Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sarana prasarana dan alat kesehatan di Puskesmas. Materi ini mencakup penjelasan mengenai siklus pengelolaan SPA, pemeliharaan alat kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan SPA untuk mendukung program kesehatan dengan pendekatan keluarga."
Manajemen mutu pelayanan kesehatan merupakan pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan, baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun praktisi mandiri. Tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan yang aman, efektif, efisien, tepat waktu, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepuasan pasien.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dokumen rumah sakit dalam akreditasi, termasuk konsep akreditasi, peraturan yang berlaku, definisi dokumen akreditasi, jenis dokumen internal rumah sakit seperti regulasi dan bukti pelaksanaan, serta format-format dokumen seperti kebijakan, pedoman, prosedur operasional standar, dan program.
Manajemen mutu pelayanan kesehatan merupakan pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan, baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun praktisi mandiri. Tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan yang aman, efektif, efisien, tepat waktu, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepuasan pasien.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dokumen rumah sakit dalam akreditasi, termasuk konsep akreditasi, peraturan yang berlaku, definisi dokumen akreditasi, jenis dokumen internal rumah sakit seperti regulasi dan bukti pelaksanaan, serta format-format dokumen seperti kebijakan, pedoman, prosedur operasional standar, dan program.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
Puskesmas Rurukan membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) untuk tahun 2022 untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya. PTP ini disusun berdasarkan analisis data kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah prioritas dan merencanakan program dan kegiatan untuk menyelesaikannya secara efektif dan efisien. PTP ini mengacu pada peraturan terkait dan mer
Dokumen tersebut membahas sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia dengan pendekatan top-down dan bottom-up. Secara garis besar dibahas mengenai struktur organisasi kementerian kesehatan, sistem pembiayaan di tingkat provinsi, rumah sakit, puskesmas, dan asuransi kesehatan.
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI PENDIDIKAN
PHBS TEMPAT KERJA
PHBS TEMPAT UMUM
PHBS RUMAH TANGGA
PERKEMBANGAN BALITA
TAMAN POSYANDU
DESA SIAGA
Penjelasan mengenai apa itu sistem kesehatan nasional, apa saja komponennya, hingga masalah yang terkait sistem kesehatan nasional.
Download: http://adf.ly/aNgHz
Puskesmas menyusun rencana kegiatan lima tahunan dan tahunan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan peraturan, serta melibatkan berbagai sektor dan masyarakat dalam perencanaannya."
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Dokumen ini berisi ringkasan singkat tentang pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Pagedangan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan prosedur kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM secara terpadu dan berkala untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Rencana tindak lanjut pelatihan fasilitator pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular bagi kader posyandu di wilayah kerja Angkatan Gelombang II Angkatan 15 tahun 2022 meliputi pelaporan hasil pelatihan ke kepala puskesmas, sosialisasi hasil pelatihan ke pimpinan program dan wilayah, orientasi faktor risiko untuk kader posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan evaluasi capaian program.
Dokumen tersebut berisi pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan (UKP) di Puskesmas Kampak yang mencakup standar ketenagakerjaan, kegiatan UKP, dan standar pelayanan UKP seperti rawat jalan, poliklinik, dan lainnya.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Ulfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pejabat fungsional kesehatan. Uji kompetensi dilaksanakan oleh tim penguji untuk memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan. Pedoman penyelenggaraan mencakup penyelenggara, peserta, dan tim penguji uji kompetensi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit, yang mencakup persyaratan sanitasi lingkungan fisik seperti ruang, bangunan, dan halaman rumah sakit agar tercipta lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi tenaga medis dan pasien.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
Puskesmas Rurukan membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) untuk tahun 2022 untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya. PTP ini disusun berdasarkan analisis data kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah prioritas dan merencanakan program dan kegiatan untuk menyelesaikannya secara efektif dan efisien. PTP ini mengacu pada peraturan terkait dan mer
Dokumen tersebut membahas sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia dengan pendekatan top-down dan bottom-up. Secara garis besar dibahas mengenai struktur organisasi kementerian kesehatan, sistem pembiayaan di tingkat provinsi, rumah sakit, puskesmas, dan asuransi kesehatan.
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI PENDIDIKAN
PHBS TEMPAT KERJA
PHBS TEMPAT UMUM
PHBS RUMAH TANGGA
PERKEMBANGAN BALITA
TAMAN POSYANDU
DESA SIAGA
Penjelasan mengenai apa itu sistem kesehatan nasional, apa saja komponennya, hingga masalah yang terkait sistem kesehatan nasional.
Download: http://adf.ly/aNgHz
Puskesmas menyusun rencana kegiatan lima tahunan dan tahunan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan peraturan, serta melibatkan berbagai sektor dan masyarakat dalam perencanaannya."
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Dokumen ini berisi ringkasan singkat tentang pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Pagedangan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan prosedur kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM secara terpadu dan berkala untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Rencana tindak lanjut pelatihan fasilitator pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular bagi kader posyandu di wilayah kerja Angkatan Gelombang II Angkatan 15 tahun 2022 meliputi pelaporan hasil pelatihan ke kepala puskesmas, sosialisasi hasil pelatihan ke pimpinan program dan wilayah, orientasi faktor risiko untuk kader posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan evaluasi capaian program.
Dokumen tersebut berisi pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan (UKP) di Puskesmas Kampak yang mencakup standar ketenagakerjaan, kegiatan UKP, dan standar pelayanan UKP seperti rawat jalan, poliklinik, dan lainnya.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Ulfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pejabat fungsional kesehatan. Uji kompetensi dilaksanakan oleh tim penguji untuk memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan. Pedoman penyelenggaraan mencakup penyelenggara, peserta, dan tim penguji uji kompetensi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit, yang mencakup persyaratan sanitasi lingkungan fisik seperti ruang, bangunan, dan halaman rumah sakit agar tercipta lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi tenaga medis dan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem utilitas rumah sakit yang mendukung pelayanan kesehatan, termasuk sistem air bersih, kelistrikan, gas medis, drainase, dan tempat pembuangan sampah. Sistem-sistem tersebut harus memenuhi standar kesehatan dan peraturan yang berlaku untuk menjamin keamanan pasien dan staff rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem utilitas rumah sakit yang mendukung pelayanan kesehatan, termasuk sistem air bersih, kelistrikan, gas medis, drainase, dan tempat pembuangan sampah. Sistem-sistem tersebut harus memenuhi standar kesehatan dan peraturan yang berlaku untuk menjamin keamanan pasien dan staff rumah sakit.
Rangkuman dokumen ini memberikan informasi tentang pendekatan konsep bangunan rumah sakit ramah lingkungan di Palembang dengan menerapkan arsitektur hijau. Beberapa poin pentingnya adalah penerapan prinsip-prinsip efisiensi energi, manajemen sumber daya secara berkelanjutan, serta pemilihan bahan bangunan dan teknologi ramah lingkungan.
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfSinta Lestari
BAB 3 Bangunan-Fasilitas menjelaskan prinsip-prinsip desain dan konstruksi bangunan-fasilitas untuk pembuatan obat agar memenuhi standar kebersihan dan mencegah kontaminasi silang. Termasuk diantaranya adalah penjelasan tentang area penimbangan, produksi, penyimpanan, dan pengawasan mutu serta sarana pendukungnya.
Tiga kalimat berikut merangkum persyaratan teknis prasarana rumah sakit yang mencakup sistem utilitas rumah sakit seperti listrik, air, ventilasi, dan sistem komunikasi serta proteksi kebakaran, petir, dan aksesibilitas untuk penyandang cacat."
Tiga kalimat berikut merangkum persyaratan teknis prasarana rumah sakit yang mencakup sistem utilitas rumah sakit seperti listrik, air, ventilasi, dan sistem komunikasi serta proteksi kebakaran, petir, dan aksesibilitas untuk penyandang cacat."
Manajemen fasilitas dan keselamatan di RS bertujuan menurunkan insiden dengan meningkatkan pelayanan yang aman. RS merencanakan pengadaan sarana prasarana, keselamatan, penanganan bahan berbahaya, manajemen darurat, pengamanan kebakaran, peralatan medis, sistem utilitas, dan pendidikan staf secara teratur.
Similar to MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx (20)
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen data di puskesmas dan keluarga sehat, mencakup sistem informasi puskesmas, analisis dan pemanfaatan data, serta manajemen pendataan keluarga sehat."
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan program UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat) di puskesmas, yang meliputi analisis situasi kesehatan masyarakat, penetapan masalah kesehatan berdasarkan prioritas, dan penyusunan rencana kegiatan UKM.
Dokumen tersebut membahas manajemen sumber daya manusia di puskesmas melalui pelatihan yang mencakup perencanaan, peningkatan kompetensi, dan pengorganisasian sumber daya manusia puskesmas.
The document describes different title and content layout options in PowerPoint, including lists, charts, tables, and SmartArt. It provides examples of layouts with subtitles, bullet points, numeric data in categories and series, class data in groups, and multi-step processes. Section titles are added to separate examples of different layout types.
Dokumen tersebut merupakan catatan pelatihan manajemen puskesmas yang membahas mengenai perencanaan sumber daya manusia kesehatan di puskesmas. Terdapat beberapa poin penting yaitu (1) definisi sumber daya manusia kesehatan dan tenaga kesehatan, (2) data yang dibutuhkan dalam perhitungan perencanaan kebutuhan SDM, dan (3) cara melakukan perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan analisis beban kerja.
Dokumen ini membahas tentang pelatihan manajemen puskesmas yang bertujuan untuk memahami identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan PIS-PK dan merumuskan cara melakukan perbaikan. Materi pelatihan ini mencakup potensi permasalahan yang dihadapi puskesmas dalam pelaksanaan PIS-PK, cara melakukan identifikasi masalah, mencari akar penyebab masalah, dan menentukan pemecahan masalah yang mengedepankan keterpaduan P
Ringkasan:
1. Dokumen membahas tentang kepemimpinan puskesmas yang mencakup konsep kepemimpinan transformasional, kepemimpinan dalam pembuatan keputusan, pengelolaan konflik, koordinasi, kolaborasi, membangun kapasitas kepemimpinan holistik transformatif dan anti korupsi.
2. Metode pelatihan meliputi ceramah tanya jawab, curah pendapat, latihan kasus, simulasi.
3. Materi pelati
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran puskesmas, termasuk kebijakan umum, sumber pembiayaan, dan pendanaan program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga sehat."
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran puskesmas, termasuk kebijakan umum, sumber pembiayaan, dan pendanaan program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga sehat."
2. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
•Tujuan pembelajaran umum materi ini adalah setelah mempelajari
materi ini peserta mampu memahami pengelolaan sarana prasarana dan
alat kesehatan di Puskesmas
3. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Siklus Pengelolaan SPA
2. Pemeliharaan Alat Kesehatan di Puskesmas
3. Pemenuhan Kebutuhan SPA untuk mendukung Program Indonesia Sehat
dengan pendekatan Keluarga
4. Aplikasi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan
4. SARANA
Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh panca indera dan
dengan mudah dapat dikenali oleh pasien umumnya bagian dari suatu Gedung atau
bangunan Gedung itu sendiri
5. Tata ruang= tata ruang daerah
KDH Koefisien Daerah Hijau
KDB Koefisien Dasar bangunan
Sempadan Bangunan
Sempadan Pagar
dst
8. Ruang
NO NAMA PUSKESMAS PUSKESMAS RAWAT INAP PUSTU
RUANGAN
23 Dinas Nakes + + +
24 Parkir dan Garasi + + +
25 Anak dan +
Imunisasi
26 Rawat Inap +
27 Jaga Petugas +
9. Pengelolaan Sarana
• Memastikan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
• Memastikan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan bahaya petir.
• Memastikan memantau berfungsinya prasarana yang meliputi instalasi listrik,
sistem pencahayaan dan sistem grounding (sistem pembumian), dan APAR
• Memastikan penghawaan/kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara tersedia dengan
baik, melalui bukaan dan/atau ventilasi alami
• dan/atau ventilasi buatan.
• Memastikan pencahayaan memenuhi persyaratan yang berlaku.
10. • Memastikan sistem sanitasi yang memenuhi persyaratan yang berlaku, meliputi ketersediaan air bersih,
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, tempat penampungan sementara kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
• Memastikan penggunaan bahan bangunan gedung harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung
dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti zero timbal, asbes, merkuri dan lain-
lain.
• Memastikan kelengkapan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan
fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, ruang ASI, toilet, tempat parkir.
• Memastikan kondisi kualitas bangunan pada Fasyankes seperti atap, langit-langit, dinding, lantai, jendela,
dan lain-lan.
• Memastikan ketersediaan toilet cukup dan higienis disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
11. Pemeliharaan Bangunan
• Arsitektur
• Struktural
• Pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, pembebanan
• Preventive maintenance
• Pencegahan perubahan Bangunan dan penambahan fungus
yang mempengaruhi beban
• Housekeeping
• Cleaing service
• Pest control
• General cleaning
12. PCRA (Pre Construction Risk Assesment)
Manajemen risiko pada konstruksi adalah proses yang bertahap dan
berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
dampak konstruksi pada pasien, petugas, dan lingkungan fasyankes.
• Melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko dampak
konstruksi, renovasi dan demosili.
• Kerja sama antara fasyankes dengan pihak kedua selaku pelaksana
renovasi
13.
14. Apa saja yang termasuk dalam system utilitas
• Sistem pendukung kehidupan (life support system): • Sistem pendukung peralatan:
• Pneumatic tube
• Cart lift system
Sistem komunikasi:
• Nurse call
• Telepon
Sistem informasi:
• Server dan jaringannya
•
•
•
Gas medis: oksigen
Alat vakum pada kegiatan operasi misal susstion
Sistem distribusi listrik untuk emergensi
•
•
•
Sistem pengendalian infeksi
Sistem pendukung lingkungan fisik:
•
•
•
•
Sistem sanitasi
Sistem ventilasi
AC
Elevator, Lift
•
Utilitas adalah fasilitas penunjang dari sarana yang membuat
sarana dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan tujuan
15. PMK 43 /2019 Pasal 14 (1)
a. sistem penghawaan (ventilasi);
b. sistem pencahayaan;
c. sistem sanitasi;
d. sistem kelistrikan;
e. sistem komunikasi;
f. sistem gas medik;
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling
sedikit terdiri atas:
16. g. sistem proteksi petir;
h. sistem proteksi kebakaran;
i. sistem pengendalian kebisingan;
j. sistem transportasi vertikal untuk
bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;
K. Kendaraan Puskesmas keliling;
dan
l. kendaraan ambulans.
17. • Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus dilakukan pemeliharaan,
perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi.
Pasal 15 dari PMK 43 / 2019
19. Sistem ventilasi
1. Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar kedalam bangunan
gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan menghilangkan gas-
gas yang tidak menyenangkan, menghilangkan uap air yang berlebih dan
membantu mendapatkan kenyamanan termal.
2. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15%
terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan system
ventilasi mekanis misal exhaust fan diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi
syarat tidak memadai.
3. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan di
bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per jam dan untuk
KM/WC 10x pertukaran udara per jam.
20. Sistem ventilasi
4. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen dasar
, yaitu:
1) jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu;
2) Arah umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area bersih ke area terkontaminasi serta distribusi
udara luar ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan airborne yang ada dalam
ruangan dialirkan ke luar dengan cara yang efisien;
3) setiap ruang diupayakan proses udara didalam ruangan bergerak dan terjadi pertukaran antara udara didalam
ruang dengan udara dari luar.
5. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu memperhatikan kondisi lokal, seperti
struktur bangunan, cuaca, biaya dan kualitas udara luar.
21. Sistem pencahayaan
1. Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan.
2. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan.
3. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat
energi.
22. Sistem air bersih:
Direncanakan dan dipasang dengan pertimbangan
sumber air bersih dan system pengalirannya
Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber
air berlangganan atau sumber air lain dengan mutu
yang memenuhi persyaratan
Sistem penyaluran air kotor dan/atau Air limbah:
Tersedia system pengolahan air limbah yang memenuhi
persyaratan
• Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi penutup dengan bak control untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1 %
• Pada system penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
ruang penyelenggaraan makanan disediakan perangkap
lemak
Sistem sanitasi
23. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non
infeksius:
Direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan fasilitas pewadahan, Tempat
Penampungan Sementara (TPS), dan
pengolahannya.
Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan
limbah infeksius dan non infeksius diwujudkan
dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau
pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan
penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta
tidak mengundang datangnya vektor/Binatang
penyebar penyakit.
Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan
Sementara (TPS) yang terpisah diwujudkan dalam
bentuk penyediaan Tempat Penampungan
Sementara (TPS) limbah infeksius dan non
infeksius, yang diperhitungkan berdasarkanfungsi
bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah
24. • Umum:
a. Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara,
tidak membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian bangunan dan instalasi
lain.
b. Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI 0225-2011, tentang
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011) atau edisi yang terbaru.
• Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah 10.000 VA; dan
2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik normal.(genset)
• Sistem distribusi: panel listrik, instalasi pengkabelan, instalasi kotak
kontak dan sakelar
Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.5
Ω. Nilai pembumian (grounding) alat kesehatan tidak boleh kurang impedansinya
dari 0.1 Ω.
Sistem kelistrikan
• Sistem pembumian:
25. Sistem komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk
hubungan/komunikasi di lingkup dan keluar
Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di
Puskesmas. Alat komunikasi dapat berupa telepon
kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun alat
komunikasi lainnya.
26. Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2). Sistem
gas medik harus direncanakan dan diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
Sistem gas medis
27. Persyaratan tehnis system gas medis
• Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik sesuai
peraturan
• Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara
sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang berwenang.
• Tabung/silinder O2 harus warna putih untuk membedakan dengan tabung/silinder
gas medik lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
• Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping tempat tidur
pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti troli tabung atau dirantai.
28. • Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila tabung/silinder
sedang tidak digunakan.
• Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas medik.
Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
• Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan
dalam ruangan penyimpanan gas medik. Tidak boleh menyimpan bahan mudah
terbakar berdekatan dengan penyimpanan gas ruang medik.
• Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari tabung/silinder gas
medik besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
29. • Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan Puskesmas,
termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap
kemungkinan bahaya sambaran petir. Ada konsultan petir.
Sistem proteksi petir
30. Sistem proteksi kebakaran
Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam
kebakaran untuk memproteksi kemungkinan terjadinya
kebakaran.
Alat pemadam kebakaran kapasitas minimal 2 kg, dan
dipasang 1 buah untuk setiap 15 m2.
Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada
dinding dengan ketinggian antara 15 cm – 120 cm dari
permukaan lantai, dilindungi sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan kerusakan atau pencurian.
Apabila bangunan Puskesmas menggunakan generator
sebagai sumber daya listrik utama, maka pada ruangan
generator harus dipasangkan Alat Pemadam Kebakaran
jenis CO2.
31. Sistem pengendali kebisingan
Intensitas kebisingan equivalent (Leq) diluar bangunan
Puskesmas tidak lebih dari 55 dBA, dan di dalam
bangunan Puskesmas tidak lebih dari 45 dBA.
Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan
sifat sumber.
Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam
dan membuat sekat yang memadai dan sumber suara
dari lalu lintas dikurangi dengan cara penanaman
pohon ataupun cara lainnya.
32. Sistem Transportasi Vertikal
di Puskesmas.
• Tangga:
Umum: fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang memadai.
• Persyaratan tangga
•
•
•
•
•
•
Dimensi pijakan dan tanjakan berukuran seragam, tinggi masing-masing
pijakan/tanjakan 15 – 17 cm
Kemiringan tangga kurang dari 60 derajad.
Lebar tangga minimal 120 cm untuk memudahkan evakuasi pada kondisi
gawat darurat
Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna
Dilengkapi dengan handrail
Handrail harus mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm dari lantai,
bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, bagian ujung harus
bulat atau dibelokkan kearah lantai, dinding atau tiang
Handrail harus ditambah panjangnya pada bagi ujung sepanjang 30 cm
Untuk tangga di luar bangunan harus dirancang sehingga tidak ada air
hujan yang menggenang pada lantai
•
•
33. Ram:
Umum: Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang
dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang
yang tidak dapat menggunakan tangga.
Persyaratan ram:
o Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7
derajat, perhitungan kemiringan tersebut tidak
o termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).
o Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 7 derajat) tidak
boleh lebih dari 9 m.
o Lebar minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
o Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang- kurangnya
untuk memutar kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum
180 cm.
34. Mengapa perlu tersedia system utilitas yang
efektif dan reliabel?
• Sistem utilitas yang efektif:
• Pelayanan pasien yang aman, efektif dan efisien sesuai kebutuhan pasien
• tersedianya lingkungan pelayanan pasien yang aman
• Keselamatan dan keamanan petugas, pasien, dan pengunjung
• Harus tersedia 7 x 24 jam non-stop : air, listrik, gas .
35. Program pengelolaan system utilitas
• Mengupayakan tersedia system utilitas
yang efektif dan reliabel
• Mengidentifikasi dan meminimalkan
terjadinya risiko akibat system utilitas
yang terganggu atau tidak efektif
36. Contoh system utilitas yang tidak efektif
• Kontaminasi air pada area
penyiapan makanan
Tidak berfungsinya system ventilasi
pada ruang isolasi
Tabung oksigen tidak disimpan
dengan pengaman
Kebocoran saluran air Kebocoran
saluran gas medis Gangguan
pada system distribusi
listrik
•
•
•
•
•
37. Pengelolaan system utilitas
• Strategi pemeliharaan untuk memastikan system utilitas secara reguler diispeksi,
dipelihara, dan ditingkatkan, dan jika terjadi kerusakan segera dilakukan
perbaikan
Dilakukan inventarisasi system utilitas dan komponen-komponennya yang
berdampak
•
•
•
•
•
Sistem
Sistem
Sistem
utilitas secara regular dilakukan inspeksi ada jadualnya.
utilitas secara regular dilakukan pemeliharaan preventif
utilitas segera diperbaiki jika terjadi kerusakan atau masalah
Listrik dan air harus tersedia 7 x 24 jam tanpa jeda (uninterrupted water and
electical resources)
38. • Pengelolala system utilitas harus mengupayakan tidak terjadinya
kegagalan, interupsi fungsi dari system utilitas, dan kontaminasi
Sistem utilitas cadangan (back up) jika terjadi emergensi/gangguan
pada system utama
Lokasi/area-area penting yang terdampak oleh kegagalan listrik/air
harus diidentifikasi
Harus ada rencana contigensi jika terjadi kondisi emergensi ataupun
gangguan yang terjadi tiba-tiba, dan dilakukan ujicoba
•
•
•
40. Pemeriksaan
termasuk
penyetelan
dan
pelumasan
Penggantian
komponen minor
yaitu pekerjaan
yang timbul
langsung dari
pemeriksaan
Reparasi minor
yang tidak
ditemukan
waktu
pemeriksaan
Overhaul
terencana
Lihat,
rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
waktu berhenti
Pemeliharaan
Waktu berjalani
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
TERENCANA
PEMELIHARAAN
TIDAK TERENCANA
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PEMELIHARAAN
KOREKTIF
PEMELIHARAAN
DARURAT
42. PMK 75/2014 Pasal 15 (1)
a. standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan
c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang.
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
43. PMK 43/2019 tentang Puskesmas
• (1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
meliputi:
10 ayat (4)
•
•
•
jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;
kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
• (2) Jumlah dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan
Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pada kondisi infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi yang sama.
•
Pasal 16
44. Dasa
r
Huku
m
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pedoman Pengelolaan Alat
Kesehatan Kemkes 2015
Permenkes No. 41 tahun
2019 ttg Penarikan alkes
bermekuri
Permenkes
pengujian dan
Kepmenkes
54 tahun 2015, tentang
kalibrasi alat kesehatan
394 tahun 2001, tentang
Institusi Penguji
Permenkes 530 tahun
Tata Kerja BPFK
2007, tentang Organisai dan
Permenkes 62 tahun 2017, tentang ijin
edar alat kesehatan diagnostik in vitro &
pebekalan kesehatan rumah tangga
45. PERALAT
AN
KESEHAT
AN
Maksud dan Tujuan
Untuk menjamin peralatan
medis maka perlu melakukan :
dapat digunakan dan
layak
pakai
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan
medis
yang dimilik oleh Fasilitas pelayanan kesehatan, peralatan
medis
operasional (KSO) milik pihak ketiga
b) melakukan uji peralatan sesuai penggunaan dan
ketentuan
pabrik
c) pelatihan penggunaan dan pemeliharaan peralatan
d) melakukan pemeriksaan peralatan secara teratur
e) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
FKTP perlu mempunyai regulasi yang mengatur kegiatan a)
kerjasam
a
46. Persyaratan Peralatan Puskesmas
•Ruang Pemeriksaan
Umum:
• Set pemeriksaan
umum
Bahan Habis Pakai
Perlengkapan
Meubelair
Pencatatan dan
Pelaporan
•
•
•
•
47. • Ruang tindakan medis/gawat
darurat:
• Set tindakan medis/gawat darurat
(bedakan antara instrument dan
peralatan yang memerlukan
pemeliharaan khusus: perhatikan
doppler, EKG, kursi roda, lampu kepala,
laringoskop, nebulizer, otoskop,
resuscitator, regulator tabung oksigen,
tempat periksa)
Bahan Habis Pakai
Perlengkapan
Meubelair
Pencatatan dan Pelaporan
•
•
•
•
48. • Ruang KIA:
• Set Pemeriksaan: (perhatikan
doppler, tensi meter, stand lamp)
Set Pemeriksaan Kesehatan Anak:
(perhatikan flow meter, tensi meter,
timbangan anak, timbangan bayi)
Set pelayanan KB
•
•
• Set imunisasi: perhatikan:
refrigerator
Bahan Habis Pakai
Perlengkapan
Meubelair
Pencatatan dan Pelaporan
vaccine
•
•
•
•
49. • Ruang persalinan:
• Set obstetric dan ginekologi:
doppler, lampu periksa,
resuscitator, tensimeter)
Set insersi dan ekstaksi AKDR
Set resusitasi bayi: infant warmer,
resuscitator, laringoskop,
pengisap lender
Bahan Habis Pakai
Perlengkapan
Membelair
Pencatatan dan pelaporan
•
•
•
•
•
•
50. • Ruang rawat pasca
persalinan:
• Set perawatan
persalinan
BHP
Perlengkapan
Mebelair
pasca
•
•
•
• Pencatatan dan pelaporan
51. • Ruang kesehatan gigi dan
mulut:
• Set kesehatan gigi dan mulut:
(dental unit dan kompresor)
BHP
Perlengkapan
Mebelair
Pencatatan dan Pelaporan
•
•
•
•
52. • Laboratorium:
• Set laboratorium: (mesin-
mesin yang digunakan: set
hematologi analyzer, lemari
es, mikroskop, pipet
(kalibrasi), sentrifuse.
BHP
Perlengkapan
Mebelair
Pencatatan dan Pelaporan
•
•
•
•
53. •Ruang farmasi:
• Set farmasi (perhatikan
lemari pendingin)
BHP
Perlengkapan
Mebelair
Pencatatan dan
Pelaporan
•
•
•
•
54. • Ruang rawat inap:
• Set rawat inap: incubator,
lampu periksa, tensimeter,
resuscitator, nebulizer,
regulator tabung oksigen,
suction pump, tempat tidur
pasien)
BHP
Perlengkapan
Mebelair
Pencatatan dan Pelaporan
•
•
•
•
57.
Standar kebutuhan alat kesehatan
Usulan kebutuhan dari masing-masing Unit Kerja:
Pemenuhan standar, pengembangan, peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
Tingkat pemanfaatan alat kesehatan internal dan rujukan.
Jumlah dan jenis kompetensi SDM
Kesiapan sarana dan prasarana termasuk listrik
Perkembangan teknologi kesehatan
Ketersediaan dan kesinambungan layanan purna jual
suku cadang.
Kajian ekonomi (Total Life Cycle Cost).
Sumber pembiayaan/anggaran.
dan
PERENCANAAN
KEBUTUHAN ALKES
65. Memastikan peralatan akan berfungsi dengan baik dan tidak akan
menimbulkan bahaya keamanan.
Pemeriksaan Fisik
mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur : Merk, tipe/model,
jumlah,aksesori
Dokumen teknis yang terdiri dari : Certificate of Origin, Test
Certificate, Manual (operation, service, installation,
wiring/schematic diagram), Izin Edar.
Uji fungsi
Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa
beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara
keseluruhan
fungsinya.
suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai
Tahapan: pemeriksaan fungsi komponen, kinerja output
PENERIMAAN (COMMISIONING)
66. Uji keselamatan
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan terhadap produk
untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan
sebagai akibat penggunaan produk tersebut, seperti Arus bocor,
pembumian, Radiasi bocor dan paparan radiasi dll.
Uji Coba
operator yang telah mengikuti training menoperasikan
pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan.
kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.
Semua Uji dan Pelatihan didokumentasikan dengan baik,
Pelabelan, Merancang Pemeliharaan Preventif
Lanjutan …..
67. Mempertahankan usia pakai peralatan.
Mempertahankan mutu peralatan.
Memperkecil tingkat risiko bahaya
peralatan. (keselamatan).
Efisiensi biaya operasional dan investasi.
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN
71. Beda corrective maintenance dan emergency
maintenance
• Corrective maintenance dilakukan jika ketika petugas melakukan inspeksi
ditemukan adanya masalah, maka dilakukan corrective maintenance
• Emergency maintenance: terjadi masalah/kondisi kritikal maka dilakukan
urgent maintenance (kalau masih bisa ditunda, untuk kemudian
dimasukkan dalam kategori prioritas untuk perbaikan), emergency
maintenance harus segera dilakukan perbaikan
72. Emergensi maintenance
• Dengan kemajuan tehnologi sudah dilakukan emergency automated
maintenance: contoh terjadi kebocoran pada system distribusi gas
medis, maka akan terjadi automatic system shut down, dan alarm,
sehingga segera dilakukan pemeliharaan emergensi
• Jika belum dilakukan otomasi, maka dilakukan dengan permohonan
pemeliharaan emergensi
73. 1. Preventive Maintenence
Peralatan dengan nilai Severity Index 10 atau lebih harus
dikategorikan preventif maintenance
Peralatan dengan nilai Maintenance requirement 4 – 5 harus
dikategorikan preventif maintenance
Saverity Index peralatan multi fungsi ditentukan sesuai hasil
2.
penilaian “function”, “risk”
Kebutuhan pemeliharaan
dan “maintenance” paling tinggi
3.
Saverity index 10 s/d 15 : 1 tahun sekali
Saverity index 16 s/d 20 : 2 kali setahun
Maintenance Requirement 4 – 5 : 2 Kali setahun
Sumber : NYU Hospital Center Medical Equipment Management Plan,
Medical equipment maintenance programme overview, WHO, 2011
(https://apps.who.int/medicinedocs/documents/s21566en.pdf)
Severity Index = Function + Risk + Maintenance
KLASIFIKASI KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN ALAT
74.
75. EM
EM
EM
EM
< 12 sesuai keperluan
12-14 minimal setahun sekali
15-19 minimal setiap 6 bulan sekali
≥ 20 minimal 4 bulan sekali
76. • Kalibrasi Akurasi, ketelitian, keamanan dapat dijamin
yang tertera pada alat yang bersangkutan
sesuai besaran-besaran
• Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat
1.
2.
3.
4.
Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus kalibrasi
Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi habis
Keluaran/kinerja/keamanan/penunjukan tidak sesuai
Mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda lulus kalibrasi masih berlaku
5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi walaupun sertifikat dan tanda
lulus kalibrasi masih berlaku
6. Tanda laik pakai hilang
77. Tindakan
kesehatan
untuk mengatasi masalah/insiden peralatan
tidak sesuai dengan kinerja alat, peraturan yang berlaku
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
Recall dapat berupa tindakan koreksi atau removal
tergantung tingkat masalah yang terjadi.
Koreksi : Mengatasi masalah peralatan kesehatan di tempat
alat kesehatan tersebut digunakan atau dijual.
Removal : Mengatasi masalah peralatan kesehatan dengan
menarik alat kesehatan tersebut dari peredaran.
PENGENDALIAN PENARIKAN (RECALL)
INTERNAL FASKES
78. Hal-hal yang perlu diperhatikan
•
•
Kapan peralatan harus diperlihara
Bagaimana cara pemeliharaan:
•
•
•
Checklist pemeliharaan
Manual book pemeliharaan
Siapa yang melakukan pemeliharaan
• Bagaimana kalau terjadi
kerusakan:
•
•
•
•
Pelaporan
Siapa yang melakukan pemeliharaan
Response time
Jika harus menghubungi vendor
79. PENUGASAN
1. Bagaimana saudara melakukan pemeliharaan bangunan/sarana ,prasarana atau alat kesehatan di
pelayanan kesehatan di puskesmas saudara?
2. Adakah manfaat yang anda peroleh dari sistem pemenuhan SPA di puskesmas saudara?
3. Perlatan apa saja yang menurut anda apabila dipelihara maka akan menekan biaya yang keluar
untuk perbaikan sehingga terjadi efisiensi anggaran dan efekfitas dalam pemanfaatan SPA?