SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 2
A. Pengertian Manusia, Nilai, Moral &
Hukum
 Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta),
“mens” (latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah pasta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu
 Nilai
Nilai menurut Bambang Daroeso adalah suatu kualitas atau
penghargaan atas sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku
seseorang. Menurut Parsi Darmo Diharjo nilai adalah kualitas atau
keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas dan berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita
harapan, keyakinan, dan hal-hal lain yang bersifat batiniah sebagai
pedoman manusia bertingkah laku.
 Moral
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat
kebiasaan. Kata morse ini mempunyai sinonim mos, moris, manner
more atau manners, morals. Dalam bahasa indonesia kata moral
berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib
batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah
laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang
menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian
seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan
manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah
lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat
 Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat
bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa
masyarakat. Dalam kaitannya dengan masyarakat tujuan hukum yang
utama adalah untuk ketertiban.
Hukum merupakan ciri dari norma, yaitu norma hukum. Norma
hukum adalah peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku.
Norma hukum diatur untuk kepentingan manusia dalam masyarakat
agar memperoleh kehidupan yang tertib. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.
B.Hakikat, Fungsi, dan Perwujudan
Nilai, Moral, dan Hukum
1. Hakikat Nilai dan Moral
Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan
etika. Bertens (2001) menyebutkan ada tiga jenis
makna etika, yaitu:
A. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
B. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika
yang dimaksud adalah kode etik.
C. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika
yang dimaksud sama dengan istilah filsafat moral.
2. Norma sebagai Perwujudan dari Nilai
Nilai perlu dikonkretisasikan atau diwujudkan ke dalam
norma. Nilai yang bersifat normatif dan berfungsi sebagai
motivator tindakan manusia itu harus diimplementasikan dalam
bentuk norma. Norma merupakan konkretisasi dari nilai. Norma
adalah perwujudan dari nilai. Setiap norma pasti terkandung
nilai di dalamnya. Nilai sekaligus menjadi sumber bagi norma.
Tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma. Sebaliknya,
tanpa dibuatkan norma maka nilai yang hendak dijalankan itu
mustahil teruwujudkan.
Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang
menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di
kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat
baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak
sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik. Norma adalah
kaidah, ketentuan, aturan, kriteria, atau syarat yang
mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga
masyarakat di dalam berbuat, dan bertingkah laku sehingga
terbentuk masyarakatyang tertib, teratur, dan aman.
Norma-norma yang berlaku di masyarakat ada empat
macam, yakni sebagai berikut:
 Norma Agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi
perintah dan larangan yang berasal dari Tuhan
 Norma Moral/ Kesusilaan, yakni peraturan/kaidah hidup
yang bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai-nilai
moral yang mengikat manusia.
 Norma Kesopanan, yaitu peraturan/ kaidah yang
bersumber dari pergaulan hidup antar manusia.
 Norma Hukum, yaitu peraturan/kaidah yang diciptakan
oleh kekuasaan resmi atau negara yang sifatnya mengikat
dan memaksa.
3. Hukum sebagai norma
Berdasarkan pada uraian sebelumnya, hukum pada dasarnya
adalah bagian dari norma, yaitu norma hukum. Jadi, jika kita
berbicara mengenai hukum yang dimaksudkam adalah norma
hukum. Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma
sebelumnya (agama, kesusilaan, dan kesopanan). Perbedaan
norma hukum dengan norma lainnya adalah sebagai berikut.
 Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari
kekuasaan/lembaga yang resmi dan berwenang
 Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik.
Norma lain tidak dilekati sanksi pidana secara fisik.
 Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat
negara
C.Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum
dalam Masyarakat dan Negara
A. Compliance
Diartikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan pada
harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk
menghindarkan diri dari hukuman atau sanksi yang
mungkin dikenakan apabila seseorang melanggar
ketentuan hukum, baik hukum formal / positif ataupun
hukum berdasarkan norma-norma masyarakat (sanksi
sosial). Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada
suatu keyakinan pada tujuan kaidah hukum yang
bersangkutan, dan lebih didasarkan pada pengendalian
dari pemegang kekuasaan. Sebagai akibatnya, kepatuhan
hukum akan ada apabila ada pengawasan yang ketat
terhadap pelaksanaan kaidah-kaidah hukum tersebut.
B. Identification
Terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah-kaidah hukum ada
bukan karena nilai instrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan
kelompok serta hubungan baikdengan mereka yang diberi
wewenang untuk menerapkan kaidah-kaidah hukumtersebut
tetap terjaga. Daya tarik untuk patuh adalah keuntungan yang
diperolehdari hubungan-hubungan tersebut, sehingga
kepatuhanpun tergantung pada baik buruknya interaksi tadi.
Walaupun seseorang tidak menyukai penegak hukum akan
tetapi proses identifikasi terhadapnya berjalan terus dan mulai
berkembang perasaan-perasaan positif terhadapnya. Hal ini
disebabkan, oleh karena orang yang bersangkutan berusaha
untuk mengatasi perasaan perasaan kekhawatirannya terhadap
kekecewaan tertentu, dengan jalan menguasai obyek frustasi
tersebut dengan mengadakan identifikasi. Penderitaan yang ada
sebagai akibat pertentangan nilai-nilai diatasinya dengan
menerima nilai-nilai penegak hukum.
C. Internalization
Pada tahap ini seseorang mematuhi kaidah-
kaidah hukum dikarenakan secara intrinsik kepatuhan
tadi mempunyai imbalan. Isi kaidah-kaidah
tersebutadalah sesuai dengan nilai-nilainya dari
pribadi yang bersangkutan atau olehkarena dia
mengubah nilai-nilai yang semula dianutnya. Hasil
dari proses tersebutadalah suatu konformitas yang
didasarkan pada motivasi secara intrinsik. Titik sentral
dari kekuatan proses ini adalah kepercayaan orang
tadi terhadap tujuan darikaidah-kaidah yang
bersangkutan, terlepas dari pengaruh atau nilai-
nilainyaterhadap kelompok atau pemegang kekuasaan
maupun pengawasannya.
D. Society Interest
Maksudnya ialah kepentingan-kepentingan para warga
masyarakat terjamin oleh wadah hukum yang ada. Kesadaran
hukum berkaiatan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu masyarakat. Dengan demikian
masyarakat menaati hukum bukan karena paksaan, melainkan
karena hukum itu sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat itu sendiri.Dalam hal ini telah terjadi internalisasi
hukum dalam masyarakat yangdiartikan bahwa kaidah-kaidah
hukum tersebut telah meresap dalam dirimasyarakat.
Terdapat 4 (empat) indikator kesadaaran hukum, yang
masing-masingmerupakan suatu tahapan bagi tahapan
berikutnya, yaitu:
 Pengetahuan Hukum.
 Pemahaman Hukum.
 Sikap Hukum.
 Pola Perilaku Hukum.
D.Problematika Nilai, Moral, dan
Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 Perilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi
maupun hidup bernegara terikat pada norma moral
dan norma hukum. Secara ideal seharusnya manusia
taat pada norma moral dan norma hukum yang
tumbuh dan tercipta dalam hidup sebagai upaya
mewujudkan kehidupan yang damai, tertib, aman, dan
sejahtera. Namun, dalam kenyataaan terjadi
pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran terhadap
norma hukum merupakan pelanggaran hukum.
A. Pelanggaran Etik
Kebutuhan akan norma etik pada manusia diwujudkan
dengan membuat serangkaian norma etik untuk suatu kegiatan
atau profesi. Rangkaian norma moral yang terhimpun ini biasa
disebut kode etik.kode etik merupakan bentuk aturan (code)
tertulis yang secarmembentuk kode etik profesi. Contohnya koa
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral
yang ada. Masyarakat profesi secara berkelompok membentuk
kode etik profesi. Contohnya: kode etik guru, kode etik insinyur,
kode etik wartawan, dan sebagainya.
Meskipun telah memiliki kode etik, masih terjadi
seseorang melanggar kode etik profesinya sendiri. Contohnya
seorang dokter melanggar kode etik dokter. Pelanggaran kode
etik tidak akan mendapat sanksi lahiriah atau yang bersifat
memaksa. Pelanggaran etik biasanya mendapatkan sanksi etik,
seperti menyesal, rasa bersalah, dan malu. Bila seorang profesi
melanggar kode etik profesinya maka ia akan mendapat sanksi
etik dari profesi seperti teguran, dicabuat keanggotaannya, atau
tidak diperbolehkan lagi menjalani profesi tersebut.
B. Pelanggaran Hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa
tekanan, paksaan atau perintah dari luar untuk tunduk pada
hukum yang berlaku, dengan berjalannya kesadaran hukum di
masyarakat maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi.
Sanksi hanya di jatuhkan pada warga yang benar-benar terbukti
melanggar hukum.
Hukum berisi perintah dan larangan. Hukum
memberitahukan kepada kita mana perbuatan yang
bertentangan dengan hukum yang bila di lakukan mendapat
ancaman berupa sanksi hukum. Terhadap perbuatan yang yang
bertentangan dengan hukum tentu saja di anggap melanggar
hukum sehingga mendapat ancaman hukum.
Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan negara, karena hukum
oleh negara di muatkan dalam peraturan perundangan. Kasus-
kasus pelanggaran hukum banyak terjadi di masyarakat kita
mulai dari kasus kecil seperti pencurian dan perjudian sampai
kasus besar seperti korupsi dan aksi teror.
 Pelanggaran hukum berbeda dengan pelanggaran etik.
Sanksi atas pelanggaran hukum adalah sanksi pidana
dari negara yang bersifat lahiriah dan memaksa.
Masyarakat secara resmi (negara) berhak memberi
sanksi bagi warga negara yang melanggar hukum.
Negara tidak berwenang menjatuhi hukuman pada
pelaku pelanggaran etik, kecuali pelanggaran itu
sudah merupakan pelanggaran hukum.
Terima Kasih
Atas
Perhatiannya

More Related Content

What's hot

10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu
dita rahmawati
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
feggyernes
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
Mardiah Ahmad
 
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENIMANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
Nur Afiana
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
dayurikaperdana19
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
Fox Broadcasting
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
yudikrismen1
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
nita junita
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
dimar aji
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)ahmad sururi
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Eka Zay
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013ELSAM
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
M Abdul Aziz
 
Etika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnyaEtika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnya
Andi Uli
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Novi Suryani
 

What's hot (20)

10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu10. pancasila nilai pengembangan ilmu
10. pancasila nilai pengembangan ilmu
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENIMANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
 
Etika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnyaEtika dan ruang lingkupnya
Etika dan ruang lingkupnya
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 

Similar to Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx

Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Mimi Mimi
 
Moralitas
Moralitas Moralitas
Moralitas
yesica trs
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
suningrat suning
 
Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis
Syafril Djaelani,SE, MM
 
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
Charviano Hardika
 
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
Charviano Hardika
 
KAIDAH SOSIAL.pptx
KAIDAH SOSIAL.pptxKAIDAH SOSIAL.pptx
KAIDAH SOSIAL.pptx
rasyidtumanggor21
 
Etika 1.ppt
Etika 1.pptEtika 1.ppt
Etika 1.ppt
Yuniarti51
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
pjj_kemenkes
 
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxTUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
adi setianegara
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdf
supriadymr
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
Siti Sahati
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
Zarevi1
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd
Reff Raf
 
1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...
1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...
1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...
ciciliaeritawanti
 
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Rame Priyanto
 

Similar to Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx (20)

Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
 
Moralitas
Moralitas Moralitas
Moralitas
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis
 
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
 
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
 
Bab iii
Bab  iiiBab  iii
Bab iii
 
KAIDAH SOSIAL.pptx
KAIDAH SOSIAL.pptxKAIDAH SOSIAL.pptx
KAIDAH SOSIAL.pptx
 
Etika 1.ppt
Etika 1.pptEtika 1.ppt
Etika 1.ppt
 
Pancasila sebagai etika politik
Pancasila sebagai etika politikPancasila sebagai etika politik
Pancasila sebagai etika politik
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxTUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
 
Moral
MoralMoral
Moral
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdf
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd
 
1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...
1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...
1, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, principles of per...
 
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx

  • 2. A. Pengertian Manusia, Nilai, Moral & Hukum  Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah pasta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu  Nilai Nilai menurut Bambang Daroeso adalah suatu kualitas atau penghargaan atas sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Menurut Parsi Darmo Diharjo nilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita harapan, keyakinan, dan hal-hal lain yang bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku.
  • 3.  Moral Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata morse ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat  Hukum Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa masyarakat. Dalam kaitannya dengan masyarakat tujuan hukum yang utama adalah untuk ketertiban. Hukum merupakan ciri dari norma, yaitu norma hukum. Norma hukum adalah peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku. Norma hukum diatur untuk kepentingan manusia dalam masyarakat agar memperoleh kehidupan yang tertib. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
  • 4. B.Hakikat, Fungsi, dan Perwujudan Nilai, Moral, dan Hukum 1. Hakikat Nilai dan Moral Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika. Bertens (2001) menyebutkan ada tiga jenis makna etika, yaitu: A. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. B. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud adalah kode etik. C. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk. Etika yang dimaksud sama dengan istilah filsafat moral.
  • 5. 2. Norma sebagai Perwujudan dari Nilai Nilai perlu dikonkretisasikan atau diwujudkan ke dalam norma. Nilai yang bersifat normatif dan berfungsi sebagai motivator tindakan manusia itu harus diimplementasikan dalam bentuk norma. Norma merupakan konkretisasi dari nilai. Norma adalah perwujudan dari nilai. Setiap norma pasti terkandung nilai di dalamnya. Nilai sekaligus menjadi sumber bagi norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma. Sebaliknya, tanpa dibuatkan norma maka nilai yang hendak dijalankan itu mustahil teruwujudkan. Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik. Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, kriteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, dan bertingkah laku sehingga terbentuk masyarakatyang tertib, teratur, dan aman.
  • 6. Norma-norma yang berlaku di masyarakat ada empat macam, yakni sebagai berikut:  Norma Agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan yang berasal dari Tuhan  Norma Moral/ Kesusilaan, yakni peraturan/kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.  Norma Kesopanan, yaitu peraturan/ kaidah yang bersumber dari pergaulan hidup antar manusia.  Norma Hukum, yaitu peraturan/kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara yang sifatnya mengikat dan memaksa.
  • 7. 3. Hukum sebagai norma Berdasarkan pada uraian sebelumnya, hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma, yaitu norma hukum. Jadi, jika kita berbicara mengenai hukum yang dimaksudkam adalah norma hukum. Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma sebelumnya (agama, kesusilaan, dan kesopanan). Perbedaan norma hukum dengan norma lainnya adalah sebagai berikut.  Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari kekuasaan/lembaga yang resmi dan berwenang  Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik. Norma lain tidak dilekati sanksi pidana secara fisik.  Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat negara
  • 8. C.Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara A. Compliance Diartikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman atau sanksi yang mungkin dikenakan apabila seseorang melanggar ketentuan hukum, baik hukum formal / positif ataupun hukum berdasarkan norma-norma masyarakat (sanksi sosial). Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada suatu keyakinan pada tujuan kaidah hukum yang bersangkutan, dan lebih didasarkan pada pengendalian dari pemegang kekuasaan. Sebagai akibatnya, kepatuhan hukum akan ada apabila ada pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaidah-kaidah hukum tersebut.
  • 9. B. Identification Terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah-kaidah hukum ada bukan karena nilai instrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan kelompok serta hubungan baikdengan mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan kaidah-kaidah hukumtersebut tetap terjaga. Daya tarik untuk patuh adalah keuntungan yang diperolehdari hubungan-hubungan tersebut, sehingga kepatuhanpun tergantung pada baik buruknya interaksi tadi. Walaupun seseorang tidak menyukai penegak hukum akan tetapi proses identifikasi terhadapnya berjalan terus dan mulai berkembang perasaan-perasaan positif terhadapnya. Hal ini disebabkan, oleh karena orang yang bersangkutan berusaha untuk mengatasi perasaan perasaan kekhawatirannya terhadap kekecewaan tertentu, dengan jalan menguasai obyek frustasi tersebut dengan mengadakan identifikasi. Penderitaan yang ada sebagai akibat pertentangan nilai-nilai diatasinya dengan menerima nilai-nilai penegak hukum.
  • 10. C. Internalization Pada tahap ini seseorang mematuhi kaidah- kaidah hukum dikarenakan secara intrinsik kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isi kaidah-kaidah tersebutadalah sesuai dengan nilai-nilainya dari pribadi yang bersangkutan atau olehkarena dia mengubah nilai-nilai yang semula dianutnya. Hasil dari proses tersebutadalah suatu konformitas yang didasarkan pada motivasi secara intrinsik. Titik sentral dari kekuatan proses ini adalah kepercayaan orang tadi terhadap tujuan darikaidah-kaidah yang bersangkutan, terlepas dari pengaruh atau nilai- nilainyaterhadap kelompok atau pemegang kekuasaan maupun pengawasannya.
  • 11. D. Society Interest Maksudnya ialah kepentingan-kepentingan para warga masyarakat terjamin oleh wadah hukum yang ada. Kesadaran hukum berkaiatan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dengan demikian masyarakat menaati hukum bukan karena paksaan, melainkan karena hukum itu sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu sendiri.Dalam hal ini telah terjadi internalisasi hukum dalam masyarakat yangdiartikan bahwa kaidah-kaidah hukum tersebut telah meresap dalam dirimasyarakat. Terdapat 4 (empat) indikator kesadaaran hukum, yang masing-masingmerupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya, yaitu:  Pengetahuan Hukum.  Pemahaman Hukum.  Sikap Hukum.  Pola Perilaku Hukum.
  • 12. D.Problematika Nilai, Moral, dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara  Perilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi maupun hidup bernegara terikat pada norma moral dan norma hukum. Secara ideal seharusnya manusia taat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta dalam hidup sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang damai, tertib, aman, dan sejahtera. Namun, dalam kenyataaan terjadi pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran terhadap norma hukum merupakan pelanggaran hukum.
  • 13. A. Pelanggaran Etik Kebutuhan akan norma etik pada manusia diwujudkan dengan membuat serangkaian norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Rangkaian norma moral yang terhimpun ini biasa disebut kode etik.kode etik merupakan bentuk aturan (code) tertulis yang secarmembentuk kode etik profesi. Contohnya koa sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Masyarakat profesi secara berkelompok membentuk kode etik profesi. Contohnya: kode etik guru, kode etik insinyur, kode etik wartawan, dan sebagainya. Meskipun telah memiliki kode etik, masih terjadi seseorang melanggar kode etik profesinya sendiri. Contohnya seorang dokter melanggar kode etik dokter. Pelanggaran kode etik tidak akan mendapat sanksi lahiriah atau yang bersifat memaksa. Pelanggaran etik biasanya mendapatkan sanksi etik, seperti menyesal, rasa bersalah, dan malu. Bila seorang profesi melanggar kode etik profesinya maka ia akan mendapat sanksi etik dari profesi seperti teguran, dicabuat keanggotaannya, atau tidak diperbolehkan lagi menjalani profesi tersebut.
  • 14. B. Pelanggaran Hukum Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku, dengan berjalannya kesadaran hukum di masyarakat maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya di jatuhkan pada warga yang benar-benar terbukti melanggar hukum. Hukum berisi perintah dan larangan. Hukum memberitahukan kepada kita mana perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang bila di lakukan mendapat ancaman berupa sanksi hukum. Terhadap perbuatan yang yang bertentangan dengan hukum tentu saja di anggap melanggar hukum sehingga mendapat ancaman hukum. Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan negara, karena hukum oleh negara di muatkan dalam peraturan perundangan. Kasus- kasus pelanggaran hukum banyak terjadi di masyarakat kita mulai dari kasus kecil seperti pencurian dan perjudian sampai kasus besar seperti korupsi dan aksi teror.
  • 15.  Pelanggaran hukum berbeda dengan pelanggaran etik. Sanksi atas pelanggaran hukum adalah sanksi pidana dari negara yang bersifat lahiriah dan memaksa. Masyarakat secara resmi (negara) berhak memberi sanksi bagi warga negara yang melanggar hukum. Negara tidak berwenang menjatuhi hukuman pada pelaku pelanggaran etik, kecuali pelanggaran itu sudah merupakan pelanggaran hukum.