LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) adalah dokumen yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi pemerintah dalam mencapai tujuan strategisnya. LAKIP disusun secara sistematik dan periodik untuk memberikan informasi mengenai pencapaian kinerja kepada pemangku kepentingan.
Pengujian penerapan e-LAKIP ini bertujuan untuk menemukan permasalahan yang sering timbul dan memberikan solusi cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul selama penerapan e-LAKIP
di daerah. Sebagai salah satu pengembangannya perlu mendengarkan dan memperhatikan permasalahan yang muncul selama penerapan e- LAKIP di daerah lalu. Kemudian mengkategorikan menjadi dua permasalahan yaitu permasalahan secara teknis dan permasalahan secara substantif yang kemudian dilakukan pemilihan permasalahan teknis. Dengan begitu permasalahan dapat terlihat secara kelompok dan selanjutnya dapat diberikan solusi cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Peran serta organisasi dan birokrasi juga dibutuhkan karena perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh organisasi itu
sendiri bukan hanya oleh pembuat laporan saja. Selanjutnya memberikan rekomendasi untuk dapat melakukan pengembangan aplikasi bukan hanya dari
permasalahan yang timbul saja tetapi juga kemungkinan pengembangan lebih jauh sehingga akan didapatkan suatu sistem yang utuh, yang tentu saja dilakukan secara
bertahap.
Pengujian penerapan e-LAKIP ini bertujuan untuk menemukan permasalahan yang sering timbul dan memberikan solusi cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul selama penerapan e-LAKIP
di daerah. Sebagai salah satu pengembangannya perlu mendengarkan dan memperhatikan permasalahan yang muncul selama penerapan e- LAKIP di daerah lalu. Kemudian mengkategorikan menjadi dua permasalahan yaitu permasalahan secara teknis dan permasalahan secara substantif yang kemudian dilakukan pemilihan permasalahan teknis. Dengan begitu permasalahan dapat terlihat secara kelompok dan selanjutnya dapat diberikan solusi cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Peran serta organisasi dan birokrasi juga dibutuhkan karena perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh organisasi itu
sendiri bukan hanya oleh pembuat laporan saja. Selanjutnya memberikan rekomendasi untuk dapat melakukan pengembangan aplikasi bukan hanya dari
permasalahan yang timbul saja tetapi juga kemungkinan pengembangan lebih jauh sehingga akan didapatkan suatu sistem yang utuh, yang tentu saja dilakukan secara
bertahap.
SAKIP atau Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan prosedur dan tata cara pelaporan kinerja instansi pemerintah. SAKIP adalah instrumen pelaporan kinerja yang digunakan oleh setiap satuan organisasi/kerja dalam memenuhi kewajiban pertanggungjawaban kinerja. (RS,RKT,Perkin, dan PK) Kebijakan ini mengacu kepada Perpres No. 29 Tahun 2009 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat
Asistensi dalam penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dan Penyusunan RENSTRA (Rencana Strategis) serta Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
Arsitektur Pembangunan Daerah: Perspektif Sistem Akuntabilitas KinerjaAndy Kurniawan
Kerangka sistem Perencanaan, sistem monitoring dan evaluasi, dalam mejawab kebutuhan Sistem Akuntabilitas Kinerja. Menjelaskan posisioning Indikator Kinerja dan perbedaan antar Level entitas akuntabilitas.
SAKIP atau Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan prosedur dan tata cara pelaporan kinerja instansi pemerintah. SAKIP adalah instrumen pelaporan kinerja yang digunakan oleh setiap satuan organisasi/kerja dalam memenuhi kewajiban pertanggungjawaban kinerja. (RS,RKT,Perkin, dan PK) Kebijakan ini mengacu kepada Perpres No. 29 Tahun 2009 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat
Asistensi dalam penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dan Penyusunan RENSTRA (Rencana Strategis) serta Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)
Arsitektur Pembangunan Daerah: Perspektif Sistem Akuntabilitas KinerjaAndy Kurniawan
Kerangka sistem Perencanaan, sistem monitoring dan evaluasi, dalam mejawab kebutuhan Sistem Akuntabilitas Kinerja. Menjelaskan posisioning Indikator Kinerja dan perbedaan antar Level entitas akuntabilitas.
UNDP memberikan pengertian Good Governance sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif antara: state, society dan Private sector, yang mengandung dua pengertian yaitu nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, serta pemerintahan yang berfungsi secara ideal
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...CaeCaew
Tugas Kelompok Akuntansi Sektor Publik"PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR DENGAN KOMPETENSI SDM"
2. LAKIP (Laporan Akuntibilitas Kinerja Instansi
Pemerintah) adalah Dokumen yang berisi gambaran
perwujudan Akuntabilitas Kinerja, yaitu
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi
pemerintah dalam mencapai tujuan/sasaran strategis
instansi pemerintah, disusun dan disampaikan secara
sistematik, melembaga dan periodik.
3. Prinsip
penyusunan
LAKIP
1.prinsip lingkup
pertanggungjaw
aban
2.prinsip prioritas
3.prinsip manfaat
Tujuan LAKIP
1. pertanggungjawaban dari unit yang rendah ke
unit kerja yang lebih tinggi atau dari bawahan
ke atasan
2. pengambilan keputusan dan pelaksanaan
perubahan kearah kebaikan dalam mencapai
kehematan, efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta
ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku
3. perbaikan dalam perencanaan khususnya
perencanaan jangka menengah
4. Fungsi LAKIP
a) Umpan balik untuk
pengambilan keputusan
pihak-pihak terkait.
b) Media hubungan kerja
organisasi.
c) Media akuntabilitas (Wujud
tertulis pertanggungjawaban
kepada pemberi
amanah/mandat).
d) Media informasi dan
keterbukaan.
e) Alat Perbaikan Kinerja
akuntabilitas.
b. Umpan balik untuk
peningkatan kinerja
instansi pemerintah.
c. Mengetahui dan menilai
keberhasilan dan
kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan
tunggung jawab instansi.
d. Mendorong instansi
pemerintah untuk
menyelenggarakan tugas
umum pemerintah dan
pembangunan secara baik.
e. Menjadi instansi
pemerintah yang akuntabel
sehingga dapat beroperasi
secara baik
5. Yang perlu diungkapkan dalam LAKIP
meliputi:
1. Indikator kinerja yang dipakai beserta
penjelasannya
2. pengukuran kinerja instansi pemerintah
3. evaluasi kinerja
Evaluasi dapat dilakukan
melalui dua tahap:
1.Evaluasi kinerja kegiatan
2.Evaluasi kinerja sasaran
6. Ikhtisar eksekutif ringkasan secara keseluruhan dari isi laporan
yang memuat tentang tujuan, sasaran,
program dan kegiatan beserta targetnya
Pendahuluan (Bab
I)
penjelasan tentang hal-hal yang umum,
tentang instansi yang bersangkutan beserta
uraian singkat tugas dan fungsi dari instansi
yang besangkutan
Rencana stratejik
(Bab II)
rencana stratejik dati instansi yang
bersangukutan
Rencana kinerja
(Bab III)
rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun
yang bersangkutan, yang berisi tentang
indikator kinerja sasaran, program kegiatan
serta rencana capaiannya
FORMAT LAKIP
7. Akuntabilitas
kinerja (Bab IV )
hasil dari pengukuran kinerja, kegiatan dan
sasaran, evaluasi serta analisis kinerja yang
menggambarkan keberhasilan & kendala-
kendala yang dihadapi
Penutup tinjauan secara umum tentang keberhasilan
dan kegagalan, permasalahan dan kendala
utama yang berkaitan dengan kinerja instansi
yang bersangkutan & strategi pemecahan
masalah yang akan dilaksanakan pada tahun-
tahun mendatang
lampiran-
lampiran
penjelasan lebih lanjut, perhitungan-
perhitungan, gambar dan aspek pendukung
8. LAKIP dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada atasan masing-masing dalam waktu
sebagai berikut:
Untuk tinggkat eseon I dan II Pusat dan Daerah
selambat-lambatnya 1 bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
Untuk tinggat daerah:
1. KUA, MIM, MTsN menyampaikan ke Kandepag
paling lambat 2 minggu setelah tahun anggaran
berakhir.
2. Kandepag dan MAN menyampaikan ke Kanwil
paling lambat 3 minggu setelah tahun anggaran
berakhir.
9. Laporan akuntabilitas kinerja Biro dan Pusat Sekretaris
Jenderal
Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat
Inspektorat Jenderal dan Inspektur
Inspektur
Jenderal
Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat
Direktorat Jenderal dan Direktorat
Direktur
Jenderal
Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat
Balitbang dan Diklat, Puslitbang dan Pusdiklat
Kepala
Balitbang dan
Diklat
Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat
Jenderal, Inpektorat Jenderal Direktorat Jenderal
dan Balitbang dan Dilklat
Menteri Agama
Mekanisme penyampaian
LAKIP
Tingkat Pusat
10. Laporan akuntabilitas kinerja KUA, MTsN dan
MIN
Kepala Kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota
Laporan akuntabilitas kinerja Departemen
Agama Kabupaten/Kota dan MAN
Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi
Laporan akuntabilitas kinerja Departemen
Agama Provinsi
Sekretaris Jenderal
Laporan akuntabilitas kinerja Universitas Islam
Negeri, Institut Agama Islam Negeri dan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Direktur Jenderal Pendidikan
Islam dengan tembusan
Kepala Sekretaris Jenderal
Laporan akuntabilitas kinerja Sekolah Tinggi
Agama Kristen Negeri
Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat dengan
tembusan kepada Sekretaris
Jenderal. Begitupun agama
Hindu, dan Budha
Laporan akuntabilitas kinerja Balai Kepala Balitbang dan Diklat
Mekanisme penyampaian
LAKIP
Tingkat Daerah
11.
12. KASUS
1. Menurut kalian seberapa penting laporan
akuntabilitas pada suatu organisasi atau
instansi pemerintah?
2. Menurut kalian masih perlukah sosialisasi
penyusunan LAKIP dilakukan kembali?
3. Menurut kalian sudah efektif dan efisienkah
LAKIP di instansi atau organisasi pemerintah
di Indonesia pada masa kini?