1. Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6 yang disebabkan oleh reaksi sulfur dioksida dan nitrogen oksida dari pembakaran bahan bakar fosil di udara.
2. Hujan asam berdampak buruk pada danau, tanah, tumbuhan, bangunan bersejarah, dan kesehatan manusia.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi hujan asam adalah menggunakan bahan bakar rendah belerang dan men
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan
tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini
pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi asam. Ia mengatakan bahwa
bahan pencemar di udara yang bercampur dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan
menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen bersejarah. Pada dasarnya, air hujan normal
memang sudah asam dengan kadar keasaman antara pH 5,6- 5,0. Keasaman ini dihasilkan ketika
karbondioksida dan materi asam alami lainnya terurai dalam uap air yang bercampur di udara..
Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia
dan lingkungan, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana hujan asam
terbentuk, dampak hujan asam terhadap manusia dan lingkungan, serta usaha yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hujan asam?
2. Bagaimanakah proses terbentuknya hujan asam?
3. Bagaimanakah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan?
4. Upaya apasajakah yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan menegah terjadinya hujan
asam?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dampak dan penyebab hujan asam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam daripada hujan biasa (Hunter BT, 2004 dalam
Rahardiman, Arya. 2009). Deposit asam dari atmosfer dapat bersifat abash (dari hujan, salju,
atau hujan es) atau kering (dari pertukaran turbulen dan pengaruh gravitasi yang tidak berkaitan
dengan hujan). Hujan asam dikenal pertama kali pada tahun 1950, yaitu pada saat hujan asam
3. tersebut memberikan dampak negative berupa air yang bersifat asam di danau Skandinavia dan
Kanada (Mukono, 2000 dalam Rahardiman, Arya. 2009).
Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat pencemar dan dengan pH
5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 di
udara. Reaksi tersebut menghasilkan asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air
hujan tercemar dengan asam-asam kuat, maka pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi
hujan asam.
Hujan asam sebenarnya dapat mencegah global warming, gas buang seperti SO2 penyebab hujan
asam mampu memantulkan sinar matahari keluar atmosfer bumi sehingga dapat mencegah
kenaikan temperatur bumi. Akan tetapi, efek samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan
lingkungan yang lebih parah dibandingkan global warming. Sebenarnya “hujan asam”
merupakan istilah yang kurang tepat untuk menggambarkan jatuhnya asam-asam dari atmosfer
ke permukaan bumi. Istilah yang lebih tepat seharusnya adalah deposisi asam, karena
pengendapan asam dari atmosfir ke permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan tetapi juga
melalui kabut, embun, salju, aerosol bahkan pengendapan langsung. Istilah deposisi asam lebih
bermakna luas dari hujan asam.
Karena hujan asam terlihat, dan rasanya seperti air bersih, pengukuran pH diambil untuk
menentukan keasaman yang dimilikinya. Menurut US Environmental Protection Agency, air
murni memiliki pH 7,0, dan hujan normal memiliki pH sekitar 5.6 (Howard, Rhonda, 2010).
Nilai 7,0 dianggap netral, Nilai yang lebih tinggi dari 7,0 semakin alkali atau dasar, Nilai lebih
rendah dari 7,0 semakin asam. ilustrasi di atas juga menggambarkan pH dari beberapa zat umum
2.2 Proses Terbentuknya Hujan Asam
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada do atmosfer
baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau
bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun
jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic)
seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor.
Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi
asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi
katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat
dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.
2.3 Dampak Hujan Asam Terhadap Kehidupan Manusia dan Lingkungan
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan
dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
4. a) Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Terdapat
hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau.
pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi
akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi
enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi
alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir
berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
b) Tanah
Efek tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini menyebabkan
terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium, yang merupakan yamg merupakan
mineral utama bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mineral tersebut digantikan oleh
logam berat seperti Al, yang justru menghambat pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan
air. Tanaman kemudian mulai mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang
menandakan terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Dr. Ulrich dari
Universitas Gottingen (Jerman) menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat beberapa pohon
spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 – 40 tahun (Nandika, Dodi.,2004).
c) Tumbuhan
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun
rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur
dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil,
dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum
pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun
seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan
oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya
pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.
d) Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata
berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NOx dan SO2.
Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang,
termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang
berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara
dibandingkan dengan orang yang sehat.
5. e) Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu
kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi
pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan
sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap.
Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
2.4 Upaya-Upaya Untuk Mengurangi dan Mencegah Dampak Dari Hujan Asam
.
a) Menggunakan Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah.
b) Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
c) Pengendalian Setelah Pembakaran
d) Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang
larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama
air hujan. Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut: Pada
dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan
nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
3.2. Saran
Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk bekerja sama
dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar dapat
terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi udara, diharapkan
6. akan mampu mencegah terjadinya hujan asam yang membawa akibat buruk tidak hanya erhadap
lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.