SlideShare a Scribd company logo
1 of 79
1. Pemanasan berlebih
2. Proses sterilisasi yang terlalu lama
3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang
digunakan
4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang
menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media
5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama
6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
1. Pemanasan berlebih
2. Proses sterilisasi yang terlalu lama
3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang
digunakan
4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang
menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media
5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama
6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
1. Pemanasan berlebih
2. Proses sterilisasi yang terlalu lama
3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang
digunakan
4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang
menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media
5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama
6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
1. Pemanasan berlebih
2. Proses sterilisasi yang terlalu lama
3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang
digunakan
4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang
menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media
5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama
6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
1. Pemanasan berlebih
2. Proses sterilisasi yang terlalu lama
3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang
digunakan
4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang
menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media
5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama
6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah
ditetapkan
3. Cek pH alat gelas yang digunakan
4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang
berlebihan
5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme
6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis
berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan
dicampur secara terpisah
1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang
homogen
2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang
endapan dapat menjadi bagian penting dari media,
contonya pada Agar Bismuth Sulphite)
4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas
alkaline
1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang
homogen
2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang
endapan dapat menjadi bagian penting dari media,
contonya pada Agar Bismuth Sulphite)
4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas
alkaline
1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang
homogen
2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang
endapan dapat menjadi bagian penting dari media,
contonya pada Agar Bismuth Sulphite)
4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas
alkaline
1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang
homogen
2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang
endapan dapat menjadi bagian penting dari media,
contonya pada Agar Bismuth Sulphite)
4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas
alkaline
1.Didihkan media sebelum disterilkan
2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
3.Gunakan wadah yang cukup besar
4.Cek pH alat gelas yang digunakan
1.Didihkan media sebelum disterilkan
2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
3.Gunakan wadah yang cukup besar
4.Cek pH alat gelas yang digunakan
1.Didihkan media sebelum disterilkan
2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
3.Gunakan wadah yang cukup besar
4.Cek pH alat gelas yang digunakan
1.Didihkan media sebelum disterilkan
2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
3.Gunakan wadah yang cukup besar
4.Cek pH alat gelas yang digunakan
1. Pemanasan media berlebih
2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media
3. Salah pH
4. Pencairan kembali media yang sudah padat
5. Media kadaluarsa atau rusak
1. Pemanasan media berlebih
2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media
3. Salah pH
4. Pencairan kembali media yang sudah padat
5. Media kadaluarsa atau rusak
1. Pemanasan media berlebih
2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media
3. Salah pH
4. Pencairan kembali media yang sudah padat
5. Media kadaluarsa atau rusak
1. Pemanasan media berlebih
2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media
3. Salah pH
4. Pencairan kembali media yang sudah padat
5. Media kadaluarsa atau rusak
1. Pemanasan media berlebih
2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media
3. Salah pH
4. Pencairan kembali media yang sudah padat
5. Media kadaluarsa atau rusak
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder
media dengan tepat
3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat
5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder
media dengan tepat
3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat
5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder
media dengan tepat
3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat
5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder
media dengan tepat
3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat
5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
1. Jangan dipanaskan secara berlebih
2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder
media dengan tepat
3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat
5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsa nya
1.Agar tidak dalam bentuk larutan, kesalahan
perhitungan kebutuhan media dehidrat
2.Hidrolisis asam dari media agar
3.Kesalahan dalam pelarutan media & kesalahan
proses sterilisasi
1.Agar tidak dalam bentuk larutan, kesalahan
perhitungan kebutuhan media dehidrat
2.Hidrolisis asam dari media agar
3.Kesalahan dalam pelarutan media & kesalahan
proses sterilisasi
1.Agar tidak dalam bentuk larutan, kesalahan
perhitungan kebutuhan media dehidrat
2.Hidrolisis asam dari media agar
3.Kesalahan dalam pelarutan media & kesalahan
proses sterilisasi
1.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
2.Keasaman air dapat menimbulkan hidrolisis Agar,
yang akan menyebabkan kelarutannya berkurang
3.Hindari pemanasan&strilisasi berlebih yang dapat
menyebabkan pembentukan soft gel
1.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
2.Keasaman air dapat menimbulkan hidrolisis Agar,
yang akan menyebabkan kelarutannya berkurang
3.Hindari pemanasan&strilisasi berlebih yang dapat
menyebabkan pembentukan soft gel
1.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7
2.Keasaman air dapat menimbulkan hidrolisis Agar,
yang akan menyebabkan kelarutannya berkurang
3.Hindari pemanasan&strilisasi berlebih yang dapat
menyebabkan pembentukan soft gel
1. Pencairan kembali media padat
2. Pemanasan yang berlebihan
3. Pencampuran yang tidak sempurna
4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan
bahan
5. Media kultur kadaluarsa atau rusak
6. Kesalahan formula yang digunakan
1. Pencairan kembali media padat
2. Pemanasan yang berlebihan
3. Pencampuran yang tidak sempurna
4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan
bahan
5. Media kultur kadaluarsa atau rusak
6. Kesalahan formula yang digunakan
1. Pencairan kembali media padat
2. Pemanasan yang berlebihan
3. Pencampuran yang tidak sempurna
4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan
bahan
5. Media kultur kadaluarsa atau rusak
6. Kesalahan formula yang digunakan
1. Pencairan kembali media padat
2. Pemanasan yang berlebihan
3. Pencampuran yang tidak sempurna
4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan
bahan
5. Media kultur kadaluarsa atau rusak
6. Kesalahan formula yang digunakan
1. Pencairan kembali media padat
2. Pemanasan yang berlebihan
3. Pencampuran yang tidak sempurna
4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan
bahan
5. Media kultur kadaluarsa atau rusak
6. Kesalahan formula yang digunakan
1. Pencairan kembali media padat
2. Pemanasan yang berlebihan
3. Pencampuran yang tidak sempurna
4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan
bahan
5. Media kultur kadaluarsa atau rusak
6. Kesalahan formula yang digunakan
1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
2. Jangan dipanaskan secara berlebihan
3. Pastikan campuran tercampur secara homogen
4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat
pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa
5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya
6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada
setiap label masing-masing media
1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
2. Jangan dipanaskan secara berlebihan
3. Pastikan campuran tercampur secara homogen
4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat
pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa
5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya
6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada
setiap label masing-masing media
1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
2. Jangan dipanaskan secara berlebihan
3. Pastikan campuran tercampur secara homogen
4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat
pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa
5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya
6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada
setiap label masing-masing media
1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
2. Jangan dipanaskan secara berlebihan
3. Pastikan campuran tercampur secara homogen
4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat
pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa
5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya
6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada
setiap label masing-masing media
1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
2. Jangan dipanaskan secara berlebihan
3. Pastikan campuran tercampur secara homogen
4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat
pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa
5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya
6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada
setiap label masing-masing media
1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
2. Jangan dipanaskan secara berlebihan
3. Pastikan campuran tercampur secara homogen
4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat
pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa
5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya
6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada
setiap label masing-masing media
1. Suplemen kadaluarsa atau rusak
2. Kesalahan penambahan jumlah suplemen
3. Suplemen dan media kultur tidak homogen
1. Gunakan suplemen sebelum masa kadaluarsanya
2. Hitung jumlah penggunaan suplemen untuk setiap
konsentrasi berdasarkan label penggunaan yang tertera
pada masing-masing suplemen
3. Pastikan suplemen dan media kultur tercampur secara
homogen
pH media sebelum dan setelah sterilisasi
tidak sesuai limit standarnya
1.Cek pH air yang digunakan saat preparasi. pH
air harus diantara 6.0-7.0
2.Jika terjadi penyimpangan pH, pH media
sebelum dan sesudah sterilisasi harus di adjust
menggunakan HCl 0.1 N atau NaOH 0.1 N
hingga dicapai pH yang sesuai
1.Cek pH air yang digunakan saat preparasi. pH
air harus diantara 6.0-7.0
2.Jika terjadi penyimpangan pH, pH media
sebelum dan sesudah sterilisasi harus di adjust
menggunakan HCl 0.1 N atau NaOH 0.1 N
hingga dicapai pH yang sesuai
Biasanya ditemukan saat media mengandung
garam anorganik
1.Direkomendasikan untuk memakai air suling
atau purified water
2.Pemanasan dan sterilisasi berlebih dapat
menyebabkan pengendapan
3.Biasanya terjadi pada media yang mengandung
garam posfat. Perlu dilakukan tes kompabilitas
(compability test) terhadap air
1.Direkomendasikan untuk memakai air suling
atau purified water
2.Pemanasan dan sterilisasi berlebih dapat
menyebabkan pengendapan
3.Biasanya terjadi pada media yang mengandung
garam posfat. Perlu dilakukan tes kompabilitas
(compability test) terhadap air
1.Direkomendasikan untuk memakai air suling
atau purified water
2.Pemanasan dan sterilisasi berlebih dapat
menyebabkan pengendapan
3.Biasanya terjadi pada media yang mengandung
garam posfat. Perlu dilakukan tes kompabilitas
(compability test) terhadap air
1.Terjadi jika media mengandung konsentrasi gula
yang tinggi dan terkena pemanasan yang terus
menerus.
2.Media disimpan pada suhu tinggi
1.Terjadi jika media mengandung konsentrasi gula
yang tinggi dan terkena pemanasan yang terus
menerus.
2.Media disimpan pada suhu tinggi
1. Jangan dipanaskan secara berlebihan
2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang
sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan
3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C
untuk waktu yang lama
1. Jangan dipanaskan secara berlebihan
2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang
sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan
3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C
untuk waktu yang lama
1. Jangan dipanaskan secara berlebihan
2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang
sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan
3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C
untuk waktu yang lama
1. Jangan dipanaskan secara berlebihan
2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang
sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan
3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat
penggunaan media
4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C
untuk waktu yang lama
1.Kesalahan dalam preparasi media Agar
2.Proses pendidihan/pemanasan yang tidak
sempurna
1.Kesalahan dalam preparasi media Agar
2.Proses pendidihan/pemanasan yang tidak
sempurna
1. Partikel Agar tidak larut sempurna
2. Pastikan partikel Agar larut sempurna sebelum
dimasukkan kedalam autoclave
3. Cincin yang benar terbentuk jika proses pelarutan,
sterilisasi dan pendinginannya benar.
1. Partikel Agar tidak larut sempurna
2. Pastikan partikel Agar larut sempurna sebelum
dimasukkan kedalam autoclave
3. Cincin yang benar terbentuk jika proses pelarutan,
sterilisasi dan pendinginannya benar.
1. Partikel Agar tidak larut sempurna
2. Pastikan partikel Agar larut sempurna sebelum
dimasukkan kedalam autoclave
3. Cincin yang benar terbentuk jika proses pelarutan,
sterilisasi dan pendinginannya benar.
Terjadi gangguan pada saat preparasi media
Saat penanganan, cincin dapat kehilangan
kepadatannya dan dapat dipulihkan dengan
pemanasan ulang bebas steam jika
dibutuhkan dan biarkan media dingin.
Absorbsi oksigen
Pastikan lobang ventilasi bawah ditutup dengan
baik. Jika tidak, maka oksigen
dapat masuk dan menyebabkan pembentukan
dua cincin.
Our Website
www.AlatAlatLaboratorium.com.
Toko Online Alat Laboratorium
www.AlatAlatLaboratorium.com/Blog
Panduan Memilih Alat Laboratorium
www.AlatAlatLaboratorium.com/LaboratoriumMikrobiologi
Daftar Peralatan Pembuatan Laboratorium Mikrobiologi
www.AlatAlatLaboratorium.com/Memmert
Informasi Product Memmert di Indonesia
Telp/Sms :
0852-6727-7949.
E-mail :
sales@AlatAlatLaboratorium.com.
Facebook :
AlatAlatLaboratorium.
Twitter :
Alat2Lab.
Q+A
THANK
YOU!

More Related Content

What's hot

Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriAditya Rendra
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMHelvyEffendi
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 

What's hot (20)

Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 

Similar to Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi

Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaMetode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaIrma Suryani
 
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxwenienjelina1
 
Laporan uji makanan
Laporan uji makananLaporan uji makanan
Laporan uji makananKurnia Wati
 
PUPUK CAIR.pptx
PUPUK CAIR.pptxPUPUK CAIR.pptx
PUPUK CAIR.pptxSUDIRMAN75
 
KELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptx
KELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptxKELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptx
KELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptxugihermawati
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Alat-Alat di Laboratorium Kimia
Alat-Alat di Laboratorium KimiaAlat-Alat di Laboratorium Kimia
Alat-Alat di Laboratorium KimiaPuti Yusfid
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanVJ Asenk
 
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIAPEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIANorhadijah Je
 
mikro ppt.pptx
mikro ppt.pptxmikro ppt.pptx
mikro ppt.pptxCintaAlya1
 
Bab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptx
Bab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptxBab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptx
Bab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptxumichulifah
 
Amali wajib biologi kssm tingkatan 4
Amali wajib biologi kssm tingkatan 4Amali wajib biologi kssm tingkatan 4
Amali wajib biologi kssm tingkatan 4NORRAZITABINTIMOKHTA
 
amali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahan
amali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahanamali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahan
amali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahanZyraab
 
Pelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
Pelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhanPelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
Pelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhanAnisa Puteri
 
pembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk kompospembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk komposErma Yafi
 

Similar to Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi (20)

Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaMetode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
 
Metode Klmiah dan Keselamatan Kerja
Metode Klmiah dan Keselamatan KerjaMetode Klmiah dan Keselamatan Kerja
Metode Klmiah dan Keselamatan Kerja
 
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
 
Laporan uji makanan
Laporan uji makananLaporan uji makanan
Laporan uji makanan
 
PUPUK CAIR.pptx
PUPUK CAIR.pptxPUPUK CAIR.pptx
PUPUK CAIR.pptx
 
KELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptx
KELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptxKELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptx
KELOMPOK 4. Produk Bioteknologi.pptx
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
Alat-Alat di Laboratorium Kimia
Alat-Alat di Laboratorium KimiaAlat-Alat di Laboratorium Kimia
Alat-Alat di Laboratorium Kimia
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIAPEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
 
3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi
 
3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi
 
mikro ppt.pptx
mikro ppt.pptxmikro ppt.pptx
mikro ppt.pptx
 
Bab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptx
Bab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptxBab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptx
Bab 1b - Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja.pptx
 
Amali wajib biologi kssm tingkatan 4
Amali wajib biologi kssm tingkatan 4Amali wajib biologi kssm tingkatan 4
Amali wajib biologi kssm tingkatan 4
 
amali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahan
amali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahanamali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahan
amali wajib biologi ting 4 dan 5 radas dan bahan
 
Pelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
Pelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhanPelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
Pelaksannan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
 
K3 labkes ankes 2012
K3 labkes ankes 2012K3 labkes ankes 2012
K3 labkes ankes 2012
 
3049 p4-spk-farmasi
3049 p4-spk-farmasi3049 p4-spk-farmasi
3049 p4-spk-farmasi
 
pembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk kompospembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk kompos
 

More from Alat Alat Laboratorium [dot] com

7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda MikrobiologiAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
Undangan Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15
Undangan  Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15Undangan  Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15
Undangan Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...
Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...
Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
Petunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media Mikrobiologi
Petunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media MikrobiologiPetunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media Mikrobiologi
Petunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media MikrobiologiAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
Petunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi Padat
Petunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi PadatPetunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi Padat
Petunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi PadatAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media MikrobiologiAlat Alat Laboratorium [dot] com
 

More from Alat Alat Laboratorium [dot] com (20)

Laboratory Notes Turbidity Meter
Laboratory Notes Turbidity MeterLaboratory Notes Turbidity Meter
Laboratory Notes Turbidity Meter
 
Daftar Harga Contact atau Dip Slides Merck Millipore 2015
Daftar Harga Contact atau Dip Slides Merck Millipore 2015Daftar Harga Contact atau Dip Slides Merck Millipore 2015
Daftar Harga Contact atau Dip Slides Merck Millipore 2015
 
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
7 langkah Penting Untuk Pelaksanaan Validasi Metoda Mikrobiologi
 
7 alasan untuk menghadiri MLTE 2015
7 alasan untuk menghadiri MLTE 20157 alasan untuk menghadiri MLTE 2015
7 alasan untuk menghadiri MLTE 2015
 
Undangan Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15
Undangan  Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15Undangan  Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15
Undangan Workshop Mikrobiologi Dasar Batch II Labkesda Jakarta 25-26/2/15
 
Undangan Workshop ICP-MS Jakarta 5-6 Februari 2015
Undangan Workshop ICP-MS  Jakarta 5-6 Februari 2015Undangan Workshop ICP-MS  Jakarta 5-6 Februari 2015
Undangan Workshop ICP-MS Jakarta 5-6 Februari 2015
 
Legionella Pneumophila an Unpredictable Pathogen
Legionella Pneumophila an Unpredictable Pathogen Legionella Pneumophila an Unpredictable Pathogen
Legionella Pneumophila an Unpredictable Pathogen
 
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
Seminar Room Qualification and Room Monitoring For Steril and Non Sterile Fac...
 
Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...
Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...
Enviromental sampling, guideline for enviromental infection control in health...
 
BioSafety Level Pada Analisa Mycobacterium Tuberculosis
BioSafety Level Pada Analisa Mycobacterium TuberculosisBioSafety Level Pada Analisa Mycobacterium Tuberculosis
BioSafety Level Pada Analisa Mycobacterium Tuberculosis
 
Rapid MIcrobiological Methods
Rapid MIcrobiological MethodsRapid MIcrobiological Methods
Rapid MIcrobiological Methods
 
Cuci Gudang Boeco Oktober 2014
Cuci Gudang Boeco Oktober 2014Cuci Gudang Boeco Oktober 2014
Cuci Gudang Boeco Oktober 2014
 
Presentasi Workshop Growth Promotion Test Batch II
Presentasi Workshop Growth Promotion Test Batch IIPresentasi Workshop Growth Promotion Test Batch II
Presentasi Workshop Growth Promotion Test Batch II
 
Petunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media Mikrobiologi
Petunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media MikrobiologiPetunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media Mikrobiologi
Petunjuk Melakukan Proses Disposal Pada Media Mikrobiologi
 
Petunjuk Melakukan Sterilisasi Pada Media Mikrobiologi
Petunjuk Melakukan Sterilisasi Pada Media MikrobiologiPetunjuk Melakukan Sterilisasi Pada Media Mikrobiologi
Petunjuk Melakukan Sterilisasi Pada Media Mikrobiologi
 
Petunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi Padat
Petunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi PadatPetunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi Padat
Petunjuk Melakukan Re-melting Pada Media Mikrobiologi Padat
 
Penyimpanan Media Supplemen Rekonstitusi
Penyimpanan Media Supplemen RekonstitusiPenyimpanan Media Supplemen Rekonstitusi
Penyimpanan Media Supplemen Rekonstitusi
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Rekonstitusi Media Mikrobiologi
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
 
4 Media Mikrobiologi TCBS Dari HiMedia
4 Media Mikrobiologi TCBS Dari HiMedia 4 Media Mikrobiologi TCBS Dari HiMedia
4 Media Mikrobiologi TCBS Dari HiMedia
 

Recently uploaded

PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOssuser1cc42a
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 

Recently uploaded (9)

PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi

  • 1.
  • 2.
  • 3. 1. Pemanasan berlebih 2. Proses sterilisasi yang terlalu lama 3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang digunakan 4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media 5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama 6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
  • 4. 1. Pemanasan berlebih 2. Proses sterilisasi yang terlalu lama 3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang digunakan 4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media 5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama 6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
  • 5. 1. Pemanasan berlebih 2. Proses sterilisasi yang terlalu lama 3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang digunakan 4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media 5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama 6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
  • 6. 1. Pemanasan berlebih 2. Proses sterilisasi yang terlalu lama 3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang digunakan 4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media 5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama 6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
  • 7. 1. Pemanasan berlebih 2. Proses sterilisasi yang terlalu lama 3. Air yang terkontaminasi residu alkali pada alat gelas yang digunakan 4. Pencairan kembali media yang sudah padat, yang menyebabkan hidrolisis komponen-komponen media 5. Penyimpanan di suhu tinggi dalam waktu yang lama 6. pH diukur pada suhu diatas 25 °C
  • 8. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 9. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 10. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 11. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 12. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 13. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 14. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Proses sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan 3. Cek pH alat gelas yang digunakan 4. Buat media sejumlah yang diperlukan, hindari pembuatan yang berlebihan 5. Simpan media ditempat kering dan terlindung dari temperatur extreme 6. pH dari media yang mengandung karbohidrat dapat secara drastis berubah pada suhu berlebih. Media harus ditambahkan karbohidrat dan dicampur secara terpisah
  • 15. 1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang homogen 2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C 3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang endapan dapat menjadi bagian penting dari media, contonya pada Agar Bismuth Sulphite) 4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas alkaline
  • 16. 1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang homogen 2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C 3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang endapan dapat menjadi bagian penting dari media, contonya pada Agar Bismuth Sulphite) 4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas alkaline
  • 17. 1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang homogen 2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C 3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang endapan dapat menjadi bagian penting dari media, contonya pada Agar Bismuth Sulphite) 4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas alkaline
  • 18. 1. Media agar kurang cukup pemanasan dan kurang homogen 2. pH diukur pada suhu diatas 25 °C 3. Menggunakan wadah yang terlalu kecil (terkadang endapan dapat menjadi bagian penting dari media, contonya pada Agar Bismuth Sulphite) 4. Wadah mengandung residu atau menggunakan alat gelas alkaline
  • 19. 1.Didihkan media sebelum disterilkan 2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 3.Gunakan wadah yang cukup besar 4.Cek pH alat gelas yang digunakan
  • 20. 1.Didihkan media sebelum disterilkan 2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 3.Gunakan wadah yang cukup besar 4.Cek pH alat gelas yang digunakan
  • 21. 1.Didihkan media sebelum disterilkan 2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 3.Gunakan wadah yang cukup besar 4.Cek pH alat gelas yang digunakan
  • 22. 1.Didihkan media sebelum disterilkan 2.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 3.Gunakan wadah yang cukup besar 4.Cek pH alat gelas yang digunakan
  • 23. 1. Pemanasan media berlebih 2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media 3. Salah pH 4. Pencairan kembali media yang sudah padat 5. Media kadaluarsa atau rusak
  • 24. 1. Pemanasan media berlebih 2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media 3. Salah pH 4. Pencairan kembali media yang sudah padat 5. Media kadaluarsa atau rusak
  • 25. 1. Pemanasan media berlebih 2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media 3. Salah pH 4. Pencairan kembali media yang sudah padat 5. Media kadaluarsa atau rusak
  • 26. 1. Pemanasan media berlebih 2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media 3. Salah pH 4. Pencairan kembali media yang sudah padat 5. Media kadaluarsa atau rusak
  • 27. 1. Pemanasan media berlebih 2. Salah penimbangan media, kelebihan jumlah powder media 3. Salah pH 4. Pencairan kembali media yang sudah padat 5. Media kadaluarsa atau rusak
  • 28. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder media dengan tepat 3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat 5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
  • 29. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder media dengan tepat 3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat 5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
  • 30. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder media dengan tepat 3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat 5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
  • 31. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder media dengan tepat 3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat 5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsanya
  • 32. 1. Jangan dipanaskan secara berlebih 2. Jangan menimbang berlebihan, hitung kebutuhan powder media dengan tepat 3. Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 4. Hindari proses pencairan kembali media yang sudah dibuat 5. Gunakan media sebelum masa kadaluarsa nya
  • 33. 1.Agar tidak dalam bentuk larutan, kesalahan perhitungan kebutuhan media dehidrat 2.Hidrolisis asam dari media agar 3.Kesalahan dalam pelarutan media & kesalahan proses sterilisasi
  • 34. 1.Agar tidak dalam bentuk larutan, kesalahan perhitungan kebutuhan media dehidrat 2.Hidrolisis asam dari media agar 3.Kesalahan dalam pelarutan media & kesalahan proses sterilisasi
  • 35. 1.Agar tidak dalam bentuk larutan, kesalahan perhitungan kebutuhan media dehidrat 2.Hidrolisis asam dari media agar 3.Kesalahan dalam pelarutan media & kesalahan proses sterilisasi
  • 36. 1.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 2.Keasaman air dapat menimbulkan hidrolisis Agar, yang akan menyebabkan kelarutannya berkurang 3.Hindari pemanasan&strilisasi berlebih yang dapat menyebabkan pembentukan soft gel
  • 37. 1.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 2.Keasaman air dapat menimbulkan hidrolisis Agar, yang akan menyebabkan kelarutannya berkurang 3.Hindari pemanasan&strilisasi berlebih yang dapat menyebabkan pembentukan soft gel
  • 38. 1.Cek pH air yang digunakan. pH harus antara 6 – 7 2.Keasaman air dapat menimbulkan hidrolisis Agar, yang akan menyebabkan kelarutannya berkurang 3.Hindari pemanasan&strilisasi berlebih yang dapat menyebabkan pembentukan soft gel
  • 39.
  • 40. 1. Pencairan kembali media padat 2. Pemanasan yang berlebihan 3. Pencampuran yang tidak sempurna 4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan bahan 5. Media kultur kadaluarsa atau rusak 6. Kesalahan formula yang digunakan
  • 41. 1. Pencairan kembali media padat 2. Pemanasan yang berlebihan 3. Pencampuran yang tidak sempurna 4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan bahan 5. Media kultur kadaluarsa atau rusak 6. Kesalahan formula yang digunakan
  • 42. 1. Pencairan kembali media padat 2. Pemanasan yang berlebihan 3. Pencampuran yang tidak sempurna 4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan bahan 5. Media kultur kadaluarsa atau rusak 6. Kesalahan formula yang digunakan
  • 43. 1. Pencairan kembali media padat 2. Pemanasan yang berlebihan 3. Pencampuran yang tidak sempurna 4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan bahan 5. Media kultur kadaluarsa atau rusak 6. Kesalahan formula yang digunakan
  • 44. 1. Pencairan kembali media padat 2. Pemanasan yang berlebihan 3. Pencampuran yang tidak sempurna 4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan bahan 5. Media kultur kadaluarsa atau rusak 6. Kesalahan formula yang digunakan
  • 45. 1. Pencairan kembali media padat 2. Pemanasan yang berlebihan 3. Pencampuran yang tidak sempurna 4. Kesalahan penggunaan pelaraut dalam proses pelarutan bahan 5. Media kultur kadaluarsa atau rusak 6. Kesalahan formula yang digunakan
  • 46. 1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 2. Jangan dipanaskan secara berlebihan 3. Pastikan campuran tercampur secara homogen 4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa 5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya 6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada setiap label masing-masing media
  • 47. 1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 2. Jangan dipanaskan secara berlebihan 3. Pastikan campuran tercampur secara homogen 4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa 5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya 6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada setiap label masing-masing media
  • 48. 1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 2. Jangan dipanaskan secara berlebihan 3. Pastikan campuran tercampur secara homogen 4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa 5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya 6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada setiap label masing-masing media
  • 49. 1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 2. Jangan dipanaskan secara berlebihan 3. Pastikan campuran tercampur secara homogen 4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa 5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya 6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada setiap label masing-masing media
  • 50. 1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 2. Jangan dipanaskan secara berlebihan 3. Pastikan campuran tercampur secara homogen 4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa 5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya 6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada setiap label masing-masing media
  • 51. 1. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 2. Jangan dipanaskan secara berlebihan 3. Pastikan campuran tercampur secara homogen 4. Gunakan sejumlah inokulum yang tepat pada saat pelarutan Jangan menggunakan media yang kadaluarsa 5. Gunakan media kultur sebelum masa kadaluarsanya 6. Lihat cara penggunaan dan jumlah penggunaan pada setiap label masing-masing media
  • 52.
  • 53. 1. Suplemen kadaluarsa atau rusak 2. Kesalahan penambahan jumlah suplemen 3. Suplemen dan media kultur tidak homogen
  • 54. 1. Gunakan suplemen sebelum masa kadaluarsanya 2. Hitung jumlah penggunaan suplemen untuk setiap konsentrasi berdasarkan label penggunaan yang tertera pada masing-masing suplemen 3. Pastikan suplemen dan media kultur tercampur secara homogen
  • 55. pH media sebelum dan setelah sterilisasi tidak sesuai limit standarnya
  • 56. 1.Cek pH air yang digunakan saat preparasi. pH air harus diantara 6.0-7.0 2.Jika terjadi penyimpangan pH, pH media sebelum dan sesudah sterilisasi harus di adjust menggunakan HCl 0.1 N atau NaOH 0.1 N hingga dicapai pH yang sesuai
  • 57. 1.Cek pH air yang digunakan saat preparasi. pH air harus diantara 6.0-7.0 2.Jika terjadi penyimpangan pH, pH media sebelum dan sesudah sterilisasi harus di adjust menggunakan HCl 0.1 N atau NaOH 0.1 N hingga dicapai pH yang sesuai
  • 58. Biasanya ditemukan saat media mengandung garam anorganik
  • 59. 1.Direkomendasikan untuk memakai air suling atau purified water 2.Pemanasan dan sterilisasi berlebih dapat menyebabkan pengendapan 3.Biasanya terjadi pada media yang mengandung garam posfat. Perlu dilakukan tes kompabilitas (compability test) terhadap air
  • 60. 1.Direkomendasikan untuk memakai air suling atau purified water 2.Pemanasan dan sterilisasi berlebih dapat menyebabkan pengendapan 3.Biasanya terjadi pada media yang mengandung garam posfat. Perlu dilakukan tes kompabilitas (compability test) terhadap air
  • 61. 1.Direkomendasikan untuk memakai air suling atau purified water 2.Pemanasan dan sterilisasi berlebih dapat menyebabkan pengendapan 3.Biasanya terjadi pada media yang mengandung garam posfat. Perlu dilakukan tes kompabilitas (compability test) terhadap air
  • 62. 1.Terjadi jika media mengandung konsentrasi gula yang tinggi dan terkena pemanasan yang terus menerus. 2.Media disimpan pada suhu tinggi
  • 63. 1.Terjadi jika media mengandung konsentrasi gula yang tinggi dan terkena pemanasan yang terus menerus. 2.Media disimpan pada suhu tinggi
  • 64. 1. Jangan dipanaskan secara berlebihan 2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan 3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C untuk waktu yang lama
  • 65. 1. Jangan dipanaskan secara berlebihan 2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan 3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C untuk waktu yang lama
  • 66. 1. Jangan dipanaskan secara berlebihan 2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan 3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C untuk waktu yang lama
  • 67. 1. Jangan dipanaskan secara berlebihan 2. Sterilisasi harus dilakukan pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. Hindari pemanasan yang berlebihan 3. Hindari pencairan kembali media, hitung dengan tepat penggunaan media 4. Hindari media yang sudah dibuat dari suhu diatas 50 °C untuk waktu yang lama
  • 68. 1.Kesalahan dalam preparasi media Agar 2.Proses pendidihan/pemanasan yang tidak sempurna
  • 69. 1.Kesalahan dalam preparasi media Agar 2.Proses pendidihan/pemanasan yang tidak sempurna
  • 70. 1. Partikel Agar tidak larut sempurna 2. Pastikan partikel Agar larut sempurna sebelum dimasukkan kedalam autoclave 3. Cincin yang benar terbentuk jika proses pelarutan, sterilisasi dan pendinginannya benar.
  • 71. 1. Partikel Agar tidak larut sempurna 2. Pastikan partikel Agar larut sempurna sebelum dimasukkan kedalam autoclave 3. Cincin yang benar terbentuk jika proses pelarutan, sterilisasi dan pendinginannya benar.
  • 72. 1. Partikel Agar tidak larut sempurna 2. Pastikan partikel Agar larut sempurna sebelum dimasukkan kedalam autoclave 3. Cincin yang benar terbentuk jika proses pelarutan, sterilisasi dan pendinginannya benar.
  • 73. Terjadi gangguan pada saat preparasi media
  • 74. Saat penanganan, cincin dapat kehilangan kepadatannya dan dapat dipulihkan dengan pemanasan ulang bebas steam jika dibutuhkan dan biarkan media dingin.
  • 76. Pastikan lobang ventilasi bawah ditutup dengan baik. Jika tidak, maka oksigen dapat masuk dan menyebabkan pembentukan dua cincin.
  • 77. Our Website www.AlatAlatLaboratorium.com. Toko Online Alat Laboratorium www.AlatAlatLaboratorium.com/Blog Panduan Memilih Alat Laboratorium www.AlatAlatLaboratorium.com/LaboratoriumMikrobiologi Daftar Peralatan Pembuatan Laboratorium Mikrobiologi www.AlatAlatLaboratorium.com/Memmert Informasi Product Memmert di Indonesia
  • 78. Telp/Sms : 0852-6727-7949. E-mail : sales@AlatAlatLaboratorium.com. Facebook : AlatAlatLaboratorium. Twitter : Alat2Lab. Q+A