Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
Sekolah merupakan lembaga penentu dalam kiprah pengembangan pendidikan, karena dari deretan birokrasi yang terkait dengan pengembangan pendidikan, sekolah sebagai pelaksana dari semua program pendidikan yang direncanakan dari tingkat pusat sampai ke tingkat operasional di sekolah. Maju mundurnya pendidikan sangat ditentukan oleh pelaksanaan yang ada di tangan para pendidik di sekolah. Oleh karena itu, dengan tanpa mengesampingkan pentingnya faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap mutu pendidikan, unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah harus mendapat pengelolaan dan pengembangan secara optimal. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan dibuatnya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan unsur ketenagaan di sekolah.
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
Sekolah merupakan lembaga penentu dalam kiprah pengembangan pendidikan, karena dari deretan birokrasi yang terkait dengan pengembangan pendidikan, sekolah sebagai pelaksana dari semua program pendidikan yang direncanakan dari tingkat pusat sampai ke tingkat operasional di sekolah. Maju mundurnya pendidikan sangat ditentukan oleh pelaksanaan yang ada di tangan para pendidik di sekolah. Oleh karena itu, dengan tanpa mengesampingkan pentingnya faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap mutu pendidikan, unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah harus mendapat pengelolaan dan pengembangan secara optimal. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan dibuatnya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan unsur ketenagaan di sekolah.
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidiksman 2 mataram
Kinerja merupakan suatu sikap dan prilaku dapat mengikat dari waktu ke waktu. Kinerja personal/individu berbeda antara yang satu dan yang lain.Perbedaan terjadi tentunya dipengaruhi berbagai faktor. Kinerja adalah salah satu kegiatan personal diinterpretasikan dengan makna pertumbuhan kebutuhan individu yang ditunjukkan dengan pengembangan dari tiap-tiap individu secara optimal pada bidang tugas dan pekerjaannya. Fisik, mental dan potensi-potensi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja personal/individu
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. H. IN HAUSE TRAINNING (IHT)
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV mengamanatkan dengan jelas bahwa tujuan
nasional bangsa Indonesia salah satunya adalah ”mencerdaskan kehidupan bangsa”,
yang artinya tidak lain dengan masyarakat yang cerdas maka tujuan
nasional lainnya seperti melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial, akan lebih mudah dicapai.
Akan tetapi untuk mencerdaskan bangsa ini, perlu modal. Modal utama adalah guru.
Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas di kelas. Modal
utama ini harus lebih cerdas dan mampu mengejawantahkan kurikulum 2013 ke ranah yang
nyata sehingga usaha menggapai dan merealisasikan amanat pembukaan UUD 1945 tersebut
terlaksana dengan baik.
Maka In House Training (IHT) diperlukan untuk mempercepat dan memudahkan
mengupgrade pengetahuan guru dari ktsp ke kurikulum 2013, dengan salah satu usaha ini
diharapkan dapat mengubah mindset guru terhadap kurikulum 2013 dan yang pada akhirnya
akan bermuara pada implementasinya di ruang belajar dengan baik program in hause training di
rencanakan olet tiap sekolah dengan tujuan unuk memperbaiki pembelajaran yang masih kurang,
sehigga luaran yang diharpkan guru dapat mengajar lebih baik lagi. Program ini secara tidak
langsung merupakan program peltihan yang dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan
yang ada disekolah, sehingga harapannya permaslahan-[ermaslahan yang berkenaan dengan
pembelajaran serta proses belajar mengajar dapat teratasi.
I. UP GRADING
Pengertian upgrading (penataran) sebenarnya tidak berbeda jauh dengan inservice-
training. Upgrading ialah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau
meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai, guru-guru, atau petugas
pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian keahliannya bertambah luas dan mendalam.
Perbedaannya yang agak jelas antara inservice-training dan Upgrading ialah, Upgrading
lebih memilki cifil-efect pada pekerjaan atau jabatan pegawai yang di upgrade. Umpamanya:
2. dapat menjadikan pegawai yang tidak berwenang menjadi berwenang, berlaku untuk kenaikan
tingkat atau jabatan, dan mempertinggi pengetahuan dan keahlian.
Dilihat dari luasnya pengertian yang terkandung didalamnya, inservice-training
mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan upgrading.Upgrading termasuk
kedalam pengertian inservice-training. Kegiatan-kegiatan lain yang juga dapat dimasukkan
kedalam pengertian inservice-training antara lain ialah refreshing, staftraining, workshop
(sanggar kerja), seminar, rapat kerja, konferensi kerja dsb.
Contoh upgrading yang biasa berlaku di kalangan guru-guru dan petugas-petugas lainnya
antara lain : memberi kesempatan kepada guru-guru SD yang berijazah SGB atau yang sederajat
untuk mengikuti SGA/SPG; memberi kesempatan atau tugas belajar kepada guru-guru SLP yang
berijazah SGA/SPG atau yang sederajat untuk mengikuti kursus PGSLP atau mengikuti kuliah di
IKIP sehingga menjadi guru yang berwenang mengajar di SLP; memberi kesempatan atau tugas
belajar kepada guru-guru SLA yang berijazah BI/sarjana muda, untuk mengikuti kuliah guna
mencapai tingkat sarjana; memberi kesempatan kepada pegawai administrasi (tata usaha) yang
memilki ijazah SLP untuk mengikuti KPAA (Kursus Pegawai administrasi Tingkat Atas), dan
sebagainya.
Inservice-training dan Upgrading keduannya merupakan fungsi-fungsi kepemimpinan
dan supervisi pendidikan modern, yang mulai mendapat perhatian di kalangan pendidikan dan
pengajran di negeri kita.
J. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem pendidikan dan dalam
perkembangan proses kehidupan manusia, maka pengembangan kurikulum harus dikerjakan
dengan teliti. Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan atas
berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan lain
sebagainya.
Dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan
paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengatahuan dan
keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk: (1) meningkatkan kualitas manusia, (2)
3. meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3)
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional.
Dengan menyadari hal tersebut, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada
perkembangan zaman dan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 37 UU No.2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah bahwa
kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik
untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan
mengembalikan diri, (2) kemampuan akademik dan/atau profesional untuk menerapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian
(Soedijarto, 1993: 47).
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan
merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal ini mengindikasikan bahwa
dalam mengembangkan kurikulum, kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting.
Ahli lain seperti Print (1993: 15) menyatakan pentingnya kebudayaan sebagai landasan
bagi pengembangan kurikulum dan kurikulum adalah konstruksi dari suatu kebudayaan. Dari hal
tersebut dapat diartikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan totalitas cara seseorang
hidup dan mengembangkan kehidupannya, sehingga ia tidak hanya menjadi landasan di mana
kurikulum dikembangkan, melainkan juga menjadi sasaran hasil pengembangan kurikulum itu.
Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah
kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak, serta prestasi manusia.
Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkret dan bersifat empiris dari suatu
komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.
Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang ditempa oleh
fenomena sosial yang amat besar, yaitu gelombang reformasi dan isu-isu yang berkaitan dengan
hak asasi manusia dan lingkungan hidup maka perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi
maupun reorientasi kurikulum.
4. Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab hal ini
erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu.Perbedaan individu berhubungan
dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang dibawa dari
kelahirannya, merupakan hal-hal yaang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.
Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar
mereka dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U.
Munandar (1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur yang ada.
Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar
tampaknya merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan
pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran
yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi
kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani
peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta membuat
peralatan-peratalatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang dan membuat
(BTE, 1998:7).
2.4. Macam-macam Teknologi Pendidikan
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh
inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah
sebagai bentuk perubahan pendidikan.Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang
memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan sistem
pendidikan yang lebih baik yaitu:
1. Sistem berpikir
Setiap berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap metode di dunia
pendidikan.Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa
5. sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi
sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum.
2. Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangin system yang baru.Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang memungkinkan harapan.Desain sistem
memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk
peubahan.
3. Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu prosuk
atau jasa/layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah
menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.
4. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kreatif kea rah positif.
Dapat juga diartikan system pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya
dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control)
5. Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (computer, multimedia, internet
dan telekomunikasi) dan pembelajaran yang di desain, metode dan strateginya diperlukan untuk
membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara
mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah system pemikiran yang berlaku
untuk insruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga
dalam pemecahan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang,
proses, manajemen, intelektual untuk perunbahan yang efektif.
6. Menurut Davies (1972) ada tiga macam-macam teknologi pendidikan yaitu:
a. Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratium,
computer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi kini dapat
mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan, memperkuat suara,
mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli materialyang menjangkau pendengar/
siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
b. Teknologi pendidkan dua mengacu pada “perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya
bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam mengembangkan
instruksional, metodelogi pengajaran dan evaluasi.Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat
menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui pada pengalaman,
bermanfaat pada pengalaman belajar.Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrument
presentasi atau transmisi.
c. Teknologi ketiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “perangkat keras” dan
“perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan
system dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi
pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam
orientasi diagnostic yang menarik.
Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam
konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum
dijadikan persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya
(perangkat keras dan lunak).
K. PENJAMINAN MUTU
Penjaminan mutu merupakan suatu bukti akan eksistensi suatu lembaga, mutu tersebut
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik
dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrument
dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Pemerintah melakukan
7. akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan.
Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah, diwujudkan dalam bentuk peringkat kelayakan yg
merupakan salah satu wujud akuntabilitas kepada publik. Dengan akreditasi yang kredibel,
hasilnya dapat memotivasi Sekolah/Madrasah untuk memperbaiki diri sehingga hasil akreditasi
yang akan datang peringkat yang dicapai akan lebih baik. Peran akreditasi dalam peningkatan
mutu, disamping memberikan motivasi kepada satuan pendidikan dan semua stake-holder untuk
memperbaiki diri juga terletak pada langkah tindak lanjut yang diambil berbagai stake-holder
yang bertanggung-jawab atas perbaikan mutu secara berkelanjutan.
Oleh karena itu rekomendasi tindak lanjut menjadi bagian penting dalam pelaksanaan
akreditasi.Lingkup Akreditasi Satuan Pendidikan:
1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa
(SLTPLB)dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).
Tujuan Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah:
1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.Memberikan rekomendasi tentang penjaminan
mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak
terkait.
Manfaat Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Membantu sekolah/madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan peserta
didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang saling
menguntungkan.
8. 2. Membantu mengidentifikasi sekolah/madrasah dan program dalam rangka pemberian
bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
3. Acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah dan rencana pengembangan
sekolah/madrasah.
Fungsi Akreditasi Sekolah/Madrasah:
Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah/madrasah kepada publik,
apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh sekolah/ madrasah telah memenuhi
harapan atau keinginan masyarakat.
Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan
sekolah/madrasah dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal
beserta indikator-indikatornya.
Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi sekolah/madrasah, pemerintah,
dan masyarakat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mutu sekolah/madrasah.
Prinsip Akreditasi Sekolah/Madrasah:
1. Objektif
Akreditasi sekolah/madrasah pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian
tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan oleh suatu sekolah/
madrasah. Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait dengan
kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh informasi tentang
keberadaannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya
untuk dibandingkan dengan kondisi yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan
indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, fokus penilaian tidak hanya
terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai komponen
pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat
menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan sekolah/madrasah tersebut.
3. Adil
9. Dalam melaksanakan akreditasi, semua sekolah/madrasah harus diperlakukan
sama dengan tidak membedakan sekolah/madrasah atas dasar kultur, keyakinan, sosial
budaya, dan tidak memandang status sekolah/madrasah baik negeri ataupun swasta.
Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan/atau tidak diskriminatif.
4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi
sekolah/madrasah seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta sistem penilaian
akreditasi dan lainnya harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa
saja yang memerlukannya.
5. Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus dapat dipertanggungjawabkan
baik dari sisi penilaian maupun keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan. Komponen Akreditasi:
Standar Isi, [Permen 22/2006]
Standar Proses, [Permen 41/2007]
Standar Kompetensi Lulusan, [Permen 23/2006]
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, [Permen 13/2007 Ttg Kasek
Permen 16/2007 Ttg Guru, Permen 24/2008 Ttg Tenaga Adm]
Standar Sarana Dan Prasarana [Permen 24/2007]
Standar Pengelolaan, [Permen 19/2007]
Standar Pembiayaan, [PP. 48/2008]
Standar Penilaian Pendidikan. [Permen 20/2007]
Pembahasan :
IHT dan Up Grading
IHT (In hause Trainning) dan Up Grading merupakan program dari sekolah yang
bekerjasama dengan Lembaga lain atau dapat terprogran secara intern (oleh dan dari sekolah
tersebut). Program ini merupakan program yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam
bidang mengajar sebagai upaya perbaikan atau penyempurnaan proses belajar mengajar. Di
10. MAN 1 Purwokerto dilaksanakan Program IHT yang disebut BINTEK (Bimbingan Teknologi)
yang bekerjasama dengan lembaga kepermerintahan Daerah (Dinas Pendidikan Kota Banyumas),
yang pelaksanaanya tergantung pada kebutuhan sehingga cenderung bersifat dadakan Sedangkan
program up grading dilaksanakan diawal tahun ajaran baru. Pelaksanaan program IHT sistemnya
rolling (bergantian), adapun dapat melalui program oleh Dinas disebut MGMP yaitu dapat per
uru maple, dikirimkan/itunjuk oleh sekolah, atau seluruh guru ikut. Harapannya setelah guru
mengikuti program IHT atau Up Grdaing dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, dan
kualitas pembelajarannyapun dapat meningkat. Adapun beberapa kendala yang dihadapi pada
program IHT dan up grading yaitu: membutuhkan waktu yang relative lama untuk membentuk
tim pelaksana program kerana kesibukan dari setiap gur yang padat. Guru cenderung tidak peduli
dengan program tersebut, karena sisitemnya roling tidak semua guru mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti program, guru yang telah mengikuti program tidak menyalurkan ilmunya pada
guru lain sehingga ilmunya tidak meyebar rata pada guru lain, jika melaksaakan program sendiri
(intern/tidak menurut program dari lembaga lain) dinilai sulit mendatangkan trainer yang sesuai
dengan kebutuhan guru dan staf. Sehigga di MAN sendiri masih terdapat kekurangan yang
menyebabkan system dari program IHT dan up Grading berjalan kurang efektif dan efisien.
Harusnya Guru mempunyai kesadaran penuh dalam menjalankan tugasnya maka ia harus benar-
benar bertanggung jawab atas kewajibannya dalam mendidik siswa, sehingga mereka akan
berusah untuk memperbaiki dan menyempurnakan sisitem pembelajaran yang yang telah ada
ntuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada disekolah mereka.
Permasalahan :
1. Membutuh waktu yang relatif lama untuk membentuk team pelaksanaan IHT dikarenakan
kesibukan dari masing-masing guru
2. Kurangnya motivasi dalam diri guru sendiri untuk mengikuti IHT
3. Tidak semua guru mendapat kesempatan untuk mengikuti IHT
4. Guru yang mengikuti IHT tidak menerapkan dan membagi ilmu nya untuk guru yang
lain, sehingga kebermanfaatannya kurang efektif
5. Sulitnya mendatangkan traner dari luar yang sesuai dengan kebutuhan guru, staf dan
karyawan
11. b. Penyelesaian
1. Seharusnya sekolah sudah merencanakan program tersebut pada rapat program kerja di
awal tahun ajaran sehingga pada saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan maksimal
dan terprogram dengan jelas. Selain itu juga guru akan lebih bertanggung jawab jika
program IHT dan Up grading dilaksanakan dengan penuh konsistenitas, dan terencana.
2. Motivasi datang dari dalam diri guru, sehingga guru yang tidak mempunyai motivasi
harus disadarkan dengan cara memberikan pengarahan mengenai manfaat dari mengikuti
program. Kebanyakan guru akan tertarik jika dibalik kegiatan terdapat manfaat, mereka
akan mempertimbangkan AMBAK (apa anfaatnya bagiku), sehingga mungkn jika guru
dipaparkan secara jelas dan terperinci akan manfaat mengikuti IHT dan atau up grading
maka mereka akan antusias untuk mengikutinya. Dan secara tidak langsung motivasi
untuk mengikuti program tersebut telah ada.
3. Melakukan rolling pada saat menugaskan guru untuk melaksanakan IHT sehingga semua
guru mendapatkan kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai upaya
untuk meningkatkan kualiatas keprofesionalan guru, selin itu guru yang telah mengikuti
program IHT dan atau up Grading harus menularkan ilmunya kepada rekan guru yang
lain sehingga mereka (guru yang tidak ikut) dapat meraksakan ilmu yag telah didapatkan.
4. Mengadakan sharing anatara para guru dan kepala sekolah untuk membicarakan
pengetahuan baru yang telah diperolehnya setelah melaksanakan IHT sehingga dapat
membantu mengatasi segala kendala yang terjadi pada proses pembelajaran
5. Melakukan studi banding ke sekolah yang menjadi sekolah unggulan sehingga dapat
diperoleh pembaharuan sebagai wujud evaluasi
6. Kepala sekolah dan semua komponen seharusnya memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan berbagai pihak sehingga memiliki penghubung sesuai dengan
kepentingan yang dibutuhkan terutama dalam hal IHT dan Up grading
L. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi mmerupakan prasarana dalam menunjang ilmu pengetahuan
terutama dibidang pendidikan. Teknologi sangatlah penting dalam proses belajar mngajar,
terutama di sekolat tingkat menengah. MAN 1 purwokerto merupakan salahsatu sekolah yang
12. telah memfasilitasi dengan teknologi. Pengembangan teknologi di sekolah tersebut meliputi
pengadaan LCD disetiap rungan kelas, kipas angina, wifi, dan sarana prasarana laboratorium
(laboratorium computer, leb bahasa, dan leb IPA). Penggunaan teknologi yang sudah ada belum
maksimal, hal ini dikerenakan guru dan siswa belum memanfaatkan fasilitas yang ada guna
meningkatkan mutu pembelajaran seperti penggunaan wifi untuk mencari informasi/materi
pelajaran diinternet, hanya beberapa guru yang menggunakan komputer sebagai media
pembelajarannya.
Agar pemanfaatan teknologi dapat maksimal maka perlu melakukan perencanaan dalam
penggunaan teknologi, perncanaan program ini meliputi pemaparan teknologi yang telah
berkembang di sekolah, kemudian menegaskan fungsi dari diadakannya teknologi tesebut. Untuk
meningkatkan fungsional dari teknologi diperlukan pengadakan program pelatihan penggunaan
teknologi kepada guru-guru yang belum dapat menguasai teknologi secra benar, program
pelatihan ini bersifat terbuka dan dibimbing oleh guru yang ahli dalam bidangnya, sehingga
pelatihannya bersifat santai dan guru diharapkan tidak malu-malu dalam bertanya. Jika masih
terdapat kekurangan atau kendala maka Melakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan
mengenai penggunaan teknologi pada setiap semester sehingga dapat memperbaiki kekurangan
yang ada. Kemudian untuk memaksimalkan siswa dalam memanfaatkan teknologi yang telah
ada maka Siswa diarahkan untuk memanfaatkan fasilitas wifi, laboratorium, dan perpustakaan
guna meningkatkan kualitas belajar mereka. Selain itu, pengrahan atau penyuluhan tetnang
penggunaan teknologi juga dapat melalui dan melibatkan Organisasi siswa seperti OSIS,
diharapkan memiliki/mengadakan kegiatan yang ada kaitannya dengan penggunaan teknologi,
sehingga dapat menstimulasi keativitas bakat dan menat siswa. Hal ini tidak luput dari
pengawasan kepala sekolah, Kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap guru mengenai
penggunaan teknologi sekolah. Dan kemudan dari Sekolah mengadakan training mengenai
penggunaaan teknologi untuk memaksimalkan pengembangan mutu sekolah bersama komite.
Kepela sekolah bersama komite membuat kuisioner untuk guru maupun siswa dalam hal
kebutuhan penggunaan teknologi jika masih erdapat kesulitan bagi guru dalam memanfaatkan
teknologi.
PENJAMINAN MUTU
13. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan
secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria
yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan
Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.
Hasil akreditasi Sekolah/Madrasah, diwujudkan dalam bentuk peringkat kelayakan yg
merupakan salah satu wujud akuntabilitas kepada publik.
Dengan akreditasi yang kredibel, hasilnya dapat memotivasi Sekolah/Madrasah untuk
memperbaiki diri sehingga hasil akreditasi yang akan datang peringkat yang dicapai akan lebih
baik. Di MAN 1 Purwokerto terakreditasi A, yang artinyaa sekolah tersebut mempunyai sarana
dan prsarana yang memadai. Akreditasi di MAN 1 mempunyai banyak kendala, yaitu:
Persiapan yang dilakukan oleh komponen sekolah tidak dilaksanakan secara matang
karena tidak ada tanggung jawab dari masing-masing staf dalam melaksanakan tugasnya.
Tidak adanya kesadaran dari masing-masing komponen untuk mengerjakan setiap objek
penilaian dalam penjaminan mutu sehingga pengerjaan tertunda.
Tidak adanya kesadaran dalam pemeliharaan fasilitas baik berupa sarana prasarana
sehingga kerusakan yang ada semakin parah.
Kurang berperannya BP dalam memonitoring masing-masing siswa dalam hal
peningkatan kualitas belajar siswa.
Solusi:
Masing-masing komponen saling mengingatkan untuk melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang dimiliki. Sehingga tidak ada yang dapat melupakan
tanggung jawabnya.
Adanya kontrol dari kepala sekolah dalam hal teknis seluruh pelaksanaan kegiatan yang
menunjang kemajuan sekolah.
14. Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing guru, staff dan karyawan
dengan melakukan sharing dan rapat koordinasi dengan masing-masing staf sehingga
dapat meningkatkan keprofesionalan dalam melaksanakan tugas sesuai bidangnya
Mengarahkan pengembangan potensi siswa oleh guru BK dan Kesiswaan yang dimiliki
siswa sesuai dengan bakat dan minat nya dengan mengadakan ekstrakurikuler
Penutup
Kesimpulan
Teknologi pendidikan memiliki manfaat salah satunya sebagai sarana informasi untuk
menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar. Selain terdapat mandak teknologi
pendidikan juga memiliki kekurangannya yaitu pihak guru yang tidak bisa
menoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggal oleh siswa.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih benyak terdapat kekuranga,
sehingga apabila dari pembaca mempunya kritik atau saran, maka penulis akan menerimanya
dengan senang hati, selama kritik atau saran tersebut bersifat membangun bagi penulis maupun
pembacanya. .
Daftar Pustaka
15. Diskusi:
Pertanyaan dari: Inditia Rara (kelompok A)
6. Jika kurikulum 2013 berlawanan dengan visi dan misi MAN 1 Purwokerto apa yang sebaiknya
dilakukan oleh sekolah tersebut? Apakah harus tetap melawan, atau mengikuti aturan?
jawaban:
Sekolah harus bisa menyesuaikan dengan apa yang diprogramkan oleh pemerintah,
adapun prinsipnya mengikuti visi dan misi MAN. Hanya saja pelaksanaanya yang
berdasarkan program kur 2013, sehingga sekolah tidak perlu meninggalkan tujuannya.
7. dari sekian permasalahan yang ditemukan, ada atau tidak keunggulan dari sistem yang ada
disekolah anda ?
Jawaban:
Tentu saja setiap system di suatu lembaga pastinya mempunyai kekurangan dan
kelebihan,
8. positiv/ tidak, dari anjuran utuk memanfaatkan fasilitas WiFi untuk mengembangkan tingkat
kognitif siswa? Ada hal-hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ..
Jawaban:
16. positif , karena tujuan awalnya itu uvntuk meningkatkan proses pemebelajaran bagi siswa
maupun guru, siswa jua dapat mengaskes materi pelajaran yang mereka butuhkan melalui
internet.
Pertanyaan dari: kelompok 2B
9. Bagaimana dengan pengisisan raport kurikulum 2013 pada sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum tersebut? Apakah engalami kesulitan seperti di MAN 1 purwokerto?
Jawaban:
Di MAN sendiri belum menerapkan kurikulum 2013,
Di SMA lain yang sudah menerapkan mungkin juga mempunyai kendala dalam penulisan
raprot karena ini merupakan program baru dari pemerintah.
Dibutuhkan bimbingan untuk memahamkan guru-guru dalam menuliskan raport seperti
program workshop kurikulum 2013.
Pertanyaan dari: kelompok 6 kelas b
10. Bagaimana cara memberikan sanksi terhadap staff yang tidak tahu job desnya sekiranya
efektif dan dapat memecahkan masalah?
Jawaban:
Dirapatkan terlebih dalu mengenai sanksi-sanksi yang akan diberikan terhadap pelanggaran
yang dilakukan, dan atas kesepakatan bersama sanksi dapat diberikan berupa:
Menjelaskan kembali mengenai job deskripsi yang harus dilaksanakan
Peringatan secara lisan
Memberikan SK berisi peringatan secra tertulis
Melaporkan pelanggaran kepada pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi
seperti Dinas pendidikan
Mencabut jabatan apabila pelanggaran sudah tidak bisa ditelorir