Makalah ini membahas tentang psikologi kognitif sebagai model pemrosesan informasi dalam proses belajar. Model pemrosesan informasi menjelaskan tentang bagaimana otak manusia mengolah informasi mulai dari menerima stimulus, menyimpan dalam memori jangka pendek dan panjang, serta menghasilkan respon. Model ini diterapkan dalam proses belajar dengan menjelaskan tahapan motivasi, perhatian, koding, penyimpanan, dan pengambilan
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...Namira Jasmine
Sistem kecerdasan buatan, yang menjadi komponen, subsistem dari sistem kecerdasan buatan itu sendiri dan contoh sistem kecerdasan buatan beserta contoh di aplikasi berbasis android
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...Namira Jasmine
Sistem kecerdasan buatan, yang menjadi komponen, subsistem dari sistem kecerdasan buatan itu sendiri dan contoh sistem kecerdasan buatan beserta contoh di aplikasi berbasis android
proses belajar terdiri dari perhatian, memori, elaboration, berpikir dan problem solving. proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval).
Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) nftama77
Teori kognitif dan Gestalt lebih menekankan pada proses mental (proses pemikiran) yang melatar belakangi kegiatan atau aktivitas belajar. Sudut pandang ini didasarkan atas aliran strukturalisme atau aspek neurologi sebagai latar belakang pembentukan teorinya. Kedua teori ini menekankan pada proses sensasi dan persepsi yang melatarbelakangi belajar. Asumsinya, perubahan dalam proses merupakan landasan belajar. Proses perseptual dasar bekerja berdasar prinsip-prinsip Gestal yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana individu mengorganisasikan (atau mereorganisasikan) potongan-potongan informasi menjadi suatu keseluruhan yang lebih mempunyai makna.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. MAKALAH
PSIKOLOGI KOGNITIF SEBAGAI MODEL PEMROSESAN INFORMASI
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Kognitif
Dosen Pengampu : Dr. Yus M. Cholily
Disusun Oleh :
Sitti Rosida
NIM : 201510530211003
PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
2. ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
2.1 Definisi Psikologi Kognitif......................................................................................... 2
2.2 Psikologi Kognitif sebagai Model Pemrosesan Informasi.......................................... 2
2.2.1 Penganalogian model pemrosesan informasi dengan sistem kerja
komputer..........................................................................................................
2
2.2.2 Tahapan Model Pemrosesan Informasi........................................................... 3
2.1 Aplikasi Model Pemrosesan Informasi Dalam Proses Belajar................................. 6
2.2 Aplikasi Model Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Matematika........................... 8
BAB III SIMPULAN................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 10
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Tujuan pendidikan di Indonesia mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek
afektif dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif merupakan kemampuan yang selalu
dituntut kepada anak didik. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini
menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. Dalam penguasaan ilmu
pengetahuan anak didik haruslah belajar. Belajar merupakan proses kognitif artinya
bagaimana proses mengetahui terjadi pada manusia khususnya anak didik.
Dalam psikologi kognitif, ada beberapa model yang digunakan untuk
menjelaskan proses mengetahui pada manusia. Salah satu model yang paling banyak
di teliti dalam kognisi manusia adalah model pemrosesan informasi. Model
pemrosesan informasi membahas tentang peran operasi – operasi kognitis dalam
pengolahan informasi. Oleh karena itu, makalah ini mengangkat topik Psikologi
Kognitif Sebagai Model Pemrosesan Informasi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu psikologi kognitif ?
2. Bagaimana psikologi konitif sebagai model pemrosesan informasi ?
3. Bagaimana mengaplikasikan model pemrosesan informasi dalam proses
belajar?
4. Bagaimana mengaplikasikan model pemrosesan informasi dalamproses belajar
matematika?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang psikologi kognitif
2. Mengetahui tentang psikologi kognitif sebagai model sebagai model
pemrosesan informasi
3. Mengaplikasikan model pemrosesan informasi kedalam proses pembelajaran
khusunya Pelajaran Matematika.
4. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINIS PSIKOLOGI KOGNITIF
Beberapa definis psikologi kognitif :
Psikologi kognitif adalah studi tentang bagaimana orang mempersepsikan, belajar,
mengingat, dan berpikir tentang informasi (Robert J. Sternberg, 2011: 2). Psikologi
kognitif adalah cabang psikologi berkaitan dengan studi ilmiah pikiran (E. BRUC
GOLDSTEIN,2010:5).
Psikologi kognitif dengan topik-topik seperti persepsi, memori, perhatian, bahasa dan
pemikiran / pengambilan keputusan (Carol Brown,2006:6).
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Psikologi kognitif
merupakan salah satu cabang dari psikologi umum mencakup studi ilmiah tentang
gejala – gejala kehidupan mental / psikis sejauh berkaitan dengan cara manusia
berpikir, seperti terwujud dalam memperoleh pengetahuan, mengolah aneka kesan
yang masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah / problem untuk mencari
suatu penyelesaian, serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang
dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari – hari.
2.2 Psikologi Kognitif sebagai Model Pemrosesan Informasi
2.2.1 Penganalogian model pemrosesan informasi dengan sistem kerja
komputer
Psikologi kognitif sebagai model pemrosesan informasi adalah mencari
analogi untuk memahami cara kerja otak. Analogi yang paling mendekati cara
kerja otak adalah (W.S Winkel, 2007:124) memandang otak sebagai suatu
sistem pemroses informasi (information processing system). Proses yang
terjadi dalam otak manusia dapat digambarkan pada gambar dibawah ini :
input
Coding menjadi
sekumpulan
simbol
Disimpan Dibangkitkan untuk
menghasilkan respon
5. 3
Input berupa informasi atau rangsangan harus dikodekan sebelum disimpan
atau diproses. coding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori,.
berupa kode – kode dari stimulus.
Proses model pemrosesan informasi ini memiliki banyak persamaan
dengan cara kerja komputer. Proses yang diacu disini adalah adalah proses
antara munculnya stimuli hingga menghasilkan suatu respon. Komputer
mempunyai unit penerima data, yakni terminal dengan keyboard, unit sentral
untuk pengolahan data yang dimasukkan, unit untuk menyimpan data yang
telah diolah ( memory ) , unit untuk memindahkan data dari unit sentral ke unit
memori dan menggali kembali data yang tersimpan pada unit ini dan unit yang
mengeluarkan data untuk dipergunakan misalnya ada sambungan dengan
sebuah alat pencetak ( printer ) atau dengan layar seperti layar TV. Fungsi
masing – masing unit pada komputer sangat mirip dengan fungsi masing –
masing satuan struktural dalam jalur pemrosesan informasi pada manusia.
Prinsip kerja komputer seperti tampak pada gambar di bawah ini proses.
2.2.2 Tahapan Model Pemrosesan Informasi
Model pemrosesan informasi ini ( W.S Winkel, 120:2004 )
menggambarkan suatu rangkaian kejadian atau peristiwa dalam otak manusia
yang meliputi urutan langkah pengolahan informasi dari saat diterima sampai
saat dilepaskan lagi. Informasi adalah masukan bagi setiap tahapan yang terjadi
dalam otak. Pemrosesan informasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan
datang. Model pemrosesan dapat digambarkan dalam tahapan – tahapan seperti
dibawah ini :
INPUT PROSES/CPU OUTPUT
STORAGE
6. 4
Informasi dalam bentuk stimulus dari lingkungan akan mempengaruhi
alat indera ( reseptor ) sebagai penerima stimulus, kemudian masuk kedalam
sistem syaraf otak dan melalui daftar sensori ( sensory register ), yaitu organ
yang menerima pertama kali stimulus yang masuk, peristiwa ini merupakan
persepsi objek. Stimulus yang dikirimkan ke daftar sesnsori di
transformasikan menjadi pulsa – pulsa elektrokimia atau impuls – impuls
elektrokimia yang akhirnya disimpan dalam sistem syaraf otak pusat, selama
waktu yang sangat singkat sekali, menurut sperling ( paridjo, 2010 : 3 ) hanya
selama seperempat detik. Informasi yang ditampung amat singkat sekali,
sebagian kecil diteruskan untuk selanjutnya diteruskan ke ingatan jangka
pendek ( short Term Memory ) untuk diolah lebih lanjut, sedangkan sisanya
hilang dan tidak tersedia lagi untuk pengolahan atau hilang dari sistem. Proses
reduksi ini disebut persepsi selektif. Informasi yang telah diseleksi masuk
kedalam ingatan jangka pendek ( Short Term memory ). Tahap ini dapat
disamakan dengan kesadaran, yaitu apa yang kita sadari pada suatu waktu,
misalnya menyadari melihat suatu nama dengan sebuah nomor telepon dalam
buku petunjuk telepon. Namun, lamanya saat kesadaran itu amat singkat, kira
– kira 20 detik. Informasi yang masuk tadi kemudian menghilang, kecuali
L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
RESEPTOR DAFTAR
SENSORI
INGATAN
JANGKA
PENDEK
ALAT PELAKSANA
PUSAT
PERENCANAAN
INGATAN
JANGKA
PANJANG
PENGATURAN / KONTROL HARAPAN / MOTIVASI
7. 5
bisa bertahan lebih lama karena sering mengulang – ngulang ( rehearsal )
nomor telepon tersebut.
Bukan hanya umur ingatan jangka pendek, tetapi kapasitasnya juga
terbatas, sehingga ingatan jangka pendek seringkali disebut dengan
“Botlekneck” dari sistem pemrosesan informasi manusia.
Ingatan jangka pendek juga dikenal dengan memori kerja ( working
memory). Istilah ini lebih menekankan pada fungsinya yaitu melakukan
kegiatan mental secara sadar atau pengolahan informasi secara sadar,
misalnya pengalian bilangan 13 dan 25, sambil mengingat ( 3 x 25 ) dan ( 10
x 25 ) untuk menjumlahkannya keduanya di dalam memori kerja.
Informasi dalam memori kerja dapat dikode, kemudian disimpan dalam
ingatan jangka panjang ( long term memory ). Pengkodean ( coding )
merupakan suatu proses transformasi dimana informasi baru diintegrasikan
pada informasi lama dengan berbagai cara. Ingatan jangka panjang
menyimpan informasi yang akan digunakan di kemudian hari. Berlawanan
dengan memori kerja, memori jangka panjang bertahan lama sekali, mungkin
untuk jangka waktu seumur hidup.
Informasi yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang, bila
akan digunakan lagi akan dipanggil. Jika informasi tersusun dengan rapi dan
teratur mudah ditemukan kemudian dimasukan kembali ke dalam ingatan
jangka pendek atau langsung disalurkan ke unit pusat perencanaan. Dan
bilamana informasi tidak tersusun dengan rapi dan teratur, informasi sukar
ditemukan sehingga bisa dikatakan “ informasi hilang ‘ ( Lupa ).
Informasi yang berasal dari ingatan jangka pendek atau ingatan jangka
panjang ditampung dalam pusat perencanaan yang mempersiapkan masukan
untuk disalurkan keunit pelaksana, yang akhirnya akan memberikan jawaban
/ reaksi terhadap lingkungan. Alat pelaksana meliputi semua kelenjar dan
otot, lengan dan tangan untuk menulis serta alat suara untuk berbicara.
Aliran informasi yang terorganisasi dengan baik, dapat mencapai
suatu sasaran. Hal ini yang tergambar dalam kotak pengaturan /kontrol pada
manusia berarti bahwa dalam berpikirnya selama proses transformasi, dia
mengarahkan diri sendiri. Ini semua bersifat kognitif. Sasaran apa yang akan
dicapai dan apa makna sasaran itu, terungkapkan dalam harapan tentang
8. 6
tujuan dan dalam motivasi yang menggerakkan serta ikut mengarahkan untuk
memperoleh suatu hasil nyata.
2.2.3 Model – Model Pemrosesan Informasi
Model pemrosesan diatas bersumber pada pandangan tentang ingatan
manusia yang seolah – olah terdiri atas tiga ruangan yang dilalui oleh aliran
informasi untuk diolah, disimpan dan digali kembali. Tiga ruang itu adalah
ingatan sensoris, ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Ingatan jangka
panjang diandaikan ( W. S. Winkel, 2007:346) terdiri atas 3 bagian yaitu
ingatan episodik, semantik dan prosedural ( episodic, semantic, procedural
memory ). Ingatan episodik mengandung gambaran pengalaman – pengalaman
pribadi yang terorganisasi menurut tempat / ruang dimana berlangsung dan
menurut waktu kapan berlangsung. Dalam ingatan semantik disimpan
pengetahuan deklaratif mengandung informasi faktual sedangkan ingatan
prosedural merupakan informasi mengenai bagaimana cara mengerjakan
sesuatu atau disebut dengan pengetahuan deklaratif. Model pemrosesan
informasi ini meupakan hasil pemikiran Atkinson dan shiffrin.
Sementara itu model yang dikembangkan oleh Craik dan Lockart ( W.S.
Winkel, 20017: 346) adalah model tahap pengolahan informasi ( level of
processing ) . Menurut konsepsi yang mendasari model ini adalah informasi
yang diterima diolah dengan tingkatan yang berbeda. Semakin dalam
pengolahan yang dilakukan semakin baik informasi diingat. Manusia akan
lebih mengingat hal – hal yang mempunyai arti bagi dirinya atau hal – hal yang
menjadi perhatiannya atau menarik bagi dirinya dan diproses lebih mendalam
dari pada stimuli yang tidak mempunyai arti atau tidak menarik bagi dirinya.
2.3 Aplikasi Model Pemrosesan Informasi Dalam Proses Belajar
Setiap proses belajar dipandang sebagai rangkaian sejumlah sub proses
yang masing – masing memegang peranan terbatas dalam keseluruhan proses
belajar. Robert M. Gagne telah mengembangkan suatu pandangan yang
menyingkap proses belajar mengajar di sekolah secara menyeluruh dan merupakan
perwujudan konkret dari model pemrosesan informasi. Belajar adalah proses
9. 7
memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta
mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Rangkaian seluruh kejadian internal yang berlangsung bila seseorang belajar, dapat
dilukiskan juga sebagai rangkaian / pola fase dalam proses belajar. Khususnya
proses belajar, sebagaimana berlangsung disekolah, dapat digambarkan sebagai
rangkaian fase – fase yang harus dilalui oleh siswa. Fase – fase ( paridjo : 2010,6)
belajar menurut Gagne adalah :
1. Fase motivasi ( motivation Phase ) Pemberian motivasi memungkinkan peserta
didik berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengajar menarik
perhatian siswa dengan menceritakan kegunaan materi ajar yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Jika pengajar mampu menarik perhatian siswa,
maka hal itu merupakan pertanda bahwa dalam diri siswa timbul motivasi atau
rasa ingin tahu untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang disajikan oleh
pengajar.
2. Fase pengenalan (Apprehending phase ),siswa harus memberikan perhatian
pada bagian-bagian yang esensial suatu kejadian instruksional jika belajar akan
terjadi. Misalnya siswa memperhatikan aspek-aspek yang relevan tentang apa
yang dikatakan guru atau tentang gagasan-gagasan utama dalam buku.
3. Fase perolehan ( Acquisition phase), Bila siswa memperhatikan informasi yang
relevan, ia telah siap menerima pelajaran. Informasi yang disajikan tidak
langsung disimpan dalam memori. Informasi itu diubah menjadi bentuk yang
bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori
siswa. Suatu informasi dapat diubah oleh siswa menjadi bermakna sehingga
dapat dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam ingatannya.
Informasi yang tertinggal sementara dalam “ingatan jangka pendek” akan
mengalami transformasi ke dalam bentuk yang sudah siap disimpan. Proses ini
disebut pengkodean. Siswa siap memperhatikan informasi yang penting dan
siap menerima pelajaran.
4. Fase retensi, (Retention phase) pada fase ini siswa mulai memindahkan
informasi ke ingatan janga panjang ( Long Term Memory ). Hal ini terjadi
melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi atau lainnya.
5. Fase pemanggilan (Recall phase), pada fase ini siswa belajar
mencari hubungan dengan apa yang telah dipelajari untuk memanggil informasi
yang telah dipelajari sebelumnya. Apabila dalam memasukan dalam ingatan
10. 8
Jangka lama di kode dengan baik, maka akan dipanggil kembali, namun kadang
terjadi ingatan jangka lama siswa tidak di kode dengan baik sehingga disini
peran guru dapat membantu dengan memberi stimulus untuk mengeluarkan
informasi yang tersimpan dalam ingatan.
6. Fase generalisasi (Generalization phase), Biasanya informasi itu kurang
nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar konteks dimana informasi itu
dipelajari, Jadi dalam fase generalisasi ini peserta didik dapat belajar untuk
memanfaatkan informasi yang telah didapat ke dalam permasalahan yang
relevan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Fase penampilan (Performance phase), siswa menampilkan kemampuannya
dari apa yang telah dipelajari melalui tindakan yang terlihat.
8. Fase umpan balik ( feedback phase ), siswa menerima umpan balik dari guru
dariapa yang telah dipelajari, baik bagi siswa yang telah mengerti atau belum
mengerti.
2.4 Aplikasi Model Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Matematika.
Matematika adalah ilmu yang objeknya abstrak yang berisikan simbol –
simbol. agar siswa dapat mempelajarinya sebagai langkah awal diperlukan kegiatan
manipulasi benda – benda konkret yang mendekati objek matematika. Pembelajaran
Matematika berikut berdasarkan model pengolahan informasi yang dikemukakan
oleh Gagne yaitu dalam belajar diperlukan delapan fase seperti disebutkan diatas.
Contoh : pembelajaran tentang sudut
Fase – fase yang dikemukakan oleh Gagne dalam pembelajaran matematika adalah :
a. Fase motivasi : guru menyampaikan topik dan tujuan dari materi yang akan
dibahas, konsep dasar awal. Guru juga menyampaikan contoh kegunaan apabila
menguasai materi ini.
b. Fase pengenalan : siswa memperoleh materi yang dikenalkan oleh Guru tentang
materi sudut.
Dalam fase ini siswa mengkoding informasiyang diperoleh kemudian disalurkan
ke ingatan jangka pendek melalui daftar sensori.
c. Fase perolehan : dalam pemberian penjelasan oleh guru, dalam pikiran siswa
terjadi proses coding untuk hal – hal yang penting dari informasiyang diterima.
11. 9
d. Fase retensi : siswa menyimpan informasi tentang penyelesaian pertidaksamaan
kuadrat dalam bentuk coding ke dalam memori jangka pendek maupun memori
jangka penjang dari fase perolehan.
e. Fase pemanggilan : setelah melaksanakan kegiatan belajar kemudian dilakukan
tes belajar baik tes lisan maupun tes tertulis. Pada fase ini dengan bantuan
penghasil respon dan pengaturan informasi yang telah disimpan dipanggil
kembali untuk mengerjakan tes.
f. Fase generalisasi : pengetahuan materi sudut digunakan untuk menyelesaikan
masalah lain yang bervariasi.
g. Fase penampilan : siswa menampilkan hasil karya untuk diketahui
keberhasilannya.
h. Fase umpan balik : Guru memberikan umpan balik dalam bentuk penguatan
kepada siswa yang menampilkan hasilnya yang baik. Namun bagi siswa yang
belum benar, diberikan penjelasan ulang sehingga siswa tersebut menjadi benar.
12. 10
BAB III
SIMPULAN
Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi umum mencakup studi
ilmiah tentang gejala – gejala kehidupan mental / psikis sejauh berkaitan dengan cara
manusia berpikir, seperti terwujud dalam memperoleh pengetahuan, mengolah aneka
kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah / problem untuk mencari
suatu penyelesaian, serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang
dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari – hari.
Dalam mempelajari psikologi kognitif sebagai Model pemrosesan informasi
menggunakan analogi atau metafora sistem kerja komputer dan tahapan – tahapan
informasi.
Proses pemrosesan informasi sehingga terjadinya respon adalah informasi yang
berasal dari lingkungan diterima oleh alat indera ( reseptor ) kemudian dilanjutkan ke
sensori register, sebagian informasi ini kemudian dilanjutkan ke memori jangka pendek
sementara sebagian yang lain hilang atau lupa. Informasi yang tersimpan dalam memori
jangka pendek di kode untuk kemudian disimpan dam memori jangka panjang, dan bila
suatu waktu diperlukan dapat dipanggil kembali dengan adanya respon dari lingkungan.
Proses belajar dipandang sebagai suatu proses model informasi yang menyangkut
fase motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi, penampilan dan
umpan balik.
13. 11
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S. ( 2007 ). “ Psikologi Belajar”. Yogyakarta : Media Abadi.
Strenberg, Robert.J. ( 2011 ). “ Cognitive Psychology “.Belmont :
CA.Wadsworth.
Paridjo. ( 2010 ). “ Makalah Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori
Pemrosesan Informasi “. UPBJJ Semarang Universitas Terbuka.