SlideShare a Scribd company logo
1. I. DEFINISI
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuh
mencapai sekitar 40o secara terus menerus .
1. II. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat
pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen . zat pirogen ini dapat
berupa protein , pecahan protein , dan zat lain . terutama toksin polisakarida , yang dilepas
oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit .
Fase – fase terjadinya hipertermi
Fase I : awal
 Peningkatan denyut jantung .
 Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan .
 Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat .
 Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi .
 Merasakan sensasi dingin .
 Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi .
 Rambut kulit berdiri .
 Pengeluaran keringat berlebih .
 Peningkatan suhu tubuh .
Fase II : proses demam
 Proses menggigil lenyap .
 Kulit terasa hangat / panas .
 Merasa tidak panas / dingin .
 Peningkatan nadi & laju pernapasan .
 Peningkatan rasa haus .
 Dehidrasi ringan sampai berat .
 Mengantuk , delirium / kejang akibat iritasi sel saraf .
 Lesi mulut herpetik .
 Kehilangan nafsu makan .
 Kelemahan , keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein .
Fase III : pemulihan
 Kulit tampak merah dan hangat .
 Berkeringat .
 Menggigil ringan .
 Kemungkinan mengalami dehidrasi .
1. III. MANIFESTASI KLINIK
Pasien dengan gangguan thypoid akan mengalami
 Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik , terutama sore hari dan malam hari . Dengan keluhan
dan gejala demam , nyeri otot , nyeri kepala , anoreksia , dan mual , batuk , epitaksis ,
obstipasi / diare , perasaan tidak enak di perut .
 Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam , bradikardi , lidah yang khas ( putih ,
kotor pinggir hiperemi ) hepatomegali , meteorismus , penurunan kesadaran .
1. IV. PATOFISIOLOGI
KUMAN MASUK PEMBULUH DARAH
PENGELUARAN ENDOTOKSIN
MERANGSANG HIPOTALAMUS
PROSES INFLAMASI
RESPON TUBUH
HIPERTERMI
1. V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan SGOT & SGPT
SGOT & SGPT pada demam typoid seringkali meningkatkan tetapi dapat kembali normal
setelah sembuhnya tipoid .
 Uji widal
Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody . Aglutinin yang spesifik terhadap
salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
pernah divaksinasi . Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum klien yang disangka menderita typhoid .
1. VI. PENATALAKSANAAN MEDIS
Yaitu tindakan yang diberikan meliputi :
 BHSP .
 Kenakan pakaian yang tipis .
 Beri banyak minum .
 Beri banyak istirahat .
 Beri kompres .
 Beri obat penurun panas .
1. VII. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. A. Pengkajian
Adalah pengkajian dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan tentang
penderita agar dapat mengidentifikasi kebutuhan serta masalahnya .
Pengkajian ada 4 macam
1. Pengumpulan data
1. Data subyektif : data yang didapat oleh pencatat dan pasien atau keluarga dan
dapat diukur dengan menggunakan standart yang diakui .
2. Data obyektif : data yang didapat oleh pencatat dari pemeriksaan dan dapat
diukur dengan menggunakan standart yang diakui .
3. Analisa data
1. Data primer : data yang diperoleh dari pasien itu sendiri melalui
percakapan dengan pesien , pemeriksaan fisik pasien .
2. Data sekunder : data yang diperoleh dari orang lain yang mengetahui
keadaan pasien melalui komunikasi dengan orang yang dikenal , dokter
/ perawat .
Biodata
1. Nama : berkaitan dengan identitas klien .
2. Umur : demam dapat terjadi pada semua umur baik pria / wanita lebih
sering pada anak – anak .
3. Jenis kelamin : mengantisipasi kesamaan , nama pada pasien dengan jenis
kelamin berbeda .
4. Agama : mengetahui pola perilaku pasien dan pendekatan spiritual .
5. Pekerjaan : perlu dikaji berhubungan dengan kesamaan dan aktivitas sehari –
hari .
6. Suku bangsa : dikaji sehubungan dengan metode pendekatan yang digunakan
untuk mendukung kesehatan klien serta untuk mengetahui adat istiadat .
7. Alamat : untuk mengetahui kondisi lingkungan dan sanitasi uang ada
disekitar .
8. Nomor register : perlu dikaji untuk membedakan pasien dengan nama yang sama .
9. MRS : untuk mengetahui kapan pasien itu datang ke RS dan dilakukan
penanganan .
1. B. Anamnese
2. Keluhan utama
Biasanya klien dengan thypoid maka mengalami hipertermi , itu adalah yang paling menonjol
.
1. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan pada keluhan utama .
1. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit yang
dialami saat ini . pernahkah mengalami panas yang dialami sekarang .
1. Riwayat psikososial dan spiritual
a) Riwayat psikososial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan timbul kecemasan .
b) Aspek sosial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan terjadi gangguan dalam berinteraksi dengan
orang lain .
c) Aspek spiritual
Klien akan mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien harus menjalani
ibadah . namun ada klien yang cenderung lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan begitu
sebaliknya menyalahkan Tuhan akan penyakitnya yang di deritanya .
1. C. Pola kebiasaan sehari – hari
2. Pola aktivitas
Pola aktivitas menurun karena mengalami kelelahan disebabkan oleh hipertermi .
1. Pola istirahat
Pola istirahat terganggu diakibatkan hipertermi .
1. Pola kebersihan diri
Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung memikirkan penyakit yang dideritanya
daripada kebersihan diri .
1. Pola nutrisi
Pola nutrisi terganggu karena hipertermi .
1. D. Pemeriksaan fisik
2. Keadaan umum
1. Menggigil .
2. Kulit pecah .
3. Pengeluaran keringat berlebihan .
4. Tampak lemah .
5. Bibir kering .
6. Tingkat kesadaran compos mentis sampai terjadi shock
GCS : mata = 4
Verbal = 5
Motorik = 6
1. Tanda – tanda vital
1. Tensi : 105/65 mmHg – 125/80 mmHg dibawah / diatas normal .
2. Nadi : 70 – 110 x/menit dibawah / diatas normal .
3. Respirasi : 19 – 23 x/menit
4. Suhu : > 37 o C
5. Berat badan
Perlu dikaji untuk menilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit klien mengalami
kehilangan / penurunan berat badan , asupan nutrisi yang tidak adekuat ataupun reaksi
psikologis .
1. E. Pemeriksaan sistemcephalocaudal
2. Pemeriksaan kepala
 Bibir : mukosa bibir kering , tidak ada cyanosis .
 Lidah : tampak kotor & berwarna putih .
1. Pemeriksaan ekstrimitas
2. Pemeriksaan integumen
1. F. Diagnosa keperawatan
2. ketidak seimbangan volume cairan & elektrolit berhubungan dengan
hipertermi .
3. hipertermi berhubungan dengan proses infeksi .
4. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat .
 Telapak tangan dan kaki berwarna kakuningan / tampak pucat .
 Terjadi kelemahan & nyeri pada otot .
 Kulit tampak kemerahan .
 Akral hangat – panas .
 Turgor baik .
 Terjadi kelembapan kulit .
 Dada tampak normal .
 Abdomen nyeri tekan perut bagian kanan atas .
1. G. Intervensi
2. hipertermi berhubungan dengan proses penyakit .
 BHSP
 Beri penjelasan pada klien & keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .
 Lakukan kompres air dingin .
 Anjurkan memakai pakaian tipis & menyerap keringat .
 Mengatur jumlah pengunjung .
 Observasi suhu tubuh .
 Beri banyak minum , sedikit tapi sering .
1. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat .
 BHSP
 Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .
 Anjurkan makan & minum sedikit tapi sering .
 Anjurkan makan selagi hangat .
 Beri makanan yang menarik dan tidak bertentangan dengan diit yang dianjurkan .
 Ciptakan lingkungan yang optimal seperti menjaga kebersihan kamar .
1. VIII. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito , lynda jual . 2006 . buku saku diagnosa keperawatan edisi 10 , EGC , Jakarta .
www.nursingbegin.com
www.perawatindonesia.co.cc
Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh ditandai dengan suhutubuh
meningkat, kulit teraba hangat, kulit kemerahanTujuanSetelah diberikan asuhan
keperawatan selama ….x24 jam, diharapkan menunjukkansuhu tubuh pasien dalam
batas normal dengan kriteria hasil :
-
Kulit pasien tidak kemerahan
-
Suhu tubuh dalam batas normal (36-37
o
C)
-
Kulit pasien tidak teraba hangatIntervensi
KeperawatanI n t e r
v e n s i R
a s i o n a
l 1.Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil
/diaphoresis
2.
P a n t a u s u h u
l i n g k u n g a n , b a t a s i / t a m b a h a n l i n e n t e m p a t
t i d u r , sesuai indikasi
3.
Berikan kompres mandi hangat padal i p a t a n p a h a d a n a k s i l a ,
h i n d a r i penggunaan alcohol4.Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi5 . K o l a b o r a s i d e n g a n p e m b e r i a n
-
suhu 38,9
o
– 41,1
o
C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapatme mb a nt u d a la m
d ia gno s is ; mis , k ur va dema m lanjut berakhir lebih dari 24
jammenunjukkan demam remitten ( bervariasihanya beberapa derajat pada arah
tertentu.Menggigil sering mendahului puncak suhu.
-
suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubahunt uk mempertaha nka n suhu
mendekatinormal.
-
d a p a t me mb a nt u me ngur a n g i d e ma m. C a t a t a n : p e n g g u n a a n
a i r e s / a l c o h o l m u n g k i n m e n y e b a b k a n
k e d i n g i n a n , Peningkatan suhu secara actual. Selain itualcohol dapat
mengeringkan kulit.
-
A d a n y a p e n i n g k a t a n m e t a b o l i s m e me nyebabka n
kehilanga n banyak energi.U nt uk itu diperluka n peningkata n intake cairan
dan nutrisi
a nt ip ir e t i k , mis a l n ya A S A ( a s p ir in) , asetaminofen(Tylenol)
-
d i g u n a k a n u n t u k m e n g u r a n g i d e m a m dengan aksi sentral nya pada
hipotalamus,meskipun demam mungkin dapat bergunadalam membatasi
pertumbuhan organismedan meningkatkan autodestruksi dari sel-selyang terinfeksi.
Lp hypertermi

More Related Content

What's hot

Proposal TAK Kelompok 4..pdf
Proposal TAK Kelompok 4..pdfProposal TAK Kelompok 4..pdf
Proposal TAK Kelompok 4..pdf
shafa417
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
Vicky Thio
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
PutriPamungkas8
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
f' yagami
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
Masben27
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
PuskesmasMapitara
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
asyifa wiyarta
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
Valny Majid
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Sulistia Rini
 

What's hot (20)

Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Proposal TAK Kelompok 4..pdf
Proposal TAK Kelompok 4..pdfProposal TAK Kelompok 4..pdf
Proposal TAK Kelompok 4..pdf
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 

Viewers also liked

Format askep hipertermi
Format askep hipertermiFormat askep hipertermi
Format askep hipertermi
Etika Nurasih
 
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Desi Ardhina
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Pratiwi Lilapraba
 
Metabolisme dan Suhu Tubuh
Metabolisme dan Suhu TubuhMetabolisme dan Suhu Tubuh
Metabolisme dan Suhu Tubuh
Aftina Eka R
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
warjoyo susilo
 
HIPERTERMIA
HIPERTERMIAHIPERTERMIA
HIPERTERMIA
Muhammad Nasrullah
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantungLaporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
yohanes meor
 

Viewers also liked (9)

Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Format askep hipertermi
Format askep hipertermiFormat askep hipertermi
Format askep hipertermi
 
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
 
Metabolisme dan Suhu Tubuh
Metabolisme dan Suhu TubuhMetabolisme dan Suhu Tubuh
Metabolisme dan Suhu Tubuh
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
HIPERTERMIA
HIPERTERMIAHIPERTERMIA
HIPERTERMIA
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantungLaporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan dengan gagal jantung
 

Similar to Lp hypertermi

Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Marito Simanungkalit
 
Hipertiroid
HipertiroidHipertiroid
Hipertiroid
Cepot Aldrin
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Usaha Apa Aja Asal Halal
 
Askep-Hipotermia buk narmi.pdf
Askep-Hipotermia buk narmi.pdfAskep-Hipotermia buk narmi.pdf
Askep-Hipotermia buk narmi.pdf
Nurulfarhana285295
 
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAMLAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
Ariefiandra Ariefiandra
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
bennymarialumbantoru1
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
ArmilaYustikawati
 
ppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptxppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptx
MelaniaNatalega
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
Cahya
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
yaniinuryani
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
rikiab
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
ervinpramita
 
PERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptx
AndrikIrfani
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
sulisratnawati
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
vQhy
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
RidwanSriMuslimin
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
UGDPKMMARIDAN
 

Similar to Lp hypertermi (20)

Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 
Hipertiroid
HipertiroidHipertiroid
Hipertiroid
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Askep-Hipotermia buk narmi.pdf
Askep-Hipotermia buk narmi.pdfAskep-Hipotermia buk narmi.pdf
Askep-Hipotermia buk narmi.pdf
 
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAMLAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
ppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptxppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptx
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
PERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 4 (kedaruratan medis).pptx
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
 

More from Yabniel Lit Jingga

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Yabniel Lit Jingga
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Recently uploaded

KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 

Recently uploaded (19)

KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 

Lp hypertermi

  • 1. 1. I. DEFINISI Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuh mencapai sekitar 40o secara terus menerus . 1. II. ETIOLOGI Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen . zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein , dan zat lain . terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit . Fase – fase terjadinya hipertermi Fase I : awal  Peningkatan denyut jantung .  Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan .  Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat .  Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi .  Merasakan sensasi dingin .  Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi .  Rambut kulit berdiri .  Pengeluaran keringat berlebih .  Peningkatan suhu tubuh . Fase II : proses demam  Proses menggigil lenyap .  Kulit terasa hangat / panas .  Merasa tidak panas / dingin .  Peningkatan nadi & laju pernapasan .  Peningkatan rasa haus .  Dehidrasi ringan sampai berat .  Mengantuk , delirium / kejang akibat iritasi sel saraf .  Lesi mulut herpetik .  Kehilangan nafsu makan .  Kelemahan , keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein . Fase III : pemulihan  Kulit tampak merah dan hangat .  Berkeringat .  Menggigil ringan .  Kemungkinan mengalami dehidrasi . 1. III. MANIFESTASI KLINIK
  • 2. Pasien dengan gangguan thypoid akan mengalami  Minggu I Pada umumnya demam berangsur naik , terutama sore hari dan malam hari . Dengan keluhan dan gejala demam , nyeri otot , nyeri kepala , anoreksia , dan mual , batuk , epitaksis , obstipasi / diare , perasaan tidak enak di perut .  Minggu II Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam , bradikardi , lidah yang khas ( putih , kotor pinggir hiperemi ) hepatomegali , meteorismus , penurunan kesadaran . 1. IV. PATOFISIOLOGI KUMAN MASUK PEMBULUH DARAH PENGELUARAN ENDOTOKSIN MERANGSANG HIPOTALAMUS PROSES INFLAMASI RESPON TUBUH HIPERTERMI 1. V. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Pemeriksaan SGOT & SGPT SGOT & SGPT pada demam typoid seringkali meningkatkan tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya tipoid .  Uji widal Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody . Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasi . Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid . 1. VI. PENATALAKSANAAN MEDIS Yaitu tindakan yang diberikan meliputi :  BHSP .  Kenakan pakaian yang tipis .  Beri banyak minum .  Beri banyak istirahat .  Beri kompres .
  • 3.  Beri obat penurun panas . 1. VII. TINJAUAN KEPERAWATAN 1. A. Pengkajian Adalah pengkajian dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan tentang penderita agar dapat mengidentifikasi kebutuhan serta masalahnya . Pengkajian ada 4 macam 1. Pengumpulan data 1. Data subyektif : data yang didapat oleh pencatat dan pasien atau keluarga dan dapat diukur dengan menggunakan standart yang diakui . 2. Data obyektif : data yang didapat oleh pencatat dari pemeriksaan dan dapat diukur dengan menggunakan standart yang diakui . 3. Analisa data 1. Data primer : data yang diperoleh dari pasien itu sendiri melalui percakapan dengan pesien , pemeriksaan fisik pasien . 2. Data sekunder : data yang diperoleh dari orang lain yang mengetahui keadaan pasien melalui komunikasi dengan orang yang dikenal , dokter / perawat . Biodata 1. Nama : berkaitan dengan identitas klien . 2. Umur : demam dapat terjadi pada semua umur baik pria / wanita lebih sering pada anak – anak . 3. Jenis kelamin : mengantisipasi kesamaan , nama pada pasien dengan jenis kelamin berbeda . 4. Agama : mengetahui pola perilaku pasien dan pendekatan spiritual . 5. Pekerjaan : perlu dikaji berhubungan dengan kesamaan dan aktivitas sehari – hari . 6. Suku bangsa : dikaji sehubungan dengan metode pendekatan yang digunakan untuk mendukung kesehatan klien serta untuk mengetahui adat istiadat . 7. Alamat : untuk mengetahui kondisi lingkungan dan sanitasi uang ada disekitar . 8. Nomor register : perlu dikaji untuk membedakan pasien dengan nama yang sama . 9. MRS : untuk mengetahui kapan pasien itu datang ke RS dan dilakukan penanganan . 1. B. Anamnese 2. Keluhan utama Biasanya klien dengan thypoid maka mengalami hipertermi , itu adalah yang paling menonjol . 1. Riwayat penyakit sekarang Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan pada keluhan utama .
  • 4. 1. Riwayat penyakit dahulu Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit yang dialami saat ini . pernahkah mengalami panas yang dialami sekarang . 1. Riwayat psikososial dan spiritual a) Riwayat psikososial Pada klien yang mengalami hipertermi akan timbul kecemasan . b) Aspek sosial Pada klien yang mengalami hipertermi akan terjadi gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain . c) Aspek spiritual Klien akan mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien harus menjalani ibadah . namun ada klien yang cenderung lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan begitu sebaliknya menyalahkan Tuhan akan penyakitnya yang di deritanya . 1. C. Pola kebiasaan sehari – hari 2. Pola aktivitas Pola aktivitas menurun karena mengalami kelelahan disebabkan oleh hipertermi . 1. Pola istirahat Pola istirahat terganggu diakibatkan hipertermi . 1. Pola kebersihan diri Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung memikirkan penyakit yang dideritanya daripada kebersihan diri . 1. Pola nutrisi Pola nutrisi terganggu karena hipertermi . 1. D. Pemeriksaan fisik 2. Keadaan umum 1. Menggigil . 2. Kulit pecah . 3. Pengeluaran keringat berlebihan . 4. Tampak lemah . 5. Bibir kering . 6. Tingkat kesadaran compos mentis sampai terjadi shock GCS : mata = 4
  • 5. Verbal = 5 Motorik = 6 1. Tanda – tanda vital 1. Tensi : 105/65 mmHg – 125/80 mmHg dibawah / diatas normal . 2. Nadi : 70 – 110 x/menit dibawah / diatas normal . 3. Respirasi : 19 – 23 x/menit 4. Suhu : > 37 o C 5. Berat badan Perlu dikaji untuk menilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit klien mengalami kehilangan / penurunan berat badan , asupan nutrisi yang tidak adekuat ataupun reaksi psikologis . 1. E. Pemeriksaan sistemcephalocaudal 2. Pemeriksaan kepala  Bibir : mukosa bibir kering , tidak ada cyanosis .  Lidah : tampak kotor & berwarna putih . 1. Pemeriksaan ekstrimitas 2. Pemeriksaan integumen 1. F. Diagnosa keperawatan 2. ketidak seimbangan volume cairan & elektrolit berhubungan dengan hipertermi . 3. hipertermi berhubungan dengan proses infeksi . 4. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat .  Telapak tangan dan kaki berwarna kakuningan / tampak pucat .  Terjadi kelemahan & nyeri pada otot .  Kulit tampak kemerahan .  Akral hangat – panas .  Turgor baik .  Terjadi kelembapan kulit .  Dada tampak normal .  Abdomen nyeri tekan perut bagian kanan atas . 1. G. Intervensi 2. hipertermi berhubungan dengan proses penyakit .  BHSP  Beri penjelasan pada klien & keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .  Lakukan kompres air dingin .  Anjurkan memakai pakaian tipis & menyerap keringat .  Mengatur jumlah pengunjung .  Observasi suhu tubuh .  Beri banyak minum , sedikit tapi sering .
  • 6. 1. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat .  BHSP  Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .  Anjurkan makan & minum sedikit tapi sering .  Anjurkan makan selagi hangat .  Beri makanan yang menarik dan tidak bertentangan dengan diit yang dianjurkan .  Ciptakan lingkungan yang optimal seperti menjaga kebersihan kamar . 1. VIII. DAFTAR PUSTAKA Carpenito , lynda jual . 2006 . buku saku diagnosa keperawatan edisi 10 , EGC , Jakarta . www.nursingbegin.com www.perawatindonesia.co.cc Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh ditandai dengan suhutubuh meningkat, kulit teraba hangat, kulit kemerahanTujuanSetelah diberikan asuhan keperawatan selama ….x24 jam, diharapkan menunjukkansuhu tubuh pasien dalam batas normal dengan kriteria hasil : - Kulit pasien tidak kemerahan - Suhu tubuh dalam batas normal (36-37 o C) - Kulit pasien tidak teraba hangatIntervensi KeperawatanI n t e r v e n s i R a s i o n a l 1.Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil /diaphoresis 2. P a n t a u s u h u l i n g k u n g a n , b a t a s i / t a m b a h a n l i n e n t e m p a t t i d u r , sesuai indikasi 3. Berikan kompres mandi hangat padal i p a t a n p a h a d a n a k s i l a , h i n d a r i penggunaan alcohol4.Tingkatkan intake cairan dan nutrisi5 . K o l a b o r a s i d e n g a n p e m b e r i a n - suhu 38,9 o – 41,1 o
  • 7. C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapatme mb a nt u d a la m d ia gno s is ; mis , k ur va dema m lanjut berakhir lebih dari 24 jammenunjukkan demam remitten ( bervariasihanya beberapa derajat pada arah tertentu.Menggigil sering mendahului puncak suhu. - suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubahunt uk mempertaha nka n suhu mendekatinormal. - d a p a t me mb a nt u me ngur a n g i d e ma m. C a t a t a n : p e n g g u n a a n a i r e s / a l c o h o l m u n g k i n m e n y e b a b k a n k e d i n g i n a n , Peningkatan suhu secara actual. Selain itualcohol dapat mengeringkan kulit. - A d a n y a p e n i n g k a t a n m e t a b o l i s m e me nyebabka n kehilanga n banyak energi.U nt uk itu diperluka n peningkata n intake cairan dan nutrisi
  • 8. a nt ip ir e t i k , mis a l n ya A S A ( a s p ir in) , asetaminofen(Tylenol) - d i g u n a k a n u n t u k m e n g u r a n g i d e m a m dengan aksi sentral nya pada hipotalamus,meskipun demam mungkin dapat bergunadalam membatasi pertumbuhan organismedan meningkatkan autodestruksi dari sel-selyang terinfeksi.