Dokumen tersebut merangkum prosedur penting dalam pekerjaan laboratorium mikrobiologi seperti menuang media dan memindahkan kultur mikroba, dengan tujuan melatih mahasiswa bekerja secara aseptik. Dibahas pula berbagai jenis media yang sering digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur tertentu, seperti Nutrient Agar, Potato Dextrose Agar, serta peran zat kimia dalam media tersebut untuk pertumbuhan mik
Di alam terdapat banyak bakteri dimana bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk berkembang dan memperbanyak diri. Selain di alam, bakteri juga dapat kita kembangbiakkan dengan menggunakan media buatan agar tetap hidup sebagai koloni tunggal. Bakteri yang berperan sebagai koloni tunggal tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih dibandingkan bakteri yang terdapat di alam.
Pengembangbiakan bakteri dilakukan dengan menanamkannya pada suatu media tertentu. Media tersebut dapat berupa media alami, semi alami (semi sintetik) maupun sintetik tergantung karakteristik bakterinya. Secara umum, bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada suatu media yang memiliki kandungan nutrisi cukup sesuai kebutuhannya dengan kisaran pH antara 5-6. Setiap media yang telah dibuat tidak selalu dapat menumbuhkan bakteri meskipun media tersebut mengandung nutrisi yang cukup dan memiliki pH antara 5-6 karena tiap bakteri membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda. Selain itu, ada juga bakteri yang tidak dapat tumbuh dalam media buatan.
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa bakteri/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.
Di alam terdapat banyak bakteri dimana bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk berkembang dan memperbanyak diri. Selain di alam, bakteri juga dapat kita kembangbiakkan dengan menggunakan media buatan agar tetap hidup sebagai koloni tunggal. Bakteri yang berperan sebagai koloni tunggal tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih dibandingkan bakteri yang terdapat di alam.
Pengembangbiakan bakteri dilakukan dengan menanamkannya pada suatu media tertentu. Media tersebut dapat berupa media alami, semi alami (semi sintetik) maupun sintetik tergantung karakteristik bakterinya. Secara umum, bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada suatu media yang memiliki kandungan nutrisi cukup sesuai kebutuhannya dengan kisaran pH antara 5-6. Setiap media yang telah dibuat tidak selalu dapat menumbuhkan bakteri meskipun media tersebut mengandung nutrisi yang cukup dan memiliki pH antara 5-6 karena tiap bakteri membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda. Selain itu, ada juga bakteri yang tidak dapat tumbuh dalam media buatan.
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa bakteri/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.
ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT DENGAN PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN LOADER DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN AREA PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNS SURAKARTA
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
Sebelum menghitung rancana anggaran biaya ( RAB ) perlu dicari terlebih dahulu berapa volume masing-masing pekerjaan. Berikut cara perhitungan volume pekerjaan rumah tinggal.
Kelas 1 H/ kelompok-4 farmasi umn al waliyah
Tugas kelompok -4 mata kuliah : mikrobiologi & virologi
Judul : TEKNIK INOKULASI MIKROBA DAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA
Dosen pengampu : Yayuk putri rahayu S.Si.,M.Si.
Kelas/kelompok : 1H/ 4
Rizka agustina pasaribu (222114087)
Meri agustina (222114098)
Athiyah (222114140)
Teuku Luthfiah Ramadhini (222114155)
Fadly ramadhan andiro (222114163)
Arita sanjaya (222114174)
Program studi farmasi
Universitas muslim nusantara al wasliyah
Tahun ajaran 2022/2023
#mikrobiolofgidanvirologi
#microbiologiandvirology
#farmasi
#farmasiUMNAW
#farmasiUMNALWasliyah
#UMNALWasliyah
#UniversitaNusantaraALWasliyah
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASnursyifatiara
Indonesia dikenal sebagai negara agraris terbesar di dunia, dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja di bidang pertanian. Seiringnya perkembangan zaman, Indonesia mengalami kemunduran terkait kesuburan dan kerusakan tanah yang diakibatkan ketidakseimbangan unsur di dalam tanah seperti pencemaran tanah dan air yang dipengaruhi aktivitas alam dan manusia. Untuk dapat mendukung kembali sektor pertanian, perlu adanya nutrisi untuk tanah yaitu pupuk agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, menunjukkan kandungan di dalam minuman Yakult (Lactobacillus casei shirota strain) yang dikombinasi dengan larutan air cucian beras menghasilkan pupuk cair organic yang baik dan bagus untuk menutrisi tanah maupun tanaman.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Aseptik jamur
1. CARA PENUANGAN MEDIA DAN PEMINDAHAN/ISOLASI KULTUR
MIKROBA
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)
Oleh
GANJAR AJI PANGESTU
1514121222
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
2. I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setiap mikroorganisme memerlukan nutrisi yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Karakteristik pertumbuhan mikroorganisme inilah yang
menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan
mikroba. Pengetahuan tentang nutrisi ini penting dalam membantu persiapan
medium tumbuh mikroorganisme tersebut. Melalui media pertumbuhan dapat
dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya.
Kegiatan menumbuhkan mikroorganisme dalam suatu medium
memerlukan serangkaian persiapan yang baik. Kegiatan tersebut dapat berupa
persiapan alat maupun persiapan medium yang akan digunakan dalam
menumbuhkan mikroorganisme. Kegiatan mempersiapkan alat memerlukan suatu
ketelatenan khusus agar alat-alat yang akan digunakan tidak terkontaminasi
(dalam keadaan steril). Sedangkan kegiatan pembuatan medium penting agar kita
bisa menumbuhkan mikroba yang kita inginkan. Untuk membtikannya maka
dilakukan praktikum ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Melatih mahasiswa bekerja di dalam laboratorium secara aseptic, antara lain
mensterilkan meja kerja, menuang media, mentransfer atau memindahkan
kultur/biakan mikroba dari satu media ke media lain atau dari satu wadah ke
wadah lain.
3. II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat yang digunakan untuk prktikum kali ini adalah
laboratorium hama penyakit pada pukul 15.00 sampai 16.40.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah cawan petri, tabung
reaksi, Erlenmeyer, lampu Bunsen, jarum ose, alcohol dalam botol semprot, kertas
tisu, dan kapas.
2.3 Prosedur Kerja
Diberikan demonstrasi tentang langkah bekerja secara aseptic oleh dosen/asisten,
dicoba secara langsung tiap langkah yang suda diajarkan oleh
mahasisws,disterilkan tangan (aseptik) dan permukaan meja kerja (desinfeksi),
dilakukan cara membuka dan menutup cawan petri secara aseptik, dilakuakan cara
penuangan media secara aseptic.
4. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Gambar Keterangan
1
Pada hari senin diameter
cawan petri 1 sebesar 6,4
cm.
5. 2
Pada hari rabu diameter
cawan petri 2 sebesar 6,0
cm.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, oleh karena itu mikroorganisme lain yang
tidak dikehendaki dapat masuk kedalam biakan murni melalui aliran udara,
kontak tangan yang tercemar, atau melalui tersentuhnya media bagian dalam oleh
benda yang belum disterilkan.
Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies tunggal Sehingga
untuk mencegah mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki perlu digunakan
teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan yang akan
digunakan padateknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik.
Beberapa metode untuk memindahkan biakan murni dari satu wadah ke wadah
yang lain.
• Metode streak/gores adalah metode memindahkan mikroorganisme dengan
cara menggoreskan ujung jarum oseloop pada permukaan media. b.
6. • Metode spread/sebar adalah metode memindahkan mikroorganisme dengan
cara meneteskan biakan bakteri lalu disebarkan dengan alat spread dari gelas
bentuk L secaramerata.
• Metode pour plate/cawan tuang adalah metode memindahkan mikroorganisme
dengan cara meneteskan biakan bakteri kemudian menuangkan larutan
nutrien.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana
agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010).
Media dapat dibedakan menjadi media organik, media anorganik, media sintetik
adalah media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara
pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar, dan media nonsintetik adalah
media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar,
Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract. Media berdasarkan konsistensi
dibedakan menjadi media cair yaitu media yang berbentuk cair, media semi padat
adalah media yang prosentase agarnya dikurangi, dan metode padat yaitu media
bentuk padat atau beku contohnya media wortel, kentang, dan lain lain.
Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang dibuat.
Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. Bahan-bahan yang terlarut di
dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan
memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara media NA
dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium NA,
nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium PDA
7. nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini
dinamakan Potato Dextrose Agar.( Dwidjoseputro, 1994).
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu media yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef
dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,
nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium
yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana
medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk
menumbuhkan bakteri.
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya merupakan
medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah
yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri
dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan
vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium
dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.
( Hadioetomo, 1993).
Beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi
• Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri
pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
8. memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform.
• EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.
aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa
menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
• Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
• Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
Intinya sama dengan nutrient agar.
• MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan
Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis
Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat,
magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor
pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.
9. • Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk
isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan
mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya
menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
• Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di
atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua
jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic
hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek
lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
Trichoderma sp. merupakan sejenis cendawan / fungi yang termasuk kelas
ascomycetes. Trichoderma sp. memiliki aktivitas antifungal. Di alam,
Trichoderma banyak ditemukan di tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada
substrat berkayu. Pada Trichoderma yang dikultur, Morfologi koloninya
bergantung pada media tempat bertumbuh. Pada media yang nutrisinya terbatas,
koloni tampak transparan, sedangkan pada media yang nutrisinya lebih banyak,
koloni dapat terlihat lebih putih. Konidia dapat terbentuk dalam satu minggu,
warnanya dapat kuning, hijau atau putih. Pada beberapa spesies dapat diproduksi
semacam bau seperti permen atau kacang.
Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula yang
tumbuh pada temperatur cukup tinggi,kisarannya sekitar 7 °C – 41 °C.
Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun
pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat tumbuh. Perbedaan suhu memengaruhi
produksi beberapa enzim seperti karboksimetilselulase dan xilanase.
10. IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Bekerja aseptis berfungsi untuk meminimalisir mikroba asing tercampur
dalam media biakan.
2) Media adalah suatu bahan yang terdiri dari beberapa macam zat makanan yang
berfungsi untuk tempat tumbuh mikrobia
11. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi: Djambatan. Jakarta
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia,
Jakarta.
Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media. Angkasa.
Bandung.