Dokumen tersebut membahas tentang penyakit brucellosis pada hewan besar seperti sapi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella Abortus dan menyebabkan abortus pada sapi betina. Bakteri ini juga menular pada manusia. Untuk mencegah penularan, perlu dilakukan vaksinasi, menjaga kebersihan, dan isolasi hewan yang terinfeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan darah dan uji laboratorium.
2. BRUCELLOSIS
• Brucellosis pada sapi merupakan penyakit reproduksi pada hewan yang
disebabkan oleh bakteri Brucella Abortus.
• Brucellosis bersifat zoonosis.
• Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 4026/Kpts/OT.140/3/2013
Brucellosis termasuk jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
• Brucella Abortus termasuk dalam bakteri gram negative, coccobacillus-
fakultatif, intraseluler.
• Bakteri ini tahan terhadap lingkungan buruk : kekeringan, temperature, pH,
kelembapan, beku dan bertahan pada benda, debu dan tanah.
3. GEJALA KLINIS BRUCELLOSIS
Sapi Betina : - Abortus pada usia kebuntingan trisemester 3 (5-8 bulan)
- Retensi plasenta (Ketika dilepaskan, akan ditemukan
bentuk plasenta “leathery” mirip kulit.
- Kelahiran anak/fetus yang lemah atau kesulitan bernafas
- Produksi susu turun
- Keluar cairan bernanah pada vagina / Endometritis
Sapi Jantan : Radang pada testis / Orchitis
Sapi Betina & Jantan : Radang pada sendi
6. CARA PENULARAN BRUCELLOSIS PADA HEWAN
1. Kontak langsung dengan cairan amnion atau plasenta
2. Perkawinan alami dari Hewan Positif Brucellosis atau Inseminasi
Buatan yang kurang higenis (terutama pada peralatan IB)
7. CARA PENULARAN BRUCELLOSIS PADA MANUSIA
• Mengkonsumsi SUSU MENTAH / NON PASTEURISASI
• Kontak dengan cairan atau jaringan hewan yang POSITIF BRUCELLOSIS
8. TATA CARA PENCEGAHAN PENYAKIT BRUCELLOSIS DILAPANGAN
1. VAKSINASI ada 2 jenis vaksin yang digunakan di Indonesia
- Vaksin Brucella Abortus Strain RB51
- Vaksin Brucella Strain S-19
Vaksinasi dilakukan untuk sapi betina
mulai usia 4 bulan dan tidak bunting
dan dilakukan booster 1 tahun sekali
9. TATA CARA PENCEGAHAN PENYAKIT BRUCELLOSIS DILAPANGAN
• Menjaga kebersihan kandang dan tempat pakan ternak dengan baik,
desinfeksi kendang 2x sehari
• Menjaga LALU LINTAS TERNAK dengan baik (menerima atau mengirim
ternak dengan BUKTI SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) dan
Hasil Uji Laboratorium
• ISOLASI TERNAK DIDUGA POSITIF BRUCELLOSIS / TERNAK BARU
10. TATA CARA PENANGANAN PENYAKIT BRUCELLOSIS DI LAPANGAN
LAPORAN
PERTERNAK
ANAMNESA
ISOLASI TERNAK + TERAPI
PENGAMBILAN SAMPEL
DARAH (SERUM)
UJI LABORATORIUM
UJI RBT
UJI CFT
PENGOBATAN
AFKIR DI
POTONG DI RPH
11. ANAMNESA
• Kapan ternak tersebut arbutus?
• Apakah pernah abortus sebelumnya?
• Apa ada ternak lain yang juga pernah abortus?
• Bagaimana pakan atau ada pengobatan sebelumnya?
• Darimana asal ternak tersebut?
• Apakah ternak sudah pernah melakukan vaksinasi Brucella?
12. TATA CARA PENGAMBILAN SAMPEL DARAH (SERUM)
1. Sampel darah sapi
diambil sebanyak
minimal 5-6 ml per ekor.
2. Usahakan tabung tidak
digoyang-goyang setelah
proses pengambilan.
3. Tunggu serum keluar
diruang terbuka minimal
2 jam. Kalau ada
sentrifuge bisa di
sentrifuge.
Vena Jugularis
Vena Coccygea
13. TATA CARA PENGAMBILAN SAMPEL DARAH (SERUM)
Jika sampel sudah berupa
serum bisa disimpan di tempat
freezer.
(waktu simpan 14-60 hari)
Jika sampel belum terpisah
dengan darah, sampel dapat di
simpan di kulkas.
(waktu simpan 2-3 hari)
14. TATA CARA UJI RBT DAN CFT
UJI ROSE BENGAL TEST (RBT)
16. PENGOBATAN ATAU AFKIR
*Pengobatan dilakukan jika dari semua sampel ternyata hasil positif
lebih dari 2%
Pengobatan biasanya menggunakan antibiotik untuk bakteri
streptomisin , doksisiklin, rifampisin (diberikan berturut-turut selama 6
minggu)
Tidak disarankan, karena bakterinya bersifat intraseluler, metabolism
hewan tertular akan lambat dan menghasilkan granuloma sehingga
menghambat masuknya obat.
*Afkir dilakukan jika dari semua sampel ternyata hasil positif kurang
dari 2% (Dipotong paksa di RPH semua bisa dikonsumsi asal di masak
sampai matang, keculai organ reproduksi)