SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
KEJADIAN HIPERTENSI DI SUKABUMI
(Diajukan untuk Memehuni Salah Satu Tugas Makalah Sistem Informasi
Kesehatan)
Disusun Oleh :
Kelas 4A Sarjana Keperawatan
1. ARDLYANSYA BAN A. NIM.C1AA16015
2. ERICK NIRWANA NIM.C1AA16029
3. MIRNAWATI NIM.C1AA16055
4. NENDEN HASANAH NIM.C1AA16071
5. RATU S. RAFIAH N. NIM.C1AA16079
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATA SUKABUMI
SARJANA KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya
yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terikamasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga dapat terselesakannya
makalah ini dengan judul “Kejadian Hipertensi di Sukabumi”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang baik lagi.
Sukabumi, September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 6
C. Tujuan................................................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 7
A. Pengertian Hipertensi........................................................................................ 7
B. Jenis Hipertensi.................................................................................................. 7
C. Patofisiologi ........................................................................................................ 8
D. Manifestasi........................................................................................................ 10
E. Penatalaksanaan............................................................................................... 11
BAB III.......................................................................................................................... 14
DATA TABEL DAN GRAFIK................................................................................... 14
A. Hipertensi di Sukabumi................................................................................... 14
B. Tabel Data Jumlah Lansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kota
Sukabumi Tahun 2018............................................................................................. 14
C. Diagram Data Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun 2018. 15
BAB IV.......................................................................................................................... 16
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 16
A. Berdasarkan Data Tabel ................................................................................. 16
B. Berdasarkan Data Diagram ............................................................................ 16
BAB V ........................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan....................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
suatu periode. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg
dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan
Hipertensi disebut borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan
WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti, 2010).
Prevalensi Hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di negara maju
tetapi juga di negara berkembang seperti di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi
Hipertensi hasil pengukuran mencapai 34,1% meningkat tajam dari 25,8%
pada tahun 2013, dengan angka prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar 44,1% dan terendah di provinsi Papua sebesar 22,2%. Provinsi
Gorontalo sendiri pada hasil Riskesdas 2013 mencapai 29,0% dan pada
Riskesdas tahun 2018 menjadi 31,0% dan berada pada urutan ke 20 dari 34
Provinsi (Kemenkes RI, 2018).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi antara lain
kebiasaan hidup atau perilaku kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi,
kegemukan, stres, merokok, dan minum alkohol (Padila, 2013). Adapun
tingginya prevalensi Hipertensi menurut dikarenakan gaya hidup yang tidak
sehat seperti kurangnya olahraga/aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan
mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya (Ainun, Sidik, &
Rismayanti, 2014).
Hasil penelitian Badan Penelitian dan Kementrian Kesehatan RI tahun
2018 menyatakan Jawa Barat merupakan propinsi yang memiliki prevalensi
tertinggi kedua dengan persentase (40.5%) setelah Kalimantan Timur
(39.5%), Jawa Tengah (38.5%) dan Kalimantan Barat (37.5%). Terbesar di
propinsi Kalimantan Selatan (44.1%), dan terendah pada propinsi Papua
(22.2%) Angka ini menunjukan bahwa di Jawa Barat angka kejadian
hipertensi masih tergolong tinggi (Riskesdas, 2018).
Berbagai data menunjukan bahwa hipertensi sebagian besar banyak
diderita oleh lansia termasuk di Sukabumi, oleh karena itu kami akan
membahas tentang hipertensi yang ada di Sukabumi dan bagaimana cara
menanggulanginya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan uraian di latar belakang banyak sekali penderita
hipertensi di dunia, maka kelompok akan menjelaskan tentang hipertensi dan
berapa presentase penderita hipertensi yang ada di Sukabumi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan masyarakat ini adalah :
a. Mengidentifikasi gambaran tentang hipertensi
b. Mengidentifikasi gambaran tentang bagaimana penatalaksaannya
hipertensi
c. Mengidentifikasi gambaran tentang bagaimana hipertensi itu terjadi
d. Mengidentifikasi berapa presentase penderita hipertensi yang ada di
Sukabumi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam
karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan
serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk
dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah
mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan
darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut
(WHO, 2005).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi
primer atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah
hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer
menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat
dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui,
seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(Anggraini, 2009).
B. Jenis Hipertensi
Berdasarkan infodation kementrian kesehatan RI klasifikasi hipertensi
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Berdasarkan penyebab
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang
bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran
(sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension).
3. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas,
pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar
penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada
usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada
perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar
2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival sampai timbulnya
gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.
Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada
National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih
dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25
mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak
didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit
myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan
paru.
C. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output
(curah jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung)
diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut
jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf
otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2011).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di vasomotor, pada medulla di otak. Pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi
hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan
dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis,
sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin,
angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh
darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013).
D. Manifestasi
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak
memiliki tanda/gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati
seperti terjadi pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas,
wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga
berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,
mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di hidung) (Fauzi, 2014
dalam Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi,
diantaranya adalah (Smeltzer, 2013):
1. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain
selain tekanan darah tinggi.
2. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat,
penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots)
(infarksio kecil), dan papiledema bisa terlihat pada penderita
hipertensi berat.
3. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling
berhubungan dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang
terganggu.
4. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan
angina atau infark miokardium.
5. Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal
jantung.
6. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN,
serta kadar kreatinin).
7. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik
transien [TIA] yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau
kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau
hemiplegia transien atau permanen).
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan
mortalitas dan mengontrol tekanan darah dalam pengobatan hipertensi. Ada
dua cara yaitu pengobatan non-farmakologi (perubahan gaya hidup) dan
pengobatan farmakologi (Pudiastusti, 2011).
1. Nonfarmakologi
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam
menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain,
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu
tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan
atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat
dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi.
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines
adalah :
a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah seperti
menghindari diabetes dan dislipidemia.
b. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam
dan lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah.
Tidak jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada
makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya.
Tidak jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk
mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat
≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari
c. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60
menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan
tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk
berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk
berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam
aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
d. Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum
menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi
alcohol semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar.
Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas
per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat
membantu dalam penurunan tekanan darah.
e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular,
dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
2. Terapi Farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada
pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan
darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien
dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi
yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi
efek samping, yaitu :
a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
b. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi
biaya
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti
pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan factor komorbid
d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
f. Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur
Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai
guidelines memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah
algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A
Statement by the American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension2013;
BAB III
DATA TABEL DAN GRAFIK
A. Hipertensi di Sukabumi
Kota Sukabumi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang
memiliki penderita hipertensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota Sukabumi jumlah lansia dan lansia dengan hipertensi tahun
2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
B. Tabel Data Jumlah Lansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kota
Sukabumi Tahun 2018
No. Puskesmas
Lansia dengan
%
Orang Hipertensi
1 Baros 1793 1161 64.7
2 Cipelang 1792 879 49.0
3 Selabatu 1866 912 48.8
4 Sukakarya 1463 712 48.6
5 Tipar 1758 850 48.3
6 Naggleng 1542 732 47.4
7
Gedong
Panjang
1721 809 47.0
8 Pabuaran 1316 612 46.5
9 Limusnunggal 1737 809 46.5
10 Cikundul 2055 933 45.4
11 Ciberem Hilir 2131 833 39.0
12 Kab. Sukabumi 4076 1529 37.5
13 Karang Tengah 2699 1008 37.3
14 Lembursitu 1866 912 36.0
15 Benteng 2700 520 19.2
Total 30291 12891 42.5
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, 2018
C. Diagram Data Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun
2018
7%
7%
6%
7%
6%
7%
5%7%8%
7%
13%
8%
8% 4%
cipelang
selabatu
sukakarya
tipar
nanggleng
gedong panjang
pabuaran
limus nunggal
cikundul
ciberem hilir
sukabumi
karang tengah
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Berdasarkan Data Tabel
Berdasarkan tabel pada BAB III menunjukan bahwa Puskesmas Baros
merupakan Puskesmas dengan kejadian lansia hipertensi terbanyak yaitu
sebesar 67.7% atau 1.161 jiwa kejadian lansia dengan hipertensi dari jumlah
1.793 jiwa dan puskesmas Benteng merupakan kejadian terendah penderita
hipertensi sebesar 520 jiwa atau sekitar 19.2% dari jumlah penduduk 2.700
jiwa.
B. Berdasarkan Data Diagram
Dan jika dilihat dari diagram lingkaran dari total 12.891 jiwa yang
menderita hipertensi terbanyak yaitu berada di Kabupaten Sukabumi
sebesar 12% atau sebesar 1.529 jiwa, sedangkan posisi terendah yang
menderita hipertensi berada di Benteng dengan persentase 4% atau sebesar
520 jiwa.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali
penderita hipertensi didunia terutama di sukabumi, dari permasalah tersebut
hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang bisa diatasi dengan
perilaku hidup sehat. Seorang dapat menghindari penyakit tersebut apabila
dapat mengontrol pola makan, pola istirahat, pola aktivitas dengan baik dan
juga menghindari hal-hal yang dapat merusak kesehatan semisal merokok,
begadang, maupun makan makanan yang dapat memacu penyakit
Hipertensi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangannya, maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, L. (2019). DETERMINAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA.
Jambura Health and Sport Journal, Vol. 1, No. 2.
Puspitasari, D. I., Hannan, M., & Chindy, L. D. (2017). PENGARUH JALAN
PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA
LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI. Jurnal Ners LENTERA, Vol.
5, No. 1.
Infodatin. 2014. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI Indonesia
Kemenkes RI. 2013. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Riskesdas. 2018. Prevelensi Hipertensi. Jakata: Riset Kesehatan Dasar

More Related Content

What's hot

Penyuluhan hipertensi-dr.osman
Penyuluhan hipertensi-dr.osmanPenyuluhan hipertensi-dr.osman
Penyuluhan hipertensi-dr.osmanosman redha
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaVerar Oka
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaNajMah Usman
 
Influenza atau flu
Influenza atau fluInfluenza atau flu
Influenza atau fluYuliana
 
Makalah zat besi
Makalah zat besiMakalah zat besi
Makalah zat besiWarnet Raha
 
Laporan pendahuluan chf
Laporan pendahuluan chfLaporan pendahuluan chf
Laporan pendahuluan chfMasykur Khair
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paruKANDA IZUL
 
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimiaLeaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimiaIan Clax
 
03. dr. dwi karlina stress & mekanisme defense
03. dr. dwi karlina   stress & mekanisme defense03. dr. dwi karlina   stress & mekanisme defense
03. dr. dwi karlina stress & mekanisme defenseEunike Sipayung
 
PPT kebiasaan merokok
PPT kebiasaan merokokPPT kebiasaan merokok
PPT kebiasaan merokokizar jk
 
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYAOBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYAKonservasi Beduatekae
 
Napza materi ppt
Napza materi pptNapza materi ppt
Napza materi pptIin Inayah
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 
Penyuluhan materi hipertensi
Penyuluhan materi hipertensiPenyuluhan materi hipertensi
Penyuluhan materi hipertensiwahyututuko
 

What's hot (20)

Penyuluhan hipertensii
Penyuluhan hipertensiiPenyuluhan hipertensii
Penyuluhan hipertensii
 
Hipertensi pada lansia
Hipertensi pada lansiaHipertensi pada lansia
Hipertensi pada lansia
 
Penyuluhan hipertensi-dr.osman
Penyuluhan hipertensi-dr.osmanPenyuluhan hipertensi-dr.osman
Penyuluhan hipertensi-dr.osman
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Influenza atau flu
Influenza atau fluInfluenza atau flu
Influenza atau flu
 
Makalah zat besi
Makalah zat besiMakalah zat besi
Makalah zat besi
 
Laporan pendahuluan chf
Laporan pendahuluan chfLaporan pendahuluan chf
Laporan pendahuluan chf
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
 
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimiaLeaflet nutrisi pada penderita leukimia
Leaflet nutrisi pada penderita leukimia
 
03. dr. dwi karlina stress & mekanisme defense
03. dr. dwi karlina   stress & mekanisme defense03. dr. dwi karlina   stress & mekanisme defense
03. dr. dwi karlina stress & mekanisme defense
 
PPT kebiasaan merokok
PPT kebiasaan merokokPPT kebiasaan merokok
PPT kebiasaan merokok
 
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYAOBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
 
Napza materi ppt
Napza materi pptNapza materi ppt
Napza materi ppt
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
Menu Diet Hipertensi .pptx
Menu Diet Hipertensi .pptxMenu Diet Hipertensi .pptx
Menu Diet Hipertensi .pptx
 
Penyuluhan materi hipertensi
Penyuluhan materi hipertensiPenyuluhan materi hipertensi
Penyuluhan materi hipertensi
 
Leaflet hipertensi
Leaflet hipertensiLeaflet hipertensi
Leaflet hipertensi
 
Ppt sidang
Ppt sidangPpt sidang
Ppt sidang
 

Similar to makalah penyajian data hipertensil

Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiRizal Fahlefi
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasiASWAR ners
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
 
Tugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfTugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfSuryanaYana5
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensisiti aisyah
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018erick nirwana
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixmuhamadrizkiabdulgan
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixnehanehi
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixrarafiah
 
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxPOPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxNiyaCimut
 
HIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfHIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfkasmi16
 
SAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docxSAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docxWindiiEryanti
 
PP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptxPP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptxMahruriSaputra
 
19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf
19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf
19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdfAkhAdiib1
 

Similar to makalah penyajian data hipertensil (20)

Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...
 
Tugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfTugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdf
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018
Kejadian hipertensi di kota sukabumi tahun 2018
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
 
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxPOPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
 
HIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfHIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdf
 
SAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docxSAP hipertensi Tn.D f.docx
SAP hipertensi Tn.D f.docx
 
Karya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensiKarya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensi
 
Karya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensiKarya ilmiah hipertensi
Karya ilmiah hipertensi
 
PP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptxPP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptx
 
19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf
19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf
19298-Article Text-66274-72096-10-20220731.pdf
 
1496-7070-1-PB.pdf
1496-7070-1-PB.pdf1496-7070-1-PB.pdf
1496-7070-1-PB.pdf
 

More from ArdlyansyaBan

Kasus hiv 2013 2018 Di Indoensia
Kasus hiv 2013 2018 Di IndoensiaKasus hiv 2013 2018 Di Indoensia
Kasus hiv 2013 2018 Di IndoensiaArdlyansyaBan
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahArdlyansyaBan
 
Sik penyajian data aki dan akb
Sik penyajian data aki dan akbSik penyajian data aki dan akb
Sik penyajian data aki dan akbArdlyansyaBan
 
Tugas penyajian data
Tugas penyajian dataTugas penyajian data
Tugas penyajian dataArdlyansyaBan
 
Tugas penyajian data
Tugas penyajian dataTugas penyajian data
Tugas penyajian dataArdlyansyaBan
 
Kelompok sik hipertensi terbaru
Kelompok sik hipertensi terbaruKelompok sik hipertensi terbaru
Kelompok sik hipertensi terbaruArdlyansyaBan
 

More from ArdlyansyaBan (8)

Kasus hiv 2013 2018
Kasus hiv 2013 2018Kasus hiv 2013 2018
Kasus hiv 2013 2018
 
Kasus hiv 2013 2018 Di Indoensia
Kasus hiv 2013 2018 Di IndoensiaKasus hiv 2013 2018 Di Indoensia
Kasus hiv 2013 2018 Di Indoensia
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalah
 
Sik penyajian data aki dan akb
Sik penyajian data aki dan akbSik penyajian data aki dan akb
Sik penyajian data aki dan akb
 
Tugas penyajian data
Tugas penyajian dataTugas penyajian data
Tugas penyajian data
 
Tugas penyajian data
Tugas penyajian dataTugas penyajian data
Tugas penyajian data
 
Kelompok sik hipertensi terbaru
Kelompok sik hipertensi terbaruKelompok sik hipertensi terbaru
Kelompok sik hipertensi terbaru
 
PPT hipertensi
PPT  hipertensiPPT  hipertensi
PPT hipertensi
 

Recently uploaded

PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 

Recently uploaded (12)

PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 

makalah penyajian data hipertensil

  • 1. KEJADIAN HIPERTENSI DI SUKABUMI (Diajukan untuk Memehuni Salah Satu Tugas Makalah Sistem Informasi Kesehatan) Disusun Oleh : Kelas 4A Sarjana Keperawatan 1. ARDLYANSYA BAN A. NIM.C1AA16015 2. ERICK NIRWANA NIM.C1AA16029 3. MIRNAWATI NIM.C1AA16055 4. NENDEN HASANAH NIM.C1AA16071 5. RATU S. RAFIAH N. NIM.C1AA16079 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATA SUKABUMI SARJANA KEPERAWATAN 2019
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terikamasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga dapat terselesakannya makalah ini dengan judul “Kejadian Hipertensi di Sukabumi”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang baik lagi. Sukabumi, September 2019 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2 DAFTAR ISI................................................................................................................... 3 BAB I............................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5 A. Latar Belakang................................................................................................... 5 B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 6 C. Tujuan................................................................................................................. 6 BAB II ............................................................................................................................. 7 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 7 A. Pengertian Hipertensi........................................................................................ 7 B. Jenis Hipertensi.................................................................................................. 7 C. Patofisiologi ........................................................................................................ 8 D. Manifestasi........................................................................................................ 10 E. Penatalaksanaan............................................................................................... 11 BAB III.......................................................................................................................... 14 DATA TABEL DAN GRAFIK................................................................................... 14 A. Hipertensi di Sukabumi................................................................................... 14 B. Tabel Data Jumlah Lansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun 2018............................................................................................. 14 C. Diagram Data Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun 2018. 15 BAB IV.......................................................................................................................... 16 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 16 A. Berdasarkan Data Tabel ................................................................................. 16 B. Berdasarkan Data Diagram ............................................................................ 16 BAB V ........................................................................................................................... 17 KESIMPULAN ............................................................................................................ 17 A. Kesimpulan....................................................................................................... 17
  • 4. B. Saran ................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 18
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan Hipertensi disebut borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti, 2010). Prevalensi Hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang seperti di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi Hipertensi hasil pengukuran mencapai 34,1% meningkat tajam dari 25,8% pada tahun 2013, dengan angka prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan terendah di provinsi Papua sebesar 22,2%. Provinsi Gorontalo sendiri pada hasil Riskesdas 2013 mencapai 29,0% dan pada Riskesdas tahun 2018 menjadi 31,0% dan berada pada urutan ke 20 dari 34 Provinsi (Kemenkes RI, 2018). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi antara lain kebiasaan hidup atau perilaku kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi, kegemukan, stres, merokok, dan minum alkohol (Padila, 2013). Adapun tingginya prevalensi Hipertensi menurut dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya olahraga/aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar lemaknya (Ainun, Sidik, & Rismayanti, 2014). Hasil penelitian Badan Penelitian dan Kementrian Kesehatan RI tahun 2018 menyatakan Jawa Barat merupakan propinsi yang memiliki prevalensi tertinggi kedua dengan persentase (40.5%) setelah Kalimantan Timur (39.5%), Jawa Tengah (38.5%) dan Kalimantan Barat (37.5%). Terbesar di propinsi Kalimantan Selatan (44.1%), dan terendah pada propinsi Papua
  • 6. (22.2%) Angka ini menunjukan bahwa di Jawa Barat angka kejadian hipertensi masih tergolong tinggi (Riskesdas, 2018). Berbagai data menunjukan bahwa hipertensi sebagian besar banyak diderita oleh lansia termasuk di Sukabumi, oleh karena itu kami akan membahas tentang hipertensi yang ada di Sukabumi dan bagaimana cara menanggulanginya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan data dan uraian di latar belakang banyak sekali penderita hipertensi di dunia, maka kelompok akan menjelaskan tentang hipertensi dan berapa presentase penderita hipertensi yang ada di Sukabumi. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari pembuatan masyarakat ini adalah : a. Mengidentifikasi gambaran tentang hipertensi b. Mengidentifikasi gambaran tentang bagaimana penatalaksaannya hipertensi c. Mengidentifikasi gambaran tentang bagaimana hipertensi itu terjadi d. Mengidentifikasi berapa presentase penderita hipertensi yang ada di Sukabumi.
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005). Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi primer atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009). B. Jenis Hipertensi Berdasarkan infodation kementrian kesehatan RI klasifikasi hipertensi dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : 1. Berdasarkan penyebab a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
  • 8. b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). 2. Berdasarkan bentuk Hipertensi Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension). 3. Hipertensi Pulmonal Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun. Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru. C. Patofisiologi Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung)
  • 9. diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2011). Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di vasomotor, pada medulla di otak. Pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013). Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011). Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah (Padila, 2013). Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
  • 10. angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013). D. Manifestasi Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki tanda/gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di hidung) (Fauzi, 2014 dalam Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017). Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya adalah (Smeltzer, 2013): 1. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain selain tekanan darah tinggi. 2. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat, penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots) (infarksio kecil), dan papiledema bisa terlihat pada penderita hipertensi berat. 3. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling berhubungan dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang terganggu. 4. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan angina atau infark miokardium. 5. Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal jantung.
  • 11. 6. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN, serta kadar kreatinin). 7. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik transien [TIA] yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau hemiplegia transien atau permanen). E. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas dan mengontrol tekanan darah dalam pengobatan hipertensi. Ada dua cara yaitu pengobatan non-farmakologi (perubahan gaya hidup) dan pengobatan farmakologi (Pudiastusti, 2011). 1. Nonfarmakologi Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah : a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah seperti menghindari diabetes dan dislipidemia. b. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah.
  • 12. Tidak jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari c. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya. d. Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam penurunan tekanan darah. e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok. 2. Terapi Farmakologi Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
  • 13. a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal b. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya c. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan factor komorbid d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs) e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi f. Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai guidelines memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension2013;
  • 14. BAB III DATA TABEL DAN GRAFIK A. Hipertensi di Sukabumi Kota Sukabumi merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki penderita hipertensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi jumlah lansia dan lansia dengan hipertensi tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut : B. Tabel Data Jumlah Lansia dan Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun 2018 No. Puskesmas Lansia dengan % Orang Hipertensi 1 Baros 1793 1161 64.7 2 Cipelang 1792 879 49.0 3 Selabatu 1866 912 48.8 4 Sukakarya 1463 712 48.6 5 Tipar 1758 850 48.3 6 Naggleng 1542 732 47.4 7 Gedong Panjang 1721 809 47.0 8 Pabuaran 1316 612 46.5 9 Limusnunggal 1737 809 46.5 10 Cikundul 2055 933 45.4 11 Ciberem Hilir 2131 833 39.0 12 Kab. Sukabumi 4076 1529 37.5 13 Karang Tengah 2699 1008 37.3 14 Lembursitu 1866 912 36.0 15 Benteng 2700 520 19.2
  • 15. Total 30291 12891 42.5 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, 2018 C. Diagram Data Lansia dengan Hipertensi di Kota Sukabumi Tahun 2018 7% 7% 6% 7% 6% 7% 5%7%8% 7% 13% 8% 8% 4% cipelang selabatu sukakarya tipar nanggleng gedong panjang pabuaran limus nunggal cikundul ciberem hilir sukabumi karang tengah
  • 16. BAB IV PEMBAHASAN A. Berdasarkan Data Tabel Berdasarkan tabel pada BAB III menunjukan bahwa Puskesmas Baros merupakan Puskesmas dengan kejadian lansia hipertensi terbanyak yaitu sebesar 67.7% atau 1.161 jiwa kejadian lansia dengan hipertensi dari jumlah 1.793 jiwa dan puskesmas Benteng merupakan kejadian terendah penderita hipertensi sebesar 520 jiwa atau sekitar 19.2% dari jumlah penduduk 2.700 jiwa. B. Berdasarkan Data Diagram Dan jika dilihat dari diagram lingkaran dari total 12.891 jiwa yang menderita hipertensi terbanyak yaitu berada di Kabupaten Sukabumi sebesar 12% atau sebesar 1.529 jiwa, sedangkan posisi terendah yang menderita hipertensi berada di Benteng dengan persentase 4% atau sebesar 520 jiwa.
  • 17. BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari penjabaran diatas kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali penderita hipertensi didunia terutama di sukabumi, dari permasalah tersebut hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang bisa diatasi dengan perilaku hidup sehat. Seorang dapat menghindari penyakit tersebut apabila dapat mengontrol pola makan, pola istirahat, pola aktivitas dengan baik dan juga menghindari hal-hal yang dapat merusak kesehatan semisal merokok, begadang, maupun makan makanan yang dapat memacu penyakit Hipertensi. B. Saran Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Adam, L. (2019). DETERMINAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA. Jambura Health and Sport Journal, Vol. 1, No. 2. Puspitasari, D. I., Hannan, M., & Chindy, L. D. (2017). PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI. Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1. Infodatin. 2014. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Indonesia Kemenkes RI. 2013. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Riskesdas. 2018. Prevelensi Hipertensi. Jakata: Riset Kesehatan Dasar