SlideShare a Scribd company logo
1 of 108
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PADA KASUS
RESPIRASI
RAGIL AIDIL FITRIASARI ADDINI, S. FTR., M.K.M
Initial data from notes
Subjective Assessment
Objective Assessment
The process of problem oriented medical record (Pryor, 1998)
Analysis
Data Base
Cont…….
Problem List Problem list
Goals : Long
Short
Treatment Plan
Initial Plans
treatment
Assess outcome of
treatment
Is current goal met?
Any further goals to address?
DISCHARGE
Progress Notes
Discharge
Summary
yes
No
No
yes
DATABASE
-DATA PRIBADI
-DIAGNOSA, DAN RUJUKAN DOKTER
-HISTORY OF PRESENTING CONDITION
-PREVIOUS MEDICAL HISTORY
-DRUG HISTORY
-FAMILY HISTORY
-SOCIAL HISTORY
-PATIENT EXAMINATION
-TEST RESULT (ABG, Spirometry, blood test,
sputum analysis, chest radiograph, CT, etc)
SUBJECTIVE ASSSESMENT
 Dilakukan melalui proses anamnesis/ wawancara
dengan pasien.
 Biasanya dimulai dengan pertanyaan yang bersifat
terbuka,contoh :
- Apa keluhan utama yang dirasakan ?
- Apa kesulitan terbesar (gangguan fungsional)?
Kedalaman pertanyaan yg diajukan oleh fisioterapist sangat
bervariasi, yg tergantung pd :
1. Apakah pasiennya rawat inap atau rawat jalan
2. Tingkat kesadaran, tingkat kekritisan, kemampuan untuk
memberikan informasi yg akurat
Pasien harus diberi kesempatan untuk menceritakan problemnya
tetapi jangan sampai terapis terbawa pd “personal feeling” pasien
(Birdwell, 1993).
Kepuasan pasien akan meningkat dg melibatkan dia pada penentuan
problemnya, termasuk penentuan tujuan terapi jangka pendek dan
panjang
Anterior imaginary lines and landmarks
epigastric angle
Infraclavicular fossa
Anterior midline
Suprasternal fossa Supraclavicular fossa
Sternal line
Parasternal line
Midclavicular line
Lateral imaginary lines
Anterior axillary line
Midaxillary line
Posterior axillary line
Posterior imaginary lines and
landmarks
Scapular line
Posterior midline
Infrascapular region
Interscapular region
Suprascapular region
Anterior view of lobes
Posterior view of lobes
Right lateral view of lobes
Left lateral view of lobes
Thoracic deformity
Pectus excavatum
Barrel chest
Kyphosis
GEJALA UTAMA GANGGUAN RESPIRASI
Sesak napas / Dyspnoea
Batuk
Sputum & Hemoptisis
Mengi
Nyeri dada
ASSESSMENT
DURASI SEVERITY
ASSOCIATED FACTOR
PATTERN
 Peningkatan beban mekanika pernapasan
 Kelemahan atau fatigue dr otot-2 pernapasan
 Peningkatan kebutuhan O2
 Low Cardiac output (CO)
 Penurunan capasitas angkut O2 dr darah
arteri
 Deconditioning
 Gg ventilasi/perfusi
gambaran subyektif dari peningkatan kerja
system pernafasan
POLA /JENIS SESAK NAFAS
Bradipnea Kelambatan abnormal, frekw teratur
Takipnea Frew abnormal, kedalaman teratur
Hiperpnea Peningktn kedalaman & frekw, N saat latihan
Apnea Penghentian respirasi
Cheyne-stokes Irama tdk teratur, ditandai dg periode apnea dan
hiperventilasi. lambat-dangkal, perlahan meningkat ke
kedalaman & frew abnormal, respirasi biasanya
lambat dan dangkaj, memuncak dalam 10-20 detik
periode apnea
Kussmaul Kedlman respirasi abnormal, irama teratur (keto
asidosis diabetik)
Biot’s Respirasi tidak teratur dengan periode apnea, ditandai
dengan peningkatan pesat tekanan intakranial
Orthopnea Sesak napas, kecuali pada posisi tegak
PND Sesak napasa yang timbul pada malam hari
SKALA BORG
Sesak Nafas Keterangan
0
0,5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tidak ada
sangat sangat ringan
Sangat ringan
Ringan
Sedang
Sedikit berat
Berat
Sangat berat
Sangat-sangat berat
maksimal
Skala BORG untuk besarnya pengerahan
tenaga/usaha yang dirasakan :
6 Ekivalen dengan berbaring
7 Sangat, sangat ringan
8
9 Sangat ringan
10
11 Hampir ringan
12
13 Agak berat
14
15
16
17 Sangat berat
18
19 Sangat-2 Berat
20 Ekivalen dengan sejumlah aktivitas
yang paling berat
The New York Heart Association classification
of breathlessness
Class I Tidak ada gejala pada aktivitas biasa, sesak napas hanya
terjadi pada aktivitas berat, misalnya berlari mendaki bukit,
bersepeda cepat
Class II Gejala dengan aktivitas biasa, misalnya berjalan menaiki
tangga, membereskan tempat tidur, membawa barang
belanjaan dalam jumlah banyak
Class III Gejala dengan aktivitas ringan, misalnya mandi, mandi,
berpakaian
Class IV Gejala saat istirahat
BATUK (COUGH)
Adalah respon fisiologis/refleks protektif
dikarenakan ada benda/zat asing di
dalam saluran pernafasan
 Lokasi/reseptor yang dapat terstimulasi
adalah pharynx, larynx, trachea, juga
bronchi.
Produktif & non produktif
SPUTUM
 Hasil kelebihan dari secret
tracheobronchial dan dapat
dibersihkan dari saluran pernafasan
melalui proses coughing atau huffing.
 Berisi mucus ,cellular debris,
microorganisms, blood dan foreign
particles.
 Warna,Viscositas, dan kuantitas
KLASIFIKASI MUCOID-MUCOPURULENT-PURULENT
SPUTUM (MILLER 1963)
 M1 Mucoid with no suspicion of pus
 M2 Predominantly mucoid, suspicion
of pus
 P1 1/3 Purulent, 2/3 mucoid
 P2 2/3 Purulent, 1/3 Mucoid
 P3> 2/3 Purulent
SPUTUM ANALYSIS
DESCRIPTION CAUSES
Saliva Cairan jernih
Mucoid Opalescent atau bening Chronic bronchitis without
infection,asthma
Mucopurulent Keruh tidak bernanah Bronchiestasis, cystic
fibrosis, pneumonia
Purulent Thick, Viscous :
Kuning
Hijau gelap /coklat
Coklat karat
Merah kental
Haemophilus
Pseudomonas
Pneumococcus,mycoplasm
a
Klebsiella

Frothy Pink atau putih Pulmonary Oedema
Haemoptysis Bercak darah
hingga darah segar,
darah kental
kehitaman
Infection(tuberculosis,bronchie
stasis),Infarction,carcinoma,va
sculitis,trauma,also
coagulation disordes,cardiac
disease
Black Bercak darah hitam
dalam secret
mucoid
Smoke inhalation
(fires,tobacco,heroin)
ANALISIS SPUTUM
WHEEZE
Wheeze adalah Suara seperti bunyi
siulan yang dihasilkan oleh aliran
turbulen di saluran
CHEST PAIN
 Nyeri dada pada pasien yang mengalami problem
respirasi biasanya berasal dari musculoskeletal, pleural
atau tracheal inflammation.
Pleuritic chest pain Inflamasi pleura parietalis. Nyeri hebat, tajam,
stabbing pain yang akan memburuk saat
inspirasi
Musculoskeletal pain Berasal dari otot, tulang, sendi atau saraf
pada sangkar thorax
Angina pectoris Gejala utama pada gangguan jantung
dsb
OBJECTIVE ASSESMENT
General Observation
Observation of chest
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
FREMITUS
GENERAL OBSERVASI
 Body Temperature
 Heart Rate (HR)
 Respiratory Rate (RR)
 Blood Pressure (BP)
 Body Weight (BW)
 Apparatus
 Tangan
 Mata
 Cyanosis
 Jugular venous pressure
 Peripheral oedema
Cyanosis
 Perubahan warna kebiruan dari kulit dan selaput lendir.
 Cyanosis sentral dapat terlihat pada pemeriksaan lidah
dan mulut  hipoksemia di mana terdapat peningkatan
jumlah hemoglobin yang tidak mengikat oksigen.
 Cyanosis perifer mempengaruhi ibu jari kaki, jari dan
telinga disebabkan karena penurunan sirkulasi perifer.
Clubbing Finger
Kehilangan sudut antara pangkal
kuku dan jari. Setelah itu ujung jari
membesar.
- Vasodilatasi sirkulasi
- Hipoksia jaringan
- Mekanisme neural
- Faktor genetik
OBSERVATION OF CHEST
Chest Shape
Breathing Pattern
Prolonged expiration
Pursed-lip breathing
Apnoea, hypopnoea, hyperpnoea
Kussmaul’s respiration
Cheyne-stokes respiration
Chest Movement
PALPASI
 TRACHEA
 CHEST EXPANSION
 SPASME OTOT-OTOT PERNAFASAN
 VOCAL PREMITUS
Palpation
 Ekspansi toraks
o Hidrotoraks masif, pneumonia,
penebalan pleura, atelektasis
 Fremitus vokal (tactil fremitus)
 Fremitus gesekan pleura
o Eksudasi selulosa di pleura karena
radang selaput dada
o Menahan nafas menghilang
o Pleuritis tuberkulosis, uremia,
emboli paru
Vokal Fremitus
 Vokal fremitus terjadi karena transmisi getaran melalui
bronchotracheal melalui septum paru dan pleura.
 Penebalan pleura atau efusi akan menurunkan vocal fremitus.
 Cara melakukan:
- Terapis menempelkan telapak tangan dan jari-jari tangan pada
dinding dada
- Pasien mengucapkan kata seperti 77 dengan nada sedang
- Bandingkan getaran yang timbul antara hemitorax kiri dan kanan
secara simetris dengan menyilangkan tangan terapis secara
bergantian.
AUSKULTASI
 LETAK SPUTUM
 SUARA NAFAS
 Lokasi auskultasi :
1. Intercostal 2 kanan & kiri :untuk lobus
superior (atas)
2. Intercostal 4 kanan & kiri :Untuk lobus
medial (tengah)
3. Intercostal 8 kanan &kiri :untuk lobus
Inferior (bawah)
“Chest auscultation” mrpk suatu proses untuk mendengarkan &
menginterpretasikan suara yg ditimbulkan dalam thorax dg menggunakan
alat bantu “Stethoscope”.
KESALAHAN TEHNIK YANG BENAR
Mendengarkan bunyi napas
melalui pakaian penderita
Menempatkan stethoscope
langsung pada dinding dada
Membiarkan pipa
bergesekan dengan tempat
tidur
Menjaga pipa bebas dari
kontak dengan tiap benda
selama auskultasi
Melakukan auskultasi di
tempat yang gaduh
Melakukan di tempat yang
tenang
Menyimpulkan bunyi bulu
rambut/bulu dada sebagai bunyi
paru yang kebetulan terdengar.
Beri penekanan yang kuat
Tabel 1 Beberapa Kesalahan Auskultasi yang harus dihindari
(Disadur Wilkins, 1989)
Order of auscultation
Sound of auscultation
1. Normal breath sound
2. Abnormal breath sound
3. Adventitious sound
4. Vocal resonance
1. Normal breath sound
Bronchovesicular
Bronchial
Bronchial
Bronchovesicular
 Suara napas trakea
 Suara napas bronkial
o Laring, fossa suprasternal, sekitar
vertebra serviks ke-6, ke-7, vertebra
toraks ke-1, ke-2
 Suara napas bronkovesikuler
o Ruang interkostal ke-1, ke-2 di
samping tulang dada, tingkat
vertebra toraks ke-3, ke-4 di daerah
interskaplar, puncak paru-paru
 Suara napas vesikuler
o Sebagian besar area paru-paru
2. Abnormal breath sound
Abnormal vesicular breath sound
Abnormal bronchial breath sound
Abnormal bronchovesicular breath sound
Abnormal vesicular breath sound(1)
 Menurun atau menghilang
• Gerakan dinding dada
• Kelemahan otot pernafasan
• Obstruksi jalan napas
• Hidrotoraks atau pneumotoraks
• Penyakit perut: asites, tumor besar
 Meningkat
• Gerakan respirasi
Abnormal vesicular breath sound (2)
3) Prolonged expiration
 Bronchitis
 Asthma
 emphysema
4) Cogwheel breath sound
 TB
 Pneumonia
5) Suara napas kasar
 Early stage of bronchitis or pneumonia
Abnormal bronchial breath sound
(tubular breath sound)
 Bunyi nafas bronkial muncul pada daerah yang
seharusnya terdengar bunyi nafas vesikular
Konsolidasi: lobar pneumonia (tahap konsolidasi)
Rongga besar : TBC, abses paru
Atelektasis terkompresi: hidrotoraks, pneumotoraks
Abnormal bronchovesicular breath
sound
Bunyi napas bronkovesikuler muncul di
daerah yang seharusnya menjadi bunyi
napas vesikuler
Lesi relatif lebih kecil atau bercampur dengan
jaringan paru normal
3. Adventitious sound
(moist) Crackles
Rhonchi (wheezes)
Pleural friction rub
Moist crackles
Mekanisme
Selama inspirasi, aliran udara melewati sekresi tipis di
jalan napas untuk memecahkan gelembung, atau untuk
membuka bronkiolus yang kolaps akibat adhesi oleh
sekresi.
Characteristics of crackles
1. Suara adventif
2. Berselang
3. Muncul pada fase inspirasi atau awal ekspirasi
4. Konstan di situs
5. Tidak berubah sifatnya
6. Sementara itu, crackles sedang dan halus ada
7. Kurang atau menghilang setelah batuk
Classification of crackles
 Menurut intensitas suara
1. Crackles basah yang keras
2. Sedikit retak lembab
 Menurut diameter jalan napas, kresek muncul
1. Kasar: trakea, bronkus utama, atau rongga
o Bronchiectasis, pulmo. edema, TB, lung abscess, coma
2. Sedang: bronkus
o Bronkitis, pneumonia
3. Baik: bronkiolus
o Radang paru-paru
4. Krepitasi:
o Bronkiolitis, alveolitis, pneumonia dini (paru-paru.
Kemacetan), subjek lansia, pat. istirahat di tempat tidur untuk
waktu yang lama
Site of crackles
1. Lokal: lesi lokal
Pneumonia, TBC, bronkiektasis
2. Kedua basis
Pulmo. edema, bronkopneumonia,
3. Bronkitis kronis
Bidang penuh
Pulmo akut. edema, bronkopneumonia
berat, bronkitis kronis dengan infeksi berat
Rhonchi (wheezes)
Mekanisme
Aliran turbulen terbentuk di trakea, bronkus atau
bronkiolus karena saluran napas sempit atau obstruksi
tidak lengkap.
Penyebab
• Penyumbatan
• Sekresi
• Spasma
• Tumor
• Subjek asing
• Kompresi
Characteristics of rhonchi
1. Suara adventif
2. Nada tinggi
3. Dominasi pada fase ekspirasi
4. Intensitas variabel karakter atau situs
5. Mengi
Classification of rhonchi
1. Bunyi berdesis
Bonkioli, bronkus
2. Nyaring
Trakea, bronkus utama
Site of rhonchi
Kedua bidang
1. Asma
2. Bronkitis kronis
3. Gagal jantung kiri akut
Situs lokal
1. Tumor
2. TB endobronkial
Pleural friction rub
 Eksudasi selulosa pada radang selaput dada (pleura kasar)
 Area auskultasi
1. Dinding toraks anterolateral (area pergeseran maksimal paru-paru)
 Gesekan gosok menghilang jika menahan nafas
 Gosok gesekan muncul baik napas maupun detak jantung:
Pleuritis mediastinum
Penyebab
1. Pleuritis tuberkulosis
2. Pulmo. emboli
3. Uremia
4. Mesothelioma pleura
Vocal resonance
Bronchophony
Consolidation
Pectoriloqny
Massive consolidation
Egophony
Upper area of hydrothorax
Whispered
Consolidation
PERKUSI
• Sonor (jaringan paru yg normal)
• Hypersonor  suara ketokan sangat jelas terdengar
(banyak udara didalamnya, mis: hyperinflasi,
pneumothorax)
• Redup  suara perkusi jaringan yang lebih padat
(Consolidasi, atelectasis)
• Pekak  suara perkusi jaringan yang padat (Pleural
effusion, perkusi pada jantung dan hati.
3. Classification
 Resonance
 Normal
 Hyperresonance
 Emphysema
 Tympany
 Cavity or pneumothorax
 Dullness
 Hydrothorax, atelectasis
 Flatness
 Massive Hydrothorax
4. Normal sound
 Batas paru-paru pada perkusi
 Puncak paru-paru
o Tanah genting Kronig: lebarnya 5 cm
o Sempit: TB, fibrosis
o lebih luas: emfisema
 Perbatasan anterior
o area redup jantung absolut
 Batas bawah
o Ruang interkostal ke-6, ke-8, ke-10 di garis midklavikula,
garis midaksilaris, garis skapula, masing-masing
o Bawah: emfisema
o Naik: atelektasis, tekanan intraabdomen naik
4. Normal sound
Rentang pergeseran bagian bawah paru-
paru:
Sepanjang garis scapular 
Perkusi bagian bawah paru-paru, penandaan 
Meminta tepukan. untuk menginspirasi dalam-
dalam dan tahan 
Perkusi bagian bawah paru-paru, penandaan 
Meminta tepukan. untuk berakhir dalam-dalam
dan tahan 
Perkusi bagian bawah paru-paru, penandaan 
Mengukur jarak. antara garis atas dan garis
bawah
Shifting range of
bottom of lung
6-8 cm
 Menurun: emfisema, atelektasis, fibrosis,
paru. edema, radang paru-paru
 Terdeteksi secara tidak mungkin: adhesi
pleura, hidrotoraks masif, pneumotoraks,
kelumpuhan diafragma
5. Abnormal sound
Dullness, flatness, hyperresonance or
tympany appear in the area of supposed
resonance.
Unchanged sound (resonance)
The depth of the lesion > 5 cm
The diameter of the lesion  3 cm
Mild hydrothorax
5. Abnormal sound
Dullness or flatness
 Decreased containing gas in alveoli
 Pneumonia
 Atelectasis?
 TB
 Pulmo. embolism
 Pulmo. edema
 Pulmo. fibrosis
 No gas in alveoli
 Tumor
 Pulmo. Hydatid
 Pneumocystis
 Non-liquefied lung abscess
 Others
 Hydrothorax
 Pleural thickness
5. Abnormal sound
 Hyperresonance
 Emphysema
 Tympany
 Pneumothorax
 Large cavity (TB, lung abscess, lung cyst)
 Amphorophony
 Large and shallow cavity with smooth wall
 Tension pneumothorax
 Tympanitic dullness
 Decreased tension and gas in alveoli
Atelectasis
Congestive or resolution stage of pneumonia
Pulmo. edema
5. Abnormal sound
 Area khusus
pada perkusi
pada hidrotoraks
sedang
Damoiseau’s curve
Garland’s triangle area
(tympanitic dullness)
Grocco’s triangle area
(dullness)
FREMITUS
TEST RESULT
Ada beberapa hasil pemeriksaan
penunjang, diantaranya:
a.Spirometry
b.Arterial Blood gases
c.Sputum Analysis
d.Chest Radiographs (X-Ray)
SPIROMETRI
 Alat untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur
volume statis dan dinamis
 TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI :
 Menilai status faal paru (normal, restriksi, obstruksi,
campuran)
 Menilai manfaat Pengobatan
 Memantau perjalanan penyakit
 Menentukan Prognosis
KLASIFIKASI PENILAIAN
1.Normal apabila FVC/KVP >80 % nilai Prediksi untuk semua
umur,dan :
a.FEV1/VEP1 > 80 % nilai prediksi untuk umur <40 tahun
b.VEP1 >75 % nilai prediksi untuk umur <40-60 tahun
c.VEP1{>70 % nilai prediksi untuk umur <60 tahun
2.Restriksi bila KVP <80 % nilai prediksi
a.Restriksi ringan, bila KVP >60 % <80 %nilai prediksi
b.Restriksi sedang, bila KVP > 30 %<60 % nilai prediksi
c.Restriksi Berat, Bila KVP < 30 % nilai prediksi
3.Obstruksi bila VEP <75 % nilai prediksi
a.ringan bila VEP, >60 % <nilai normal
b.sedang bila VEP,>30 % <60 % nilai prediksi
c.berat bila VEP<30 % nilai prediksi
Analisa Gas Darah
Digunakan sebagai pengukuran yang
akurat dari pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida di dalam
system respirasi.juga untuk mengetahui
adanya gangguan pertukaran gas.
pH darah
Analisa gas darah
4 langkah untuk menginterpretasikan AGD dg mudah
 Tentukan apakah pH nya normal, acidosis atau alkalosis
 Tentukan penyebab ketidakseimbangan pH
 Tentukan apakah masalahnya pada respirasi atau
metabolik
 Tentukan kompensasi yang telah terjadi
pH normal 7.35 – 7.45
PaCO2 normal 35 – 45
HCO-3 normal 22 – 26
TIDAK ADA KOMPENSASI
Dikatakan tidak ada kompensasi bila status asam basa
yang tidak sesuai dengan status pH dalam batas
normal.
KONPENSASI SEBAGIAN
Dikatakan terdapat kompensasi sebagian bila status
asam basa yang tidak sesuai dengan status pH berada
diluar batas normal dan nilai pH sendiri juga diluar
batas normal.
KOMPENSASI PENUH
Dikatakan kompensasi penuh bila status asam basa
yang tidak sesuai dengan status pH diluar batas
normal, tetapi nilai pH dalam batas normal.
INDIKASI SITUASI KLINIS
RESPIRATORY
ACIDOSIS
 pH
 PaCO2
Retensi Sputum
Atelectasis
Hypoventilasi
RESPIRATORY
ALKALOSIS
 Ph
 PaCO2
Hyperventilasi
METABOLIC
ACIDOSIS
 pH
 PaCO2
Myocardiac infark
METABOLIC
ALKALOSIS
 Ph
 PaCO2
Hypokalaemia
CHEST X-RAY
Memberikan gambaran mengenai keadaan
paru yang terkena gangguan
Pulse oximetry
Digunakan untuk memonitor saturasi oksigen (SaO2).
Saturasi oksigen adalah ratio dari jumlah haemoglobin yang
teroksigenasi dengan total haemoglobin dalam 100 ml
darah, yang dinyatakan dalam prosentase.
Normalnya 95-100%
Hand-held manometer
Digunakan untuk mengukur kekuatan otot-2 pernapasan
scr tidak langsung, yaitu dengan mengukur tekanan yang
terdapat didalam mulut selama inspirasi maksimum
(PImax) dan ekspirasi maksimum (PEmax)
ENDURANCE TEST
 Untuk mengetahui tingkat kebugaran
 Stress Test
 6 Minutes Walking Test
PROTOKOL UNTUK TES JALAN 6 MENIT
(SIX MINUTES WALK TEST)
 Peralatan:
1. Trak sepanjang 25 meter
2. Pulse oximeter
3. Oxygen
4. Tensimeter
5. Blanko untuk dokumentasi
Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit
1. Pemanasan sebelum uji tidak harus dikerjakan
2. Pasien duduk istirahat di kursi dekat tempat start 10
menit sebelum dilakukan uji. Perhatikan ulang adakah
kontraindikasi, ukur nadi & tekanan darah, serta
membuat nyaman pakaian & sepatu yang dipakai.
3. Tentukan derajat sesak penderita sesuai dengan skala
Borg sebelum latihan.
4. Set stop watch untuk 6 menit.
5. Pasien diperintahkan untuk :
- Berjalan di koridor sepanjang 30 m bolak-balik.
- Menempuh jarak sejauh mungkin yg dpt dikerjakan
selama 6 mnt.
- Lakukan penilaian skala Borg selama melakukan uji
Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit …
 Penderita harus dpt mengatur sendiri kecepatan
jalannya agar nyaman & tidak kelelahan/sesak
(skala Borg 3-6)
 Jika sesak/lelah (Skala Borg 7-8), penderita dapat
menurunkan langkahnya, istirahat bersandar
dinding & dapat meneruskan kembali jika sesak
berkurang.
6. Sebelumnya penderita diperlihatkan cara jalan dari
tempat start sampai kembali ke tempat start lagi.
7. Posisikan pasien pada garis start kemudian mulai
berjalan bersamaan dengan stop watch dihidupkan.
Awasi penderita & jangan jalan disebelahnya.
Menentukan Prediksi
VO2 Max (VO2 Peak):
 Menurut Cardiorespiratory rehabilitation di
Singapore General Hospital:
 VO2 peak = 0,006 X (jarak (m) : 0,3048) +
7,38 ml/kg/mnt
 METs = VO2 peak : 3,5 = ……… METs
Vo2max = 0.006 x (1000:0.3048) + 7.38
= (0.006 x 304.8) + 7.38
=1.8288 + 7.38
= 9.2088 ml/KgBB/Mnt
9.2088 : 3.5 = 2.63 METs
Perkiraan Beban Kerja Awal Program
Latihan Stationary Cycling (Legs Only)
Beban Kerja (watts)
Nilai METS
Maksimum
BB
50 kg
BB
60 kg
BB
70 kg
BB
80 kg
BB
90 kg
BB
100 kg
3
4
5
6
7
8 atau lebih
12
20
29
38
47
55
14
25
35
46
56
67
16
29
41
53
65
78
19
33
47
61
75
89
21
37
53
68
84
100
23
41
58
76
93
111
Perkiraan Beban Kerja Awal Program Latihan Stationary
Cycling (Legs Only)
Stationary Cycling Program
Minggu Waktu Setiap Latihan Frekuensi/minggu
1
2
3
4
5
6
5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
25 menit
30 menit
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
3 kali
Labor pneumonia
Symptoms
Santai
Demam lanjutan: 39-40ºC
Nyeri dada
Takipnea
Batuk
Dahak
Signs (1)
Tanda-tanda umum
Fitur wajah akut, memerah
Nares melebar (dispnea)
Sianosis
Takikardia
Herpes sederhana di sekitar bibir
Signs (2)
Penyumbatan
Inspeksi
Penurunan gerakan pernafasan
Rabaan
Peningkatan vokal r
Chronic bronchitis with
emphysema
Symptoms
Batuk produktif kronis
Sputum berlendir putih atau sputum nanah
(infeksi)
Dispnea aktivitas
Sesak napas (dispnea)
Depresi dada
Signs
 Barrel chest
 Movement of respiratory
 Vocal fremitus
 Hyperresonance
 The lower border of lungs downward
 Shifting range of bottom of lung
 Cardiac dullness area
 Decreased vesicular breath sound
 Prolonged expiration
 Moist crackles and/or rhonchi (acute episode)
Bronchial asthma
Symptom
Expiratory dyspnea with wheezing
Signs
Dispnea ekspirasi dengan mengi
Ortopnea
Sianosis
Keringat parah
Penurunan gerakan pernafasan
Penurunan fremitus vokal
Hiperresonansi
Rhonchi di bidang penuh paru-paru
Hydrothorax
(pleural effusion)
Symptoms
 Batuk kering
 Nyeri dada
o Hilang dengan berkembangnya efusi pleura
o Muncul kembali dengan cairan yang berkurang
 Sisi yang terkena berbaring
 Dispnea, ortopnea
 Gejala penyakit yang mendasari
Signs (Moderate to massive effusion)
 Takipnea
 Gerakan terbatas dari sisi yang terkena
 Persimpangan kosta dari sisi yang terpengaruh lebih
lebar
 Trakea bergeser ke sisi yang berlawanan
 Penurunan fremitus vokal
 Kusam atau datar
 Suara napas vesikuler menurun atau menghilang
 Gesekan gesekan pleura
 Bunyi napas bronkial abnormal di bagian atas cairan
Pneumothorax
Symptoms
 Nyeri dada secara tiba-tiba
 Dispnea
 Posisi duduk yang dipaksakan
 Sisi berbaring yang tidak terpengaruh
 Batuk kering
 Tension pneumonia
 Dispnea progresif
 Tyckycardia
 Sianosis
 Kegagalan pernapasan
Signs
 Persimpangan kosta di sisi yang terpengaruh
lebih lebar
 Gerakan terbatas dari sisi yang terkena
 Penurunan fremitus vokal
 Trakea dan jantung bergeser ke sisi yang
berlawanan
 Timpani
 Bunyi napas vesikuler menurun atau
menghilang

More Related Content

Similar to PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt

CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptxCHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptxPMBNoritadahlia
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omihomeworkping3
 
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nandaAsuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nandapuskesmas sambaliung
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxulfahulkarimah21
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptssuser9df8d0
 
282967932-buerger-disease-ppt.ppt
282967932-buerger-disease-ppt.ppt282967932-buerger-disease-ppt.ppt
282967932-buerger-disease-ppt.pptOktoSofyanHasan
 
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasanmateri bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasanranibenawa1
 
Laporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokLaporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokEka Ferdianti
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)mskosim
 
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docxLAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docxnenikusnaeni1
 
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docdokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docayuandrilestari
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 

Similar to PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt (20)

Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
NCP BBLB.doc
NCP BBLB.docNCP BBLB.doc
NCP BBLB.doc
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptxCHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
CHECKLIST PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG DAN PEMBULUH.pptx
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
 
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nandaAsuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
 
282967932-buerger-disease-ppt.ppt
282967932-buerger-disease-ppt.ppt282967932-buerger-disease-ppt.ppt
282967932-buerger-disease-ppt.ppt
 
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasanmateri bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
materi bahan ajar penyakit gangguan pernafasan
 
Laporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokLaporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppok
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docxLAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
 
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docdokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 

Recently uploaded

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 

Recently uploaded (15)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 

PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt

  • 1. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PADA KASUS RESPIRASI RAGIL AIDIL FITRIASARI ADDINI, S. FTR., M.K.M
  • 2. Initial data from notes Subjective Assessment Objective Assessment The process of problem oriented medical record (Pryor, 1998) Analysis Data Base Cont……. Problem List Problem list
  • 3. Goals : Long Short Treatment Plan Initial Plans treatment Assess outcome of treatment Is current goal met? Any further goals to address? DISCHARGE Progress Notes Discharge Summary yes No No yes
  • 4. DATABASE -DATA PRIBADI -DIAGNOSA, DAN RUJUKAN DOKTER -HISTORY OF PRESENTING CONDITION -PREVIOUS MEDICAL HISTORY -DRUG HISTORY -FAMILY HISTORY -SOCIAL HISTORY -PATIENT EXAMINATION -TEST RESULT (ABG, Spirometry, blood test, sputum analysis, chest radiograph, CT, etc)
  • 5. SUBJECTIVE ASSSESMENT  Dilakukan melalui proses anamnesis/ wawancara dengan pasien.  Biasanya dimulai dengan pertanyaan yang bersifat terbuka,contoh : - Apa keluhan utama yang dirasakan ? - Apa kesulitan terbesar (gangguan fungsional)?
  • 6. Kedalaman pertanyaan yg diajukan oleh fisioterapist sangat bervariasi, yg tergantung pd : 1. Apakah pasiennya rawat inap atau rawat jalan 2. Tingkat kesadaran, tingkat kekritisan, kemampuan untuk memberikan informasi yg akurat Pasien harus diberi kesempatan untuk menceritakan problemnya tetapi jangan sampai terapis terbawa pd “personal feeling” pasien (Birdwell, 1993). Kepuasan pasien akan meningkat dg melibatkan dia pada penentuan problemnya, termasuk penentuan tujuan terapi jangka pendek dan panjang
  • 7. Anterior imaginary lines and landmarks epigastric angle Infraclavicular fossa Anterior midline Suprasternal fossa Supraclavicular fossa Sternal line Parasternal line Midclavicular line
  • 8. Lateral imaginary lines Anterior axillary line Midaxillary line Posterior axillary line
  • 9. Posterior imaginary lines and landmarks Scapular line Posterior midline Infrascapular region Interscapular region Suprascapular region
  • 12. Right lateral view of lobes
  • 13. Left lateral view of lobes
  • 15. GEJALA UTAMA GANGGUAN RESPIRASI Sesak napas / Dyspnoea Batuk Sputum & Hemoptisis Mengi Nyeri dada
  • 17.  Peningkatan beban mekanika pernapasan  Kelemahan atau fatigue dr otot-2 pernapasan  Peningkatan kebutuhan O2  Low Cardiac output (CO)  Penurunan capasitas angkut O2 dr darah arteri  Deconditioning  Gg ventilasi/perfusi gambaran subyektif dari peningkatan kerja system pernafasan
  • 18. POLA /JENIS SESAK NAFAS Bradipnea Kelambatan abnormal, frekw teratur Takipnea Frew abnormal, kedalaman teratur Hiperpnea Peningktn kedalaman & frekw, N saat latihan Apnea Penghentian respirasi Cheyne-stokes Irama tdk teratur, ditandai dg periode apnea dan hiperventilasi. lambat-dangkal, perlahan meningkat ke kedalaman & frew abnormal, respirasi biasanya lambat dan dangkaj, memuncak dalam 10-20 detik periode apnea Kussmaul Kedlman respirasi abnormal, irama teratur (keto asidosis diabetik) Biot’s Respirasi tidak teratur dengan periode apnea, ditandai dengan peningkatan pesat tekanan intakranial Orthopnea Sesak napas, kecuali pada posisi tegak PND Sesak napasa yang timbul pada malam hari
  • 19. SKALA BORG Sesak Nafas Keterangan 0 0,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak ada sangat sangat ringan Sangat ringan Ringan Sedang Sedikit berat Berat Sangat berat Sangat-sangat berat maksimal
  • 20. Skala BORG untuk besarnya pengerahan tenaga/usaha yang dirasakan : 6 Ekivalen dengan berbaring 7 Sangat, sangat ringan 8 9 Sangat ringan 10 11 Hampir ringan 12 13 Agak berat 14 15 16 17 Sangat berat 18 19 Sangat-2 Berat 20 Ekivalen dengan sejumlah aktivitas yang paling berat
  • 21. The New York Heart Association classification of breathlessness Class I Tidak ada gejala pada aktivitas biasa, sesak napas hanya terjadi pada aktivitas berat, misalnya berlari mendaki bukit, bersepeda cepat Class II Gejala dengan aktivitas biasa, misalnya berjalan menaiki tangga, membereskan tempat tidur, membawa barang belanjaan dalam jumlah banyak Class III Gejala dengan aktivitas ringan, misalnya mandi, mandi, berpakaian Class IV Gejala saat istirahat
  • 22.
  • 23. BATUK (COUGH) Adalah respon fisiologis/refleks protektif dikarenakan ada benda/zat asing di dalam saluran pernafasan  Lokasi/reseptor yang dapat terstimulasi adalah pharynx, larynx, trachea, juga bronchi. Produktif & non produktif
  • 24. SPUTUM  Hasil kelebihan dari secret tracheobronchial dan dapat dibersihkan dari saluran pernafasan melalui proses coughing atau huffing.  Berisi mucus ,cellular debris, microorganisms, blood dan foreign particles.  Warna,Viscositas, dan kuantitas
  • 25. KLASIFIKASI MUCOID-MUCOPURULENT-PURULENT SPUTUM (MILLER 1963)  M1 Mucoid with no suspicion of pus  M2 Predominantly mucoid, suspicion of pus  P1 1/3 Purulent, 2/3 mucoid  P2 2/3 Purulent, 1/3 Mucoid  P3> 2/3 Purulent
  • 26. SPUTUM ANALYSIS DESCRIPTION CAUSES Saliva Cairan jernih Mucoid Opalescent atau bening Chronic bronchitis without infection,asthma Mucopurulent Keruh tidak bernanah Bronchiestasis, cystic fibrosis, pneumonia Purulent Thick, Viscous : Kuning Hijau gelap /coklat Coklat karat Merah kental Haemophilus Pseudomonas Pneumococcus,mycoplasm a Klebsiella
  • 27.  Frothy Pink atau putih Pulmonary Oedema Haemoptysis Bercak darah hingga darah segar, darah kental kehitaman Infection(tuberculosis,bronchie stasis),Infarction,carcinoma,va sculitis,trauma,also coagulation disordes,cardiac disease Black Bercak darah hitam dalam secret mucoid Smoke inhalation (fires,tobacco,heroin) ANALISIS SPUTUM
  • 28. WHEEZE Wheeze adalah Suara seperti bunyi siulan yang dihasilkan oleh aliran turbulen di saluran
  • 29. CHEST PAIN  Nyeri dada pada pasien yang mengalami problem respirasi biasanya berasal dari musculoskeletal, pleural atau tracheal inflammation. Pleuritic chest pain Inflamasi pleura parietalis. Nyeri hebat, tajam, stabbing pain yang akan memburuk saat inspirasi Musculoskeletal pain Berasal dari otot, tulang, sendi atau saraf pada sangkar thorax Angina pectoris Gejala utama pada gangguan jantung dsb
  • 30.
  • 31. OBJECTIVE ASSESMENT General Observation Observation of chest Palpasi Perkusi Auskultasi FREMITUS
  • 32. GENERAL OBSERVASI  Body Temperature  Heart Rate (HR)  Respiratory Rate (RR)  Blood Pressure (BP)  Body Weight (BW)  Apparatus  Tangan  Mata  Cyanosis  Jugular venous pressure  Peripheral oedema
  • 33. Cyanosis  Perubahan warna kebiruan dari kulit dan selaput lendir.  Cyanosis sentral dapat terlihat pada pemeriksaan lidah dan mulut  hipoksemia di mana terdapat peningkatan jumlah hemoglobin yang tidak mengikat oksigen.  Cyanosis perifer mempengaruhi ibu jari kaki, jari dan telinga disebabkan karena penurunan sirkulasi perifer.
  • 34. Clubbing Finger Kehilangan sudut antara pangkal kuku dan jari. Setelah itu ujung jari membesar. - Vasodilatasi sirkulasi - Hipoksia jaringan - Mekanisme neural - Faktor genetik
  • 35. OBSERVATION OF CHEST Chest Shape Breathing Pattern Prolonged expiration Pursed-lip breathing Apnoea, hypopnoea, hyperpnoea Kussmaul’s respiration Cheyne-stokes respiration Chest Movement
  • 36.
  • 37. PALPASI  TRACHEA  CHEST EXPANSION  SPASME OTOT-OTOT PERNAFASAN  VOCAL PREMITUS
  • 38. Palpation  Ekspansi toraks o Hidrotoraks masif, pneumonia, penebalan pleura, atelektasis  Fremitus vokal (tactil fremitus)  Fremitus gesekan pleura o Eksudasi selulosa di pleura karena radang selaput dada o Menahan nafas menghilang o Pleuritis tuberkulosis, uremia, emboli paru
  • 39. Vokal Fremitus  Vokal fremitus terjadi karena transmisi getaran melalui bronchotracheal melalui septum paru dan pleura.  Penebalan pleura atau efusi akan menurunkan vocal fremitus.  Cara melakukan: - Terapis menempelkan telapak tangan dan jari-jari tangan pada dinding dada - Pasien mengucapkan kata seperti 77 dengan nada sedang - Bandingkan getaran yang timbul antara hemitorax kiri dan kanan secara simetris dengan menyilangkan tangan terapis secara bergantian.
  • 40. AUSKULTASI  LETAK SPUTUM  SUARA NAFAS  Lokasi auskultasi : 1. Intercostal 2 kanan & kiri :untuk lobus superior (atas) 2. Intercostal 4 kanan & kiri :Untuk lobus medial (tengah) 3. Intercostal 8 kanan &kiri :untuk lobus Inferior (bawah) “Chest auscultation” mrpk suatu proses untuk mendengarkan & menginterpretasikan suara yg ditimbulkan dalam thorax dg menggunakan alat bantu “Stethoscope”.
  • 41. KESALAHAN TEHNIK YANG BENAR Mendengarkan bunyi napas melalui pakaian penderita Menempatkan stethoscope langsung pada dinding dada Membiarkan pipa bergesekan dengan tempat tidur Menjaga pipa bebas dari kontak dengan tiap benda selama auskultasi Melakukan auskultasi di tempat yang gaduh Melakukan di tempat yang tenang Menyimpulkan bunyi bulu rambut/bulu dada sebagai bunyi paru yang kebetulan terdengar. Beri penekanan yang kuat Tabel 1 Beberapa Kesalahan Auskultasi yang harus dihindari (Disadur Wilkins, 1989)
  • 43. Sound of auscultation 1. Normal breath sound 2. Abnormal breath sound 3. Adventitious sound 4. Vocal resonance
  • 44. 1. Normal breath sound Bronchovesicular Bronchial Bronchial Bronchovesicular  Suara napas trakea  Suara napas bronkial o Laring, fossa suprasternal, sekitar vertebra serviks ke-6, ke-7, vertebra toraks ke-1, ke-2  Suara napas bronkovesikuler o Ruang interkostal ke-1, ke-2 di samping tulang dada, tingkat vertebra toraks ke-3, ke-4 di daerah interskaplar, puncak paru-paru  Suara napas vesikuler o Sebagian besar area paru-paru
  • 45. 2. Abnormal breath sound Abnormal vesicular breath sound Abnormal bronchial breath sound Abnormal bronchovesicular breath sound
  • 46. Abnormal vesicular breath sound(1)  Menurun atau menghilang • Gerakan dinding dada • Kelemahan otot pernafasan • Obstruksi jalan napas • Hidrotoraks atau pneumotoraks • Penyakit perut: asites, tumor besar  Meningkat • Gerakan respirasi
  • 47. Abnormal vesicular breath sound (2) 3) Prolonged expiration  Bronchitis  Asthma  emphysema 4) Cogwheel breath sound  TB  Pneumonia 5) Suara napas kasar  Early stage of bronchitis or pneumonia
  • 48. Abnormal bronchial breath sound (tubular breath sound)  Bunyi nafas bronkial muncul pada daerah yang seharusnya terdengar bunyi nafas vesikular Konsolidasi: lobar pneumonia (tahap konsolidasi) Rongga besar : TBC, abses paru Atelektasis terkompresi: hidrotoraks, pneumotoraks
  • 49. Abnormal bronchovesicular breath sound Bunyi napas bronkovesikuler muncul di daerah yang seharusnya menjadi bunyi napas vesikuler Lesi relatif lebih kecil atau bercampur dengan jaringan paru normal
  • 50. 3. Adventitious sound (moist) Crackles Rhonchi (wheezes) Pleural friction rub
  • 51. Moist crackles Mekanisme Selama inspirasi, aliran udara melewati sekresi tipis di jalan napas untuk memecahkan gelembung, atau untuk membuka bronkiolus yang kolaps akibat adhesi oleh sekresi.
  • 52. Characteristics of crackles 1. Suara adventif 2. Berselang 3. Muncul pada fase inspirasi atau awal ekspirasi 4. Konstan di situs 5. Tidak berubah sifatnya 6. Sementara itu, crackles sedang dan halus ada 7. Kurang atau menghilang setelah batuk
  • 53. Classification of crackles  Menurut intensitas suara 1. Crackles basah yang keras 2. Sedikit retak lembab  Menurut diameter jalan napas, kresek muncul 1. Kasar: trakea, bronkus utama, atau rongga o Bronchiectasis, pulmo. edema, TB, lung abscess, coma 2. Sedang: bronkus o Bronkitis, pneumonia 3. Baik: bronkiolus o Radang paru-paru 4. Krepitasi: o Bronkiolitis, alveolitis, pneumonia dini (paru-paru. Kemacetan), subjek lansia, pat. istirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama
  • 54. Site of crackles 1. Lokal: lesi lokal Pneumonia, TBC, bronkiektasis 2. Kedua basis Pulmo. edema, bronkopneumonia, 3. Bronkitis kronis Bidang penuh Pulmo akut. edema, bronkopneumonia berat, bronkitis kronis dengan infeksi berat
  • 55. Rhonchi (wheezes) Mekanisme Aliran turbulen terbentuk di trakea, bronkus atau bronkiolus karena saluran napas sempit atau obstruksi tidak lengkap. Penyebab • Penyumbatan • Sekresi • Spasma • Tumor • Subjek asing • Kompresi
  • 56. Characteristics of rhonchi 1. Suara adventif 2. Nada tinggi 3. Dominasi pada fase ekspirasi 4. Intensitas variabel karakter atau situs 5. Mengi
  • 57. Classification of rhonchi 1. Bunyi berdesis Bonkioli, bronkus 2. Nyaring Trakea, bronkus utama
  • 58. Site of rhonchi Kedua bidang 1. Asma 2. Bronkitis kronis 3. Gagal jantung kiri akut Situs lokal 1. Tumor 2. TB endobronkial
  • 59. Pleural friction rub  Eksudasi selulosa pada radang selaput dada (pleura kasar)  Area auskultasi 1. Dinding toraks anterolateral (area pergeseran maksimal paru-paru)  Gesekan gosok menghilang jika menahan nafas  Gosok gesekan muncul baik napas maupun detak jantung: Pleuritis mediastinum Penyebab 1. Pleuritis tuberkulosis 2. Pulmo. emboli 3. Uremia 4. Mesothelioma pleura
  • 61. PERKUSI • Sonor (jaringan paru yg normal) • Hypersonor  suara ketokan sangat jelas terdengar (banyak udara didalamnya, mis: hyperinflasi, pneumothorax) • Redup  suara perkusi jaringan yang lebih padat (Consolidasi, atelectasis) • Pekak  suara perkusi jaringan yang padat (Pleural effusion, perkusi pada jantung dan hati.
  • 62. 3. Classification  Resonance  Normal  Hyperresonance  Emphysema  Tympany  Cavity or pneumothorax  Dullness  Hydrothorax, atelectasis  Flatness  Massive Hydrothorax
  • 63.
  • 64.
  • 65. 4. Normal sound  Batas paru-paru pada perkusi  Puncak paru-paru o Tanah genting Kronig: lebarnya 5 cm o Sempit: TB, fibrosis o lebih luas: emfisema  Perbatasan anterior o area redup jantung absolut  Batas bawah o Ruang interkostal ke-6, ke-8, ke-10 di garis midklavikula, garis midaksilaris, garis skapula, masing-masing o Bawah: emfisema o Naik: atelektasis, tekanan intraabdomen naik
  • 66. 4. Normal sound Rentang pergeseran bagian bawah paru- paru: Sepanjang garis scapular  Perkusi bagian bawah paru-paru, penandaan  Meminta tepukan. untuk menginspirasi dalam- dalam dan tahan  Perkusi bagian bawah paru-paru, penandaan  Meminta tepukan. untuk berakhir dalam-dalam dan tahan  Perkusi bagian bawah paru-paru, penandaan  Mengukur jarak. antara garis atas dan garis bawah Shifting range of bottom of lung 6-8 cm  Menurun: emfisema, atelektasis, fibrosis, paru. edema, radang paru-paru  Terdeteksi secara tidak mungkin: adhesi pleura, hidrotoraks masif, pneumotoraks, kelumpuhan diafragma
  • 67. 5. Abnormal sound Dullness, flatness, hyperresonance or tympany appear in the area of supposed resonance. Unchanged sound (resonance) The depth of the lesion > 5 cm The diameter of the lesion  3 cm Mild hydrothorax
  • 68. 5. Abnormal sound Dullness or flatness  Decreased containing gas in alveoli  Pneumonia  Atelectasis?  TB  Pulmo. embolism  Pulmo. edema  Pulmo. fibrosis  No gas in alveoli  Tumor  Pulmo. Hydatid  Pneumocystis  Non-liquefied lung abscess  Others  Hydrothorax  Pleural thickness
  • 69. 5. Abnormal sound  Hyperresonance  Emphysema  Tympany  Pneumothorax  Large cavity (TB, lung abscess, lung cyst)  Amphorophony  Large and shallow cavity with smooth wall  Tension pneumothorax  Tympanitic dullness  Decreased tension and gas in alveoli Atelectasis Congestive or resolution stage of pneumonia Pulmo. edema
  • 70. 5. Abnormal sound  Area khusus pada perkusi pada hidrotoraks sedang Damoiseau’s curve Garland’s triangle area (tympanitic dullness) Grocco’s triangle area (dullness)
  • 71.
  • 72.
  • 74.
  • 75. TEST RESULT Ada beberapa hasil pemeriksaan penunjang, diantaranya: a.Spirometry b.Arterial Blood gases c.Sputum Analysis d.Chest Radiographs (X-Ray)
  • 76. SPIROMETRI  Alat untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur volume statis dan dinamis  TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI :  Menilai status faal paru (normal, restriksi, obstruksi, campuran)  Menilai manfaat Pengobatan  Memantau perjalanan penyakit  Menentukan Prognosis
  • 77. KLASIFIKASI PENILAIAN 1.Normal apabila FVC/KVP >80 % nilai Prediksi untuk semua umur,dan : a.FEV1/VEP1 > 80 % nilai prediksi untuk umur <40 tahun b.VEP1 >75 % nilai prediksi untuk umur <40-60 tahun c.VEP1{>70 % nilai prediksi untuk umur <60 tahun 2.Restriksi bila KVP <80 % nilai prediksi a.Restriksi ringan, bila KVP >60 % <80 %nilai prediksi b.Restriksi sedang, bila KVP > 30 %<60 % nilai prediksi c.Restriksi Berat, Bila KVP < 30 % nilai prediksi 3.Obstruksi bila VEP <75 % nilai prediksi a.ringan bila VEP, >60 % <nilai normal b.sedang bila VEP,>30 % <60 % nilai prediksi c.berat bila VEP<30 % nilai prediksi
  • 78.
  • 79. Analisa Gas Darah Digunakan sebagai pengukuran yang akurat dari pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida di dalam system respirasi.juga untuk mengetahui adanya gangguan pertukaran gas. pH darah
  • 80. Analisa gas darah 4 langkah untuk menginterpretasikan AGD dg mudah  Tentukan apakah pH nya normal, acidosis atau alkalosis  Tentukan penyebab ketidakseimbangan pH  Tentukan apakah masalahnya pada respirasi atau metabolik  Tentukan kompensasi yang telah terjadi pH normal 7.35 – 7.45 PaCO2 normal 35 – 45 HCO-3 normal 22 – 26
  • 81. TIDAK ADA KOMPENSASI Dikatakan tidak ada kompensasi bila status asam basa yang tidak sesuai dengan status pH dalam batas normal. KONPENSASI SEBAGIAN Dikatakan terdapat kompensasi sebagian bila status asam basa yang tidak sesuai dengan status pH berada diluar batas normal dan nilai pH sendiri juga diluar batas normal. KOMPENSASI PENUH Dikatakan kompensasi penuh bila status asam basa yang tidak sesuai dengan status pH diluar batas normal, tetapi nilai pH dalam batas normal.
  • 82. INDIKASI SITUASI KLINIS RESPIRATORY ACIDOSIS  pH  PaCO2 Retensi Sputum Atelectasis Hypoventilasi RESPIRATORY ALKALOSIS  Ph  PaCO2 Hyperventilasi METABOLIC ACIDOSIS  pH  PaCO2 Myocardiac infark METABOLIC ALKALOSIS  Ph  PaCO2 Hypokalaemia
  • 83. CHEST X-RAY Memberikan gambaran mengenai keadaan paru yang terkena gangguan
  • 84. Pulse oximetry Digunakan untuk memonitor saturasi oksigen (SaO2). Saturasi oksigen adalah ratio dari jumlah haemoglobin yang teroksigenasi dengan total haemoglobin dalam 100 ml darah, yang dinyatakan dalam prosentase. Normalnya 95-100%
  • 85. Hand-held manometer Digunakan untuk mengukur kekuatan otot-2 pernapasan scr tidak langsung, yaitu dengan mengukur tekanan yang terdapat didalam mulut selama inspirasi maksimum (PImax) dan ekspirasi maksimum (PEmax)
  • 86. ENDURANCE TEST  Untuk mengetahui tingkat kebugaran  Stress Test  6 Minutes Walking Test
  • 87. PROTOKOL UNTUK TES JALAN 6 MENIT (SIX MINUTES WALK TEST)  Peralatan: 1. Trak sepanjang 25 meter 2. Pulse oximeter 3. Oxygen 4. Tensimeter 5. Blanko untuk dokumentasi
  • 88. Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit 1. Pemanasan sebelum uji tidak harus dikerjakan 2. Pasien duduk istirahat di kursi dekat tempat start 10 menit sebelum dilakukan uji. Perhatikan ulang adakah kontraindikasi, ukur nadi & tekanan darah, serta membuat nyaman pakaian & sepatu yang dipakai. 3. Tentukan derajat sesak penderita sesuai dengan skala Borg sebelum latihan. 4. Set stop watch untuk 6 menit. 5. Pasien diperintahkan untuk : - Berjalan di koridor sepanjang 30 m bolak-balik. - Menempuh jarak sejauh mungkin yg dpt dikerjakan selama 6 mnt. - Lakukan penilaian skala Borg selama melakukan uji
  • 89. Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit …  Penderita harus dpt mengatur sendiri kecepatan jalannya agar nyaman & tidak kelelahan/sesak (skala Borg 3-6)  Jika sesak/lelah (Skala Borg 7-8), penderita dapat menurunkan langkahnya, istirahat bersandar dinding & dapat meneruskan kembali jika sesak berkurang. 6. Sebelumnya penderita diperlihatkan cara jalan dari tempat start sampai kembali ke tempat start lagi. 7. Posisikan pasien pada garis start kemudian mulai berjalan bersamaan dengan stop watch dihidupkan. Awasi penderita & jangan jalan disebelahnya.
  • 90. Menentukan Prediksi VO2 Max (VO2 Peak):  Menurut Cardiorespiratory rehabilitation di Singapore General Hospital:  VO2 peak = 0,006 X (jarak (m) : 0,3048) + 7,38 ml/kg/mnt  METs = VO2 peak : 3,5 = ……… METs Vo2max = 0.006 x (1000:0.3048) + 7.38 = (0.006 x 304.8) + 7.38 =1.8288 + 7.38 = 9.2088 ml/KgBB/Mnt 9.2088 : 3.5 = 2.63 METs
  • 91. Perkiraan Beban Kerja Awal Program Latihan Stationary Cycling (Legs Only) Beban Kerja (watts) Nilai METS Maksimum BB 50 kg BB 60 kg BB 70 kg BB 80 kg BB 90 kg BB 100 kg 3 4 5 6 7 8 atau lebih 12 20 29 38 47 55 14 25 35 46 56 67 16 29 41 53 65 78 19 33 47 61 75 89 21 37 53 68 84 100 23 41 58 76 93 111
  • 92. Perkiraan Beban Kerja Awal Program Latihan Stationary Cycling (Legs Only) Stationary Cycling Program Minggu Waktu Setiap Latihan Frekuensi/minggu 1 2 3 4 5 6 5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali
  • 94. Symptoms Santai Demam lanjutan: 39-40ºC Nyeri dada Takipnea Batuk Dahak
  • 95. Signs (1) Tanda-tanda umum Fitur wajah akut, memerah Nares melebar (dispnea) Sianosis Takikardia Herpes sederhana di sekitar bibir
  • 96. Signs (2) Penyumbatan Inspeksi Penurunan gerakan pernafasan Rabaan Peningkatan vokal r
  • 98. Symptoms Batuk produktif kronis Sputum berlendir putih atau sputum nanah (infeksi) Dispnea aktivitas Sesak napas (dispnea) Depresi dada
  • 99. Signs  Barrel chest  Movement of respiratory  Vocal fremitus  Hyperresonance  The lower border of lungs downward  Shifting range of bottom of lung  Cardiac dullness area  Decreased vesicular breath sound  Prolonged expiration  Moist crackles and/or rhonchi (acute episode)
  • 102. Signs Dispnea ekspirasi dengan mengi Ortopnea Sianosis Keringat parah Penurunan gerakan pernafasan Penurunan fremitus vokal Hiperresonansi Rhonchi di bidang penuh paru-paru
  • 104. Symptoms  Batuk kering  Nyeri dada o Hilang dengan berkembangnya efusi pleura o Muncul kembali dengan cairan yang berkurang  Sisi yang terkena berbaring  Dispnea, ortopnea  Gejala penyakit yang mendasari
  • 105. Signs (Moderate to massive effusion)  Takipnea  Gerakan terbatas dari sisi yang terkena  Persimpangan kosta dari sisi yang terpengaruh lebih lebar  Trakea bergeser ke sisi yang berlawanan  Penurunan fremitus vokal  Kusam atau datar  Suara napas vesikuler menurun atau menghilang  Gesekan gesekan pleura  Bunyi napas bronkial abnormal di bagian atas cairan
  • 107. Symptoms  Nyeri dada secara tiba-tiba  Dispnea  Posisi duduk yang dipaksakan  Sisi berbaring yang tidak terpengaruh  Batuk kering  Tension pneumonia  Dispnea progresif  Tyckycardia  Sianosis  Kegagalan pernapasan
  • 108. Signs  Persimpangan kosta di sisi yang terpengaruh lebih lebar  Gerakan terbatas dari sisi yang terkena  Penurunan fremitus vokal  Trakea dan jantung bergeser ke sisi yang berlawanan  Timpani  Bunyi napas vesikuler menurun atau menghilang