), dan (4); 
25. Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6).
• Pada Perubahan Keempat UUD 1945 Tahun 2002 diubah dan/atau 
ditambah: 
– Pasal 2 Ayat (1); 
– Pasal 6A Ayat (4); 
– Pasal 8 Ayat (3) 
– Pasal 11 Ayat (1); 
– Pasal 16 Pasal 23B; 
– Pasal 23D; 
– Pasal 24 Ayat (3); 
– Bab XIII, 
– Pasal 31 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), dan Ayat (5); 
– Pasal 32 Ayat (1) dan Ayat (2); 
– Bab XV, 
– Pasal 33 Ayat (4) dan Ayat (5); 
– Pasal 34 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), dan Ayat (4); 
– Pasal 37 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), dan Ayat (5); 
– Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; 
– Aturan Tambahan Pasal I dan II.
• Dalam empat kali perubahan UUD 1945, dari 
37 pasal hanya 4 pasal yang tidak mengalami 
perubahan dan/atau penambahan sama 
sekali, yaitu Pasal 4, 10, 12, dan 29. 
• Sedang penambahan pasalnya sebanyak 36 
pasal, sehingga meskipun penomoran 
pasalnya tetap sampai dengan Pasal 37, tetapi 
jumlah pasalnya sebetulnya menjadi 73 pasal.
WAWASAN 
KEBANGSAAN 
NASIONAL 
INDONESIA 
a. rosyid al atok 
PUSAT KAJIAN PANCASILA UNIVERITAS 
NEGERI MALANG
INDONESIA 
NEGARA KEPULAUAN 
TERLETAK ANTARA DUA BENUA (ASIA DAN AUSTRALIA) 
DAN DUA SAMUDERA (PASIFIK DAN HINDIA) : NUSANTARA 
A.Rosyid Al Atok
Indonesia - nusantara 
A.Rosyid Al Atok
KONDISI GEOGRAFIS INDONESIA 
NEGARA 
KEPULAUAN 
Data Depdagri th2004; 17.504 pulau; 7.870 telah 
mempunyai nama, 9.634 belum memiliki nama, 
dan hanya skitar 6.000 pulau yang berpenghuni. 
Setelah diverifikasi berdasarkan metode dan definisi dari Konvensi 
PBB, ternyata yang memenuhi syarat pulau 13.487, dan sudah 
didaftarkan kepada United Nations Groups of Experts on 
Geographical Names (UNGEGN )PBB. 
Terletak di PERSIMPANGAN JALAN DUNIA: antara dua samudera (Pasifik dan 
Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia) 
NUSANTARA
LETAK STRATEGIS 
GEOGRAFIS 
MENGUNTUNGKAN 
MEMBANGGAKAN 
MENGKHAWATIRKAN 
BANYAK 
ANCAMAN
BAGAIMANA MEMANDANG INDONESIA YANG 
TERDIRI DARI RIBUAN PULAU DAN TERLETAK 
DI ANTARA DUA BENUA DAN DUA 
SAMUDERA ITU 
??? 
WAWASAN 
NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA 
• Cara pandang yang menempatkan bahwa wilayah 
Nusantara: pula-pulau yang terletak diantara dua benua 
dan dua samudera, sebagai satu kesatuan wilayah yang 
utuh dan tak terpisahkan. 
• Meskipun di antara pulau-pulau itu terdapat laut, tetapi 
keberadaan laut itu bukan sebagai pemisah, melainkan 
sebagai penghubung antar pulau. 
• Wilayah Nusantara adalah satu wilayah Negara Kesatuan 
Republik Indonbesia (NKRI). 
• NKRI adalah bentuk negara yang paling tepat bagi 
Indonesia
KONDISI 
SOSIO-BUDAYA 
INDONESIA
KONDISI SOSIO-BUDAYA INDONESIA 
PLURAL 
(MAJEMUK) 
SUKU 
RAS 
BUDAYA 
AGAMA
Suku: Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Kluet, 
Melayu Tamiang, Simeulue, Sigulai
Suku: Batak; Karo, Mandailing, Angkola, Toba, Pakpak, 
Simalungun, Lubu; Nias, Pesisi
Suku: Lubu, Mentawai, Minangkabau
Suku: Bonai, Laut, Melayu Riau, 
Rawa, Talang Mamak
Suku: Bonai, Laut, Melayu Riau, Rawa, Talang 
Mamak
Suku: Anak Dalam (Anak Rimbo), Batin, Kerinci, Kubu, 
Melayu Jambi
SukuGumai, Kayu Agung, Komering, Kubu, Lematang, Lintang, Ogan, 
Palembang, Pasemah, Sekayu, Semendo
Suku: Bangka, Belitung, Lom, Sekak
Suku: Kaur, Lembak, Muko-Muko, Rejang, Semendo, Serawai
Suku: Krui, Lampung
Suku: Betawi
Suku: Cirebon, Sunda,
Suku: Baduy, Banten
Suku: Jawa, Orang Samin,
Suku: Jawa
Suku: Jawa, Bawean, Madura, Osing, Tengger
Suku: Bali Majapahit, Bali Aga
Suku: Bima, Dompu, Donggo, 
Sasak, Sumbawa
Suku: Alor, Boti, Flores, Rote, 
Sumba, Timor
Suku: Dayak: Kanayan, Ibandi, Mualang, Bidayuh, Mali, Seberuang, Sekujam , 
Sekubang, Ketungau, Desa, Kantuk, Ot Danum/Dohoi, Limbai, Kebahan, Pawan, 
Tebidah, Sambas (Melayu Sambas),
Suku: Dayak: Punan, Ot Danum/Dohoi, Ngaju, Siang Murung,Bara 
Dia, Lawangan, Bawo, Dusun, Maanyan; Paju Sapuluh, Paju Epat, 
Dayu, Paku, Benua Lima, Paju Lima
Suku: Banjar, Bugis/ Pagatan, Cina Parit, Dayak; Bakumpai, 
Orang Barangas, Bukit, Pitap, Hulu Banyu, Balangan, Dusun 
Deyah, Warukin, Samihim
Suku: Berau
Suku: Bolang Mongondow, Minahasa: Babontehu, Bantik, Pasan 
Ratahan, Ponosakan, Tonsea, Tontemboan, Toulour, 
Tonsawang, Tombulu; Sangir, Talaud
Suku: Mamasa, Mandar
Suku: Ampana, Balantak, Banggai, Bungku, Buol, 
Dampeles, Kaili, Kulawi, Lore, Mori, Pamona, Saluan, 
Tojo, Toli Toli, Tomini, Una-una, Wolio
Suku: Buton, Muna, Tolaki
Suku: Bentong, Bugis, Duri, Konjo Pegunungan, 
Konjo Pesisir, Makassar, Toraja
Suku: Gorontalo
Suku: Ambon, Aru, Buru
Suku: Ternate, Tidore
Suku: Asmat, Amungme (Mimika), Damal , Arfak 
(Manokwari), Bauzi, Biak, Dani, Ekagi, Kamoro,
SUKU BANGSA 
ASING DI 
INDONESIA 
HINDIA 
ARAB 
CINA 
EROPA: 
BELANDA, 
PORTUGIS, 
SPANYOL, dll
HINDU - PURA 
KRISTEN - GEREJA 
ISLAM - MASJID 
YAHUDI 
BUDHA - VIHARA
BHINNEKA 
KEKAYAAN: BUDAYA DAN 
SOSIAL 
TANTANGAN 
RAWAN 
KONFLIK
KONFLIK 
ANTAR DAERAH 
ANTAR SUKU 
ANTAR KELOMPOK/GOLONGAN 
ANTAR PEMELUK AGAMA
MENGAPA 
KONFLIK ????
BAGAIMANA MEMANDANG KONDISI 
INDONESIA YANG SERBA PLURAL 
(MAJEMUK) 
??? 
BHINNEKA TUNGGAL IKA
• BHINNEKA TUNGGAL IKA 
• Berbeda-beda Itu Satu 
• Meskipun bangsa Indoensia itu terdiri 
dari berbagai daerah, suku, budaya, adat 
istiadat, bahasa daerah, dan pemeluk 
agama yang berbeda-beda, tetapi pada 
hakekatnya adalah satu bangsa, yaitu 
Bangsa Indonesia.

More Related Content

What's hot

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
Pancasila sebagai solusi problem bangsa.pptx
Pancasila sebagai solusi problem bangsa.pptxPancasila sebagai solusi problem bangsa.pptx
Pancasila sebagai solusi problem bangsa.pptx
fitrafernanda
 
Ppt pkn kls 8 2019-2020
Ppt pkn kls 8 2019-2020Ppt pkn kls 8 2019-2020
Ppt pkn kls 8 2019-2020
soni wirawan
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
dayurikaperdana19
 
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraPancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Muadz Nuruzzaman
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Andhika Pratama
 
5. pancasila dasar negara
5. pancasila dasar negara5. pancasila dasar negara
5. pancasila dasar negara
Yuhuu Febriani Fitria
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
Edo Kusmayuda
 
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasilaPancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
cendraSI
 
Pancasila sebagai ideologi negara
Pancasila sebagai ideologi negaraPancasila sebagai ideologi negara
Pancasila sebagai ideologi negara
inasalsa
 
Proses perumusan pancasila sbg dasar negara
Proses perumusan pancasila sbg dasar negaraProses perumusan pancasila sbg dasar negara
Proses perumusan pancasila sbg dasar negaraAna Fitrotunnisa
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
Annisa Nurzalena
 
Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah IndonesiaPancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
dayurikaperdana19
 
Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara
Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negaraPancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara
Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negarakrista2014
 
Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunanPancasila sebagai paradigma pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunanAhmad Syafiq
 
B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptx
B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptxB. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptx
B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptx
guruppkn11
 
Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsaPancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Amuntai
 
Pancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupanPancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupan
MiraRaudhotulJannah
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
dayurikaperdana19
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
newskiem
 

What's hot (20)

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Pancasila sebagai solusi problem bangsa.pptx
Pancasila sebagai solusi problem bangsa.pptxPancasila sebagai solusi problem bangsa.pptx
Pancasila sebagai solusi problem bangsa.pptx
 
Ppt pkn kls 8 2019-2020
Ppt pkn kls 8 2019-2020Ppt pkn kls 8 2019-2020
Ppt pkn kls 8 2019-2020
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
 
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraPancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT
 
5. pancasila dasar negara
5. pancasila dasar negara5. pancasila dasar negara
5. pancasila dasar negara
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasilaPancasila tentang IMplementasi pancasila
Pancasila tentang IMplementasi pancasila
 
Pancasila sebagai ideologi negara
Pancasila sebagai ideologi negaraPancasila sebagai ideologi negara
Pancasila sebagai ideologi negara
 
Proses perumusan pancasila sbg dasar negara
Proses perumusan pancasila sbg dasar negaraProses perumusan pancasila sbg dasar negara
Proses perumusan pancasila sbg dasar negara
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah IndonesiaPancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
 
Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara
Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negaraPancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara
Pancasila sebagai ideologi negara dan dasar negara
 
Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunanPancasila sebagai paradigma pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan
 
B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptx
B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptxB. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptx
B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.pptx
 
Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsaPancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsa
 
Pancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupanPancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupan
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 

Viewers also liked

Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
hadiarnowo
 
Wawasan Kebangsaan
Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan
Fahmi Hakam
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleEry Arifullah
 
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Itet Sumarijanto
 
4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaanSyaiful Anam
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Dino Zeta
 
1. mengenal aljabar
1. mengenal aljabar1. mengenal aljabar
1. mengenal aljabar
Nopiyani Sutardi
 
Dublin core
Dublin coreDublin core
Samrat alam
Samrat alamSamrat alam
Samrat alam
Samrat Alam
 
Marc dan kerjasama
Marc dan kerjasamaMarc dan kerjasama
Marc dan kerjasama
D3 Perpustakaan UM 2014
 
12komunikasisinkron seno aji n x tkbb 3
12komunikasisinkron seno aji n x tkbb 312komunikasisinkron seno aji n x tkbb 3
12komunikasisinkron seno aji n x tkbb 3
nurdyanto
 
StreamOnline
StreamOnline StreamOnline
StreamOnline
Stream Online
 
Kebaikan pusat tuisyen
Kebaikan pusat tuisyenKebaikan pusat tuisyen
Kebaikan pusat tuisyen
Randy Noralyza
 
1.3 pengelolaan terbitan berseri
1.3 pengelolaan terbitan berseri1.3 pengelolaan terbitan berseri
1.3 pengelolaan terbitan berseri
D3 Perpustakaan UM 2014
 
15. pldv
15. pldv15. pldv
Klasifikasi Raganathan
Klasifikasi RaganathanKlasifikasi Raganathan
Klasifikasi Raganathan
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Jaringan Berbasis Subjek
Jaringan Berbasis SubjekJaringan Berbasis Subjek
Jaringan Berbasis Subjek
D3 Perpustakaan UM 2014
 

Viewers also liked (20)

Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
 
Wawasan Kebangsaan
Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simple
 
Makalah wawasan-kebangsaan
Makalah wawasan-kebangsaanMakalah wawasan-kebangsaan
Makalah wawasan-kebangsaan
 
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
 
4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
 
1. mengenal aljabar
1. mengenal aljabar1. mengenal aljabar
1. mengenal aljabar
 
Dublin core
Dublin coreDublin core
Dublin core
 
Samrat alam
Samrat alamSamrat alam
Samrat alam
 
Marc dan kerjasama
Marc dan kerjasamaMarc dan kerjasama
Marc dan kerjasama
 
12komunikasisinkron seno aji n x tkbb 3
12komunikasisinkron seno aji n x tkbb 312komunikasisinkron seno aji n x tkbb 3
12komunikasisinkron seno aji n x tkbb 3
 
StreamOnline
StreamOnline StreamOnline
StreamOnline
 
Kebaikan pusat tuisyen
Kebaikan pusat tuisyenKebaikan pusat tuisyen
Kebaikan pusat tuisyen
 
1.3 pengelolaan terbitan berseri
1.3 pengelolaan terbitan berseri1.3 pengelolaan terbitan berseri
1.3 pengelolaan terbitan berseri
 
15. pldv
15. pldv15. pldv
15. pldv
 
Suara 3 hati
Suara 3 hatiSuara 3 hati
Suara 3 hati
 
Klasifikasi Raganathan
Klasifikasi RaganathanKlasifikasi Raganathan
Klasifikasi Raganathan
 
Jaringan Berbasis Subjek
Jaringan Berbasis SubjekJaringan Berbasis Subjek
Jaringan Berbasis Subjek
 
Geostrategi Indonesia
Geostrategi IndonesiaGeostrategi Indonesia
Geostrategi Indonesia
 

Similar to pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

kedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptx
kedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptxkedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptx
kedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptx
MellyAnita
 
8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat
dita rahmawati
 
Kedudukan fungsi_pancasila
Kedudukan  fungsi_pancasilaKedudukan  fungsi_pancasila
Kedudukan fungsi_pancasila
Herwan Santoso
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
Nenden Yuliastrie
 
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraMakalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraSeptian Muna Barakati
 
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Dedi Susanto
 
Pancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa IndonesiaPancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesiametalujay
 
pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”
pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”
pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”Wirodat Az
 
Pancasila sebagai Dasar Negara.pptx
Pancasila sebagai Dasar Negara.pptxPancasila sebagai Dasar Negara.pptx
Pancasila sebagai Dasar Negara.pptx
AgungSetiaBudi22
 
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian LuhurPancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
luffyahmad
 
Pengertian Pokok Pancasila
Pengertian Pokok PancasilaPengertian Pokok Pancasila
Pengertian Pokok Pancasila
pjj_kemenkes
 
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
Hakman Hamdani
 
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraSikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Saraswati N
 
Pancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsa
Pancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsaPancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsa
Pancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsa
AlImamIslamicSchool
 
Bab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbuka
Bab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbukaBab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbuka
Bab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbuka
AanZaman
 
MAKALAH PANCASILA
MAKALAH PANCASILAMAKALAH PANCASILA
MAKALAH PANCASILA
santi andriyani
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
Eka Rista Harimurti
 

Similar to pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan (20)

kedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptx
kedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptxkedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptx
kedudukan__fungsi_pancasila-1 (1).pptx
 
8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat
 
Kedudukan fungsi_pancasila
Kedudukan  fungsi_pancasilaKedudukan  fungsi_pancasila
Kedudukan fungsi_pancasila
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraMakalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
 
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraMakalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
 
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
 
Pancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa IndonesiaPancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila Sebagai Ideologi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
 
pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”
pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”
pendidikan pancasila “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Pancasila sebagai Dasar Negara.pptx
Pancasila sebagai Dasar Negara.pptxPancasila sebagai Dasar Negara.pptx
Pancasila sebagai Dasar Negara.pptx
 
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian LuhurPancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
 
Pengertian Pokok Pancasila
Pengertian Pokok PancasilaPengertian Pokok Pancasila
Pengertian Pokok Pancasila
 
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
 
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraSikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
 
Pancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsa
Pancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsaPancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsa
Pancasila sebagai dasar_negara__pandangan_hidup_bangsa
 
Bab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbuka
Bab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbukaBab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbuka
Bab i kd iv pancasila sebagai ideologi terbuka
 
MAKALAH PANCASILA
MAKALAH PANCASILAMAKALAH PANCASILA
MAKALAH PANCASILA
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
 

More from D3 Perpustakaan UM 2014

Media Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Media Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaMedia Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Media Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Jaringan dokumentasi dan informasi bibliografi
Jaringan dokumentasi dan informasi bibliografiJaringan dokumentasi dan informasi bibliografi
Jaringan dokumentasi dan informasi bibliografi
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Marc 21
Marc 21Marc 21
Klasifikasi Library of Conggress
Klasifikasi Library of ConggressKlasifikasi Library of Conggress
Klasifikasi Library of Conggress
D3 Perpustakaan UM 2014
 
UDC
UDCUDC
Metadata
MetadataMetadata
Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya
Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya
Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Perilaku Informasi Pemustaka
Perilaku Informasi PemustakaPerilaku Informasi Pemustaka
Perilaku Informasi Pemustaka
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Riset Pemasaan
Riset PemasaanRiset Pemasaan
Riset Pemasaan
D3 Perpustakaan UM 2014
 
P7.2 kesepakatan kerjasama
P7.2 kesepakatan kerjasamaP7.2 kesepakatan kerjasama
P7.2 kesepakatan kerjasama
D3 Perpustakaan UM 2014
 
P7.1 faktor kerjasama
P7.1 faktor kerjasamaP7.1 faktor kerjasama
P7.1 faktor kerjasama
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Pertemuan ke 7 atip : Tugas Kelompok
Pertemuan ke 7 atip : Tugas KelompokPertemuan ke 7 atip : Tugas Kelompok
Pertemuan ke 7 atip : Tugas Kelompok
D3 Perpustakaan UM 2014
 
P5 bentuk kerjasama perpustakaan
P5 bentuk kerjasama perpustakaanP5 bentuk kerjasama perpustakaan
P5 bentuk kerjasama perpustakaan
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Perencanaan Pemasaran Strategis
Perencanaan Pemasaran StrategisPerencanaan Pemasaran Strategis
Perencanaan Pemasaran Strategis
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Organisasi Perpustakaan PT dan Sekolah
Organisasi Perpustakaan PT dan SekolahOrganisasi Perpustakaan PT dan Sekolah
Organisasi Perpustakaan PT dan Sekolah
D3 Perpustakaan UM 2014
 
P3 jaringan perpustakaan
P3 jaringan perpustakaanP3 jaringan perpustakaan
P3 jaringan perpustakaan
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Ppd pertemuan ke 3 html
Ppd pertemuan ke 3 htmlPpd pertemuan ke 3 html
Ppd pertemuan ke 3 html
D3 Perpustakaan UM 2014
 
3. perpustakaan sebagai sistem informasi
3. perpustakaan sebagai sistem informasi3. perpustakaan sebagai sistem informasi
3. perpustakaan sebagai sistem informasi
D3 Perpustakaan UM 2014
 
Pertemuan 2 rangkuman
Pertemuan 2 rangkumanPertemuan 2 rangkuman
Pertemuan 2 rangkuman
D3 Perpustakaan UM 2014
 

More from D3 Perpustakaan UM 2014 (20)

Media Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Media Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaMedia Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Media Promosi Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
 
Jaringan dokumentasi dan informasi bibliografi
Jaringan dokumentasi dan informasi bibliografiJaringan dokumentasi dan informasi bibliografi
Jaringan dokumentasi dan informasi bibliografi
 
Marc 21
Marc 21Marc 21
Marc 21
 
Klasifikasi Library of Conggress
Klasifikasi Library of ConggressKlasifikasi Library of Conggress
Klasifikasi Library of Conggress
 
UDC
UDCUDC
UDC
 
Metadata
MetadataMetadata
Metadata
 
Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya
Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya
Sarana kerjasama perpustakaan dan pemanfaatannya
 
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
Perbedaan marc dan dublin core sebagai pangkalan data
 
Perilaku Informasi Pemustaka
Perilaku Informasi PemustakaPerilaku Informasi Pemustaka
Perilaku Informasi Pemustaka
 
Riset Pemasaan
Riset PemasaanRiset Pemasaan
Riset Pemasaan
 
P7.2 kesepakatan kerjasama
P7.2 kesepakatan kerjasamaP7.2 kesepakatan kerjasama
P7.2 kesepakatan kerjasama
 
P7.1 faktor kerjasama
P7.1 faktor kerjasamaP7.1 faktor kerjasama
P7.1 faktor kerjasama
 
Pertemuan ke 7 atip : Tugas Kelompok
Pertemuan ke 7 atip : Tugas KelompokPertemuan ke 7 atip : Tugas Kelompok
Pertemuan ke 7 atip : Tugas Kelompok
 
P5 bentuk kerjasama perpustakaan
P5 bentuk kerjasama perpustakaanP5 bentuk kerjasama perpustakaan
P5 bentuk kerjasama perpustakaan
 
Perencanaan Pemasaran Strategis
Perencanaan Pemasaran StrategisPerencanaan Pemasaran Strategis
Perencanaan Pemasaran Strategis
 
Organisasi Perpustakaan PT dan Sekolah
Organisasi Perpustakaan PT dan SekolahOrganisasi Perpustakaan PT dan Sekolah
Organisasi Perpustakaan PT dan Sekolah
 
P3 jaringan perpustakaan
P3 jaringan perpustakaanP3 jaringan perpustakaan
P3 jaringan perpustakaan
 
Ppd pertemuan ke 3 html
Ppd pertemuan ke 3 htmlPpd pertemuan ke 3 html
Ppd pertemuan ke 3 html
 
3. perpustakaan sebagai sistem informasi
3. perpustakaan sebagai sistem informasi3. perpustakaan sebagai sistem informasi
3. perpustakaan sebagai sistem informasi
 
Pertemuan 2 rangkuman
Pertemuan 2 rangkumanPertemuan 2 rangkuman
Pertemuan 2 rangkuman
 

pancasila, uud, dan wawasan kebangsaan

  • 2. KEDUDUKAN PANCASILA • Falsafah Hidup Bangsa • Pandangan Hidup Bangsa • Perjanjian Luhur Bangsa • Dasar Negara • Ideologi Negara • Kepribadian Bangsa
  • 3. PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA INDONESIA
  • 5. • Filsafat berasal dari bahasa Yunani philos/philein = cinta shopos/shopia= bijaksana Filsafat = ‘cinta kebijaksanaan’ (love of wisdom). • Bijaksana berasal dari kata Sansekerta widya = ilmu asana = tempat Bijaksana = ‘tempat ilmu’ = ‘orang bijak’ = orang pandai’ = ‘orang berilmu • Untuk menjadi Filosof = orang bijaksana = orang pandai = orang berilmu ----- > orang harus berpikir secara mendalam, menggunakan akal pikiran secara mendalam • Berpikir secara mendalam = merenung = kontemplasi
  • 6. Filsafat adalah kegiatan berpikir secara reflektif: mendalam, kritis, mendasar, dan menyeluruh. Filsafat timbul akibat dari rasa ta’jub, dari ta’jub orang bertanya, mencari jawab, meneliti, menemukan, dan memanfaatkan. Sasaran filsafat meliputi: ontologi (apa); epistimologi (bagaimana); aksiologi (untuk apa = nilai/manfaat) Contoh: Apakah pendidikan itu? Bagaimana melakukan pendidikan? Apa manfaat/nilai pendidikan?
  • 7.  FILSAFAT adalah UPAYA UNTUK MENGGAMBARKAN DAN MENYATAKAN SUATU PANDANGAN YANG SISTEMATIS DAN KOMPREHENSIF TENTANG ALAM SEMESTA DAN KEDUDUKAN MANUSIA DI DALAMNYA  Ber-FILSAFAT adalah berfikir dengan melibatkan seluruh panca indera untuk menemukan kebenaran atau mengkaji sebuah jawaban atas pertanyaan dari gejala-gejala yang muncul melalui pemikiran secara radikal, universal, koseptual, koheren dan konsisten, sistematik, komperhensif, bebas dan bertanggung jawab dengan metode-metode yang terkonsep.
  • 8. Berfilsafat adalah BERPIKIR Ciri Berpikir Filsafat Berpikir secara radikal. Berpikir secara universal . Berpikir secara konseptual. Berpikir secara sistematik. Berpikir secara holistik. Berpikir secara komprehensif.
  • 9. • Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia berarti: – Pancasila merupakan hasil pemikiran yang mendalam dari para pemimpin bangsa dalam menajawab permasalahan hidup mengenai dasar negara. – Pancasila merupakan wujud sikap kebijaksanaan para pemimpin negara dalam menyelesaikan permsalahan bangsa Indonesia pada saat mendirikan negara. – Pancasila berisi ajaran tentang nilai-niali kebenaran yang dipandang baik dalam hidup dan kehidupan atau nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik oleh bangsa Indonesia. --- PANDANGAN HIDUP
  • 10. • Pancasila sebagai pandangan hidup berarti bahwa Pancasila berisikan nilai-nilai tentang kehidupan yang dipandang baik oleh bangsa Indonesia. • Nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik itu harus dijadikan sebgai pegangan atau pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan hidup dan kehidupan. Ini berarti Pancasila juga berkedudukan sebagai PEDOMAN atau PEGANGAN hidup bangsa Indonesia.
  • 11. Pancasila sebagai Dasar Negara dan Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia  Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila dijadikan sebagai landasan dalam mengatur dan mengelola penyelenggaraan negara. Hal ini berarti Pancasila juga berfungsi sebagai sumber aturan (hukum) dalam penyelenggaraan negara. - Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.  Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara RI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia setelah melalui perdebatan panjang dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI.  Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara didasarkan atas realitas bangsa Indonesia yang plural, yang terdiri dari berbagai pemeluk agama yang berbeda-beda.  Meskipun secara demografis umat Islam merupakan mayoritas, sekitar 80% dari masyarakat Indonesia, tetapi secara geografis keberadaan umat Islam tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian wilayah Indonesia Timur: Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Nasrani (Katholik, Kristen). Sebagian besar masyarakat Bali memeluk agama Hindu.
  • 12. • Realitas tersebut menjadi dasar peertimbangan, jika Negara Republik Indonesia didasarkan atas Syariat (hukum) Islam semata kemungkinan besar tidak dapat terwujud adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan kemungkinan sebagian wilayah Indonesia Timur yang mayoritas penduduknya bukan muslim akan mendirikan negara sendiri. • Memaksakan Syariat (hukum) Islam sebagai dasar negara RI sama halnya dengan menyulut perpecahan NKRI. Akankah kita menghendaki NKRI terpecah menjadi: Republik Islam Indonesia, Republik Bali, Republik Maluku Selatan, Republik Papua, dan sebagainya? • Karena itu, dipilihnya Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil perjanjian luhur bangsa Indonesia demi mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 13. HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA  Nilai-nilai Pancasila digali dari nilai-nilai sosio budaya yang hidup dan berkembang sepanjang sejarah kehidupan bangsa Indonesia.  Nilai-nilai sosio budaya kehidupan bangsa Indonesia bersumber dari nilai-nilai spiritual yang diyakini kebenarannya.  Nilai-nilai spiritual yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang dianut dan dilaksanakan sepanjang sejarah kehidupan masyarakat Indonesia.  Dengan demikian nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang ada dan dianut oleh masyarakat Indonesia.  Agama bagi Pancasila adalah sumber nilai-nilai kehidupan yang dipandang baik.
  • 14.  Tidak akan ada pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dan Agama. Pancasila tanpa agama bukanlah Pancasila. Seorang Pancasialis adalah seorang yang relegius, disamping humanis, nasionalis, demokratis, dan “sosialis”.  Pancasila menjamin dan melindungi semua agama yang dianut oleh orang Indonesia tanpa kecuali. Pancasila menjamin dan melindungi kebebasan umat beragama untuk menjalankan ajaran agama yang diyakininya.  Pengamalan ajaran agama, disamping sebagai wujud dari pengabdian (ibadah) kepada Tuhan YTME, juga harus menjunjung tinggi dan menghormati harkat dan martabat kemanusiaan, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, menghargai nilai-nilai kerakyatan dan , musyawarah, serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
  • 15.  Jika ada pengamalan agama tanpa mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan, tanpa mengindahkan persatuan, tanpa menghormati nilai kerakyatan dan musyawarah, tanpa bersikap adil dan tanpa mempedulikan kesejhateraan masyarakat, maka perlu dipertanyakan tingkat kebenaran dari pengamalan agamanya; kemungkinan ada kekeliruan dalam memahami, menafsirkan, dan mengamalkan ajaran agamanya.  Mengamalkan ajaran Agama berarti juga telah mengamalkan Pancasila.  Jika ada orang mengaku Pancasilais tanpa mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, maka perlu dipertanyakan kebenaran pengamalan Pancasilanya; jelas ada kekeliruan dalam memahami dan mengamalkan Pancasila.  Pancasila mengajak semua umat beragama menjadi pemeluk agama yang sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
  • 16. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NILAI YANG TERSUSUN SECARA HIRARKIS-SISTEMATIS
  • 17.  Nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila merupakan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis hirarkis.  Sistematis berarti merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait.  Hirarkis berarti bertingkat, dimana nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai, meliputi, dan menjadi sumber dari nilai-nilai yang ada pada keempat sila lainnya (nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial). Nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab dijiwai, diliputi, dan bersumber dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menjiwai, meliputi, dan menjadi sumber dari nilai-nilai yang ada pada ketiga sila lainnya (persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial). Begitu seterusnya.  Dalam negara yang berdasarkan Pancasila tidak boleh ada hukum atau peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama, termasuk ajaran agama (syariat) Islam.
  • 18. KKEETTUUHHAANNAANN YYAANNGG MMAAHHAA EESSAA KKEEMMAANNUUSSIIAAAANN YYAANNGG AADDIILL DDAANN BBEERRAADDAABB PPEERRSSAATTUUAANN IINNDDOONNEESSIIAA KKEERRAAKKYYAATTAANN YYAANNGG DDIIPPIIMMPPIINN OOLLEEHH HHIIKKMMAATT KKEEBBIIJJAAKKSSAANNAAAANN DDAALLAAMM PPEERRMMUUSSYYAAWWAARRAATTAANN// PPEERRWWAAKKIILLAANN KKEEAADDIILLAANN SSOOSSIIAALL BBAAGGII SSEELLUURRUUHH RRAAKKYYAATT IINNDDOONNEESSIIAA
  • 19. 1 2 3 4 5
  • 20. KETUHANAN YANG MAHA ESA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSATUAN INDONESIA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
  • 21. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA
  • 22. Pengertian Ideologi • Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. • Secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
  • 23. • Anthony Downs (1975): Ideologi merupakan seperangkat asumsi dasar baik normative maupun empiris mengenai sifat dan tujuaan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan teori politik • Thompson (1984): Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisasikan menjadi suatu sistem yang teratur • Hortton dan Hunt (1984): Ideologi sebagai suatu sistem gagasan yang menyetujui seperangkat norma
  • 24. Karakteristik Ideologi Pada hakekatnya, ideologi merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri : a.Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan b.Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,dan dilestarikan kepada generasi berikutnya dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban
  • 25. c. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis d. Memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan terprogram e. Mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan f. Memiliki pola pemikiran yang sistematis g. Cenderung eksklusif, absolute, dan universal h. Memiliki sikap empiris dan normative i. Dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan konseptualisasinya j. Biasanya terjalin di gerakan-gerkan politik
  • 26. Fungsi Ideologi a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk berpikir, melangkah, dan bertindak b. Sebagai kekuatan yang mampu memberikan semangat dan motivasi individu masyarakat dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segala aspek kehidupan
  • 27. Fungsi Ideologi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual b. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di berbagai sektor kehidupan masyarakat c. Memberikan wawasan umum mengeni eksistensi manusia, masyarakat, dan berbagai institusi yang ada di masyarakat d. Melengkapi struktur koqnitif manusia e. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat f. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik (fungsi integratif) g. Sebagai cermin individu untuk melihat dunia dan dirinya serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat dirinya h. Kekuatan dinamis dalam kehidupan individu maupun kolektif, memberikan bekal wawasan sekaliguss menghasilkan komitmen untuk bertindak.
  • 29. Ideologi Terbuka • Ideologi yang mampu menampung dinamika perkembangan kehidupan masyarakat sehingga dapat tetap bertahan dan tidak mudah usang (ketinggalan jaman). • Pancasila sebagai Ideologi terbuka berarti Pancasila mampu menampung dinamika perkembangan kehidupan masyarakat sehingga dapat tetap bertahan dan tidak mudah usang (ketinggalan jaman).
  • 30. • Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung struktur nilai sebagai berikut: – Nilai dasar: nilai yang bersifat mendasar dan universal dan menjadi landasan filosofis; – Nilia instrumental: nilai yang bersifat normatif dan menjadi alat (instrumen) untuk mewujudkan nilai dasar; – Nilai aktual-praksis; aktivitas atau perilaku kehidupan sehari-hari sesuai dengan ketentuan normatif sebagi nilai instrumental dalam mewujudkan nilai dasar.
  • 31. PERBEDAAN Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup • Ideologi Terbuka • Nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar • Nilai dan cita-citanya digali dari kekayaan rokhani, moral dan budaya masyarakat sendiri • Hasil musyawarah dan konsensus masyrakat • Milik seluruh rakyat, sekaligus sebgai kepribadian masyarakat • Isinya tidak operasional, menjadi operasional bila diwujudkan dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan • Bersifat dinamis dan reformis • Ideologi Tertutup • Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat • Merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk merubah dan membaharui masyarakat • Dibenarkan atas nama ideologi masyarakat harus berkorban • Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku • Bukan berupa nilai-nilai dan cita-cita • Terdiri atas tuntutan konkrit dan operasional yang diajukan secara mutlak • Adanya ketaatan yang mutlak, bahkan kadang dengan menggunakan kekuatan dan kekerasan
  • 32. Ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki dimensi idealis, normatif dan realistis
  • 33. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
  • 34. Pengertian • Undang-Undang Dasa rterjemahan dari kata grondwet (Belanda) • Angka Tahun 1945 di belakang kata Undang- Undang Dasar menunjukkan Tahun penetapan, yaitu Tahun 1945 (18 Agustus). • Penyebutan angka tahun 1945 dimaksudkan untuk membedakan dengan Undang-Undang Dasar lainnya yang juga pernah berlaku di Indonesia pada kurun waktu yang berbeda, yaitu Konstitusi RIS pada tahun 1949 dan UUDS pada tahun 1950.
  • 35. • UUD harus memenuhi dua syarat. – Syarat pertama adalah syarat materiil, yakni seperangkat norma itu harus memuat hal-hal yang fundamental dalam suatu negara. – Syarat kedua adalah syarat formal, yakni konstitusi itu harus dilahirkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu lembaga yang paling berkuasa, supreme.
  • 36. • UUD juga sering disebut dengan Konstitusi • Konstitusi berasal dari bahsa latin constitutiones yang berarti segala sesuatu yang telah ditetapkan. • Secara umum Konstitusi bisa dibedakan menjadi dua: • konstitusi tertulis (geschreven constitutie, written constitution) • Konstitusi tidak tertulis (ongeschreven grondwet, unwritten constitution). • Konstitusi mempunayi dua pengertian, yaitu konstitusi dalam pengeritan yang luas dan sempit.
  • 37. • Konstitusi dalam arti luas, yaitu sistem pemerintahan dari suatu negara dan merupakan himpunan peraturan yang mendasari serta mengatur pemerintahan dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya. • Konstitusi dalam arti luas mencakup segala ketentuan yang berhubungan dengan keorganisasian negara, baik yang terdapat dalam undang-undang dasar, undang-undang organic dan peraturan perundangan lainnya, maupun kebiasaan atau konvensi.
  • 38. • Konstistusi dalam arti sempit, yaitu sekumpulan peraturan yang legal dalam lapangan ketatanegaraan suatu negara yang dimuat dalam “suatu dokumen” atau “beberapa dokumen” yang terkait satu sama lain. • Dalam arti sempit konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara yang berupa kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
  • 39.
  • 40. • Konstitusi bisa diklasifikasikan berdasarkan 5 (lima) aspek: – Klasifikasi konstitusi berdasarkan bentuk naskahnya, yaitu Konstitusi Tertulis (written constitution) dan Konstitusi Tidak Tertulis (non-written constitution). – Klasifikasi konstitusi berdasarkan proses atau tata cara perubahannya, yang dapat dibedakan mennjadi Konstitusi Luwes (flexible constitution) dan Konstitusi Tegar (rigid constitution). – Klasifikasi konstitusi berdasarkan kedudukan konstitusi atas parlemen, yang dapat dibedakan menjadi Konsttitusi Derajat Tinggi (supreme constitution) dan Konstitusi Bukan Derajat Tinggi (non-supreme constitution).
  • 41. – Klasifikasi konstitusi berdasarkan isi yang menyangkut sistem pemisahan kekuasaan dari organ-organ negara, yang dapat dibedakan menjadi Konstitusi Presidensil (presidential constitution) dan Konstitusi Sistem Parlementer (parliamentary constitution). – Klasifikasi konstitusi berdasarkan isi yang menyangkut distribusi kekuasaan antara pemerintah pusat/federal dengan pemerintah daerah/negara bagian, yang dapat dibedakan menjadi Konstitusi Serikat (federal constitution) dan Konstitusi Kesatuan (unitary constitution).
  • 42. • Ada empat macam prosedur perubahan konstitusi, yaitu: – Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif dengan pembatasan-pembatasan tertentu. – Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui referendum. – Perubahan konstitusi -di negara serikat- yang dilakukan oleh sejumlah negara bagian – Perubahan konstitusi yang dilakukan melalui konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan konstitusi.
  • 44. UUD 1945 BERSIFAT SINGKAT • Undang-Undang Dasar 1945 dapat dikategorikan sebagai konstitusi asli yang disusun secara demokratis, sebab disusun oleh para pendiri negara dan ditetapkan melalui sebuah persidangan yang cukup representatif. • Dilihat dari segi isinya, sebelum dilakukan perubahan UUD 1945 dapat dikatakan sangat singkat, karena hanya memuat 37 pasal dan 16 bab ditambah 2 aturan peralihan dan 4 aturan tambahan. • Meskipun singkat, sebagai konstitusi, UUD 1945 secara garis besar telah memuat apa yang seharusnya menjadi isi konstitusi, seperti jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara, dan terutama adalah susunan ketatanegaraan dan pembagian serta pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental. • Namun dalam perkembangan pemikiran ketatanegaraan sekarang dipandang perlu dilakukan perubahan terhadap isi dari UUD 1945.
  • 45. Alasan Perubahan UUD 1945 • Secara filosofis setiap UUD terbatas keberlakuannya, karena terikat oleh ruang dan waktu. Tidak ada satu pun UUD yang dapat berlaku sepanjang jaman dan telah memenuhi kebutuhan realitas sosial yang terus berubah. • Dilihat dari prepektif historis, UUD 1945 pada dasarnya adalah merupakan Undang-Undang Dasar yang oleh penyusunnya dimaksudkan bersifat sementara. Karena itu sudah seharusnya diperbaiki atau disempurnakan.
  • 46. • Secara empiris, UUD 1945 memberikan peluang terhadap apa yang sering disebut dengan executive heavy, khususnya kepada Presiden, sehingga dapat melahirkan pemerintahan yang otoriter. Padahal suatu Undang-Undang Dasar itu diadakan dengan maksud untuk memberikan pembatasan terhadap kekuasaan dan menciptakan checks and balances. • UUD 1945 memiliki pasal-pasal ambigue yang dapat menimbulkan terjadinya monopoli interpretasi. • UUD Dasar 1945 terlalu sedikit dalam memuat ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia.
  • 47. Materi UUD 1945 yang Tidak Bisa Diubah 1. Pembukaan UUD 1945; 2. Bentuk Negara Kesatuan 3. Bentuk pemerintahan Republik dan; 4. Sistem Pemerintahan Presidensial.
  • 48. Hasil Perubahan UUD 1945 • Pada Perubahan Pertama UUD 1945 Tahun 1999 diubah: 1. Pasal 5 ayat (1), 2. Pasal 7, 3. Pasal 9, 4. Pasal 13 Ayat (2), 5. Pasal 14, 6. Pasal 15, 7. Pasal 17 Ayat (2) dan (3), 8. Pasal 20, dan 9. Pasal 21.
  • 49. • Pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000 diubah dan/atau ditambah: 1. Pasal 18, 2. Pasal 18A, 3. Pasal 18B, 4. Pasal 19, 5. Pasal 20 Ayat (5), 6. Pasal 20A, 7. Pasal 22 A, 8. Pasal 22B, 9. Bab IXA, 10. Pasal 25E, 11. Bab X, 12. Pasal 26 Ayat (2) dan (3), 13. Pasal 27 Ayat (3), 14. Bab XA, 15. Pasal 28A, 16. Pasal 28B, 17. Pasal 28C, 18. Pasal 28D, 19. Pasal 28E, 20. Pasal 28F, 21. Pasal 28G, 22. Pasal 28H, 23. Pasal 28I, 24. Pasal 28J, 25. Bab XII, 26. Pasal 30, 27. Bab XV, 28. Pasal 36A, 29. Pasal 36B, dan 30. Pasal 36C.
  • 50. • Pada Perubahan Ketiga UUD 1945 Tahun 2001 diubah dan/atau ditambah: 1. Pasal 1 Ayat (2) dan (3); 2. Pasal 3 Ayat (1), (3), dan (4); 3. Pasal 6 Ayat (1) dan (2); Pasal 6A Ayat (1), (2), (3), dan (5); 4. Pasal 7A, 5. Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); 6. Pasal 7C; 7. Pasal 8 Ayat (1) dan (2); 8. Pasal 11 Ayat (2) dan (3); 9. Pasal 17 Ayat (4); 10. Bab VIIA, 11. Pasal 22C Ayat (1), (2), (3), dan (4); 12. Pasal 22D Ayat (1), (2), (3), dan (4); 13. Bab VIIB, 14. Pasal 22E, Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6); 15. Pasal 23 Ayat (1), (2), dan (3); 16. Pasal 23A; 17. Pasal 23C, 18. Bab VIIIA, 19. Pasal 23E Ayat (1), (2), dan (3); 20. Pasal 23F Ayat (1) dan (2); 21. Pasal 23G Ayat (1) dan (2); 22. Pasal 24 Ayat (1) dan (2); 23. Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); 24. Pasal 24B Ayat (1), (2), (3), dan (4); 25. Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6).
  • 51. • Pada Perubahan Keempat UUD 1945 Tahun 2002 diubah dan/atau ditambah: – Pasal 2 Ayat (1); – Pasal 6A Ayat (4); – Pasal 8 Ayat (3) – Pasal 11 Ayat (1); – Pasal 16 Pasal 23B; – Pasal 23D; – Pasal 24 Ayat (3); – Bab XIII, – Pasal 31 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), dan Ayat (5); – Pasal 32 Ayat (1) dan Ayat (2); – Bab XV, – Pasal 33 Ayat (4) dan Ayat (5); – Pasal 34 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), dan Ayat (4); – Pasal 37 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), dan Ayat (5); – Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; – Aturan Tambahan Pasal I dan II.
  • 52. • Dalam empat kali perubahan UUD 1945, dari 37 pasal hanya 4 pasal yang tidak mengalami perubahan dan/atau penambahan sama sekali, yaitu Pasal 4, 10, 12, dan 29. • Sedang penambahan pasalnya sebanyak 36 pasal, sehingga meskipun penomoran pasalnya tetap sampai dengan Pasal 37, tetapi jumlah pasalnya sebetulnya menjadi 73 pasal.
  • 53. WAWASAN KEBANGSAAN NASIONAL INDONESIA a. rosyid al atok PUSAT KAJIAN PANCASILA UNIVERITAS NEGERI MALANG
  • 54. INDONESIA NEGARA KEPULAUAN TERLETAK ANTARA DUA BENUA (ASIA DAN AUSTRALIA) DAN DUA SAMUDERA (PASIFIK DAN HINDIA) : NUSANTARA A.Rosyid Al Atok
  • 55. Indonesia - nusantara A.Rosyid Al Atok
  • 56. KONDISI GEOGRAFIS INDONESIA NEGARA KEPULAUAN Data Depdagri th2004; 17.504 pulau; 7.870 telah mempunyai nama, 9.634 belum memiliki nama, dan hanya skitar 6.000 pulau yang berpenghuni. Setelah diverifikasi berdasarkan metode dan definisi dari Konvensi PBB, ternyata yang memenuhi syarat pulau 13.487, dan sudah didaftarkan kepada United Nations Groups of Experts on Geographical Names (UNGEGN )PBB. Terletak di PERSIMPANGAN JALAN DUNIA: antara dua samudera (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia) NUSANTARA
  • 57. LETAK STRATEGIS GEOGRAFIS MENGUNTUNGKAN MEMBANGGAKAN MENGKHAWATIRKAN BANYAK ANCAMAN
  • 58. BAGAIMANA MEMANDANG INDONESIA YANG TERDIRI DARI RIBUAN PULAU DAN TERLETAK DI ANTARA DUA BENUA DAN DUA SAMUDERA ITU ??? WAWASAN NUSANTARA
  • 59. WAWASAN NUSANTARA • Cara pandang yang menempatkan bahwa wilayah Nusantara: pula-pulau yang terletak diantara dua benua dan dua samudera, sebagai satu kesatuan wilayah yang utuh dan tak terpisahkan. • Meskipun di antara pulau-pulau itu terdapat laut, tetapi keberadaan laut itu bukan sebagai pemisah, melainkan sebagai penghubung antar pulau. • Wilayah Nusantara adalah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonbesia (NKRI). • NKRI adalah bentuk negara yang paling tepat bagi Indonesia
  • 61. KONDISI SOSIO-BUDAYA INDONESIA PLURAL (MAJEMUK) SUKU RAS BUDAYA AGAMA
  • 62. Suku: Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Kluet, Melayu Tamiang, Simeulue, Sigulai
  • 63. Suku: Batak; Karo, Mandailing, Angkola, Toba, Pakpak, Simalungun, Lubu; Nias, Pesisi
  • 64. Suku: Lubu, Mentawai, Minangkabau
  • 65. Suku: Bonai, Laut, Melayu Riau, Rawa, Talang Mamak
  • 66. Suku: Bonai, Laut, Melayu Riau, Rawa, Talang Mamak
  • 67. Suku: Anak Dalam (Anak Rimbo), Batin, Kerinci, Kubu, Melayu Jambi
  • 68. SukuGumai, Kayu Agung, Komering, Kubu, Lematang, Lintang, Ogan, Palembang, Pasemah, Sekayu, Semendo
  • 70. Suku: Kaur, Lembak, Muko-Muko, Rejang, Semendo, Serawai
  • 77. Suku: Jawa, Bawean, Madura, Osing, Tengger
  • 79. Suku: Bima, Dompu, Donggo, Sasak, Sumbawa
  • 80. Suku: Alor, Boti, Flores, Rote, Sumba, Timor
  • 81. Suku: Dayak: Kanayan, Ibandi, Mualang, Bidayuh, Mali, Seberuang, Sekujam , Sekubang, Ketungau, Desa, Kantuk, Ot Danum/Dohoi, Limbai, Kebahan, Pawan, Tebidah, Sambas (Melayu Sambas),
  • 82. Suku: Dayak: Punan, Ot Danum/Dohoi, Ngaju, Siang Murung,Bara Dia, Lawangan, Bawo, Dusun, Maanyan; Paju Sapuluh, Paju Epat, Dayu, Paku, Benua Lima, Paju Lima
  • 83. Suku: Banjar, Bugis/ Pagatan, Cina Parit, Dayak; Bakumpai, Orang Barangas, Bukit, Pitap, Hulu Banyu, Balangan, Dusun Deyah, Warukin, Samihim
  • 85. Suku: Bolang Mongondow, Minahasa: Babontehu, Bantik, Pasan Ratahan, Ponosakan, Tonsea, Tontemboan, Toulour, Tonsawang, Tombulu; Sangir, Talaud
  • 87. Suku: Ampana, Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Dampeles, Kaili, Kulawi, Lore, Mori, Pamona, Saluan, Tojo, Toli Toli, Tomini, Una-una, Wolio
  • 89. Suku: Bentong, Bugis, Duri, Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir, Makassar, Toraja
  • 93. Suku: Asmat, Amungme (Mimika), Damal , Arfak (Manokwari), Bauzi, Biak, Dani, Ekagi, Kamoro,
  • 94. SUKU BANGSA ASING DI INDONESIA HINDIA ARAB CINA EROPA: BELANDA, PORTUGIS, SPANYOL, dll
  • 95. HINDU - PURA KRISTEN - GEREJA ISLAM - MASJID YAHUDI BUDHA - VIHARA
  • 96. BHINNEKA KEKAYAAN: BUDAYA DAN SOSIAL TANTANGAN RAWAN KONFLIK
  • 97. KONFLIK ANTAR DAERAH ANTAR SUKU ANTAR KELOMPOK/GOLONGAN ANTAR PEMELUK AGAMA
  • 99. BAGAIMANA MEMANDANG KONDISI INDONESIA YANG SERBA PLURAL (MAJEMUK) ??? BHINNEKA TUNGGAL IKA
  • 100.
  • 101. • BHINNEKA TUNGGAL IKA • Berbeda-beda Itu Satu • Meskipun bangsa Indoensia itu terdiri dari berbagai daerah, suku, budaya, adat istiadat, bahasa daerah, dan pemeluk agama yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya adalah satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia.