SlideShare a Scribd company logo
Romadona ST, MARS
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Agustus 1977
Institusi : Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jabatan : Administrator Pelayanan (Fungsional)
Pendidikan :
- S1 Arsitektur FTUI
- S2 Kajian Administrasi RS
ENVIRONMENT ENGINEERING TO SUPPORT
INFECTION CONTROL
Romadona ST, MARS
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2019
ENVIRONMENT DESIGN CRITERIA
Rencana Blok
a. peruntukan lokasi bangunan;
b. kepadatan bangunan;
c. ketinggian bangunan; dan
d. jarak bebas bangunan.
Desain Tata Ruang &
Komponen Bangunan
a. Desain harus meminimalisir resiko
penyebaran infeksi, harus
memperhatikan alur kegiatan
petugas, pasien dan pengunjung
RS.
b. Meminimalkan desain komponen
bangunan dengan profil.
c. Material komponen bangunan harus
non porosif.
Site Plan
harus memenuhi syarat zonasi
berdasarkan tingkat risiko
penularan penyakit,
zonasi berdasarkan privasi,
dan
zonasi berdasarkan pelayanan
atau kedekatan hubungan fungsi
antar ruang pelayanan.
Massa Bangunan
harus memenuhi syarat sirkulasi
udara dan pencahayaan,
kenyamanan, keselarasan, dan
keseimbangan dengan lingkungan.
Pemanfaatan Ruang
Bangunan Rumah Sakit harus
efektif sesuai fungsi pelayanan.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 24 TAHUN 2016
TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN & PRASARANA RS
• Jarak antara bangunan untuk
pasien infeksius dengan non
infeksius direkomendasikan + 8
m. (;WHO)
• Lubang pemasukan udara luar,
letaknya harus sejauh mungkin,
tidak kurang dari 7.6 m dari
keluaran exhaust dari
RS/gedung sebelahnya,
cerobong pembuangan asap
berbahaya, dll. (Ped. Sist. Tata
Udara Pada Bangunan RS)
JARAK ANTAR BANGUNAN
DESIGN CRITERIA FOR OUTPATIENT UNIT
(ACCORDANCE TO INFECTION CONTROL)
1. Tata ruang disarankan model Klaster, dibedakan
berdasarkan spesialisasi jenis penyakit, infeksius
dan non infeksius.
2. Ruang tunggu sedapat mungkin didesain dapat
mengoptimalkan ventilasi alami.
3. Rungan periksa/konsultasi/tindakan, apabila
ventilasi mekanik minimal total pertukaran udara
6 kali per jam. Untuk yang menangani pasien
airborne, pertukaran udara minimal 12 kali per
jam.
4. Desain tata letak meja konsultasi tidak boleh
memungkinkan terjadinya aliran udara dari
pasien ke petugas.
5. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh
memiliki tingkat porositas yang tinggi.
6. Model jendela dapat mengoptimalkan ventilasi
alami.
7. KM/Toilet harus mempunyai ventilasi yang baik
Natural ventilation
Natural
ventilation
Tilting windows (horizontal)
Maximum of 50% open area
Almost 100% open area
Sliding windows (horizontal)
??
Ruang Gawat Darurat
1. Desain tata ruang gawat darurat harus dapat mendukung kecepatan pemberian pelayanan
(response time) dan tidak terjadi infeksi silang dengan pengaturan zoning.
2. Pasien menular, untuk menuju ke ruangan isolasi disarankan melalui akses luar unit.
3. Ruangan dekontaminasi harus memiliki ventilasi yang baik, disarankan model pass trough.
4. Secara umum ruangan-ruangan tindakan, observasi, total pertukaran udara per jam min. 6 kali
& Pertukaran udara dari luar per jam min. 2 kali.
5. Dst..
Ruang Rawat Inap
1. Ruang rawat inap dibagi menjadi beberapa klaster berdasarkan
jenis penyakit, spesialis/subspesialis dan usia.
2. Untuk ruang perawatan pasien yang terdiri dari 2 TT atau lebih,
maka jarak antar TT min. 2,4 m atau antar tepi TT 1,5 m.
3. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
4. Semua ruang perawatan harus mendapatkan jendela untuk
pencahayaan dan ventilasi alami, dengan jarak bukaan tidak
lebih dari 20 cm
5. Pertukaran udara/ventilasi harus baik, total pertukaran udara per
jam min. 6 kali & Pertukaran udara dari luar per jam min. 2 kali.
6. Pertukaran udara di ruangan isolasi dengan ventilasi mekanik
adalah sbb :
Perawatan intensif P(min 5 Pa) 2 6 Pilihan Tidak
Isolasi protektifg P(min 5 Pa) 2 15 Ya Pilihanh
Isolasi Infeksiusg ± 2 6 Ya Tidak
Isolasi ruang antara ± 2 10 Ya Tidak
Fungsi Ruang
Hubungan
tekanan thd
area
bersebelahan
Pertukaran
udara dari
luar per jam
minimum
Total
pertukaran
udara per
jam
minimum
Seluruh
udara di
buang
langsung
ke luar
bangunan
Resirkulasi
udara di
dalam unit
ruangan
Natural ventilation
 Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel harus dibenamkan/ menempel di plafon dan
sebaiknya bahan tirai non porosif.
 Di setiap ruangan perawatan harus disediakan kamar mandi. Kamar mandi ini mengikuti
persyaratan kamar mandi aksesibilitas.
 Lantai harus kuat dan rata, tidak berongga. Bahan penutup lantai dari bahan tidak berpori,
seperti vinyl yang rata atau keramik dengan nat yang rapat sehingga debu dari kotoran-kotoran
tidak mengumpul, mudah dibersihkan. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan
melengkung (hospital plint).
 Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran.
Ruang Perawatan Intensif
1. Desain tata ruang harus dapat mendukung tidak terjadi infeksi silang dengan pengaturan zoning.
2. Komponen arsitektur (lantai, dinding, plafon) tidak memiliki porositas yang tinggi, sambungan lantai
dg dinding, dinding dg dinding, dinding dg plafon konus.
3. Modular ruang perawatan pasien + 3 x 4 m2, untuk ruang perawatan pasien tertutup/isolasi + 4 x 4 m2
(belum termasuk ruangan antara). Dilengkapi wastafel pada ruangan antara.
4. Sistem tata udara tersaring dan terkontrol dengan parameter tekanan udara positif, total pertukaran
udara 6 ACH, kelembaban 55% + 5%, temperatur 21-240C.
Ruang Perawatan Intensif
Ruang Operasi
1. Desain tata ruang operasi harus memenuhi
ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas
ruangan yang terdiri dari:
1) zona steril rendah (tekanan udara normal,
dengan prefilter);
2) zona steril sedang (Semi Steril dengan
medium filter)
3) zona steril tinggi (tekanan udara positif,
dengan prefilter, medium filter dan hepa filter)
4) zona steril sangat tinggi (dibawah aliran udara
laminair/meja operasi)
2. Persyaratan Komponen arsitektur (lantai, dinding, plafon) tidak memiliki porositas yang tinggi,
sambungan lantai dengan dinding, dinding dengan dinding, dinding dengan plafon konus.
3. Bahan penutup lantai harus dari bahan anti gesek, anti statik dan anti bakteri.
4. Sistem ventilasi di ruang operasi harus tersaring dan terkontrol
serta terpisah dari sistem ventilasi lain di rumah sakit untuk
kepentingan pengendalian dan pencegahan infeksi.
5. Selain memenuhi ketentuan, sistem ventilasi harus terpisah
antara satu ruangan operasi dengan ruangan operasi lainnya.
6. Berikut dibawah ini parameter sistem tata udara di R. Operasi :
DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) RUANG OPERASI
Subjek PERMASALAHAN DESAIN
Persyaratan Teknis Ruang Operasi 1) Diatas ruang operasi tidak boleh terdapat area basah
2) Diatas ruang operasi tidak disediakan space untuk peralatan AHU sistem
tata udara, atau ketinggian floor to floor tidak mencukupi untuk
meletakan peralatan AHU tersebut.
3) Tata letak ruang tidak sesuai dengan zonasi berdasarkan tingkat
sterilitas ruangan.
4) Alur kegiatan pelayanan tidak tepat. Masih bercampurnya akses barang
bersih denga barang kotor.
5) Jenis pintu yang digunakan bukan jenis air tight door.
6) Jarak modul kolom gedung RS kurang tepat sehingga mengakibatkan di
ruangan operasi tidak bisa dihindari tonjolan-tonjolan kolom
membentuk profil
7) Bahan lantai, dinding, plafon, pintu non porosif
8) dll
KAJIAN DESAIN RS
SUBJEK PERMASALAHAN DESAIN
Sistem Tata Udara 1) Sistem VAC di RS (5 parameter) belum terpenuhi sesuai kebutuhan
ruangan.
2) Sistem ventilasi dan AC di ruang operasi tidak individual dalam hal
ini antara satu ruangan operasi dengan ruangan operasi lainnya
masih bergabung, bahkan masih bergabung dengan sistem ventilasi
unit lain di rumah sakit.
3) Aliran udara dalam ruang operasi tidak laminair, kapasitas beban
peralatan AHU dikaitkan dengan luasan ruangan tidak mencukupi,
sistem ducting tidak ring, menggunakan ducting jenis fleksibel, dll,
sehingga sterilitas ruangan tidak tercapai.
KAJIAN DESAIN RS
Laboratorium
1. Desain tata ruang dan alur petugas dan pasien pada ruang laboratorium harus
terpisah dan dapat meminimalkan risiko penyebaran infeksi.
2. Desain laboratorium harus mudah dibersihkan dan didekontaminasikan.
Penggunaan material bangunan yang non porosif. Permukaan lantai, dinding,
plafon dan sambungan-sambungan harus tertutup rapat. Celah-celah sekitar
pintu, bukaan ventilasi harus dapat ditutup rapat untuk mencegah kontaminasi.
3. Tiap ruangan pemeriksaan dan pengambilan sampel disediakan wastafel.
4. Lantai harus tidak licin, tahan terhadap cairan, dan tahan bahan kimia. Lantai
non porosif
5. Untuk setiap 1 area besar laboratorium disediakan instalasi eye washer,
disarankan juga disediakan safety shower.
6. Ruang laboratorium harus memiliki:
• saluran pembuangan limbah cair yang dilengkapi dengan pengolahan awal
(pre-treatment) khusus sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah
rumah sakit; dan
• fasilitas penampungan limbah padat medis yang kemudian dikirim ke tempat
penampungan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun.
… Laboratorium
Ruang Sterilisasi Terpusat/CSSD
1. Akses masuk CSSD terdiri dari 3 dan tidak boleh bersilangan : akses barang kotor, barang
bersih dan barang steril.
2. Desain tata ruang CSSD harus memenuhi ketentuan zona kotor, bersih dan steril
3. Ruang pengemasan, ruang sterilisasi, ruang penyimpanan barang bersih, ruang penyimpanan
barang bersih harus non porosif baik lantai, dinding dan plafonnya. Lantai menggunakan
pelapis anti bakteri, pertemuan lantai dg dinding, pertemuan dinding dg dinding konus.
4. Di ruang dekontaminasi disediakan sloop sink, service sink dan deep wide basin dengan
disediakan instalasi pipa air panas.
5. Khusus di ruang penyimpanan/gudang steril filtrasi udara minimal dengan medium filter.
6. Persyaratan VAC di ruang Sterilisasi adalah sbb:
Fungsi Ruang
Hubungan
tekanan thd area
bersebelahan
Pertukaran
udara dari luar
per jam
minimum
Total
pertukaran
udara per jam
minimum
Seluruh udara
di buang
langsung ke
luar bangunan
Resirkulasi
udara di dalam
unit ruangan
Ruang kotor dan dekontaminasi. N 2 6 Ya Tidak
Ruang Pengemasan P 2 6 Pilihan Pilihan
Gudang steril P (min. 2.5 Pa) 2 6 Pilihan Pilihan
Gudang peralatan ± 2 (Pilihan) 2 Pilihan Pilihan
Ruang Sterilisasi Terpusat/CSSD
Laundry
1. Letak ruang laundry di area service rumah sakit dengan memperhatikan area basah dan
kering, alur kegiatannya dan pengelompokan area bersih dan kotor .
2. Ruang Laundry sebaiknya tidak berdekatan dengan Instalasi Gizi/Dapur dan Kamar
Jenazah.
3. Laundry harus memiliki akses yang terpisah untuk linen kotor dan linen bersih.
4. Tata ruang harus meminimalkan terjadinya infeksi silang.
5. Persyaratan teknis sistem tata udara di laundry adalah sbb:
Laundri, umum N 2 10 Ya Tidak
Sortir linen kotor dan gudang N Pilihan 10 Ya Tidak
Gudang linen bersih P 2 (Pilihan) 2 Pilihan Pilihan
Linen dan N Pilihan 10 Ya Tidak
Ruang bedpan N Pilihan 10 Ya Tidak
Fungsi Ruang
Hubungan
tekanan thd area
bersebelahan
Pertukaran
udara dari luar
per jam
minimum
Total
pertukaran
udara per jam
minimum
Seluruh udara
di buang
langsung ke
luar bangunan
Resirkulasi
udara di dalam
unit ruangan
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Environmental Engineering.pptx

Standar kamar operasi
Standar kamar operasiStandar kamar operasi
Standar kamar operasi
Dwiky Ramadhan
 
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi 5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptxMANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx
UPTD Puskesmas Graha Indah
 
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakitPass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Elfian Effendi
 
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Juknis Dak Bkkbn
 
Jual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murahJual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murah
Juknis Dak Bkkbn
 
Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan
Heri Permana
 
Pedoman teknis ruang_operasi-complete
Pedoman teknis ruang_operasi-completePedoman teknis ruang_operasi-complete
Pedoman teknis ruang_operasi-completechois lenge
 
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah SakitFasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Telkom University
 
Prinsip rekaan premis makanan
Prinsip rekaan premis makananPrinsip rekaan premis makanan
Prinsip rekaan premis makanan
Asif Yahya
 
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdf
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdfMANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdf
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdf
UPTD Puskesmas Graha Indah
 
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rsPermenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
ErikoRiko
 
1. kepmenkes1204
1. kepmenkes12041. kepmenkes1204
1. kepmenkes1204
Maizar Rahman
 
481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx
481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx
481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx
FarisHadyan
 
12. kebersihan lingkungan.pptx
12. kebersihan lingkungan.pptx12. kebersihan lingkungan.pptx
12. kebersihan lingkungan.pptx
morsimo
 
HIPKABI-pptx.pp
HIPKABI-pptx.ppHIPKABI-pptx.pp
HIPKABI-pptx.pp
ssuserfacf1d
 
A. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.doc
A. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.docA. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.doc
A. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.doc
bembykumbara
 
Bangunan pdf
Bangunan pdfBangunan pdf
Bangunan pdf
ademahdiyyah1
 

Similar to Environmental Engineering.pptx (20)

Konsep AKBID PARAMATA
Konsep AKBID PARAMATA Konsep AKBID PARAMATA
Konsep AKBID PARAMATA
 
Standar kamar operasi
Standar kamar operasiStandar kamar operasi
Standar kamar operasi
 
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi 5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
 
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptxMANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (edit)[1].pptx
 
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakitPass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
 
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
 
Jual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murahJual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murah
 
Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan
 
Pedoman teknis ruang_operasi-complete
Pedoman teknis ruang_operasi-completePedoman teknis ruang_operasi-complete
Pedoman teknis ruang_operasi-complete
 
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah SakitFasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
Fasilitas Sterilisasi Sentral Pada Area Rumah Sakit
 
Prinsip rekaan premis makanan
Prinsip rekaan premis makananPrinsip rekaan premis makanan
Prinsip rekaan premis makanan
 
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdf
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdfMANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdf
MANAJEMEN SARANA ,PRASARANA,ALAT KESEHATAN (2) (4).pdf
 
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rsPermenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
Permenkes 1204 2004-persyaratan-kes_rs
 
1. kepmenkes1204
1. kepmenkes12041. kepmenkes1204
1. kepmenkes1204
 
481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx
481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx
481654781-341333-Biological-Safety-Cabinet-3-pptx.pptx
 
12. kebersihan lingkungan.pptx
12. kebersihan lingkungan.pptx12. kebersihan lingkungan.pptx
12. kebersihan lingkungan.pptx
 
HIPKABI-pptx.pp
HIPKABI-pptx.ppHIPKABI-pptx.pp
HIPKABI-pptx.pp
 
A. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.doc
A. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.docA. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.doc
A. KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI.doc
 
Bangunan pdf
Bangunan pdfBangunan pdf
Bangunan pdf
 
frs 28-41.pptx
frs 28-41.pptxfrs 28-41.pptx
frs 28-41.pptx
 

Environmental Engineering.pptx

  • 1. Romadona ST, MARS Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Agustus 1977 Institusi : Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jabatan : Administrator Pelayanan (Fungsional) Pendidikan : - S1 Arsitektur FTUI - S2 Kajian Administrasi RS
  • 2. ENVIRONMENT ENGINEERING TO SUPPORT INFECTION CONTROL Romadona ST, MARS Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2019
  • 3. ENVIRONMENT DESIGN CRITERIA Rencana Blok a. peruntukan lokasi bangunan; b. kepadatan bangunan; c. ketinggian bangunan; dan d. jarak bebas bangunan. Desain Tata Ruang & Komponen Bangunan a. Desain harus meminimalisir resiko penyebaran infeksi, harus memperhatikan alur kegiatan petugas, pasien dan pengunjung RS. b. Meminimalkan desain komponen bangunan dengan profil. c. Material komponen bangunan harus non porosif. Site Plan harus memenuhi syarat zonasi berdasarkan tingkat risiko penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi berdasarkan pelayanan atau kedekatan hubungan fungsi antar ruang pelayanan. Massa Bangunan harus memenuhi syarat sirkulasi udara dan pencahayaan, kenyamanan, keselarasan, dan keseimbangan dengan lingkungan. Pemanfaatan Ruang Bangunan Rumah Sakit harus efektif sesuai fungsi pelayanan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN & PRASARANA RS
  • 4. • Jarak antara bangunan untuk pasien infeksius dengan non infeksius direkomendasikan + 8 m. (;WHO) • Lubang pemasukan udara luar, letaknya harus sejauh mungkin, tidak kurang dari 7.6 m dari keluaran exhaust dari RS/gedung sebelahnya, cerobong pembuangan asap berbahaya, dll. (Ped. Sist. Tata Udara Pada Bangunan RS) JARAK ANTAR BANGUNAN
  • 5. DESIGN CRITERIA FOR OUTPATIENT UNIT (ACCORDANCE TO INFECTION CONTROL) 1. Tata ruang disarankan model Klaster, dibedakan berdasarkan spesialisasi jenis penyakit, infeksius dan non infeksius. 2. Ruang tunggu sedapat mungkin didesain dapat mengoptimalkan ventilasi alami. 3. Rungan periksa/konsultasi/tindakan, apabila ventilasi mekanik minimal total pertukaran udara 6 kali per jam. Untuk yang menangani pasien airborne, pertukaran udara minimal 12 kali per jam. 4. Desain tata letak meja konsultasi tidak boleh memungkinkan terjadinya aliran udara dari pasien ke petugas. 5. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi. 6. Model jendela dapat mengoptimalkan ventilasi alami. 7. KM/Toilet harus mempunyai ventilasi yang baik Natural ventilation Natural ventilation
  • 6. Tilting windows (horizontal) Maximum of 50% open area Almost 100% open area Sliding windows (horizontal) ??
  • 7. Ruang Gawat Darurat 1. Desain tata ruang gawat darurat harus dapat mendukung kecepatan pemberian pelayanan (response time) dan tidak terjadi infeksi silang dengan pengaturan zoning. 2. Pasien menular, untuk menuju ke ruangan isolasi disarankan melalui akses luar unit. 3. Ruangan dekontaminasi harus memiliki ventilasi yang baik, disarankan model pass trough. 4. Secara umum ruangan-ruangan tindakan, observasi, total pertukaran udara per jam min. 6 kali & Pertukaran udara dari luar per jam min. 2 kali. 5. Dst..
  • 8. Ruang Rawat Inap 1. Ruang rawat inap dibagi menjadi beberapa klaster berdasarkan jenis penyakit, spesialis/subspesialis dan usia. 2. Untuk ruang perawatan pasien yang terdiri dari 2 TT atau lebih, maka jarak antar TT min. 2,4 m atau antar tepi TT 1,5 m. 3. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi. 4. Semua ruang perawatan harus mendapatkan jendela untuk pencahayaan dan ventilasi alami, dengan jarak bukaan tidak lebih dari 20 cm 5. Pertukaran udara/ventilasi harus baik, total pertukaran udara per jam min. 6 kali & Pertukaran udara dari luar per jam min. 2 kali. 6. Pertukaran udara di ruangan isolasi dengan ventilasi mekanik adalah sbb : Perawatan intensif P(min 5 Pa) 2 6 Pilihan Tidak Isolasi protektifg P(min 5 Pa) 2 15 Ya Pilihanh Isolasi Infeksiusg ± 2 6 Ya Tidak Isolasi ruang antara ± 2 10 Ya Tidak Fungsi Ruang Hubungan tekanan thd area bersebelahan Pertukaran udara dari luar per jam minimum Total pertukaran udara per jam minimum Seluruh udara di buang langsung ke luar bangunan Resirkulasi udara di dalam unit ruangan Natural ventilation
  • 9.  Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel harus dibenamkan/ menempel di plafon dan sebaiknya bahan tirai non porosif.  Di setiap ruangan perawatan harus disediakan kamar mandi. Kamar mandi ini mengikuti persyaratan kamar mandi aksesibilitas.  Lantai harus kuat dan rata, tidak berongga. Bahan penutup lantai dari bahan tidak berpori, seperti vinyl yang rata atau keramik dengan nat yang rapat sehingga debu dari kotoran-kotoran tidak mengumpul, mudah dibersihkan. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan melengkung (hospital plint).  Langit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran.
  • 10. Ruang Perawatan Intensif 1. Desain tata ruang harus dapat mendukung tidak terjadi infeksi silang dengan pengaturan zoning. 2. Komponen arsitektur (lantai, dinding, plafon) tidak memiliki porositas yang tinggi, sambungan lantai dg dinding, dinding dg dinding, dinding dg plafon konus. 3. Modular ruang perawatan pasien + 3 x 4 m2, untuk ruang perawatan pasien tertutup/isolasi + 4 x 4 m2 (belum termasuk ruangan antara). Dilengkapi wastafel pada ruangan antara. 4. Sistem tata udara tersaring dan terkontrol dengan parameter tekanan udara positif, total pertukaran udara 6 ACH, kelembaban 55% + 5%, temperatur 21-240C.
  • 12. Ruang Operasi 1. Desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan yang terdiri dari: 1) zona steril rendah (tekanan udara normal, dengan prefilter); 2) zona steril sedang (Semi Steril dengan medium filter) 3) zona steril tinggi (tekanan udara positif, dengan prefilter, medium filter dan hepa filter) 4) zona steril sangat tinggi (dibawah aliran udara laminair/meja operasi) 2. Persyaratan Komponen arsitektur (lantai, dinding, plafon) tidak memiliki porositas yang tinggi, sambungan lantai dengan dinding, dinding dengan dinding, dinding dengan plafon konus. 3. Bahan penutup lantai harus dari bahan anti gesek, anti statik dan anti bakteri.
  • 13. 4. Sistem ventilasi di ruang operasi harus tersaring dan terkontrol serta terpisah dari sistem ventilasi lain di rumah sakit untuk kepentingan pengendalian dan pencegahan infeksi. 5. Selain memenuhi ketentuan, sistem ventilasi harus terpisah antara satu ruangan operasi dengan ruangan operasi lainnya. 6. Berikut dibawah ini parameter sistem tata udara di R. Operasi :
  • 14. DESAIN TIPIKAL (PROTOTYPE) RUANG OPERASI
  • 15. Subjek PERMASALAHAN DESAIN Persyaratan Teknis Ruang Operasi 1) Diatas ruang operasi tidak boleh terdapat area basah 2) Diatas ruang operasi tidak disediakan space untuk peralatan AHU sistem tata udara, atau ketinggian floor to floor tidak mencukupi untuk meletakan peralatan AHU tersebut. 3) Tata letak ruang tidak sesuai dengan zonasi berdasarkan tingkat sterilitas ruangan. 4) Alur kegiatan pelayanan tidak tepat. Masih bercampurnya akses barang bersih denga barang kotor. 5) Jenis pintu yang digunakan bukan jenis air tight door. 6) Jarak modul kolom gedung RS kurang tepat sehingga mengakibatkan di ruangan operasi tidak bisa dihindari tonjolan-tonjolan kolom membentuk profil 7) Bahan lantai, dinding, plafon, pintu non porosif 8) dll KAJIAN DESAIN RS
  • 16. SUBJEK PERMASALAHAN DESAIN Sistem Tata Udara 1) Sistem VAC di RS (5 parameter) belum terpenuhi sesuai kebutuhan ruangan. 2) Sistem ventilasi dan AC di ruang operasi tidak individual dalam hal ini antara satu ruangan operasi dengan ruangan operasi lainnya masih bergabung, bahkan masih bergabung dengan sistem ventilasi unit lain di rumah sakit. 3) Aliran udara dalam ruang operasi tidak laminair, kapasitas beban peralatan AHU dikaitkan dengan luasan ruangan tidak mencukupi, sistem ducting tidak ring, menggunakan ducting jenis fleksibel, dll, sehingga sterilitas ruangan tidak tercapai. KAJIAN DESAIN RS
  • 17. Laboratorium 1. Desain tata ruang dan alur petugas dan pasien pada ruang laboratorium harus terpisah dan dapat meminimalkan risiko penyebaran infeksi. 2. Desain laboratorium harus mudah dibersihkan dan didekontaminasikan. Penggunaan material bangunan yang non porosif. Permukaan lantai, dinding, plafon dan sambungan-sambungan harus tertutup rapat. Celah-celah sekitar pintu, bukaan ventilasi harus dapat ditutup rapat untuk mencegah kontaminasi. 3. Tiap ruangan pemeriksaan dan pengambilan sampel disediakan wastafel. 4. Lantai harus tidak licin, tahan terhadap cairan, dan tahan bahan kimia. Lantai non porosif 5. Untuk setiap 1 area besar laboratorium disediakan instalasi eye washer, disarankan juga disediakan safety shower. 6. Ruang laboratorium harus memiliki: • saluran pembuangan limbah cair yang dilengkapi dengan pengolahan awal (pre-treatment) khusus sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah rumah sakit; dan • fasilitas penampungan limbah padat medis yang kemudian dikirim ke tempat penampungan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun.
  • 19. Ruang Sterilisasi Terpusat/CSSD 1. Akses masuk CSSD terdiri dari 3 dan tidak boleh bersilangan : akses barang kotor, barang bersih dan barang steril. 2. Desain tata ruang CSSD harus memenuhi ketentuan zona kotor, bersih dan steril 3. Ruang pengemasan, ruang sterilisasi, ruang penyimpanan barang bersih, ruang penyimpanan barang bersih harus non porosif baik lantai, dinding dan plafonnya. Lantai menggunakan pelapis anti bakteri, pertemuan lantai dg dinding, pertemuan dinding dg dinding konus. 4. Di ruang dekontaminasi disediakan sloop sink, service sink dan deep wide basin dengan disediakan instalasi pipa air panas. 5. Khusus di ruang penyimpanan/gudang steril filtrasi udara minimal dengan medium filter. 6. Persyaratan VAC di ruang Sterilisasi adalah sbb: Fungsi Ruang Hubungan tekanan thd area bersebelahan Pertukaran udara dari luar per jam minimum Total pertukaran udara per jam minimum Seluruh udara di buang langsung ke luar bangunan Resirkulasi udara di dalam unit ruangan Ruang kotor dan dekontaminasi. N 2 6 Ya Tidak Ruang Pengemasan P 2 6 Pilihan Pilihan Gudang steril P (min. 2.5 Pa) 2 6 Pilihan Pilihan Gudang peralatan ± 2 (Pilihan) 2 Pilihan Pilihan
  • 21. Laundry 1. Letak ruang laundry di area service rumah sakit dengan memperhatikan area basah dan kering, alur kegiatannya dan pengelompokan area bersih dan kotor . 2. Ruang Laundry sebaiknya tidak berdekatan dengan Instalasi Gizi/Dapur dan Kamar Jenazah. 3. Laundry harus memiliki akses yang terpisah untuk linen kotor dan linen bersih. 4. Tata ruang harus meminimalkan terjadinya infeksi silang. 5. Persyaratan teknis sistem tata udara di laundry adalah sbb: Laundri, umum N 2 10 Ya Tidak Sortir linen kotor dan gudang N Pilihan 10 Ya Tidak Gudang linen bersih P 2 (Pilihan) 2 Pilihan Pilihan Linen dan N Pilihan 10 Ya Tidak Ruang bedpan N Pilihan 10 Ya Tidak Fungsi Ruang Hubungan tekanan thd area bersebelahan Pertukaran udara dari luar per jam minimum Total pertukaran udara per jam minimum Seluruh udara di buang langsung ke luar bangunan Resirkulasi udara di dalam unit ruangan
  • 22.