Proses pemasakan (scouring) digunakan untuk membersihkan kain dari kotoran alami dan luar. Dokumen ini menjelaskan tujuan, teori dasar, bahan dan alat, langkah kerja, dan hasil evaluasi dari proses pemasakan kapas, poliester, dan kain campuran menggunakan larutan NaOH. Proses ini berhasil meningkatkan daya serap kain dan mengurangi beratnya.
Laporan ini membahas proses penghilangan kanji (desizing) pada tekstil menggunakan cara enzim. Ada dua metode yang digunakan yaitu ekshaust dan pad-batching. Metode ekshaust lebih praktis dibanding pad-batching karena memerlukan waktu yang lebih singkat. Hasil uji menunjukkan bahwa metode ekshaust mampu menghilangkan kanji sebesar 9,64% (resep 1) dan 9,41% (resep 2), sedangkan pad-batch
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan metode penghilangan kanji pada kain kapas dengan cara enzim, oksidator, dan asam. Metode-metode tersebut dijelaskan secara singkat beserta prinsip kerjanya untuk mendegradasi kanji menjadi senyawa yang lebih kecil dan mudah larut. Evaluasi hasil proses dilakukan dengan beberapa uji untuk mengetahui tingkat penghilangan kanji.
Proses pemasakan (scouring) digunakan untuk membersihkan kain dari kotoran alami dan luar. Dokumen ini menjelaskan tujuan, teori dasar, bahan dan alat, langkah kerja, dan hasil evaluasi dari proses pemasakan kapas, poliester, dan kain campuran menggunakan larutan NaOH. Proses ini berhasil meningkatkan daya serap kain dan mengurangi beratnya.
Laporan ini membahas proses penghilangan kanji (desizing) pada tekstil menggunakan cara enzim. Ada dua metode yang digunakan yaitu ekshaust dan pad-batching. Metode ekshaust lebih praktis dibanding pad-batching karena memerlukan waktu yang lebih singkat. Hasil uji menunjukkan bahwa metode ekshaust mampu menghilangkan kanji sebesar 9,64% (resep 1) dan 9,41% (resep 2), sedangkan pad-batch
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan metode penghilangan kanji pada kain kapas dengan cara enzim, oksidator, dan asam. Metode-metode tersebut dijelaskan secara singkat beserta prinsip kerjanya untuk mendegradasi kanji menjadi senyawa yang lebih kecil dan mudah larut. Evaluasi hasil proses dilakukan dengan beberapa uji untuk mengetahui tingkat penghilangan kanji.
Proses pre-treatment pada kain sutera meliputi pemasakan untuk menghilangkan kotoran alami, pengelantangan untuk memutihkan, dan penambahan berat untuk mengembalikan berat yang hilang. Langkah-langkahnya adalah merendam kain dalam larutan kimiawi masing-masing proses pada suhu tertentu, diikuti pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil seperti pengurangan berat, derajat putih, dan penambahan berat.
Proses persiapan penyempurnaan simultan pada kapas dan pemantapan panas pada kain campuran poliester dan kapas/rayon melibatkan beberapa tahapan seperti penimbangan bahan, proses simultan atau pemantapan panas, pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil akhir. Faktor-faktor seperti suhu, waktu, dan bahan kimia berpengaruh besar dalam proses ini.
Proses weighting kain sutera melibatkan merendam kain dalam larutan yang mengandung zat pemberat untuk menambah berat kain. Tiga metode yang digunakan adalah tanin, logam mineral (SnCl2), dan polimer. Hasil uji coba menunjukkan metode tanin memberikan peningkatan berat lebih besar dibandingkan logam mineral."
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses penganjian benang kapas, termasuk tujuan, alat dan bahan, teori dasar, komposisi dan sifat serat kapas, jenis-jenis kanji, serta bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan larutan kanji.
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANaji indras
Dokumen tersebut membahas tentang proses hilang kanji pada kain tekstil secara simultan untuk memperoleh kain yang putih dan bersih dalam waktu singkat serta meningkatkan derajat putih dan kecerahannya. Proses hilang kanji dapat dilakukan dengan cara oksidasi menggunakan zat pengoksidasi seperti hidrogen peroksida untuk merusak kanji tanpa merusak serat."
Dokumen tersebut membahas proses penghilangan kanji dan pemasakan pada kain kapas, baik secara bertahap maupun simultan. Proses penghilangan kanji dilakukan menggunakan zat oksidator seperti H2O2 untuk mengoksidasi rantai molekul kanji, sedangkan pemasakan menggunakan NaOH untuk menyabunkan kotoran pada kain kapas. Dokumen juga membahas faktor-faktor dan mekanisme yang memp
Proses pre-treatment pada kain sutera meliputi pemasakan untuk menghilangkan kotoran alami, pengelantangan untuk memutihkan, dan penambahan berat untuk mengembalikan berat yang hilang. Langkah-langkahnya adalah merendam kain dalam larutan kimiawi masing-masing proses pada suhu tertentu, diikuti pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil seperti pengurangan berat, derajat putih, dan penambahan berat.
Proses persiapan penyempurnaan simultan pada kapas dan pemantapan panas pada kain campuran poliester dan kapas/rayon melibatkan beberapa tahapan seperti penimbangan bahan, proses simultan atau pemantapan panas, pencucian dan pengeringan, serta evaluasi hasil akhir. Faktor-faktor seperti suhu, waktu, dan bahan kimia berpengaruh besar dalam proses ini.
Proses weighting kain sutera melibatkan merendam kain dalam larutan yang mengandung zat pemberat untuk menambah berat kain. Tiga metode yang digunakan adalah tanin, logam mineral (SnCl2), dan polimer. Hasil uji coba menunjukkan metode tanin memberikan peningkatan berat lebih besar dibandingkan logam mineral."
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses penganjian benang kapas, termasuk tujuan, alat dan bahan, teori dasar, komposisi dan sifat serat kapas, jenis-jenis kanji, serta bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan larutan kanji.
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANaji indras
Dokumen tersebut membahas tentang proses hilang kanji pada kain tekstil secara simultan untuk memperoleh kain yang putih dan bersih dalam waktu singkat serta meningkatkan derajat putih dan kecerahannya. Proses hilang kanji dapat dilakukan dengan cara oksidasi menggunakan zat pengoksidasi seperti hidrogen peroksida untuk merusak kanji tanpa merusak serat."
Dokumen tersebut membahas proses penghilangan kanji dan pemasakan pada kain kapas, baik secara bertahap maupun simultan. Proses penghilangan kanji dilakukan menggunakan zat oksidator seperti H2O2 untuk mengoksidasi rantai molekul kanji, sedangkan pemasakan menggunakan NaOH untuk menyabunkan kotoran pada kain kapas. Dokumen juga membahas faktor-faktor dan mekanisme yang memp
1. Dokumen menjelaskan proses persiapan penyempurnaan pada kain rayon meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi, dan pemutihan optik secara simultan maupun terpisah.
2. Terdapat penjelasan teori dasar setiap proses dan resep kimia yang digunakan beserta fungsi masing-masing zat kimia.
3. Juga dijelaskan praktikum yang meliputi alat, bahan, diagram al
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas untuk memperoleh kain siap celup, meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pemantapan panas, pengurangan berat, dan evaluasi persentase pengurangan berat. Proses kunci adalah pengurangan berat menggunakan larutan soda kaustik untuk menghidrolisa serat poliester dan mengurangi berat kain.
1. Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas, mencakup proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan secara simultan, merserisasi, dan pemantapan panas.
2. Tujuan proses ini adalah untuk mendapatkan kain campuran poliester-kapas yang bersih dan stabil dimensinya, siap untuk proses pewarnaan dan finishing selanjutnya.
3. Proses
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses bleaching pada sutera untuk mendapatkan hasil yang lebih putih. Dilakukan percobaan dengan berbagai konsentrasi hidrogen peroksida (H2O2) sebagai zat pengelantang pada suhu 700C selama 60 menit. Hasilnya menunjukkan kain menjadi lebih putih pada konsentrasi H2O2 20 ml/L."
Laporan ini membahas proses penepungan singkong untuk menghasilkan tepung singkong. Tahapan prosesnya meliputi sortasi, pencucian, reduksi ukuran, blanching, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan. Hasilnya adalah tepung singkong dengan berat 69 gram dan kadar air 34,5% yang memiliki warna putih kekuningan, rasa hambar, aroma khas singkong, dan tekstur kasar.
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptxImronDiponegoro1
Dokumen tersebut membahas proses ekstraksi minyak nabati dari biji-bijian penghasil minyak. Proses ekstraksi meliputi pengeringan, penggilingan, ekstraksi menggunakan pelarut, dan distilasi untuk memisahkan minyak dari pelarut. Beberapa parameter penting dalam proses ekstraksi antara lain ukuran partikel, kandungan minyak, waktu kontak, dan jenis pelarut yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas proses pencelupan serat poliakrilat dengan zat warna basa dengan variasi resep dan metode. Terdapat empat resep yang diuji dengan variasi kandungan asam asetat dan penambahan perata kationik pada satu resep. Hasil evaluasi menunjukkan resep pertama memberikan kerataan warna terbaik karena mengandung asam asetat paling banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil antara lain kandungan asam
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...Abu Yazid
Makalah ini membahas pengolahan limbah pada industri tekstil, termasuk proses produksi tekstil, jenis limbah yang dihasilkan seperti limbah cair dan padat, serta pengolahan limbah cair menggunakan teknologi Advanced Oxidation Processes untuk menghasilkan air baku."
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
1. LAPORAN
PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN
PROSES PEMASAKAN (SCOURING) KAIN KAPAS
MENGGUNAKAN METODA EXHAUST (PERENDAMAN, SUHU
TINGGI), PAD STEAM
KELOMPOK 2
Mia Sari Oktaviani (12020081)
Fitri Holidah (12020082)
Fitrina Sari (12020085)
Yoga Firmansyah (12020098)
Group : K4
Dosen : R.R. Wiwiek E.M. S.S.T.,M.T.
Asisten Dosen : Ikhwanul Muslim S.S.T.
Priatna
TanggalPraktikum : 18 Oktober 2013
Pengumpulan Laporan : 25 Oktober 2013
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2013
2. Proses Pemasakan (Scouring) Kain Kapas Menggunakan Metoda Exhaust
(Perendaman, Suhu Tinggi), Pad Steam
I. Maksud dan Tujuan Praktikum
Memahami tujuan dan mekanisme penghilangan kanji pada bahan selulosa.
Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses pemasakan.
Menguasai cara proses pemasakan dengan berbagai metoda.
Membandingkan mekanisme pemasakan dengan metode Exhaust (Perendaman, suhu
tinggi) dan metode Pad Steam.
II. Teori Dasar
Pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari
komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran
yang tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat
dihilangkan, sehingga proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan
dan sebagainya dapat berhasil dengan baik.
Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti
natrium hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium
carbonat dan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik)
dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen).
Ditinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya
pemasakan dengan bak, mesin jigger, mesin haspel, mesin clapbau, mesin kier ketel dan
pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan mesin J-Box, L-
Box.
Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakan
dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan bak,
mesin jigger, haspel, Clapbau, J-Box dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan,
misalnya menggunakan mesin kier ketel, jigger tertutup.
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :
Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.
Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.
3. Mineral-mineral dilarutkan
Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.
Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada
meisn-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat.
Proses pemasakan (scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena
serat sintetik relatif sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik
hanya untuk menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan
adalah untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam,
protein dan debu.
Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap :
1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )Tahap ini untuk menghilangkan zat zat hidrofobik
yang menghalangi proses selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran
organik lainnya.
2. Tahap Pemasakan ( Scouring )
Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa
penyabunan.Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhioleh kesadahn
air dan kandungan mineral.
4. Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) ntuk
saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan pengemulsi
kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air proses pemasakan.
Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam beraty ( Fe, Cu) dalam bahan atau dalam
air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH sehinmgga mengurangi efektifitas
kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin dapat terikat dalam garam2 dalam air membentuk
endapan dan endapan pektin brikatan dengan kapas melalui ikatan hydrogenbertujuan
untuk menghilangkan “kotoran-kotoran” serat kapas yang berupa : minyak, lilin (wax) ,
debu, knitting oil (oli rajut ), dan kotoran lain yang menempel pada kain. Kotoran serat
ini dapat menghalangi penyerapan serat pada proses selanjutnya.
Pada prinsipnya proses pemasakan serat kapas adalah dengan mendidihkan bahan
tekstil dengan larutan natrium hidroksida / soda kostik ( NaOH ) dengan konsentrasi
tertentu selama waktu dan temperatur tertentu.
Ilustrasi yang terjadi pada proses pemasakan (scouring process): Soda kostik
mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran organik lainnya dengan jalan
saponifikasi dan diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam air dengan bantuan
detergen / sabun yang mempunyai daya pendispersi yang kuat. Proses pemasakan /
scouring ini sangat diperlukan untuk mendapatkan daya serap kain yang baik.
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi
bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat
yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh
bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak,
minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran
dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya
serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,
serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.
Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan
proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran
yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat alam), sedangkan untuk
bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses
simultan.
5. III. Alat dan Bahan
Metoda Exhaust
Beaker gelas 500 ml 1 buah
Pengaduk kaca 1 buah
Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set
Timbangan digital
Kain kapas/cotton ukuran 25x25
Zat sesuai resep
Mesin padder
Termometer
Mesin HTHP
Metoda Pad-Steam
Beaker gelas 500 ml 1 buah
Pengaduk kaca 1 buah
Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set
Timbangan digital
Kainkapas/cotton ukuran 25x25
Zat sesuai resep
Mesin Padder
Termometer
Mesin stenter
Mesin Steam
6. IV. Diagram Alir Proses dan Skema Proses
a. Diagram Alir Proses
Timbang Kain
Steaming
Persiapan
Larutan
Timbang Kain
Test Daya Serap Test Daya Serap
Persiapan
Larutan
Buat Larutan
Sesuai Resep
Buat Larutan
Sesuai Resep
2. Cara Suhu
Tinggi
3. Cara Pad
Steam
1. Cara Exhaust
(perendaman)
Timbang Kain
Test Daya Serap
Persiapan
Larutan
Buat Larutan
Sesuai Resep
Proses
Pemasakan
Proses
Pemasakan
Mesin HTHP
Rendam Proses
Kain
Cuci Panas, Cuci
Dingin
Pengeringan
Evaluasi
Test Daya Serap
7. b. Skema Proses Exhaust
100 °C
30 °C
30 °C
10’ 20’ 50’ 60’
c. Skema Proses Suhu Tinggi
130 °C
30 °C
10’ 20’ 50’ 60’
d. Skema Proses Pad-Steam
V. Resepdan Perhitungan Resep
a. Resep
Exhaust HTHP Pad-Steam
1 2 3 4 5
NaOH flake (g/l) : 5 10 5 5 10
Zat Pembasah (ml/L) : 2 2 2 2 2
Na2CO3 (g/l) : 1 1 1 - -
8. Zat Anti Sadah (ml/L) : 1 1 1 1 1
Waktu Peram : 8 10
Vlot : 1:20 WPU 80%
Suhu Larutan °C : 100 100 130 105 105
Waktu (menit) : 30 30 30 10 10
b. Perhitungan ResepExhaust
Resep1
NaOH =
5
1000
x 126,4
= 0,632 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 126,4
= 0,2528 ml
Na2CO3 =
1
1000
x 126,4
= 0,1264 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 126,4
= 0,1264 ml
Resep2
NaOH =
10
1000
x 123,4
= 1,234 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 123,4
= 0,2468 ml
Na2CO3 =
1
1000
x 123,4
= 0,1234 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 123,4
= 0,1234 ml
9. c. Perhitungan ResepSuhu Tinggi
NaOH =
5
100
x 200
= 10 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 113,2
= 0,2264 ml
Na2CO3 =
1
1000
x 113,2
= 0,1132 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 113,2
= 0,1132 ml
d. Perhitungan ResepPad Steam
NaOH =
5
1000
x 100
= 0,5 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 100
= 0,2 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 100
= 1 ml
VI. Percobaan
Metoda Exhaust Resep 1 : Mia Sari Oktaviani
Metoda Exhaust Resep 2 : Fitri Holidah
Metoda Exhaust (HTHP) Resep 3 : Yoga Firmansyah
Metoda Pad-Steam : Fitrina Sari
1. Daya serap kain
Blanko : >60 sekon
Metoda Exhaust
Resep 1 : 5sekon
10. Resep 2 : 5,5 sekon
Resep 3 : 1 sekon
Metoda Pad-Steam
2,58 sekon
2. Berat kain
Metoda Exhaust
Resep 1
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
6,32−5,59
6,32
x 100 %
= 11,5 %
Resep 2
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
6,17−5,62
6,17
x 100 %
= 8,91 %
Resep 3
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
5,66−4,87
5,66
x 100 %
= 13,95 %
Metoda Pad-Steam
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
8,46−7,86
8,46
x 100 %
= 7,09 %
11. Kain Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram) %
Blanko - - -
Exhaust 1 6,32 5,59 11,5
Exhaust 2 6,17 5,62 8,91
Exhaust 3 5,66 4,87 13,95
Pad-Steam 8,46 7,86 7,09
12. 3. Kain sesudah pemasakan
Kain Contoh Kain
Blanko
Metoda
Exhaust 1
Metoda
Exhaust 2
Metoda
Exhaust
(HTHP) 3
Metoda Pad-
Steam
13. VII. Diskusi
Setelah melakukan percobaan terdapat beberapa hal yang dapat diteliti dan di
diskusikan, diantaranya :
Proses Pemasakan kapas ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak,
malam, dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali (NaOH) pada suhu
mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan memberikan bahan yang
mempunyai sifat lebih lemas dan mempunyai daya serap yang lebih baik, tapi warna alam
tidak bisa dihilangkan dengan cara pemasakan. Penyabunan tersebut akan menyebabkan
kotoran seperti lemak, minyak, dan sejenisnya yang tidak larut menjadi sabun yang larut
dalam air dan memiliki sifat detergent untuk membantu penghilangan kotoran dan zat
lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan meningkatkan
kerja zat aktif permukaan.
Pada saat dilakukan praktikum ada beberapa permasalahan dan hasil yang dapat
didiskusikan, yaitu :
a. Perbedaan kain sebelum dan sesudah proses pemasakan lebih tidak signifikan pada
proses exhaust perendaman dan pad steam, hanya pada proses exhaust suhu tinggi
saja yang memiliki perbedaan signifikan. Kain yang telah dilakukan pemasakan oleh
proses HTHP memiliki daya serap yang sangat baik dari sebelumnya. Selain itu,
setelah dilakukan tes kanji hasil yang didapat juga berbeda dengan percobaan
sebelumnya. Kain yang ditetesi kanji lama kelamaan hilang dan tidak meninggalkan
bekas.
b. Kain yang dilakukan proses pemasakan metoda exhaust perendaman dan pad steam
juga memiliki daya serap yang lebih baik.
c. Pengaruh mesin steam pada proses pad-steam adalah untuk mengukus kain
sehingga kanji dapat terlepas dari kain karena pada suhu panas, sedangkan
kanji dari serat alam memiliki kekuatan yang tidak begitu kuat sehingga saat
dimasukkan pada mesin steam kanji mudah terlepas dari serat kain.
d. Pengaruh stenter pada metoda pad-steam adalah untuk mengeringkan kain dengan
waktu cepat.
e. Pengaruh mesin drying pada metoda exhaust suhu tinggi adalah untuk memberikan
sifat pada kain supaya kain menyerap larutan dengan baik.
Setelah diamati hasil dari proses exhaust menggunakan NaOH resep ke 1
dan ke 2 daya serap yang dihasilkan lebih cepat menyerap yang ke 2 dikarenakan
14. NaOH sebagai penambah daya serap. Tetapi, bila NaOH digunakan berlebih akan
mempengaruhi daya serap kain tersebut. Jika dibandingkan dengan menggunakan
H2O2daya serap yang dihasilkan dengan menggunakan NaOH jauh lebih cepat, namun
secara garis besar hasil terbaik didapat pada proses metoda exhaust dengan hasil kain
yang lebih putih.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan maka diperoleh hasil :
Persen pengurangan berat :
PadExhaust :
Resep 1 = 11,5 %
Resep 2 = 8,91 %
Resep 3 = 13,95 %
Pad-Steam = 7,09 %
Berat awal kain :
Pad Exhaust :
Resep 1 = 6,32 gram
Resep 2 = 6,17 gram
Resep 3 = 5,66 gram
Pad-Steam = 8,46 gram
Berat akhir kain :
Pad Exhaust :
Resep 1 = 5,59 gram
Resep 2 = 5,62 gram
Resep 3 = 4,87 gram
Pad-Steam = 7,86 gram
Daya Serap :
Sebelum proses desizing =>60 sekon
Pad Exhaust :
Resep 1 = 5 sekon
15. Resep 2 = 5,5 sekon
Resep 3 = 1 sekon
Pad-Steam = 2,58 sekon
IX. Daftar Pustaka
_____ . Proses pemasakan ( Scouring Process ). Dikutip 18 oktober 2013. (online) dari
http://tool-free.blogspot.com/2012/11/proses-pemasakan-scouring-process.html Muhammad
salafuddin. Diunggah Sabtu 07.19, 17 November 2012.
Soebardi, Haryanti Rahayu, S.Teks., M.T. . 2003. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.