SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
MANAJEMEN
KESEHATAN TERNAK
DEFINISI/ARTI
Kesehatan hewan merupakan suatu status
kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang
menyusunnya dan cairan tubuh yang
dikandungnya secara fisiologis berfungsi
normal.
CIRI-CIRI SAPI YANG SEHAT
 Aktif, sigap, sadar dan tanggap terhadap perubahan
situasi disekitarnya.
 Kondisi tubuhnya seimbang, tidak
sempoyongan/pincang, langkah kaki mantap dan
teratur, dapat bertumpu dengan empat kaki dan posisi
punggung rata.
 Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan
tidak ada perubahan pada selaput lendir/kornea mata.
 Kulit/bulu halus mengkilat, tidak kusam dan
pertumbuhannya rata.
 Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan
tidak tersengal-sengal.
 Denyut nadi (50-60 kali/menit), irama teratur dan
nada tetap
PENCEGAHAN dan PENGOBATAN
PENYAKIT
Pencegahan
 Sanitasi/Biosecurity/Kebersihan
 Karantina
 Vaksinasi (Imunisasi)
Pengobatan
 Disesuaikan dgn penyebab
Sanitasi/Biosecurity
 Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan
menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan
hama lainnya.
 Membatasi penularan penyakit melalui mobilitas pegawai.
 Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk
kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan
penyakit.
 Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena
penyakit menular.
 Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan.
 Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk
dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang.
 Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera
diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.
Karantina
(Manajemen Kedatangan Ternak)
Hari 1
 Kandang harus dalam keadaan bersih, kering, nyaman
dengan air minum yang cukup dan pakan yang jerami
yang bagus.
 Cek ternak yang sakit dalam kandang.
 Periksa dan beri pengobatan bila perlu tolak sesuai
dengan kontrak pembelian.
 Beri pakan starter untuk pedet yang baru datang.
 Pemberian nomor atau identitas ternak.
 Pemberian obat cacing.
 Vaksinasi ( PMK, Jembrana, SE, Anthrax).
Sesudah Hari 1
 Amati kondisi ternak 2 atau 3 kali sehari apabila ada
yang sakit segera beri pengobatan.
 Lakukan pencatatan terhadap pengobatan awal,
ulangan dan pengaruh pengobatan.
 Pemberian pakan konsentrat dengan kualitas yang
bagus akan cepat memperbaiki kondisi ternak yang
kurang sehat.
 Pemberian vaksinasi booster setelah 14 hari sesuai
dengan petunjuk dokter hewan.
 Pemberian konsentrat starter secara rutin untuk
pedet selama 28 hari.
Program Kesehatan Sapi Potong
BETINA
 Tes darah terhadap Brucellosis
 Pemberian Vitamin
 Vaksinasi (JD, PMK) & Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
PEJANTAN
 Pemeriksaan Umum : postur tubuh, mata, alat
reproduksi dan kualitas serta kuantitas sperma
 Vaksinasi (Jembrana, PMK).
 Pemberian Vitamin
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
DARA
 Vaksinasi (PMK, Jembrana)
 Pemberian Vitamin
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
PEDET
Umur 2-4 bulan
 Vaksinasi : (PMK, Jembrana).
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
Umur sapih (6-8 bulan)
 Vaksinasi : PMK, Jembrana.
 Pemberian Vitamin
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
Penyakit dan Penanganannya
 Pencernaan
 Kulit
 Reproduksi
Gangguan Pencernaan
Rumen sarat/konstipasi
(Sembelit)
 Penyebab: perubahan pakan mendadak, pakan serat
kasar, kurang minum, kelelahan, suhu tinggi karena
infeksi.
 Gejala: sapi ambruk/pasif, perut membesar,
hipersalivasi, dehidrasi, eksp. rektal feses
mengeras, nafas cepat.
 Terapi:
Purgativa (Magnesium sulfat).
Pakan diberi hijauan dan air minum
Pola peternak: minuman kopi, kencur, jahe, garam
inggris
Bloat/Kembung
 Penyebab: faktor pakan (tan. muda,
leguminosa, konsentrat terlalu tinggi, urea
tinggi) & faktor hewan (kepekaan
hewan/genetik)
 Gejala: perut menggelembung, intake makan
& minum menurun, sapi pasif/ambruk, nafas
cepat & dangkal.
 Terapi: antibloat (dimeticone), minyak
goreng (oral), vitamin (supportif), trokar.
Diare
 Penyebab: Bakteri (salmonella,
clostridium, E coli), virus
(rota/corona, BVD, parvo
virus), Protozoa, Parasit.
 Gejala: tinja banyak & encer,
anus kotor, dehidrasi,
kelemahan dan kematian.
 Terapi: Disesuaikan dengan
penyebabnya
Penggantian cairan tubuh
Pemberian antibiotik
(bakteri/virus)
Pemberian vitamin (supportif)
Cacingan
 Penyebab: cacing gilig, cacing
pita & cacing pipih.
 Gejala: lemah, kurus, bulu
kusam, diare (campur darah),
kelemahan, pertumbuhan
lambat, kematian.
 Terapi:
Pemberian obat cacing dan
ulangannya (Albendazole,
Piperazine).
Sanitasi & kebersihan (pakan,
minum, kandang &
lingkungannya).
Minimalisir siput
Gangguan Kulit
Cascado
 Penyebab: cacing
Stephanofilaria sp
 Gejala: kropeng di kulit
(biasanya di sudut mata),
abses (infeksi), sapi gelisah
(gatal), intake pakan & minum
turun
 Terapi:
Salep asuntol
Ivermectin (injeksi/ salf),
gusanex
Pemberantasan lalat
(insektisida/ sanitasi &
kebersihan kandang)
Myasis/Borok
 Penyebab: Chrysomya
bezziana
 Gejala: luka dengan infestasi
belatung, jar. mengalami
kematian (nekrosis),
peradangan/abses di sekitar
luka.
 Terapi:
Bersihkan luka dengan
antiseptik (PK)
Salf (vaselin, antibiotik,
gusanex)
Injeksi antibiotik sistemik.
Scabies/Acariasis/Kudis
 Penyebab: Sarcoptes sp
 Gejala: Lesi & keropeng di
kulit, gatal, kulit menebal,
bulu rontok & hewan gelisah
 Terapi:
Ivermectin (Injeksi/2 mg &
salep)
Sanitasi & desinfeksi
kandang
Dimandikan dg sabun colek
Gangguan Reproduksi
Prolapsus Uteri/Dobolen
 Penyebab: hewan selalu
dikandangkan, tingginya
estrogen, tekanan intra
abdominal saat berbaring &
genetik.
 Gejala: Sapi gelisah, uterus
menggantung keluar, nafsu makan
& minum turun.
 Terapi:
Ditempatkan di kandang
(kemiringan 5 –15 cm) lebih
tinggi di bagian belakang.
Uterus dibersihkan.
Reposisi ke dalam saluran
reproduksi.
Irigasi (pemasukan &
pengeluaran antiseptik (povidon
iodine).
Injeksi dengan antibiotika
spektrum luas.
Jahit vulva.
Distokia
 Proses kelahiran sulit
dan lama (calon pedet
tidak dapat keluar)
 Penyebab: genetik,
gizi, infeksi, traumatik
 Penanganan:
Reposisi
Tarik paksa
Pemotongan janin
(Fetotomi)
Operasi Secar
Retensi Plasenta/Plasenta
Tertinggal
 Penyebab: infeksi (uterus
lemah untuk berkontraksi),
pakan (kekurangan karotin,
vitamin A) dan kurangnya
exercise
 Gejala: selaput calon pedet
tidak keluar (8 –12 jam)
setelah kelahiran, suhu
meningkat, nafsu makan &
minum turun,
 Terapi:
Manual Enukleasi (irigasi
antiseptik).
Hormon
Pemberian preparat antibiotika
spektrum luas.
Keguguran/Keluron
 Arti: Pengeluaran calon pedet sebelum akhir
masa kebuntingan dengan calon pedet belum
mampu untuk hidup.
 Penyebab: Infeksi (bakteri, virus, jamur) dan
Non infeksi (hormon, kimia/obat, nutrisi,fisik)
 Gejala: janin keluar sebelum waktunya, radang
saluran peranakan, infertilitas.
 Pengobatan disesuaikan dengan penyebab.
 Preventif dengan vaksinasi, sanitasi dan
biosecurity(pemeliharaan).
Brucellosis
 Penyebab : Brucella abortus
 Gejala yang nampak biasanya sapi bunting mengalami keguguran pada
6-9 bulan kebuntingan, plasenta tertinggal, radang pada saluran
peranakan, infertilitas.
 Penularan: leleran alat kelamin,selaput lendir mata, IB semen
terinfeksi, makan dan minum yang tercemar.
 Pencegahan dan Penanggulangan brucellosis diataranya dengan :
1. Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara
2. Vaksinasi strain 19 usia 3 – 7 bulan
3. Hewan baru dikarantina, diperiksa dan diuji
4. Pemberian antiseptik dan antibiotika pada hewan yang sakit
5. Penyingkiran reaktor (sapi terinfeksi sebagai sumber infeksi)
6. Sapi yang terinfeksi diisolasi/ dijual/ dipotong
7. Calon pedet dan plasenta yang digugurkan dibakar kemudian
dikubur
IBR-IPV
 Penyebabnya : virus herpes
 Penularan dapat melalui air, pakan, kontak langsung
maupun tidak langsung.
 Gejala yang nampak dalam berbagai bentuk, yaitu :
Respiratorik bagian atas, Konjungtiva/mata,
Pencernaan janin , Meningoencepalitis, Vulvovagina,
Preputial, keguguran (kebuntingan 1-3 bln), rahim.
 Pengendalian dan pengobatan: Pemberian antibiotik,
karantina hewan dan istirahat kelamin selama 3-4
minggu, vaksinasi kombinasi (IBR, IPV dan BVD-
MD).
BEF/Demam Tiga Hari
 penyebab: virus BEF (Rhabdovirus)
 Gejala: Panas tinggi >40°C, intake pakan & minum
menurun, sakit otot/ambruk, kepincangan,
hipersalivasi.
 Terapi:
Tidak ada
Sembuh spontan, jika tidak terjadi komplikasi.
Minimalisasi vektor (nyamuk).
Air gerusan daun pepaya (diminumkan).
Vitamin (supportif)
SAMPLING DARAH
 Restrain Sapi
• Pengambilan Sample Darah
• Labeling Sample Darah
• Penyimpanan Tabung Darah
• Pemutaran Darah (Sentrifuse)
• Pengemasan serum ke tabung Appendrove
Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt

More Related Content

Similar to Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt

 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
brucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptxbrucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptxivofebrina2
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinikwahyufaisal
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTqurratuakyun
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxEvanYoung38
 
kusta dengan pelayanan dokter keluarga
kusta dengan pelayanan dokter keluargakusta dengan pelayanan dokter keluarga
kusta dengan pelayanan dokter keluarganliyanaramli
 
Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1Cholyubi Yusuf
 
Efektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perah
Efektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perahEfektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perah
Efektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perahBBPP_Batu
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Tata Naipospos
 
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashimNota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashimHazlina Hashim
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Tata Naipospos
 

Similar to Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt (20)

Mikroba patogen
 Mikroba patogen Mikroba patogen
Mikroba patogen
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
brucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptxbrucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptx
 
Kesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambingKesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambing
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Penyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin APenyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin A
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
 
Sc5 topik9
Sc5 topik9Sc5 topik9
Sc5 topik9
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
 
MATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptxMATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptx
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
kusta dengan pelayanan dokter keluarga
kusta dengan pelayanan dokter keluargakusta dengan pelayanan dokter keluarga
kusta dengan pelayanan dokter keluarga
 
Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1
 
Efektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perah
Efektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perahEfektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perah
Efektivitas albendazole terhadap infestasi cacing pada pedet sapi perah
 
Isk harnavi
Isk harnaviIsk harnavi
Isk harnavi
 
3097875.ppt
3097875.ppt3097875.ppt
3097875.ppt
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
 
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashimNota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 

Recently uploaded

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt

  • 2. DEFINISI/ARTI Kesehatan hewan merupakan suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal.
  • 3. CIRI-CIRI SAPI YANG SEHAT  Aktif, sigap, sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi disekitarnya.  Kondisi tubuhnya seimbang, tidak sempoyongan/pincang, langkah kaki mantap dan teratur, dapat bertumpu dengan empat kaki dan posisi punggung rata.  Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan tidak ada perubahan pada selaput lendir/kornea mata.  Kulit/bulu halus mengkilat, tidak kusam dan pertumbuhannya rata.  Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan tidak tersengal-sengal.  Denyut nadi (50-60 kali/menit), irama teratur dan nada tetap
  • 4. PENCEGAHAN dan PENGOBATAN PENYAKIT Pencegahan  Sanitasi/Biosecurity/Kebersihan  Karantina  Vaksinasi (Imunisasi) Pengobatan  Disesuaikan dgn penyebab
  • 5. Sanitasi/Biosecurity  Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan hama lainnya.  Membatasi penularan penyakit melalui mobilitas pegawai.  Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit.  Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena penyakit menular.  Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan.  Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang.  Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.
  • 6. Karantina (Manajemen Kedatangan Ternak) Hari 1  Kandang harus dalam keadaan bersih, kering, nyaman dengan air minum yang cukup dan pakan yang jerami yang bagus.  Cek ternak yang sakit dalam kandang.  Periksa dan beri pengobatan bila perlu tolak sesuai dengan kontrak pembelian.  Beri pakan starter untuk pedet yang baru datang.  Pemberian nomor atau identitas ternak.  Pemberian obat cacing.  Vaksinasi ( PMK, Jembrana, SE, Anthrax).
  • 7. Sesudah Hari 1  Amati kondisi ternak 2 atau 3 kali sehari apabila ada yang sakit segera beri pengobatan.  Lakukan pencatatan terhadap pengobatan awal, ulangan dan pengaruh pengobatan.  Pemberian pakan konsentrat dengan kualitas yang bagus akan cepat memperbaiki kondisi ternak yang kurang sehat.  Pemberian vaksinasi booster setelah 14 hari sesuai dengan petunjuk dokter hewan.  Pemberian konsentrat starter secara rutin untuk pedet selama 28 hari.
  • 8. Program Kesehatan Sapi Potong BETINA  Tes darah terhadap Brucellosis  Pemberian Vitamin  Vaksinasi (JD, PMK) & Pemberian obat cacing  Kontrol terhadap parasit luar
  • 9. PEJANTAN  Pemeriksaan Umum : postur tubuh, mata, alat reproduksi dan kualitas serta kuantitas sperma  Vaksinasi (Jembrana, PMK).  Pemberian Vitamin  Pemberian obat cacing  Kontrol terhadap parasit luar
  • 10. DARA  Vaksinasi (PMK, Jembrana)  Pemberian Vitamin  Pemberian obat cacing  Kontrol terhadap parasit luar
  • 11. PEDET Umur 2-4 bulan  Vaksinasi : (PMK, Jembrana).  Pemberian obat cacing  Kontrol terhadap parasit luar Umur sapih (6-8 bulan)  Vaksinasi : PMK, Jembrana.  Pemberian Vitamin  Pemberian obat cacing  Kontrol terhadap parasit luar
  • 12. Penyakit dan Penanganannya  Pencernaan  Kulit  Reproduksi
  • 14. Rumen sarat/konstipasi (Sembelit)  Penyebab: perubahan pakan mendadak, pakan serat kasar, kurang minum, kelelahan, suhu tinggi karena infeksi.  Gejala: sapi ambruk/pasif, perut membesar, hipersalivasi, dehidrasi, eksp. rektal feses mengeras, nafas cepat.  Terapi: Purgativa (Magnesium sulfat). Pakan diberi hijauan dan air minum Pola peternak: minuman kopi, kencur, jahe, garam inggris
  • 15. Bloat/Kembung  Penyebab: faktor pakan (tan. muda, leguminosa, konsentrat terlalu tinggi, urea tinggi) & faktor hewan (kepekaan hewan/genetik)  Gejala: perut menggelembung, intake makan & minum menurun, sapi pasif/ambruk, nafas cepat & dangkal.  Terapi: antibloat (dimeticone), minyak goreng (oral), vitamin (supportif), trokar.
  • 16. Diare  Penyebab: Bakteri (salmonella, clostridium, E coli), virus (rota/corona, BVD, parvo virus), Protozoa, Parasit.  Gejala: tinja banyak & encer, anus kotor, dehidrasi, kelemahan dan kematian.  Terapi: Disesuaikan dengan penyebabnya Penggantian cairan tubuh Pemberian antibiotik (bakteri/virus) Pemberian vitamin (supportif)
  • 17. Cacingan  Penyebab: cacing gilig, cacing pita & cacing pipih.  Gejala: lemah, kurus, bulu kusam, diare (campur darah), kelemahan, pertumbuhan lambat, kematian.  Terapi: Pemberian obat cacing dan ulangannya (Albendazole, Piperazine). Sanitasi & kebersihan (pakan, minum, kandang & lingkungannya). Minimalisir siput
  • 19. Cascado  Penyebab: cacing Stephanofilaria sp  Gejala: kropeng di kulit (biasanya di sudut mata), abses (infeksi), sapi gelisah (gatal), intake pakan & minum turun  Terapi: Salep asuntol Ivermectin (injeksi/ salf), gusanex Pemberantasan lalat (insektisida/ sanitasi & kebersihan kandang)
  • 20. Myasis/Borok  Penyebab: Chrysomya bezziana  Gejala: luka dengan infestasi belatung, jar. mengalami kematian (nekrosis), peradangan/abses di sekitar luka.  Terapi: Bersihkan luka dengan antiseptik (PK) Salf (vaselin, antibiotik, gusanex) Injeksi antibiotik sistemik.
  • 21. Scabies/Acariasis/Kudis  Penyebab: Sarcoptes sp  Gejala: Lesi & keropeng di kulit, gatal, kulit menebal, bulu rontok & hewan gelisah  Terapi: Ivermectin (Injeksi/2 mg & salep) Sanitasi & desinfeksi kandang Dimandikan dg sabun colek
  • 23. Prolapsus Uteri/Dobolen  Penyebab: hewan selalu dikandangkan, tingginya estrogen, tekanan intra abdominal saat berbaring & genetik.  Gejala: Sapi gelisah, uterus menggantung keluar, nafsu makan & minum turun.  Terapi: Ditempatkan di kandang (kemiringan 5 –15 cm) lebih tinggi di bagian belakang. Uterus dibersihkan. Reposisi ke dalam saluran reproduksi. Irigasi (pemasukan & pengeluaran antiseptik (povidon iodine). Injeksi dengan antibiotika spektrum luas. Jahit vulva.
  • 24. Distokia  Proses kelahiran sulit dan lama (calon pedet tidak dapat keluar)  Penyebab: genetik, gizi, infeksi, traumatik  Penanganan: Reposisi Tarik paksa Pemotongan janin (Fetotomi) Operasi Secar
  • 25. Retensi Plasenta/Plasenta Tertinggal  Penyebab: infeksi (uterus lemah untuk berkontraksi), pakan (kekurangan karotin, vitamin A) dan kurangnya exercise  Gejala: selaput calon pedet tidak keluar (8 –12 jam) setelah kelahiran, suhu meningkat, nafsu makan & minum turun,  Terapi: Manual Enukleasi (irigasi antiseptik). Hormon Pemberian preparat antibiotika spektrum luas.
  • 26. Keguguran/Keluron  Arti: Pengeluaran calon pedet sebelum akhir masa kebuntingan dengan calon pedet belum mampu untuk hidup.  Penyebab: Infeksi (bakteri, virus, jamur) dan Non infeksi (hormon, kimia/obat, nutrisi,fisik)  Gejala: janin keluar sebelum waktunya, radang saluran peranakan, infertilitas.  Pengobatan disesuaikan dengan penyebab.  Preventif dengan vaksinasi, sanitasi dan biosecurity(pemeliharaan).
  • 27. Brucellosis  Penyebab : Brucella abortus  Gejala yang nampak biasanya sapi bunting mengalami keguguran pada 6-9 bulan kebuntingan, plasenta tertinggal, radang pada saluran peranakan, infertilitas.  Penularan: leleran alat kelamin,selaput lendir mata, IB semen terinfeksi, makan dan minum yang tercemar.  Pencegahan dan Penanggulangan brucellosis diataranya dengan : 1. Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara 2. Vaksinasi strain 19 usia 3 – 7 bulan 3. Hewan baru dikarantina, diperiksa dan diuji 4. Pemberian antiseptik dan antibiotika pada hewan yang sakit 5. Penyingkiran reaktor (sapi terinfeksi sebagai sumber infeksi) 6. Sapi yang terinfeksi diisolasi/ dijual/ dipotong 7. Calon pedet dan plasenta yang digugurkan dibakar kemudian dikubur
  • 28. IBR-IPV  Penyebabnya : virus herpes  Penularan dapat melalui air, pakan, kontak langsung maupun tidak langsung.  Gejala yang nampak dalam berbagai bentuk, yaitu : Respiratorik bagian atas, Konjungtiva/mata, Pencernaan janin , Meningoencepalitis, Vulvovagina, Preputial, keguguran (kebuntingan 1-3 bln), rahim.  Pengendalian dan pengobatan: Pemberian antibiotik, karantina hewan dan istirahat kelamin selama 3-4 minggu, vaksinasi kombinasi (IBR, IPV dan BVD- MD).
  • 29. BEF/Demam Tiga Hari  penyebab: virus BEF (Rhabdovirus)  Gejala: Panas tinggi >40°C, intake pakan & minum menurun, sakit otot/ambruk, kepincangan, hipersalivasi.  Terapi: Tidak ada Sembuh spontan, jika tidak terjadi komplikasi. Minimalisasi vektor (nyamuk). Air gerusan daun pepaya (diminumkan). Vitamin (supportif)
  • 34. • Pemutaran Darah (Sentrifuse)
  • 35. • Pengemasan serum ke tabung Appendrove