4. • Formulasi dan Penerapan kebijakan adalah isu
yang berbeda dalam istilah teoritis dan
praktis. Pelaksanaannya mungkin merupakan
proses yang rumit karena menyangkut
masalah politik, keuangan dan administrasi,
dan memerlukan motivasi, lobi yang tepat,
dan dukungan teknis, profesional dan
administratif.
5. • Perumusan kebijakan publik sering dipandang
sebagai “sabuk berjalan” dimana isu-isu
pertama kali dikenali sebagai masalah,
tindakan alternatif dipertimbangkan, dan
kebijakan diadopsi, diterapkan oleh personil
agensi, dievaluasi, dan diubah.
8. • Beberapa isu berhasil masuk ke dalam agenda
kebijakan namun tindakan tersebut seringkali
merupakan hasil dari protes publik, krisis, dan
upaya lobi dari kelompok kepentingan.
11. • Kondisi Sosial
– Apakah kebijakan tersebut dimaksudkan dapat
memberikan dampak pada kondisi sosial? Atau
ada kondisi sosial yang ingin dirubah?
(Kondisi sosial dapat berupa lingkungan fisik, tingkah laku dan
kebiasaan masyarakat. Keadaan sosial biasainya dapat
dinilai/dijelaskan oleh indikator ekonomi dan sosial)
12. • Aktor Kebijakan
– Apakah para aktor kebijakan berselisih paham
terhadap kebijakan atau kondisi sosial?
(Aktor kebijakan dapat berupa individu, kelompok atau institusi
yang bekerja untuk mempengaruhi kebijakan. Aktor kebijakan
dapat ditunjuk atau dipilih secara resmi maupun seorang
individu yang ingin merubah arah kebijakan)
14. • Apa itu masalah kebijakan?
– Masalah kebijakan adalah kebutuhan, nilai-nilai
atau kesempatan - kesempatan yang tidak
terealisasi tetapi dapat dicapai melalui tindakan
publik.
Dunn, 2000. p. 210
15. • Sedangkan Anderson (1984) menyatakan
bahwa untuk kepentingan kebijakan, secara
formal, masalah dapat diartikan sebagai
kondisi dan/atau situasi yang menghasilkan
kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan-
ketidakpuasan pada rakyat yang perlu dicari
cara-cara penanggulangannya.
16. Sifat-Sifat Masalah Kebijakan
• Saling ketergantungan antar berbagai masalah
– Masalah di satu bidang dapat mempengaruhi
bidang lain
• Subyektivitas dari masalah kebijakan
– Masalah didefinisikan oleh subjektifitas individu/
kelompok berkepentingan
• Sifat buatan dari masalah
• Dinamika masalah kebijakan
– Pemecahan masalah tergantung dari perspektif
Dunn, 2000. p. 214
18. Elemen Sederhana Moderat Rumit
Pengambilan
Keputusan
Satu/sedikit Satu/sedikit Banyak
Alternatif Terbatas Terbatas Tidak terbatas
Nilai Konsensus Konsensus Konflik
Hasil Pasti Tidak pasti Tidak diketahui
Kemungkinan Terhitung Tidak terhitung Tidak dapat
dihitung
20. Kebijakan Baru
• Ada beberapa alasan kenapa kebijakan baru sukar
di implementasikan.
– Saluran komunikasi
– Tujuan yang ingin dicapai cenderung kabur
– Cenderung menghadapi ketidak konsistenan petunjuk
pelaksaaan
– Cenderung mengalami kelangkaan sumber informasi
– Cenderung tidak mendapat prioritas sumber daya
– Memerlukan penanganan yang tidak lazim
– Penyesuaian kebijakan baru ke SOP lama yang tidak
sesuai
21. Kebijakan yang didesentralisasikan
• Ada 2 permasalahan yang ditimbulkan:
• Persoalan Komunikasi
– Banyaknya aktor yang harus menerima
perintah/pesan komunikasi sehingga cenderung
terjadinya distorsi komunikasi.
• Persoalan Pengawasan
– Banyaknya staf/implementor sehingga dapat
menyulitkan pengawasan.
22. Kebijakan Kontroversial
• Suatu kebijakan yang berasal dari hasil
perdebatan seringkali menghasilkan ketentuan-
ketentuan yang kabur, karena kebijakan seperti
ini harus mengkompromikan banyak kepentingan
yang saling berseberangan.
• Disamping itu, kebijakan yang kontroversial
seringkali mendorong pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mempengaruhi para
pelaksana sehingga menimbulkan petunjuk-
petunjuk kebijakan yang tidak konsisten.
23. Kebijakan yang Kompleks
• Kebijakan yang kompleks mempunyai unsur-
unsur yang sama dengan kebijakan kontroversial.
Kebijakan kompleks umumnya memiliki banyak
tujuan dan karena kompleks, pembuat kebijakan
juga seringkali tidak mengetahui bagaimana
menetapkan kebijakan tersebut secara khusus.
• Oleh karena kebijakan kompleks umumnya
adalah kebijakan teknis, kondisi ini cenderung
menyebabkan misinterpretasi kebijakan/
peraturan.
24. Kebijakan yang Berhubungan dengan
Krisis
• Krisis, yang terutama melibatkan negara lain,
menimbulkan beban khusus dalam
pelaksanaan kebijakan. Dalam kondisi
demikian tidak ada waktu untuk membuat
saluran-saluran komunikasi yang baru.
Editor's Notes
William N. Dunn. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Ke-2. Gadjah Mada University Press.