obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
Sik penyajian data aki dan akb
1. Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di DIY
Tahun 2015-2017
Kelompok :
Dhea Misja M
Juwita Syafara
Nurhasanah
Risha Ayu
Sitti Nur Indah
2. Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah jumlah kematian ibu
akibat dari proses
kehamilan, persalinan dan
paska persalinan.
Angka Kematian Bayi (AKB)
adalah jumlah kematian bayi
di bawah satu tahun.
2
3. Tabel dan Grafik
Berdasarkan Laporan Seksi Kesga Dinkes di DIY Tahun 2017, menunjukkan
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun
2015-2017 adalah sebagai berikut :
Tahun Kematian Ibu Kematian Bayi
2015 29 329
2016 39 278
2017 34 313
4. Tabel diatas menunjukkan bahwa
jumlah kematian ibu dan bayi dari
tahun 2015-2017. Pada tahun 2016
jumlah kematian ibu mengalami
kenaikan dari 29 orang jadi 39 orang
dan pada tahun 2017 jumlah kematian
ibu mengalami penurunan menjadi 34
orang. Pada tahun 2016 jumlah
kematian bayi mengalami penurunan
dari 329 menjadi 278 dan pada tahun
2017 mengalami kenaikan menjadi
313. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kasus kematian ibu tahun 2017
mengalami penurunan dan kasus
kematian bayi mengalami kenaikan.
Pembahasan
Kasus terbanyak terjadi di
Kabupaten Gunung Kidul (12
Kasus) dan terendah di Kulon
Progo (3 Kasus). Penyebab
kematian ibu yang paling banyak
ditemukan di DIY adalah karena
jantung, emboli, syok,
sepsis/infeksi, perdarahan,
eklamsi, pre eklamsi, pneumoni,
hipertiroid, dan kejang hipoksia.
Penyebab umum kematian bayi
dan neonatal di DIY adalah
BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dan sepsis.
4
5. Kesimpulan
Angka Kematian Bayi (AKB) di DIY masih
tinggi sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI)
sudah mengalami penurunan. Data Laporan
Seksi Kesga Dinkes di DIY Tahun 2017
menunjukkan bahwa AKI di DIY adalah 34
ibu, turun dibanding tahun 2016 yang
berjumlah 39 ibu. Sedangkan AKB di DIY
adalah 313 bayi, naik dibandingkan tahun
2016 sejumlah 278 bayi. Hal ini menunjukkan
bahwa pelayanan kesehatan atau
kegawatdaruratan di DIY masih belum
optimal atau memprihatinkan.
Adapun upaya yang dilakukan
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi
serta meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi yaitu :
• Adanya regulasi RS tentang
pelaksanaan PONEK 24 jam
• Adanya upaya peningkatan
kesiapan pelayanan
kegawatdaruratan
• Adanya pelaksanaan rujukan
dalam rangka PONEK
• Adanya monev RSSIB (RS
Sayang Ibu dan Bayi)
5