SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
PERILAKU
KELOMPOK DALAM
ORGANISASI
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN
Kelompok 2:
Ali Subroto Suprapto - 9911923008
Eny Engriyani - 9911923010
Husen Sutisna - 9911923017
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Suryadi, M.Pd.
Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.
Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.
2
GAMBARAN UMUM
PERILAKU KELOMPOK
✓ Manusia sebagai makhluk sosial
✓ Manusia berinteraksi dengan orang lain
✓ Manusia membentuk kelompok komunitas
PERSONALITY
3
✓Setiap manusia dalam berbagai
kegiatan apapun akan terlibat dalam
aktivitas kelompok.
✓Kelompok merupakan bagian dari
kehidupan organisasi.
✓Kelompok dapat mengubah motivasi
individu atau kebutuhan, dan bisa
juga mempengaruhi perilaku individu
dalam satu kondisi organisasi.
INTERAKSI PERSONALITY
4
✓ Kelompok dapat mengubah motivasi
individu atau kebutuhan, dan bisa juga
memengaruhi perilaku individu dalam satu
kondisi organisasi.
✓ Kelanggengan kelompok terletak pada
kesungguhan masing-masing individu yang
tergabung dalam kelompok untuk saling
memperbarui semangat kolektivitas dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara bersama dengan menampung
sebagian besar aspirasi individual.
5
PENTINGNYA KELOMPOK
PERILAKU KELOMPOK
6
✓ Perbedaan individu yang ada di dalam
organisasi, yang selanjutnya akan
membentuk perilaku kelompok.
✓ Seiring dengan berkembang dan rumitnya
persoalan-persoalan manusia, maka
persoalan individu dan kelompok khususnya
perilaku organisasi semakin hari akan
semakin berkembang dan bertambah rumit
pula.
✓ Semakin banyak aspirasi anggota kelompok
yang terakomodasi, semakin puaslah
anggota kelompok (Wahjono, 2010).
7
PENGERTIAN KELOMPOK
8
PENGERTIAN KELOMPOK
9
DINAMIKA KELOMPOK
10
KONSEP DINAMIKA KELOMPOK
11
PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK
12
DINAMIKA DALAM KELOMPOK
13
INTERAKSI ANGGOTA KELOMPOK
14
TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK
15
ATENSI DALAM DINAMIKA KELOMPOK
16
ATENSI DALAM DINAMIKA KELOMPOK
17
ATENSI DALAM DINAMIKA KELOMPOK
18
MASALAH DALAM DINAMIKA KELOMPOK
Masalah-masalah yang krusia adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan.
Tidak jarang, suatu kelompok menjadi buyar karena kesalahan memilih pemimpin.
2. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, merupakan inti dari tugas atau misi
kelompok.
3. Komunikasi.
Melalui komunikasi saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat
kohesi, dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
4. Konflik.
Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi
tidak dapat dihindari. Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran yang
telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
19
KOMPONEN PERILAKU ORGANISASI
20
TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK
21
22
PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK
23
TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK
24
TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK
25
TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK
26
TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK
Karakteristik
Kelompok dan
Proses
Kelompok
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN
Kelompok 2:
Ali Subroto Suprapto - 9911923008
Eny Engriyani - 9911923010
Husen Sutisna - 9911923017
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Suryadi, M.Pd.
Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.
Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.
D. Karakteristik Kelompok atau Tim
• Dua atau lebih pemangku kepentingan
berinteraksi memiliki norma dan tujuan
kolektif yang sama, identitas umum,
interaksi timbal balik dan kesadaran
bersama
• Satu kesatuan pemangku kepentingan
mencapai kesepakatan dan perbedaan
melalui bentuk interaksi, bergabung
mempunyai motivasi dan berkontribusi
selama proses kelompok didalam dinamika
organisasi (Sinding & Waldstrom, 2014:271)
(Luthans, 2011: 340)
1. Tipe atau Jenis
• Kelompok kecil dan besar, kelompok primer dan sekunder,
koalisi, keanggotaan serta referensi, dan kelompok formal
dan informal, dimana tiap-tiap kelompok mempunyai
perbedaan, karakteristik dan efek yang berbeda
• Kelompok kecil : ukuran anggota yang terbatas, interaksi dan
komunikasi cukup konstan, tatap muka atau secara elektronik
• Kelompok primer : kesamaan nilai di antara sesamanya
anggota, semua kelompok primer adalah kelompok kecil, tidak
semua kelompok kecil adalah kelompok primer, kelompok
kerja di organisasi adalah kelompok primer dengan
mengorganisir pemangku jabatan berkepentingan ke dalam
dalam tim kelompok untuk menjalankan suatu fungsi atau
produk atau jasa seperti perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian.
(Luthans, 2011:
343)
• Kelompok formal : kelompok kerja, tim, komite,
lingkaran kualitas atau gugus tugas sesuai dengan
permintaan, proses organisasi yang bersifat
permanen, ditentukan oleh organisasi, kelompok
komando yang dicirikan oleh pelaporan fungsional
antara bawahan dan manajer
• Kelompok tugas : pemangku kepentingan yang
bekerja sama menyelesaikan suatu tugas tertentu,
bersifat sementara, diakhiri ketika tugas selesai
• Kelompok informal : kumpulan individu-individu
berkembang dan saling ketergantungan, alasan politik,
persahabatan, guna mendapatkan bagiannya dari
imbalan dan/atau membatasinya sumber daya di
tempat kerja dan berlanjut di luar tempat kerja
Sinding & Waldstrom, 2014:273
Buchanan & Huczynski, 2019:333
• Pada organisasi di tingkat yang lebih mikro,
koalisi individu dan kelompok dalam organisasi
memiliki karakteristik sebagai berikut (1)
merupakan sekelompok pemangku
kepentingan yang berinteraksi, (2) dibangun
untuk tujuan tertentu, (3) independen
terhadap struktur organisasi formal, (4)
kurangnya struktur internal yang formal, (5)
mempunyai persepsi keanggotaan dan
berorientasi pada isu untuk memajukan
tujuan kelompok dengan aksi para
kepentingan yang terkoordinasi.
(Luthans, 2011: 343)
• kelompok keanggotaan atau kelompok referensi :
anggota dalam serikat pekerja atau kepentingan yang
yang mengidentifikasi keanggotaannya
• Kelompok faksi : entitas dalam jumlah terbatas
seperti tim integrasi merger, gugus tugas bilateral, dan
tim usaha
• kelompok kerja : anggotanya ditunjuk secara formal,
seperti komite di organisasi pada departemen
fungsional (keuangan, pemasaran, operasi, dan
sumber daya manusia) bahkan lintas tim yang
berfungsi mencakup komite urusan masyarakat,
komite pengaduan, komite eksekutif, dan bahkan
dewan direksi pada organisasi
(Luthans, 2011: 343)
• Karakteristik tim : (1)
anggota kelompok
mempunyai tujuan yang
sama sehubungan dengan
pekerjaan, (2) berinteraksi
satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama,
(3) anggota tim memiliki
peran yang jelas dan saling
bergantung, (4) memiliki
identitas organisasi sebagai
sebuah tim, dengan fungsi
organisasi yang jelas efektif
(Sinding & Waldstrom, 2014:301)
(George & Jones, 2012:280)
• Tim virtual : sekelompok anggota yang bekerja secara
independen melintasi ruang, waktu, dan batas-batas
organisasi dengan menggunakan teknologi untuk
berkomunikasi dan berkolaborasi, memilih media
komunikasi yang tepat agar sesuai dengan persyaratan
tugas dan pesan, fleksibel dan didorong oleh informasi
dan keterampilan, bukan waktu dan lokasi.
• Tim memungkinkan organisasi mengembangkan produk
dan layanan dengan tepat guna efektif, mempertahankan
kualitas tinggi, inovasi dipromosikan, pemupukan silang
ide , mengintegrasikan dan memproses informasi dengan
cara yang tidak dapat dilakukan oleh individu, maka kerja
sama tim dapat membantu meningkatkan produktivitas (Luthans, 2011: 355)
(Sinding & Waldstrom, 2014:300)
Perbedaan spesifik antara kelompok kerja dan tim
• Kelompok kerja mempunyai pemimpin yang kuat dan mempunyai fokus yang jelas sedangkan tim
telah berbagi kepemimpinan didalam peran.
• Kelompok kerja mempunyai akuntabilitas individu sedangkan tim memiliki individu dan timbal balik
secara akuntabilitas.
• Tujuan kelompok kerja sama dengan tujuan organisasi sedangkan tim memiliki spesifik tujuan.
• Kelompok kerja mempunyai produk kerja tersendiri sedangkan tim memiliki produk kerja kolektif.
• Kelompok kerja menyelenggarakan pertemuan secara efisien sedangkan tim memecahkan masalah
yang terbuka dan aktif pada pertemuan penyelesaian.
• Kelompok kerja mengukur efektivitas secara tidak langsung misalnya kinerja keuangan dari
keseluruhan bisnis sedangkan tim mengukur kinerja secara langsung dengan menilai secara kolektif
produk kerja.
• Kelompok kerja berdiskusi, memutuskan, dan mendelegasikan sedangkan tim berdiskusi,
memutuskan, dan melakukan pekerjaan nyata.
(Luthans, 2011: 353)
Tim lintas fungsi
• (1) memilih keanggotaan secara tepat, (2)
menetapkan dengan jelas tujuan
keanggotaan tim, (3) memastikan bahwa
setiap pemangku kepentingan memahami
bagaimana kelompok akan berfungsi, (4)
melakukan pembangunan tim yang
intensif di awal sehingga berinteraksi
secara efektif, dan (5) mencapai hasil yang
nyata sehingga semangat kerja tetap
tinggi dan para anggota dapat melihat
hasil serta dampak dari upaya.
(Luthans, 2011: 355)
(Sinding & Waldstrom, 2014:307).
• Dinamika kelompok
: kekuatan yang
beroperasi di dalam
kelompok yang
mempengaruhi
kinerja dan
kepuasan anggota
kelompok, anggota
(Buchanan & Huczynski, 2019:321)
2. Efektivitas dan Disfungsi
• Efektivitas kelompok : (1)
menetapkan arah yang meyakinkan
kerja kelompok, (2) merancang dan
mengaktifkan struktur kelompok (3)
memastikan bahwa kelompok
beroperasi dalam konteks
mendukung, (4) memberikan
pembinaan
(Luthans, 2011: 345)
• Kepuasan dan kinerja kelompok dalam organisasi : (1) mengorganisir
kerja berdasarkan kelompok yang utuh, (2) memiliki kelompok yang
bertugas menyeleksi, melatih, dan memberi penghargaan kepada
anggota, (3) memanfaatkan kelompok untuk menegakkan norma-
norma perilaku yang kuat, dengan keterlibatan kelompok dalam
kegiatan pekerjaan dan juga perilaku di tempat kerja, (4)
mendistribusikan sumber daya secara berkelompok dan bukan secara
individu, (5) membiarkan dan bahkan mungkin mendorong persaingan
antar kelompok untuk membangun internal solidaritas kelompok, (6)
saling ketergantungan tugas dan kolaborasi serta kerjasama para
anggota kelompok, (7) mempunyai ketergantungan hasil serta
bagaimana kinerja kelompok dihargai dan potensi keyakinan anggota
bahwa kelompok dapat efektif.
(Luthans, 2011: 346)
• Kepuasan dan kinerja kelompok dalam organisasi : (1)
mengorganisir kerja berdasarkan kelompok yang utuh, (2)
kelompok yang bertugas menyeleksi, melatih, memberi
penghargaan, (3) menegakkan norma-norma perilaku yang
kuat, keterlibatan kelompok dalam kegiatan pekerjaan (4)
mendistribusikan sumber daya berkelompok dan bukan
individu, (5) membiarkan dan mendorong mendorong
persaingan antar kelompok untuk membangun internal
solidaritas kelompok, (6) ketergantungan tugas,
kolaborasi, kerjasama para anggota kelompok, (7)
ketergantungan hasil, kinerja kelompok dihargai, potensi
keyakinan anggota efektif.
(Luthans, 2011: 346)
(Buchanan & Huczynski, 2019:323)
• Disfungsi dalam kelompok kerja atau tim :
mencakup pelanggaran norma dan
ambiguitas/konflik peran, pemikiran kelompok,
pergeseran risiko, dan faktor sosial, perilaku
antisosial termasuk tindak kejahatan asusila dan
hukum, kesenjangan antara peran yang
ditentukan oleh norma dan peran yang
ditetapkan oleh norma.
• Konflik peran : bertentangan antara pekerjaan
dan isu sosial, nilai-nilai, etika atau standar
pribadi, bertentangan dengan harapan, deskripsi
pekerjaan tidak jelas
(Luthans, 2011: 350)
(Sinding & Waldstrom, 2014:279)
(Sinding & Waldstrom, 2014:275)
3. Ukuran
• Penggunaan homogen versus heterogen
kelompok adalah signifikan dalam
menentukan ukuran kelompok optimal.
• Ukuran kelompok dan kualitas keputusan
berkisar antara 3 hingga 13 pemangku
kepentingan.
• Ukuran kelompok dan kinerja kelompok
dalam hal kualitas keputusan 4 atau 5
pemangku kepentingan.
• Semakin besar jumlah anggota kelompok,
semakin tinggi kemungkinannya hubungan di
para pihak, semakin besar tingkat komunikasi
yang diperlukan, dan semakin kompleks
struktur yang dibutuhkan agar kelompok
dapat beroperasi dengan efektif
(Sinding & Waldstrom, 2014:284)
(Buchanan & Huczynski, 2019 : 322).
(George & Jones, 2012:283)
homogen : kesamaan ciri berupa
karakteristik demografis, ciri-ciri
kepribadian, keterampilan, kemampuan,
keyakinan, sikap, nilai, atau jenis
pengalaman kerja.
heterogen : tidak mempunyai banyak
kesamaan karakteristik, keberagaman
(George & Jones, 2012:284)
(George & Jones, 2012:285).
4. Formasi
Homans’ model of group formation
• Environment : (1) fisik yaitu lingkungan
kelompok berfungsi mencakup penataan
ruang, lokasi aktivitas sumberdaya, (2)
teknologi mencakup teknologi material,
teknologi sosial mencakup metode yang
mengatur perilaku dan hubungan, (3) sosial
mencakup norma-norma dan nilai-nilai
kelompok dan budaya organisasi menekankan
kolaborasi atau kompetisi.
• Eksternal : mengenai persyaratan atau harapan
tertentu pemangku jabatan dengan ketentuan
tupoksi dengan melakukan interaksi tertentu
dan memiliki sentimen tertentu
(Buchanan & Huczynski, 2019 : 335).
(Buchanan & Huczynski, 2019:347)
 Struktur suatu kelompok (1)
persyaratan kinerja kelompok
yang efisien, (2) kemampuan
dan motivasi anggota kelompok,
(3) lingkungan psikologis dan
sosial kelompok.
• Pola-pola interaksi antar anggota suatu kelompok : (1) arah komunikasi
(siapa berbicara kepada siapa), (2) kuantitas komunikasi (berapa kali setiap
anggota kelompok berbicara), (3) isi komunikasi (jenis ucapan lisan yang
dibuat), (4) gaya pengambilan keputusan (bagaimana keputusan dibuat
dalam kelompok), (5) gaya pemecahan masalah (bagaimana masalah
didekati dan diselesaikan).
• Hubungan antara struktur kelompok dan proses kelompok bersifat dua arah
dikarenakan struktur dari suatu kelompok dapat mempengaruhi prosesnya.
• Kekuasaan : penghargaan, koersif, rujukan, sah dan ahli, milik hubungan dan
bukan milik individu
• Status : nilai atau rangking prestise, setiap posisi dalam suatu kelompok
memiliki nilai yang ditempatkan berasal dari suatu posisi oleh organisasi
formal berdasarkan posisi hierarki dan kemampuan tugas
(Buchanan & Huczynski, 2019 : 335).
(Buchanan & Huczynski, 2019:347)
(Buchanan & Huczynski, 2019:348)
E. Proses Kelompok
Tuckman’s Five-Stage
Theory of Group
Development (Sinding &
Waldstrom, 2014:275)
Tuckman & Jensen &
Jones ’s Five-Stage
Theory of Group
Development (Buchanan
& Huczynski, 2019:337)
Forming
– Ditandai dengan keambiguan dikarenakan anggota kelompok tidak mengetahui dengan jelas mengenai tujuan, struktur,
tugas, atau kepemimpinan kelompok (Luthans, 2011: 342).
– Cenderung merasa tidak yakin akan peran dan tanggung jawab serta mempunyai rasa saling percaya yang rendah,
pemimpin formal diharapkan tidak memaksakan otoritasnya (Sinding & Waldstrom, 2014:276).
– Orientasi anggota kelompok belum terbentuk sempurna ; ‘Bagaimana cara saya menyesuaikan diri?: ‘Mengapa kita ada
di sini?’. Anggota kelompok akan membangun identitas pribadi dalam kelompok (Buchanan & Huczynski, 2019:337)
Storming
– Konflik dan konfrontasi dimana adanya ketidaksepakatan dan konflik di antara anggota mengenai peran dan tugas
(Luthans, 2011: 342).
– Menguji kebijakan dan asumsi, politik kekuasaan (Sinding & Waldstrom, 2014:276).
– ‘Apa peran saya di sini?’ ‘Mengapa kita berebut siapa yang bertanggung jawab dan siapa melakukan apa?, pengelolaan
konflik, kejelasan fungsi, pengorganisasian untuk mencapai tujuan kelompok (Buchanan & Huczynski, 2019:338).
Norming
• terbiasa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan kohesi yang tinggi serta identitas kelompok terbentuk (Luthans, 2011:
342).
• Pertanyaan tentang otoritas dan kekuasaan diselesaikan melalui kelompok dan telah menemukan tujuan serta peran yang
tepat (Sinding & Waldstrom, 2014:276).
• interaksi dan hubungan erat terjadi, aturan kerja ditetapkan dalam ketentuan norma perilaku dan pembagian peran,
kerangka kerja dibuat di mana setiap anggota kelompok dapat berhubungan satu sama lain untuk menyetujui harapan dan
menangani kegagalan (Buchanan & Huczynski, 2019:338).
Performing
• Berfungsi penuh secara efektif menyelesaikan tugas-tugas yang disepakati dalam tahap normalisasi (Luthans, 2011: 342).
• Penyelesaian masalah tugas yang matang dan kontributor menyelesaikan pekerjaannya tanpa menghambat pemangku
kepentingan lainnya, iklim komunikasi terbuka serta kerjasama yang kuat serta konflik dan batasan pekerjaan ditangani
secara konstruktif dan efisien yang ditandai dengan kekompakan dan komitmen terhadap tujuan kelompok (Sinding &
Waldstrom, 2014:276).
Adjourning
• Proses yang berkelanjutan bagi tim proyek atau gugus tugas dengan spesifikasi tertentu mengenai pencapaian tujuan,
setelah tujuan tercapai, maka kelompok dapat diakhiri atau bahkan memiliki komposisi dan tahapan baru dimana akan
dimulai dari tahapan awal kembali (Luthans, 2011: 342).
• Pembelajaran dalam dinamika kelompok untuk mempersiapkan semua pemangku kepentingan kelompok dan tim di masa
depan (Sinding & Waldstrom, 2014:276).
Proses perkembangan kelompok dibagi menjadi sebagai berikut (Sinding & Waldstrom, 2014:277);
• De-norming: pengikisan standar perilaku anggota kelompok berubah secara secara alami dan berpindah ke arah yang
berbeda seiring dengan perubahan minat dan harapan.
• De-storming: cerminan dari tahap storming, kesepakatan dan konflik muncul dan resistensi individu meningkat dan
keterpaduan menurun.
• Deformasi: kelompok kerja terpecah dan subkelompok berusaha untuk mendapatkan kendali, performa menurun dengan
cepat
McGrath’s circumplex
model of group tasks
(Buchanan & Huczynski,
2019 : 324).
B. Studi Kasus Organisasi Laba / Perusahaan
1. Kasus Dinamika, Konflik
dan Negosiasi dalam
Organisasi Laba /
Perusahaan
PT. Lautan Lestari Permata,
Lim, T., Kurnaedi, J., Lim, J., Jeny,
Calvin & Fatyandri, A.N. (2022).
Analisa Pengaruh Negosiasi dan
Manajemen Konflik pada Industri
Perkapalan (Studi pada PT. Lautan
Lestari Permata). YUME: Journal Of
Management, 05(03), 22-27.
https://doi.org10.37531/yum.v5i3.2980
.
1. Kasus Dinamika, Konflik
dan Negosiasi dalam
Organisasi Laba /
Perusahaan
Energi Mega Persada Bentu
Limited
Sari, G. G., & Hardianti, G. (2021).
Implementasi Excellence Public
Relations dalam Pengelolaan Konflik
oleh Energi Mega Persada Bentu
Limited . CoverAge: Journal of
Strategic Communication, 11(2), 67-
78.
https://doi.org/10.35814/coverage.v1
1i2.2017
1. Kasus Dinamika, Konflik
dan Negosiasi dalam
Organisasi Laba /
Perusahaan
PT. Gojek,
Herman, Y., Handayani, A.M.D., Ananda,
A.D., Agustino, M., Ginting, R.,D., &
Fatyandri, A.N. (2023). Negosiasi Dan
Manajemen Konflik (Studi Kasus
Manajemen Konflik Pada Mitra Driver Gojek
Dengan PT. Gojek Indonesia. Jurnal
Cakrawala Ilmiah, 2(5), 1995–2000.
https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalail
miah.v2i5.4631
B. Studi Kasus Organisasi Laba
1. Kasus Dinamika, Konflik
dan Negosiasi dalam
Organisasi Laba /
Perusahaan
PT. Nestlé Indonesia TBK
Wienata. (2014). Negosiasi Sebagai
Jalan Resolusi Konflik (Studi Analasis
Negosiasi Antara Serikat Buruh Nestle
Indonesia Kejayan Dengan
Manajemen Pt. Nestlé Indonesia Tbk.,
Kejayan Pasuruan Tentang
Kesetaraan Upah). Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Brawijaya.
2. ANALISA
 Negosiasi merupakan mekanisme umum di organisasi laba atau perusahaan di Indonesia
untuk menyelesaikan perbedaan dan mengalokasikan sumber daya sehingga proses
pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang tidak mempunyai preferensi yang sama
akan terjadi kesepakatan.
 Elemen : Para pihak (pemangku kepentingan), tuntutan dan harapan kepentingan, pilihan
berbagai kemungkinan serta kriteria agar hasilnya didasarkan pada standar obyektif.
 Group-level conflict management (James A.F. Stoner & Charles Wankel) : strategi
accommodating (lose-win solution), strategi avoiding (lose-lose solution), strategi Competitive
(Win-lose Solution), strategi (Win-win Solution), strategi Compromising (split the difference)
 Perangkat kendali berupa “Excellence Public Relations” diadaptasikan dari Grunig & Hunt
: fungsi manajemen keseluruhan keefektifan Organisasi Laba / Perusahaan serta membangun
komunikasi yang baik, membangun hubungan jangka panjang terhadap publik-publik
strategis.
 Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama merupakan tipe konflik yang banyak
terjadi di dalam Organisasi Laba / Perusahaan seperti konflik kepentingan antara tenaga
kerja dengan manajemen.
 Konflik antara organisasi dengan organisasi terjadi di era globalisasi saat ini dikarenakan
pengembangan produk dan jasa serta teknologi baru dan pemanfaatan sumber daya efektif
dan efisien guna menjawab tantangan industri.
Power, Politics,
Conflict,
Negotiation
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN
Kelompok 2:
Ali Subroto Suprapto - 9911923008
Eny Engriyani - 9911923010
Husen Sutisna - 9911923017
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Suryadi, M.Pd.
Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.
Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.
Referensi
Conflict
Politics
Power
Proses
Kelompok Negotiation
Teori
Kelompok
1 Power
3 Conflict
4 Negotiation
2 Politics
Konten
Pembahasan
1 Power
Konten
Pembahasan
1 Power
Orang-orang Dalam Organisasi, Perlu Di Kelola Dan Diarahkan
Agar Tujuan Dan Sasaran Organisasi Bisa Tercapai
Pengarahan dan Pengelolaan Organisasi
Perlu KEKUASAAN (POWER)
Kemampuan seseorang atau kelompok untuk mengarahkan
orang atau kelompok lain agar mau melakukan sesuatu yang
mampu dilakukan atau tidak mampu dilakukan (George dan
Jones, 2012).
Pfeffer, ahli teori perilaku organisasi secara sederhana
mendefinisikan kekuasaan sebagai kekuatan potensial dan
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku, untuk mengubah
jalannya peristiwa, untuk mengatasi perlawanan, dan untuk
membuat orang melakukan hal-hal yang tidak akan mereka
lakukan (Luthans, 2011).
Power?
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu
terlepas dari keinginan dan perlawanan orang lain atau
kemampuan untuk "memenangkan" pertarungan politik dan
mengungguli lawan (Luthans, 2011).
Sumer
Kekuasaan? 4 5
1 2 3
Organizational Power
Personal Power
Legitimate
Power
(Kekuasaan Sah)
Reward Power
(Kekuasaan
Hadiah)
Coercive Power
(Kekuasaan
Paksaan)
Expert Power
(Kekuasaan
Ahli)
Referent Power
(Kekuasaan
Referensi)
Sumber: Colquitt, Lepine, dan Wesson (2015)
2 Politics Politik: Kegiatan yang
dilakukan oleh para seseorang
untuk meningkatkan
kekuasaan
Setelah mereka mendapatkannya,
para manajer dapat menggunakan
kekuasaan tersebut untuk
pengambilan keputusan atau
kebijakan.
Alasan banyak orang terlibat dalam politik
organisasi adalah karena pada posisi
tersebut akan mendapatkan fasilitas lebih
banyak seperti kompensasi, tunjangan
atau gaji yang lebih tinggi.
Sumber: George dan Jones (2012)
2 Politics
3 Conflict
Konten
Pembahasan
3 Conflict
Konflik muncul karena adanya politik
organisasi, satu orang atau kelompok
berusaha saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan dan dalam pengambilan
keputusan organisasi.
tujuannya untuk memajukan
kepentingannya diri sendiri, kadang-
kadaang dengan mengorbankan orang
atau kelompok lain.
3 Conflict ✓ Segala macam interaksi
pertentangan atau
antagonistik antara dua pihak
atau lebih.
✓ Perbedaan pendapat antara
dua atau lebih.
✓ Adanya Sumberdaya yang
langka.
✓ Mempunyai status, tujuan,
penilaian atau pendapat yang
berbeda.
Perubahan Pandangan Tentang Konflik
Konflik Dapat dihindarkan Konflik tidak Dapat dihindarkan
Konflik harus dilenyapkan Konflik Dapat Dikelola
Tugas manajemen adalah
melenyapkan konflik
Tugas manajemen adalah
mengelola tingkat konflik dan
penyelesaiannya
PANDANGAN LAMA PANDANGAN BARU
Pengaruh Konflik Terhadap Kinerja Organisasi
Sumber: George dan Jones (2012)
Jeni-Jenis Konflik
Dalam individu
Antar individu
Individu dan
kelompok
Kelompok dengan
kelompok dalam
organisasi
Jeni-Jenis Konflik
Konflik Antar organisasi
4 Negotiation
Konten
Pembahasan
4 Negotiation
• Salah satu tanggung jawab utama
manajemen adalah membantu pihak-pihak
yang berkonflik (bawahan atau divisi yang
berbeda) menemukan cara untuk bekerja
sama dalam menyelesaikan perselisihan
mereka.
• Jika perusahaan ingin mencapai tujuannya,
para manajer harus mampu menyelesaikan
atau meredakan konflik antara orang dan
dan kelompok dan membantu para pihak
mencapai kesepakan dan berkompromi agar
konflik dapat diselesaikan dengan baik.
4 Negotiation • Arti kata negotiation adalah sebuah aktivitas yang
merundingkan atau membicarakan sesuatu.
Pembicaraan atau perundingan tersebut dilakukan
dengan pihak lain. Tujuan dari aktivitas tersebut adalah
untuk mencapai sebuah kesepakatan.
• Pengertian negosiasi menurut asal katanya adalah
sebuah proses diskusi strategis. Proses diskusi tersebut
dilakukan untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Caranya dengan sesuatu yang bisa diterima oleh masing-
masing pihak yang ikut serta dalam bernegosiasi.
• Negosiasi adalah proses di mana pihak-pihak yang
memiliki kepentingan yang saling bertentangan bertemu
dan membuat tawar-menawar dan konsesi dalam upaya
untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
1. Seorang manajer bertemu dengan kedua karyawan
yang berkonflik mengungkap dan memahami fakta-
fakta konflik dan posisi masing-masing yang
berbeda.
2. Manajer meringkas perselisihan antara karyawan
dalam bentuk tertulis, mengidentifikasi faktor-
faktor utama dalam perselisihan.
3. Manajer mendiskusikan fakta-fakta dalam laporan
tersebut dengan masing-masing karyawan secara
terpisah yang bertindak sebagai pihak ketiga yang
netral; manajer menggunakan laporan pencarian
fakta untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh
masing-masing karyawan, bolak-balik di antara para
karyawan hingga mereka dapat menerima solusi
yang sama.
4. Manajer bertemu dengan kedua karyawan untuk
mendiskusikan kesepakatan dan mendapatkan
komitmen mereka untuk menyelesaikan
perselisihan.
Pengelolaan konflik antar
individu: untuk mengubah
sikap atau perilaku pihak-
pihak yang terlibat dalam
konflik.
4
Sudi Kasus tentang Konflik dan
Negosiasi
Implementasi Kurikulum Merdeka
• Lolos Sebagai Sekolah Penggerak
Hanya dari Hasil Seleksi Kepala
Sekolah.
• Punya Pengalaman, memiliki Visi
Perubahan Dalam transformasi
sekolah.
• GTK Belum Tentu Siap (diawal
terpaksa).
• Muncul Penolakan (langsung atau
tidak langsung)
• Muncul Pertentangan diantara Para
Guru yang Mau Berubah dan Tidak
Mau.
• Peran Kepala Sekolah memiliki
Peran Penting Dalam Mengeloa
Konflik
• Memastikan dirinya berada pada posisi netral, tidak memihak
pada satu kelompok.
• Kepala satuan Pendidikan berupaya merangkul dan menjadikan
setiap personal guru special.
• Lebih mengedepankan banyak mendengar, merangkul dan
menfasilitasi guru-guru.
• Sebagai pemimpin perubahan, Keteladanya selalu diberikan
dalam berinteraksi dan Dalam melakukan perbaikan satuan
Pendidikan.
• Selalu memberikan apresiasi sekecil apapun prestasi dan
kebaikan para guru.
• Membangun semangat kekeluargaan, kedekatan, keakraban
sebagai upaya membangun team yang solid.
• Membangun semangat dan Visi yang mengakomodir semua
warga sekolah.
• Membangun budaya terus Belajar, saling memberikan refleksi
dan feedback terhadap program-program perubahan yang
dilakukan.
Upaya Negosiasi untuk Penyelesaian Konflik
Upaya Meraih Kekuasaan Di Satuan Pendidikan
Pengembangan Kompetensi diri
(Pengetahuan, Sikap, Karakter)
melalu:
• Melanjutkan Jenjang Pendidikan
yang lebih tinggi.
• Meenjadi Guru Penggerak
• Ikut Pendidikan Profesi Guru
• IHT, Workshop, Diklat
• Mencari pihak yang bisa
“membatu” dengan
mengabaikan kompetensi.
• Menyogok untuk posisi atau
Jabatan tertentu.
• Melemahkan pihak yang
diangggap pesaing.

More Related Content

Similar to Makalah Kelompok 2_leadership dan kepemimpinan organisasi.pdf

Ppt dinamika kelompok dan team building
Ppt dinamika kelompok dan team buildingPpt dinamika kelompok dan team building
Ppt dinamika kelompok dan team buildingAliyyaSalsabilaluthf
 
PROSES ADMINISTRASI DALAM ORGANISASI KESMAS.pptx
PROSES ADMINISTRASI  DALAM ORGANISASI KESMAS.pptxPROSES ADMINISTRASI  DALAM ORGANISASI KESMAS.pptx
PROSES ADMINISTRASI DALAM ORGANISASI KESMAS.pptxcutjuliana2
 
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptPERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptLisandri2
 
KELOMPOK 1 Angkatan III.ppt
KELOMPOK 1 Angkatan III.pptKELOMPOK 1 Angkatan III.ppt
KELOMPOK 1 Angkatan III.ppttesararlin
 
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad FeisalDinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad FeisalDaeng Muhammad Feisal
 
Presentation12 working with group
Presentation12 working with groupPresentation12 working with group
Presentation12 working with groupHAZELARYA
 
Mengorganisasikan
MengorganisasikanMengorganisasikan
Mengorganisasikanafrahsupi
 
Understanding group and team
Understanding group and teamUnderstanding group and team
Understanding group and teamDiva Syachrani
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIMira Veranita
 
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan OrganisasionalStruktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan OrganisasionalFox Broadcasting
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 
Pembelajaran Organisasi.pptx
Pembelajaran Organisasi.pptxPembelajaran Organisasi.pptx
Pembelajaran Organisasi.pptxisabelasuri
 
Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)
Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)
Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)Lidia Yemima
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)muhamadnursalim123
 

Similar to Makalah Kelompok 2_leadership dan kepemimpinan organisasi.pdf (20)

Ppt dinamika kelompok dan team building
Ppt dinamika kelompok dan team buildingPpt dinamika kelompok dan team building
Ppt dinamika kelompok dan team building
 
Group dan Tim
Group dan TimGroup dan Tim
Group dan Tim
 
PROSES ADMINISTRASI DALAM ORGANISASI KESMAS.pptx
PROSES ADMINISTRASI  DALAM ORGANISASI KESMAS.pptxPROSES ADMINISTRASI  DALAM ORGANISASI KESMAS.pptx
PROSES ADMINISTRASI DALAM ORGANISASI KESMAS.pptx
 
82531476 case-study
82531476 case-study82531476 case-study
82531476 case-study
 
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptPERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
 
KELOMPOK 1 Angkatan III.ppt
KELOMPOK 1 Angkatan III.pptKELOMPOK 1 Angkatan III.ppt
KELOMPOK 1 Angkatan III.ppt
 
Dinamika kelompok
Dinamika kelompokDinamika kelompok
Dinamika kelompok
 
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad FeisalDinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
 
Dinamika Kelompok Pet Poling.ppt
Dinamika Kelompok Pet Poling.pptDinamika Kelompok Pet Poling.ppt
Dinamika Kelompok Pet Poling.ppt
 
Presentation12 working with group
Presentation12 working with groupPresentation12 working with group
Presentation12 working with group
 
Mengorganisasikan
MengorganisasikanMengorganisasikan
Mengorganisasikan
 
Understanding group and team
Understanding group and teamUnderstanding group and team
Understanding group and team
 
Dita Ha
Dita HaDita Ha
Dita Ha
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
 
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan OrganisasionalStruktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
Struktur Dan Desain Organisasional Pengelolaan Perubahan Organisasional
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 
Pembelajaran Organisasi.pptx
Pembelajaran Organisasi.pptxPembelajaran Organisasi.pptx
Pembelajaran Organisasi.pptx
 
Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)
Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)
Budaya Organisasi & Perubahan (Organizational Culture and Change)
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Makalah Kelompok 2_leadership dan kepemimpinan organisasi.pdf

  • 1. PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN Kelompok 2: Ali Subroto Suprapto - 9911923008 Eny Engriyani - 9911923010 Husen Sutisna - 9911923017 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suryadi, M.Pd. Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.
  • 2. 2 GAMBARAN UMUM PERILAKU KELOMPOK ✓ Manusia sebagai makhluk sosial ✓ Manusia berinteraksi dengan orang lain ✓ Manusia membentuk kelompok komunitas
  • 3. PERSONALITY 3 ✓Setiap manusia dalam berbagai kegiatan apapun akan terlibat dalam aktivitas kelompok. ✓Kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. ✓Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa juga mempengaruhi perilaku individu dalam satu kondisi organisasi.
  • 4. INTERAKSI PERSONALITY 4 ✓ Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa juga memengaruhi perilaku individu dalam satu kondisi organisasi. ✓ Kelanggengan kelompok terletak pada kesungguhan masing-masing individu yang tergabung dalam kelompok untuk saling memperbarui semangat kolektivitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama dengan menampung sebagian besar aspirasi individual.
  • 6. PERILAKU KELOMPOK 6 ✓ Perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk perilaku kelompok. ✓ Seiring dengan berkembang dan rumitnya persoalan-persoalan manusia, maka persoalan individu dan kelompok khususnya perilaku organisasi semakin hari akan semakin berkembang dan bertambah rumit pula. ✓ Semakin banyak aspirasi anggota kelompok yang terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok (Wahjono, 2010).
  • 18. 18 MASALAH DALAM DINAMIKA KELOMPOK Masalah-masalah yang krusia adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan. Tidak jarang, suatu kelompok menjadi buyar karena kesalahan memilih pemimpin. 2. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, merupakan inti dari tugas atau misi kelompok. 3. Komunikasi. Melalui komunikasi saling pengertian diciptakan yang pada akhirnya akan memperkuat kohesi, dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok. 4. Konflik. Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak dapat dihindari. Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran yang telah ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
  • 21. 21
  • 27. Karakteristik Kelompok dan Proses Kelompok MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN Kelompok 2: Ali Subroto Suprapto - 9911923008 Eny Engriyani - 9911923010 Husen Sutisna - 9911923017 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suryadi, M.Pd. Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.
  • 28. D. Karakteristik Kelompok atau Tim • Dua atau lebih pemangku kepentingan berinteraksi memiliki norma dan tujuan kolektif yang sama, identitas umum, interaksi timbal balik dan kesadaran bersama • Satu kesatuan pemangku kepentingan mencapai kesepakatan dan perbedaan melalui bentuk interaksi, bergabung mempunyai motivasi dan berkontribusi selama proses kelompok didalam dinamika organisasi (Sinding & Waldstrom, 2014:271) (Luthans, 2011: 340)
  • 29. 1. Tipe atau Jenis • Kelompok kecil dan besar, kelompok primer dan sekunder, koalisi, keanggotaan serta referensi, dan kelompok formal dan informal, dimana tiap-tiap kelompok mempunyai perbedaan, karakteristik dan efek yang berbeda • Kelompok kecil : ukuran anggota yang terbatas, interaksi dan komunikasi cukup konstan, tatap muka atau secara elektronik • Kelompok primer : kesamaan nilai di antara sesamanya anggota, semua kelompok primer adalah kelompok kecil, tidak semua kelompok kecil adalah kelompok primer, kelompok kerja di organisasi adalah kelompok primer dengan mengorganisir pemangku jabatan berkepentingan ke dalam dalam tim kelompok untuk menjalankan suatu fungsi atau produk atau jasa seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. (Luthans, 2011: 343)
  • 30. • Kelompok formal : kelompok kerja, tim, komite, lingkaran kualitas atau gugus tugas sesuai dengan permintaan, proses organisasi yang bersifat permanen, ditentukan oleh organisasi, kelompok komando yang dicirikan oleh pelaporan fungsional antara bawahan dan manajer • Kelompok tugas : pemangku kepentingan yang bekerja sama menyelesaikan suatu tugas tertentu, bersifat sementara, diakhiri ketika tugas selesai • Kelompok informal : kumpulan individu-individu berkembang dan saling ketergantungan, alasan politik, persahabatan, guna mendapatkan bagiannya dari imbalan dan/atau membatasinya sumber daya di tempat kerja dan berlanjut di luar tempat kerja Sinding & Waldstrom, 2014:273 Buchanan & Huczynski, 2019:333
  • 31. • Pada organisasi di tingkat yang lebih mikro, koalisi individu dan kelompok dalam organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut (1) merupakan sekelompok pemangku kepentingan yang berinteraksi, (2) dibangun untuk tujuan tertentu, (3) independen terhadap struktur organisasi formal, (4) kurangnya struktur internal yang formal, (5) mempunyai persepsi keanggotaan dan berorientasi pada isu untuk memajukan tujuan kelompok dengan aksi para kepentingan yang terkoordinasi. (Luthans, 2011: 343)
  • 32. • kelompok keanggotaan atau kelompok referensi : anggota dalam serikat pekerja atau kepentingan yang yang mengidentifikasi keanggotaannya • Kelompok faksi : entitas dalam jumlah terbatas seperti tim integrasi merger, gugus tugas bilateral, dan tim usaha • kelompok kerja : anggotanya ditunjuk secara formal, seperti komite di organisasi pada departemen fungsional (keuangan, pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia) bahkan lintas tim yang berfungsi mencakup komite urusan masyarakat, komite pengaduan, komite eksekutif, dan bahkan dewan direksi pada organisasi (Luthans, 2011: 343)
  • 33. • Karakteristik tim : (1) anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama sehubungan dengan pekerjaan, (2) berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, (3) anggota tim memiliki peran yang jelas dan saling bergantung, (4) memiliki identitas organisasi sebagai sebuah tim, dengan fungsi organisasi yang jelas efektif (Sinding & Waldstrom, 2014:301) (George & Jones, 2012:280)
  • 34. • Tim virtual : sekelompok anggota yang bekerja secara independen melintasi ruang, waktu, dan batas-batas organisasi dengan menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan berkolaborasi, memilih media komunikasi yang tepat agar sesuai dengan persyaratan tugas dan pesan, fleksibel dan didorong oleh informasi dan keterampilan, bukan waktu dan lokasi. • Tim memungkinkan organisasi mengembangkan produk dan layanan dengan tepat guna efektif, mempertahankan kualitas tinggi, inovasi dipromosikan, pemupukan silang ide , mengintegrasikan dan memproses informasi dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh individu, maka kerja sama tim dapat membantu meningkatkan produktivitas (Luthans, 2011: 355) (Sinding & Waldstrom, 2014:300)
  • 35. Perbedaan spesifik antara kelompok kerja dan tim • Kelompok kerja mempunyai pemimpin yang kuat dan mempunyai fokus yang jelas sedangkan tim telah berbagi kepemimpinan didalam peran. • Kelompok kerja mempunyai akuntabilitas individu sedangkan tim memiliki individu dan timbal balik secara akuntabilitas. • Tujuan kelompok kerja sama dengan tujuan organisasi sedangkan tim memiliki spesifik tujuan. • Kelompok kerja mempunyai produk kerja tersendiri sedangkan tim memiliki produk kerja kolektif. • Kelompok kerja menyelenggarakan pertemuan secara efisien sedangkan tim memecahkan masalah yang terbuka dan aktif pada pertemuan penyelesaian. • Kelompok kerja mengukur efektivitas secara tidak langsung misalnya kinerja keuangan dari keseluruhan bisnis sedangkan tim mengukur kinerja secara langsung dengan menilai secara kolektif produk kerja. • Kelompok kerja berdiskusi, memutuskan, dan mendelegasikan sedangkan tim berdiskusi, memutuskan, dan melakukan pekerjaan nyata. (Luthans, 2011: 353)
  • 36. Tim lintas fungsi • (1) memilih keanggotaan secara tepat, (2) menetapkan dengan jelas tujuan keanggotaan tim, (3) memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan memahami bagaimana kelompok akan berfungsi, (4) melakukan pembangunan tim yang intensif di awal sehingga berinteraksi secara efektif, dan (5) mencapai hasil yang nyata sehingga semangat kerja tetap tinggi dan para anggota dapat melihat hasil serta dampak dari upaya. (Luthans, 2011: 355) (Sinding & Waldstrom, 2014:307).
  • 37. • Dinamika kelompok : kekuatan yang beroperasi di dalam kelompok yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan anggota kelompok, anggota (Buchanan & Huczynski, 2019:321) 2. Efektivitas dan Disfungsi
  • 38. • Efektivitas kelompok : (1) menetapkan arah yang meyakinkan kerja kelompok, (2) merancang dan mengaktifkan struktur kelompok (3) memastikan bahwa kelompok beroperasi dalam konteks mendukung, (4) memberikan pembinaan (Luthans, 2011: 345)
  • 39. • Kepuasan dan kinerja kelompok dalam organisasi : (1) mengorganisir kerja berdasarkan kelompok yang utuh, (2) memiliki kelompok yang bertugas menyeleksi, melatih, dan memberi penghargaan kepada anggota, (3) memanfaatkan kelompok untuk menegakkan norma- norma perilaku yang kuat, dengan keterlibatan kelompok dalam kegiatan pekerjaan dan juga perilaku di tempat kerja, (4) mendistribusikan sumber daya secara berkelompok dan bukan secara individu, (5) membiarkan dan bahkan mungkin mendorong persaingan antar kelompok untuk membangun internal solidaritas kelompok, (6) saling ketergantungan tugas dan kolaborasi serta kerjasama para anggota kelompok, (7) mempunyai ketergantungan hasil serta bagaimana kinerja kelompok dihargai dan potensi keyakinan anggota bahwa kelompok dapat efektif. (Luthans, 2011: 346)
  • 40. • Kepuasan dan kinerja kelompok dalam organisasi : (1) mengorganisir kerja berdasarkan kelompok yang utuh, (2) kelompok yang bertugas menyeleksi, melatih, memberi penghargaan, (3) menegakkan norma-norma perilaku yang kuat, keterlibatan kelompok dalam kegiatan pekerjaan (4) mendistribusikan sumber daya berkelompok dan bukan individu, (5) membiarkan dan mendorong mendorong persaingan antar kelompok untuk membangun internal solidaritas kelompok, (6) ketergantungan tugas, kolaborasi, kerjasama para anggota kelompok, (7) ketergantungan hasil, kinerja kelompok dihargai, potensi keyakinan anggota efektif. (Luthans, 2011: 346) (Buchanan & Huczynski, 2019:323)
  • 41. • Disfungsi dalam kelompok kerja atau tim : mencakup pelanggaran norma dan ambiguitas/konflik peran, pemikiran kelompok, pergeseran risiko, dan faktor sosial, perilaku antisosial termasuk tindak kejahatan asusila dan hukum, kesenjangan antara peran yang ditentukan oleh norma dan peran yang ditetapkan oleh norma. • Konflik peran : bertentangan antara pekerjaan dan isu sosial, nilai-nilai, etika atau standar pribadi, bertentangan dengan harapan, deskripsi pekerjaan tidak jelas (Luthans, 2011: 350) (Sinding & Waldstrom, 2014:279) (Sinding & Waldstrom, 2014:275)
  • 42. 3. Ukuran • Penggunaan homogen versus heterogen kelompok adalah signifikan dalam menentukan ukuran kelompok optimal. • Ukuran kelompok dan kualitas keputusan berkisar antara 3 hingga 13 pemangku kepentingan. • Ukuran kelompok dan kinerja kelompok dalam hal kualitas keputusan 4 atau 5 pemangku kepentingan. • Semakin besar jumlah anggota kelompok, semakin tinggi kemungkinannya hubungan di para pihak, semakin besar tingkat komunikasi yang diperlukan, dan semakin kompleks struktur yang dibutuhkan agar kelompok dapat beroperasi dengan efektif (Sinding & Waldstrom, 2014:284) (Buchanan & Huczynski, 2019 : 322). (George & Jones, 2012:283)
  • 43. homogen : kesamaan ciri berupa karakteristik demografis, ciri-ciri kepribadian, keterampilan, kemampuan, keyakinan, sikap, nilai, atau jenis pengalaman kerja. heterogen : tidak mempunyai banyak kesamaan karakteristik, keberagaman (George & Jones, 2012:284) (George & Jones, 2012:285).
  • 44. 4. Formasi Homans’ model of group formation • Environment : (1) fisik yaitu lingkungan kelompok berfungsi mencakup penataan ruang, lokasi aktivitas sumberdaya, (2) teknologi mencakup teknologi material, teknologi sosial mencakup metode yang mengatur perilaku dan hubungan, (3) sosial mencakup norma-norma dan nilai-nilai kelompok dan budaya organisasi menekankan kolaborasi atau kompetisi. • Eksternal : mengenai persyaratan atau harapan tertentu pemangku jabatan dengan ketentuan tupoksi dengan melakukan interaksi tertentu dan memiliki sentimen tertentu (Buchanan & Huczynski, 2019 : 335). (Buchanan & Huczynski, 2019:347)  Struktur suatu kelompok (1) persyaratan kinerja kelompok yang efisien, (2) kemampuan dan motivasi anggota kelompok, (3) lingkungan psikologis dan sosial kelompok.
  • 45. • Pola-pola interaksi antar anggota suatu kelompok : (1) arah komunikasi (siapa berbicara kepada siapa), (2) kuantitas komunikasi (berapa kali setiap anggota kelompok berbicara), (3) isi komunikasi (jenis ucapan lisan yang dibuat), (4) gaya pengambilan keputusan (bagaimana keputusan dibuat dalam kelompok), (5) gaya pemecahan masalah (bagaimana masalah didekati dan diselesaikan). • Hubungan antara struktur kelompok dan proses kelompok bersifat dua arah dikarenakan struktur dari suatu kelompok dapat mempengaruhi prosesnya. • Kekuasaan : penghargaan, koersif, rujukan, sah dan ahli, milik hubungan dan bukan milik individu • Status : nilai atau rangking prestise, setiap posisi dalam suatu kelompok memiliki nilai yang ditempatkan berasal dari suatu posisi oleh organisasi formal berdasarkan posisi hierarki dan kemampuan tugas (Buchanan & Huczynski, 2019 : 335). (Buchanan & Huczynski, 2019:347) (Buchanan & Huczynski, 2019:348)
  • 46. E. Proses Kelompok Tuckman’s Five-Stage Theory of Group Development (Sinding & Waldstrom, 2014:275)
  • 47. Tuckman & Jensen & Jones ’s Five-Stage Theory of Group Development (Buchanan & Huczynski, 2019:337)
  • 48. Forming – Ditandai dengan keambiguan dikarenakan anggota kelompok tidak mengetahui dengan jelas mengenai tujuan, struktur, tugas, atau kepemimpinan kelompok (Luthans, 2011: 342). – Cenderung merasa tidak yakin akan peran dan tanggung jawab serta mempunyai rasa saling percaya yang rendah, pemimpin formal diharapkan tidak memaksakan otoritasnya (Sinding & Waldstrom, 2014:276). – Orientasi anggota kelompok belum terbentuk sempurna ; ‘Bagaimana cara saya menyesuaikan diri?: ‘Mengapa kita ada di sini?’. Anggota kelompok akan membangun identitas pribadi dalam kelompok (Buchanan & Huczynski, 2019:337) Storming – Konflik dan konfrontasi dimana adanya ketidaksepakatan dan konflik di antara anggota mengenai peran dan tugas (Luthans, 2011: 342). – Menguji kebijakan dan asumsi, politik kekuasaan (Sinding & Waldstrom, 2014:276). – ‘Apa peran saya di sini?’ ‘Mengapa kita berebut siapa yang bertanggung jawab dan siapa melakukan apa?, pengelolaan konflik, kejelasan fungsi, pengorganisasian untuk mencapai tujuan kelompok (Buchanan & Huczynski, 2019:338).
  • 49. Norming • terbiasa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan kohesi yang tinggi serta identitas kelompok terbentuk (Luthans, 2011: 342). • Pertanyaan tentang otoritas dan kekuasaan diselesaikan melalui kelompok dan telah menemukan tujuan serta peran yang tepat (Sinding & Waldstrom, 2014:276). • interaksi dan hubungan erat terjadi, aturan kerja ditetapkan dalam ketentuan norma perilaku dan pembagian peran, kerangka kerja dibuat di mana setiap anggota kelompok dapat berhubungan satu sama lain untuk menyetujui harapan dan menangani kegagalan (Buchanan & Huczynski, 2019:338). Performing • Berfungsi penuh secara efektif menyelesaikan tugas-tugas yang disepakati dalam tahap normalisasi (Luthans, 2011: 342). • Penyelesaian masalah tugas yang matang dan kontributor menyelesaikan pekerjaannya tanpa menghambat pemangku kepentingan lainnya, iklim komunikasi terbuka serta kerjasama yang kuat serta konflik dan batasan pekerjaan ditangani secara konstruktif dan efisien yang ditandai dengan kekompakan dan komitmen terhadap tujuan kelompok (Sinding & Waldstrom, 2014:276).
  • 50. Adjourning • Proses yang berkelanjutan bagi tim proyek atau gugus tugas dengan spesifikasi tertentu mengenai pencapaian tujuan, setelah tujuan tercapai, maka kelompok dapat diakhiri atau bahkan memiliki komposisi dan tahapan baru dimana akan dimulai dari tahapan awal kembali (Luthans, 2011: 342). • Pembelajaran dalam dinamika kelompok untuk mempersiapkan semua pemangku kepentingan kelompok dan tim di masa depan (Sinding & Waldstrom, 2014:276). Proses perkembangan kelompok dibagi menjadi sebagai berikut (Sinding & Waldstrom, 2014:277); • De-norming: pengikisan standar perilaku anggota kelompok berubah secara secara alami dan berpindah ke arah yang berbeda seiring dengan perubahan minat dan harapan. • De-storming: cerminan dari tahap storming, kesepakatan dan konflik muncul dan resistensi individu meningkat dan keterpaduan menurun. • Deformasi: kelompok kerja terpecah dan subkelompok berusaha untuk mendapatkan kendali, performa menurun dengan cepat
  • 51. McGrath’s circumplex model of group tasks (Buchanan & Huczynski, 2019 : 324).
  • 52. B. Studi Kasus Organisasi Laba / Perusahaan 1. Kasus Dinamika, Konflik dan Negosiasi dalam Organisasi Laba / Perusahaan PT. Lautan Lestari Permata, Lim, T., Kurnaedi, J., Lim, J., Jeny, Calvin & Fatyandri, A.N. (2022). Analisa Pengaruh Negosiasi dan Manajemen Konflik pada Industri Perkapalan (Studi pada PT. Lautan Lestari Permata). YUME: Journal Of Management, 05(03), 22-27. https://doi.org10.37531/yum.v5i3.2980 .
  • 53. 1. Kasus Dinamika, Konflik dan Negosiasi dalam Organisasi Laba / Perusahaan Energi Mega Persada Bentu Limited Sari, G. G., & Hardianti, G. (2021). Implementasi Excellence Public Relations dalam Pengelolaan Konflik oleh Energi Mega Persada Bentu Limited . CoverAge: Journal of Strategic Communication, 11(2), 67- 78. https://doi.org/10.35814/coverage.v1 1i2.2017
  • 54. 1. Kasus Dinamika, Konflik dan Negosiasi dalam Organisasi Laba / Perusahaan PT. Gojek, Herman, Y., Handayani, A.M.D., Ananda, A.D., Agustino, M., Ginting, R.,D., & Fatyandri, A.N. (2023). Negosiasi Dan Manajemen Konflik (Studi Kasus Manajemen Konflik Pada Mitra Driver Gojek Dengan PT. Gojek Indonesia. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 2(5), 1995–2000. https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalail miah.v2i5.4631
  • 55. B. Studi Kasus Organisasi Laba 1. Kasus Dinamika, Konflik dan Negosiasi dalam Organisasi Laba / Perusahaan PT. Nestlé Indonesia TBK Wienata. (2014). Negosiasi Sebagai Jalan Resolusi Konflik (Studi Analasis Negosiasi Antara Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan Dengan Manajemen Pt. Nestlé Indonesia Tbk., Kejayan Pasuruan Tentang Kesetaraan Upah). Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya.
  • 56. 2. ANALISA  Negosiasi merupakan mekanisme umum di organisasi laba atau perusahaan di Indonesia untuk menyelesaikan perbedaan dan mengalokasikan sumber daya sehingga proses pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang tidak mempunyai preferensi yang sama akan terjadi kesepakatan.  Elemen : Para pihak (pemangku kepentingan), tuntutan dan harapan kepentingan, pilihan berbagai kemungkinan serta kriteria agar hasilnya didasarkan pada standar obyektif.  Group-level conflict management (James A.F. Stoner & Charles Wankel) : strategi accommodating (lose-win solution), strategi avoiding (lose-lose solution), strategi Competitive (Win-lose Solution), strategi (Win-win Solution), strategi Compromising (split the difference)
  • 57.  Perangkat kendali berupa “Excellence Public Relations” diadaptasikan dari Grunig & Hunt : fungsi manajemen keseluruhan keefektifan Organisasi Laba / Perusahaan serta membangun komunikasi yang baik, membangun hubungan jangka panjang terhadap publik-publik strategis.  Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam Organisasi Laba / Perusahaan seperti konflik kepentingan antara tenaga kerja dengan manajemen.  Konflik antara organisasi dengan organisasi terjadi di era globalisasi saat ini dikarenakan pengembangan produk dan jasa serta teknologi baru dan pemanfaatan sumber daya efektif dan efisien guna menjawab tantangan industri.
  • 58. Power, Politics, Conflict, Negotiation MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN Kelompok 2: Ali Subroto Suprapto - 9911923008 Eny Engriyani - 9911923010 Husen Sutisna - 9911923017 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suryadi, M.Pd. Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Dr. Fakhruddin Arbah, M.Pd.
  • 61. 1 Power 3 Conflict 4 Negotiation 2 Politics Konten Pembahasan
  • 63. 1 Power Orang-orang Dalam Organisasi, Perlu Di Kelola Dan Diarahkan Agar Tujuan Dan Sasaran Organisasi Bisa Tercapai Pengarahan dan Pengelolaan Organisasi Perlu KEKUASAAN (POWER)
  • 64. Kemampuan seseorang atau kelompok untuk mengarahkan orang atau kelompok lain agar mau melakukan sesuatu yang mampu dilakukan atau tidak mampu dilakukan (George dan Jones, 2012). Pfeffer, ahli teori perilaku organisasi secara sederhana mendefinisikan kekuasaan sebagai kekuatan potensial dan kemampuan untuk mempengaruhi perilaku, untuk mengubah jalannya peristiwa, untuk mengatasi perlawanan, dan untuk membuat orang melakukan hal-hal yang tidak akan mereka lakukan (Luthans, 2011). Power? Kekuasaan adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu terlepas dari keinginan dan perlawanan orang lain atau kemampuan untuk "memenangkan" pertarungan politik dan mengungguli lawan (Luthans, 2011).
  • 65. Sumer Kekuasaan? 4 5 1 2 3 Organizational Power Personal Power Legitimate Power (Kekuasaan Sah) Reward Power (Kekuasaan Hadiah) Coercive Power (Kekuasaan Paksaan) Expert Power (Kekuasaan Ahli) Referent Power (Kekuasaan Referensi) Sumber: Colquitt, Lepine, dan Wesson (2015)
  • 66. 2 Politics Politik: Kegiatan yang dilakukan oleh para seseorang untuk meningkatkan kekuasaan Setelah mereka mendapatkannya, para manajer dapat menggunakan kekuasaan tersebut untuk pengambilan keputusan atau kebijakan. Alasan banyak orang terlibat dalam politik organisasi adalah karena pada posisi tersebut akan mendapatkan fasilitas lebih banyak seperti kompensasi, tunjangan atau gaji yang lebih tinggi.
  • 67. Sumber: George dan Jones (2012) 2 Politics
  • 69. 3 Conflict Konflik muncul karena adanya politik organisasi, satu orang atau kelompok berusaha saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan dan dalam pengambilan keputusan organisasi. tujuannya untuk memajukan kepentingannya diri sendiri, kadang- kadaang dengan mengorbankan orang atau kelompok lain.
  • 70. 3 Conflict ✓ Segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih. ✓ Perbedaan pendapat antara dua atau lebih. ✓ Adanya Sumberdaya yang langka. ✓ Mempunyai status, tujuan, penilaian atau pendapat yang berbeda.
  • 71.
  • 72. Perubahan Pandangan Tentang Konflik Konflik Dapat dihindarkan Konflik tidak Dapat dihindarkan Konflik harus dilenyapkan Konflik Dapat Dikelola Tugas manajemen adalah melenyapkan konflik Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya PANDANGAN LAMA PANDANGAN BARU
  • 73. Pengaruh Konflik Terhadap Kinerja Organisasi Sumber: George dan Jones (2012)
  • 74. Jeni-Jenis Konflik Dalam individu Antar individu Individu dan kelompok Kelompok dengan kelompok dalam organisasi
  • 77. 4 Negotiation • Salah satu tanggung jawab utama manajemen adalah membantu pihak-pihak yang berkonflik (bawahan atau divisi yang berbeda) menemukan cara untuk bekerja sama dalam menyelesaikan perselisihan mereka. • Jika perusahaan ingin mencapai tujuannya, para manajer harus mampu menyelesaikan atau meredakan konflik antara orang dan dan kelompok dan membantu para pihak mencapai kesepakan dan berkompromi agar konflik dapat diselesaikan dengan baik.
  • 78. 4 Negotiation • Arti kata negotiation adalah sebuah aktivitas yang merundingkan atau membicarakan sesuatu. Pembicaraan atau perundingan tersebut dilakukan dengan pihak lain. Tujuan dari aktivitas tersebut adalah untuk mencapai sebuah kesepakatan. • Pengertian negosiasi menurut asal katanya adalah sebuah proses diskusi strategis. Proses diskusi tersebut dilakukan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Caranya dengan sesuatu yang bisa diterima oleh masing- masing pihak yang ikut serta dalam bernegosiasi. • Negosiasi adalah proses di mana pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan bertemu dan membuat tawar-menawar dan konsesi dalam upaya untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
  • 79. 1. Seorang manajer bertemu dengan kedua karyawan yang berkonflik mengungkap dan memahami fakta- fakta konflik dan posisi masing-masing yang berbeda. 2. Manajer meringkas perselisihan antara karyawan dalam bentuk tertulis, mengidentifikasi faktor- faktor utama dalam perselisihan. 3. Manajer mendiskusikan fakta-fakta dalam laporan tersebut dengan masing-masing karyawan secara terpisah yang bertindak sebagai pihak ketiga yang netral; manajer menggunakan laporan pencarian fakta untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh masing-masing karyawan, bolak-balik di antara para karyawan hingga mereka dapat menerima solusi yang sama. 4. Manajer bertemu dengan kedua karyawan untuk mendiskusikan kesepakatan dan mendapatkan komitmen mereka untuk menyelesaikan perselisihan. Pengelolaan konflik antar individu: untuk mengubah sikap atau perilaku pihak- pihak yang terlibat dalam konflik.
  • 80. 4 Sudi Kasus tentang Konflik dan Negosiasi
  • 81. Implementasi Kurikulum Merdeka • Lolos Sebagai Sekolah Penggerak Hanya dari Hasil Seleksi Kepala Sekolah. • Punya Pengalaman, memiliki Visi Perubahan Dalam transformasi sekolah. • GTK Belum Tentu Siap (diawal terpaksa). • Muncul Penolakan (langsung atau tidak langsung) • Muncul Pertentangan diantara Para Guru yang Mau Berubah dan Tidak Mau. • Peran Kepala Sekolah memiliki Peran Penting Dalam Mengeloa Konflik
  • 82. • Memastikan dirinya berada pada posisi netral, tidak memihak pada satu kelompok. • Kepala satuan Pendidikan berupaya merangkul dan menjadikan setiap personal guru special. • Lebih mengedepankan banyak mendengar, merangkul dan menfasilitasi guru-guru. • Sebagai pemimpin perubahan, Keteladanya selalu diberikan dalam berinteraksi dan Dalam melakukan perbaikan satuan Pendidikan. • Selalu memberikan apresiasi sekecil apapun prestasi dan kebaikan para guru. • Membangun semangat kekeluargaan, kedekatan, keakraban sebagai upaya membangun team yang solid. • Membangun semangat dan Visi yang mengakomodir semua warga sekolah. • Membangun budaya terus Belajar, saling memberikan refleksi dan feedback terhadap program-program perubahan yang dilakukan. Upaya Negosiasi untuk Penyelesaian Konflik
  • 83. Upaya Meraih Kekuasaan Di Satuan Pendidikan Pengembangan Kompetensi diri (Pengetahuan, Sikap, Karakter) melalu: • Melanjutkan Jenjang Pendidikan yang lebih tinggi. • Meenjadi Guru Penggerak • Ikut Pendidikan Profesi Guru • IHT, Workshop, Diklat • Mencari pihak yang bisa “membatu” dengan mengabaikan kompetensi. • Menyogok untuk posisi atau Jabatan tertentu. • Melemahkan pihak yang diangggap pesaing.