07022023 01 BM185204 Pengantar Manajemen Teknologi Inovasi.pdf

BM185204 Manajemen Teknologi dan Inovasi

+
Buku berikut bisa diunduh dari https://www.researchgate.net/profile/Tatang_Taufik/publications

MATERI MTI
• Materi Manajemen Teknologi dan Inovasi BM185204
dapat diakses di:
https://drive.google.com/drive/folders/1G2-_fQZNe2K-
zvDTjpqPBplcnfiDnR8M
• Pengiriman Tugas:
manajementeknologi.inovasi@gmail.com :
• Paper Review. Contoh: B_Kel_01_PR_1
• Proposal Proyek Kelas. Contoh: B_Kel_05_Proposal
• Proyek Kelas. Contoh: B_Kel_07_ProyekKelas

PENILAIAN (GRADING)
Pembobotan :
Keaktifan di Kelas : 15 %
Tugas 1 (Paper Review 1) : 15 %
Tugas 2 (Paper Review 2) : 20 %
UTS : 20 %
UAS : 30 %
Nilai :
86 – 100 : A (Istimewa)
76 – 85 : AB (Baik Sekali)
66 – 75 : B (Baik)
61 - 65 : BC (Cukup Baik)
56 – 60 : C (Cukup)
41 – 55 : D (Kurang)
0 – 40 : E (Kurang Sekali)

OUTLINE
BEBERAPA TERMINOLOGI
DINAMIKA TEKNOLOGI DAN INOVASI
PERUBAHAN PARADIGMA
PENDEKATAN SISTEM

MANAJEMEN (1)
• Van Fleet and Peterson (1994): ‘as a set of activities directed at the efficient
and effective utilization of resources in the pursuit of one or more goals.’
• Megginson, Mosley, and Pietri (1989): ‘working with human, financial and
physical resources to achieve organizational objectives by performing the
planning, organizing, leading and controlling functions‘.
• Kreitner(2008): ‘Management is a problem-solving process of effectively
achieving organizational objectives through the efficient use of scarce
resources in a changing environment.’
• F.W. Taylor, ‘Management is an art of knowing what to do when to do and see
that it is done in the best and cheapest way ‘.

MANAJEMEN (2)
• Harold Koontz (2010): ‘Management is an art of getting things
done through and with the people in formally organized
groups. It is an art of creating an environment in which people can
perform and individuals and can co-operate towards
attainment of group goals.‘
• Peter Drucker (2010) ~ Bapak Manajemen Modern:
Management is the organ of society specifically charged with
making resources productive, i.e. with the responsibility of
organized economic advance. It therefore reflects the basic spirit of
the modern age.

TEKNOLOGI
Khalil - definition of technology
• All knowledge, products, process, tools methods and
systems employed in the creation of goods or in
providing services
• Hardware
• Software
• Brainware
• Know-how

INOVASI (?) : BEBERAPA DEFINISI “TEKNOKRATIK”
• Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau
proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001);
• Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan ke-
lembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999);
• Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational
conditions foster the transformation of knowledge into products, processes,
systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001).
• Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru;
tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002);

INOVASI (?) : BEBERAPA DEFINISI “TEKNOKRATIK”
• Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru
(the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the
British Council, 2000), atau dengan kata lain
• Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan,
keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan
produk, proses dan jasa baru;
• dst . . . dst

BEBERAPA TERMINOLOGI (UU 11/2019)
• Teknologi adalah cara, metode, atau proses penerapan dan pemanfaatan
berbagai disiplin llmu Pengetahuan yang bermanfaat dalam pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan kualitas kehidupan manusia.
• Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang Teknologi berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
• Inovasi adalah hasil pemikiran, Penelitian, Pengembangan, Pengkajian,
dan/atau Penerapan, yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan
serta memberikan kemanfaatan ekonomi dan atau sosial.

JADI, “INOVASI” PERLU DIMAKNAI SECARA LUAS . . .
• Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
• Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara
baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk
atau proses produksi (UU No. 18/2002).
• Inovasi adalah hasil pemikiran, Penelitian, Pengembangan, Peng-kajian, dan/atau Penerapan,
yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan
ekonomi dan atau sosial (UU No. 11/2019)
 Inovasi adalah semua pembaruan yang diterapkan
dan memberikan dampak kemanfaatan (komersial,
ekonomi, sosial dan/atau budaya).

MANAJEMEN TEKNOLOGI & INOVASI
• Manajemen:
• seni & sains dalam mengurusi organisasi dalam mencapai (mewujudkan)
tujuannya
• sehimpunan prinsip dan praktik berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian (POAC) urusan-urusan
organisasi
• MTI: Bidang manajemen terkait dengan teknologi dan inovasi
sebagai aset strategis organisasi dengan tujuan utama agar
dapat memberikan kemanfaatan besar bagi organisasi, khusus-nya
keunggulan daya saing organisasi yang berkelanjutan
(sustainable competitive advantage)

SIFAT “INTERDISIPLIN” MTI
MTI
Natural & Social
Science
Litbang &
Perekayasaan
(Engineering)
Praktik Industrial
Bisnis dan/
Manajemen
Organisasi
(Pengorganisasian)
Leadership,
Strategi &
Operasional

MENGAPA PERLU
MANAJEMEN TEKNOLOGI DAN INOVASI?
✓ Agar :
1. Teknologi yang tepat dapat direncanakan, diterapkan dan dikelola dengan
efektif & efisien;
2. Ide-ide segar (kreatif-inovatif) terus mengalir secepat mungkin dan setiap
saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam,
dan dina-mis.
✓ Keberadaan ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis agar
tidak terjadi kesemrawutan.
✓ Inovasi yang harus dijalankan secara sistematis, efisien, dan berkelanjutan ini
memerlukan suatu sistem untuk mengatur ide-ide ini agar lebih terstruktur.
✓ MTI (semakin) penting untuk memperbesar tingkat/peluang “keberhasilan
teknologi & inovasi” dalam mewujudkan tujuan organisasi.

LINGKUP TOPIK YANG DIBAHAS
1. Pengantar Manajemen Teknologi dan Inovasi (MTI)
2. Dinamika, Jenis Teknologi & Inovasi, dan Sumber Teknologi
3. Model Bisnis: “Pendekatan/Metode” Khusus untuk membantu memahami MTI organisasi:
Business Model Canvas (BMC)
4. Strategi Organisasi (+ Introduksi Komersialisasi Teknologi Goldsmith)
5. Pemilihan Portofolio Teknologi & Inovasi (+ Introduksi Valuasi Teknologi (KI/IP))
6. Kesiapan Teknologi (+ Technology Readines Index/TRI; Technology Acceptance Model/TAM;
Difusi Inovasi)
7. Kesiapan Inovasi (Innovation Readiness Level)
8. Strategi Kemitraan (+ Inovasi Terbuka / Open Innovation)
9. Inovasi dalam Pengembangan Produk Baru
10. Pemetarencanaan IPTEKIN (S, T & I Roadmapping)
11. Aspek Hukum terkait Kekayaan Intelektual IPTEKIN
12. Berinovasi dengan Pendekatan Design Thinking (Stanford University)
13. Berinovasi dengan Pendekatan Theory U (Massachusetts Institute of Technology / MIT)
14. Isu Kontemporer Global dalam Manajemen Teknologi dan Inovasi (MTI).

GELOMBANG PERUBAHAN EKONOMI INTERNASIONAL
Information
Communication
Technologies,
Biotechnology
30 Tahun
2020
2005
G – 5
The Information
Age :
Era Informasi
1990
40 Tahun
G – 4
The Cold-War
Kondratieff :
Pertahanan,
Televisi dan
Komputer
Mainframe
50 Tahun
1950
G – 3
The New-Mercantilist
Kondratieff :
Listrik dan Heavy
Engineering (Mobil,
Petrokimia, dsb.)
1900
G – 2
The Bourgeois
Kondratieff :
Mesin Uap dan Kereta
Api
1845
G-1
Revolusi Industri :
The Factory System ~
Mekanisasi Awal
1785
Information &
Communication
Technologies,
Biotechnology
Aviation,
Petro-
chemicals
& Electronics
Internal-
combustion
Engine,
Electricity,
Chemicals
Steam, Rail,
Steel
Water Power,
Textiles, Iron
60 Tahun 55 Tahun 50 Tahun 40 Tahun 30 Tahun
Perkiraan durasi
Sumber : Taufik (2005), disesuaikan dari beragam sumber.
• Biotech
• Nanotech
• dsb.

REVOLUSI INDUSTRI 4.0
4. Revolusi industri
Berbasis cyber-physical-
systems
Melalui penggunaan kema-
juan elektronika dan teknologi
informasi dalam otomasi
produksi
Memperkenalkan lini produksi
masa yang didukung energi
listrik
Memperkenalkan mesin-mesin
Produksi mekanis yang didu-
Kung dengan tenaga air dan uap
Akhir abad 18 Awal abad 20 Awal tahun 70an
Industri 1.0 Industri 3.0
Industri 2.0 Industri 4.0
Tingkat
Kompleksitas
Saat kini
Sumber: DFKI/Bauer IAO ~ Deutsches Forschungszentrum für Künstliche Intelligenz

LESSONS LEARNED (?)
• Dipicu/didorong oleh kemajuan di bidang “iptekin” (ilmu pengetahuan,
teknologi, dan inovasi) tertentu;  para penggiat di bidang pendidikan
dan litbang memegang peran penting (++ atau sebaliknya);
• Ditandai dengan perkembangan industri-industri kunci bagi
perkembangan ekonomi;  para penggiat di bidang bisnis/industri
(khususnya startups) memegang peran penting (++ atau sebaliknya);
• Pemerintah/politisi sangat mempengaruhi “ke mana & bagaimana”
(termasuk seberapa cepat) suatu negara merespon perubahan yang
terjadi.  perbaikan kesejahteraan rakyatnya.

PENGERTIAN TENTANG DAYA SAING
Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi,
pembuat kebijakan).
“Pembedaan” pada beragam tingkatan:
• Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.”
• Industri (meso) : walaupun beragam, umunya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral” 
pendekatan “klaster industri.”
• Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori).
Kemampuan/daya tarik (attractiveness);
kemampuan membentuk/menawarkan
lingkungan paling produktif bagi bisnis,
menarik talented people, investasi, dan
mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja
berkelanjutan.
Mikro ~ Perusahaan
Meso ~ Industri
“Makro” ~ Ekonomi
Memiliki
pengertian yang
berbeda, tetapi
saling berkaitan
Kemampuan suatu industri (agregasi
perusahaan ~ “sektoral”  “klaster
industri”) menghasilkan produktivitas yang
lebih tinggi dari industri pesaing asingnya
Kemampuan suatu perusahaan mengatasi
perubahan dan persaingan pasar dalam
memperbesar dan mempertahankan
keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar,
dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya)
“Tingkatan Analisis” /
Dimensi “Sektoral”
“Konteks Telaahan”
(Perbandingan) /
Dimensi Teritorial / Spasial
Negara
/
Daerah

DAYA SAING GLOBAL ~ NEGARA
Menurut The World Economic Forum:
COMPETITIVENESS
“is defined as that collection of factors, policies and institutions which determine the level of
productivity of a country” and that, therefore, determine the level of prosperity that can be attained
by an economy.
DAYA SAING adalah “sehimpunan faktor, kebijakan dan kelembagaan yang menentukan tingkat
produktivitas suatu negara” dan karenanya menentukan kesejahteraan yang dapat dicapai oleh
suatu ekonomi.
WEF, The Global Competitiveness Report 2017-2018. https://www.weforum.org/agenda/2017/09/what-is-economic-competitiveness/
PRODUCTIVITY is also a the key driver of the rates of return on
investment, which, in turn, determine the aggregate growth rates of the
economy.
Thus, a more competitive economy is one that is likely to grow faster
over the medium to long term.

Sumber: Porter (1990) ~ Competitive Advantage of the Nation.
Konteks untuk
Strategi Peru-
sahaan dan
Persaingan
Industri
Pendukung
dan Terkait
Kondisi
Faktor
(Input)
• Pemasok
• Pemasok yang terspesialisasi
• Klaster industri
• Persaingan yang mendorong inovasi
• Kemunculan perusahaan baru
• Pemasok & pengguna memasuki industri
baru
Kondisi
Permintaan
• Infrastruktur
• Tenaga kerja terampil
• Sumber daya pengetahuan
• Sumber daya fisik
• Sumber daya keuangan, dsb.
• Pasar domestic/lokal
• Keterkaitan dengan pasar
global
• Pembeli yang “maju”
CONTOH ANALISIS DETERMINAN DAYA SAING: THE FOUR DIAMOND
Pemerintah
Chance

THE WORLD ECONOMIC FORUM’S GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
SOURCE: BASED ON PORTER ET AL. (2007: 55, FIGURE 6)

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX – GCI
❖ Menggabungkan sejumlah konsep yang dinilai saling melengkapi
untuk membuat suatu kerangka kerja untuk mengukur daya saing
(secara makro)
❖ Memformulasikan sejumlah faktor yang menjelaskan
pertumbuhan di suatu negara
❖ Mengidentifikasi “3 (tiga) kelompok pilar” :
1. Kualitas lingkungan ekonomi (The quality of economic
environment)
2. Keadaan kelembagaan (institusi) di negara yang
bersangkutan (The state of the country’s public institutions)
3. Tingkat kesiapan teknis (The level of technical readiness).

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
Key for
efficiency-driven
economies
Key for
factor-driven
economies
1. Institutions
2. Infrastructure
3. Macroeconomy
4. Health and Primary Education
5. Higher Education and Training
6. Market Efficiency (goods, labour, financial)
7. Technological Readiness; Market size
8. Business Sophistication
9. Innovation
Key for
innovation-driven
economies
BASIC REQUIREMENTS
EFFICIENCY ENHANCERS
INNOVATION & SOPHISTICATIONS FACTORS
Source: WEF

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX: 12 PILLARS OF COMPETITIVENESS
Efficiency enhancers:
5. Higher education and training
6. Goods market efficiency
7. Labor market efficiency
8. Financial market sophistication
9. Technological readiness
10. Market size
Basic requirements:
1. Institutions development
2. Infrastructure
3. Macroeconomic stability
4. Health and primary education
Innovation and sophistication
factors:
11. Business sophistication
12. Innovation
Keys for
Factor Driven
Economies
Keys for
Efficiency Driven
Economies
Keys for
Innovation Driven
Economies
60%
35%
5 %
40%
50%
10%
20%
50%
30%
Weighting
Focus
Basic Requirement
Efficiency Enhancer
Innovation & Sophisticati-on
Factors
Basic Requirement
Efficiency Enhancer
Factors
Basic Requirement
Efficiency Enhancer
Factors
Source: WEF, multi years

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX : “PERUBAHAN” KATEGORI 12 PILAR DAYA SAING
KATEGORI PILAR CATATAN
A. ENABLING ENVIRONMENT 1. Institutions Lihat GCR 2018
2. Infrastructures
3. ICT Adoption
4. Macroeconomic Stability
B. HUMAN CAPITAL 5. Health
6. Skills
C. MARKETS 7. Product Market
8. Labour Market
9. Financial System
10. Market Size
D. INNOVATION ECOSYSTEM 11. Business Dynamism
12. Innovation Capability

EKOSISTEM (BER)INOVASI & KEWIRAUSAHAAN
• Merupakan sebuah tatanan dinamis sebagai suatu kesatuan antara beraneka-
ragam unsur sistem (sistem inovasi) yang saling mempengaruhi perkembangan
serta meluasnya (difusi) dari inovasi dan kewirausahaan di suatu tempat;
• Kondisi sistem(ik) dari aspek antarorganisasi, politik, ekonomi, lingkungan
dan teknologi dari sistem inovasi yang mengkatalisasi, mempertahankan dan
mendu-kung lingkungan yang kondusif bagi partumbuhan (perkembangan)
inovasi & kewirausahaan;
• Kondisi sistemik dari jaringan berbagai hubungan yang mengalirkan
informasi dan talenta melalui sistem penciptaan nilai secara bersama yang
berkelanjutan dalam mendorong inovasi.

PERKEMBANGAN DAYA SAING INDONESIA
Ranking 2018:
Dunia: 1. AS; 2. Singapura : 3. Jerman; 4. Swiss; 5. Jepang: dari 140 negara
ASEAN: 1. Singapura (2); 2. Malaysia (25); 3. Thailand (38); 4. Indonesia (45); Filipina (56)

PERKEMBANGAN DAYA SAING INDONESIA
34
37
41
36
47
45
20
25
30
35
40
45
50
Peringkat Indonesia dalam Indeks Daya Saing Global
Peringkat GCI 3.0 Peringkat GCI 4.0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: Global Competitiveness Report 2018, World
Economic Forum
Negara Proyeksi
Kebelakang 2017
2018
Indonesia 47 45
Thailand 40 38
Filipina 68 56
Vietnam 74 77
Malaysia 26 25
Brunei
Darussalam
64 62
Perbandingan Peringkat DayaSaing
2017 - 2018
Sumber: WEF, dikutip dari Kementerian Koordinator BidangPerekonomian (Indeks Daya Saing Global 4.0; Jan 2019)

CONTOH 2016
Sumber: WEF (2016)

PERBANDINGAN DAYA SAING
Administrative requirements
Entrepreneurial culture
Interaction and diversity
Research and Development
Commercialization
Indonesia Malaysia Thailand
Performa Ekosistem Inovasi Indonesia dan Beberapa NegaraASEAN
Persyaratan administrasi
Budaya kewirausahaan
Interaksi dan keragaman
Filipina Vietnam
Penelitian dan pengembangan
Komersialisasi
Sumber: Kementerian Koordinator BidangPerekonomian (Indeks Daya Saing Global 4.0; Jan 2019)

SUMBER KESEJAHTERAAN
Kesejahteraan ~
Kemakmuran
Produktivitas
Kapasitas Inovatif
Daya Saing
(Competitiveness)

Sumber : http://www.zdnet.com/article/top-10-innovative-countries-
denmark-leads-world-in-2010-sweden-us-follow/
According to the study, the most
innovative countries in the world
are the ones “who contribute to
the general advancement of
mankind’s wellbeing.”
How do you measure that? By
looking at the conditions that
could foster such activity, such
as:
• A strong entrepreneurial
climate.
• Low costs to starting a
business.
• Public perception of a good
entrepreneurial environment.
• A country’s ability to
commercialize innovation.
• IT and telecom infrastructure
(ICT) that enables productive
commercial endeavors.

NEGARA PALING INOVATIF – WEF (2017)

EKONOMI PALING INOVATIF DI DUNIA (2017)
Sumber : http://https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-01-17/sweden-gains-
south-korea-reigns-as-world-s-most-innovative-economies/

INNOVATIVENESS (?)
Sumber : Global Innovation Index, 2014

TEKANAN YANG DIHADAPI OLEH INDUSTRI MASA KINI
 DORONGAN UNTUK MENGELOLA TEKNOLOGI DAN INOVASI LEBIH BAIK
Cepatnya perubahan
teknologi
Pasar & persaingan
yang berubah
Industri
Tekanan
globalisasi
Kompleksitas
teknologi/produk
Tingginya
biaya & risiko
litbang
Tuntutan
akan quick returns
dari stakeholder
Regulasi
Tekanan pada
investasi &
biaya produksi
Sumber : Diadopsi dari EISDISR (2001).

TINGKAT ADOPSI (RATES OF ADOPTION)
• Definisi = “Kecepatan relatif di mana suatu inovasi diadopsi oleh anggota suatu sistem sosial.”
• Faktor utama yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi :
1. Persepsi atribut inovasi :
• Keunggulan Relatif (Relative Advantage)
• Kompatibilitas (Compatibility)
• Kompleksitas (Complexity)
• Trialability
• Observability
2. Jenis keputusan inovasi
3. Saluran komunkasi
4. Sifat sistem sosial
5. Upaya promosi agen perubahan.
Rogers, E. M. (1995). Diffusion of Innovation, Fourth Edition. New York: The Free Press.
Tingkat Adopsi . . . . . Perlu Waktu

TINGKAT ADOPSI : CONTOH ILUSTRASI DI AS
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
1 110
Listrik (1873) Telepon
(1876)
Mobil
(1886)
Televisi
(1926)
Radio
(1905)
VCR
(1952)
Microwave
(1953)
Cell Phone
(1983)
PC
(1975)
Source: Rich Kaplan, Microsoft
Internet
(1975)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
100
Persentase
“Kepemilikan”
(Ownership)
Lama (dalam Tahun) sejak Invensi

TINGKAT ADOPSI : CONTOH ILUSTRASI DI AS (LANJUTAN)
Mobil = 56 tahun
Listrik = 45 tahun
Telepon= 36 tahun
Microwave = 31 tahun
Televisi = 26 tahun
Internet = 23 tahun
Cell phone = 14 tahun

TANTANGAN “BARU”
1. Middle Income Trap
2. Revolusi Industri 4.0
3. Pergeseran paradigma yang bersifat disruptif (praktik
bisnis/industri; perbedaan karakteristik aktor milenial
sebagai aktor dominan ~ bonus demografik; kebutuhan
skill “baru”)
4. Tuntutan kebutuhan respons kebijakan yang lebih tepat
pada level pemerintahan daerah.

PERKEMBANGAN PERSPEKTIF
Technology Push:
Rangkaian “Linier” Dorongan Kemampuan
PD II – 1960an
Riset
Dasar
Litbang
Riset
Terapan
Manufaktur/P
roduksi
Penjualan/
Distribusi
Demand Pull:
Rangkaian “Linier” Tarikan Kebutuhan
1960an – 1970an
“Permintaan”
Riset
Terapan
Riset
Dasar
Market Driven:
Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran
1970an – . . . .
Manufaktur/P
roduksi
Litbang
Penjualan/
Distribusi

MODEL INOVASI
Sains Dasar
Pengembangan
Teknologi
Manufaktur Pemasaran Penjualan
Technology Push
Demand Pull
Kebutuhan
Konsumen
Pengembangan Manufaktur Penjualan
MODEL LINIER
Gagasan
Baru
Pengembangan
Gagasan Pengembangan
Teknologi
Baru
Pembuatan
Prototipe
Manufaktur
Pemasaran &
Penjualan
Pasar
(Market Place)
Kebutuhan Masyarakat dan Pasar
Kemajuan Teknologi dan Produksi
MODEL INTERAKTIF
Sumber : Diadopsi dari Dodgson dan Bessant (1996).

MODEL INOVASI CHAIN-LINK
Riset – Penciptaan Pengetahuan
(Knowledge Creation)
Kebutuhan
Pasar
Analisis
Persaingan
Invent
Pembuktian
Konsep
Prototyping
Desain detail
Uji produk
Redesain
Produksi
Pasar
Distribusi
Dukungan
klien
Siklus Pengembangan Produk
Proses Transfer (Beragam)

SALAH SATU VERSI TENTANG PERGESERAN PANDANGAN TENTANG SISTEM INOVASI
4th Generation Theories of Innovation
5th Generation Theories of Innovation
Main characteristic:
Systems integration and networking
theory (SIN)
Parallel processes, collaborating
companies, collaborative innovation
networks
Integrated theory of innovation
Parallel development with integrated
development teams
3rd Generation Theories of Innovation
Sequential Interactive Process
1st Generation Theories of Innovation
2nd Generation Theories of Innovation
Demand-pull (linear)
Technology-push (linear)
Sumber : HUT Dipoli – Roadmap, Tapio Koskinen, Markku Markkula – 2005 (Bahan
Presentasi - www.dipoli.tkk.fi)
From Linear to Sequential...

PERGESERAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI
1. Review konsep & contoh penerapan “kesisteman”
2. Pergeseran dari cara pandang tentang proses :
• Linier sekuensial  interaktif & iteratif
• Hanya merupakan proses teknikal  proses sosial
3. Pergeseran dari cara pandang tentang konteks :
• Parsial  Sistemik
• Sifat statis  dinamis
• Hanya pengaruh faktor iptek & litbangyasa  pengaruh faktor lain
• Keterisolasian  keterbukaan & kolaborasi.

PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Cara Pandang Era Implikasi Kebijakan
Sebagai residual (faktor
”marjinal”) pertumbuhan/
kemajuan (model-model
pertumbuhan neo-klasik dan
sebelumnya).
Era di mana inovasi belum
memperoleh perhatian khusus
(terutama masa sebelum
1960an).
Tidak/belum ada upaya khusus intervensi.
Inovasi sebagai proses
sekuensial linier (pineline linear
model).
Era Technology push (tahun
1960an – tahun 1970an).
▪Tekanan kebijakan pada sisi penawaran sangat
dominan (supply driven).
▪Kebijakan sains/riset sangat dominan.
▪Kebijakan teknologi/iptek mulai berkembang.
Era Demand pull (1970an –
1980an).
▪Tekanan kebijakan pada sisi permintaan sangat
dominan (demand driven).
▪Kebijakan teknologi dan/atau kebijakan iptek
berkembang, namun yang bersifat satu arah/sisi (one-
side policy) masih dominan.
Inovasi dalam kerangka
pendekatan sistem proses
interaktif-rekursif (feedback
loop/chain link model) dari
kompleksitas dan dinamika
pengembangan (discovery,
invensi, litbang maupun non
litbang), pemanfaatan, dan
difusi serta pembelajaran secara
holistik.
Era Sistem Inovasi (1980an –
sekarang).
▪Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan
sistem.
▪Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran
yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem
inovasi yang semakin mampu beradaptasi.
▪Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah
monopoli Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah
”Daerah.”

URGENSI MANAJEMEN TEKNOLOGI DAN INOVASIURGENSI MANAJEMEN TEKNOLOGI DAN INOVASI
✓ Agar :
1. Teknologi yang tepat dapat direncanakan, diterapkan dan dikelola dengan
efektif & efisien;
2. Ide-ide segar (kreatif-inovatif) terus mengalir secepat mungkin dan setiap
saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam,
dan dina-mis.
✓ Keberadaan ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis agar
tidak terjadi kesemrawutan.
✓ Inovasi yang harus dijalankan secara sistematis, efisien, dan berkelanjutan: ini
memerlukan suatu sistem untuk mengatur ide-ide ini agar lebih terstruktur.
✓ MTI (semakin) penting untuk memperbesar tingkat/peluang “keberhasilan
teknologi & inovasi” dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Thank You
For Your Kindly Attention

BEBERAPA BUKUYANG PERNAH DIBUAT . . .
Can be downloaded from https://www.researchgate.net/profile/Tatang_Taufik/publications

HASIL NGRAMS UTK NIS, TIS, IC, IN

UTTERBACK – ABERNATHY MODEL APPROACH

UTTERBACK – ABERNATHY MODEL
• Analysis of innovation in many cases usually considered the factors
affecting innovation under a fixed perspective. There were no
transitions or dynamicity whatsoever. Abernathy and Utterback tried
to break with this standard by creating a model where product
innovation, process innovation, competitive environment and
organizational structure were all interacting and closely linked
together (Abernathy, W.J. and Utterback, J.M.– Patterns of Innovation
in Technology, Technology Review 1978).
• The development of the whole system will pass through three main
phases, each of them impacting differently on single companies, on
the market and on the capabilities and resources required to develop
the innovation.

Stage of Development
Product
Innovation
Process
Innovation
Rate
of
Innovation

UTTERBACK’S 3-PHASES OF INNOVATION
Fluid Phase
Explosion of
different designs,
Era of radical
product innovation
Transitional
Phase
Standardization of
design, Emergence
of process
innovation
Specific Phase
Contraction of
competitors, Era
of incremental
innovation
Rate of Major
Innovation
time
Product Innovation
Process Innovation
Lowest Cost
Dominant Design
Sumber: Utterback (1996),
dikutip dari Smith (2000)

Variable Fluid Phase
Innovation Product changes/radical innovations
Product Many different designs, customization
Competitors Many small firms, no direct competition
Organization Entrepreneurial, organic structure
Threats Old technology, new entrants
Process Flexible and inefficient
Variable Transitional Phase
Innovation Major process changes, architectural innovations
Product Less differentiation due to mass production
Competitors
Many, but declining after the emergence of a
dominant design
Organization More formal structure with task groups
Threats Imitators and successful product breakthroughs
Process More rigid, changes occur in large steps

Variable Specific Phase
Innovation Incremental innovations, improvements in quality
Product Heavy standardization in product designs
Competitors Few, classic oligopoly
Organization Traditional hierarchical organization
Threats
New technologies and firms bringing disrupting
innovations
Process Efficient, capital intensive and rigid

Fluid Phase
Product
Innovation
Process
Innovation
Rate of Major
Innovation
time
Transitional
Phase
Specific Phase
(1) Open with
rapid and
prolific
innovation
(3) Push standards
and build commu-
nity around yours
(4) Focus on
low-cost products
and services
SUCCESSFUL PATH: SKATE THE TOP
(2) Create and
own the
dominant
design
Dominant
Design
Lowest
Cost
Sumber: Utterback (1996), dikutip
dari Smith (2000)

PRIOR RESEARCH ~ (PRAJOGO, 2006)
• Utilizing “Principal-axis factor analysis using varimax rotation”, the relationship between the individual
items of innovation performance and business performance is presented in Table 3.
• As stated in the paper, the result of the bivariate correlation indicates that manufacturing firms show a
relatively stronger correlation between innovation and business performance than do service firms. Only
three correlations are statistically significant in service firms and none of these is in the area of process
innovation. Manufacturing firms, on the other hand, show statistically significant correlations in most
aspects of process innovation against the three business performance measures. This result is interesting
given the previous finding that suggests that the two sectors do not exhibit any significant difference in
both innovation and business performance. The dimensions of product innovation which significantly
affect business performance are also different in the two sectors. For manufacturing firms, latest
technologies and early market entrants appear to have the strongest effect on business performance.
Three measures were employed in this study to evaluate business performance:
1. sales growth,
2. market share and
3. profitability.

POTENTIAL RESEARCH IN THE FUTURE
Sumber: Neely & Hii (1998)

FACTORS AFFECTING DIFFUSION
Perkembangan progresif
atas aset-aset dan produk
komplementatif
(progressive development
of complementary assets
and products)
Eksternalitas positif
(positive externalities)
Promosi dari mulut ke
mulut (word of mouth
promotion)
Perbaikan proses (process
improvement)
Efek “model” (vintage
effects)
Kendala supply (supply
constraints)
Perkembangan
penggunaan baru dari
produk yang sama (the
development of new uses
of the same product)
Pergeseran umum dalam
kebutuhan masyarakat
(lifestyle effects)
Perkembangan cepat
dalam keterampilan
(rapid development in
skills)
Strategi harga (price
strategy).

KEBIJAKAN INOVASI: A SPECIAL CASE APPROACH
Kebijakan Pendidikan
▪ Pengetahuan dan Kete-
rampilan
▪ Kreativitas
▪ Profesionalisme
▪ Kewirausahaan
Kebijakan Ekonomi Makro
▪ Moneter
▪ Fiskal
▪ Perdagangan
Kebijakan Industri
▪ Investasi
▪ Perpajakan - Subsidi
▪ Insentif
▪ Regulasi - Deregulasi
Kebijakan Litbang Kebijakan Daerah
Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi,
Pembelajaran, Kewirausahaan
Kebijakan Inovasi
Perbaikan Bisnis
yang Ada
Perkembangan
Investasi
Perkembangan Bisnis
Pemula yang Inovatif
Kebijakan Sains Kebijakan Teknologi
Sumber : Taufik (2005).

07022023 01 BM185204 Pengantar Manajemen Teknologi Inovasi.pdf

Recommended

Recommended

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Similar to 07022023 01 BM185204 Pengantar Manajemen Teknologi Inovasi.pdf

Similar to 07022023 01 BM185204 Pengantar Manajemen Teknologi Inovasi.pdf (20)

07022023 01 BM185204 Pengantar Manajemen Teknologi Inovasi.pdf