1. MODUL DAN PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA 1
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
DISUSUN OLEH :
DR. IAN KURNIAWAN, S.T., M.ENG.
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG SUMATERA SELATAN
4. iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Panduan Praktikum Biokimia 1 untuk mahasiswa/i program studi DIV Analis
Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Panduan praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum
Biokimia 2 yang merupakan penunjang mata kuliah Biokimia 1 pada program studi DIV
Analis Kesehatan. Panduan praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/I dalam
mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah dam terencana. Pada
setiap topic telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus
dilakukan oleh mahasiswa/I serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/I
mengenai materi yang dibahas.
Panduan praktikum ini bukan merupakan referensi yang dapat dijadikan salah satu
daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian praktikan diharapkan
tetap untuk mempelajari buku-buku dasar lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat
pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan. Penyusun menyakini bahwa dalam
pembuatan panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan panduan praktikum ini
dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukannya. Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut membantu dalam mewujudkan panduan praktikum ini.
Palembang,
Tim penyusun
5. v
PETUNJUK UMUM KESELAMATAN DI LABORATORIUM
1. Praktikan wajib memakai jas praktikum dan alas kaki atau sepatu yang tertutup.
2. Rambut panjang harus diikat rapi ke belakang
3. Praktikan wajib membawa lap atau serbet atau keperluan lain yang dibutuhkan untuk
praktikum
4. Praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum didalam ruangan laboratorium
5. Semua pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun atau
merangsang harus dilakukan dalam lemari asam.
6. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan atau terhisap uapnya
selama praktikum.
7. Jauhkan semua senyawa organic yang mudah menguap seperti alcohol, eter, kloroform,
aseton dan spritus dari api secara terbuka karena bahan-bahan demikian mudah terbakar.
8. Bila pemanasan menggunakan api terbuka, nyalakan lampu pembakar spritus, nyalakan
lampu pembakar spritus dengan korek api biasa. Jangan menyalakan lampu spritus dengan
lampu spritus lain yang sudah menyala untuk menghindari terjadinya letupan api.
9. Matikan api pada lampu spritus dengan menutup sumbunya. Jangan matikan lampu
dengan meniup untuk mencegah terjadinya kebakara atau letupan api.
10. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari mulut
tabung. Namun kipaslah terlebih dahulu uap kearah muka.
11. Jangan sekali-kali menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam atau
basa kaut, asam asetat glacial, NH4OH. Gunakan pipet dengan bola penghisap untuk
memindahkan bahan-bahan demikian atau bahan beracun lainnya ke dalam alat yang
digunakan.
12. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk mencegah
terjadinya inhalasi bahan-bahan.
13. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, dimeja
kerja atau pada lantai. Bila hal ini terjadinya, segera laporkan pada dosen dan asisten
6. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 1
O
O
H
OH
PRAKTIKUM I
Uji molisch
I. Tujuan
Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
II. Dasar
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energi yang disimpn dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di
alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai
penyusun struktur didalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis
dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan
cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum).
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol
lemak dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
Karbohidrat adalah asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan
heksosa menghasilkan hidroksil-metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas α-naftol
dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
+ H2SO4 +
(pentose) (furfural) (α-naftol)
CINCIN UNGU
CHO
OHH
OHH
OH
CH2OH
H
7. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 2
CHO
OHH
OHH
OHH
CH3
OHH
O
O
HOH
OH
+ H2SO4 +
(Heksosa) (5-hidroksimetilfurfural) ((α-naftol)
CINCIN UNGU
III. Bahan dan alat :
1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
dan arabinosa masing-masing 1%.
2. Perekasi molisch
3. H2SO4 pekat.
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes.
IV. Prosedur
1. Masukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurlah denga baik.
3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui
dinding tabung agar tidak bercampur.
Reaksi positif akan ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua
lapisan.
8. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 3
PRAKTIKUM II
Uji Iodium
I. Tujuan
Membuktikan adanya polisakarida ( amilum, glikogen, dan dekstrin).
II. Dasar
Karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut
non polar, tetapi mudah larut dalam air kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air.
Klasifikasi karbohidrat.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa seperti glukosa dan
galaktosa, atau mengandung gugus keton seperti fruktosa.
Disakarida adalah gabungan dari dua jenis monosakarida. Oligosakarida adalah
karbohidrat dengan 2 sampai 8 monomer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam
air. Contoh disakarida adalah maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa) dan sukrosa (glukosa + fruktosa)
Polisakarida merupakan molekul polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisi menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.contoh
polisakarida adalah amilum dan glikogen. Amilum dengan air dingin membentuk
suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila
didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
9. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 4
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis
bereaksi dengan iodium membentuk warna merah cokelat.
III. Bahan dan alat
1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
dan arabinosa masing-masing 1%.
2. Larutan iodium
3. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes.
2. Tambahkan 2 tetes larutan iodium.
3. Amati warna yang terbentuk.
10. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 5
PRAKTIKUM III
Uji Benedict
I. Tujuan
Membuktikan adanya gula reduksi.
II. Dasar
Molekul karbohidrat terdiri atas atom –atom karbon , hidrogen dan oksigen . Sebagai
contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah
C12H22O11. Ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat ,
tetapi bukan karbohidrat misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau hidroksiasetaldehida,
sedangkan formal dehida mempunyai rumus CH2O atau lazim ditulis HCHO. Berdasarkan
gugus yang ada pada molekul karbohidrat ,maka karbohidrat dapat didefinisikan sebagai
polihidrosialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada proses
hidrolisis ( Poedjiadi, 2009).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur- unsur karbon (C),hidrogen ,dan oksigen.
Perbandingan antara hidrogen dan oksigen pada umumnya 2 : 1 seperti halnya dalam air ,oleh
karena itu diberi nama karbohidrat (Sunita ,2005).
Sifat –sifat monosakarida adalah sebagai berikut (Girindra, 1986) :
1. Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan dalam basa encer ,beberapa jam kemudian dihasilkan
campuran yang terdiri dari fruktosa ,manosa,dan sebagian glukosa semula.
2. Gula pereduksi
Karbohidrat ada yang bersifat gula pereduksi dan gula bukan pereduksi.sifat gula
pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga
dapat mereduksi ion – ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan
basa
3. Pembentuk glikosida
Salah satu sifat monosakarida yang sangat penting ialah kemampuanya untuk
membentuk glikosida dan asetal.
4. Pembentukan ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasitilasi oleh asam asetat dan anhidrida
yang berlebihan, membentuk O-asetil -α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara
11. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 6
R C
H
O
R C
OH
O
ester ini bisa dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk
penentuan struktur karbohidrat.
5. Fenilosazon dan osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam pada
suhu 1000.
C, membentuk asazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah
mengkristal. Glukosa, fruktosa, dan manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama,
selanjutnya akan terbentuk osazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat
digunakan untuk menentukan jenis karbohidrat yang diperiksa secara tentative.
Golongan karbohidrat yang tergolong monosakrida memiliki gugus gula pereduksi. Gula
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana
alkalis menjadi Cu2+,
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata sesuai reaksi
dibawah ini
+ Cu+2
+ 2OH-
+ Cu2O (s) merah bata + H2O
pemanasan
III. Bahan dan alat
1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
dan arabinosa masing-masing 1%.
2. Pereaksi Benedict
3. Alat pemanas atau penangas air
4. Tabung reaksi
5. Penjepit tabung
6. Pipet tetes
7. Pengatur waktu
IV. Prosedur
1. Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict.
Campurlah dengan baik.
2. Didihkan diatas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih
selama 5 menit.
3. Dinginkan perlahan-lahan
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
12. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 7
Reaksi positif akan ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, atau merah
bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan
untuk menentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif.
Warna Penilaian Konsentrasi
Biru /hijau keruh - -
Hijau/hijau kekuningan +1 Kurang dari 0,5%
Kuning kehijauan/kuning keruh +2 0,5 – 10%
Jingga +3 1,0 – 2,0%
Merah bata +4 Lebih dari 2%
13. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 8
PRAKTIKUM IV
Uji Barfoed
I. Tujuan
Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
II. Dasar
Karbohidrat tersusun sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat
yang jika dihidrolisis menghasilkan salah satu senyawa tersebut. Karbohidrat dapat dibagi
dalam 3 kelompok , yaitu : kelompok pertama , monosakarida ,kelompok kedua ,
oligosakarida , kelompok ketiga polisakarida , monosakarida termasuk gula sederhana yang
tidak dapat dihidrolisis menjadi bagian lebih kecil. Rumusnya sesuai nama karbohidrat yaitu
(CH2O)n. Misalnya triosa (C3H6O3) , tetrosa (C4H8O4), heksosa (C6H12O6), dan sebagainya
(Girindra,1986). Karbohidrat dalam sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat- zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda –beda meski terdapat persamaan –
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya (Sediaoetama,2000).
Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Poedjiadi, 2009) :
a. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri
atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat di uraikan dengan cara hidrolisis dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon
disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrosa adalah
suatu ketotetrosa . Pentosa ialah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon contoh
pentosa ialah ribosa dan ribulosa.
b. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida . Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang
terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang tebentuk empat moleku
monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam ialah disakarida.
c. Disakarida
1. Sukrosa
14. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 9
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari –hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari
bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pula tumbuhan lain misalnya dalam buah nanas
dan wortel. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi kekanan . hasil yang
diperoleh dari reaksi hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah ekuimolekular . Hasil
hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert.
2. Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D- glukosa, karena itu
laktosa adalah suatu disakarida . Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon
nomor 1 pada galaktosa atom karbon nomor 4 pada glukosa.oleh karenya molekul laktosa
masih mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat
mereduksi dan mutaretasi . Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α . Dalam susu
terdapat laktosa yang sering disebut gula susu.
3. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa . ikatan yang
terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan karbon nomor 4 , oleh karenanya maltosa masih
mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.
Maltosa merupakan hasil antara dalam hasil hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan
enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa,
tetapi kurang manis dari pada sukrosa.
d. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul
monosakarida. polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida, sedangkan senyawa lain disebut heteropolisakarida umumnya polisakarida
berupa senyawa berwarna putih dan tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi .
Ion Cu2+ ( dari pereaksi Barfoed ) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah
bata.
15. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 10
R C
H
O
R C
OH
O
dibawah ini
+ Cu asetat + Cu2O (s) merah bata + CH3COOH
pemanasan
III. Bahan dan alat :
1. Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing
dalam larutan 1%.
2. Pereaksi barfoed
3. Alat pemanas
4. Tabung reaksi
5. Pengatur tabung
6. Penjepit tabung
7. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed.
Campurlah dengan baik.
2. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama semenit atau masukan dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.
3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan cu2o berwarna merah bata.
16. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 11
CHO
OHH
OHH
OH
CH2OH
H O
O
H
CH3
OH OH
PRAKTIKUM V
Uji Seliwanoff
I. Tujuan
Membuktikan adanya ketosa (fruktosa).
II. Dasar
Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah bila larutannya diberi beberapa tetes
α-naphtol sebagai uji molisch. Cara lain untuk mengetahui adanya karbohidrat adalah uji
benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning atau merah), uji fehling (endapan
merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-
tiap golongan karbohidrat.
Karbohidrat oleh asam organik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan
heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch dengan furufural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan
penambahan resolcinol (3,5-dihidroksi toluene) akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah orange.
+ HCl +
Pentose furfural orsinol
WARNA BIRU
III. Bahan dan alat
1. Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing
dalam larutan 1%.
2. Pereaksi Seliwanoff
3. Alat pemanas
4. Pengatur suhu
5. Tabung reaksi
17. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 12
6. Penjepit tabung
7. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff dalam tabung reaksi.
2. Didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1
menit.
3. Hasil positif akan ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah
18. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 13
CHO
CH2OH
OH
H
OH
OH
H
OH
H
H
COOH
COOH
OH
H
OH
OH
H
OH
H
H
CHO
CH2OH
OH
H
H
OH
H
OH
OH
H
COOH
CH2OH
OH
H
OH
OH
H
OH
H
H
PRAKTIKUM VI
Uji Asam Musat
I. Tujuan
Membedakan antara glukosa dan galaktosa.
II. Dasar
Karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa
atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa. Oksidasi
terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut.
Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang tidak dapat larut.
HNO3
D-glukosa asam sakarat (larut)
HNO3
D-galaktosa asam musat (tidak larut)
III. Bahan dan alat
1. Sukrosa, laktosa, galaktosa, dan glukosa.
2. HNO3 pekat
3. Mikroskop
19. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 14
4. Alat pemanas
5. Tabung reaksi
6. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat.
2. Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes.
3. Dinginkan perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya endapan Kristal-kristal keras
seperti pasir.
4. Amatilah dibawah mikroskop.
20. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 15
PRAKTIKUM VII
Hidrolisis Pati
I. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
II. Dasar
Pati (starch) merupakan poklisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terutama
dala golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung dan padi. Pati tergbagi
menjadi 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Frakasi terlarut disebut amilosa
(+20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru.
Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+80%) dengan struktur bercabang.
Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru
sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis
pati ditunjukkan seperti table 1.2.
Waktu hidrolisis Warna dengan iodium Hasil hidrolisis
Setelah 3 menit Biru Amilosa
Setelah 6 menit Ungu Amilopektin
Setelah 9 menit Violet Amilopektin
Setelah 12 menit Merah Eritrodekstrin
Setelah 15 menit Kuning cokelat Akrodekstrin
Setelah 18 menit Kuning pucat Maltosa
Setelah 21 menit Kuning pucat Glukosa
III. Bahan dan alat
1. Larutan Amilum 1%
2. Larutan Iodium
3. Pereaksi Benedict
4. Larutan HCl 2%
21. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 16
5. Kertas lakmus
6. Alat pemanas
7. Tabung reaksi
8. Penjepit tabung
9. Pipet ukur
IV. Prosedur
1. Masukkan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%, kemudian tambahkan 2,5 ml HCl
2 N.
2. Campurlah dengan baik, lalu masukkan dalam penangas air mendidih.
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan ditambahkan
2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna yang terjadi.
4. Lanjutkan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
5. Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.
6. Setelah didinginkan, ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH
2%. Uji dengan kertas lakmus.
7. Kemudian, ujilah dengan Benedict.
8. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati .
22. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 17
PRAKTIKUM VIII
Hidrolisis Sukrosa
I. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
II. Dasar
Klasifikasi karbohidrat.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa seperti glukosa dan
galaktosa, atau mengandung gugus keton seperti fruktosa.
Disakarida adalah gabungan dari dua jenis monosakarida. Oligosakarida adalah
karbohidrat dengan 2 sampai 8 monomer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam
air. Contoh disakarida adalah maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa) dan sukrosa (glukosa + fruktosa)
Polisakarida merupakan molekul polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisi menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.contoh
polisakarida adalah amilum dan glikogen. Amilum dengan air dingin membentuk
suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila
didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan
fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis
23. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 18
memberikan hasil negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi posotif pula dan
menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.
Sukrosa (disakarida) + HCl Glukosa + Fruktosa
III. Bahan dan alat
1. Larutan Sukrosa 2%
2. Pereaksi Benedict
3. Pereaksi Seliwanoff
4. Pereaksi Barfoed
5. Larutan HCl Pekat
6. Larutan NaOH 2%
7. Kertas lakmus
8. Alat pemanas
9. Tabung reaksi
10. Pipet ukur
IV. Prosedur
1. Masukkan 5 ml Sukrosa 2% kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes HCl pekat.
2. Campurlah dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit.
3. Setelah didinginkan, netralkan dengan larutan NaOH 2% dan uji dengan kertas
lakmus.
4. Selanjutnya, uji dengan Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.
5. Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis Sukrosa.
24. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 19
PRAKTIKUM IX
Penetuan Kadar Gula Reduksi
( Cara Spektrofotometri: Metode Nelson-Somogyi)
I. Tujuan
Menentukan kadar gula reduksi dalam satu bahan.
II. Dasar
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energy yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan
di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai
penyususn struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan disakarida
mempunyai sifat mereduksi. Contohnya: glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, dan maltose.
Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton
bebas atau karena mempunyai gugus hidroksil (-OH) bebas yang reaktif. Pada molekul
glukosa (aldosa), gugus pereduksi terletak pada atom C nomor 1, sedangkan pada fruktosa
(ketosa) terletak pada atom C no 2.
Molekul sukrosa (disakarida) dan pilosakarida (amilum, glikogen dekstrin dan
selulosa) tidak mempunyai sifat mereduksi karena keduanya tidak mempunyai gugus
pereduksi. Gugus-gugus sudah saling terikat, sehingga sifat mereduksinya hilang. Sifat
sebagai reduktor atau kemampuan mereduksi dari karbohidrat akan mengubah ion-ion logam
missal nya ion Cu2+
dari bahan pereaksi menjadi ion Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O
menjadi warna Merah bata.
Penentuan kadar gula reduksi dalam suatu contoh karbohidrat dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya dengan titrasi metode Luff Schoorl dab cara
Spektrofotometri metode Nelson- Somogyi.
III. Bahan dan alat
1. Larutan glukosa standar
25. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 20
2. Pereaksi Nelson
3. Pereaksi Arsenomolibdat
4. Larutan Pb-asetat
5. Spektofotometer 20 D
6. Gelas kimia
7. Alat pemanas
8. Pengatur suhu
9. Tabung reaksi
10. Pipet ukur
IV. Prosedur
1. Buat larutan standar glukosa ( 10 mg glukosa anhidrat/100 ml ).
2. Dari larutan glukosa, lakukan 6 kali pengencera, sehingga diperoleh larutan glukosa
standar dengan konsentrasi masing-masing 2,0 ; 4,0 : 5,0: 6,0: 8,0 dam 10 mg/ 100
ml.
3. Siapkan tujuh tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian isislah dengan masing-
ma sing enam tabung dengan 1 ml larutan glukosa standar diatas sedangkan satu
tabung lainnya diisi dengan 1 ml aquades sebagai blanko.
4. Kedalam setiap tabung diatas tambahkan, 1 ml pereaksi Nelson, lalu panaskan semua
tabung dalam penagas air mendidih 20 menit.
5. Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dengan memasukkan
kedalam gelas kimia yang berisi air dingin sehingga suhu tabung 25®C.
6. Setelah dingin tambahkan kedalam setiap tabung 1 ml pereaksi Arsenomolibdat.
Gojok sampai semua endapan Cu2O yang ada larut .
7. Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna tambahkan 7 ml aquades dan gojoklah
sampai homogen.
8. Baca serapan atau absorban (A) masing-masing larutan pada spectrophotometer
dengan panjang gelombang 540 nm.
9. Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara kadar glukosa dan
absorbansi.
26. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 21
PRAKTIKUM X
Uji Kelarutan Lipid
I. Tujuan
Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
II. Dasar
Lipid adalah gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak dan tidak
dapat larut dalam air tapi larut dalam kloroform dan eter. Lipid bersifat plastis (mudah
dibentuk) yang mengandung kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur
tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerab bau, dapat terhidrolisis dengan basa
membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonifikasi.
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk diantaranya
fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak
kerangka gliserol (fosfogliserida) atau stingosina (sfingomyelin). Serebrosid mengandung
glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol
merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut
adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal serta hormon seks,
vitamin D, dan asam empedu.
Pada umumnya lemak dan minyak tidak dapat larut dengan air, tetapi sedikit larut
dalam alhokol dan larut sempurna pada pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton,
benzene, atau pelarut nonpolar.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karenabila dibiarkan
maka keduanya cairanakan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya tahan aktif permukaan,
sehingga tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Alcohol 96%
3. Kloroform
4. Eter
5. Air suling
27. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 22
6. Larutan Na2CO3 0,5%
7. Tabung reaksi
8. Penjepit tabung
9. Pipet ukur
10. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut isilah dengan air
suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.
2. Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa.
3. Kocokla sampai homogeny, biarkan beberapa saat.
4. Amati sifat kelarutannya.
28. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 23
PRAKTIKUM XI
Uji Pembentukan Emulsi
I. Tujuan
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
II. Dasar
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun memiliki daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Emulsi adalah dipersi atau suspensi yang menstabilkan suatu cairan dalam cairan lain
dimana keduanya tidak saling melarutkan.agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu
zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau amulsifying agent, yang berfungsiu menurunkan
tegangan permukaan anatar kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, sabun
dan garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling
minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan dan diadsronsi melapisi butir-butir
minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan suatu cairan dalam cairan lain
dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yyang berfungsis menurunkan
tegangan permukaan anata kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom,
sabun dan garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik eminyak maupun air. Emulsifier akan membentuklapisan di sekeliling minyak
sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diarbsorpsi melapisi butir-butir minyak.
Sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
29. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 24
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Larutan Na2CO3 0,5%
3. Larutan sabun
4. Larutan Protein 2%
5. Larutan empedu encer
6. Tabung reaksi
7. Pipet ukur atau tetes
IV. Prosedur
1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1 : isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa.
Tabung 2 : isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes NA2CO3 0,5%.
Tabung 3 : isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutan sabun.
Tabung 4 : isi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapa.
Tabung 5 : isi 2 ml larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa.
2. Kocoklahetiap tabung dengan kuat, tunggu beberapa saat.
3. Amati terjadinya pembentukan emulsi.
30. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 25
PRAKTIKUM XII
Uji Keasaman Minyak
I. Tujuan
Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa.
II. Dasar
Trigliserida dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak
penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair karena mengandung sejumlah
asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan asam arakidonat.
Asam-asam lemak termasuk asam lemak essensial yang dapat mencegah timbulnya gejala
arteriosclerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan koleterol.
Sebaliknya asam lemak hewani pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak
mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Asam lemak jenuh
memiliki titik lebur lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh.
Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik
bersifat asam. Hal ini dosebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan
aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas.
Proses ketengikan pada minyak atau lemak dapat dipercepat oleh adanya; cahaya,
kelembapan, pemanasan, aksi mikroba dan katlis logam tertentu, seperti : Fe,Ni, atau Mn.
Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadunya proses ketengikan disebut
antioksidan, misalnya tokoferol ( vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,
hidroquinon, dan flavonoid.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Minyak kelapa tengik
3. Kertas lakmus merah dan biru
4. Porselin tetes
5. Pipet tetes
31. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 26
IV. Prosedur
1. Teteskan sedikit minyak kelapa pada porselin tetes.
2. Ujilah dengan kertas lakmus
3. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Ulangi percobaan dengan menggunakan minyak kelapa tengik.
32. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 27
PRAKTIKUM XIII
Uji Sifat Ketidak Jenuhan Minyak
I. Tujuan
Mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak.
II. Dasar
Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatn rangkap,
sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yng mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap.
Asam lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti
asam asetat, asetaldehid, dan ethanol yang merupakan hasil respirasi tanaman.
Asam lemak dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Asam lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh: asam
palmitat, asam stearat. Sebagian besar pada lemak hewani.
2. Asam lemak tidak jenuh. Yaitu asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap. Contoh asam oleat, asam linoleat dan asam linoleat. Sumber minyak nabati pada
biji-bijian atau kacang-kacangan.
Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) semerti
asam palmitat dan asan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh kebayakan dari tanaman
(minyak nabati) dan beberapa di antaranya merupakan oleat, asam linoleat, dan asam
linolenat. Asam lemak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi air brom pada ikatan
rangkap.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Margarine atau lemak padat
3. Kloroform
4. Air brom
33. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 28
5. Tabung reaksi
6. Pipet ukur atau tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 ml kloroform.
3. Tambahkan setets demi setetes air brom sambil dikocok hingga warna merah air brom
tidak berubah.
4. Hitung jumlah tetesan yang dibutuhkan.
5. Ulangi percobaan menggunakan margarine atau lemak padat.
6. Bandingkan jumlah tetesan yang dihasilkan.
34. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 29
PRAKTIKUM XIV
Uji Penyabunan Minyak
I. Tujuan
Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.
II. Dasar
Lipid adalah gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak dan tidak
dapat larut dalam air tapi larut dalam kloroform dan eter. Lipid bersifat plastis (mudah
dibentuk) yang mengandung kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur
tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerab bau, dapat terhidrolisis dengan basa
membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonifikasi.
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk
diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki
banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau stingosina (sfingomyelin). Serebrosid
mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam
glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam
tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal
serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu.
Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid
yaitu komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting bagi
manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di dalamnya. Fungsinya
dapat melarutkan vitamin A,D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih effesien dibandingkan
karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9kkal, sedangkan
karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal setiap gram.
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti
NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis
minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Alkohol 95%
35. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 30
3. NaOH
4. Larutan detergen
5. Asam asetat encer 5 M
6. Larutan CaCl 5%
7. Larutan MgSO4
8. Larutan Pb-asetat 5%
9. Erlenmayer
10. Tabung reaksi
11. Alat pemanas
12. Neraca analitik
IV. Prosedur
A. Hidrolisis minyak kelapa (saponifikasi)
1. Masukkan 5 ml minyak kelapa ke dalam erlenmayer.
2. Tambahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alcohol 95%.
3. Panaskan sampai mendidih selama 15 menit.
4. Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambillah 3 tetes
larutan, kemudian larutkan dengan air. Bila larut maka reaksi sempurna.
5. Setelah sempurna, uapkan alcohol sampai habis.
6. Dinginkan, lalu tambahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabun larut.
B. Uji sifat-sifat sabun ( kesadahan)
1. Ambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu netralkan denga asam asetat
ecer.
2. Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing
masukkan kedalam tabung reaksi.
36. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 31
DAFTAR PUSTAKA
Arbianto, Purwo.1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB.
Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Pudjiiadi, Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI
Yazid dan Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Jakarta: