2. Penyakit tak semata bersumber dari hal bersifat fisik. Ali Ibnu Sahl menjadi salah satu cendekiawan yang mendalami keyakinan itu. Ia mengembangkan teorinya sendiri dan berkontribusi penting terhadap ilmu tersebut di dunia Islam. Dan ia juga pernah membuat buku. Melalui bukunya itu, al-Thabari menjelaskan bidang terapi jiwa sebagai teknik penyembuhan pasien. Ia melakukannya melalui konseling. Hal ini diakui perlu kesabaran dan kadang butuh waktu lama.
3. Melalui terapi itu, diharapkan pasien bersedia mengungkapkan perasannya, penyebab masalahnya, dan segala isi hatinya. Hal ini dapat membantu pasien keluar dari masalah jiwa yang membelenggunya. Ia meyakini cara ini efektif dalam menyembuhkan penyakit.
4. Ia juga menyarankan dokter atau tenaga kesehatan agar tak sekedar berkutat pada pemberian obat-obatan, tapi sebaiknya menerapkan teknik psikoterapi pula. Yakni, mengajak pasien berdialog, untuk membangkitkan semangat atau kepercayaan diri pasien agar cepat sembuh.
5. Ia yakin, langkah itu lama-kelamaan memberikan pengaruh dan efek psikis yang luar biasa terhadap si pasien. Singkatnya hal ini akan membantu penyembuhan. Maka itu ia mendorong para dokter untuk menguasai teknik konseling dan terapi dalam menyembuhkan pasiennya.
6. Al-Thabari mengatakan bahwa dokter yang bijak, komunikatif, dan mempunyai selera humor sanggup mempraktikkan metode psikoterapi dengan baik. Ia menduga beberapa sifat manusia yang bisa menggiringnya kepada gangguan jiwa, antara lain, tamak, iri, benci, dan suka berkhayal. Pengobatan terbaik adalah melalui cara preventif tentunya dengan menjauhi sifat-sifat tadi, menjalani pola hidup sehat, dan menjalankan ajaran agama.
7. Pemikiran al-Thabari mengenai psikoterapi menjadi sumber rujukan. Risalah hasil pemikirannya kini masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Oxford, Inggris