KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus serta uraian materi mengenai konsep keamanan dan kenyamanan beserta asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan tersebut. Materi ini mencakup pengertian, klasifikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan tindakan pencegahan gangguan keamanan dan kenyamanan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sendi dan otot dalam tubuh serta faktor yang mempengaruhi postur tubuh. Terdapat beberapa jenis sendi seperti sendi peluru, putar, engsel, elipsoid, pelana dan luncur yang memungkinkan berbagai gerakan tubuh. Otot dibedakan menjadi otot lurik, polos dan jantung serta kerja sinergis dan antagonis. Faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
Teori keperawatan transkultural yang dicetuskan oleh Madeleine Leininger berfokus pada pentingnya memahami budaya pasien dan menghindari culture shock atau culture imposition. Model matahari terbit menjelaskan dimensi budaya yang perlu dipahami sebelum memberikan asuhan. Prinsip asuhan mencakup pelestarian budaya, akomodasi, dan merekonstruksi pola hidup pasien sesuai kebutuhan kesehatan.
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxssuserbb0b09
Tinjauan agama, sosial, dan budaya dalam perawatan paliatif membahas tiga hal penting: (1) peran agama sebagai sumber spiritualitas dan mekanisme koping bagi pasien, (2) masalah isolasi sosial yang dihadapi pasien terminal, dan (3) pengaruh budaya terhadap perilaku kesehatan pasien. Dokumen ini menekankan pentingnya memahami dimensi agama, sosial, dan budaya dalam memberikan perawatan paliatif yang holistik.
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus serta uraian materi mengenai konsep keamanan dan kenyamanan beserta asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan tersebut. Materi ini mencakup pengertian, klasifikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan tindakan pencegahan gangguan keamanan dan kenyamanan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sendi dan otot dalam tubuh serta faktor yang mempengaruhi postur tubuh. Terdapat beberapa jenis sendi seperti sendi peluru, putar, engsel, elipsoid, pelana dan luncur yang memungkinkan berbagai gerakan tubuh. Otot dibedakan menjadi otot lurik, polos dan jantung serta kerja sinergis dan antagonis. Faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
Teori keperawatan transkultural yang dicetuskan oleh Madeleine Leininger berfokus pada pentingnya memahami budaya pasien dan menghindari culture shock atau culture imposition. Model matahari terbit menjelaskan dimensi budaya yang perlu dipahami sebelum memberikan asuhan. Prinsip asuhan mencakup pelestarian budaya, akomodasi, dan merekonstruksi pola hidup pasien sesuai kebutuhan kesehatan.
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxssuserbb0b09
Tinjauan agama, sosial, dan budaya dalam perawatan paliatif membahas tiga hal penting: (1) peran agama sebagai sumber spiritualitas dan mekanisme koping bagi pasien, (2) masalah isolasi sosial yang dihadapi pasien terminal, dan (3) pengaruh budaya terhadap perilaku kesehatan pasien. Dokumen ini menekankan pentingnya memahami dimensi agama, sosial, dan budaya dalam memberikan perawatan paliatif yang holistik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian holistik care yang menekankan pendekatan menyeluruh terhadap kesehatan manusia dengan mempertimbangkan aspek spiritual, emosional, intelektual, dan fisik. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah dan jenis-jenis pengobatan holistik serta penerapannya dalam perawatan kesehatan yang melihat pasien secara menyeluruh.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas konsep spiritualitas dan agama dalam keperawatan, termasuk perbedaan antara spiritualitas, kepercayaan, dan agama serta pengaruh keyakinan spiritual terhadap pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi, sistem pencernaan, jenis-jenis nutrien, metabolisme, gangguan nutrisi, dan tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan nutrisi.
Bab ini membahas konsep teori keragaman budaya dan perspektif transkultural dalam keperawatan. Perspektif transkultural dalam keperawatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan budaya pasien dengan mempertimbangkan 6 fenomena kultural. Asuhan keperawatan transkultural didasarkan pada konsep-konsep budaya dan prinsip-prinsip seperti pelestarian budaya, akomodasi budaya, dan penataan ulang budaya. Pengkajian bud
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian holistik care yang menekankan pendekatan menyeluruh terhadap kesehatan manusia dengan mempertimbangkan aspek spiritual, emosional, intelektual, dan fisik. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah dan jenis-jenis pengobatan holistik serta penerapannya dalam perawatan kesehatan yang melihat pasien secara menyeluruh.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas konsep spiritualitas dan agama dalam keperawatan, termasuk perbedaan antara spiritualitas, kepercayaan, dan agama serta pengaruh keyakinan spiritual terhadap pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi, sistem pencernaan, jenis-jenis nutrien, metabolisme, gangguan nutrisi, dan tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan nutrisi.
Bab ini membahas konsep teori keragaman budaya dan perspektif transkultural dalam keperawatan. Perspektif transkultural dalam keperawatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan budaya pasien dengan mempertimbangkan 6 fenomena kultural. Asuhan keperawatan transkultural didasarkan pada konsep-konsep budaya dan prinsip-prinsip seperti pelestarian budaya, akomodasi budaya, dan penataan ulang budaya. Pengkajian bud
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan Satya Wijaya
Dokumen tersebut membahas tentang peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien menjelang kematian dengan memperhatikan perspektif transkultural. Secara khusus dibahas mengenai pentingnya memahami budaya pasien, memberikan asuhan yang mempertahankan atau menyesuaikan budaya pasien, serta melakukan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan kebutuhan pasien terpenuhi.
Dokumen tersebut membahas tentang transkultural nursing dalam pelayanan kesehatan lintas budaya. Secara garis besar membahas tentang pengertian transkultural nursing, konsep dan prinsipnya, serta pengkajian asuhan keperawatan berdasarkan budaya klien untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut mendeskripsikan hasil penelitian identifikasi enam spesies bakteri patogen Vibrio di perairan pantai Nongsa Pulau Batam, yaitu V. anguillarum, V. alginolyticus, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, dan V. parahaemolyticus berdasarkan karakteristik fisika, biokimia, dan morfologi koloni bakteri yang tumbuh pada
Teks ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Beberapa faktor yang disebutkan antara lain tekanan pekerjaan, keterlibatan pekerjaan, konflik antara pekerjaan dan keluarga, variasi keterampilan kerja, umpan balik pekerjaan, tekanan keluarga, dan keterlibatan keluarga. Teks ini juga membahas teori-teori terkait kepuasan kerja dan menyimpulkan bahwa berbagai
Teori keperawatan transkultural menekankan pentingnya memahami budaya pasien dan menghormati nilai-nilai budaya mereka dalam memberikan perawatan. Teori ini mengusulkan tiga pendekatan yaitu mempertahankan, mengakomodasi, atau mengubah budaya pasien tergantung mana yang paling mendukung kesehatan mereka. Penilaian transkultural melibatkan mengidentifikasi masalah kesehatan berdasarkan faktor-faktor budaya pasien.
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger aris munandar
Teori keperawatan Madeleine Leininger berfokus pada pentingnya memahami budaya pasien dalam memberikan perawatan yang sesuai. Ia mengembangkan konsep keperawatan transkultural untuk menyediakan perawatan yang selaras dengan nilai budaya pasien. Teori ini menekankan pada tiga pendekatan utama dalam memberikan perawatan yaitu pelestarian, akomodasi, dan restrukturisasi dengan mempertimbangkan budaya pasien.
Analisa Kasus Menggunakan Konsep Negosiasi (BATNA, ZOPA, Reservation Price)asyaboo9
Dokumen tersebut membahas konsep negosiasi BATNA, ZOPA, dan reservation price dalam kasus negosiasi penurunan harga susu antara Industri Pengolahan Susu dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia. BATNA masing-masing pihak adalah penurunan harga Rp300/liter bagi IPS dan tidak lebih dari Rp300/liter bagi GKSI. Reservation price IPS adalah di atas Rp50/liter sedangkan GKSI di bawah Rp300/liter. ZOPA negos
Dokumen tersebut membahas tentang budaya nasional Indonesia dan interaksi global. Secara khusus membahas tentang unsur-unsur budaya seperti bahasa, pengetahuan, kekerabatan, teknologi, ekonomi, dan agama. Juga membahas kearifan lokal seperti subak di Bali, pranoto mongso di Jawa, dan nyabuk gunung. Selanjutnya membahas pengaruh globalisasi terhadap budaya melalui komunikasi, transportasi, dan media massa.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi budaya menurut para ahli. Budaya diartikan sebagai pola hidup yang dipelajari dan diwariskan secara turun-temurun oleh suatu kelompok, meliputi nilai, norma, ilmu pengetahuan, dan struktur sosial. Dokumen tersebut juga membahas unsur-unsur budaya menurut para ahli seperti teknologi, ekonomi, organisasi sosial, dan politik.
implikasi transcultural dalam praktek keperawatanary Camba
Transkultural nursing mempelajari perbedaan dan kesamaan nilai budaya. Budaya mempengaruhi kehidupan individu sehingga penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya pasien. Agama juga berpengaruh besar dalam keperawatan karena menjadi pedoman tindakan perawat.
Teori keperawatan transkultural Leininger berfokus pada pemahaman budaya pasien dan memberikan asuhan yang sesuai dengan nilai budaya mereka. Teori ini menekankan pentingnya memahami faktor-faktor yang mempengaruhi budaya seseorang sebelum merencanakan asuhan keperawatan.
Teori keperawatan transkultural Leininger berfokus pada pentingnya memahami budaya dan nilai-nilai klien dalam memberikan perawatan yang sesuai budaya melalui model Matahari Terbit yang mengevaluasi faktor-faktor budaya. Teori ini mendorong perawat untuk mempertimbangkan tiga prinsip utama dalam memberikan perawatan yaitu pelestarian, akomodasi, dan penataan budaya guna mendukung kesehatan dan gaya hidup klien.
Konsep keperawatan menekankan pada manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Teori-teori keperawatan berkembang dari waktu ke waktu untuk menjelaskan fenomena keperawatan dengan lebih baik. Perawat berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan dan prinsip-prinsipnya serta norma dan budaya yang berpengaruh dalam pelayanan keperawatan
2) Prinsip-prinsip etika keperawatan yang dibahas meliputi otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, jujur, dan komitmen
3) Norma dan budaya berpengaruh terhadap pelayanan, sehingga perawat perlu
Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan. Secara khusus membahas tentang pengertian etika keperawatan, prinsip-prinsip etika keperawatan seperti otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, jujur dan komitmen, serta norma dan budaya yang berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian etika keperawatan, prinsip-prinsip etika keperawatan seperti otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, jujur dan komitmen, serta norma dan budaya yang berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang transkultural nursing. Konsep-konsep utama transkultural nursing antara lain cultural care, world view, culture and social structure dimention, generic care system, dan professional system. Proses keperawatan transkultural meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan memperhatikan budaya pasien.
Makalah ini membahas tentang paradigma kebidanan dan manfaatnya dalam asuhan kebidanan. Paradigma kebidanan adalah cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan yang terdiri atas 5 komponen: wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan, dan keturunan. Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan yang berkualitas dan membantu pasien merasa nyaman.
Paradigma keperawatan mencakup konsep manusia sebagai sistem holistik yang berinteraksi dengan lingkungannya, konsep keperawatan sebagai layanan kesehatan untuk mempromosikan kesehatan, dan konsep lingkungan fisik, psikologis, dan sosial yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Falsafah keperawatan penting sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan perawatan berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan.
1. Dokumen tersebut membahas konsep caring dalam keperawatan dari berbagai perspektif teori dan pandangan agama Islam. 2. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, tujuan, manfaat, tantangan, dan persepsi klien terhadap caring. 3. Selain itu dibahas pula konsep teori caring Jean Watson dan pengertian nursing transcultural beserta contoh aplikasinya.
Similar to Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya (20)
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
Makalah transkultural narsing keperawatan lintas budaya
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang oleh
perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan,
perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat memengaruhi
perubahan dunia, khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk
menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin banyak
terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu negara. Tuntutan itulah
yang memaksa perawat agar dapat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel di
lingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat adalah
memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Namun peran
spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting
terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan
mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977) “ orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang
sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis
kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan
perhatian khusus”.
Klien dalam kondisi terminal membutuhkan dukungan dari utama dari keluarga, seakan
proses penyembuhan bukan lagi merupakan hal yang penting dilakukan. Sebenarnya,
perawatan menjelang kematian bukanlah asuhan keperawatan yang sesungguhnya. Isi
perawatan tersebut hanyalah motivasi dan hal-hal lain yang bersifat mempersiapkan kematian
klien. Dengan itu, banyak sekali tugas perawat dalam memberi intervensi terhadap lansia,
menjelang kematian, dan saat kematian.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi ruhani).
Seseorang yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya cukup gizi makanan tetapi juga
gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut hasil Riset Psycho Spiritual For AIDS Patient,
Cancepatients, and for Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang mengalami
penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan,
2. krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang
ajal perlu mendapat perhatian khusus (Hawari, 1977)
2
B. Tujuan
Untuk mengetahui Transkultural Narsing keperawatan dalam lintas budaya.
C. Rumusan masalah
1. Pengertian transkultural
2. Konsep transkultural
3. Peran dan fungsi transkultural
4. Transkultural Narsing keperawatan dalam lintas budaya
3. BAB II
PEMBAHASAN
1. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa arti
kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya
manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat.
(koentjoroningrat, 1986)
Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
1. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan
2. Kompleks aktivitas atau tindakan
3. Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat
dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Teori transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan
dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan yang
didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam
masyarakat.
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu
kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada
perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku
sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkan
menurut Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan
yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan
kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring,
caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia.
3
4. Human caring merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi
diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
2. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural
4
Konsep dalam transcultural nursing adalah :
a. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta memberi
petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
d. Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu
menganggap budayanya adalah yang terbaik
e. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut
cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
f. Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
g. Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu.
h. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada individu,
keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhikebutuhan baik actual
maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia
i. Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan
individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia
5. 5
j. Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi digunakan
untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan
dan mencapai kematian dengan damai
k. Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan nilai
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.
Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai-nilai,
konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, terhadap
4 konsep sentral keperawatan yaitu :
· Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
· Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya,
terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan
dalam konteks budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
· Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau
diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan
dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di
6. dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup,
bahasa dan atribut yang digunakan.
6
· Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan
yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan
ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,
1991).
3. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang
dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan
yaitu:
· Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
· Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
· Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
7. Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat
sebagai landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle,
1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:
7
1. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji: Persepsi sehat
sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan
kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk mendapatkan kebenaran
diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
3. Faktos sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama panggilan, umur
dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya
yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai
sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu di kaji pada factor ini
adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan,
kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan membersihkan diri.
8. 5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995 ). Yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien
yang dirawat.
8
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh
keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau
patungan antar anggota keluarga.
7. Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur formal
tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung
oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara
aktif mandiri tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.
· Prinsip-prinsip pengkajian budaya:
a. Jangan menggunakan asumsi.
b. Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang Jawa
halus.
c. Menerima dan memahami metode komunikasi.
d. Menghargai perbedaan individual.
e. Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
f. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.
4. Instrumen Pengkajian Budaya
Sejalan berjalnnya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan oleh beberapa
ahli, diantaranya:
a. Sunrise model (Leininger)
Yang terdiri dari komponen:
9. 1) Faktor teknbologi (Technological Factors)
- Persepsi sehat-sakit
- Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
- Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
- Alasan memilih pengobatan alternative
- Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengatasi masalah kesehatan
2) Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
- Agama yang dianut
- Status pernikahan
- Cara pandang terhadap penyebab penyakit
- Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap kesehatan
3) Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
- Nama lengkap & nama panggilan
- Umur & tempat lahir,jenis kelamin
- Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
- Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
- Bahasa yang digunakan
- Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
- Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas sehari-hari
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya,meliputi:
- Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
- Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
- Cara pembayaran
6) Faktor ekonomi (Economical Factors)
- Pekerjaan
- Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
- Sumber biaya pengobatan
- Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
- Patungan antar anggota keluarga
7) Faktor Pendidikan (Educational Factors)
9
10. - Tingkat pendidikan klien
- Jenis pendidikan
- Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
- Pengetahuan tentang sehat-sakit
b. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar
Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu
kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini meliputi:
10
1) Komunikasi (Communication)
Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas suara,pengucapan (pronounciation),penggunaan
bahasa non verbal,penggunaan ‘diam’
2) Space (ruang gerak)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang ruang gerak
dan pergerakan tubuh.
3) Orientasi social (social orientastion)
Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi keluarga,pekerjaan,waktu luang,persahabatan dan
kegiatan social keagamaan.
4) Waktu (time)
Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja dan menjalin
hubungan social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang.
5) Kontrol lingkungan (environmental control)
Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan dengan sehat-sakit.
6) Variasi biologis (Biological variation)
Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi enzim dan
genetic,penyakit yang spesifik pada populasi terntentu,kerentanan terhadap penyakit
tertentu,kecenderungan pola makan dan karakteristikpsikologis,koping dan dukungan social.
c. Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle
Komponen-komponenya meliputi:
1) Identitas budaya
2) Ethnohistory
3) Nilai-nilai budaya
4) Hubungan kekeluargaan
5) Kepercayaan agama dan spiritual
6) Kode etik dan moral
7) Pendidikan
11. 11
8) Politik
9) Status ekonomi dan social
10) Kebiasaan dan gaya hidup
11) Faktor/sifat-sifat bawaan
12) Kecenderungan individu
13) Profesi dan organisasi budaya
Komponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat (self assessment) dan pada klien,
Kemudian perawat mengkomunikasikan kompetensi transkulturalnya melalui media: verbal,
non verbal & teknologi, untuk tercapainya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan dan
kesejahteraan klien.
5. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar,
1995).
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu :
a. gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
b. gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
c. ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
6. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang
budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle,
1995) yaitu :
· mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan,
· mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
· merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
12. 3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b. Cultural careaccomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan
pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik.
c. Cultual care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan
12
melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami
oleh klien dan orang tua
5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing melalui proses
akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya
akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka
akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien
akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
7. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
13. BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya pada proses belajar
dan keperawatan yangh fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara udaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, keoercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khussnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Model konseptual yang
dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya
digambarkan dalam bentuk matahari terbit.
B. Saran
untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak jatuh pada kondisi ketoasidosis yaitu
dengan melakukan manajemen nutrisis yang baik serta menetapkan taraf insulin yang benat
atau tepat dosi.
14. DAFTAR PUSTAKA
Askep Diabetik Ketoacidosis.www.blogger-blogspot-com (diakses pada tanggal
14
21Mei 2011 pukul 18.39 WIB).
Carpenito, Lynda Juall.2000.Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.EGC: Jakarta
Doengoes, E. Marilynn.1989. Nursing Care Plans, Second Edition. FA Davis:
Philadelphia
Fisher,JN., Shahshahani,MN., Kitabchi,AE., Diabetic ketoacidosis: low-dose insulin
therapy by various routes. www.content.nejm.org (diakses pada tanggal 21 mei 2010
pukul 19.34 WIB).
Hardern,R.D., Quinn,N.D. Emergency management of diabetic ketoacidosis in adults.
www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses pada tanggal 22 mei 2011 pukul 18.45).
Hidayat. Ketoasidosis DM.www.hidayat2.wordpress.com (diakses pada tanggal 22
Mei 2011 pukul 19.02 WIB).
HighBeam. Article: The clinical management of diabetic ketoacidosis in
adults.(Clinical).www.highbeam.com (diakses pada tanggal 21 mei 2011 pukul 18.32
WIB).
15. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TRANSKULTURAL
NARSING KEPERAWATAN LINTAS BUDAYA” ini dengan lancar.
Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kulia Ilmu Keperawatan Dasar I.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
15
Raha, Desember 2014
Penyusun
16. DAFTAR ISI
16
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
1. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan
2. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural
3. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
4. Instrumen Pengkajian Budaya
5. Diagnosa keperawatan
6. Perencanaan dan Pelaksanaan
7. Evaluasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
ii
17. MAKALAH TRANSKULTURAL NARSING
KEPERAWATAN LINTAS BUDAYA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. RISNAWATI
2. KURNIA
3. ERWIN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MAKASSAR
2014
17