SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan
keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur
panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak
berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Dimana Aktiva tidak
berwujud merupakan bagian dari Aset Nonlancar lainnya yang di neraca
diklasifikasikan dan disajikan sebagai Aset Lainnya.
Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada kurang
akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud tersebut. Sebagai
bagian dari neraca, aktiva tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi
untuk memberi penjelasan yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta
pengungkapan dan penyajian dalam laporan keuangan. Selain itu juga terdapat
kemungkinan adanya perlakuan khusus, contohnya yang terkait dengan amortisasi
dan penghentian serta penghapusannya.
Dalam pembahasan ini, sistem penjualan tidak dibahas mengingat
keterbatasan ruang lingkup pembahasan. Dengan demikian kami disini akan
membahas salah satu aspek mengenai aktiva tidak berwujud yaitu, Audit terhadap
siklus pengeluaran: Pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan AktivaTidak Berwujud?
2. Apa saja yang termasuk prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
dalam penyajian aktiva tidak berwujud?
3. Apa saja tujuan audit terhadap aktiva tidka berwujud?
2
4. Prosedur apa saja yang ada pada pengujian subtantif terhadap aktiva tidak
berwujud?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan mengenai aktiva tidak berwujud
2. Memaparkan PABU dalam penyajian aktiva tidak berwujud di neraca.
3. Memaparkan tujuan pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud.
4. Menjelaskan prosedur-prosedur dalam tahapan program pengujian
substantif terhadap aktiva tidak berwujud.
1.4 Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para
pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan akuntansi, agar nantinya dapat lebih
memahami serta mendalami tentang materi yang akan dibahas pada kesempatan
kali ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi
Aktiva tak berwujud didefinisikan sebagai aktiva modal yang tidak
mempunyai wujud fisik dan nilainya tergantung pada hak dan keuntungan dari
kepemilikan. Dimana banyak intagibles ini berupa semacam hak monopoli
kepada pemiliknya, seperti paten, copyright, franchise dll. Akuntansi untuk aktiva
tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva jangka
panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah
setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ) , dan akuntansi untuk
jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.
2.2 Jenis-jenis Aktiva Tidak Berwujud
1. Hak paten adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang
menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru agar pihak yang
menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru tersebut dapat
memanfaatkan dan mengelolanya selama jangka waktu yang telah
ditetapkan dapat selama 17 tahun. Dua jenis utama paten adalah paten
produk, yang meliputi produk fisik actual, dan paten proses, yang
mengatur proses untuk membuat suatu peroduk. Paten memberikan kepada
pemegang hak eksklusif untuk menggunakan, membuat dan menjual suatu
produk/proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan/pelanggaran
dari pihak lain. Amortisasi paten dapat dihitung atas dasar waktu/dasar
unit yang diproduksi dan dapat dikredit langsung ke akun paten. Cara lain
adalah mengkredit akun Akumulasi Amortisasi Paten.
4
Contoh kasus:
a. Perusahaan membeli hak paten sebesar Rp100.000.000. Masa manfaat
adalah 17 tahun dan telah dikeluarkan 7 tahun yang lalu sebelum tanggal
pembelian. Masa manfaat yang tersisa adalah 10 tahun (17 tahun–7 tahun),
maka:
Amortisasi per tahun
Ayat Jurnal yang perlu dibuat pada akhir tahun:
Beban Amortisasi Rp10.000.000
Paten Rp10.000.000
b. Pada awal tahun buku sebuah perusahaan mengeluarkan uang sebesar
Rp3.400.000 untuk memperoleh hak paten. Pada saat memperoleh hak
paten, perusahaan tersebut menjurnal:
Paten Rp3.400.000
Kas Rp3.400.000
Perhitungan amortisasi tiap tahun:
Tiap akhir tahun jurnal penyesuaian yang dibuat:
Beban Amortisasi Rp200.000
Paten Rp200.000
2. Hak cipta (copy right), yaitu hak yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan dan seni yang
dihasilkan. Hak cipta tidak dapat diperbarui. Masa manfaat hak cipta lebih
pendek dari umur hukumnya (umur hidup pencipta ditambah 50 tahun).
3. Merek Dagang dan Nama Dagang adalah suatu kata, frase atau symbol
yang membedakan/mengidentifikasikan suatu perusahaan/produk tertentu.
Umur merek dagang, nama dagang/nama perusahaan dapat tak terbatas
namun biaya harus diamortisasikan selama periode yang mendapatkan
manfaat yang tidak melebihi 40 tahun.
4. Leasehold adalah suatu persetujuan kontraktual antara lessor (pemilik
property) dan lesse (penyewa property) yang memberikan hak kepada
5
lesse untuk menggunakan property tertentu yang dimiliki oleh lessor,
selama periode waktu tertentu sebagai imbalan atas pembayaran kas yang
telah ditetapkan dan pada umumnya secara periodic. Masalah khusus
muncul pada situasi berikut:
a. Pembayaran di muka Lease
b. Pengembangan Leasehold
c. Lease modal.
5. Waralaba dan Lisensi. Waralaba (Franchise) adalah penjanjian kontraktual
di mana pemilik waralaba member/ikan hak kepada pemegang waralaba
untuk menjual produk/jasa tertentu, untuk mnggunakan merek
dagang/nama dagang tertentu/melakukan fungsi–fungsi tertentu biasanya
di daerah geografis yang telah ditentukan. Lisensi adalah hak
pengeperasian diperoleh melalui perjanjian dengan unit/lembaga
pemerintah. Biaya waralaba/lisensi denagn umur yang terbatas harus
diamortisasikan selama periode tidak melebihi 40 tahun.
6. Goodwill timbul karena adanya penggabungan usaha satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya dalam satu kesatuan usaha yang baru. Tugas
pertama auditor dalam audit terhadap goodwill adalah menumukan
bagaimana jumlah goodwill mula-mula ditetapkan didalam akun goodwill.
Contoh kasus:
a. Goodwill (di Amerika Serikat) dapat diamortisasi pada periode tidak
lebih dari 40 tahun. Misalnya, goodwill senilai Rp 4.800.000, dibeli
tanggal 5 Januari, bulan pertama tahun fiskal. Diputuskan untuk
diamortisasikan dalam jangka maksimal yang diizinkan.
Amortisasi tiap tahun = Rp 4.800.000 : 40
= Rp 120.000
Jurnal penyesuaian:
Beban Amortisasi Rp120.000
Goodwill Rp 120.000
6
2.3 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Aktiva Tidak
Berwujud Di Neraca
Sebelum membahas pengyajian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud,
perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
dalam penyajian aktiva tidak berwujud di neraca berikut ini :
1. Aktiva tidak berwujud harus disajikan terpisah dalam neraca
2. Jikamungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis
yang terbatas harus disajikan terpisah dari aktiva tidak berwujud yang
mempunyai umur ekonomis tidak terbatas.
3. Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan, dan metode
amortisasinya harus dijelaskan dalam laporan keuangan.
2.4 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Aktiva Tidak Berwujud
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.
2. Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak
berwujud di neraca.
7
2.5 Program Pengujian Subtantif Terhadap Aktiva Tidak Berwujud
Program pengujian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud berisi prosedur
audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraiakan di
atas.
2.5.1 Prosedur Audit Awal
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan saldo aktiva tidak
berwujud dengan cara membuktikan apakah aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan
dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karna itu auditor
melakukan prosedur audit berikut ini:
1. Auditor mengusut saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di
neraca ke dalam akun aktiva tidak berwujud yang diselenggarakan di
dalam buku besar.
2. Membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tidak Berwujud
di dalam buku besar.
3. Lakukan mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
aktiva tidak berwujud dan akumulasi amortisasinya
4. Mengusut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi
Amortisasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
5. Membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak
berwujud di dalam buku besar ke dalam register bukti kas keluar dan
jurnal umum.
8
2.5.2 Prosedur analitik
Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian
analitik terhadap aktiva tidak berwujud:
Ratio formula
Tingkat perputaran aktiva tidak
berwujud
Ratio laba bersih dengan aktiva
tidak berwujud
Ratio aktiva tidak berwujud
dengan total aktiva
2.5.3 Pengujian terhadap transaksi rinci
Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung
pencatatan transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor
juga meminta informasi dari klien mengenai manfaat aktiva tidak berwujud di
masa yang akan datang dalam memverifikasi eksistensi aktiva tidak berwujud.
Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melakukan: mempelajari notulen rapat
direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang
membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud, meminta informasi dari klien atau
sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan
datang, melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari
pemerintah, dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva
tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud disajikan di neraca pada nilainya yang
merupakan selisih cost dikurangi dengan amortisasi aktiva tidak berwujud. Untuk
memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor melakukan verifikasi atas
dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva
tidak berwujud.
9
Dasar yang seharusnya dipakai untuk menentukan kos aktiva tidak
berwujud:
Jenis Aktiva tidak Berwujud Dasar Penentuan Kos
Paten Harga beli paten, biaya pengadilan untuk
mempertahankan tuntutan paten di pengadilan
(biaya pengembangan paten yang dilakukan
oleh perusahaan umumnya dibebankan
sebagai biaya pada tahun terjadinya).
Hak cipta Pengeluaran untuk pendaftaran hak cipta,
biaya penasihat hokum (seperti halnya dengan
paten, biaya riset untuk mendapatkan hak
cipta umumnya dibebankan sebagai biaya
tahun terjadinya).
Nama dan Merk dagang Pengeluaran untuk penasihat hukum, biaya
pendaftaran, dan biaya lain yang langsung
bersangkutan dengan perolehannya.
Franchise Biaya franchise, termasuk di dalamnya biaya
penasihat hukum
2.5.4 Pengujian terhadap saldo akun rinci
1. Pelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan
dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud.
2. Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva
tidak berwujud bagi klien di masa yang akan dating.
3. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izin
dari pemerintah, dan dokumen yang menunjukan hak dan pemilikan klien
atas aktiva tidak berwujud.
4. Penyajian dari aktiva tidak berwujud dineraca.
10
5. Periksa klasifikasi aktiva tidak berwujud berdasarkan manfaat
ekonomisnya.
6. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian substantif atas aktiva tidak berwujud ditujukan untuk: (1)
memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan aktiva tidak berwujud, (2) membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud
dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca, (3) membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak
berwujud yang dicantumkan di neraca, (4) membuktikan kewajaran penilaian
aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (5) membuktikan kewajaran
penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca.
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan saldo aktiva
tidak berwujud dengan cara membuktikan apakah aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan
dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya. Untuk itu auditor mengusut
saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca ke di dalam akun aktiva
tidak berwujud yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan
ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tidak Berwujud di dalam buku besar,
mengusut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasi ke
kertas kerja tahun yang lalu, membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan
akun aktiva tidak berwujud di dalam buku besar ke dalam register bukti kas keluar
dan jurnal umum.
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio, yaitu tingkat
perputaran aktiva tidak berwujud, ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud,
ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva, kemudian dibandingkan dengan
harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio
yang dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan
peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha,
fluktuasi acak atau salah saji.
12
Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung
pencatatan transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor
juga meminta informasi dari klien mengenai manfaat aktiva tidak berwujud di
masa yang akan datang dalam memverifikasi eksistensi aktiva tidak berwujud.
Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melakukan: mempelajari notulen
rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang
membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud, meminta informasi dari klien atau
sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan
datang, melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari
pemerintah, dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva
tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud disajikan di neraca pada nilainya yang
merupakan selisih cost dikurangi dengan amortisasi aktiva tidak berwujud. Untuk
memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor melakukan verifikasi atas
dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva
tidak berwujud.
3.2 Saran
1. Bagi pemakalah selanjutnya disarankan untuk;
a. Menggunakan referensi buku ataupun jurnal-jurnal yang lebih banyak
tentang pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud.

More Related Content

What's hot

AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
EDIS BLOG
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
Sujatmiko Wibowo
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Nony Saraswati Gendis
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian auditagunghery19
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
Sudybrt Sudybrt
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Ilham Akbar
 
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)fitria mellysusanti
 
Bab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable assetBab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable asset
AndiErwinGhozali
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Dhita Arum
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Abdi Az
 
Siklus konversi
Siklus konversiSiklus konversi
Siklus konversi
Asiyah160795
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantu
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantuSISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantu
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantuIndah Dwi Lestari
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Propaningtyas Windardini
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Luthfi Nk
 

What's hot (20)

pengauditan 2
pengauditan 2pengauditan 2
pengauditan 2
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Akl 2 metode harga perolehan
Akl 2 metode harga perolehanAkl 2 metode harga perolehan
Akl 2 metode harga perolehan
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian audit
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
 
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
 
Bab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable assetBab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable asset
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
 
Siklus konversi
Siklus konversiSiklus konversi
Siklus konversi
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantu
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantuSISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantu
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : buku besar dan buku pembantu
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
 

Viewers also liked

Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Ilham Akbar
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Ilham Akbar
 
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...
Ilham Akbar
 
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Ilham Akbar
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
rizal hadi
 
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnyaPenggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnyaEkky Abdul Rahman
 
Audit siklus-produksi
Audit siklus-produksiAudit siklus-produksi
Audit siklus-produksi
Bhekti Agus Ryanto
 
Sia 2 kelompok 6
Sia 2 kelompok 6Sia 2 kelompok 6
Sia 2 kelompok 6
bayuwendy
 
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapModul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Fajar Putra Ragil
 
Kertas kerja auditing STAIN Salatiga
Kertas kerja auditing STAIN SalatigaKertas kerja auditing STAIN Salatiga
Kertas kerja auditing STAIN Salatigaahmadpermadi
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
harthy_sweet
 
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Vadhalna Zulkarnaen
 
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehanLaporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
ahmad aniq azharoni
 
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGANASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
Mandiri Sekuritas
 
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMakalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
MiRuu Resty
 
Flow chart aktiva tetap
Flow chart aktiva tetapFlow chart aktiva tetap
Flow chart aktiva tetap
Tulus Surachman
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
Melanie Sinambella
 

Viewers also liked (20)

Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
 
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian substantif terhadap saldo s...
 
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
 
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
 
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnyaPenggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
Penggolongan rekening atau akun dan jenis jenisnya
 
Audit siklus-produksi
Audit siklus-produksiAudit siklus-produksi
Audit siklus-produksi
 
Sia 2 kelompok 6
Sia 2 kelompok 6Sia 2 kelompok 6
Sia 2 kelompok 6
 
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapModul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetap
 
Kertas kerja auditing STAIN Salatiga
Kertas kerja auditing STAIN SalatigaKertas kerja auditing STAIN Salatiga
Kertas kerja auditing STAIN Salatiga
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
 
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
 
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehanLaporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
Laporan keuangan konsolidasi-metode harga perolehan
 
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGANASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
 
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor PublikMakalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Makalah Tugas Pelaporan Keuangan Sektor Publik
 
Flow chart aktiva tetap
Flow chart aktiva tetapFlow chart aktiva tetap
Flow chart aktiva tetap
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
 

Similar to Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud

Audit 3
Audit 3Audit 3
Audit 3
mufidahwulan
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
ppt audit.pptx
ppt audit.pptxppt audit.pptx
ppt audit.pptx
andr954600
 
Pengantar Akuntansi Pertemuan 1
Pengantar Akuntansi Pertemuan 1Pengantar Akuntansi Pertemuan 1
Pengantar Akuntansi Pertemuan 1
Risdiana Hidayat
 
kodeakun-131028184508-phpapp02.pdf
kodeakun-131028184508-phpapp02.pdfkodeakun-131028184508-phpapp02.pdf
kodeakun-131028184508-phpapp02.pdf
DodoAnwar2
 
accounting theory
accounting theoryaccounting theory
accounting theory
riskaherliyani
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar Akuntansi
Fair Nurfachrizi
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
Nony Saraswati Gendis
 
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Kanaidi ken
 
intangible asset
intangible assetintangible asset
intangible asset
Rohmat Hidayatulloh
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10
harjunode
 
BAB 1.pdf
BAB 1.pdfBAB 1.pdf
BAB 1.pdf
AufarSparo3
 
5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx
5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx
5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx
AuliaRossa
 
Aktiva tak berwujud
Aktiva tak berwujud Aktiva tak berwujud
Aktiva tak berwujud
ishakaxly
 
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujudAkuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
John Narith
 
Persamaan Dasar Akuntansi kelas XI
Persamaan Dasar Akuntansi kelas XIPersamaan Dasar Akuntansi kelas XI
Persamaan Dasar Akuntansi kelas XIVinny Oxtafianica
 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
Ilham Sousuke
 
2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap
2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap
2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap
Siti Hadiarti
 
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Asep suryadi
 

Similar to Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud (20)

Audit 3
Audit 3Audit 3
Audit 3
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
ppt audit.pptx
ppt audit.pptxppt audit.pptx
ppt audit.pptx
 
Pengantar Akuntansi Pertemuan 1
Pengantar Akuntansi Pertemuan 1Pengantar Akuntansi Pertemuan 1
Pengantar Akuntansi Pertemuan 1
 
kodeakun-131028184508-phpapp02.pdf
kodeakun-131028184508-phpapp02.pdfkodeakun-131028184508-phpapp02.pdf
kodeakun-131028184508-phpapp02.pdf
 
Kode akun Akuntansi
Kode akun AkuntansiKode akun Akuntansi
Kode akun Akuntansi
 
accounting theory
accounting theoryaccounting theory
accounting theory
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar Akuntansi
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
 
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
 
intangible asset
intangible assetintangible asset
intangible asset
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10
 
BAB 1.pdf
BAB 1.pdfBAB 1.pdf
BAB 1.pdf
 
5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx
5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx
5. Audit II Aset Tidak Berwujud (1).pptx
 
Aktiva tak berwujud
Aktiva tak berwujud Aktiva tak berwujud
Aktiva tak berwujud
 
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujudAkuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
 
Persamaan Dasar Akuntansi kelas XI
Persamaan Dasar Akuntansi kelas XIPersamaan Dasar Akuntansi kelas XI
Persamaan Dasar Akuntansi kelas XI
 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
 
2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap
2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap
2014 11-05-22-25-02.445559 aktiva-tetap
 
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1
 

Recently uploaded

ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
KotogadangKependuduk
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 

Recently uploaded (20)

ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 

Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Dimana Aktiva tidak berwujud merupakan bagian dari Aset Nonlancar lainnya yang di neraca diklasifikasikan dan disajikan sebagai Aset Lainnya. Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada kurang akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud tersebut. Sebagai bagian dari neraca, aktiva tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi untuk memberi penjelasan yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajian dalam laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perlakuan khusus, contohnya yang terkait dengan amortisasi dan penghentian serta penghapusannya. Dalam pembahasan ini, sistem penjualan tidak dibahas mengingat keterbatasan ruang lingkup pembahasan. Dengan demikian kami disini akan membahas salah satu aspek mengenai aktiva tidak berwujud yaitu, Audit terhadap siklus pengeluaran: Pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud. 1.2 Rumusan masalah 1. Apa yang di maksud dengan AktivaTidak Berwujud? 2. Apa saja yang termasuk prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian aktiva tidak berwujud? 3. Apa saja tujuan audit terhadap aktiva tidka berwujud?
  • 2. 2 4. Prosedur apa saja yang ada pada pengujian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud? 1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan mengenai aktiva tidak berwujud 2. Memaparkan PABU dalam penyajian aktiva tidak berwujud di neraca. 3. Memaparkan tujuan pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud. 4. Menjelaskan prosedur-prosedur dalam tahapan program pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud. 1.4 Manfaat Penulisan Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan akuntansi, agar nantinya dapat lebih memahami serta mendalami tentang materi yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Aktiva tak berwujud didefinisikan sebagai aktiva modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya tergantung pada hak dan keuntungan dari kepemilikan. Dimana banyak intagibles ini berupa semacam hak monopoli kepada pemiliknya, seperti paten, copyright, franchise dll. Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ) , dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus. 2.2 Jenis-jenis Aktiva Tidak Berwujud 1. Hak paten adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru agar pihak yang menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru tersebut dapat memanfaatkan dan mengelolanya selama jangka waktu yang telah ditetapkan dapat selama 17 tahun. Dua jenis utama paten adalah paten produk, yang meliputi produk fisik actual, dan paten proses, yang mengatur proses untuk membuat suatu peroduk. Paten memberikan kepada pemegang hak eksklusif untuk menggunakan, membuat dan menjual suatu produk/proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan/pelanggaran dari pihak lain. Amortisasi paten dapat dihitung atas dasar waktu/dasar unit yang diproduksi dan dapat dikredit langsung ke akun paten. Cara lain adalah mengkredit akun Akumulasi Amortisasi Paten.
  • 4. 4 Contoh kasus: a. Perusahaan membeli hak paten sebesar Rp100.000.000. Masa manfaat adalah 17 tahun dan telah dikeluarkan 7 tahun yang lalu sebelum tanggal pembelian. Masa manfaat yang tersisa adalah 10 tahun (17 tahun–7 tahun), maka: Amortisasi per tahun Ayat Jurnal yang perlu dibuat pada akhir tahun: Beban Amortisasi Rp10.000.000 Paten Rp10.000.000 b. Pada awal tahun buku sebuah perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp3.400.000 untuk memperoleh hak paten. Pada saat memperoleh hak paten, perusahaan tersebut menjurnal: Paten Rp3.400.000 Kas Rp3.400.000 Perhitungan amortisasi tiap tahun: Tiap akhir tahun jurnal penyesuaian yang dibuat: Beban Amortisasi Rp200.000 Paten Rp200.000 2. Hak cipta (copy right), yaitu hak yang diberikan pemerintah kepada perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan dan seni yang dihasilkan. Hak cipta tidak dapat diperbarui. Masa manfaat hak cipta lebih pendek dari umur hukumnya (umur hidup pencipta ditambah 50 tahun). 3. Merek Dagang dan Nama Dagang adalah suatu kata, frase atau symbol yang membedakan/mengidentifikasikan suatu perusahaan/produk tertentu. Umur merek dagang, nama dagang/nama perusahaan dapat tak terbatas namun biaya harus diamortisasikan selama periode yang mendapatkan manfaat yang tidak melebihi 40 tahun. 4. Leasehold adalah suatu persetujuan kontraktual antara lessor (pemilik property) dan lesse (penyewa property) yang memberikan hak kepada
  • 5. 5 lesse untuk menggunakan property tertentu yang dimiliki oleh lessor, selama periode waktu tertentu sebagai imbalan atas pembayaran kas yang telah ditetapkan dan pada umumnya secara periodic. Masalah khusus muncul pada situasi berikut: a. Pembayaran di muka Lease b. Pengembangan Leasehold c. Lease modal. 5. Waralaba dan Lisensi. Waralaba (Franchise) adalah penjanjian kontraktual di mana pemilik waralaba member/ikan hak kepada pemegang waralaba untuk menjual produk/jasa tertentu, untuk mnggunakan merek dagang/nama dagang tertentu/melakukan fungsi–fungsi tertentu biasanya di daerah geografis yang telah ditentukan. Lisensi adalah hak pengeperasian diperoleh melalui perjanjian dengan unit/lembaga pemerintah. Biaya waralaba/lisensi denagn umur yang terbatas harus diamortisasikan selama periode tidak melebihi 40 tahun. 6. Goodwill timbul karena adanya penggabungan usaha satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam satu kesatuan usaha yang baru. Tugas pertama auditor dalam audit terhadap goodwill adalah menumukan bagaimana jumlah goodwill mula-mula ditetapkan didalam akun goodwill. Contoh kasus: a. Goodwill (di Amerika Serikat) dapat diamortisasi pada periode tidak lebih dari 40 tahun. Misalnya, goodwill senilai Rp 4.800.000, dibeli tanggal 5 Januari, bulan pertama tahun fiskal. Diputuskan untuk diamortisasikan dalam jangka maksimal yang diizinkan. Amortisasi tiap tahun = Rp 4.800.000 : 40 = Rp 120.000 Jurnal penyesuaian: Beban Amortisasi Rp120.000 Goodwill Rp 120.000
  • 6. 6 2.3 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Aktiva Tidak Berwujud Di Neraca Sebelum membahas pengyajian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian aktiva tidak berwujud di neraca berikut ini : 1. Aktiva tidak berwujud harus disajikan terpisah dalam neraca 2. Jikamungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis yang terbatas harus disajikan terpisah dari aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis tidak terbatas. 3. Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan, dan metode amortisasinya harus dijelaskan dalam laporan keuangan. 2.4 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Aktiva Tidak Berwujud 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud. 2. Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca. 3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca. 4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca.
  • 7. 7 2.5 Program Pengujian Subtantif Terhadap Aktiva Tidak Berwujud Program pengujian subtantif terhadap aktiva tidak berwujud berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraiakan di atas. 2.5.1 Prosedur Audit Awal Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan saldo aktiva tidak berwujud dengan cara membuktikan apakah aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karna itu auditor melakukan prosedur audit berikut ini: 1. Auditor mengusut saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca ke dalam akun aktiva tidak berwujud yang diselenggarakan di dalam buku besar. 2. Membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tidak Berwujud di dalam buku besar. 3. Lakukan mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun aktiva tidak berwujud dan akumulasi amortisasinya 4. Mengusut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasi ke kertas kerja tahun yang lalu. 5. Membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud di dalam buku besar ke dalam register bukti kas keluar dan jurnal umum.
  • 8. 8 2.5.2 Prosedur analitik Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap aktiva tidak berwujud: Ratio formula Tingkat perputaran aktiva tidak berwujud Ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud Ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva 2.5.3 Pengujian terhadap transaksi rinci Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung pencatatan transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor juga meminta informasi dari klien mengenai manfaat aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang dalam memverifikasi eksistensi aktiva tidak berwujud. Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melakukan: mempelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud, meminta informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan datang, melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud disajikan di neraca pada nilainya yang merupakan selisih cost dikurangi dengan amortisasi aktiva tidak berwujud. Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor melakukan verifikasi atas dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud.
  • 9. 9 Dasar yang seharusnya dipakai untuk menentukan kos aktiva tidak berwujud: Jenis Aktiva tidak Berwujud Dasar Penentuan Kos Paten Harga beli paten, biaya pengadilan untuk mempertahankan tuntutan paten di pengadilan (biaya pengembangan paten yang dilakukan oleh perusahaan umumnya dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya). Hak cipta Pengeluaran untuk pendaftaran hak cipta, biaya penasihat hokum (seperti halnya dengan paten, biaya riset untuk mendapatkan hak cipta umumnya dibebankan sebagai biaya tahun terjadinya). Nama dan Merk dagang Pengeluaran untuk penasihat hukum, biaya pendaftaran, dan biaya lain yang langsung bersangkutan dengan perolehannya. Franchise Biaya franchise, termasuk di dalamnya biaya penasihat hukum 2.5.4 Pengujian terhadap saldo akun rinci 1. Pelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud. 2. Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva tidak berwujud bagi klien di masa yang akan dating. 3. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang menunjukan hak dan pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. 4. Penyajian dari aktiva tidak berwujud dineraca.
  • 10. 10 5. Periksa klasifikasi aktiva tidak berwujud berdasarkan manfaat ekonomisnya. 6. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengujian substantif atas aktiva tidak berwujud ditujukan untuk: (1) memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud, (2) membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (3) membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (4) membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (5) membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca. Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan saldo aktiva tidak berwujud dengan cara membuktikan apakah aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya. Untuk itu auditor mengusut saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca ke di dalam akun aktiva tidak berwujud yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tidak Berwujud di dalam buku besar, mengusut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasi ke kertas kerja tahun yang lalu, membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud di dalam buku besar ke dalam register bukti kas keluar dan jurnal umum. Dalam prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio, yaitu tingkat perputaran aktiva tidak berwujud, ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud, ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva, kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak atau salah saji.
  • 12. 12 Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung pencatatan transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor juga meminta informasi dari klien mengenai manfaat aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang dalam memverifikasi eksistensi aktiva tidak berwujud. Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melakukan: mempelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud, meminta informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan datang, melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud disajikan di neraca pada nilainya yang merupakan selisih cost dikurangi dengan amortisasi aktiva tidak berwujud. Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor melakukan verifikasi atas dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud. 3.2 Saran 1. Bagi pemakalah selanjutnya disarankan untuk; a. Menggunakan referensi buku ataupun jurnal-jurnal yang lebih banyak tentang pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud.