Makalah ini membahas tentang sejarah perbankan syariah pertama di dunia, tokoh-tokoh perbankan syariah, bank syariah pertama di Indonesia, dan latar belakang berdirinya bank syariah di Indonesia. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir pada tahun 1963 dengan didirikannya Mit Ghamr Bank oleh Dr. Ahmed el-Najar. Bank syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia yang didirikan pada tahun 1991.
Ppt ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah "perbankan syariah di indonesia". berisi tentang asal muasal kelahiran perbankan syariah di dunia maupun di indonesia
Ppt ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah "perbankan syariah di indonesia". berisi tentang asal muasal kelahiran perbankan syariah di dunia maupun di indonesia
sejarah perkembangan koperasi, pengertian koperasi, landasan dan asas koperasi, tujuan koperasi, ciri-ciri koperasi, prinsip-prinsip koperasi, fungsi dan peran koperasi, jenis-jenis koperasi, perangkat organisasi koperasi, sumber-sumber modal koperasi, pengertian shu (sisa hasil usaha), prosedur pendirian koperasi, tahap pengembangan koperasi di sekolah, simulasi pendirian koperasi di sekolah.
Sejarah Koperasi, Pengertian Koperasi, Landasan dan Asas Koperasi, Tujuan Koperasi, Ciri-ciri Koperasi, Prinsip-prinsip Koperasi, Fungsi dan peran Koperasi, Perangkat Organisasi Koperasi, Sumber-sumber Modal Koperasi, Pengertian SHU (Sisa Hasil Usaha) Prosedur Pendirian Koperasi, Tahap Pengembangan Koperasi di Sekolah, Simulasi Pendirian Koperasi di sekolah
Sejarah bank muamalat dan oprasionalnya Tri Agustuti
tugas ini untuk melengkapi tugas mata kuliah BLKS yang diajarkan oleh dosen Desi Isnaini, MA. di Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. pada tanggal 21 April 2015
semoga bermanfaat.
Istilah bank memang tidak dikenal dalam khazanah keilmuan Islam. Yang dikenal adalah istilah jihbiz. Kata jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak
.
Di zaman Bani Abbasiyah, jihbiz populer sebagai suatu profesi penukaran uang. Pada zaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak).
Menurut schaik (2001) bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi resiko dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan. Sudarsono (2004) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bank syariah ialah lembaga keuangan usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip syariah.
sejarah perkembangan koperasi, pengertian koperasi, landasan dan asas koperasi, tujuan koperasi, ciri-ciri koperasi, prinsip-prinsip koperasi, fungsi dan peran koperasi, jenis-jenis koperasi, perangkat organisasi koperasi, sumber-sumber modal koperasi, pengertian shu (sisa hasil usaha), prosedur pendirian koperasi, tahap pengembangan koperasi di sekolah, simulasi pendirian koperasi di sekolah.
Sejarah Koperasi, Pengertian Koperasi, Landasan dan Asas Koperasi, Tujuan Koperasi, Ciri-ciri Koperasi, Prinsip-prinsip Koperasi, Fungsi dan peran Koperasi, Perangkat Organisasi Koperasi, Sumber-sumber Modal Koperasi, Pengertian SHU (Sisa Hasil Usaha) Prosedur Pendirian Koperasi, Tahap Pengembangan Koperasi di Sekolah, Simulasi Pendirian Koperasi di sekolah
Sejarah bank muamalat dan oprasionalnya Tri Agustuti
tugas ini untuk melengkapi tugas mata kuliah BLKS yang diajarkan oleh dosen Desi Isnaini, MA. di Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. pada tanggal 21 April 2015
semoga bermanfaat.
Istilah bank memang tidak dikenal dalam khazanah keilmuan Islam. Yang dikenal adalah istilah jihbiz. Kata jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak
.
Di zaman Bani Abbasiyah, jihbiz populer sebagai suatu profesi penukaran uang. Pada zaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak).
Menurut schaik (2001) bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi resiko dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan. Sudarsono (2004) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bank syariah ialah lembaga keuangan usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Peluang dan Tantangan Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di IndonesiaMasyfuana Basyaiban
This slide will make us to know more about the developing of islamic banking around the world and around Indonesia. Actually about the legal rule. I hope everybody who see and read this slide can add some knowledges (about islamic banking) by reading it..Amiin
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Perbankan syariah kelompok 1
1. MAKALAH
PERBANKAN SYARIAH
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah
Dosen Pengampu :
Bakhrul Huda, M.E.I
Disusun Oleh :
1. Evi Nurul Auliyah NIM. G04219027
2. Razita Afiqotun Nisa NIM. G74219115
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SURABAYA
TAHUN 2019 / 2020
2. ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat karunianya serta
kesehatan dan kelancaran yang senantiasa diberikan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah
ini, terutama pada rekan-rekan yang senantiasa memberikan dorongan dan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini, semoga Allah SWT membalas dengan
ganjaran yang berlipat ganda, ”Aamiin”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perbankan Syari’ah di Indonesia, yang membahas tentang “Kelahiran Perbankan
Syari’ah ”. Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan atau
kekurangan dalam makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan motivasi bagi penulis terutama serta bagi siapa saja yang membaca.
Surabaya , 18 Februari 2020
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
1.1 Pendiran Perbankan Syariaah pertama di dunia .......................................................... 3
1.2 Tokoh-Tokoh Perbankan Syariah................................................................................ 6
1.3 Bank Syariah pertama di Indonesia............................................................................. 8
1.4 Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah di Indonesia ............................................. 12
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah perbankan Islam atau perbankan syariah merupakan fenomena baru dalam dunia
ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya gencar yang dilakukan oleh para
pakar islam dalam mendukung ekonomi Islam yang diyakini akan mampu mengganti dan
memperbaiki sistem ekonomi konvensional yang berbabis pada bunga. Oleh karena itu
sistem perbankan syariah merupakan sistem bebas bunga dalam operasionalnya serta
berpegang pada prinsip syariat Islam yang mengacu pada Al-Qur’an dan As-sunnah
sebagai landasan dasar hukum. 1
Perkembangan Perbankan Syariah di dunia muncul pertama kali melalui konsep teoritis
mengenai perbankan Islam dimana Sultan Ermy Sjahadeini, bahwa pemikiran dari penulis
yang mula-mula menyampaikan gagsan mengenai Perbankan Syariah adalah Anwar Iqbal
Qureshi, Naiem Siddiqi, dan Mahmud Ahmad. Kemudian Uraian yang lebih rinci ditulis
oleh Almaududi Uzair yang merupakan seorang perintis teori perbankan Islam dengan
karyanya yang berjudul “a groundwork for interest free bank”
Secara Internasional, pendirian Bank syariah pertama kali muncul di Mesir, yaitu pada
tahun 1963 yang bernama Myt-Ghamr Bank dengan permodalan dari raja Faisal Arab Saudi
dan merupakan binaan dari Prof.Dr.Abdul Aziz Ahmad El-Nagar. Kemudian disusul oleh
munculnya Islamic Develpment Bank (IDB) dan diikuti oleh pendirian lembaga-lembaga
keuangan Islam di berbagai negara, termasuk negara yang bukan anggota OKI. Seperti
Filipina, Inggris, Australia, Amerika Serikat dan Rusia. 2
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana Sejarah Perbankan Syariah Pertama di Dunia ?
B. Siapa Tokoh - Tokoh Perbankan Syariah ?
C. Apa Bank Syariah Pertama di Indonesia ?
D. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah di Indonesia ?
1
Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafi;i antonio , apa dan bagaimana bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti
Wakaf, 1992.
2
Zainul Arifin, Perkembangan bank Islam di Indonesia
5. 2
1.3 Tujuan Penulisan
A. Untuk Mengetahui Sejarah Perbankan Syariah Pertama di Dunia.
B. Untuk Mengetahui Tokoh - Tokoh Perbankan Syariah.
C. Untuk Mengetahui Bank Syariah Pertama di Indonesia.
D. Untuk Mengetahui Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah di Indonesia.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendiran Perbankan Syariah pertama di dunia
Gagasan mengenai bank syariah telah muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya
pemikir pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan bank Islam, diantaranya yaitu:
Anwar Qureshi (1946), Naiem siddiqi (1948), Mahmud ahmad (1952)
Perbankan Syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel
Islam, karena adanya kekwatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai
gerakan fundamentalis yang merupakan kutukan bagi rezim yang berkuasa di Mesir pada
saat itu. bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr,
Kairo Mesir pada tahun 1963 oleh Dr. Ahmed el-Najar yang permodalannya dibantu oleh
Raja Faisal . Namun bank ini hanya berlangsung hingga tahun 1967 dikarenakan persoalan
politik, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini,
yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha -
usaha perdagangan masih di negara yang sama. Pada tahun 1971, Nasir
Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga.
Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat
Islam.
Secara kolektif, gagasan berdirinya bank syariah di tingkat internasional , muncul dalam
konferensi negara-negara islam sedunia di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan April 1969
yang diikuti 19 Negara peserta. Konferensi tersebut menghasilkan beberapa hal yaitu :
a. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika tidak ia
termasuk Riba itu sendiri / banyak haram hukumnya.
b. Diusulkan supaya dibentuk suatu bank syariah yang bersih dari sistem riba
dalam waktu secepat mungkin.
c. Sementara waktu menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang
menetapkan bunga diperbolehkan beroperasi, namun jika benar-benar dalam
keadaan darurat.3
3
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan PeransuransianSyariah di Indonesia, ( Jakarta:
Kencana Perdana Media Group, 2007)
7. 4
Perkembangan lebih lanjut ditandai dengan berdirinya Islamic Development Bank (IDB)
atau Bank Pembangunan Islam pada tahun 1974 yang disponsori oleh negara-
negara yang tergabung dalam organisasi konferensi Islam ( OKI) , walaupun utamanya
bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana
untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya, IDB menyediakan jasa pinjaman
berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit
menyatakan diri berdasar pada syariah Islam.
Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam kemudian
muncul di uni emirat arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank sebagai
bank Islam pertama yang bersifat swasta oleh sekelompok usahawan Muslim dari berbagai
Negara. Kemudian di kuwait pada tahun1977 berdiri kuwait finance house yang beroperasi
tanpa bunga. Selanjutnya kembali di mesir pada tahun 1978 berdiri Bank
syariah yang di beri nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian di ikuti oleh islamic
international bank for Invesment and Developmen bank. Di Iprus tahun 1983 berdiri Faisal
Islamic Bank of Kibris. Kemudian di Malaysia bank syariah lahir tahun 1983 dengan
berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir pula Bank
Putera Muamalah. Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada
tahun 1983 sejak dikeluarkannya Undang-Undang perbankan islam. Kemudian di Turki
negara yang beridiologi sekuler bank syariah lahir tahun 1984 dengan hadirnya Daar al-
Maal al-Islami serta Faisal Finance Institution dan mulai beroperasi tahun 1985. Kehadiran
bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru yaitu “pada 18-20 agustus
1990, yang kemudian di lanjutkan dengan musyawarah nasional (MUNAS) IVMajelis
Ulama Indonesia (MUI) di hotel Sahid Jakarta pada 22-25 pada tahun yang sama. Atas
dukungan pemerintah dan masyarakat, bank syariah pertama dengan nama PT bank
muamalat indonesia (BMI) berdiri pada 1 November 1991 di jakarta berdasarkan
akta pendirian oleh notaris Yudo Paripurno, S.H. Atas surat izin menteri kehakiman
NO.C2.2413HT.01.01. Berdirinya BMI tidak langsung diikuti pendrian bank syariah
lainnya sehingga perkembangan perbankan syariah setabil sampai tahun 1998. Di latar
belakangi oleh krisis ekonomi dan moneter tahun 1998 dan keluarnya undang-undang
nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomer 7 tahun 1992 tentang
perbankan, yang isinya mengatur peluang usaha syariah bagi bank
konvensional, perbankan syariah mulai mengalami perkembangan dengan berdirinya bank
syariah mandiri pada tahun 1999 dan unit usaha syariah (UUS) bank bni pada tahun 2000
serta bank-bank syariah dan uus lain pada tahun-tahun berikutnya. Sepuluh tahun setelah
8. 5
UU Nomer 10 tersebut terbit, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia
mengeluarkan UU Nomer 20 tentang sukuk dan UU Nomer 21 tentang perbankan Syariah
pada Tahun 2008. Kedua UU tersebut telah ikut mendorong perkembangan perbankan
syariah.Sampai akhir 3Desember 2013, terdapat 11 bank syariah dan 24 UUS dengan
perkembangannya yang baik.
Salah satu negara yang menjadi pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan
syariah secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh
sistem perbankan di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan syariah.
Sebelumnya padatahun 1979 beberapa institusi keuangan terbesar di Pakistan telah
menghapus sistem bungadan mulai dari tahun itu juga pemerintah Pakistan
mensosialisasikan pinjaman tanpa bungan.Terutama pada petani dan pelayan. 4
Operasi perbankan Islam dikendalikan oleh tiga prinsip dasar5
, yaitu
a. Dihapuskannya bunga dalam segala bentuk transaksi,
b. Dilakukannya segala bisnis yang sah, berdasarkan hukum serta perdagangan
komersial dan perusahaan Industri,
c. Memberikan pelayanan sosial yang tercermin dalam penggunaan dana zakat
untuk kesejahteraan fakir miskin
Hal inilah yang menjadikan bank syariah memilliki daya tarik tersendiri bagi para
nasabahnya dan menjadi salah satu faktor bank syariah mulai bekembang pesat di dunia
Internasional.
Pesatnya perkembangan bank syariah menimbulkan ketertarikan bank konvensional
untuk menawarkan produk-produk bank syariah. Hal tersebut terlihat dari tindakan
beberapa bank konvesional yang membuka sistem tertentu di dalam masing-masing bank
dalam menawarkan produk bank syariah , misalnya Islamic Windows di Malaysia, The
Islamic Transactions di cabang bank Mesir, dan the Islamic Serice di cabang-cabang bank
perdagangan Arab Saudi. Produk-produk investment banking yang islami juga ditawarkan
oleh Fund Manager Konvensional seperti The Wellington Management Company (USA),
Oasis International Equity Fund dari Flemings Bank (Inggris), Hongkon Shanghai
Bangkong Corp (HSBC- London) dan ANZ Bank ( Melbroune-London), dan sisi pengguna
jasa perbankan syariah, tercatat beberapa perusahaan multinasional seperti KFC,XEROX,
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada , 2002)
5
M. Abdul Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, 2002
9. 6
General Motors, IBM, General Electric, danChrysler. Sekalipun perbankan syariah telah
memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat, tetapi sampai saat ini
belum ada satu bank syariah yang masuk 100 bank terbesar di dunia dilohat dari jumlah
asetnya atau modalnya6
2.2 Tokoh-Tokoh Perbankan Syariah
A. Dr. Ahmed el-Najar
Merupakan orang yang memelopori pembentukan sistem perbankan syariah.
dengan mendirikan bank tabungan Mit Ghamr yang berbasis profit
sharing (pembagian laba) di kota Kairo Mesir pada tahun 1963. Percobaan ini
berlangsung hingga tahun 1967 dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep
yang serupa. Bank-bank ini tidak membebankan atau membayar bunga ( Riba dalam
terminologi Islam), namun melibatkan investasi dengan sebagian besar
perdagangan dan indutri secara langsung atau kemitraan yang lain dengan
keuntungan dibagi rata . Dengan demikian mereka pada dasarnya berfungsi sebagai
lembaga investasi-tabungan dan bukan sebagai bank komersial.
B. Abu al a’la al-Maududi Abdullah al-‘Arabi ( 1930-1979)
Abu ‘ala al-Maududi Abdullah al-‘Arabi yaitu Orang pertama yang menggagas
ekonomi Islam secara normatif, dengan paradigma bahwa “Islam sebagai jalan
hidup yang sempurna”. Beliau merupakan seorang perintis teori perbankan Islam
dengan karyanya yang berjudul “a groundwork for interest free bank”. Mengenai
pendapat tentang Riba dalam dunia perbankan , beliau mengatakan bahwa bunga
bank itu termasuk riba nasiah yang dilarang oleh Islam. Karena itu umat Islam tidak
boleh bermuamalah dengan bank yang memakai system bunga, kecuali dalam
keadaan darurat atau terpaksa.
C. Anwar Qureshi (1946), Naiem siddiqi (1948), Mahmud ahmad (1952)
Merupakan para penulis yang terlebih dahulu sebelum terbentuknya Perbankan
Syariah di dunia telah menyampaikan gagasannya mengenai perbankan dengan
sistem berdasarkan hasil bagi ( profit Sharing ).
6
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan PeransuransianSyariah di Indonesia, ( Jakarta:
Kencana Perdana Media Group, 2007
10. 7
D. Mahathir Muhammad
Beliau merupakan seorang perdana menteri malaysia pada tawal tahun 1980-an
yang mengajukan inisiatif awal langkah diperkenalkannya perbankan syariah di
Malaysia, yaitu ketika Malaysia secara resmi memperkenalkan Undang-undang
Perbankan Syariah 1983 (IBA 1983), dan UU Takaful 1984. Kemudian Bank
Syariah yang menerapkan konsep syariah secara lengkap juga didirikan sebagai
perusahaan umum pada tahun 1983. Bank Islam Berhad adalah bank pertama yang
didirikan pada 1 Maret 1983 yang sepenuhnya menawarkan produk dan layanan
perbankan syariah. 7
E. Shaikh Muhammad Taqi Usmani, Pakistan
Shaikh Muhammad Taqi Usmani dianggap telah memajukan ekonomi Islam
melalui pengembangan perbankan dan keuangan Islam secara regional maupun
internasional serta berjasa dalam mendorong dan melahirkan inovasi keuangan
Islami. Shaikh Usmani juga aktif mengatur soal Riba selama karirnya sebagai hakim
di Pengadilan Banding Syariah Pakistan. Tak hanya di Pakistan, sarjana syariah ini
juga aktif menasehati dan mengawasi Dewan Syariah lembaga keuangan Islam di
dunia Islam, Eropa, Amerika Serikat serta sebagai Ketua Dewan Syariah Standard
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions).
F. Profesor Rodney Wilson
Profesor Rodney Wilson dianggap berjasa mempromosikan pengajaran
keuangan Islam. Di tangannya, Rodney memperkenalkan teknik pengajaran
manajemen modern untuk keuangan Islam sehingga memberikan perspektif netral
dan obyektif serta menambah kredibilitas mengajar keuangan Islam di dunia.
Wilson juga berperan besar dalam menjadikan keuangan Islam sebagai isu penting
dan memastikan bahwa ekonomi, pelatihan perbankan dan keuangan serta program
Islam diajarkan di perguruan-perguruan tinggi di Barat, termasuk menawarkan
program tersebut di sejumlah universitas di Inggris dan bagian lain dari Eropa.
Shaikh Muhammad Taqi Usmani dan Profesor Rodney Wilson menerima
7
Basalamah, Muhammad Ridwan, Rizal, Muhammad, , Perbankan Syariah, Malang: Empa dua
Media,2018
11. 8
penghargaan saat pertemuan tahunan Dewan Gubernur IDB ke-39 dilangsungkan
pada 22-26 Juni 2014 di Jeddah, Arab Saudi
12. 9
2.3 Bank Syariah pertama di Indonesia
Pelopor berdirinya perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun
1991. Bank ini dilahirkan oleh Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendikiawan Muslim
Indonesia (ICMI), pengusaha Muslim dan juga pemerintah. Sayangnya bank tersebut
kurang popular dan kinerjanya stagnan, baru setelah krisis ekonomi dan reformasi, Bank
Muamalat mulai dilirik nasabah. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah
menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank
syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu
menerapkan system ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter
yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak
yang dilikuidasi karena kegagalan system bunganya. Sementara perbankan yang
menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Tidak hanya itu, di
tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun
2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis.
Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan
serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan
para penyimpan dana di bank-bank syariah. Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank
Muamalat melewati krisis yang terjadi pada tahun 1998 dengan menunjukkan kinerja yang
semakin meningkat dan tidak menerima sepeser pun bantuan dari pemerintah dan pada
krisis keuangan tahun 2008, bank Muamalat bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300
miliar lebih. Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk
menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan mampu
tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis untuk
merealisasikannya. Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di
upayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor
cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank
syariah. Langkah strategis ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang –
Undang perbankan no. 10 tahun 1998. Undang-undang pengganti UU no.7 tahun 1992
tersebut mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.8
Perbankan yang mulanya kemudian menyebar ke Asia Barat. Sejalan dengan
perkembangan daerah jajahan, maka perbankan punikut dibawa ke negara jajahan mereka.
8
Agus Marimin, dkk. Juli 2015. “Perkembangan Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
Vol. 01, No. 02.
13. 10
Di Indonesia juga tidak terlepas dari penjajahan Belanda yang mendirikan beberapa bank
seperti De Javasche Bank, De Post Paar Bank dan lainnya serta bank-bank milik pribumi,
Cina, Jepang, dan Eropa seperti Bank Nasional Indonesia, Batavia Bank, dan Iainnya. Di
zaman kemerdekaan perbankan Indonesia sudah semakin maju, mulai dari bank pemerintah
maupun bank swasta. Gagasan untuk mendirikanbank syariah di Indonesia sebenarnya
sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional
Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar
internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan
(LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Namun, ada beberapa alasan yang menghambat
terealisasinya ide ini:
1. Operasi bank syariah yang menerapkan prinsip bagi hasil belum diatur, dan karena
itu, tidak sejalan dengan UU Pokok Perbankan yang berlaku, yakni UU No 14/1967.
2. Konsep bank syariah dari segi politis berkonotasi ideologis, merupakan bagian dari
atau berkaitan dengan konsep negara Islam, dan karena itu tidak dikehendaki
pemerintah.
3. Masih dipertanyakan, siapa yang bersedia menaruh modal dalam ventura semacam
itu, sementara pendirian bank baru dari Timur Tengah masih dicegah, antara lain
pembatasan bank asing yang ingin membuka kantornya di Indonesia.
Akhirnya gagasan mengenai bank syariah itu muncul lagi sejak tahun 1988, di
saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi liberalisasi
industri perbankan. Para ulama pada waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas
bunga, tapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk, kecuali bahwa perbankan
dapat saja menetapkan bunga sebesar 0%. Setelah adanya rekomendasi dari lokakarya ulama
tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990, yang
kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional (Munas) IV Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 22-25 Agustus 1990,
dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia.9
Pertumbuhan keuangan Islam pada awalnya juga bertepatan dengan surplus neraca
pembayaran yang sangat besar pada negara-negara muslim pengekspor minyak, yang
dikenal sebagai “oil booming” pada dekade 70-an. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang lain, seperti keinginan perubahan terhadap sistem sosio-politik dan
ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam dan kepribadian Islam yang lebih kuat.
9
Nofinawati, Juli-Desember 2015, “Perkembangan Prbankan Syariah di Indonesia”. Juris, Vol. 14, No. 02.
14. 11
Sekaligus sebagai upaya reformasi makro ekonomi dan reformasi struktural dalam sistem
keuangan negara-negara muslim. Mereka menginginkan keluar dari jeratan pengaruh yang
mencengkeram dari sistem kapitalisme. Serangkaian krisis bertubi-tubi yang dialami sistem
keuangan internasional sepanjang dua dekade terakhir yang telah memunculkan kesadaran
baru akan kebutuhan reformasi arsitektur sistem keuangan juga telah memberikan angin
segar bagi pengembangan sistem keuangan Islami. Sistem keuangan Islami diharapkan
mampu menyuntikkan disiplin sekaligus mendorong untuk terpenuhinya regulasi dan
supervisi yang prudensial pada industry keuangan. Fenomena-fenomena ini setidaknya yang
kemudian juga mendorong Bank-bank Islami dalam jumlah yang banyak bermunculan
diseluruh penjuru dunia sepanjang 30 tahun terakhir. Kerja keras ini juga dilandasi oleh
keyakinan bahwa bunga (interest) yang bersifat pre-determined telah mengeksploitasi
perekonomian, mengakibatkan terjadinya misalokasi resources dan penumpukan kekayaan
serta kekuasaan pada segelintir orang. Hal ini pada gilirannya berakibat pada ketidakadilan,
inefficiency, dan ketidakstabilan perekonomian. Bunga-lah yang menyebabkan semakin
jauh jarak antara pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai. Bahkan bunga merusak
tujuan-tujuan yang ingin di dapat seperti; pertumbuhan ekonomi, produktivitas, pemerataan
distribusi pendapatan dan stabilitas ekonomi. Selain itu bunga bank memiliki andil pada
krisis yang terjadi sepanjang abad 20, dimana telah terjadi lebih dari 20 krisis Bunga bank
yang mengedepankan mekanisme kredit (hutang) sebagai mekanisme pelaksanaannya telah
membelenggu dunia terutama negara-negara berkembang dengan hutang (debt trap).
Sebagaimana perkembangan pemikiran perbankan syariah di dunia khususnya
negara-negara Islam, Indonesia ikut berimbas dari tuntutan pemikiran cendekia-cendekia
muslim Indonesia. Di Indonesia sepanjang awal abad ke-20, sistem keuangan syariah
sekedar menjadi bahan diskusi dan retorika. Sehingga belum ada langkah nyata dan praktis
untuk mengimplementasikan gagasan mulia tersebut. Padahal, telah muncul kesadaran
bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk kesejahteraan sosial di
negara-negara Islam. Indonesia sebagai negara mayoritas berpenduduk Muslim terbesar di
dunia, muncul pemikiran tentang perlunya menerapkan perbankan berbasis syariah yang
dimulai pada 1974. Hadirnya gagasan pemikiran perbankan berbasis syariah dalam sebuah
seminar Hubungan Indonesia-Timur Tengah yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi
Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK). Perkembangan pemikiran tentang perlunya umat Islam
Indonesia memiliki perbankan Islam sendiri mulai berhembus sejak itu, seiring munculnya
kesadaran baru kaum intelektual dan cendekiawan muslim dalam memberdayakan ekonomi
masyarakat. Pada awalnya memang sempat terjadi perdebatan yang melelahkan mengenai
15. 12
hukum bunga Bank dan hukum zakat vs pajak dikalangan para ulama, cendekiawan dan
intelektual muslim.
Perbedaan dan perdebatan dikalangan para cendikiawan atau ulama sangat luar biasa,
perbedaan pandangan dikalangan ulama Indonesia mengenai bunga yang secara garis besar
terbagi pada tiga kelompok yaitu; kelompok yang menghalalkan, kelompok yang
mengatakan syubhat dan kelompok yang mengharamkan. Hal ini sangat menentukan respon
masyarakat terhadap bank syariah. Umar Syihab, salah seorang ulama NU (Nahdatul Ulama)
sebagai representasi ulama berpendapat bahwa bunga bank adalah halal, didasarkan
pendapatnya pada beberapa alasan. Pertama, jumlah bunga uang yang dipungut dan
diberikan oleh bank kepada nasabah jauh lebih kecil dibandingkan dengan riba yang
diberlakukan di jaman jahiliyah. Kedua, pemungut bunga bank tidak membuat bank itu
sendiri dan nasabahnya memperoleh keuntungan besar atau sebaliknya tidak akan merasa
dirugikan dengan pemberian bunga. Ketiga, tujuan pengambilan kredit dari debitor pada
jaman jahiliyah adalah untuk konsumsi, sementara pada saat ini bertujuan produktif.
Keempat, adanya kerelaan antara kedua belah pihak yang bertransaksi sebagaimana halnya
kebolehan dalam jual-beli dengan asas kerelaan.10
2.4 Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah di Indonesia
Perbankan syariah didirikan dengan tujuan mewujudkan cita-cita para ulama' dan
masyarakat untuk menerapkan prinsip ajaran islam dengan sistem perbankan tanpa suku
bunga (riba). Perbankan adalah salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Indonesia
mulai melakukan deregulasi perbankan pada 1983, saat itu Bank Indonesia (BI)
memberikan keleluasaan kepada bank untuk menetapkan suku bunga. Berdasarkan laman
ojk.go.id pemerintah berharap dengan kebijakan deregulasi akan tercipta kondisi bank yang
efisien dan kuat dalam menopang perekonomian. Masih pada 1983, pemerintah Indonesia
berencana menerapkan sistem bagi hasil dalam perkreditan yang merupakan konsep dari
perbankan syariah. Akhirnya 5 tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan
deregulasi perbankan 1988 (Pakto 88) yang membuka kesempatan seluas-luasnya untuk
bisnis perbankan dalam menunjang pembangunan. Namun lebih banyak bank konvensional
yang berdiri. Tapi beberapa usaha perbankan yang bersifat daerah yang berasaskan syariah
10
Suryani. Juli 2012. “Sistem Perbankan Islam Di Indonesia: Sejarah Dan Prospek Pengembangan”. Jurnal
Muqtasid. Vol. 03, No. 1
16. 13
juga mulai bermunculan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 1990 membentuk kelompok
kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia.
Perbankan Syariah sebagai lembaga keuangan Syariah, pada awalnya berkembang
secara perlahan, namun kemudian mulai menunjukkan perkembangan yang semakin cepat
mencapai prestasi pertumbuhan jauh di atas perkembangan perbankan konvensional. Di
Indonesia perbankan Syariah muncul sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan, yang secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha
perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil. Pada tanggal 18 - 20 Agustus 1990,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan
di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam
pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22 - 25 Agustus 1990, yang menghasilkan
amanat bagi pembentukan kelompok kerja pendirian bank Islam di Indonesia. Kelompok
kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk melakukan
pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait. Sebagai hasil kerja Tim
Perbankan MUI tersebut adalah berdirilah bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank
Muamalat Indonesia (BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1
Nopember 1991. Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan modal awal
sebesar Rp 106.126.382.000,- . Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belum
mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan
hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanya diakomodir dalam
salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil" pada UU No. 7 Tahun 1992; tanpa
rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.11
11
Sylke Febrina Laucereno, “Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia”, diakses dari
https://finance.detik.com/moneter/d-3894544/sejarah-berdirinya-bank-syariah-di-indonesia, pada tanggal 12
Februari 2020, Jam 16.28.
17. 14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gagasan mengenai bank syariah telah muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya
pemikir pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan bank Islam, diantaranya yaitu:
Anwar Qureshi (1946), Naiem siddiqi (1948), Mahmud ahmad (1952). Perbankan syariah
pertama kali muncul di Kota mesir bernama Myt-Ghamr Bank pada tahun 1963, yaitu bank
simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) dan bertahan sampai pada tahun
1971 dikarenakan permasalahan politik. Perkembangan lebih lanjut ditandai dengan
berdirinya Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islam
pada tahun 1974 yang disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam organisasi
konferensi Islam ( OKI). Selanjutnya diikutioleh pendirian bank-bank syariah dibelahan
negara lain. pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam kemudian muncul di uni
emirat arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank sebagai bank Islam
pertama yang bersifat swasta oleh sekelompok usahawan Muslim dari berbagai Negara.
Kemudian di kuwait pada tahun1977 berdiri kuwait finance house yang beroperasi tanpa
bunga. Selanjutnya kembali di mesir pada tahun 1978 berdiri Bank syariah yang di beri
nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian di ikuti oleh islamic international bank
for Invesment and Developmen bank. Di Iprus tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of
Kibris. Kemudian di Malaysia bank syariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam
Malaysia Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir pula Bank Putera Muamalah. Di Iran
sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada tahun 1983 sejak
dikeluarkannya Undang-Undang perbankan islam. Kemudian di Turki negara yang
beridiologi sekuler bank syariah lahir tahun 1984 dengan hadirnya Daar al-Maal al-Islami
serta Faisal Finance Institution dan mulai beroperasi tahun 1985.Tokoh-tokoh perbankan
syariah antara lain yaitu Dr. Ahmed el-Najar, Abu al a’la al-Maududi Abdullah al-‘Arabi,
Anwar Qureshi , Naiem siddiqi , Mahmud ahmad.
Pelopor berdirinya perbankan syariah adalah Bank Muamalat yang berdiri pada tahun
1991, didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekia Muslim Indonesia
(ICMI), pengusaha Muslim, dan pemerintah. Sayangnya bank tersebut kurang popular dan
kinerjanya stagnan, baru setelah krisis ekonomi dan reformasi, Bank Muamalat mulai dilirik
18. 15
nasabah. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan
menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini
ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Perbankan syariah didirikan dengan
tujuan mewujudkan cita-cita para ulama' dan masyarakat untuk menerapkan prinsip ajaran
islam dengan sistem perbankan tanpa suku bunga (riba). Perbankan adalah salah satu motor
penggerak ekonomi nasional. Indonesia mulai melakukan deregulasi perbankan pada 1983,
saat itu Bank Indonesia (BI) memberikan keleluasaan kepada bank untuk menetapkan suku
bunga. Perbankan Syariah sebagai lembaga keuangan Syariah, pada awalnya berkembang
secara perlahan, namun kemudian mulai menunjukkan perkembangan yang semakin cepat
mencapai prestasi pertumbuhan jauh di atas perkembangan perbankan konvensional.
19. 16
DAFTAR PUSTAKA
Agus Marimin, dkk. Juli 2015. “Perkembangan Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam. Vol. 01, No. 02.
Basalamah, Muhammad Ridwan, Rizal, Muhammad. 2018. Perbankan Syariah. Malang:
Empa Dua Media
Gemala Dewi. 2007. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Peransuransian Syariah di
Indonesia. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafi;i antonio. 1992. apa dan bagaimana bank Islam.
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Manan, Abdul. 1997. Teori dan Praktik Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana bhakti primayasa.
Nofinawati, Juli-Desember 2015, Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia.. Juris, Vol.
14, No. 02..
Suryani. Juli 2012. “Sistem Perbankan Islam Di Indonesia: Sejarah Dan Prospek
Pengembangan”. Jurnal Muqtasid. Vol. 03, No. 1
Sylke Febrina Laucereno, “Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia”, diakses dari
https://finance.detik.com/moneter/d-3894544/sejarah-berdirinya-bank-syariah-di-
indonesia, pada tanggal 12 Februari 2020, Jam 16.28.
Sirajuddin. Juni 2017. “Perbankan Syariah”. Jurnal Laa Maisyir. Vol5,No 1