Pk7 kd 3.1. m 2 jenis dan karateristik bahan serat alam dari hewan dan bahan...Agus Tri
Bahan serat alam dapat berasal dari hewan, seperti wol dari domba dan sutra dari ulat sutera, atau dari mineral seperti serat asbes, kaca, dan logam. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda seperti kekuatan, elastisitas, dan daya serap. Bahan-bahan serat ini digunakan untuk berbagai keperluan seperti pakaian, furnitur, isolasi, dan dekorasi.
Dokumen ini membahas tentang jenis dan karakteristik bahan serat alam. Serat dari tumbuhan diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu serat dari biji, batang, daun, dan buah. Serat dari hewan diklasifikasikan menjadi serat dari stapel dan filamen. Karakteristik serat kapas, sutera, dan wol juga dijelaskan. Proses pengolahan serat meliputi pemintalan benang, penggulungan, pencelupan warn
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis serat alami dan hewani yang penting bagi industri tekstil, di antaranya serat kapas, jute, flax, rami, kapuk, goni, sabut, wol, sutera, kulit, dan alpaka. Serat-serat tersebut memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda-beda dalam pembuatan berbagai produk tekstil dan non-tekstil.
Pk7 kd 3.1. m 2 jenis dan karateristik bahan serat alam dari hewan dan bahan...Agus Tri
Bahan serat alam dapat berasal dari hewan, seperti wol dari domba dan sutra dari ulat sutera, atau dari mineral seperti serat asbes, kaca, dan logam. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda seperti kekuatan, elastisitas, dan daya serap. Bahan-bahan serat ini digunakan untuk berbagai keperluan seperti pakaian, furnitur, isolasi, dan dekorasi.
Dokumen ini membahas tentang jenis dan karakteristik bahan serat alam. Serat dari tumbuhan diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu serat dari biji, batang, daun, dan buah. Serat dari hewan diklasifikasikan menjadi serat dari stapel dan filamen. Karakteristik serat kapas, sutera, dan wol juga dijelaskan. Proses pengolahan serat meliputi pemintalan benang, penggulungan, pencelupan warn
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis serat alami dan hewani yang penting bagi industri tekstil, di antaranya serat kapas, jute, flax, rami, kapuk, goni, sabut, wol, sutera, kulit, dan alpaka. Serat-serat tersebut memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda-beda dalam pembuatan berbagai produk tekstil dan non-tekstil.
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kainaji indras
The document discusses analyzing the composition of a fabric sample to determine:
1) Thread count, total threads, and fabric weight
2) Type of weave
It describes the basic theory of fabric decomposition which involves analyzing a sample to obtain data to recreate a fabric with the same composition. This includes determining the thread count, weight, thread number, type of weave, and other factors. The key aspects that must be determined first are the fabric weave which can be plain weave, twill weave, or satin weave formed by the intersection of warp and weft threads.
Pk7 kd 3.1. m1 Pengertian, jenis dan karateristik bahan serat alam dari tumbuhanAgus Tri
Dokumen tersebut membahas tentang serat alam sebagai bahan kerajinan di Indonesia. Indonesia memiliki keanekaragaman serat alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat-serat alam tersebut antara lain serat kapas, wol, sutera, dan serat dari batang, daun, buah berbagai tanaman seperti kapas, flax, nanas. Serat-serat alam ini memiliki karakteristik tertentu seperti kehalus
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....septia nuraini
Dokumen tersebut menjelaskan tiga jenis konstruksi dasar tenunan bahan tekstil yaitu tenunan silang polos, tenunan silang kepar, dan tenunan silang satin beserta ciri-ciri masing-masing. Tenunan polos adalah yang paling sederhana dengan benang lusi dan pakan bergantian naik turun. Tenunan kepar memiliki titik pertemuan miring membentuk sudut 45 derajat. Sedangkan tenunan satin hanya menonjolkan satu
Proses pengelosan bertujuan untuk mengubah bentuk gulungan benang dari cone ke cone atau streng ke cone agar sesuai dengan proses selanjutnya. Proses ini melibatkan penggulungan benang pada mesin kelos beralur spiral untuk memperbaiki mutu benang dan menyesuaikan bentuk gulungan. Langkah-langkah pengelosan meliputi penimbangan cone, penggulungan benang, dan pengukuran produksi teoritis dan nyata untuk menentukan efisiensi
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengolahan serat sabut kelapa dan serat rami, mulai dari persiapan bahan sampai dengan proses akhir seperti pengeringan dan pengepakan. Juga dibahas mengenai jenis-jenis serat sintetis seperti polietilena, polipropilena, karet, dan polivinil klorida beserta proses pembuatannya.
Pk7-KD5T3. Pengertian Jenis dan Karateristik Serat Buatan.pdfAgus Tri
Serat buatan dapat dibedakan menjadi rayon, polimer sintetis seperti nilon, poliester, dan akrilat. Rayon diproduksi dari selulosa kayu dan dapat digunakan untuk pakaian, perabotan, dan kesehatan. Nilon kuat dan tahan lama, sementara poliester tahan kusut dan stabil dimensinya. Akrilat ringan dan hangat, sering menggantikan wol.
Dokumen ini membahas tentang dua jenis serat yaitu serat alami dan serat sintetis. Serat alami berasal dari tumbuhan, hewan, dan proses geologis, sedangkan serat sintetis diproduksi secara buatan dari bahan kimia seperti petrokimia dan polimer. Kedua jenis serat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses penganjian benang kapas, termasuk tujuan, alat dan bahan, teori dasar, komposisi dan sifat serat kapas, jenis-jenis kanji, serta bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan larutan kanji.
Abhi rana)1. classification of non wovensAbhishek Rana
This document discusses different types of non-woven fabrics classified according to their production method, raw material technology, end use of raw material, and properties. It describes spun lace, thermal bonded, pulp air-laid, wet, spun bonded, melt-blown, needle punched, and stitch-bonded non-woven fabrication processes. Non-woven fabrics are further categorized as wet bonded, dry bonded, or spun bonded according to their production method. The document also covers classifications by raw material type and end use, as well as properties including flame retardant, water repellent, and water absorbent qualities.
Stitch bonding is a hybrid textile manufacturing technique that combines elements of nonwoven, sewing, and knitting processes. It involves locking layers of cross-laid fibers or nonwoven fabrics into a warp knit structure using pointed needles that penetrate the layers and insert stitching yarn. There are several stitch bonding systems that differ in whether they use a separate stitching thread or form loops within the layers themselves. Common applications of stitch bonded fabrics include upholstery, mattress coverings, cleaning cloths, and industrial materials like filters or insulation.
Woven fabrics are produced by interlacing warp (0°) fibers and weft (90°) fibers in a regular pattern or weave style. The document describes several common weave styles - plain, twill, satin, basket, leno, and mock leno - and explains how each affects properties like drape, surface smoothness, stability, crimp level, and mechanical properties. It also provides brief descriptions of various woven fabric types like buckram, cambric, casement, cheese cloth, chiffon, chintz, corduroy, crepe, denim, drill, flannel, gabardine, georgette, and more.
Dokumen tersebut membahas tentang komposit, yaitu campuran dua atau lebih bahan yang menghasilkan bahan baru dengan sifat unik. Komposit terdiri atas matrik sebagai bahan utama dan filler sebagai penguat. Beberapa jenis komposit yang dijelaskan adalah komposit matrik logam, keramik, dan polimer. Komposit matrik logam banyak digunakan dalam otomotif.
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kainaji indras
The document discusses analyzing the composition of a fabric sample to determine:
1) Thread count, total threads, and fabric weight
2) Type of weave
It describes the basic theory of fabric decomposition which involves analyzing a sample to obtain data to recreate a fabric with the same composition. This includes determining the thread count, weight, thread number, type of weave, and other factors. The key aspects that must be determined first are the fabric weave which can be plain weave, twill weave, or satin weave formed by the intersection of warp and weft threads.
Pk7 kd 3.1. m1 Pengertian, jenis dan karateristik bahan serat alam dari tumbuhanAgus Tri
Dokumen tersebut membahas tentang serat alam sebagai bahan kerajinan di Indonesia. Indonesia memiliki keanekaragaman serat alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat-serat alam tersebut antara lain serat kapas, wol, sutera, dan serat dari batang, daun, buah berbagai tanaman seperti kapas, flax, nanas. Serat-serat alam ini memiliki karakteristik tertentu seperti kehalus
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....septia nuraini
Dokumen tersebut menjelaskan tiga jenis konstruksi dasar tenunan bahan tekstil yaitu tenunan silang polos, tenunan silang kepar, dan tenunan silang satin beserta ciri-ciri masing-masing. Tenunan polos adalah yang paling sederhana dengan benang lusi dan pakan bergantian naik turun. Tenunan kepar memiliki titik pertemuan miring membentuk sudut 45 derajat. Sedangkan tenunan satin hanya menonjolkan satu
Proses pengelosan bertujuan untuk mengubah bentuk gulungan benang dari cone ke cone atau streng ke cone agar sesuai dengan proses selanjutnya. Proses ini melibatkan penggulungan benang pada mesin kelos beralur spiral untuk memperbaiki mutu benang dan menyesuaikan bentuk gulungan. Langkah-langkah pengelosan meliputi penimbangan cone, penggulungan benang, dan pengukuran produksi teoritis dan nyata untuk menentukan efisiensi
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengolahan serat sabut kelapa dan serat rami, mulai dari persiapan bahan sampai dengan proses akhir seperti pengeringan dan pengepakan. Juga dibahas mengenai jenis-jenis serat sintetis seperti polietilena, polipropilena, karet, dan polivinil klorida beserta proses pembuatannya.
Pk7-KD5T3. Pengertian Jenis dan Karateristik Serat Buatan.pdfAgus Tri
Serat buatan dapat dibedakan menjadi rayon, polimer sintetis seperti nilon, poliester, dan akrilat. Rayon diproduksi dari selulosa kayu dan dapat digunakan untuk pakaian, perabotan, dan kesehatan. Nilon kuat dan tahan lama, sementara poliester tahan kusut dan stabil dimensinya. Akrilat ringan dan hangat, sering menggantikan wol.
Dokumen ini membahas tentang dua jenis serat yaitu serat alami dan serat sintetis. Serat alami berasal dari tumbuhan, hewan, dan proses geologis, sedangkan serat sintetis diproduksi secara buatan dari bahan kimia seperti petrokimia dan polimer. Kedua jenis serat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses penganjian benang kapas, termasuk tujuan, alat dan bahan, teori dasar, komposisi dan sifat serat kapas, jenis-jenis kanji, serta bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan larutan kanji.
Abhi rana)1. classification of non wovensAbhishek Rana
This document discusses different types of non-woven fabrics classified according to their production method, raw material technology, end use of raw material, and properties. It describes spun lace, thermal bonded, pulp air-laid, wet, spun bonded, melt-blown, needle punched, and stitch-bonded non-woven fabrication processes. Non-woven fabrics are further categorized as wet bonded, dry bonded, or spun bonded according to their production method. The document also covers classifications by raw material type and end use, as well as properties including flame retardant, water repellent, and water absorbent qualities.
Stitch bonding is a hybrid textile manufacturing technique that combines elements of nonwoven, sewing, and knitting processes. It involves locking layers of cross-laid fibers or nonwoven fabrics into a warp knit structure using pointed needles that penetrate the layers and insert stitching yarn. There are several stitch bonding systems that differ in whether they use a separate stitching thread or form loops within the layers themselves. Common applications of stitch bonded fabrics include upholstery, mattress coverings, cleaning cloths, and industrial materials like filters or insulation.
Woven fabrics are produced by interlacing warp (0°) fibers and weft (90°) fibers in a regular pattern or weave style. The document describes several common weave styles - plain, twill, satin, basket, leno, and mock leno - and explains how each affects properties like drape, surface smoothness, stability, crimp level, and mechanical properties. It also provides brief descriptions of various woven fabric types like buckram, cambric, casement, cheese cloth, chiffon, chintz, corduroy, crepe, denim, drill, flannel, gabardine, georgette, and more.
Dokumen tersebut membahas tentang komposit, yaitu campuran dua atau lebih bahan yang menghasilkan bahan baru dengan sifat unik. Komposit terdiri atas matrik sebagai bahan utama dan filler sebagai penguat. Beberapa jenis komposit yang dijelaskan adalah komposit matrik logam, keramik, dan polimer. Komposit matrik logam banyak digunakan dalam otomotif.
Bahan komposit didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih bahan yang membentuk bahan baru dengan sifat yang lebih baik. Bahan komposit memiliki berbagai aplikasi seperti di industri otomotif, pertahanan, pembangunan, dan olahraga karena memiliki keunggulan seperti berat ringan, kuat, tahan korosi, dan biaya produksi rendah.
This document provides information about a composite materials course, including:
- The course code, title, credits, semester, and instructor
- Course objectives, evaluation system, and topics to be covered in each meeting
- Descriptions of the topics to be discussed each meeting, including introductions to composites, types of composites, manufacturing methods, and applications
- References for further reading on composite materials
It outlines the syllabus for a composite materials engineering course, with details on goals, assessments, meeting schedules, and content to be covered for each lesson.
Bahan komposit terdiri dari dua komponen utama yaitu penguat dan matriks. Dokumen ini menjelaskan sejarah, klasifikasi, jenis-jenis penguat dan matriks, serta proses pembuatan bahan komposit. Bahan komposit telah digunakan sejak zaman dahulu hingga saat ini dengan berbagai keunggulan seperti kuat, ringan, dan tahan suhu tinggi.
Composite materials are composed of two or more distinct materials that produce properties different from the individual components. They have advantages like high strength to weight ratio, better fatigue and toughness properties than metals, and resistance to corrosion. Composites consist of a primary matrix phase that holds a secondary reinforcing phase like fibers, particles, or flakes. The matrix provides shape while the reinforcement improves properties. Fiber reinforced polymer composites are an important class of materials.
This short document promotes creating presentations on the photo sharing platform Haiku Deck and sharing them on SlideShare. It features a photo from NASA and text encouraging the reader to get started making their own Haiku Deck presentation. The message is to try making a presentation using Haiku Deck's tools and share it publicly on SlideShare.
Sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB menggunakan polimer PVdF-HFP dengan variasi komposisi filler TiO2 untuk aplikasi baterai lithium. Tujuannya adalah mengetahui sintesis, karakteristik, dan aplikasi komposit polimer elektrolit LiBOB pada baterai lithium.
Dokumen ini membahas tentang perencanaan struktur kolom komposit yang terdiri dari baja dan beton. Terdapat dua jenis kolom komposit yaitu kolom baja berselubung beton dan kolom baja berintikan beton. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan perencanaan kolom komposit menurut SNI serta contoh perhitungan kuat tekan kolom komposit.
Balok komposit vs balok biasa - afret nobelAfret Nobel
Dokumen tersebut membandingkan struktur baja yang menggunakan balok biasa dan balok komposit. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan balok komposit dapat mereduksi berat baja, mengurangi tinggi balok, meningkatkan kekakuan lantai, dan memperpanjang rentang balok.
Pk7-KD5T3. Pengertian Jenis dan Karateristik Serat Buatan.pdfAgus Tri
Serat buatan dapat dibedakan menjadi rayon, polimer sintetis seperti nilon, poliester, dan akrilat. Rayon diproduksi dari selulosa kayu dan dapat digunakan untuk pakaian, perabotan, dan kesehatan. Nilon kuat dan tahan lama, sementara poliester tahan kusut dan stabil dimensinya. Akrilat ringan dan hangat, sering menggantikan wol.
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANaji indras
Dokumen tersebut membahas tentang proses hilang kanji pada kain tekstil secara simultan untuk memperoleh kain yang putih dan bersih dalam waktu singkat serta meningkatkan derajat putih dan kecerahannya. Proses hilang kanji dapat dilakukan dengan cara oksidasi menggunakan zat pengoksidasi seperti hidrogen peroksida untuk merusak kanji tanpa merusak serat."
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji tanaman kapas dan merupakan bahan penting dalam industri tekstil. Serat kapas dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain katun yang kuat namun nyaman dipakai. Sutra dihasilkan oleh ulat sutra dan memiliki tekstur lembut serta kilauan yang menarik. Poliester memiliki kekuatan tinggi dan tahan lama, sehingga banyak digunakan untuk p
Rbt3120 murni gold course modul jahitan & pertaniannanisaaid
Dokumen tersebut membahas tentang kajian fabrik, termasuk klasifikasi sumber gentian menjadi gentian asli dan buatan. Gentian asli berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral, seperti kapas, linen, sutera, dan bulu biri-biri. Gentian buatan diperoleh dari bahan kimia seperti nilon, poliester, dan rayon. Dokumen ini juga menjelaskan ciri-ciri penting setiap jenis gentian tersebut.
Fabrik dihasilkan dari gentian alami dan buatan. Gentian alami berasal dari tumbuhan seperti kapas dan linen, atau haiwan seperti sutera dan bulu domba. Gentian buatan diproduksi melalui proses kimia dari bahan seperti selulosa, petroleum, dan arang batu. Jenis fabrik terdiri dari fabrik kait, tenun, dan tanpa tenun.
Dokumen ini membahas tentang serat alam, termasuk definisi serat menurut kamus bahasa Indonesia, contoh serat kapas, dan jenis-jenis serat alam yang berasal dari tumbuhan seperti biji kapas, batang, daun, buah, serta serat alam yang berasal dari hewan seperti wol, sutera.
Dokumen ini membahas tentang pengertian, jenis, dan karakteristik bahan serat alami dan buatan. Bahan serat terdiri atas serat alami yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan proses geologis, serta serat buatan yang disusun secara sengaja oleh manusia. Serat alami memiliki sifat dapat mengalami pelapukan sedangkan serat buatan tidak.
Dokumen ini membahas tentang jenis-jenis fabrik dan cara pembuatannya. Terdapat 5 jenis fabrik utama yang dijelaskan yaitu satin, jersey, denim, lycra, dan chiffon. Setiap jenis fabrik memiliki proses pembuatan dan ciri khas yang berbeda-beda. Dokumen ini juga menyimpulkan bahwa pemilihan fabrik yang tepat sangat penting untuk kenyamanan pengguna.
Sutera diperoleh dari serangga Lepidoptera seperti Bombyx mori. Proses produksinya terdiri dari pembibitan ulat, pembentukan kepompong, dan pengolahan kepompong menjadi benang sutera. Serat sutera terdiri atas fibroin yang membentuk filamen dan dilapisi serisin. Penghilangan serisin menghasilkan serat sutera yang halus dan berkilau. Sifat kuat dan daya tahan sutera membuatnya banyak dimanfaatkan
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis serat alami dan sintetis yang digunakan sebagai bahan baku tekstil. Jenis-jenis serat alami yang dijelaskan antara lain kapas, yute, rami, flax, hemp, rosela, pelepah pisang, nenas, lidah mertua, dan enceng gondok. Sedangkan serat sintetis yang disebutkan meliputi rayon, polyester, polyuretan, nylon, dan acrylic. Dokumen juga menjelaskan
Perubahan pada pati terjadi sebelum dan sesudah proses pengolahan yang meliputi gelatinisasi, retrogradasi, esterifikasi, hidrolisis, dan isomerisasi. Faktor-faktor seperti jenis pati, kandungan amilosa dan amilopektin, bentuk granula, dan suhu mempengaruhi perubahan tersebut. Perubahan pada pati berdampak pada sifat fisik produk akhir seperti tekstur, rasa, dan daya simpan.
The document discusses temperature management and cooling techniques for horticultural produce after harvest. It states that temperature control is the most important factor for maintaining quality. There are two phases to temperature management - an initial cooling phase to remove field heat from the product, followed by a holding phase at the optimal temperature during distribution. The rate of cooling depends on the temperature difference between the product and coolant, contact between them, and their thermal properties. Different cooling techniques can be selected based on the perishability of the product, such as room cooling, forced-air cooling, hydro-cooling, vacuum cooling, or package icing.
All horticultural products can experience various injuries after harvest, including mechanical, pathological, insect/rodent, and physiological injuries. The type and extent of injury depends on factors like the product, variety, maturity, water content, handling, and packaging. There are four main types of injuries to fresh produce: mechanical (e.g. impact, compression, vibration), pathological (caused by fungi, bacteria, viruses), insect/rodent (reduces appearance and hastens deterioration), and physiological (caused by improper temperature or nutrient deficiencies). Correct temperature management is especially important for controlling deterioration, as temperatures above or below the ideal range can cause high temperature, chilling, or freezing injuries.
Deterioration of fresh produce begins at harvest as the produce is removed from its source of water and photosynthetically active light. After harvest, produce relies on stored carbohydrates and continues to respire, using oxygen and releasing carbon dioxide and heat. The rate of respiration, and thus deterioration, increases with temperature and is higher for produce like broccoli and sweet corn. Proper postharvest techniques aim to slow respiration and deterioration by controlling factors like temperature, oxygen, and carbon dioxide levels.
This document discusses factors that influence the quality of fresh produce. It identifies pre-harvest factors like genetics, climate conditions, cultural practices, and plant populations as well as post-harvest factors like harvesting methods, postharvest treatments, and time between harvest and consumption. Both pre and post-harvest factors interact to determine quality, though quality declines rapidly after harvest due to deterioration. Quality standards are used to describe and ensure accurate labeling of produce.
Dokumen tersebut membahas tentang jamur, ragi, dan bakteri. Jamur dan ragi tumbuh pada suhu optimal 20-35°C dan dapat memanfaatkan berbagai senyawa untuk hidupnya. Bakteri umumnya tumbuh pada suhu 20-55°C dan berperan penting dalam membentuk rasa pada makanan. Dokumen juga membahas tentang proses fermentasi oleh ragi yang menghasilkan alkohol dan karbon dioksida.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengendalian mutu dalam agroindustri dan upaya mempertahankan mutu produk pangan. Definisi mutu meliputi kesesuaian dengan harapan pelanggan dan bebas dari kekurangan. Pengendalian mutu mencakup pengujian bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, dan pengujian produk akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis persediaan, serta metode-metode pengendalian persediaan seperti EOQ, reorder point, safety stock, dan sistem ABC. Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar dan kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat berakibat fatal bagi perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen produksi yang meliputi pengelolaan 5 faktor produksi (material, mesin, tenaga kerja, modal dan manajemen), serta fungsi-fungsi manajemen produksi seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian proses produksi guna menghasilkan output yang sesuai dengan permintaan konsumen."
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan perusahaan, termasuk jenis persediaan, biaya yang terkait, dan metode-metode penentuan jumlah dan waktu pemesanan persediaan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan kapasitas produksi perusahaan. Kapasitas produksi adalah jumlah produk maksimum yang dapat diproduksi perusahaan untuk mencapai keuntungan optimal dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti permintaan pasar, kapasitas mesin produksi, ketersediaan tenaga kerja, dan perkembangan teknologi. Penentuan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan mengestimasi tingkat permintaan di mas
2. Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan
berupa potongan-potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang
yang utuh.
Serat adalah polimer yang perbandingan
panjang terhadap diameter molekulnya
kira-kira 100:1.
www.themegallery.com Company Logo
3. Sifat serat ditentukan oleh struktur
makromolekul dan teknik produksinya.
Sifat-sifat serat antara lain :
Kehalusan dan panjang serat,
Kekuatan,
Keseragaman serat,
Gesekan serat,
Daya serap, dan
Elastisitas atau kelenturan.
www.themegallery.com Company Logo
4. Serat Alami
Serat alami meliputi serat yang
diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan proses geologis.
Serat jenis ini bersifat dapat mengalami
pelapukan.
www.themegallery.com Company Logo
5. Penggolongan Serat Alami
Serat tumbuhan
Biasanya tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan terkadang mengandung
lignin.
Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan
pembuat kertas dan tekstil. Serat
tumbuhan juga penting bagi nutrisi
manusia.
www.themegallery.com Company Logo
6. Serat hewan, umumnya tersusun atas
protein tertentu. Contoh dari serat hewan
yang dimanfaatkan oleh manusia adalah
serat ulat, serat laba-laba, bulu domba.
Serat mineral, umumnya dibuat dari
asbetos. Saat ini asbestos adalah satu-
satunya mineral yang secara alami
terdapat dalam bentuk serat panjang.
www.themegallery.com Company Logo
7. Macam-macam serat tumbuhan
Kapas
Serat kapas adalah serat selulosa alam
yang mempunyai kutikula, lumen dan
dinding sel yang kuat sehingga
mempunyai kekuatan yang tinggi
www.themegallery.com Company Logo
8. Rayon Viskosa
Serat rayon viskosa adalah serat regenerasi
selulosa yang dibuat dari pulp kayu cemara
dan sejenisnya yang melalui serangkaian
proses dan pemintalan basah dapat terbentuk
serat.
Bahan dasarnya selulosa sehingga serat
tersebut termasuk serat yang hidrofil.
Mempunyai kekuatan yang lebih rendah dan
kandungan air (moisture regain) yang lebih
tinggi, kurang lebih 12% (kandungan air
kapas 8%).www.themegallery.com Company Logo
9. Rayon Asetat
Serat rayon asetat adalah serat regenerasi
selulosa yang dimodifikasi, sehingga
mengandung gugus asetat dan sifat-
sifatnya jauh berbeda dengan serat rayon
viskosa maupun serat kapas.
www.themegallery.com Company Logo
10. Manila
Serat ini berbahan dasar dedaunan dan
tangkai daun pohon Pisang. Nama asli
untuk manila adalah Abaca, namun lebih
dikenal dengan nama manila. Serat manila
awalnya berasal dari Manila
Manila terdiri dari bundel panjang atau
gabungan serat yang disatukan dengan
karet atau lapisan pohon yang
mengandung lignin.
www.themegallery.com Company Logo
11. Sisal
Serat sisal diproduksi dari bahan dasar
daun dari tanaman Sisal Agave yang
banyak tumbuh di Afrika Timur, Amerika
tengah dan Selatan, Indonesia, dan Haiti.
Dibandingkan dengan Manila serat Sisal
lebih unggul dalam hal tensile strength,
panjang serat, penomoran, keseragaman,
kelenturan, ketahanan terhadap abrasi,
dan kemuluran dalam air
www.themegallery.com Company Logo
12. Coir
Coir merupakan serat alami yang
berbahan serabut kelapa. Coir memiliki
panjang 15 – 30 cm . Serat coir memiliki
dua warna warna kuning kecokelatan dan
merah kecokelatan. Sebagai serat alami
coir dapat diandalkan, karena
ketahanannya terhadap kelapukan.
Ketahanan tersebut merupakan akibat
dari kandungan asam silicic dan lignin
www.themegallery.com Company Logo
13. Cotton
Cotton merupakan serat alami yang berasal
dari tumbuhan.
Komposisi cotton didominasi oleh selulosa
(substasi karbohidrat tumbuhan) 88 – 96%.
Tumbuhan cotton merupakan tanaman
dengan genus Gossypium, yang merupakan
famili Malvaceae
Panjang seratnya bervariasi tergantung pada
jenis dan kualitas cotton, panjangnya berkisar
10 – 65 mm. diameter serat 11 – 22 ¼ mm.
www.themegallery.com Company Logo
14. Jute
Jute adalah serat yang didapat dari kulit
batang tanaman Corchorus capsularis dan
Corchorus olitorius. Tanaman jute yang
ditanam untuk diambil seratnya
mempunyai batang kecil, tinggi, dan lurus.
Tinggi pohon jute antara 1,5 – 4,8 m;
diameter batang 1,25 – 2 cm
www.themegallery.com Company Logo
15. Macam-macam serat dari hewan
Silk
Silk merupakan serat yang berasal dari
serangga, yaitu ulat cocoon. Filament
tunggal dari cocoon dapat mencapai
panjang 1600 m.
Serat silk terdiri atas tiga jenis, yaitu
luster, drape dan strength. Ketiganya
dibedakan atas tahapan dalam proses
pembuatannya
www.themegallery.com Company Logo
16. Sutera
Sutera adalah serat yang diperoleh dari
sejenis serangga yang disebut Lepidoptra.
8Serat sutera yang berbentuk filament
dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu
membentuk kepompong. Spesies utama
yang dipelihara untuk menghasilkan
sutera adalah Bombyx mori
www.themegallery.com Company Logo
17. Wool
Serat wool diperoleh dari bulu domba.
Serat wool berbeda dengan serat lain,
karena struktur kimianya.
Struktur kimia mempengaruhi tekstur,
elastisitas, serabut, dan formasi crimp.
Serat wool merupakan serat protein,
komposisi serat wool adalah lebih dari 20
jenis asam amino. Serat wool juga
mengandung sedikit lemak, kalsium, dan
sodium.
www.themegallery.com Company Logo
18. Serat Sintetis
Sejarah perkembangan serat sintetis
dimulai dengan dibuatnya serat poliamida
oleh Dupont pada tahun 1938 dengan
nama nilon, dan oleh IG Farben pada
tahun 1939 dengan nama perlon.
Dengan ditemukannya beberapa macam
serat sintetis, perkembangan selanjutnya
diarahkan pada memperbaiki cara
pembuatan dan pengubahan bahan serat
untuk mendapatkan kualitas hasil akhir
yang lebih baik.
www.themegallery.com Company Logo
19. Supaya dapat dibuat menjadi serat,
polimer harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Polimer harus linier dan mempunyai
berat molekul lebih dari 10.000, tetapi
tidak boleh terlalu besar karena sukar
untuk dilelehkan atau dilarutkan.
2. Molekul harus simetris dan dapat
mempunyai gugus-gugus samping yang
besar yang dapat mencegah terjadinya
susunan yang rapat.
www.themegallery.com Company Logo
20. 3. Polimer harus memberi kemungkinan
untuk mendapatkan derajat orientasi yang
tinggi, yang dengan cara penarikan
mempunyai kekuatan serat yang tinggi
dan kurang elastik.
4. Polimer harus mempunyai gugus polar
yang letaknya teratur untuk mendapatkan
kohesi antar molekul yang kuat dan titik
leleh yang tinggi.
www.themegallery.com Company Logo
21. 5. Mudah diberi zat warna, apabila serat
diberi zat warna maka sifat fisika serat
tidak boleh mengalami perubahan yang
mencolok dan warna bahan makanan
jadinya harus tetap tahan terhadap
cahaya dan pencucian.
www.themegallery.com Company Logo
22. Macam-macam serat sintetik
Poliester
Poliester adalah serat sintetik yang
terbuat dari kopolimerisasi antara asam
tereftalat dengan etilen-glikol membentuk
polimer yang strukturnya sangat kristalin.
Serat poliester sangat sedikit mengandung
gugus hidrofil sehingga termasuk serat
hidrofob dan pada kondisi normal
mempunyai kandungan air (moisture
regain) hanya 0,4%.
www.themegallery.com Company Logo
23. Nilon
Nilon (nilon 66) adalah serat sintetik yang
terbuat dari kopolimerisasi antara asam
adipat dan heksametilendiamin
membentuk polimer dengan struktur
supermolekuler yang sangat kristalin.
Serat nilon relatif sedikit mengandung
gugus hidrofil dan mengandung gugus
amina, sehingga sifatnya lebih hidrofil
dibanding poliester. Pada kondisi normal
serat nilon mempunyai kandungan air
(moisture regain) sebesar kurang lebih
4%.
www.themegallery.com Company Logo
24. Akrilik
Serat akrilik termasuk serat sintetik yang
merupakan polimer hidrokarbon linier
yang mengandung banyak gugus
akrilonitril (lebih dari 85%).
www.themegallery.com Company Logo