PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
mari mengenal budaya dan psikopatologis.pdf
1. MARI MENGENAL APA ITU
"PSIKOPATOLOGI DAN BUDAYA
DALAM PENYEMBUHAN SAKIT"
PSIKOLOGI BUDAYA
PSIKOPATOLOGI
kajian ilmu yang mempelajari
bagaimana budaya
memengaruhi perilaku.
studi tentang penyakit mental,
tekanan mental, dan
abnormal/perilaku maladaptif.
Istilah ini paling sering digunakan
dalam psikiatri di mana patologi
mengacu pada proses penyakit. .
JENIS
PSIKOPATOLOGI
Gangguan kecemesan
Gangguan depresi
Gangguan makan
Gangguan kepribadian
Gangguan tidur
RITUAL PENYEMBUHAN
DALAM SHAMANIC
PSYCHOTHERAPY
Mengobati Sambil Menari dan
Menyanyi Merupakan salah
satu metode penyembuhan
yang memanfaatkan kekuatan
spiritual dan gaib pada
masyarakat Sasak, Bayan,
wilayah sebelah utara pulau
Lombok, Nusa Tenggara Barat.
RITUAL
PENYEMBUHAN
PENYAKIT DALAM
BUDAYA INDONESIA
Perdukunan merupakan
panggilan melalui proses inisiasi
dapat tidak terjadi pada orang-
orang yang tidak mencari atau
melalui proses itu.
Psikoterapis atau psikolog
memilih jalur studi, bahkan jika
perlu berasal dari pikiran bawah
sadar, jadi tidak selalu terlibat
dalam proses inisiasi diri.
dalam Khair (2015) adanya sebuah
telaah Terapi Budaya, antara
Perdukunan dan Psikoterapi.
BUDAYA DAN
KESEMBUHAN
Budaya memandang masalah
gangguan mental ringan seperti
depresi, kecemasan, symptom
somatis sebagai adanya isu
moralitas, ketidakharmonisan
keluarga dan bukan sebagai
gangguan mental.
FENOMENOLOGI PSIKOPATOLOGI SEBAGAI SIMTOM
Simtom-simtom psikopatologis yang muncul sangat erat kaitan konten
patologisnya dengan budaya setempat.
Kebudayaan dapat secara langsung mempengaruhi kepribadian
seseorang, karena orang tersebut hidup dalam masyarakat
yang memiliki tingkah laku budaya atau tingkah laku manusia
dalam sistem dan dikendalikan oleh sistem nilai dan norma sosial.
Di sisi lain, budaya juga turut andil dalam pembentukan
kepribadian.
oleh : Yolanda Dwi Setyorini
sumber : Khair, N. (2015). Ritual Penyembuhan dalam Shamanic Psychotherapy (Telaah Terapi
Budaya di Nusantara). Buletin Psikologi, 23(2), 82. dan World Health Organization (2012)