SlideShare a Scribd company logo
H. IN HAUSE TRAINNING (IHT)
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV mengamanatkan dengan jelas bahwa tujuan
nasional bangsa Indonesia salah satunya adalah ”mencerdaskan kehidupan bangsa”,
yang artinya tidak lain dengan masyarakat yang cerdas maka tujuan
nasional lainnya seperti melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial, akan lebih mudah dicapai.
Akan tetapi untuk mencerdaskan bangsa ini, perlu modal. Modal utama adalah guru.
Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas di kelas. Modal
utama ini harus lebih cerdas dan mampu mengejawantahkan kurikulum 2013 ke ranah yang
nyata sehingga usaha menggapai dan merealisasikan amanat pembukaan UUD 1945 tersebut
terlaksana dengan baik.
Maka In House Training (IHT) diperlukan untuk mempercepat dan memudahkan
mengupgrade pengetahuan guru dari ktsp ke kurikulum 2013, dengan salah satu usaha ini
diharapkan dapat mengubah mindset guru terhadap kurikulum 2013 dan yang pada akhirnya
akan bermuara pada implementasinya di ruang belajar dengan baik program in hause training di
rencanakan olet tiap sekolah dengan tujuan unuk memperbaiki pembelajaran yang masih kurang,
sehigga luaran yang diharpkan guru dapat mengajar lebih baik lagi. Program ini secara tidak
langsung merupakan program peltihan yang dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan
yang ada disekolah, sehingga harapannya permaslahan-[ermaslahan yang berkenaan dengan
pembelajaran serta proses belajar mengajar dapat teratasi.
I. UP GRADING
Pengertian upgrading (penataran) sebenarnya tidak berbeda jauh dengan inservice-
training. Upgrading ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau
meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai, guru-guru, atau petugas
pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya bertambah luas dan mendalam.
Perbedaannya yang agak jelas antara inservice-training dan Upgrading ialah, Upgrading
lebih memilki cifil-efect pada pekerjaan atau jabatan pegawai yang di upgrade. Umpamanya:
dapat menjadikan pegawai yang tidak berwenang menjadi berwenang, berlaku untuk kenaikan
tingkat atau jabatan, dan mempertinggi pengetahuan dan keahlian.
Dilihat dari luasnya pengertian yang terkandung didalamnya, inservice-training
mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan upgrading.Upgrading termasuk
kedalam pengertian inservice-training. Kegiatan-kegiatan lain yang juga dapat dimasukkan
kedalam pengertian inservice-training antara lain ialah refreshing, staftraining, workshop
(sanggar kerja), seminar, rapat kerja, konferensi kerja dsb.
Contoh upgrading yang biasa berlaku di kalangan guru-guru dan petugas-petugas lainnya
antara lain : memberi kesempatan kepada guru-guru SD yang berijazah SGB atau yang sederajat
untuk mengikuti SGA/SPG; memberi kesempatan atau tugas belajar kepada guru-guru SLP yang
berijazah SGA/SPG atau yang sederajat untuk mengikuti kursus PGSLP atau mengikuti kuliah di
IKIP sehingga menjadi guru yang berwenang mengajar di SLP; memberi kesempatan atau tugas
belajar kepada guru-guru SLA yang berijazah BI/sarjana muda, untuk mengikuti kuliah guna
mencapai tingkat sarjana; memberi kesempatan kepada pegawai administrasi (tata usaha) yang
memilki ijazah SLP untuk mengikuti KPAA (Kursus Pegawai administrasi Tingkat Atas), dan
sebagainya.
Inservice-training dan Upgrading keduannya merupakan fungsi-fungsi kepemimpinan
dan supervisi pendidikan modern, yang mulai mendapat perhatian di kalangan pendidikan dan
pengajran di negeri kita.
J. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem pendidikan dan dalam
perkembangan proses kehidupan manusia, maka pengembangan kurikulum harus dikerjakan
dengan teliti. Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan atas
berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan lain
sebagainya.
Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan
paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengatahuan dan
keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk: (1) meningkatkan kualitas manusia, (2)
meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3)
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional.
Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada
perkembangan zaman dan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa
kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik
untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan
mengembalikan diri, (2) kemampuan akademik dan/atau profesional untuk menerapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian
(Soedijarto, 1993: 47).
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan
merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa
dalam mengembangkan kurikulum, kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting.
Ahli lain seperti Print (1993: 15) menyatakan pentingnya kebudayaan sebagai landasan
bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal
tersebut dapat diartikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan totalitas cara seseorang
hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya menjadi landasan di mana
kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi sasaran hasil pengembangan kurikulum itu.
Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah
kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak, serta prestasi manusia.
Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu
komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.
Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang ditempa oleh
fenomena sosial yang amat besar, yaitu gelombang reformasi dan isu-isu yang berkaitan dengan
hak asasi manusia dan lingkungan hidup maka perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi
maupun reorientasi kurikulum.
Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab hal ini
erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu.Perbedaan individu berhubungan
dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang dibawa dari
kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.
Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar
mereka dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U.
Munandar (1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur yang ada.
Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar
tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan
pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran
yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi
kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani
peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta membuat
peralatan-peratalatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang dan membuat
(BTE, 1998:7).
2.4. Macam-macam Teknologi Pendidikan
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh
inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah
sebagai bentuk perubahan pendidikan.Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang
memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan sistem
pendidikan yang lebih baik yaitu:
1. Sistem berpikir
Setiap berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap metode di dunia
pendidikan.Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa
sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi
sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum.
2. Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangin system yang baru.Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang memungkinkan harapan.Desain sistem
memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk
peubahan.
3. Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu prosuk
atau jasa/layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah
menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.
4. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kreatif kea rah positif.
Dapat juga diartikan system pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya
dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control)
5. Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (computer, multimedia, internet
dan telekomunikasi) dan pembelajaran yang di desain, metode dan strateginya diperlukan untuk
membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara
mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah system pemikiran yang berlaku
untuk insruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga
dalam pemecahan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang,
proses, manajemen, intelektual untuk perunbahan yang efektif.
Menurut Davies (1972) ada tiga macam-macam teknologi pendidikan yaitu:
a. Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratium,
computer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi kini dapat
mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan, memperkuat suara,
mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli materialyang menjangkau pendengar/
siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
b. Teknologi pendidkan dua mengacu pada “perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya
bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam mengembangkan
instruksional, metodelogi pengajaran dan evaluasi.Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat
menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui pada pengalaman,
bermanfaat pada pengalaman belajar.Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrument
presentasi atau transmisi.
c. Teknologi ketiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “perangkat keras” dan
“perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan
system dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi
pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam
orientasi diagnostic yang menarik.
Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam
konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum
dijadikan persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya
(perangkat keras dan lunak).
K. PENJAMINAN MUTU
Penjaminan mutu merupakan suatu bukti akan eksistensi suatu lembaga, mutu tersebut
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik
dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrument
dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Pemerintah melakukan
akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan.
Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah, diwujudkan dalam bentuk peringkat kelayakan yg
merupakan salah satu wujud akuntabilitas kepada publik. Dengan akreditasi yang kredibel,
hasilnya dapat memotivasi Sekolah/Madrasah untuk memperbaiki diri sehingga hasil akreditasi
yang akan datang peringkat yang dicapai akan lebih baik. Peran akreditasi dalam peningkatan
mutu, disamping memberikan motivasi kepada satuan pendidikan dan semua stake-holder untuk
memperbaiki diri juga terletak pada langkah tindak lanjut yang diambil berbagai stake-holder
yang bertanggung-jawab atas perbaikan mutu secara berkelanjutan.
Oleh karena itu rekomendasi tindak lanjut menjadi bagian penting dalam pelaksanaan
akreditasi.Lingkup Akreditasi Satuan Pendidikan:
1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa
(SLTPLB)dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).
Tujuan Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah:
1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.Memberikan rekomendasi tentang penjaminan
mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak
terkait.
Manfaat Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Membantu sekolah/madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan peserta
didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang saling
menguntungkan.
2. Membantu mengidentifikasi sekolah/madrasah dan program dalam rangka pemberian
bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
3. Acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah dan rencana pengembangan
sekolah/madrasah.
Fungsi Akreditasi Sekolah/Madrasah:
 Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah/madrasah kepada publik,
apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh sekolah/ madrasah telah memenuhi
harapan atau keinginan masyarakat.
 Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan
sekolah/madrasah dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal
beserta indikator-indikatornya.
 Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi sekolah/madrasah, pemerintah,
dan masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mutu sekolah/madrasah.
Prinsip Akreditasi Sekolah/Madrasah:
1. Objektif
Akreditasi sekolah/madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian
tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu sekolah/
madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait dengan
kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh informasi tentang
keberadaannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya
untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan
indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, fokus penilaian tidak hanya
terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai komponen
pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat
menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan sekolah/madrasah tersebut.
3. Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua sekolah/madrasah harus diperlakukan
sama dengan tidak membedakan sekolah/madrasah atas dasar kultur, keyakinan, sosial
budaya, dan tidak memandang status sekolah/madrasah baik negeri ataupun swasta.
Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan/atau tidak diskriminatif.
4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi
sekolah/madrasah seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian
akreditasi dan lainnya harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa
saja yang memerlukannya.
5. Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus dapat dipertanggungjawabkan
baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan. Komponen Akreditasi:
 Standar Isi, [Permen 22/2006]
 Standar Proses, [Permen 41/2007]
 Standar Kompetensi Lulusan, [Permen 23/2006]
 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, [Permen 13/2007 Ttg Kasek
 Permen 16/2007 Ttg Guru, Permen 24/2008 Ttg Tenaga Adm]
 Standar Sarana Dan Prasarana [Permen 24/2007]
 Standar Pengelolaan, [Permen 19/2007]
 Standar Pembiayaan, [PP. 48/2008]
 Standar Penilaian Pendidikan. [Permen 20/2007]
Pembahasan :
IHT dan Up Grading
IHT (In hause Trainning) dan Up Grading merupakan program dari sekolah yang
bekerjasama dengan Lembaga lain atau dapat terprogran secara intern (oleh dan dari sekolah
tersebut). Program ini merupakan program yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam
bidang mengajar sebagai upaya perbaikan atau penyempurnaan proses belajar mengajar. Di
MAN 1 Purwokerto dilaksanakan Program IHT yang disebut BINTEK (Bimbingan Teknologi)
yang bekerjasama dengan lembaga kepermerintahan Daerah (Dinas Pendidikan Kota Banyumas),
yang pelaksanaanya tergantung pada kebutuhan sehingga cenderung bersifat dadakan Sedangkan
program up grading dilaksanakan diawal tahun ajaran baru. Pelaksanaan program IHT sistemnya
rolling (bergantian), adapun dapat melalui program oleh Dinas disebut MGMP yaitu dapat per
uru maple, dikirimkan/itunjuk oleh sekolah, atau seluruh guru ikut. Harapannya setelah guru
mengikuti program IHT atau Up Grdaing dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, dan
kualitas pembelajarannyapun dapat meningkat. Adapun beberapa kendala yang dihadapi pada
program IHT dan up grading yaitu: membutuhkan waktu yang relative lama untuk membentuk
tim pelaksana program kerana kesibukan dari setiap gur yang padat. Guru cenderung tidak peduli
dengan program tersebut, karena sisitemnya roling tidak semua guru mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti program, guru yang telah mengikuti program tidak menyalurkan ilmunya pada
guru lain sehingga ilmunya tidak meyebar rata pada guru lain, jika melaksaakan program sendiri
(intern/tidak menurut program dari lembaga lain) dinilai sulit mendatangkan trainer yang sesuai
dengan kebutuhan guru dan staf. Sehigga di MAN sendiri masih terdapat kekurangan yang
menyebabkan system dari program IHT dan up Grading berjalan kurang efektif dan efisien.
Harusnya Guru mempunyai kesadaran penuh dalam menjalankan tugasnya maka ia harus benar-
benar bertanggung jawab atas kewajibannya dalam mendidik siswa, sehingga mereka akan
berusah untuk memperbaiki dan menyempurnakan sisitem pembelajaran yang yang telah ada
ntuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada disekolah mereka.
Permasalahan :
1. Membutuh waktu yang relatif lama untuk membentuk team pelaksanaan IHT dikarenakan
kesibukan dari masing-masing guru
2. Kurangnya motivasi dalam diri guru sendiri untuk mengikuti IHT
3. Tidak semua guru mendapat kesempatan untuk mengikuti IHT
4. Guru yang mengikuti IHT tidak menerapkan dan membagi ilmu nya untuk guru yang
lain, sehingga kebermanfaatannya kurang efektif
5. Sulitnya mendatangkan traner dari luar yang sesuai dengan kebutuhan guru, staf dan
karyawan
b. Penyelesaian
1. Seharusnya sekolah sudah merencanakan program tersebut pada rapat program kerja di
awal tahun ajaran sehingga pada saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan maksimal
dan terprogram dengan jelas. Selain itu juga guru akan lebih bertanggung jawab jika
program IHT dan Up grading dilaksanakan dengan penuh konsistenitas, dan terencana.
2. Motivasi datang dari dalam diri guru, sehingga guru yang tidak mempunyai motivasi
harus disadarkan dengan cara memberikan pengarahan mengenai manfaat dari mengikuti
program. Kebanyakan guru akan tertarik jika dibalik kegiatan terdapat manfaat, mereka
akan mempertimbangkan AMBAK (apa anfaatnya bagiku), sehingga mungkn jika guru
dipaparkan secara jelas dan terperinci akan manfaat mengikuti IHT dan atau up grading
maka mereka akan antusias untuk mengikutinya. Dan secara tidak langsung motivasi
untuk mengikuti program tersebut telah ada.
3. Melakukan rolling pada saat menugaskan guru untuk melaksanakan IHT sehingga semua
guru mendapatkan kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai upaya
untuk meningkatkan kualiatas keprofesionalan guru, selin itu guru yang telah mengikuti
program IHT dan atau up Grading harus menularkan ilmunya kepada rekan guru yang
lain sehingga mereka (guru yang tidak ikut) dapat meraksakan ilmu yag telah didapatkan.
4. Mengadakan sharing anatara para guru dan kepala sekolah untuk membicarakan
pengetahuan baru yang telah diperolehnya setelah melaksanakan IHT sehingga dapat
membantu mengatasi segala kendala yang terjadi pada proses pembelajaran
5. Melakukan studi banding ke sekolah yang menjadi sekolah unggulan sehingga dapat
diperoleh pembaharuan sebagai wujud evaluasi
6. Kepala sekolah dan semua komponen seharusnya memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan berbagai pihak sehingga memiliki penghubung sesuai dengan
kepentingan yang dibutuhkan terutama dalam hal IHT dan Up grading
L. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi mmerupakan prasarana dalam menunjang ilmu pengetahuan
terutama dibidang pendidikan. Teknologi sangatlah penting dalam proses belajar mngajar,
terutama di sekolat tingkat menengah. MAN 1 purwokerto merupakan salahsatu sekolah yang
telah memfasilitasi dengan teknologi. Pengembangan teknologi di sekolah tersebut meliputi
pengadaan LCD disetiap rungan kelas, kipas angina, wifi, dan sarana prasarana laboratorium
(laboratorium computer, leb bahasa, dan leb IPA). Penggunaan teknologi yang sudah ada belum
maksimal, hal ini dikerenakan guru dan siswa belum memanfaatkan fasilitas yang ada guna
meningkatkan mutu pembelajaran seperti penggunaan wifi untuk mencari informasi/materi
pelajaran diinternet, hanya beberapa guru yang menggunakan komputer sebagai media
pembelajarannya.
Agar pemanfaatan teknologi dapat maksimal maka perlu melakukan perencanaan dalam
penggunaan teknologi, perncanaan program ini meliputi pemaparan teknologi yang telah
berkembang di sekolah, kemudian menegaskan fungsi dari diadakannya teknologi tesebut. Untuk
meningkatkan fungsional dari teknologi diperlukan pengadakan program pelatihan penggunaan
teknologi kepada guru-guru yang belum dapat menguasai teknologi secra benar, program
pelatihan ini bersifat terbuka dan dibimbing oleh guru yang ahli dalam bidangnya, sehingga
pelatihannya bersifat santai dan guru diharapkan tidak malu-malu dalam bertanya. Jika masih
terdapat kekurangan atau kendala maka Melakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan
mengenai penggunaan teknologi pada setiap semester sehingga dapat memperbaiki kekurangan
yang ada. Kemudian untuk memaksimalkan siswa dalam memanfaatkan teknologi yang telah
ada maka Siswa diarahkan untuk memanfaatkan fasilitas wifi, laboratorium, dan perpustakaan
guna meningkatkan kualitas belajar mereka. Selain itu, pengrahan atau penyuluhan tetnang
penggunaan teknologi juga dapat melalui dan melibatkan Organisasi siswa seperti OSIS,
diharapkan memiliki/mengadakan kegiatan yang ada kaitannya dengan penggunaan teknologi,
sehingga dapat menstimulasi keativitas bakat dan menat siswa. Hal ini tidak luput dari
pengawasan kepala sekolah, Kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap guru mengenai
penggunaan teknologi sekolah. Dan kemudan dari Sekolah mengadakan training mengenai
penggunaaan teknologi untuk memaksimalkan pengembangan mutu sekolah bersama komite.
Kepela sekolah bersama komite membuat kuisioner untuk guru maupun siswa dalam hal
kebutuhan penggunaan teknologi jika masih erdapat kesulitan bagi guru dalam memanfaatkan
teknologi.
PENJAMINAN MUTU
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan
secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria
yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan
Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.
Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah, diwujudkan dalam bentuk peringkat kelayakan yg
merupakan salah satu wujud akuntabilitas kepada publik.
Dengan akreditasi yang kredibel, hasilnya dapat memotivasi Sekolah/Madrasah untuk
memperbaiki diri sehingga hasil akreditasi yang akan datang peringkat yang dicapai akan lebih
baik. Di MAN 1 Purwokerto terakreditasi A, yang artinyaa sekolah tersebut mempunyai sarana
dan prsarana yang memadai. Akreditasi di MAN 1 mempunyai banyak kendala, yaitu:
 Persiapan yang dilakukan oleh komponen sekolah tidak dilaksanakan secara matang
karena tidak ada tanggung jawab dari masing-masing staf dalam melaksanakan tugasnya.
 Tidak adanya kesadaran dari masing-masing komponen untuk mengerjakan setiap objek
penilaian dalam penjaminan mutu sehingga pengerjaan tertunda.
 Tidak adanya kesadaran dalam pemeliharaan fasilitas baik berupa sarana prasarana
sehingga kerusakan yang ada semakin parah.
 Kurang berperannya BP dalam memonitoring masing-masing siswa dalam hal
peningkatan kualitas belajar siswa.
Solusi:
 Masing-masing komponen saling mengingatkan untuk melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang dimiliki. Sehingga tidak ada yang dapat melupakan
tanggung jawabnya.
 Adanya kontrol dari kepala sekolah dalam hal teknis seluruh pelaksanaan kegiatan yang
menunjang kemajuan sekolah.
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing guru, staff dan karyawan
dengan melakukan sharing dan rapat koordinasi dengan masing-masing staf sehingga
dapat meningkatkan keprofesionalan dalam melaksanakan tugas sesuai bidangnya
 Mengarahkan pengembangan potensi siswa oleh guru BK dan Kesiswaan yang dimiliki
siswa sesuai dengan bakat dan minat nya dengan mengadakan ekstrakurikuler
Penutup
Kesimpulan
 Teknologi pendidikan memiliki manfaat salah satunya sebagai sarana informasi untuk
menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar. Selain terdapat mandak teknologi
pendidikan juga memiliki kekurangannya yaitu pihak guru yang tidak bisa
menoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggal oleh siswa.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih benyak terdapat kekuranga,
sehingga apabila dari pembaca mempunya kritik atau saran, maka penulis akan menerimanya
dengan senang hati, selama kritik atau saran tersebut bersifat membangun bagi penulis maupun
pembacanya. .
Daftar Pustaka
Diskusi:
Pertanyaan dari: Inditia Rara (kelompok A)
6. Jika kurikulum 2013 berlawanan dengan visi dan misi MAN 1 Purwokerto apa yang sebaiknya
dilakukan oleh sekolah tersebut? Apakah harus tetap melawan, atau mengikuti aturan?
jawaban:
 Sekolah harus bisa menyesuaikan dengan apa yang diprogramkan oleh pemerintah,
adapun prinsipnya mengikuti visi dan misi MAN. Hanya saja pelaksanaanya yang
berdasarkan program kur 2013, sehingga sekolah tidak perlu meninggalkan tujuannya.
7. dari sekian permasalahan yang ditemukan, ada atau tidak keunggulan dari sistem yang ada
disekolah anda ?
Jawaban:
 Tentu saja setiap system di suatu lembaga pastinya mempunyai kekurangan dan
kelebihan,
8. positiv/ tidak, dari anjuran utuk memanfaatkan fasilitas WiFi untuk mengembangkan tingkat
kognitif siswa? Ada hal-hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ..
Jawaban:
 positif , karena tujuan awalnya itu uvntuk meningkatkan proses pemebelajaran bagi siswa
maupun guru, siswa jua dapat mengaskes materi pelajaran yang mereka butuhkan melalui
internet.
Pertanyaan dari: kelompok 2B
9. Bagaimana dengan pengisisan raport kurikulum 2013 pada sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum tersebut? Apakah engalami kesulitan seperti di MAN 1 purwokerto?
Jawaban:
 Di MAN sendiri belum menerapkan kurikulum 2013,
 Di SMA lain yang sudah menerapkan mungkin juga mempunyai kendala dalam penulisan
raprot karena ini merupakan program baru dari pemerintah.
 Dibutuhkan bimbingan untuk memahamkan guru-guru dalam menuliskan raport seperti
program workshop kurikulum 2013.
 Pertanyaan dari: kelompok 6 kelas b
10. Bagaimana cara memberikan sanksi terhadap staff yang tidak tahu job desnya sekiranya
efektif dan dapat memecahkan masalah?
Jawaban:
Dirapatkan terlebih dalu mengenai sanksi-sanksi yang akan diberikan terhadap pelanggaran
yang dilakukan, dan atas kesepakatan bersama sanksi dapat diberikan berupa:
 Menjelaskan kembali mengenai job deskripsi yang harus dilaksanakan
 Peringatan secara lisan
 Memberikan SK berisi peringatan secra tertulis
 Melaporkan pelanggaran kepada pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi
seperti Dinas pendidikan
 Mencabut jabatan apabila pelanggaran sudah tidak bisa ditelorir
In house training_tugas_administrasi_dan

More Related Content

What's hot

Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013fauziah25
 
Bab i a4
Bab i a4Bab i a4
Bab i a4
Ismadi Voltus
 
Tugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othmanTugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othman
muhammad
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanMastudiar Daryus
 
Tugasan 3083 noraini mat noor baiki
Tugasan 3083 noraini mat noor baikiTugasan 3083 noraini mat noor baiki
Tugasan 3083 noraini mat noor baiki
muhammad
 
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjaSkripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Alorka 114114
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Puspawijaya Putra
 
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Wiyanto Hardjono
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Dadang DjokoKaryanto
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
Abdau Qur'ani
 
Guru masa kini merealisasikan aspirasi negara
Guru masa kini merealisasikan aspirasi negaraGuru masa kini merealisasikan aspirasi negara
Guru masa kini merealisasikan aspirasi negara
mohdsanusisidik
 
Pendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaPendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaDurratun Dian
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
belly22bitung
 
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...Ummu Nihayah
 
Memartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruanMemartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruan
annakkeli
 
artikel keguruan
artikel keguruanartikel keguruan
artikel keguruandjuna
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulKomar Hotim
 

What's hot (20)

Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
 
Edu sem 7 oll
Edu sem 7 ollEdu sem 7 oll
Edu sem 7 oll
 
Bab i a4
Bab i a4Bab i a4
Bab i a4
 
Tugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othmanTugasan 3083 noraini othman
Tugasan 3083 noraini othman
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Tugasan 3083 noraini mat noor baiki
Tugasan 3083 noraini mat noor baikiTugasan 3083 noraini mat noor baiki
Tugasan 3083 noraini mat noor baiki
 
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjaSkripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
Skripsi keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
Guru masa kini merealisasikan aspirasi negara
Guru masa kini merealisasikan aspirasi negaraGuru masa kini merealisasikan aspirasi negara
Guru masa kini merealisasikan aspirasi negara
 
Pendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaPendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf dunia
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
 
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
 
Ppg
PpgPpg
Ppg
 
Memartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruanMemartabatkan profession perguruan
Memartabatkan profession perguruan
 
artikel keguruan
artikel keguruanartikel keguruan
artikel keguruan
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggul
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 

Similar to In house training_tugas_administrasi_dan

Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
endha96
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikanFreddy Indra
 
tugas 2.pptx
tugas 2.pptxtugas 2.pptx
tugas 2.pptx
DaifanFadilah
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
Novie Purwaningsih
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
pita pulungan
 
33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx
33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx
33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx
zaidmunandar1
 
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta DidikPembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta DidikIrma Fitriani
 
Inovasi.pdf
Inovasi.pdfInovasi.pdf
Inovasi.pdf
StMuthmainnahYusuf
 
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutuSIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
Denny Kodrat
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Hariyatunnisa Ahmad
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulangamriani
 
1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
syahrial16
 
MAKALAH
MAKALAHMAKALAH
MAKALAH
SEPTI PRAVITA
 
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja  Profesi Tenaga PendidikPeningkatan Kinerja  Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
sman 2 mataram
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
HasanBasri321358
 
perubahan kurikulum
perubahan kurikulumperubahan kurikulum
perubahan kurikulum
umiefatiya
 
Inovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakemInovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakemmoejoer sugeng
 
Telaah Kurikilum
Telaah KurikilumTelaah Kurikilum
Telaah Kurikilum
Mellya Silaban
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
Sejahtera Affif
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
Sejahtera Affif
 

Similar to In house training_tugas_administrasi_dan (20)

Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
tugas 2.pptx
tugas 2.pptxtugas 2.pptx
tugas 2.pptx
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx
33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx
33462415PEMBELAJARANPARADIGMABARU.pptx
 
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta DidikPembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
 
Inovasi.pdf
Inovasi.pdfInovasi.pdf
Inovasi.pdf
 
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutuSIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulang
 
1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
1. Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
 
MAKALAH
MAKALAHMAKALAH
MAKALAH
 
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja  Profesi Tenaga PendidikPeningkatan Kinerja  Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
perubahan kurikulum
perubahan kurikulumperubahan kurikulum
perubahan kurikulum
 
Inovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakemInovasi pembelajaran pakem
Inovasi pembelajaran pakem
 
Telaah Kurikilum
Telaah KurikilumTelaah Kurikilum
Telaah Kurikilum
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 

Recently uploaded

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 

Recently uploaded (20)

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 

In house training_tugas_administrasi_dan

  • 1. H. IN HAUSE TRAINNING (IHT) Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV mengamanatkan dengan jelas bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia salah satunya adalah ”mencerdaskan kehidupan bangsa”, yang artinya tidak lain dengan masyarakat yang cerdas maka tujuan nasional lainnya seperti melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial, akan lebih mudah dicapai. Akan tetapi untuk mencerdaskan bangsa ini, perlu modal. Modal utama adalah guru. Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas di kelas. Modal utama ini harus lebih cerdas dan mampu mengejawantahkan kurikulum 2013 ke ranah yang nyata sehingga usaha menggapai dan merealisasikan amanat pembukaan UUD 1945 tersebut terlaksana dengan baik. Maka In House Training (IHT) diperlukan untuk mempercepat dan memudahkan mengupgrade pengetahuan guru dari ktsp ke kurikulum 2013, dengan salah satu usaha ini diharapkan dapat mengubah mindset guru terhadap kurikulum 2013 dan yang pada akhirnya akan bermuara pada implementasinya di ruang belajar dengan baik program in hause training di rencanakan olet tiap sekolah dengan tujuan unuk memperbaiki pembelajaran yang masih kurang, sehigga luaran yang diharpkan guru dapat mengajar lebih baik lagi. Program ini secara tidak langsung merupakan program peltihan yang dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan yang ada disekolah, sehingga harapannya permaslahan-[ermaslahan yang berkenaan dengan pembelajaran serta proses belajar mengajar dapat teratasi. I. UP GRADING Pengertian upgrading (penataran) sebenarnya tidak berbeda jauh dengan inservice- training. Upgrading ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai, guru-guru, atau petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya bertambah luas dan mendalam. Perbedaannya yang agak jelas antara inservice-training dan Upgrading ialah, Upgrading lebih memilki cifil-efect pada pekerjaan atau jabatan pegawai yang di upgrade. Umpamanya:
  • 2. dapat menjadikan pegawai yang tidak berwenang menjadi berwenang, berlaku untuk kenaikan tingkat atau jabatan, dan mempertinggi pengetahuan dan keahlian. Dilihat dari luasnya pengertian yang terkandung didalamnya, inservice-training mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan upgrading.Upgrading termasuk kedalam pengertian inservice-training. Kegiatan-kegiatan lain yang juga dapat dimasukkan kedalam pengertian inservice-training antara lain ialah refreshing, staftraining, workshop (sanggar kerja), seminar, rapat kerja, konferensi kerja dsb. Contoh upgrading yang biasa berlaku di kalangan guru-guru dan petugas-petugas lainnya antara lain : memberi kesempatan kepada guru-guru SD yang berijazah SGB atau yang sederajat untuk mengikuti SGA/SPG; memberi kesempatan atau tugas belajar kepada guru-guru SLP yang berijazah SGA/SPG atau yang sederajat untuk mengikuti kursus PGSLP atau mengikuti kuliah di IKIP sehingga menjadi guru yang berwenang mengajar di SLP; memberi kesempatan atau tugas belajar kepada guru-guru SLA yang berijazah BI/sarjana muda, untuk mengikuti kuliah guna mencapai tingkat sarjana; memberi kesempatan kepada pegawai administrasi (tata usaha) yang memilki ijazah SLP untuk mengikuti KPAA (Kursus Pegawai administrasi Tingkat Atas), dan sebagainya. Inservice-training dan Upgrading keduannya merupakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan supervisi pendidikan modern, yang mulai mendapat perhatian di kalangan pendidikan dan pengajran di negeri kita. J. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan atas berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan lain sebagainya. Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengatahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk: (1) meningkatkan kualitas manusia, (2)
  • 3. meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional. Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada perkembangan zaman dan masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembalikan diri, (2) kemampuan akademik dan/atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto, 1993: 47). Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting. Ahli lain seperti Print (1993: 15) menyatakan pentingnya kebudayaan sebagai landasan bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan totalitas cara seseorang hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya menjadi landasan di mana kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi sasaran hasil pengembangan kurikulum itu. Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak, serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri. Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang ditempa oleh fenomena sosial yang amat besar, yaitu gelombang reformasi dan isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan lingkungan hidup maka perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi maupun reorientasi kurikulum.
  • 4. Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu.Perbedaan individu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum. Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U. Munandar (1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur yang ada. Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta membuat peralatan-peratalatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang dan membuat (BTE, 1998:7). 2.4. Macam-macam Teknologi Pendidikan Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan.Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik yaitu: 1. Sistem berpikir Setiap berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap metode di dunia pendidikan.Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa
  • 5. sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum. 2. Desain sistem Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangin system yang baru.Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang memungkinkan harapan.Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk peubahan. 3. Kualitas Pengetahuan Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu prosuk atau jasa/layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah. 4. Manajemen Perubahan Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kreatif kea rah positif. Dapat juga diartikan system pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control) 5. Teknologi Pembelajaran Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (computer, multimedia, internet dan telekomunikasi) dan pembelajaran yang di desain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah system pemikiran yang berlaku untuk insruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam pemecahan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual untuk perunbahan yang efektif.
  • 6. Menurut Davies (1972) ada tiga macam-macam teknologi pendidikan yaitu: a. Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratium, computer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi kini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan, memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli materialyang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien. b. Teknologi pendidkan dua mengacu pada “perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam mengembangkan instruksional, metodelogi pengajaran dan evaluasi.Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui pada pengalaman, bermanfaat pada pengalaman belajar.Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrument presentasi atau transmisi. c. Teknologi ketiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “perangkat keras” dan “perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan system dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostic yang menarik. Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya (perangkat keras dan lunak). K. PENJAMINAN MUTU Penjaminan mutu merupakan suatu bukti akan eksistensi suatu lembaga, mutu tersebut Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrument dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Pemerintah melakukan
  • 7. akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah, diwujudkan dalam bentuk peringkat kelayakan yg merupakan salah satu wujud akuntabilitas kepada publik. Dengan akreditasi yang kredibel, hasilnya dapat memotivasi Sekolah/Madrasah untuk memperbaiki diri sehingga hasil akreditasi yang akan datang peringkat yang dicapai akan lebih baik. Peran akreditasi dalam peningkatan mutu, disamping memberikan motivasi kepada satuan pendidikan dan semua stake-holder untuk memperbaiki diri juga terletak pada langkah tindak lanjut yang diambil berbagai stake-holder yang bertanggung-jawab atas perbaikan mutu secara berkelanjutan. Oleh karena itu rekomendasi tindak lanjut menjadi bagian penting dalam pelaksanaan akreditasi.Lingkup Akreditasi Satuan Pendidikan: 1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA). 2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). 3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). 6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB)dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB). Tujuan Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah: 1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. 2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait. Manfaat Akreditasi Sekolah/Madrasah 1. Membantu sekolah/madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang saling menguntungkan.
  • 8. 2. Membantu mengidentifikasi sekolah/madrasah dan program dalam rangka pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya. 3. Acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah dan rencana pengembangan sekolah/madrasah. Fungsi Akreditasi Sekolah/Madrasah:  Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah/madrasah kepada publik, apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh sekolah/ madrasah telah memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.  Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan sekolah/madrasah dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal beserta indikator-indikatornya.  Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi sekolah/madrasah, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mutu sekolah/madrasah. Prinsip Akreditasi Sekolah/Madrasah: 1. Objektif Akreditasi sekolah/madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu sekolah/ madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait dengan kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh informasi tentang keberadaannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan. 2. Komprehensif Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, fokus penilaian tidak hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai komponen pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan sekolah/madrasah tersebut. 3. Adil
  • 9. Dalam melaksanakan akreditasi, semua sekolah/madrasah harus diperlakukan sama dengan tidak membedakan sekolah/madrasah atas dasar kultur, keyakinan, sosial budaya, dan tidak memandang status sekolah/madrasah baik negeri ataupun swasta. Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan/atau tidak diskriminatif. 4. Transparan Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukannya. 5. Akuntabel Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Komponen Akreditasi:  Standar Isi, [Permen 22/2006]  Standar Proses, [Permen 41/2007]  Standar Kompetensi Lulusan, [Permen 23/2006]  Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, [Permen 13/2007 Ttg Kasek  Permen 16/2007 Ttg Guru, Permen 24/2008 Ttg Tenaga Adm]  Standar Sarana Dan Prasarana [Permen 24/2007]  Standar Pengelolaan, [Permen 19/2007]  Standar Pembiayaan, [PP. 48/2008]  Standar Penilaian Pendidikan. [Permen 20/2007] Pembahasan : IHT dan Up Grading IHT (In hause Trainning) dan Up Grading merupakan program dari sekolah yang bekerjasama dengan Lembaga lain atau dapat terprogran secara intern (oleh dan dari sekolah tersebut). Program ini merupakan program yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam bidang mengajar sebagai upaya perbaikan atau penyempurnaan proses belajar mengajar. Di
  • 10. MAN 1 Purwokerto dilaksanakan Program IHT yang disebut BINTEK (Bimbingan Teknologi) yang bekerjasama dengan lembaga kepermerintahan Daerah (Dinas Pendidikan Kota Banyumas), yang pelaksanaanya tergantung pada kebutuhan sehingga cenderung bersifat dadakan Sedangkan program up grading dilaksanakan diawal tahun ajaran baru. Pelaksanaan program IHT sistemnya rolling (bergantian), adapun dapat melalui program oleh Dinas disebut MGMP yaitu dapat per uru maple, dikirimkan/itunjuk oleh sekolah, atau seluruh guru ikut. Harapannya setelah guru mengikuti program IHT atau Up Grdaing dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, dan kualitas pembelajarannyapun dapat meningkat. Adapun beberapa kendala yang dihadapi pada program IHT dan up grading yaitu: membutuhkan waktu yang relative lama untuk membentuk tim pelaksana program kerana kesibukan dari setiap gur yang padat. Guru cenderung tidak peduli dengan program tersebut, karena sisitemnya roling tidak semua guru mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program, guru yang telah mengikuti program tidak menyalurkan ilmunya pada guru lain sehingga ilmunya tidak meyebar rata pada guru lain, jika melaksaakan program sendiri (intern/tidak menurut program dari lembaga lain) dinilai sulit mendatangkan trainer yang sesuai dengan kebutuhan guru dan staf. Sehigga di MAN sendiri masih terdapat kekurangan yang menyebabkan system dari program IHT dan up Grading berjalan kurang efektif dan efisien. Harusnya Guru mempunyai kesadaran penuh dalam menjalankan tugasnya maka ia harus benar- benar bertanggung jawab atas kewajibannya dalam mendidik siswa, sehingga mereka akan berusah untuk memperbaiki dan menyempurnakan sisitem pembelajaran yang yang telah ada ntuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada disekolah mereka. Permasalahan : 1. Membutuh waktu yang relatif lama untuk membentuk team pelaksanaan IHT dikarenakan kesibukan dari masing-masing guru 2. Kurangnya motivasi dalam diri guru sendiri untuk mengikuti IHT 3. Tidak semua guru mendapat kesempatan untuk mengikuti IHT 4. Guru yang mengikuti IHT tidak menerapkan dan membagi ilmu nya untuk guru yang lain, sehingga kebermanfaatannya kurang efektif 5. Sulitnya mendatangkan traner dari luar yang sesuai dengan kebutuhan guru, staf dan karyawan
  • 11. b. Penyelesaian 1. Seharusnya sekolah sudah merencanakan program tersebut pada rapat program kerja di awal tahun ajaran sehingga pada saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan maksimal dan terprogram dengan jelas. Selain itu juga guru akan lebih bertanggung jawab jika program IHT dan Up grading dilaksanakan dengan penuh konsistenitas, dan terencana. 2. Motivasi datang dari dalam diri guru, sehingga guru yang tidak mempunyai motivasi harus disadarkan dengan cara memberikan pengarahan mengenai manfaat dari mengikuti program. Kebanyakan guru akan tertarik jika dibalik kegiatan terdapat manfaat, mereka akan mempertimbangkan AMBAK (apa anfaatnya bagiku), sehingga mungkn jika guru dipaparkan secara jelas dan terperinci akan manfaat mengikuti IHT dan atau up grading maka mereka akan antusias untuk mengikutinya. Dan secara tidak langsung motivasi untuk mengikuti program tersebut telah ada. 3. Melakukan rolling pada saat menugaskan guru untuk melaksanakan IHT sehingga semua guru mendapatkan kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai upaya untuk meningkatkan kualiatas keprofesionalan guru, selin itu guru yang telah mengikuti program IHT dan atau up Grading harus menularkan ilmunya kepada rekan guru yang lain sehingga mereka (guru yang tidak ikut) dapat meraksakan ilmu yag telah didapatkan. 4. Mengadakan sharing anatara para guru dan kepala sekolah untuk membicarakan pengetahuan baru yang telah diperolehnya setelah melaksanakan IHT sehingga dapat membantu mengatasi segala kendala yang terjadi pada proses pembelajaran 5. Melakukan studi banding ke sekolah yang menjadi sekolah unggulan sehingga dapat diperoleh pembaharuan sebagai wujud evaluasi 6. Kepala sekolah dan semua komponen seharusnya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak sehingga memiliki penghubung sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan terutama dalam hal IHT dan Up grading L. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI Perkembangan teknologi mmerupakan prasarana dalam menunjang ilmu pengetahuan terutama dibidang pendidikan. Teknologi sangatlah penting dalam proses belajar mngajar, terutama di sekolat tingkat menengah. MAN 1 purwokerto merupakan salahsatu sekolah yang
  • 12. telah memfasilitasi dengan teknologi. Pengembangan teknologi di sekolah tersebut meliputi pengadaan LCD disetiap rungan kelas, kipas angina, wifi, dan sarana prasarana laboratorium (laboratorium computer, leb bahasa, dan leb IPA). Penggunaan teknologi yang sudah ada belum maksimal, hal ini dikerenakan guru dan siswa belum memanfaatkan fasilitas yang ada guna meningkatkan mutu pembelajaran seperti penggunaan wifi untuk mencari informasi/materi pelajaran diinternet, hanya beberapa guru yang menggunakan komputer sebagai media pembelajarannya. Agar pemanfaatan teknologi dapat maksimal maka perlu melakukan perencanaan dalam penggunaan teknologi, perncanaan program ini meliputi pemaparan teknologi yang telah berkembang di sekolah, kemudian menegaskan fungsi dari diadakannya teknologi tesebut. Untuk meningkatkan fungsional dari teknologi diperlukan pengadakan program pelatihan penggunaan teknologi kepada guru-guru yang belum dapat menguasai teknologi secra benar, program pelatihan ini bersifat terbuka dan dibimbing oleh guru yang ahli dalam bidangnya, sehingga pelatihannya bersifat santai dan guru diharapkan tidak malu-malu dalam bertanya. Jika masih terdapat kekurangan atau kendala maka Melakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan mengenai penggunaan teknologi pada setiap semester sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada. Kemudian untuk memaksimalkan siswa dalam memanfaatkan teknologi yang telah ada maka Siswa diarahkan untuk memanfaatkan fasilitas wifi, laboratorium, dan perpustakaan guna meningkatkan kualitas belajar mereka. Selain itu, pengrahan atau penyuluhan tetnang penggunaan teknologi juga dapat melalui dan melibatkan Organisasi siswa seperti OSIS, diharapkan memiliki/mengadakan kegiatan yang ada kaitannya dengan penggunaan teknologi, sehingga dapat menstimulasi keativitas bakat dan menat siswa. Hal ini tidak luput dari pengawasan kepala sekolah, Kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap guru mengenai penggunaan teknologi sekolah. Dan kemudan dari Sekolah mengadakan training mengenai penggunaaan teknologi untuk memaksimalkan pengembangan mutu sekolah bersama komite. Kepela sekolah bersama komite membuat kuisioner untuk guru maupun siswa dalam hal kebutuhan penggunaan teknologi jika masih erdapat kesulitan bagi guru dalam memanfaatkan teknologi. PENJAMINAN MUTU
  • 13. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah, diwujudkan dalam bentuk peringkat kelayakan yg merupakan salah satu wujud akuntabilitas kepada publik. Dengan akreditasi yang kredibel, hasilnya dapat memotivasi Sekolah/Madrasah untuk memperbaiki diri sehingga hasil akreditasi yang akan datang peringkat yang dicapai akan lebih baik. Di MAN 1 Purwokerto terakreditasi A, yang artinyaa sekolah tersebut mempunyai sarana dan prsarana yang memadai. Akreditasi di MAN 1 mempunyai banyak kendala, yaitu:  Persiapan yang dilakukan oleh komponen sekolah tidak dilaksanakan secara matang karena tidak ada tanggung jawab dari masing-masing staf dalam melaksanakan tugasnya.  Tidak adanya kesadaran dari masing-masing komponen untuk mengerjakan setiap objek penilaian dalam penjaminan mutu sehingga pengerjaan tertunda.  Tidak adanya kesadaran dalam pemeliharaan fasilitas baik berupa sarana prasarana sehingga kerusakan yang ada semakin parah.  Kurang berperannya BP dalam memonitoring masing-masing siswa dalam hal peningkatan kualitas belajar siswa. Solusi:  Masing-masing komponen saling mengingatkan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki. Sehingga tidak ada yang dapat melupakan tanggung jawabnya.  Adanya kontrol dari kepala sekolah dalam hal teknis seluruh pelaksanaan kegiatan yang menunjang kemajuan sekolah.
  • 14.  Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing guru, staff dan karyawan dengan melakukan sharing dan rapat koordinasi dengan masing-masing staf sehingga dapat meningkatkan keprofesionalan dalam melaksanakan tugas sesuai bidangnya  Mengarahkan pengembangan potensi siswa oleh guru BK dan Kesiswaan yang dimiliki siswa sesuai dengan bakat dan minat nya dengan mengadakan ekstrakurikuler Penutup Kesimpulan  Teknologi pendidikan memiliki manfaat salah satunya sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar. Selain terdapat mandak teknologi pendidikan juga memiliki kekurangannya yaitu pihak guru yang tidak bisa menoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggal oleh siswa. Saran Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih benyak terdapat kekuranga, sehingga apabila dari pembaca mempunya kritik atau saran, maka penulis akan menerimanya dengan senang hati, selama kritik atau saran tersebut bersifat membangun bagi penulis maupun pembacanya. . Daftar Pustaka
  • 15. Diskusi: Pertanyaan dari: Inditia Rara (kelompok A) 6. Jika kurikulum 2013 berlawanan dengan visi dan misi MAN 1 Purwokerto apa yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah tersebut? Apakah harus tetap melawan, atau mengikuti aturan? jawaban:  Sekolah harus bisa menyesuaikan dengan apa yang diprogramkan oleh pemerintah, adapun prinsipnya mengikuti visi dan misi MAN. Hanya saja pelaksanaanya yang berdasarkan program kur 2013, sehingga sekolah tidak perlu meninggalkan tujuannya. 7. dari sekian permasalahan yang ditemukan, ada atau tidak keunggulan dari sistem yang ada disekolah anda ? Jawaban:  Tentu saja setiap system di suatu lembaga pastinya mempunyai kekurangan dan kelebihan, 8. positiv/ tidak, dari anjuran utuk memanfaatkan fasilitas WiFi untuk mengembangkan tingkat kognitif siswa? Ada hal-hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan .. Jawaban:
  • 16.  positif , karena tujuan awalnya itu uvntuk meningkatkan proses pemebelajaran bagi siswa maupun guru, siswa jua dapat mengaskes materi pelajaran yang mereka butuhkan melalui internet. Pertanyaan dari: kelompok 2B 9. Bagaimana dengan pengisisan raport kurikulum 2013 pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum tersebut? Apakah engalami kesulitan seperti di MAN 1 purwokerto? Jawaban:  Di MAN sendiri belum menerapkan kurikulum 2013,  Di SMA lain yang sudah menerapkan mungkin juga mempunyai kendala dalam penulisan raprot karena ini merupakan program baru dari pemerintah.  Dibutuhkan bimbingan untuk memahamkan guru-guru dalam menuliskan raport seperti program workshop kurikulum 2013.  Pertanyaan dari: kelompok 6 kelas b 10. Bagaimana cara memberikan sanksi terhadap staff yang tidak tahu job desnya sekiranya efektif dan dapat memecahkan masalah? Jawaban: Dirapatkan terlebih dalu mengenai sanksi-sanksi yang akan diberikan terhadap pelanggaran yang dilakukan, dan atas kesepakatan bersama sanksi dapat diberikan berupa:  Menjelaskan kembali mengenai job deskripsi yang harus dilaksanakan  Peringatan secara lisan  Memberikan SK berisi peringatan secra tertulis  Melaporkan pelanggaran kepada pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi seperti Dinas pendidikan  Mencabut jabatan apabila pelanggaran sudah tidak bisa ditelorir