Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi utama yang digunakan untuk menyimpan dan mengelompokkan transaksi keuangan perusahaan. Buku besar berisi rekening-rekening utama sedangkan buku pembantu berisi rincian salah satu rekening buku besar. Terdapat berbagai jenis format rekening buku besar dan kode digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing rekening.
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Poin-poin yang dibahas :
1. Pengertian Penjualan cicilan
2. Pengakuan & Metode Penetapan Laba Kotor
3. Penjualan Cicilan Barang dagang
4. Contoh Soal dan Pelaporan Transaksi
5. Perputaran Piutang
6. Pembatalan dan kepemilikan kembali
terima kasih,
Hasan Romadon
D3 Akuntansi STIE Kusuma Negara
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Poin-poin yang dibahas :
1. Pengertian Penjualan cicilan
2. Pengakuan & Metode Penetapan Laba Kotor
3. Penjualan Cicilan Barang dagang
4. Contoh Soal dan Pelaporan Transaksi
5. Perputaran Piutang
6. Pembatalan dan kepemilikan kembali
terima kasih,
Hasan Romadon
D3 Akuntansi STIE Kusuma Negara
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...RaihanAbid1
Sistem pada siklus buku besar dan pelaporan merupakan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pemutakhiran (pembaruan) rekening-rekening buku besar dan pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses sistem buku besar dan pelaporan pada entitas bisnis. Aktivitas pada buku besar dan pelaporan menujukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk pemakai eksternal, Sistem Informasi Akuntansi menghasilkan laporan untuk pihak manajemen internal juga. Teknik pembahasan yang digunakan adalah dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari berbagai sumber dari jurnal, e-book, dan internet. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka PT Unilever Indonesia, Tbk. membuat sub sistem akuntansi dan bendahara berupa sistem buku besar dan pelaporan guna kepentingan manajerial perusahaan.
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...Sandy Setiawan
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar dan Siklus Pelaporan Serta Mengidentifikasi Major Threat, Universitas Mercu Buana, 2017
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...Sandy Setiawan
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar dan Siklus Pelaporan Serta Mengidentifikasi Major Threat, Universitas Mercu Buana, 2017
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...Sandy Setiawan
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar dan Siklus Pelaporan Serta Mengidentifikasi Major Threat, Universitas Mercubuana, 2017
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Karakteristik Buku Besar dan Buku
Pembantu
• Buku Besar (general ledger) merupakan kumpulan
rekening-rekening yang digunakan untuk menyortasi
dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam
jurnal.
• Buku Pembantu (subsidiary ledger) adalah suatu
cabang buku besar yang berisi rincian rekening
tertentu yang ada dalam buku besar.
3. FORMULIR REKENING BUKU BESAR
Ada berbagai variasi bentuk formulir rekening buku besar :
1. Rekening dengan debit lebar (wide debit ledger)
2. Rekening biasa (regular ledger)
3. Rekening berkolom saldo di tengah (center balance ledger)
4. Rekening berkolom saldo (balance ledger)
5. Rekening ganda berkolom saldo (double ledger with balance
ledger)
6. Rekening dengan saldo lama dan saldo baru (old and new
balance ledger)
5. SUSUNAN REKENING BUKU BESAR
Rekening-rekening yang dibentuk dalam buku besar harus disesuaikan
dengan jenis dan susunan informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan. Sebagai contoh jenis dan susunan informasi mengenai aktiva
lancardi dalam neraca perusahaan manufaktur umumnya adalah sbb :
Kas
Investasi sementara
Piutang
Cadangan kerugian piutang
Persediaan produk jadi
Persediaan produk dalam proses
Persediaan bahan baku dan bahan penolong
Persekot biaya
Aktiva lancar lain
6. KODE REKENING
• Kode adalah suatu rerangka (framework) yang menggunakan
angka atau huruf kombinasi angka dan huruf untuk memberi
tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat. Kode
ini memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen-elemen
yang ada di dalam suatu klasifikasi.
• Tujuan kode :
1. Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
2. Meringkas data
3. Mengklasifikasi rekening atau transaksi
4. Menyampaikan makna tertentu
7. METODE PEMBERIAN KODE REKENING
• Ada 5 metode pemberian kode rekening :
1. Kode Angka atau Alafabet Urut (numerical-or alphabeticsequence code)
2. Kode Angka Blok (block numerical code)
3. Kode Angka Kelompok (group numerical code)
4. Kode Angka Desimal (decimal code)
5. Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf (numerical
sequence preceded by an alphabetic reference)
8. Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merancang
Kode Rekening
1. Rerangka kode harus secara logis memenuhi kebutuhan
pemakai dan metode pengolahan data yang digunakan.
2. Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi
kode.
3. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan
perubahan. Jika struktur kode harus diubah setiap kali
menghadapi tuntutan perubahan, hal ini akan memerlukan
biaya perubahan dan membingungkan pemakai.
9. BUKU PEMBANTU (SUBSIDIARY LEDGERS)
• Buku pembantu adalah suatu kelompok rekening yang merupakan rincian
rekening tertentu dalam buku besar (general ledger), yang dibentuk yang
memudahkan dan memperpecepat penyusunan laporan dan neraca
percobaan.
• Umunya perusahaan manufaktur menyelenggarakan berbagai buku
pembantu berikut ini :
a. Buku pembantu persediaan
b. Buku pembantu piutang
c. Buku pembantu utang
d. Buku pembantu harga pokok produk
e. Buku pembantu biaya
f. Buku pembantu aktiva tetap
11. POSTING KE DALAM REKENING BUKU BESAR
DAN BUKU PEMBANTU
• Posting adalah proses sortasi dan pemindahan data ke dalam rekening
buku besar dan buku pembantu. Posting ke dalam buku besar dan
buku pembantu dapat dilakukan dengan salah satu di antara 4
metode berikut ini :
1. Posting jurnal ke dalam rekening buku besar dengan tulisan tangan dan
posting dokumen sumber ke dalam rekening buku pembantu dengan
cara yang sama.
2. Posting dokumen sumber ke dalam rekening buku pembantu yang
menghasilkan jurnal sebagai tembusan posting ke dalam rekening
tersebut.
3. Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian
dokumen sumber, yang sekaligus menghasilkan jurnal sebagai
tembusan pengisian bukti tersebut.
4. Pembukuan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping)
13. CARA PENANGANAN DOKUMEN SUMBER
•
•
Dokumen sumber seringkali disebut dengan istilah media dapat digolongkan
menjadi dua ; media tunggal (single document atau single media) dan media
campuran (mixed document atau mixed media). Media tunggal adalah
dokumen sumber yang hanya berisi satu rekening yang di debit atau satu
rekening yang di kedit. Media campuran adalah dokumen sumber yang berisi
lebih dari satu rekening yang di kredit atau lebih dari satu rekening yang di
debit.
Setiap pencatatan media ke dalam rekening pembantu memerlukan 5 tahap :
Tahap ke-1: Mengambil media yang akan dicatat ke dalam rekening pembantu.
Tahap ke-2: Mencari kartu rekening yang akan di debit atau di kredit yang di
simpan dalam arisp berdasarkan data yang tercantum dalam media.
Tahap ke-3: Mengambil dari arsip kartu rekening yang dipilih dalam tahap ke-2
dan meletakkannya meja.
Tahap ke-4: Mencatat data yang tercantum dalam media ke dalam kartu
rekening yang diambil dari arsip pada tahap ke-3.
Tahap ke-5: Mengembalikan kartu rekening ke tempatnya semula dalam arsip
untuk memudahkan pencariannya kembali dalam posting berikutnya.
15. Penanganan Media Tunggal
• Posting media tunggal ke dalam rekening
pembantu tidak menimbulkan masalah.
Sebagai contoh media tunggal adalah
faktur penjualan kredit yang merupakan
dokumen sumber dalam pencatatan
piutang ke dalam rekening pembantu
piutang.
16. Penanganan Media Campuran
•
Posting media campuran ke dalam rekening pembantu dilakukan dengan
salah satu dari dua metode ini :
1. Random posting
2. Exhaust posting
Random Posting. Dalam metode ini , media campuran diposting ke dalam
rekening sesuai dengan urutannya pada saat diterima oleh petugas
posting. Karakteristik random posting adalah :
o Setiap media hanya diambil sekali untuk di-posting ke dalam rekening.
o Rekening dapat diambil lebih dari satu kali selama periode posting.
Exhaust Posting. Dalam metode ini, media dikelompokkan dan
dikelompokkan kembali menurut rekening yang akan didebit atau
dikredit. Rekening hanya diisi sekali dengan semua debit atau kredit
selama posting semua kredit selama posting semua media.
17. • Karakteristik exhaust posting adalah sebagai
berikut :
1. Setiap rekening hanya diambil sekali untuk
diisi posting dari media.
2. Media dapat diambil lebih dari satu kali untuk
di-posting ke dalam rekening selama periode
posting.