3. Sistem utilitas Rumah Sakit adalah sistem dan peralatan yang
mendukung pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang aman.
Sistem ini mencakup distribusi listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas
medis, pipa air, pemanasan, limbah, dan sistem komunikasi dan data.
5. Sumber Air Bersih
1. sungai
2. danau
3. mata air
4. air tanah
5. Air sumur
6. Dll
Dengan catatan harus memenuhi persyaratan, baik dari segi konstruksi sarana,
pengolahan, pemeliharaan, pengawasan kualitas dan kuantitas. Dan Sebaiknya
rumah sakit disarankanmengambil air PAM dan air tanah karena akan
mengurangi beban pengolahan sehingga tinggal beban pengawasan kualitas
airnya.
6. Pengelolaan Air Bersih
Pengolahan air bervariasi tergantung pada karakteristik asal air dan kualitas
produk yang diharapkan, mulai dari cara paling sederhana, yaitu dengan
chlorinasi sampai cara yang lebih rumit.
Macam macam air dan pengolahannya :
• Tanpa pengolahan (mata air yang dilindungi).
• Chlorinasi.
• Pengolahan secara kimiawi dan chlorinasi (landon air).
• Penurunan kadar besi dan chlorinasi (air tanah).
• Pelunakan dan chlorinasi (air tanah).
• Filtrasi pasir lambat (FPL) dan chlorinasi (sungai daerah pegunungan).
• Pra-pengolahan → FPL →Chlorinasi (air danau/waduk). dll
7. Pengawasan Air Bersih
Tujuan pengawasan kualitas air di rumah sakit adalah terpantau dan
terlindungi secara terus menerus terhadap penyediaan air bersih agar tetap
aman dan mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat
mengganggu/membahayakan kesehatan serta meningkatkan kualitas air.
Untuk sasaran sendiri pada pengawasan kualitas air ini terutama ditujukan
kepada semua sarana penyediaan air bersih yang ada di rumah sakit beserta
jaringan distribusinya baik yang berasal dari PDAM/BPAM maupun dikelola oleh
rumah sakit yang bilamana timbul masalah akan memberi risiko kepada orang-
orang yang berada dalam lingkup rumah sakit (pasien, karyawan, pengunjung).
9. Sumber Daya Listrik
menggunakan
Sumber Daya Listrik dibagi menjadi 3 :
1. Sumber daya listrik normal
Sumber daya listrik utama gedung harus diusahakan untuk
tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara.
2. Sumber Daya Listrik Siaga
Bangunan, ruang atau peralatan khusus yang pelayanan daya listriknya
disyaratkan tidak boleh terputus putus, harus memiliki pembangkit/ pasokan daya listrik
siaga, Sumber listrik cadangan berupa diesel generator (Genset). Genset harus disediakan
2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40%dari jumlah daya terpasang pada masing-
masing unit.
10. Sumber Daya Listrik Darurat
Pasokan Daya Listrik Darurat berasal dari Peralatan UPS (Uninterruptable Power Supply)
untuk melayani Kamar Operasi (Central Operation Theater), Ruang Perawatan Intensif
(Intensive Care Unit), Ruang Perawatan Intensif Khusus Jantung (;Intensive Cardiac Care Unit).
Persyaratan :
• Harus tersedia Ruang UPS minimal 2 X 3 m2 (sesuai kebutuhan) terletak di Ruang Operasi
Rumah Sakit, Ruang Perawatan Intensif dan diberi pendingin ruangan.
• Kapasitas UPS setidaknya 50 KVA.
11. Pemeliharaan
• Pada ruang panel hubung bagi, harus terdapat ruang yang cukup untuk
memudahkan pemeriksaan, perbaikan dan pelayanan, serta diberi ventilasi
cukup.
• Pemeliharaan instalasi listrik harus dilaksanakan dan diperiksa setiap lima tahun
serta dilaporkan secara tertulis kepada instansi yang berwenang.
• Pembangkit/sumber daya listrik darurat secara periodik harus dihidupkan untuk
menjamin agar pembangkit tersebut dapat dioperasikan bila diperlukan.
12. Persyaratan Teknis
Persyaratan sistem kelistrikan harus memenuhi:
• SNI 04-0227-1994 atau edisi terbaru, Tegangan standard.
• SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL edisi terakhir).
• SNI 04-7018-2004 atau edisi terbaru; Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
• SNI 04-7019-2004 atau edisi terbaru; Sistem pasokan daya listrik darurat menggunakan
energi tersimpan.
• Dalam hal masih persyaratan lainnya, atau yang belum mempunyai SNI, dapat digunakan
standar baku dan pedoman teknis yang diberlakukan oleh instansi yang berwenang.
14. Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung
kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh
karena itu, pada bagian dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih,
memiliki kemurnian tinggi dan tersedia dengan tekanan yang stabil.
Sistem Instalasi Gas Medik :
1. Sistem Sentral Gas Medik
• Sumber Gas Medis
• Instalasi Gas Medis
• Outlet dan Inlet
2. Sistem gas medik stand alone
3. Sistem portable/moveable
15. Gas medis terdiri dari 2 yaitu:
• Gas medis murni meliputi :
Oxygen (O2), nitrogen (N2), nitrous oxide (N2O), karbon dioksida (CO2),
helium (He), argon (Ar), udara tekanan medik (medical compressed air), dan udara
tekanan alat (instrument air).
• Gas medis campuran sendiri merupakan campuran dari gas medik murni.
Kualitas Gas Medis
Gas medis harus dijauhkan dari minyak, oli, gemuk dan bahan lain yang
mudah terbakar. Tabung gas medis harus dijauhkan dari suhu yang tinggi dan dari zat-
zat yang dapat menyebabkan kekaratan/kerusakan.
16. No Jenis Gas
Medis
Klasifikasi Penggunaan Gas
.
1 Oksigen (O2) Oksidator Theraphy pernafasan,
respirasi, hyperbaric,
Anesthesi
2 Nitrous Oxide
(N2O)
Oksidator, gas
Bius
I
Analgesi, anesthesi
3 Carbon Dioxide
(CO2)
nert,
Asphysiant
I
Cryo surgery, patologi
4 Helium (He) nert,
Asphysiant
Magnetic resonance
imaging (MRI)
5 Nitrogen (N2) Inert,
Asphysiant
Blood gas analyzer
6 Compressed Air Oksidator menggRereaskpainrapsie,ralatan
7 Vacuum Gas hisap Menyedot darah, sekresi
18. Sistem drainase kawasan Rumah Sakit berkaitan dengan bagaimana mengalirkan limpasan air
hujan yang jatuh di area rumah sakit sehingga tidak terjadi genangan..
Perencanaan sistem drainase :
• Menghitung debit saluran drainase dan intensitas curah hujan
• Menentukan tata guna lahan untuk menentukan penataan arah aliran, Penataan arah aliran dapat
direncanakan dengan mengetahui tata guna lahan.
• Mengetahui penyebab terjadinya genangan dan banjir sebelum melakukan pencegahan, penting untuk
mengetahui penyebab genangan dan banjir yang terjadi di kawasan rumah sakit.
• Menganalisis pemecahan masala genangan dan banjir, mengatasi masalah genangan dan banjir di
kawasan rumah sakit dapat dilakukan dengan pemeliharaan sistem drainase yang sudah ada dan
meningkatkan kapasitas sistem drainase. Sistem drainase yang sudah ada memerlukan pemeliharaan
yaitu dengan membersihkan sampah dan tanah yang ikut masuk ke dalam saluran.
19. • Saluran Primer
Saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai. Saluran primer adalah
saluran utama yang menerima aliran dari saluran sekunder.
• Saluran Sekunder
Saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun
dengan beton/ plesteran semen).
• Saluran Tersier
Saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa
plesteran, pipa dan tanah.
Saluran Kwarter
Saluran kolektor jaringan drainase lokal. ,
21. 1. Pemilahan
Dalam pengelolaan limbah medis diwajibkan melakukan pemilihan menurut limbah dan
menyimpannya di dalam kantong plastik yang berbeda-beda menurut karekteristik atau jenis
limbahnya. Limbah umum dimasukkan ke dalam plastik berwarna hitam, limbah infeksius ke
dalam kantong plastik berwarna kuning, limbah sitotoksis kedalam warna kuning, limbah
kimia/farmasi ke dalam kantong plastik berwarna coklat dan limbah radioaktif ke dalam
kantong warna merah.
2. Pewadahan
Pewadahan yang di gunakan oleh setiap rumah sakit adalah pewadahan yang betulbetul
memperhatikan kelayakan atau memenuhi syarat kesehatan dengan pertimbangan bahwa
wadah tersebut sesuai dengan standar kesehatan nasional yang ditetapkan dalam
Permenkes No 1204/ Menkes/SK/X/2004 dan mengacu pada standar WHO
22. 3. Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Sesuai dengan Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004. Tentang persyaratan dan petunjuk teknis tata cara penyehatan lingkungan
rumah sakit, dimana syarat Tempat Penampungan Sementara (TPS) adalah sebagai Berikut :
a) Tempat penampungan limbah tidak permanen
b) Tempat Penampungan Sementara (TPS) di lengkapi dengan penutu
c) Terletak di lokasi yang mudah di jangkau oleh kendaraan pengangkut.
d) Di kosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali 24 jam.
4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sesuai dengan Kepmenkes 1204 / Menke / SK / X /2004. Tentang persyaratan dan petunjuk teknis tata cara penyehatan
lingkungan rumah sakit, dimana syarat Tempat Penampungan Akhir (TPA) adalah sebagai Berikut :
a) Limbah sitotoksis dan limbah farmasi harus di musnahkan dengan menggunakan incinerator pada suhu di atas 1000 ºC.
b)Limbah Radioaktif harus dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan perundangundangan yang berla ku (PP Nomor 27
Tahun2002) dan kemudian diserahkan kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut. 1050
c)Limbah umum dibuang ke tempat yang dikelola oleh pemerintah daerah atau instansi lain yang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.