SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
MODUL DAN PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA 1
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
DISUSUN OLEH :
DR. IAN KURNIAWAN, S.T., M.ENG.
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG SUMATERA SELATAN
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Panduan Praktikum Biokimia 1 untuk mahasiswa/i program studi DIV Analis
Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Panduan praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum
Biokimia 2 yang merupakan penunjang mata kuliah Biokimia 1 pada program studi DIV
Analis Kesehatan. Panduan praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/I dalam
mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah dam terencana. Pada
setiap topic telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus
dilakukan oleh mahasiswa/I serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/I
mengenai materi yang dibahas.
Panduan praktikum ini bukan merupakan referensi yang dapat dijadikan salah satu
daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian praktikan diharapkan
tetap untuk mempelajari buku-buku dasar lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat
pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan. Penyusun menyakini bahwa dalam
pembuatan panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan panduan praktikum ini
dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukannya. Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut membantu dalam mewujudkan panduan praktikum ini.
Palembang,
Tim penyusun
v
PETUNJUK UMUM KESELAMATAN DI LABORATORIUM
1. Praktikan wajib memakai jas praktikum dan alas kaki atau sepatu yang tertutup.
2. Rambut panjang harus diikat rapi ke belakang
3. Praktikan wajib membawa lap atau serbet atau keperluan lain yang dibutuhkan untuk
praktikum
4. Praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum didalam ruangan laboratorium
5. Semua pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun atau
merangsang harus dilakukan dalam lemari asam.
6. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan atau terhisap uapnya
selama praktikum.
7. Jauhkan semua senyawa organic yang mudah menguap seperti alcohol, eter, kloroform,
aseton dan spritus dari api secara terbuka karena bahan-bahan demikian mudah terbakar.
8. Bila pemanasan menggunakan api terbuka, nyalakan lampu pembakar spritus, nyalakan
lampu pembakar spritus dengan korek api biasa. Jangan menyalakan lampu spritus dengan
lampu spritus lain yang sudah menyala untuk menghindari terjadinya letupan api.
9. Matikan api pada lampu spritus dengan menutup sumbunya. Jangan matikan lampu
dengan meniup untuk mencegah terjadinya kebakara atau letupan api.
10. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari mulut
tabung. Namun kipaslah terlebih dahulu uap kearah muka.
11. Jangan sekali-kali menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam atau
basa kaut, asam asetat glacial, NH4OH. Gunakan pipet dengan bola penghisap untuk
memindahkan bahan-bahan demikian atau bahan beracun lainnya ke dalam alat yang
digunakan.
12. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk mencegah
terjadinya inhalasi bahan-bahan.
13. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, dimeja
kerja atau pada lantai. Bila hal ini terjadinya, segera laporkan pada dosen dan asisten
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 1
O
O
H
OH
PRAKTIKUM I
Uji molisch
I. Tujuan
Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
II. Dasar
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energi yang disimpn dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di
alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai
penyusun struktur didalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis
dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan
cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum).
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol
lemak dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
Karbohidrat adalah asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan
heksosa menghasilkan hidroksil-metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas α-naftol
dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
+ H2SO4 +
(pentose) (furfural) (α-naftol)
CINCIN UNGU
CHO
OHH
OHH
OH
CH2OH
H
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 2
CHO
OHH
OHH
OHH
CH3
OHH
O
O
HOH
OH
+ H2SO4 +
(Heksosa) (5-hidroksimetilfurfural) ((α-naftol)
CINCIN UNGU
III. Bahan dan alat :
1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
dan arabinosa masing-masing 1%.
2. Perekasi molisch
3. H2SO4 pekat.
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes.
IV. Prosedur
1. Masukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurlah denga baik.
3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui
dinding tabung agar tidak bercampur.
Reaksi positif akan ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua
lapisan.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 3
PRAKTIKUM II
Uji Iodium
I. Tujuan
Membuktikan adanya polisakarida ( amilum, glikogen, dan dekstrin).
II. Dasar
Karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut
non polar, tetapi mudah larut dalam air kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air.
Klasifikasi karbohidrat.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa seperti glukosa dan
galaktosa, atau mengandung gugus keton seperti fruktosa.
Disakarida adalah gabungan dari dua jenis monosakarida. Oligosakarida adalah
karbohidrat dengan 2 sampai 8 monomer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam
air. Contoh disakarida adalah maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa) dan sukrosa (glukosa + fruktosa)
Polisakarida merupakan molekul polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisi menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.contoh
polisakarida adalah amilum dan glikogen. Amilum dengan air dingin membentuk
suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila
didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 4
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis
bereaksi dengan iodium membentuk warna merah cokelat.
III. Bahan dan alat
1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
dan arabinosa masing-masing 1%.
2. Larutan iodium
3. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes.
2. Tambahkan 2 tetes larutan iodium.
3. Amati warna yang terbentuk.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 5
PRAKTIKUM III
Uji Benedict
I. Tujuan
Membuktikan adanya gula reduksi.
II. Dasar
Molekul karbohidrat terdiri atas atom –atom karbon , hidrogen dan oksigen . Sebagai
contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah
C12H22O11. Ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat ,
tetapi bukan karbohidrat misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau hidroksiasetaldehida,
sedangkan formal dehida mempunyai rumus CH2O atau lazim ditulis HCHO. Berdasarkan
gugus yang ada pada molekul karbohidrat ,maka karbohidrat dapat didefinisikan sebagai
polihidrosialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada proses
hidrolisis ( Poedjiadi, 2009).
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur- unsur karbon (C),hidrogen ,dan oksigen.
Perbandingan antara hidrogen dan oksigen pada umumnya 2 : 1 seperti halnya dalam air ,oleh
karena itu diberi nama karbohidrat (Sunita ,2005).
Sifat –sifat monosakarida adalah sebagai berikut (Girindra, 1986) :
1. Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan dalam basa encer ,beberapa jam kemudian dihasilkan
campuran yang terdiri dari fruktosa ,manosa,dan sebagian glukosa semula.
2. Gula pereduksi
Karbohidrat ada yang bersifat gula pereduksi dan gula bukan pereduksi.sifat gula
pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga
dapat mereduksi ion – ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan
basa
3. Pembentuk glikosida
Salah satu sifat monosakarida yang sangat penting ialah kemampuanya untuk
membentuk glikosida dan asetal.
4. Pembentukan ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasitilasi oleh asam asetat dan anhidrida
yang berlebihan, membentuk O-asetil -α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 6
R C
H
O
R C
OH
O
ester ini bisa dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk
penentuan struktur karbohidrat.
5. Fenilosazon dan osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam pada
suhu 1000.
C, membentuk asazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah
mengkristal. Glukosa, fruktosa, dan manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama,
selanjutnya akan terbentuk osazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat
digunakan untuk menentukan jenis karbohidrat yang diperiksa secara tentative.
Golongan karbohidrat yang tergolong monosakrida memiliki gugus gula pereduksi. Gula
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana
alkalis menjadi Cu2+,
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata sesuai reaksi
dibawah ini
+ Cu+2
+ 2OH-
+ Cu2O (s) merah bata + H2O
pemanasan
III. Bahan dan alat
1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
dan arabinosa masing-masing 1%.
2. Pereaksi Benedict
3. Alat pemanas atau penangas air
4. Tabung reaksi
5. Penjepit tabung
6. Pipet tetes
7. Pengatur waktu
IV. Prosedur
1. Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict.
Campurlah dengan baik.
2. Didihkan diatas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih
selama 5 menit.
3. Dinginkan perlahan-lahan
4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 7
Reaksi positif akan ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, atau merah
bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan
untuk menentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif.
Warna Penilaian Konsentrasi
Biru /hijau keruh - -
Hijau/hijau kekuningan +1 Kurang dari 0,5%
Kuning kehijauan/kuning keruh +2 0,5 – 10%
Jingga +3 1,0 – 2,0%
Merah bata +4 Lebih dari 2%
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 8
PRAKTIKUM IV
Uji Barfoed
I. Tujuan
Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
II. Dasar
Karbohidrat tersusun sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat
yang jika dihidrolisis menghasilkan salah satu senyawa tersebut. Karbohidrat dapat dibagi
dalam 3 kelompok , yaitu : kelompok pertama , monosakarida ,kelompok kedua ,
oligosakarida , kelompok ketiga polisakarida , monosakarida termasuk gula sederhana yang
tidak dapat dihidrolisis menjadi bagian lebih kecil. Rumusnya sesuai nama karbohidrat yaitu
(CH2O)n. Misalnya triosa (C3H6O3) , tetrosa (C4H8O4), heksosa (C6H12O6), dan sebagainya
(Girindra,1986). Karbohidrat dalam sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat- zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda –beda meski terdapat persamaan –
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya (Sediaoetama,2000).
Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Poedjiadi, 2009) :
a. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri
atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat di uraikan dengan cara hidrolisis dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon
disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrosa adalah
suatu ketotetrosa . Pentosa ialah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon contoh
pentosa ialah ribosa dan ribulosa.
b. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida . Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang
terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang tebentuk empat moleku
monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam ialah disakarida.
c. Disakarida
1. Sukrosa
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 9
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari –hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari
bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pula tumbuhan lain misalnya dalam buah nanas
dan wortel. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi kekanan . hasil yang
diperoleh dari reaksi hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah ekuimolekular . Hasil
hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert.
2. Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D- glukosa, karena itu
laktosa adalah suatu disakarida . Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon
nomor 1 pada galaktosa atom karbon nomor 4 pada glukosa.oleh karenya molekul laktosa
masih mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat
mereduksi dan mutaretasi . Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α . Dalam susu
terdapat laktosa yang sering disebut gula susu.
3. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa . ikatan yang
terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan karbon nomor 4 , oleh karenanya maltosa masih
mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.
Maltosa merupakan hasil antara dalam hasil hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan
enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa,
tetapi kurang manis dari pada sukrosa.
d. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul
monosakarida. polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida, sedangkan senyawa lain disebut heteropolisakarida umumnya polisakarida
berupa senyawa berwarna putih dan tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi .
Ion Cu2+ ( dari pereaksi Barfoed ) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah
bata.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 10
R C
H
O
R C
OH
O
dibawah ini
+ Cu asetat + Cu2O (s) merah bata + CH3COOH
pemanasan
III. Bahan dan alat :
1. Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing
dalam larutan 1%.
2. Pereaksi barfoed
3. Alat pemanas
4. Tabung reaksi
5. Pengatur tabung
6. Penjepit tabung
7. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed.
Campurlah dengan baik.
2. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama semenit atau masukan dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.
3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan cu2o berwarna merah bata.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 11
CHO
OHH
OHH
OH
CH2OH
H O
O
H
CH3
OH OH
PRAKTIKUM V
Uji Seliwanoff
I. Tujuan
Membuktikan adanya ketosa (fruktosa).
II. Dasar
Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah bila larutannya diberi beberapa tetes
α-naphtol sebagai uji molisch. Cara lain untuk mengetahui adanya karbohidrat adalah uji
benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning atau merah), uji fehling (endapan
merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-
tiap golongan karbohidrat.
Karbohidrat oleh asam organik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan
heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch dengan furufural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan
penambahan resolcinol (3,5-dihidroksi toluene) akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah orange.
+ HCl +
Pentose furfural orsinol
WARNA BIRU
III. Bahan dan alat
1. Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing
dalam larutan 1%.
2. Pereaksi Seliwanoff
3. Alat pemanas
4. Pengatur suhu
5. Tabung reaksi
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 12
6. Penjepit tabung
7. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff dalam tabung reaksi.
2. Didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1
menit.
3. Hasil positif akan ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 13
CHO
CH2OH
OH
H
OH
OH
H
OH
H
H
COOH
COOH
OH
H
OH
OH
H
OH
H
H
CHO
CH2OH
OH
H
H
OH
H
OH
OH
H
COOH
CH2OH
OH
H
OH
OH
H
OH
H
H
PRAKTIKUM VI
Uji Asam Musat
I. Tujuan
Membedakan antara glukosa dan galaktosa.
II. Dasar
Karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa
atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa. Oksidasi
terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut.
Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang tidak dapat larut.
HNO3
D-glukosa asam sakarat (larut)
HNO3
D-galaktosa asam musat (tidak larut)
III. Bahan dan alat
1. Sukrosa, laktosa, galaktosa, dan glukosa.
2. HNO3 pekat
3. Mikroskop
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 14
4. Alat pemanas
5. Tabung reaksi
6. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat.
2. Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes.
3. Dinginkan perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya endapan Kristal-kristal keras
seperti pasir.
4. Amatilah dibawah mikroskop.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 15
PRAKTIKUM VII
Hidrolisis Pati
I. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
II. Dasar
Pati (starch) merupakan poklisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terutama
dala golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung dan padi. Pati tergbagi
menjadi 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Frakasi terlarut disebut amilosa
(+20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru.
Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+80%) dengan struktur bercabang.
Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru
sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis
pati ditunjukkan seperti table 1.2.
Waktu hidrolisis Warna dengan iodium Hasil hidrolisis
Setelah 3 menit Biru Amilosa
Setelah 6 menit Ungu Amilopektin
Setelah 9 menit Violet Amilopektin
Setelah 12 menit Merah Eritrodekstrin
Setelah 15 menit Kuning cokelat Akrodekstrin
Setelah 18 menit Kuning pucat Maltosa
Setelah 21 menit Kuning pucat Glukosa
III. Bahan dan alat
1. Larutan Amilum 1%
2. Larutan Iodium
3. Pereaksi Benedict
4. Larutan HCl 2%
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 16
5. Kertas lakmus
6. Alat pemanas
7. Tabung reaksi
8. Penjepit tabung
9. Pipet ukur
IV. Prosedur
1. Masukkan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%, kemudian tambahkan 2,5 ml HCl
2 N.
2. Campurlah dengan baik, lalu masukkan dalam penangas air mendidih.
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan ditambahkan
2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna yang terjadi.
4. Lanjutkan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
5. Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.
6. Setelah didinginkan, ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH
2%. Uji dengan kertas lakmus.
7. Kemudian, ujilah dengan Benedict.
8. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati .
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 17
PRAKTIKUM VIII
Hidrolisis Sukrosa
I. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
II. Dasar
Klasifikasi karbohidrat.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa seperti glukosa dan
galaktosa, atau mengandung gugus keton seperti fruktosa.
Disakarida adalah gabungan dari dua jenis monosakarida. Oligosakarida adalah
karbohidrat dengan 2 sampai 8 monomer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam
air. Contoh disakarida adalah maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa) dan sukrosa (glukosa + fruktosa)
Polisakarida merupakan molekul polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisi menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.contoh
polisakarida adalah amilum dan glikogen. Amilum dengan air dingin membentuk
suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila
didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan
fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 18
memberikan hasil negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi posotif pula dan
menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.
Sukrosa (disakarida) + HCl Glukosa + Fruktosa
III. Bahan dan alat
1. Larutan Sukrosa 2%
2. Pereaksi Benedict
3. Pereaksi Seliwanoff
4. Pereaksi Barfoed
5. Larutan HCl Pekat
6. Larutan NaOH 2%
7. Kertas lakmus
8. Alat pemanas
9. Tabung reaksi
10. Pipet ukur
IV. Prosedur
1. Masukkan 5 ml Sukrosa 2% kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes HCl pekat.
2. Campurlah dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit.
3. Setelah didinginkan, netralkan dengan larutan NaOH 2% dan uji dengan kertas
lakmus.
4. Selanjutnya, uji dengan Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.
5. Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis Sukrosa.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 19
PRAKTIKUM IX
Penetuan Kadar Gula Reduksi
( Cara Spektrofotometri: Metode Nelson-Somogyi)
I. Tujuan
Menentukan kadar gula reduksi dalam satu bahan.
II. Dasar
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energy yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan
di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai
penyususn struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan disakarida
mempunyai sifat mereduksi. Contohnya: glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, dan maltose.
Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton
bebas atau karena mempunyai gugus hidroksil (-OH) bebas yang reaktif. Pada molekul
glukosa (aldosa), gugus pereduksi terletak pada atom C nomor 1, sedangkan pada fruktosa
(ketosa) terletak pada atom C no 2.
Molekul sukrosa (disakarida) dan pilosakarida (amilum, glikogen dekstrin dan
selulosa) tidak mempunyai sifat mereduksi karena keduanya tidak mempunyai gugus
pereduksi. Gugus-gugus sudah saling terikat, sehingga sifat mereduksinya hilang. Sifat
sebagai reduktor atau kemampuan mereduksi dari karbohidrat akan mengubah ion-ion logam
missal nya ion Cu2+
dari bahan pereaksi menjadi ion Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O
menjadi warna Merah bata.
Penentuan kadar gula reduksi dalam suatu contoh karbohidrat dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya dengan titrasi metode Luff Schoorl dab cara
Spektrofotometri metode Nelson- Somogyi.
III. Bahan dan alat
1. Larutan glukosa standar
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 20
2. Pereaksi Nelson
3. Pereaksi Arsenomolibdat
4. Larutan Pb-asetat
5. Spektofotometer 20 D
6. Gelas kimia
7. Alat pemanas
8. Pengatur suhu
9. Tabung reaksi
10. Pipet ukur
IV. Prosedur
1. Buat larutan standar glukosa ( 10 mg glukosa anhidrat/100 ml ).
2. Dari larutan glukosa, lakukan 6 kali pengencera, sehingga diperoleh larutan glukosa
standar dengan konsentrasi masing-masing 2,0 ; 4,0 : 5,0: 6,0: 8,0 dam 10 mg/ 100
ml.
3. Siapkan tujuh tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian isislah dengan masing-
ma sing enam tabung dengan 1 ml larutan glukosa standar diatas sedangkan satu
tabung lainnya diisi dengan 1 ml aquades sebagai blanko.
4. Kedalam setiap tabung diatas tambahkan, 1 ml pereaksi Nelson, lalu panaskan semua
tabung dalam penagas air mendidih 20 menit.
5. Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dengan memasukkan
kedalam gelas kimia yang berisi air dingin sehingga suhu tabung 25®C.
6. Setelah dingin tambahkan kedalam setiap tabung 1 ml pereaksi Arsenomolibdat.
Gojok sampai semua endapan Cu2O yang ada larut .
7. Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna tambahkan 7 ml aquades dan gojoklah
sampai homogen.
8. Baca serapan atau absorban (A) masing-masing larutan pada spectrophotometer
dengan panjang gelombang 540 nm.
9. Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara kadar glukosa dan
absorbansi.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 21
PRAKTIKUM X
Uji Kelarutan Lipid
I. Tujuan
Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
II. Dasar
Lipid adalah gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak dan tidak
dapat larut dalam air tapi larut dalam kloroform dan eter. Lipid bersifat plastis (mudah
dibentuk) yang mengandung kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur
tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerab bau, dapat terhidrolisis dengan basa
membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonifikasi.
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk diantaranya
fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak
kerangka gliserol (fosfogliserida) atau stingosina (sfingomyelin). Serebrosid mengandung
glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol
merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut
adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal serta hormon seks,
vitamin D, dan asam empedu.
Pada umumnya lemak dan minyak tidak dapat larut dengan air, tetapi sedikit larut
dalam alhokol dan larut sempurna pada pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton,
benzene, atau pelarut nonpolar.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karenabila dibiarkan
maka keduanya cairanakan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya tahan aktif permukaan,
sehingga tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Alcohol 96%
3. Kloroform
4. Eter
5. Air suling
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 22
6. Larutan Na2CO3 0,5%
7. Tabung reaksi
8. Penjepit tabung
9. Pipet ukur
10. Pipet tetes
IV. Prosedur
1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut isilah dengan air
suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.
2. Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa.
3. Kocokla sampai homogeny, biarkan beberapa saat.
4. Amati sifat kelarutannya.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 23
PRAKTIKUM XI
Uji Pembentukan Emulsi
I. Tujuan
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
II. Dasar
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun memiliki daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Emulsi adalah dipersi atau suspensi yang menstabilkan suatu cairan dalam cairan lain
dimana keduanya tidak saling melarutkan.agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu
zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau amulsifying agent, yang berfungsiu menurunkan
tegangan permukaan anatar kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, sabun
dan garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling
minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan dan diadsronsi melapisi butir-butir
minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan suatu cairan dalam cairan lain
dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yyang berfungsis menurunkan
tegangan permukaan anata kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom,
sabun dan garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik eminyak maupun air. Emulsifier akan membentuklapisan di sekeliling minyak
sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diarbsorpsi melapisi butir-butir minyak.
Sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 24
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Larutan Na2CO3 0,5%
3. Larutan sabun
4. Larutan Protein 2%
5. Larutan empedu encer
6. Tabung reaksi
7. Pipet ukur atau tetes
IV. Prosedur
1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1 : isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa.
Tabung 2 : isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes NA2CO3 0,5%.
Tabung 3 : isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutan sabun.
Tabung 4 : isi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapa.
Tabung 5 : isi 2 ml larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa.
2. Kocoklahetiap tabung dengan kuat, tunggu beberapa saat.
3. Amati terjadinya pembentukan emulsi.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 25
PRAKTIKUM XII
Uji Keasaman Minyak
I. Tujuan
Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa.
II. Dasar
Trigliserida dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak
penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair karena mengandung sejumlah
asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan asam arakidonat.
Asam-asam lemak termasuk asam lemak essensial yang dapat mencegah timbulnya gejala
arteriosclerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan koleterol.
Sebaliknya asam lemak hewani pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak
mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Asam lemak jenuh
memiliki titik lebur lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh.
Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik
bersifat asam. Hal ini dosebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan
aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas.
Proses ketengikan pada minyak atau lemak dapat dipercepat oleh adanya; cahaya,
kelembapan, pemanasan, aksi mikroba dan katlis logam tertentu, seperti : Fe,Ni, atau Mn.
Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadunya proses ketengikan disebut
antioksidan, misalnya tokoferol ( vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,
hidroquinon, dan flavonoid.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Minyak kelapa tengik
3. Kertas lakmus merah dan biru
4. Porselin tetes
5. Pipet tetes
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 26
IV. Prosedur
1. Teteskan sedikit minyak kelapa pada porselin tetes.
2. Ujilah dengan kertas lakmus
3. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Ulangi percobaan dengan menggunakan minyak kelapa tengik.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 27
PRAKTIKUM XIII
Uji Sifat Ketidak Jenuhan Minyak
I. Tujuan
Mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak.
II. Dasar
Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatn rangkap,
sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yng mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap.
Asam lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti
asam asetat, asetaldehid, dan ethanol yang merupakan hasil respirasi tanaman.
Asam lemak dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Asam lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh: asam
palmitat, asam stearat. Sebagian besar pada lemak hewani.
2. Asam lemak tidak jenuh. Yaitu asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap. Contoh asam oleat, asam linoleat dan asam linoleat. Sumber minyak nabati pada
biji-bijian atau kacang-kacangan.
Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) semerti
asam palmitat dan asan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh kebayakan dari tanaman
(minyak nabati) dan beberapa di antaranya merupakan oleat, asam linoleat, dan asam
linolenat. Asam lemak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi air brom pada ikatan
rangkap.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Margarine atau lemak padat
3. Kloroform
4. Air brom
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 28
5. Tabung reaksi
6. Pipet ukur atau tetes
IV. Prosedur
1. Masukkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 ml kloroform.
3. Tambahkan setets demi setetes air brom sambil dikocok hingga warna merah air brom
tidak berubah.
4. Hitung jumlah tetesan yang dibutuhkan.
5. Ulangi percobaan menggunakan margarine atau lemak padat.
6. Bandingkan jumlah tetesan yang dihasilkan.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 29
PRAKTIKUM XIV
Uji Penyabunan Minyak
I. Tujuan
Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.
II. Dasar
Lipid adalah gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak dan tidak
dapat larut dalam air tapi larut dalam kloroform dan eter. Lipid bersifat plastis (mudah
dibentuk) yang mengandung kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur
tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerab bau, dapat terhidrolisis dengan basa
membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonifikasi.
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk
diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki
banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau stingosina (sfingomyelin). Serebrosid
mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam
glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam
tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal
serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu.
Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid
yaitu komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting bagi
manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di dalamnya. Fungsinya
dapat melarutkan vitamin A,D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih effesien dibandingkan
karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9kkal, sedangkan
karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal setiap gram.
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti
NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis
minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
III. Bahan dan alat
1. Minyak kelapa
2. Alkohol 95%
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 30
3. NaOH
4. Larutan detergen
5. Asam asetat encer 5 M
6. Larutan CaCl 5%
7. Larutan MgSO4
8. Larutan Pb-asetat 5%
9. Erlenmayer
10. Tabung reaksi
11. Alat pemanas
12. Neraca analitik
IV. Prosedur
A. Hidrolisis minyak kelapa (saponifikasi)
1. Masukkan 5 ml minyak kelapa ke dalam erlenmayer.
2. Tambahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alcohol 95%.
3. Panaskan sampai mendidih selama 15 menit.
4. Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambillah 3 tetes
larutan, kemudian larutkan dengan air. Bila larut maka reaksi sempurna.
5. Setelah sempurna, uapkan alcohol sampai habis.
6. Dinginkan, lalu tambahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabun larut.
B. Uji sifat-sifat sabun ( kesadahan)
1. Ambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu netralkan denga asam asetat
ecer.
2. Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing
masukkan kedalam tabung reaksi.
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Prodi DIV Analis Kesehatan Page 31
DAFTAR PUSTAKA
Arbianto, Purwo.1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB.
Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Pudjiiadi, Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI
Yazid dan Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Jakarta:

More Related Content

What's hot

Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipidVenansi Viktaria
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumenEva Utami
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Laporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanLaporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanDayana Florencia
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaagta liem agta
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalimat lisnawati
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanRizal EnsyaMada
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Biokim urin glukosa
Biokim urin glukosaBiokim urin glukosa
Biokim urin glukosaselvindianda
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaErnalia Rosita
 
Laporan Uji Benedict
Laporan Uji BenedictLaporan Uji Benedict
Laporan Uji BenedictMalikul Mulki
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid pjj_kemenkes
 
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRATBIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRATAldha Yhoe
 
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 

What's hot (20)

Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewanLaporan Biologi - respirasi hewan
Laporan Biologi - respirasi hewan
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Biokim urin glukosa
Biokim urin glukosaBiokim urin glukosa
Biokim urin glukosa
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 
Laporan Uji Benedict
Laporan Uji BenedictLaporan Uji Benedict
Laporan Uji Benedict
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid
 
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRATBIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA 1 KARBOHIDRAT
 
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 

Similar to Uji Benedict

Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
KARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxKARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxJoonJinKim
 
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemakMakalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemakJessy Damayanti
 
Perkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaPerkembangan biokimia
Perkembangan biokimia120516013
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makananpersentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanannurul Aulia sari
 
MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2
MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2
MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2Harzana Harun
 
Karbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemakKarbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemakDevitaAirin
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratFransiska Puteri
 

Similar to Uji Benedict (20)

Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Biokimia AKPER MUNA
Biokimia AKPER MUNA Biokimia AKPER MUNA
Biokimia AKPER MUNA
 
KARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxKARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptx
 
Makalah metabolisme
Makalah metabolismeMakalah metabolisme
Makalah metabolisme
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Makalah Karbohidrat
Makalah KarbohidratMakalah Karbohidrat
Makalah Karbohidrat
 
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemakMakalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
 
Perkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaPerkembangan biokimia
Perkembangan biokimia
 
karbohidrat.ppt
karbohidrat.pptkarbohidrat.ppt
karbohidrat.ppt
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Karbohidrat (BIOKIMIA)
Karbohidrat (BIOKIMIA)Karbohidrat (BIOKIMIA)
Karbohidrat (BIOKIMIA)
 
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makananpersentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Makalah oksidasi biologi
Makalah oksidasi biologiMakalah oksidasi biologi
Makalah oksidasi biologi
 
MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2
MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2
MODUL SAINS NON TEKNOLOGI DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA SEMESTER 2
 
Karbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemakKarbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemak
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
 

More from iankurniawan019

More from iankurniawan019 (20)

Pengembangan diri
Pengembangan diriPengembangan diri
Pengembangan diri
 
PII BKU KIMIA
PII BKU KIMIAPII BKU KIMIA
PII BKU KIMIA
 
Visiting scientist
Visiting scientistVisiting scientist
Visiting scientist
 
Pedoman penilaian-bkd-tahun-2019
Pedoman penilaian-bkd-tahun-2019Pedoman penilaian-bkd-tahun-2019
Pedoman penilaian-bkd-tahun-2019
 
Diklat penunjang lain
Diklat penunjang lainDiklat penunjang lain
Diklat penunjang lain
 
Apresiasi pemakalah
Apresiasi pemakalahApresiasi pemakalah
Apresiasi pemakalah
 
Narsum kemahasiswaan
Narsum kemahasiswaanNarsum kemahasiswaan
Narsum kemahasiswaan
 
PKM Hibah Mahasiswa
PKM Hibah MahasiswaPKM Hibah Mahasiswa
PKM Hibah Mahasiswa
 
Ayo project 2019
Ayo project 2019Ayo project 2019
Ayo project 2019
 
LOA ICOHOSST 2020
LOA ICOHOSST 2020LOA ICOHOSST 2020
LOA ICOHOSST 2020
 
Rps biokimia 2 genap 2020
Rps biokimia 2 genap 2020Rps biokimia 2 genap 2020
Rps biokimia 2 genap 2020
 
Rps kimia analitik 1 gazal 2019
Rps kimia analitik 1 gazal 2019Rps kimia analitik 1 gazal 2019
Rps kimia analitik 1 gazal 2019
 
St reviewer jja d3 kebidanan
St reviewer jja d3 kebidananSt reviewer jja d3 kebidanan
St reviewer jja d3 kebidanan
 
St reviewer jja s1 kep
St reviewer jja s1 kepSt reviewer jja s1 kep
St reviewer jja s1 kep
 
Sk pembimbing akademik
Sk pembimbing akademikSk pembimbing akademik
Sk pembimbing akademik
 
Bap tracer study
Bap tracer studyBap tracer study
Bap tracer study
 
Dirjen dikti linieritas
Dirjen dikti linieritasDirjen dikti linieritas
Dirjen dikti linieritas
 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020
 
Absensi zoom daring
Absensi zoom daringAbsensi zoom daring
Absensi zoom daring
 
Ka pbl 2018
Ka pbl 2018Ka pbl 2018
Ka pbl 2018
 

Recently uploaded

Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 

Recently uploaded (6)

Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 

Uji Benedict

  • 1. MODUL DAN PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS DISUSUN OLEH : DR. IAN KURNIAWAN, S.T., M.ENG. DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG SUMATERA SELATAN
  • 2. ii
  • 3. iii
  • 4. iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Panduan Praktikum Biokimia 1 untuk mahasiswa/i program studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Panduan praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum Biokimia 2 yang merupakan penunjang mata kuliah Biokimia 1 pada program studi DIV Analis Kesehatan. Panduan praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/I dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah dam terencana. Pada setiap topic telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/I serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/I mengenai materi yang dibahas. Panduan praktikum ini bukan merupakan referensi yang dapat dijadikan salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian praktikan diharapkan tetap untuk mempelajari buku-buku dasar lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan. Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan panduan praktikum ini dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya. Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam mewujudkan panduan praktikum ini. Palembang, Tim penyusun
  • 5. v PETUNJUK UMUM KESELAMATAN DI LABORATORIUM 1. Praktikan wajib memakai jas praktikum dan alas kaki atau sepatu yang tertutup. 2. Rambut panjang harus diikat rapi ke belakang 3. Praktikan wajib membawa lap atau serbet atau keperluan lain yang dibutuhkan untuk praktikum 4. Praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum didalam ruangan laboratorium 5. Semua pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun atau merangsang harus dilakukan dalam lemari asam. 6. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan atau terhisap uapnya selama praktikum. 7. Jauhkan semua senyawa organic yang mudah menguap seperti alcohol, eter, kloroform, aseton dan spritus dari api secara terbuka karena bahan-bahan demikian mudah terbakar. 8. Bila pemanasan menggunakan api terbuka, nyalakan lampu pembakar spritus, nyalakan lampu pembakar spritus dengan korek api biasa. Jangan menyalakan lampu spritus dengan lampu spritus lain yang sudah menyala untuk menghindari terjadinya letupan api. 9. Matikan api pada lampu spritus dengan menutup sumbunya. Jangan matikan lampu dengan meniup untuk mencegah terjadinya kebakara atau letupan api. 10. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari mulut tabung. Namun kipaslah terlebih dahulu uap kearah muka. 11. Jangan sekali-kali menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam atau basa kaut, asam asetat glacial, NH4OH. Gunakan pipet dengan bola penghisap untuk memindahkan bahan-bahan demikian atau bahan beracun lainnya ke dalam alat yang digunakan. 12. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk mencegah terjadinya inhalasi bahan-bahan. 13. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, dimeja kerja atau pada lantai. Bila hal ini terjadinya, segera laporkan pada dosen dan asisten
  • 6. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 1 O O H OH PRAKTIKUM I Uji molisch I. Tujuan Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. II. Dasar Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpn dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur didalam dinding sel dan jaringan pengikat. Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Karbohidrat adalah asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksil-metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. + H2SO4 + (pentose) (furfural) (α-naftol) CINCIN UNGU CHO OHH OHH OH CH2OH H
  • 7. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 2 CHO OHH OHH OHH CH3 OHH O O HOH OH + H2SO4 + (Heksosa) (5-hidroksimetilfurfural) ((α-naftol) CINCIN UNGU III. Bahan dan alat : 1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing 1%. 2. Perekasi molisch 3. H2SO4 pekat. 4. Tabung reaksi 5. Pipet tetes. IV. Prosedur 1. Masukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurlah denga baik. 3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Reaksi positif akan ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua lapisan.
  • 8. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 3 PRAKTIKUM II Uji Iodium I. Tujuan Membuktikan adanya polisakarida ( amilum, glikogen, dan dekstrin). II. Dasar Karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Klasifikasi karbohidrat. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa seperti glukosa dan galaktosa, atau mengandung gugus keton seperti fruktosa. Disakarida adalah gabungan dari dua jenis monosakarida. Oligosakarida adalah karbohidrat dengan 2 sampai 8 monomer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam air. Contoh disakarida adalah maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa) dan sukrosa (glukosa + fruktosa) Polisakarida merupakan molekul polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisi menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.contoh polisakarida adalah amilum dan glikogen. Amilum dengan air dingin membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
  • 9. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 4 Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah cokelat. III. Bahan dan alat 1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing 1%. 2. Larutan iodium 3. Tabung reaksi 4. Pipet tetes IV. Prosedur 1. Masukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes. 2. Tambahkan 2 tetes larutan iodium. 3. Amati warna yang terbentuk.
  • 10. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 5 PRAKTIKUM III Uji Benedict I. Tujuan Membuktikan adanya gula reduksi. II. Dasar Molekul karbohidrat terdiri atas atom –atom karbon , hidrogen dan oksigen . Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat , tetapi bukan karbohidrat misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau hidroksiasetaldehida, sedangkan formal dehida mempunyai rumus CH2O atau lazim ditulis HCHO. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat ,maka karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidrosialdehida atau polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis ( Poedjiadi, 2009). Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur- unsur karbon (C),hidrogen ,dan oksigen. Perbandingan antara hidrogen dan oksigen pada umumnya 2 : 1 seperti halnya dalam air ,oleh karena itu diberi nama karbohidrat (Sunita ,2005). Sifat –sifat monosakarida adalah sebagai berikut (Girindra, 1986) : 1. Reaksi dengan basa dan asam Apabila glukosa dilarutkan dalam basa encer ,beberapa jam kemudian dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa ,manosa,dan sebagian glukosa semula. 2. Gula pereduksi Karbohidrat ada yang bersifat gula pereduksi dan gula bukan pereduksi.sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion – ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa 3. Pembentuk glikosida Salah satu sifat monosakarida yang sangat penting ialah kemampuanya untuk membentuk glikosida dan asetal. 4. Pembentukan ester Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasitilasi oleh asam asetat dan anhidrida yang berlebihan, membentuk O-asetil -α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara
  • 11. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 6 R C H O R C OH O ester ini bisa dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan struktur karbohidrat. 5. Fenilosazon dan osazon Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam pada suhu 1000. C, membentuk asazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah mengkristal. Glukosa, fruktosa, dan manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama, selanjutnya akan terbentuk osazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat digunakan untuk menentukan jenis karbohidrat yang diperiksa secara tentative. Golongan karbohidrat yang tergolong monosakrida memiliki gugus gula pereduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu2+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata sesuai reaksi dibawah ini + Cu+2 + 2OH- + Cu2O (s) merah bata + H2O pemanasan III. Bahan dan alat 1. Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing 1%. 2. Pereaksi Benedict 3. Alat pemanas atau penangas air 4. Tabung reaksi 5. Penjepit tabung 6. Pipet tetes 7. Pengatur waktu IV. Prosedur 1. Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict. Campurlah dengan baik. 2. Didihkan diatas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. 3. Dinginkan perlahan-lahan 4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
  • 12. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 7 Reaksi positif akan ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif. Warna Penilaian Konsentrasi Biru /hijau keruh - - Hijau/hijau kekuningan +1 Kurang dari 0,5% Kuning kehijauan/kuning keruh +2 0,5 – 10% Jingga +3 1,0 – 2,0% Merah bata +4 Lebih dari 2%
  • 13. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 8 PRAKTIKUM IV Uji Barfoed I. Tujuan Membedakan antara monosakarida dan disakarida. II. Dasar Karbohidrat tersusun sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat yang jika dihidrolisis menghasilkan salah satu senyawa tersebut. Karbohidrat dapat dibagi dalam 3 kelompok , yaitu : kelompok pertama , monosakarida ,kelompok kedua , oligosakarida , kelompok ketiga polisakarida , monosakarida termasuk gula sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bagian lebih kecil. Rumusnya sesuai nama karbohidrat yaitu (CH2O)n. Misalnya triosa (C3H6O3) , tetrosa (C4H8O4), heksosa (C6H12O6), dan sebagainya (Girindra,1986). Karbohidrat dalam sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat- zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda –beda meski terdapat persamaan – persamaan dari sudut kimia dan fungsinya (Sediaoetama,2000). Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Poedjiadi, 2009) : a. Monosakarida Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat di uraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrosa adalah suatu ketotetrosa . Pentosa ialah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon contoh pentosa ialah ribosa dan ribulosa. b. Oligosakarida Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida . Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang tebentuk empat moleku monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam ialah disakarida. c. Disakarida 1. Sukrosa
  • 14. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 9 Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari –hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pula tumbuhan lain misalnya dalam buah nanas dan wortel. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi kekanan . hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah ekuimolekular . Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. 2. Laktosa Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D- glukosa, karena itu laktosa adalah suatu disakarida . Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa atom karbon nomor 4 pada glukosa.oleh karenya molekul laktosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutaretasi . Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α . Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. 3. Maltosa Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa . ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan karbon nomor 4 , oleh karenanya maltosa masih mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam hasil hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis dari pada sukrosa. d. Polisakarida Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan senyawa lain disebut heteropolisakarida umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi . Ion Cu2+ ( dari pereaksi Barfoed ) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
  • 15. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 10 R C H O R C OH O dibawah ini + Cu asetat + Cu2O (s) merah bata + CH3COOH pemanasan III. Bahan dan alat : 1. Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%. 2. Pereaksi barfoed 3. Alat pemanas 4. Tabung reaksi 5. Pengatur tabung 6. Penjepit tabung 7. Pipet tetes IV. Prosedur 1. Masukan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed. Campurlah dengan baik. 2. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama semenit atau masukan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. 3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan cu2o berwarna merah bata.
  • 16. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 11 CHO OHH OHH OH CH2OH H O O H CH3 OH OH PRAKTIKUM V Uji Seliwanoff I. Tujuan Membuktikan adanya ketosa (fruktosa). II. Dasar Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah bila larutannya diberi beberapa tetes α-naphtol sebagai uji molisch. Cara lain untuk mengetahui adanya karbohidrat adalah uji benedict (adanya gula pereduksi berwarna hijau, kuning atau merah), uji fehling (endapan merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap- tiap golongan karbohidrat. Karbohidrat oleh asam organik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch dengan furufural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resolcinol (3,5-dihidroksi toluene) akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange. + HCl + Pentose furfural orsinol WARNA BIRU III. Bahan dan alat 1. Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%. 2. Pereaksi Seliwanoff 3. Alat pemanas 4. Pengatur suhu 5. Tabung reaksi
  • 17. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 12 6. Penjepit tabung 7. Pipet tetes IV. Prosedur 1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff dalam tabung reaksi. 2. Didihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit. 3. Hasil positif akan ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah
  • 18. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 13 CHO CH2OH OH H OH OH H OH H H COOH COOH OH H OH OH H OH H H CHO CH2OH OH H H OH H OH OH H COOH CH2OH OH H OH OH H OH H H PRAKTIKUM VI Uji Asam Musat I. Tujuan Membedakan antara glukosa dan galaktosa. II. Dasar Karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa. Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang tidak dapat larut. HNO3 D-glukosa asam sakarat (larut) HNO3 D-galaktosa asam musat (tidak larut) III. Bahan dan alat 1. Sukrosa, laktosa, galaktosa, dan glukosa. 2. HNO3 pekat 3. Mikroskop
  • 19. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 14 4. Alat pemanas 5. Tabung reaksi 6. Pipet tetes IV. Prosedur 1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat. 2. Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes. 3. Dinginkan perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya endapan Kristal-kristal keras seperti pasir. 4. Amatilah dibawah mikroskop.
  • 20. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 15 PRAKTIKUM VII Hidrolisis Pati I. Tujuan Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati). II. Dasar Pati (starch) merupakan poklisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terutama dala golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung dan padi. Pati tergbagi menjadi 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Frakasi terlarut disebut amilosa (+20%), dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+80%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis pati ditunjukkan seperti table 1.2. Waktu hidrolisis Warna dengan iodium Hasil hidrolisis Setelah 3 menit Biru Amilosa Setelah 6 menit Ungu Amilopektin Setelah 9 menit Violet Amilopektin Setelah 12 menit Merah Eritrodekstrin Setelah 15 menit Kuning cokelat Akrodekstrin Setelah 18 menit Kuning pucat Maltosa Setelah 21 menit Kuning pucat Glukosa III. Bahan dan alat 1. Larutan Amilum 1% 2. Larutan Iodium 3. Pereaksi Benedict 4. Larutan HCl 2%
  • 21. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 16 5. Kertas lakmus 6. Alat pemanas 7. Tabung reaksi 8. Penjepit tabung 9. Pipet ukur IV. Prosedur 1. Masukkan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%, kemudian tambahkan 2,5 ml HCl 2 N. 2. Campurlah dengan baik, lalu masukkan dalam penangas air mendidih. 3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan ditambahkan 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna yang terjadi. 4. Lanjutkan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat. 5. Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi. 6. Setelah didinginkan, ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH 2%. Uji dengan kertas lakmus. 7. Kemudian, ujilah dengan Benedict. 8. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati .
  • 22. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 17 PRAKTIKUM VIII Hidrolisis Sukrosa I. Tujuan Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa. II. Dasar Klasifikasi karbohidrat. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa seperti glukosa dan galaktosa, atau mengandung gugus keton seperti fruktosa. Disakarida adalah gabungan dari dua jenis monosakarida. Oligosakarida adalah karbohidrat dengan 2 sampai 8 monomer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam air. Contoh disakarida adalah maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa) dan sukrosa (glukosa + fruktosa) Polisakarida merupakan molekul polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisi menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.contoh polisakarida adalah amilum dan glikogen. Amilum dengan air dingin membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis
  • 23. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 18 memberikan hasil negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi posotif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida. Sukrosa (disakarida) + HCl Glukosa + Fruktosa III. Bahan dan alat 1. Larutan Sukrosa 2% 2. Pereaksi Benedict 3. Pereaksi Seliwanoff 4. Pereaksi Barfoed 5. Larutan HCl Pekat 6. Larutan NaOH 2% 7. Kertas lakmus 8. Alat pemanas 9. Tabung reaksi 10. Pipet ukur IV. Prosedur 1. Masukkan 5 ml Sukrosa 2% kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes HCl pekat. 2. Campurlah dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit. 3. Setelah didinginkan, netralkan dengan larutan NaOH 2% dan uji dengan kertas lakmus. 4. Selanjutnya, uji dengan Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed. 5. Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis Sukrosa.
  • 24. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 19 PRAKTIKUM IX Penetuan Kadar Gula Reduksi ( Cara Spektrofotometri: Metode Nelson-Somogyi) I. Tujuan Menentukan kadar gula reduksi dalam satu bahan. II. Dasar Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energy yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyususn struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan disakarida mempunyai sifat mereduksi. Contohnya: glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, dan maltose. Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton bebas atau karena mempunyai gugus hidroksil (-OH) bebas yang reaktif. Pada molekul glukosa (aldosa), gugus pereduksi terletak pada atom C nomor 1, sedangkan pada fruktosa (ketosa) terletak pada atom C no 2. Molekul sukrosa (disakarida) dan pilosakarida (amilum, glikogen dekstrin dan selulosa) tidak mempunyai sifat mereduksi karena keduanya tidak mempunyai gugus pereduksi. Gugus-gugus sudah saling terikat, sehingga sifat mereduksinya hilang. Sifat sebagai reduktor atau kemampuan mereduksi dari karbohidrat akan mengubah ion-ion logam missal nya ion Cu2+ dari bahan pereaksi menjadi ion Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O menjadi warna Merah bata. Penentuan kadar gula reduksi dalam suatu contoh karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan titrasi metode Luff Schoorl dab cara Spektrofotometri metode Nelson- Somogyi. III. Bahan dan alat 1. Larutan glukosa standar
  • 25. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 20 2. Pereaksi Nelson 3. Pereaksi Arsenomolibdat 4. Larutan Pb-asetat 5. Spektofotometer 20 D 6. Gelas kimia 7. Alat pemanas 8. Pengatur suhu 9. Tabung reaksi 10. Pipet ukur IV. Prosedur 1. Buat larutan standar glukosa ( 10 mg glukosa anhidrat/100 ml ). 2. Dari larutan glukosa, lakukan 6 kali pengencera, sehingga diperoleh larutan glukosa standar dengan konsentrasi masing-masing 2,0 ; 4,0 : 5,0: 6,0: 8,0 dam 10 mg/ 100 ml. 3. Siapkan tujuh tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian isislah dengan masing- ma sing enam tabung dengan 1 ml larutan glukosa standar diatas sedangkan satu tabung lainnya diisi dengan 1 ml aquades sebagai blanko. 4. Kedalam setiap tabung diatas tambahkan, 1 ml pereaksi Nelson, lalu panaskan semua tabung dalam penagas air mendidih 20 menit. 5. Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dengan memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dingin sehingga suhu tabung 25®C. 6. Setelah dingin tambahkan kedalam setiap tabung 1 ml pereaksi Arsenomolibdat. Gojok sampai semua endapan Cu2O yang ada larut . 7. Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna tambahkan 7 ml aquades dan gojoklah sampai homogen. 8. Baca serapan atau absorban (A) masing-masing larutan pada spectrophotometer dengan panjang gelombang 540 nm. 9. Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara kadar glukosa dan absorbansi.
  • 26. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 21 PRAKTIKUM X Uji Kelarutan Lipid I. Tujuan Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu. II. Dasar Lipid adalah gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak dan tidak dapat larut dalam air tapi larut dalam kloroform dan eter. Lipid bersifat plastis (mudah dibentuk) yang mengandung kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerab bau, dapat terhidrolisis dengan basa membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonifikasi. Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau stingosina (sfingomyelin). Serebrosid mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu. Pada umumnya lemak dan minyak tidak dapat larut dengan air, tetapi sedikit larut dalam alhokol dan larut sempurna pada pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karenabila dibiarkan maka keduanya cairanakan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya tahan aktif permukaan, sehingga tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya. III. Bahan dan alat 1. Minyak kelapa 2. Alcohol 96% 3. Kloroform 4. Eter 5. Air suling
  • 27. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 22 6. Larutan Na2CO3 0,5% 7. Tabung reaksi 8. Penjepit tabung 9. Pipet ukur 10. Pipet tetes IV. Prosedur 1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut isilah dengan air suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml. 2. Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa. 3. Kocokla sampai homogeny, biarkan beberapa saat. 4. Amati sifat kelarutannya.
  • 28. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 23 PRAKTIKUM XI Uji Pembentukan Emulsi I. Tujuan Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak. II. Dasar Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun memiliki daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya. Emulsi adalah dipersi atau suspensi yang menstabilkan suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan.agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau amulsifying agent, yang berfungsiu menurunkan tegangan permukaan anatar kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, sabun dan garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan dan diadsronsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain. Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yyang berfungsis menurunkan tegangan permukaan anata kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun dan garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik eminyak maupun air. Emulsifier akan membentuklapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diarbsorpsi melapisi butir-butir minyak. Sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
  • 29. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 24 III. Bahan dan alat 1. Minyak kelapa 2. Larutan Na2CO3 0,5% 3. Larutan sabun 4. Larutan Protein 2% 5. Larutan empedu encer 6. Tabung reaksi 7. Pipet ukur atau tetes IV. Prosedur 1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung 1 : isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa. Tabung 2 : isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes NA2CO3 0,5%. Tabung 3 : isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutan sabun. Tabung 4 : isi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapa. Tabung 5 : isi 2 ml larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa. 2. Kocoklahetiap tabung dengan kuat, tunggu beberapa saat. 3. Amati terjadinya pembentukan emulsi.
  • 30. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 25 PRAKTIKUM XII Uji Keasaman Minyak I. Tujuan Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. II. Dasar Trigliserida dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan asam arakidonat. Asam-asam lemak termasuk asam lemak essensial yang dapat mencegah timbulnya gejala arteriosclerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan koleterol. Sebaliknya asam lemak hewani pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Asam lemak jenuh memiliki titik lebur lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh. Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini dosebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas. Proses ketengikan pada minyak atau lemak dapat dipercepat oleh adanya; cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi mikroba dan katlis logam tertentu, seperti : Fe,Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadunya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya tokoferol ( vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid. III. Bahan dan alat 1. Minyak kelapa 2. Minyak kelapa tengik 3. Kertas lakmus merah dan biru 4. Porselin tetes 5. Pipet tetes
  • 31. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 26 IV. Prosedur 1. Teteskan sedikit minyak kelapa pada porselin tetes. 2. Ujilah dengan kertas lakmus 3. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus 4. Ulangi percobaan dengan menggunakan minyak kelapa tengik.
  • 32. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 27 PRAKTIKUM XIII Uji Sifat Ketidak Jenuhan Minyak I. Tujuan Mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak. II. Dasar Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatn rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yng mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap. Asam lemak Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asam asetat, asetaldehid, dan ethanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Asam lemak dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Asam lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh: asam palmitat, asam stearat. Sebagian besar pada lemak hewani. 2. Asam lemak tidak jenuh. Yaitu asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap. Contoh asam oleat, asam linoleat dan asam linoleat. Sumber minyak nabati pada biji-bijian atau kacang-kacangan. Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) semerti asam palmitat dan asan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh kebayakan dari tanaman (minyak nabati) dan beberapa di antaranya merupakan oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Asam lemak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi air brom pada ikatan rangkap. III. Bahan dan alat 1. Minyak kelapa 2. Margarine atau lemak padat 3. Kloroform 4. Air brom
  • 33. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 28 5. Tabung reaksi 6. Pipet ukur atau tetes IV. Prosedur 1. Masukkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 2 ml kloroform. 3. Tambahkan setets demi setetes air brom sambil dikocok hingga warna merah air brom tidak berubah. 4. Hitung jumlah tetesan yang dibutuhkan. 5. Ulangi percobaan menggunakan margarine atau lemak padat. 6. Bandingkan jumlah tetesan yang dihasilkan.
  • 34. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 29 PRAKTIKUM XIV Uji Penyabunan Minyak I. Tujuan Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali. II. Dasar Lipid adalah gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak dan tidak dapat larut dalam air tapi larut dalam kloroform dan eter. Lipid bersifat plastis (mudah dibentuk) yang mengandung kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerab bau, dapat terhidrolisis dengan basa membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonifikasi. Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau stingosina (sfingomyelin). Serebrosid mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu. Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid yaitu komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di dalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A,D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih effesien dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal setiap gram. Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi. III. Bahan dan alat 1. Minyak kelapa 2. Alkohol 95%
  • 35. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 30 3. NaOH 4. Larutan detergen 5. Asam asetat encer 5 M 6. Larutan CaCl 5% 7. Larutan MgSO4 8. Larutan Pb-asetat 5% 9. Erlenmayer 10. Tabung reaksi 11. Alat pemanas 12. Neraca analitik IV. Prosedur A. Hidrolisis minyak kelapa (saponifikasi) 1. Masukkan 5 ml minyak kelapa ke dalam erlenmayer. 2. Tambahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alcohol 95%. 3. Panaskan sampai mendidih selama 15 menit. 4. Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambillah 3 tetes larutan, kemudian larutkan dengan air. Bila larut maka reaksi sempurna. 5. Setelah sempurna, uapkan alcohol sampai habis. 6. Dinginkan, lalu tambahkan 75 ml air dan panaskan sampai semua sabun larut. B. Uji sifat-sifat sabun ( kesadahan) 1. Ambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu netralkan denga asam asetat ecer. 2. Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing masukkan kedalam tabung reaksi.
  • 36. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA I Prodi DIV Analis Kesehatan Page 31 DAFTAR PUSTAKA Arbianto, Purwo.1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB. Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga Pudjiiadi, Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Yazid dan Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Jakarta: