Teks tersebut membahas hasil penelitian Friedman dan Schwartz yang menunjukkan hubungan antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan tingkat inflasi. Penelitian serupa juga menemukan hasil yang sama di lebih dari 100 negara pada tahun 1990-an, di mana negara dengan pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi tinggi.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
2. Friedman dan Schwartz berhasil memverifikasi hubungan
antara inflasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar. Hasil
penelitian Friedman dan Schwartz menunjukkan bahwa di
Amerika Serikat dekade-dekade dengan pertumbuhan uang
tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, dan dekade-
dekade dengan pertumbuhan uang rendah cenderung
memiliki inflasi yang rendah.
Hasil yang sama diperoleh dari perbandingan tingkat rata-
rata inflasi dan tingkat rata-rata pertumbuhan uang di lebih
dari 100 negara selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut,
terdapat hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan
inflasi. Negara-negara dengan pertumbuhan uang tinggi
cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-
negara dengan pertumbuhan uang rendah cenderung
memiliki inlfasi yang rendah.
4. Indeks harga dan inflasi
Inflasi
Dihitung menggunakan
Indeks harga
Terdiri dari
Dihitung dengan
cara
Metode agregatif tidak
tertimbang
Metode agregatif
tertimbang
Metode Paasche
Metode Laspeyres
Metode tahun khas
Indeks Harga perdagangan
besar
Indeks harga konsumen
Indeks harga yang dibayar
dan diterima petani
5. Perhitungan angka indeks dipelopori oleh G.R.
Carli ; berkebangsaan Italia pada tahun 1764
Angka indeks adalah sebuah ratio yang
umumnya dinyatakan dalam persentase yang
mengukur suatu variabel pada suatu waktu atau
lokasi tertentu relatif terhadap besarnya
variabel yang sama pada waktu atau lokasi
lainnya.
6. Jenis indeks harga :
1. Indeks harga pedagang besar (IHPB)
Barang yang diukur dengan indeks ini adalah bahan mentah
dan barang jadi yang diperjualbelikan di pasar primer.
Jenis barang yang dihasilkan dalam IHPB diklasifikasikan dalam
sektor :
• Pertanian dengan dengan subsektor bahan makanan,
tanaman perdagangan, kehutanan, perikanan, peternakan
dan perkayuan
• Pertambangan dan galian dengan subsektor batubara,
aspal, pasir, batu kali, dan krikil
• Industi dengan subsektor tekstil, pakaian jadi, barang-
barang dari kulit, makanan, minuman, kertas, barang
cetakan, karet dan plastik
7. Jenis indeks harga :
2. Indeks Harga Konsumen
Indeks ini mengukur perubahan harga sekelompok
besar barang konsumsi yang dibeli konsumen
Fungsi Indeks Harga Konsumen (IHK) :
• Memungkinkan konsumen untuk menentukan
pengaruh perubahan harga terhadap daya beli
mereka
• Merupakan suatu indikator ekonomi dan tingkat
inflasi
• Diguanakan untuk menentukan daya beli mata
uang tertentu
8. Jenis indeks harga :
3. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani
• Memuat indeks harga barang-barang yang dibeli dan
dibayar oleh para petani, baik untuk proses produksi
maupun untuk konsumsi.
• Jika dalam indeks harga ini juga dihitung pajak, gaji buruh
petani, dan bunga hipotek yang dibayar petani maka
disebut indeks paritas
• Perbandingan Indeks harga yang diterima dan dibayar
petani disebut Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan
indikator yang menunjukan tingkat kesejahtraan petani
9. Ciri-ciri Indeks Harga
1. Indeks harga sebagai standar
perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada
data yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel,
bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu
yang kondisi ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara
membagi harga tahun yang akan dihitung indeksnya
dengan harga tahun dasar dikali 100%
10. Metode penghitungan Indeks Harga
1. Metode penghitungan indeks harga tidak
tertimbang
Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana:
Pn X 100%
Po
Keterangan:
Pn = Jumlah harga pada tahun tertentu
Po = Jumlah harga pada tahun dasar
11. Contoh soal Indeks Harga Tidak
Tertimbang
Jenis Barang Harga tahun 2009 (Po) Harga tahun 2010 (Pn)
Tas Rp150.000 Rp200.000
Sepatu Rp200.000 Rp250.000
Pakaian Rp100.000 Rp150.000
Po = Rp450.000 Pn = Rp600.000
Indeks harga tidak tertimbang
= Pn X 100%
Po
= Rp600.000 X 100% = 133,33%
Rp450.000
12. Lanjutan
2. Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
a. Metode Laspeyres
• adalah metode penghitungan angka indeks
yang ditimbang dengan menggunakan faktor
penimbang kuantitas/jumlah barang pada
tahun dasar (Qo)
• Rumus = (Pn.Qo) X 100%
(Po.Qo)
13. Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Laspeyres
Jenis
Barang
Harga (ribuan rupiah) Jumlah Barang (juta unit)
Po.Qo Pn.Qo
2010 (Po) 2011(Pn) 2010 (Q0) 2011 (Qn)
A 2 3 5 10 10 15
B 3 6 10 10 30 60
C 4 6 20 20 80 120
D 3 3 3 5 9 9
E 1 2 4 5 4 8
Jumlah 133 212
Indeks harga Laspeyres
= Pn.QoX 100%
Po.Qo
= 212 X 100% = 159,40%
133
14. Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
b. Metode Paasche atau GNP Deflator
• adalah metode penghitungan angka indeks yang
ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang
kuantitas pada tahun tertentu (Qn)
• Rumus = Pn.Qn X 100%
Po.Qn
15. Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Paasche
Jenis
Barang
Harga (ribuan rupiah) Jumlah Barang (juta unit)
Po.Qn Pn.Qn
2010 (Po) 2011(Pn) 2010 (Q0) 2011 (Qn)
A 2 3 5 10 20 30
B 3 6 10 10 30 60
C 4 6 20 20 80 120
D 3 3 3 5 15 15
E 1 2 4 5 5 10
Jumlah 150 235
Indeks harga Paasche
= Pn.QnX 100%
Po.Qn
= 235 X 100% = 159,40%
150
16. Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
c. Metode Tahun Khas
• adalah metode penghitungan angka indeks yang
ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang
kuantitas pada tahunnya masing-masing
• Rumus = Pn.Qn X 100%
Po.Qo
17. Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Tahun Khas
Jenis
Barang
Harga (ribuan rupiah) Jumlah Barang (juta unit)
Pn.Qn Po.Qo
2010 (Po) 2011(Pn) 2010 (Q0) 2011 (Qn)
A 2 3 5 10 30 10
B 3 6 10 10 60 30
C 4 6 20 20 120 80
D 3 3 3 5 15 9
E 1 2 4 5 10 4
Jumlah 235 133
Indeks harga tahun khas
= Pn.QnX 100%
Po.Qo
= 235 X 100% = 176,69%
133
18. Inflasi
Jenis Inflasi
Penyebab Inflasi
Asal Inflasi
Teori Inflasi
Dampak Inflasi
Cara mengendalikan Inflasi
Tingkat Keparahan
Kebijakan fiskal
Kebijakan lainnya
Kebijakan Moneter
19. Inflasi adalah naiknya harga-harga yang bersumber dari
terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang
Berdasarkan tingkat keparahannya, dibedakan atas :
Inflasi ringan : dibawah 10%
Inflasi sedang : 10% - 30%
Inflasi Berat: 30% - 100% (inflasi sangat berat atau hiperinflasi)
Berdasarkan penyebabnya :
Demand – Pull Inflation
Biasa disebut juga inflasi sisi permintaan (demand side
inflation) yaitu inflasi yang disebabkan karena kelebihan
permintaan efektif atas barang atau jasa.
Jenis inflasi
20. Kenaikan upah meningkatkan permintaan agregat naik, sehingga
kurva permintaan bergeser ke kanan (AD1 ke AD2).
Karena penawaran agregat tetap, maka terjadi kenaikan harga (P1
ke P2), output agregat meningkat dari Y1 menjadi Y2
P2
P1
Y1 Y2
Y
P
AD 2
AD 1
AD 1
AD 2
AS
AS
E 2
E 1
21. Cost – Push Inflation
Kenaikan biaya produksi (cost-push) mengakibatkan harga
barang-barang yang ditawarkan akan naik.
Kenaikan biaya produksi karena naiknya bahan baku
disebut price – push inflation
Kenaikan biaya produksi karena naiknya upah/gaji disebut
wage – push inflation
P2
P1
Y1 Y2
Y
P
AS 2
AS 1
AS 2
AS 1
AD
AD
E 1
E 2
Kenaikan biaya produksi
mengakibatkan penawaran
agregat berkurang (AS1 ke AS2)
dengan permintaan agregat
yang tetap maka harga akan
naik (P1 ke P2) namun output
agregat akan tutun dari Y1 ke Y2
22. Asal Inflasi
1. Imported inflation
Timbul karena adanya inflasi di luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang dalam negeri
Harga barang luar negeri naik maka naiknya
pendapatan eksportir sehingga menambah jumlah
uang yang beredar yang akhirnya meningkatkan
permintaan barang dan jasa ( demand – pull
inflation)
Bagi produksi yang menggunakan barang luar negeri
maka akan meningkatkan biaya produksi (cost –
push inflation)
Cara pengendaliannya ole pemerintah adalah
melalui kebijakan pajak dan moneter
23. Asal Inflasi
2. Inflasi dalam negeri
Inflasi yang murni berasal dari gejolak dalam negeri
baik permintaan maupun penawaran.
Bertambahnya permintaan pada akhirnya akan
menghasilkan demand – pull inflation
Kenaikan BBM akan menaikan harga penawaran
yang menimbulkan cost – push inflation
24. Faktor-faktor penyebab inflasi :
1. Jumlah uang beredar (faktor moneter)
2. Administered prices
3. Supply shock
Teori Inflasi :
1. Teori kuantitas
Teori ini menyatakan bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh
junlah uang yang beredar.
Menurut teori Irving Fisher, dengan anggapan kecepatan
sirkulasi transaksi dan output tetap, maka jumlah uang yang
beredar berhubungan langsung dengan kenaikan harga.
Dengan demikian semakin banyak jumlah uang beredar
maka inflasi akan semakin tinggi
25. Teori Inflasi :
2. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi nkarena suatu
masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya
3. Teori Strukturalis
Ditekankan pada kelakuan dan struktur
perekonomian seperti yang terjadi di negara-negara
berkembang.
Dengan teknologi yang rendah, penawaran tidak
dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan
permintaan. Ketidakseimbangan ini pada akhirnya
akan menaikan harga-harga dan menimbulkan
inflasi
26. Dampak inflasi
1. Orang-orang yang berpenghasilan tetap
Dampak inflasi menyebabkan pendapatan riil
merosot
2. Orang-orang yang berpenghasilan tidak tetap,
tidak terlalu terkena dampaknya
3. Dunia usaha, biaya produksi barang akan naik
dan modal yang tersedia mengalami penurunan
nilai
4. Pemerintah, dampaknya kepada defisit APBN.
27. Cara mengatasi inflasi :
1. Kebijakan Moneter, kebijakan dari bank sentral dalam
mengatur jumlah uang beredar melalui instrumen-
instrumen moneter yang dimilki bank sentral
Kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral
adalah :
a) Kebijakan diskonto (discount policy) adalah
kebijakan untuk mempengaruhi peredaran uang
dengan jalan menaikan atau menurunkan tingkat
suku bunga.
Dengan menaikan bunga diharapkan jumlah uang
yang beredar akan berkurang
28. b) Operasi pasar terbuka (open market operation)
yakni dengan jalan membeli dan menjual surat-
surat berharga. Dengan menjual surat berharga,
diharapkan uang akan berkurang di masyarakat
c) Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy) yakni
dengan menaikan atau menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan menaikan
presentase persediaan kas, jumlah kredit akan
berkurang
29. 2. Kebijakan fiskal
Kebijakan ini berasa dari pemerintah dengan
melakukan perubahan pengeluaran dan
penerimaan pemerintah.
Kebijakan fiskal antara lain :
1) Pengaturan pengeluaran pemerintah
Jika pengeluaran pemerintah melampaui
anggaran yang telah ditetapkan maka akan
menambah jumlah uang yang beredar
2) Peningkatan tarif pajak
Dengan menaikan tarif pajak, jumlah uang
yang beredar akan berkurang
30. 3) Kebijakan lainnya :
1) Peningkatan produksi;
Jika produksi meningkat, jumlah uang yang
beredar juga meningkat maka tidak akan
menimbulkan inflasi; bahkan menunjukan
kajuan peningkatan kemampuan perekonomian
2) Kebijakan upah;
Yakni dengan menekan kenaikan upah.
3) Pengawasan harga
Kecendrungan kenaikan harga oleh pengusaha
dapat diatasi oleh pemerintah dengan
menetapkan harga maksimum
31. Deflasi
Jumlah uang yang beredar sedikit, tetapi
jumlah barang dan jasa yang tersedia
melimpah sehingga nilai uang naik secara
tajam
Terjadi penurunan tingkat invetasi yang
membawa kesulitan bagi perekonomian
Cara mengatasi adalah melakukan tambahan
pembelanjaan sebesar celah deflasi itu
sendiri, menambahkan pengeluaran
masyarakat (konsumsi dan investasi)
32. Hitunglah:
1. Indeks Harga Tidak Tertimbang
2. Indeks Harga Tertimbang
a. Indeks Laspeyres
b. Indeks Paasche
c. Indeks Tahun Khas
Untuk No.NIM ganjil tahun 2011 dan No.NIM genap tahun 2010
Nama
barang Harga (rupiah) Kuantitas (dalam juta kg)
2009 2010 2011 2009 2010 2011
Beras
Gula
Telur
6.000
6.500
14.000
7.000
6.700
15.000
7.500
7.000
15.500
210
90
70
215
90
75
210
80
80