Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
Â
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis dengan menjunjung kode etik merupakan suatu unsur mutlak yang perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
Menurut ilmu ekonomi, investasi adalah pengeluaran penanaman modal maupun perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi demi menambah kemampuan produksi barang serta jasa yang tersedia dalam perekonomian.
sumber : https://www.dbs.com/id/treasures-id/investments/default.page
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalK-Tin Premium
Â
Sumber : https://www.ktinpremium.id/6-perbedaan-ekonomi-syariah-dan-konvensional/
Ekonomi syariah hadir sebagai wujud dalam membantu perekonomian para nasabah untuk mendapatkan keuntungan sesuai ajaran Islam. Kekayaan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi dapat digunakan untuk zakat, infaq, dan shodaqah sesuai ajaran Islam.Memberikan Kebebasan sesuai Ajaran Islam.
Sumber : https://www.ktinpremium.id/6-perbedaan-ekonomi-syariah-dan-konvensional/
Ekonomi syariah ini memberikan kebebasan pada para pelaku ekonomi untuk bertindak sesuai hak dan kewajiban mereka dalam menjalankan dan mengelola perekonomian dan kegiatan yang dilakukan haruslah positif sesuai ajaran yang berlaku dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan.
Sumber : https://www.ktinpremium.id/6-perbedaan-ekonomi-syariah-dan-konvensional/
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
Â
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis dengan menjunjung kode etik merupakan suatu unsur mutlak yang perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
Menurut ilmu ekonomi, investasi adalah pengeluaran penanaman modal maupun perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi demi menambah kemampuan produksi barang serta jasa yang tersedia dalam perekonomian.
sumber : https://www.dbs.com/id/treasures-id/investments/default.page
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalK-Tin Premium
Â
Sumber : https://www.ktinpremium.id/6-perbedaan-ekonomi-syariah-dan-konvensional/
Ekonomi syariah hadir sebagai wujud dalam membantu perekonomian para nasabah untuk mendapatkan keuntungan sesuai ajaran Islam. Kekayaan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi dapat digunakan untuk zakat, infaq, dan shodaqah sesuai ajaran Islam.Memberikan Kebebasan sesuai Ajaran Islam.
Sumber : https://www.ktinpremium.id/6-perbedaan-ekonomi-syariah-dan-konvensional/
Ekonomi syariah ini memberikan kebebasan pada para pelaku ekonomi untuk bertindak sesuai hak dan kewajiban mereka dalam menjalankan dan mengelola perekonomian dan kegiatan yang dilakukan haruslah positif sesuai ajaran yang berlaku dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan.
Sumber : https://www.ktinpremium.id/6-perbedaan-ekonomi-syariah-dan-konvensional/
Sejarah bank muamalat dan oprasionalnya Tri Agustuti
Â
tugas ini untuk melengkapi tugas mata kuliah BLKS yang diajarkan oleh dosen Desi Isnaini, MA. di Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. pada tanggal 21 April 2015
semoga bermanfaat.
Istilah bank memang tidak dikenal dalam khazanah keilmuan Islam. Yang dikenal adalah istilah jihbiz. Kata jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak
.
Di zaman Bani Abbasiyah, jihbiz populer sebagai suatu profesi penukaran uang. Pada zaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak).
Menurut schaik (2001) bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi resiko dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan. Sudarsono (2004) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bank syariah ialah lembaga keuangan usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Tinjauan syariah tentang pembiayaan bermasalah di perbankan syariahAn Nisbah
Â
Abstract: Islamic banking function as intermediaries from surplus units to units depisit, Islamic banks as well as the unit of funding (fundraising) also function in fnancing (fnancing). In the application of Islamic banking
operations face technical constraints associated with the sharing
system (Proft and Loss Sharing), therefore Islamic banking fnancial
intermediary, in this case the Islamic banks are not just trying to
maximize the expected utility of its shareholders, but also pay attention
to expected utility entrepreneurs and depositors. In Islamic banking
operations apply for the results as a measure of return in the economy.
Penentua technically specifed ratio is fxed at the beginning of the
transaction but the nominal value can not be known with certainty,
but see the income that will happen later. In determining the ratio
ratio known as 1) Revenue sharing system; 2) Groos Proft System;
and 3) Proft Sharing System. But with the objective conditions of our
economy now Revenue Sharing System.
Keywords: Islamic Banking, Proft Sharing Sytem Revenue sharing,
Groos Proft System
Similar to Makalah perkembangan bank syariah di indonesia (20)
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
OLEH :
ANITA DIANA SARI
1310531001
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2013
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Perkembangan
Bank Syariah di Indonesia”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah B. Indonesia di Universitas Andalas.
Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada dosen saya yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikannya.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak, saya
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Padang, 2 Desember 2013
Anita Diana Sari
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................
1
1.3 Tujuan ...................................................................................
2
BAB II ISI ................................................................................................
3
2.1 Pengertian Bank Syariah ........................................................
3
2.2 Kelebihan Bank Syariah ..........................................................
4
2.3 Sejarah Lahirnya Bank Syariah di Indonesia ..........................
4
2.4 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ..............................
5
BAB III PENUTUP .................................................................................
9
3.1 Kesimpulan ............................................................................
9
3.2 Saran .......................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank konvensional menggunakan sistem bunga yang dalam islam merupakan riba.
Nahdatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memutuskan masalah
bunga bank tersebut dengan beberapa kali sidang, dengan terjadinya polarisasi pendapat
pada tiga kelompok yaitu, haram, halal, dan Syubhat. Meskipun terdapat perbedaan
pandangan, Lajnah Bahsul Masa’il memutuskan bahwa bunga bank haram (Muhamad
Syafi’i Antonio, 1999:63).
Hal ini membuat sekelompok orang islam untuk mendirikan bank islam dengan ciri
tanpa bunga yang disebut dengan bank syariah. Bank syariah menggunakan sistem
mudarabah yaitu sistem bagi hasil.
Bank syariah di Indonesia terhitung masih sangat muda, perkembangannya juga
lambat. Sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah sudah pernah dibahas pada tahun
1980-an tetapi realisasinya terjadi pada tahun 1992 yang dilakukan oleh salah satu bank
pemerintah, yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Padahal Bank syariah cocok dikembangkan di Indonesia karena masyarakat indonesia
yang mayoritas islam. Oleh sebab itu, makalah ini akan menjelaskan bagaimana
perkembangan bank syariah di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahan ini adalah :
1. Apa itu bank syariah ?
2. Apa kelebihan dari bank syariah ?
3. Bagaimana sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan bank syariah di Indonesia ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui apa itu bank syariah
2. Mengetahui kelebihan dari bank syariah
5. 3. Mengetahui sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia
4. Mengetahui perkembangan bank syariah di Indonesia
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bank Syariah
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan
Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.1
Menurut Ensiklopedia Islam menyatakan Bank Islam atau bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasianya sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah. Sehingga menghindari dari adanya riba karena riba haram. The Concise Oxford
Dictionary menyatakan riba sebagai berikut, “Praktek meminjamkan uang dengan bunga
yang luar biasa tingginya, terutama dengan bunga yang lebih tinggi dari pada bunga yang
diperkenankan oleh undang-undang”.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan syariah
ini adalah
sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya
berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah2.
Menurut Schaik (2001), prinsip ekonomi Islam yang menjiwai bank syariah ada tujuh
macam, yaitu: (1) keadilan, kesamaan dan solidaritas. (2) larangan terhadap objek dan
makhluk. (3) pengakuan kekayaan intelektual. (4) harta sebaiknya digunakan dengan
rasional dan baik (fair way). (5) tidak ada pendapatan tanpa usaha dan kewajiban. (6)
kondisi umum dari kredit. (7) dualiti risiko.
2.2 Kelebihan Bank Syariah
Kelebihan bank syariah dibandingkan bank konvensional adalah :
1. Adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan bank akan tercapai suatu hal yang saling
menguntungkan.
2. Adanya prinsip bagi hasil,
jika perusahaan ingin menaikkan usahanya namun
kekurangan modal, dapat mengajukan kredit dengan baik. Sehingga dapat menerima
1
2
UU RI NO.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1
Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik
7. modal dan juga resiko yang ada lebih rendah daripada pinjaman kredit dari bank
konvensional.
3. pengusaha kecil akan terdorong untuk mengembangkan usahanya dengan bantuan dari
pihak bank.
4. Resiko kerugian lebih kecil karena mengalami kerugian, maka dibagi menurut perjanjian
yang dibuat.
5. Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan prinsip ini, karena
adanya kemudahan yang diberikan oleh bank dan juga menaikkan keuntungan yang
besarnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan.
2.3 Sejarah Lahirnya Bank Syariah Pertama Di Indonesia
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri
tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh majelis ulama indonesia (MUI) dan pemerintah
serta dukungan dari ikatan cendekiawan muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha muslim. Pada saat pertama didirikan terkumpul komitmen pembelian saham
sebesar Rp 84 Milliar dan pada tanggal 3 Nopember 1991 dalam acara silaturrahmi
presiden di Istana Bogor, dana dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal
sebesar Rp 106.126.382.000. kemudian pada tanggal 01 Mei 1992, BMI mulai beroperasi
tetapi masih menggunakan UU No. 7 tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan
sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu. BMI sampai September 1999, telah
memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan dan
Makasar.
Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya
hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana
kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 akhirnya dapat bangkit dan menghasilkan
laba .Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang
yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
2.4 Perkembangan Bank Syariah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan
eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pionir
bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya
bank-bank konvensional.
8. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank
konvensional dan banyak yang di likuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara
perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.
Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada
penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya
tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan
memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya,
pemegang surat berharga, peminjam, dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.
Perbankan
syariah
sebenarnya
dapat
menggunakan
momentum
ini
untuk
menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan mampu
tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah strategis untuk
merealisasikannya.
Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah
pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang unit usaha
syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Dengan
terbitnya PP No. 72 tahun 1992 tentang bank bagi hasil yang secara tegas memberikan
batasan bahwa “bank bagi hasil tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang tidak
berdasarkan prinsip bagi hasil (bunga) sebaliknya pula bank yang kegiatan usahanya tidak
berdasarkan prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip bagi hasil” (pasal 6), maka jalan bagi operasional perbankan syari’ah semakin luas.
Saat ini titik kulminasi telah tercapai dengan disahkannya UU No.10 Thn 1998 tentang
perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank syari’ah
maupun yang ingin mengkonfersi dari system konvensional menjadi system syari’ah.
Untuk menilai perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun biasanya
menggunakan beberapa standar, diantaranya :
1.
Jumlah aktiva.
2.
dana pihak ketiga (DPK).
3.
pembiayaan bank.
Tabel Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Islamic Banking Network)
9. TAHUN
KETERANGAN
2005 2006 2007
2008
2009
Jan-10
Bank Umum Syariah
- Jumlah bank
3
3
3
5
6
6
- Jumlah kantor
304
349
401
581
711
815
- Jumlah bank
19
20
26
27
25
25
- Jumlah kantor
154
183
196
241
287
268
- Jumlah bank
92
105
114
131
138
140
- jumlah kantor
92
105
185
202
225
263
Unit Usaha Syariah
Bank pembiayaan rakyat
syariah
Sumber : BI, statistik perbankan syariah januari 2010
Tabel diatas menunjukkan perkembangan perbankan syariah berdasarkan laporan
tahunan BI sampai dengan januari 2010. Secara kuantitas, pencapaian perbankan syariah
sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Jika pada
tahun 1998 hanya ada satu bank umum syariah dan 76 bank perkreditan rakyat syariah, maka
pada Januari 2010 jumlah bank syariah telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 bank umum
syariah dan 25 unit usaha syariah. Selain itu, jumlah bank perkreditan rakyat syariah (BPRS)
telah mencapai 140 unit pada periode yang sama.
a. Faktor-faktor Pendukung Perkembangan Perbankan Syariah
Keberadaan bank Islam di Indonesia masih memiliki peluang yang mengembirakan
dan perlu dioptimalkan guna membangun kembali sistem perbankan yang sehat dalam rangka
mendukung program pemulihan ekonomi nasional, selain restrukturisasi perbankan. Hal itu
dikarenakan adanya beberapa pertimbangan, antara lain :
10. 1. Kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep
bunga.
2. Peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan.
3. Kebutuhan akan produk dan jasa perbankan unggulan
4. Peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah
5. Adanya pelayanan yang meluruskan pelanggan dengan cara sesuai Islam
b. Faktor-Faktor Penghambat
Tidak obyektif kiranya jika kita hanya menampilkan faktor pendorong perkembangan
perbankan syariah di Indonesia tanpa menjelaskan juga faktor penghambat yang merupakan
tantangan bagi kita, terutama berkaitan dengan penerapan suatu sistem perbankan yang baru,
suatu sistem yang mempunyai sejumlah perbedaan prinsip-prinsip dengan sistem yang
dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.
Faktor-faktor penghambat itu antara lain :
1. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional bank syariah
2. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas
3. Kecilnya market share
4. Sumber daya manusia yang belum memiliki keahlian dalam bank syariah.
11. BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai dengan
hukum-hukum dan landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan manfaat dan
kemudahan bagi masyarakat, khususnya muslim. Bank Syariah sebenarnya sama dengan
Bank Konvensional pada umumnya, yang membedakannya kalau Bank Syariah memakai
system bagi hasil sedangkan bank Konvensional memakai sistem bunga.
Bank syariah pertama di indonesia adalah Bank Muamalat yang didirikan tahun
1991. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan
eksistensi ekonomi syariah.
1.2 Saran
Dilihat dari perkembangan bank syariah di Indonesia, seharusnya pemerintah lebih
mengembangkan lagi bank syariah dan melahirkan sumberdaya manusia yang profesional di
bidang bank syariah. Pemerintah juga haris mensosialisasikan kepada masyarakat tentang
kelebihan menggunakan bank syariah dibandingkan bank konvensional.
Sehingga, bank syariah dapat berkembang baik di Indonesia untuk tahun mendatang.
12. DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, dkk. 2004. Bank Islam analisis fiqih dan keuangan . Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Agus, Bastanuddin. 2006. Islam dan Ekonomi. Padang : Andalas Universitas press
Al Zuhaili, Wahbah. 1985. Al Fiqih Al Islami wa Adillatuh. Beirut: Dar Al Fikri
Mannan, Muhammad Abdul. 1992. Ekonomi Islam, teori dan praktek. Jakarta : PT Internasa
Mardiana,
Lita.
2012.
“Perbankan
Syariah”.
Kumpulan
Makalah.
(Online),
(http://www.makalah-perbankan-syariah.com, diakses 5Desember 2013).
Muhammad. 2005. Konstruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syari’ah. Yogyakarta: BPFEYogyakarta
Rodoni, Ahmad. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Zikrul Hakim
Zuhri, Muh. 1996. Riba dalam al- Qur’an dan Masalah Perbankan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Zulkifli, Sunarto. 2007. Perbankan syariah. Jakarta : Zikrul Hakim.