SlideShare a Scribd company logo
Laporan kasus
Judul : Tetanus
 Pembimbing : dr. Kiki M Iqbal, Sp.S
 Penulis :
 Fiony Adida (130100269)
 M. Ridho Fahrezi (130100078)
 Peter Obrian Ginting (130100316)
 Clara Shinta (130100364)
 Cristya Kartika Pratama Sari (130100374)
Definisi
Suatu kelainan neurologis yang dicirikan dengan
spasme dan rigiditas otot. Penyebab tetanus adalah
bakteri anaerob pembentuk spora bernama
Clostrodium tetani.
Epidemiologi
Negara sedang berkembang termasuk Indonesia
penyakit ini masih banyak dijumpai, hal ini disebabkan
karena tingkat kebersihan masih sangat kurang,
mudah terjadi kontaminasi, perawatan luka kurang
diperhatikan, kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan.
Klasifikasi
1. Tetanus Lokal
Pada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang
persisten, pada daerah tempat dimana luka terjadi (agonis,
antagonis, dan fixator).
2. Cephalic Tetanus
Tetanus sefialik biasanya terjadi setelah adanya luka pada
kepala atau wajah. Periode inkubasi pendek biasanya hanya 1-2
hari. Terjadi kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
3. Generalized Tetanus
Bentuk ini yang paling banyak dikenal. Sering menyebabkan
komplikasi yang tidak dikenal beberapa tetanus lokal oleh
karena gejala timbul secara diamdiam
4. Neonatal Tetanus
Infeksi C. tetani, yang masuk melalui tali pusat sewaktu proses
pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh
proses pertolongan persalinan yang tidak steril
Manifestasi Klinis
 kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw )
karena spasme otot masetter.
 Risus sardonikus karena spasme otot muka dengan
gambaran alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik
keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .
 Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku
dengan opistotonus, tungkai dengan eksistensi,
lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran
tetap baik.
 Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi
asfiksia dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat
terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak )
Patofisiologi
1)Toksin diabsorpsi di neuromuscular junction,
kemudian bermigrasi melalui jaringan perineural ke
susunan saraf pusat,
(2) Toksin melalui pembuluh limfe dan darah ke
susunan saraf pusat
Diagnosis
1. Anamnesis
Pertanyaan seputar luka sangat penting
2. Pemeriksaan Fisik
Gejala klinik seperti Kejang tetanic, trismus,
dysphagia, risus sardonicus .
3. Pemeriksaan Penunjang
Kultur: C. tetani (+). Lab : SGOT, CPK meninggi serta
dijumpai myoglobinuria.
Diagnosis Banding
Infeksi
1. Polio
2. Rabies
3. Lesi Oropharyngeal
4. Peritonitis
Kelainan Metabolik
1. Tetany
2. Keracunan Strychine
3. Reaksi Phenchiazine
Penyakit CNS
1. Status Epileptikus
2. Hemorrhage Tumor
Kelainan Psikiatri
1. Hysteria
Kelainan Muskuloskeletal
1.Trauma
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum :
1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya
2. Diet cukup kalori dan protein
3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti
suara dan tindakan terhadap penderita.6
4. Oksigen, pernafasan buatan dan trakeostomi bila
perlu.
5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Obat-obatan :
1. Antibiotik
2. Antitoksin
3. Tetanus Toksoid
4. Antikonvulsan
Komplikasi
1. Laringospasm
2. Kekakuan otot-otot pernafasan atau terjadinya
akumulasi sekresi berupa pneumonia dan
atelektasis
3. Kompressi fraktur vertebra dan laserasi lidah
akibat kejang.
4. Rhabdomyolisis
5. Renal failure
Prognosis
1. Ringan; bila tidak adanya kejang umum (
generalized spsm )
2. Sedang; bila sekali muncul kejang umum
3. Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi
Laporan Kasus
 Anamnesis
 Nama : Ny.M
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 47 tahun
 Suku bangsa : WNI
 Alamat : Jl. Flamboyan Raya, Gg.
Flamboyan, Medan.
 Status : Belum Menikah
 Pekerjaan : Pegawai Negri
 Tanggal Masuk : 16 Maret 2017
 Tanggal Keluar : 30 Maret 2017
 Keluhan Utama : Kejang, kaku seluruh badan dan
sesak nafas
 Telaah : Os mengeluhkan sesak nafas dan
kejang, diikuti wajah kaku dan susah menelan sejak
tanggal 3 maret 2017. Sebelumnya dilakukan penjahitan
di jari I tangan kanan, 3 hari kemudian pasien dilakukan
pemasangan gips, namun beberapa hari setelahnya os
mengeluhkan demam dan bekas jahitan bernanah. Dua
minggu kemudian os mengeluh sesak napas dan
kemudian kejang. Opistotonus (+). Trismus 3 cm. Post op.
fokal infeksi pada digiti I (D) pus (+). Post fraktur
metacarpal dan os radioulna dextra. Tiga hari sebelum
masuk RS kejang semakin sering pasien dirujuk ke
RSHAM Kejang (+) frekuensi 1x/menit. Saat kejang os
tidak sadar, setelah kejang os sadar kembali.
 Riwayat Penyakit terdahulu : Hipertensi
 Riwayat penggunaan obat : tidak jelas
 Riwayat imunisasi : tidak ada
Anamnesis Traktus
 Traktus Sirkulatorius : Hipertensi
 Traktus Respiratorius : Normal
 Traktus Digestivus : BAB normal
 Traktus Urogenitalis : BAK normal
 Penyakit terdahulu & kecelakaan : (-)
 Intoksikasi obat-obatan : (-).
Anamnesis Keluarga
 Faktor herediter : (-)
 Faktor familier : (-)
 Lain-lain : (-)
Pemeriksaan Umum
 Tekanan darah : 140/80 mmHg.
 Nadi : 96x/menit.
 Frekuensi nafas : 40x/menit.
 Temperatur : 37.4 oC.
 Kulit & selaput lendir : Akral hangat, CRT<3s
 Kelenjar & getah benin : Tidak dilakukan
pemeriksaan
 Persendiaan : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Kepala & Leher
 Bentuk & posisi : Bulat & medial.
 Pergerakan : Normal.
 Rongga mulut & gigi : Normal.
 Kelenjar Parotis : Normal.
 Auskultasi : Tidak dilakukan
pemeriksaan.
 Lain-lain : (-).
Inspeksi :
Rongga dada
Simetris fusiformis.
Rongga abdomen
Datar.
Palpasi : Stem fremitus
kanan=kiri.
Soepel, hepar tidak
teraba.
Perkusi :
Auskultasi :
Sonor.
Vesiculer.
Timpani.
Normoperistaltic.
Rongga Dada dan Abdomen
Genitalia
Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Neurologi
Sensorium : Compos Mentis (GCS :15,
E=4;V=5;M=6)
Kranium
 Bentuk : Bulat
 Frontanella : tertutup
 Palpasi : Tidak dilakukan
pemeriksaan
 Perkusi : Tidak dilakukan
pemeriksaan
 Auskultasi : Tidak dilakukan
pemeriksaan
 Transluminasi : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Meningeal
 Kaku kuduk : (-)
 Meningismus : (-)
 Tanda Kernig : (-)
 Tanda Brudzinski I: (-)
 Tanda Brudzinski II : (-)
Peningkatan Tekanan Intrakranial
 Muntah : (-)
 Sakit kepala : (-)
 Kejang : (-)
Pemerikaan Saraf Kranialis
Normosmia :
Anosmia :
(+)
(-)
(+)
(-)
Parosmia : (-) (-)
Hiposmia : (-) (-)
Saraf Kranialis I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi sinistra
Saraf Kranialis II
 Refleks Ancaman : + +
 Fundus okuli
 Warna : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Batas : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Ekskavasio : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Arteri : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Vena : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Saraf Kranialis II Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra(OD)
Visus 6/6 6/6
Lapangan pandang
Normal + +
Menyempit - -
Hemianposia - -
Scotoma - -
 Gerakan Bola Mata: + +
 Nistagmus : Tidak dilakukan
pemeriksaan
 Pupil
Lebar : 2 mm 2 mm
Bentuk : Isokhor
Isokhor
 Refleks cahaya langsung : + +
 Refleks cahaya tak langsung : + +
 Rima palpebral : 7 mm 7mm
 Deviasi conjugate : -
 Fenomena Doll’s eye : Tidak dilakukan
pemeriksaan
 Strabismus : -
Nervus III, IV, VI
Nervus V
Kanan Kiri
Motorik
Membuka dan menutup mata - -
Palpasi M. Masseter &
Temporalis
+ +
Kekuatan Gigitan + +
Sensorik
Kulit + +
Selaput Lendir + +
Refleks Kornea
Langsung + +
Tidak Langsung + +
Refleks Masseter -
Refleks Bersin +
Nervus VII
Kanan Kiri
Motorik
Mimik Simetris kanan kiri
Kerut Kening + +
Menutup mata + +
Meniup sekuatnya dbn
Memperlihatkan Gigi dbn
Tertawa dbn
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah dbn +
Produksi kelenjar ludah dbn +
Hiperakusis -
Refleks Stapeidal -
Nervus IX, X
Pallatum Mole Medial
Uvula Medial
Disfagia -
Disatria +
Disfonia -
Refleks Muntah +
Pengecapan 1/3 belakang lidah dbn
Refleks
Follow-up di ruangan
16Maret2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut -
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Tetagam 1ml IM
Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam
17Maret2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut -
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam
18Maret 2017
Kejang
Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut -
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
Isolasi pasien.
Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:140/80 HR:61x/i
RR:20x/I Temp:35,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut -
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Isolasi pasien.
Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
19 Maret 2017
20Maret 2017
Kejang
Sens:compos mentis.
TD:140/80 HR:72x/i
RR: 20x/i Temp: 36,3 oC
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut +
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
Isolasi pasien.
Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
21Maret 2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD: 140/80 HR:
RR: 20x/i Temp: oC
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut +
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Isolasi pasien.
Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
22Maret2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut +
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
23Maret2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut +
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
Inj.Ozid 40mg /12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc
0,5%
24Maret2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut +
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
Inj.Ozid 40mg /12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc
0,5%
25 Maret 2017
S Kejang
O Sens:compos mentis.
TD:150/90 HR:89x/i
RR:20x/I Temp:36,4 ‘C
Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-)
N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter
3mm kanan sama dengan kiri
N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal
N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut +
N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris
Reflek fisiologis: + Normal
Reflek patologis: -
Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555
EID:55555 EIS:55555
A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder
P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam
Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam
NACL 20 gtt/I Inj.ceftriaxone 1amp/12jam
Inj.Diazepam 1 amp/jam
Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
Diagnosis
 Diagnosis Fungsional : Spasme Otot
 Diagnosis Anatomis : Susunan saraf pusat
 Diagnosis Etiologi : Clostridium tetani
(Tetanospasmin)
 Diagnosis Banding : 1. Tetanus Generalisata
2. Meningitis
3. Poliomielitis
4. Rabies
Diagnosis Kerja : Tetanus Generalisata
Penatalaksanaan
 1. Tetagam 1ml IM
 2. Bedrest + NGT
 3. Oksigen 2-4 L
 4. NaCl 20 gtt/i
 5.Inj. Metronidazole 500gr/5jam
 6. Inj. Ranitidine 1amp/5jam
 7. Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
 8. Inj. Diazepam 1 amp/jam
Kesimpulan
 Seorang pasien (M), perempuan, usia 47 tahun, suku
Batak, pekerjaan pegawai negri, belum menikah, alamat
jalan Flamboyan Raya, datang ke RSU H. Adam Malik
atas rujukan dari RS Sari Mutiara pada tanggal 16 Maret
2017. Keluhan pasien yang dikatakan keluarga berupa
sesak nafas dan riwayat kejang dialami o.s. sejak tanggal
3 Maret 2017. Keluaga mengatakan O.S. pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas dua minggu
sebelumnya sebelumnya ketika mengendarai sepeda
motor dengan adiknya, menurut dokter yang menangani
o.s. mengalami hal tersebut dikarenakan kurang bersih
saat pembersihan luka pasca kecelakaan. Riwayat
mengalami luka tertusuk benda disangkal.
 Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi
 Riwayat pemakaian obat : Tidak jelas

More Related Content

What's hot

Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Syscha Lumempouw
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
Herlan Boga
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
Dokter Tekno
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
dr. Bobby Ahmad
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demamwagamama6
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Nur Hajriya
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Aris Rahmanda
 

What's hot (20)

Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 

Similar to Laporan kasus tetanus (slide)

CRS Iham.pptx
CRS Iham.pptxCRS Iham.pptx
CRS Iham.pptx
IlhamPratamaPutra3
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus
homeworkping8
 
PKD Safitri.pptx
PKD Safitri.pptxPKD Safitri.pptx
PKD Safitri.pptx
fadilahriafiana1
 
123456900 case
123456900 case123456900 case
123456900 case
homeworkping9
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
Adminneurousuid
 
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
KhadijahTufaillahAj
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
hamdhaniWs
 
Laporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptx
Laporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptxLaporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptx
Laporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptx
Adminneurousuid
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
Giovanni Gilbiyanto
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
Yulia mar'atuzzakiyah
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
Yulia mar'atuzzakiyah
 
kaporan WH dr PPS 16122022.pptx
kaporan WH dr PPS 16122022.pptxkaporan WH dr PPS 16122022.pptx
kaporan WH dr PPS 16122022.pptx
dhiny2
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
M Afzalurrahman Putranda
 
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien StrokeAsuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Herianto Elbcome 300
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 

Similar to Laporan kasus tetanus (slide) (20)

CRS Iham.pptx
CRS Iham.pptxCRS Iham.pptx
CRS Iham.pptx
 
Bed Side Teaching Tetanus
Bed Side Teaching TetanusBed Side Teaching Tetanus
Bed Side Teaching Tetanus
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus
 
sh
shsh
sh
 
PKD Safitri.pptx
PKD Safitri.pptxPKD Safitri.pptx
PKD Safitri.pptx
 
123456900 case
123456900 case123456900 case
123456900 case
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
 
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
 
Laporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptx
Laporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptxLaporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptx
Laporan jaga minggu pagi 301022 dr GAN.pptx
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
kaporan WH dr PPS 16122022.pptx
kaporan WH dr PPS 16122022.pptxkaporan WH dr PPS 16122022.pptx
kaporan WH dr PPS 16122022.pptx
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien StrokeAsuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
 

Recently uploaded

BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 

Recently uploaded (20)

BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 

Laporan kasus tetanus (slide)

  • 2. Judul : Tetanus  Pembimbing : dr. Kiki M Iqbal, Sp.S  Penulis :  Fiony Adida (130100269)  M. Ridho Fahrezi (130100078)  Peter Obrian Ginting (130100316)  Clara Shinta (130100364)  Cristya Kartika Pratama Sari (130100374)
  • 3. Definisi Suatu kelainan neurologis yang dicirikan dengan spasme dan rigiditas otot. Penyebab tetanus adalah bakteri anaerob pembentuk spora bernama Clostrodium tetani.
  • 4. Epidemiologi Negara sedang berkembang termasuk Indonesia penyakit ini masih banyak dijumpai, hal ini disebabkan karena tingkat kebersihan masih sangat kurang, mudah terjadi kontaminasi, perawatan luka kurang diperhatikan, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan.
  • 5. Klasifikasi 1. Tetanus Lokal Pada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang persisten, pada daerah tempat dimana luka terjadi (agonis, antagonis, dan fixator). 2. Cephalic Tetanus Tetanus sefialik biasanya terjadi setelah adanya luka pada kepala atau wajah. Periode inkubasi pendek biasanya hanya 1-2 hari. Terjadi kelemahan dan paralisis otot-otot wajah 3. Generalized Tetanus Bentuk ini yang paling banyak dikenal. Sering menyebabkan komplikasi yang tidak dikenal beberapa tetanus lokal oleh karena gejala timbul secara diamdiam 4. Neonatal Tetanus Infeksi C. tetani, yang masuk melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses pertolongan persalinan yang tidak steril
  • 6. Manifestasi Klinis  kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw ) karena spasme otot masetter.  Risus sardonikus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .  Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.  Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak )
  • 7. Patofisiologi 1)Toksin diabsorpsi di neuromuscular junction, kemudian bermigrasi melalui jaringan perineural ke susunan saraf pusat, (2) Toksin melalui pembuluh limfe dan darah ke susunan saraf pusat
  • 8. Diagnosis 1. Anamnesis Pertanyaan seputar luka sangat penting 2. Pemeriksaan Fisik Gejala klinik seperti Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus . 3. Pemeriksaan Penunjang Kultur: C. tetani (+). Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.
  • 9. Diagnosis Banding Infeksi 1. Polio 2. Rabies 3. Lesi Oropharyngeal 4. Peritonitis Kelainan Metabolik 1. Tetany 2. Keracunan Strychine 3. Reaksi Phenchiazine
  • 10. Penyakit CNS 1. Status Epileptikus 2. Hemorrhage Tumor Kelainan Psikiatri 1. Hysteria Kelainan Muskuloskeletal 1.Trauma
  • 11. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Umum : 1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya 2. Diet cukup kalori dan protein 3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita.6 4. Oksigen, pernafasan buatan dan trakeostomi bila perlu. 5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
  • 12.  Obat-obatan : 1. Antibiotik 2. Antitoksin 3. Tetanus Toksoid 4. Antikonvulsan
  • 13. Komplikasi 1. Laringospasm 2. Kekakuan otot-otot pernafasan atau terjadinya akumulasi sekresi berupa pneumonia dan atelektasis 3. Kompressi fraktur vertebra dan laserasi lidah akibat kejang. 4. Rhabdomyolisis 5. Renal failure
  • 14. Prognosis 1. Ringan; bila tidak adanya kejang umum ( generalized spsm ) 2. Sedang; bila sekali muncul kejang umum 3. Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi
  • 15. Laporan Kasus  Anamnesis  Nama : Ny.M  Jenis Kelamin : Perempuan  Usia : 47 tahun  Suku bangsa : WNI  Alamat : Jl. Flamboyan Raya, Gg. Flamboyan, Medan.  Status : Belum Menikah  Pekerjaan : Pegawai Negri  Tanggal Masuk : 16 Maret 2017  Tanggal Keluar : 30 Maret 2017
  • 16.  Keluhan Utama : Kejang, kaku seluruh badan dan sesak nafas  Telaah : Os mengeluhkan sesak nafas dan kejang, diikuti wajah kaku dan susah menelan sejak tanggal 3 maret 2017. Sebelumnya dilakukan penjahitan di jari I tangan kanan, 3 hari kemudian pasien dilakukan pemasangan gips, namun beberapa hari setelahnya os mengeluhkan demam dan bekas jahitan bernanah. Dua minggu kemudian os mengeluh sesak napas dan kemudian kejang. Opistotonus (+). Trismus 3 cm. Post op. fokal infeksi pada digiti I (D) pus (+). Post fraktur metacarpal dan os radioulna dextra. Tiga hari sebelum masuk RS kejang semakin sering pasien dirujuk ke RSHAM Kejang (+) frekuensi 1x/menit. Saat kejang os tidak sadar, setelah kejang os sadar kembali.  Riwayat Penyakit terdahulu : Hipertensi  Riwayat penggunaan obat : tidak jelas  Riwayat imunisasi : tidak ada
  • 17. Anamnesis Traktus  Traktus Sirkulatorius : Hipertensi  Traktus Respiratorius : Normal  Traktus Digestivus : BAB normal  Traktus Urogenitalis : BAK normal  Penyakit terdahulu & kecelakaan : (-)  Intoksikasi obat-obatan : (-).
  • 18. Anamnesis Keluarga  Faktor herediter : (-)  Faktor familier : (-)  Lain-lain : (-)
  • 19. Pemeriksaan Umum  Tekanan darah : 140/80 mmHg.  Nadi : 96x/menit.  Frekuensi nafas : 40x/menit.  Temperatur : 37.4 oC.  Kulit & selaput lendir : Akral hangat, CRT<3s  Kelenjar & getah benin : Tidak dilakukan pemeriksaan  Persendiaan : Tidak dilakukan pemeriksaan
  • 20. Kepala & Leher  Bentuk & posisi : Bulat & medial.  Pergerakan : Normal.  Rongga mulut & gigi : Normal.  Kelenjar Parotis : Normal.  Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan.  Lain-lain : (-).
  • 21. Inspeksi : Rongga dada Simetris fusiformis. Rongga abdomen Datar. Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri. Soepel, hepar tidak teraba. Perkusi : Auskultasi : Sonor. Vesiculer. Timpani. Normoperistaltic. Rongga Dada dan Abdomen Genitalia Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
  • 22. Pemeriksaan Neurologi Sensorium : Compos Mentis (GCS :15, E=4;V=5;M=6) Kranium  Bentuk : Bulat  Frontanella : tertutup  Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan  Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan  Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan  Transluminasi : Tidak dilakukan
  • 23. Pemeriksaan Meningeal  Kaku kuduk : (-)  Meningismus : (-)  Tanda Kernig : (-)  Tanda Brudzinski I: (-)  Tanda Brudzinski II : (-)
  • 24. Peningkatan Tekanan Intrakranial  Muntah : (-)  Sakit kepala : (-)  Kejang : (-)
  • 25. Pemerikaan Saraf Kranialis Normosmia : Anosmia : (+) (-) (+) (-) Parosmia : (-) (-) Hiposmia : (-) (-) Saraf Kranialis I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi sinistra
  • 26. Saraf Kranialis II  Refleks Ancaman : + +  Fundus okuli  Warna : Tidak Dilakukan Pemeriksaan  Batas : Tidak Dilakukan Pemeriksaan  Ekskavasio : Tidak Dilakukan Pemeriksaan  Arteri : Tidak Dilakukan Pemeriksaan  Vena : Tidak Dilakukan Pemeriksaan Saraf Kranialis II Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra(OD) Visus 6/6 6/6 Lapangan pandang Normal + + Menyempit - - Hemianposia - - Scotoma - -
  • 27.  Gerakan Bola Mata: + +  Nistagmus : Tidak dilakukan pemeriksaan  Pupil Lebar : 2 mm 2 mm Bentuk : Isokhor Isokhor  Refleks cahaya langsung : + +  Refleks cahaya tak langsung : + +  Rima palpebral : 7 mm 7mm  Deviasi conjugate : -  Fenomena Doll’s eye : Tidak dilakukan pemeriksaan  Strabismus : - Nervus III, IV, VI
  • 28. Nervus V Kanan Kiri Motorik Membuka dan menutup mata - - Palpasi M. Masseter & Temporalis + + Kekuatan Gigitan + + Sensorik Kulit + + Selaput Lendir + + Refleks Kornea Langsung + + Tidak Langsung + + Refleks Masseter - Refleks Bersin +
  • 29. Nervus VII Kanan Kiri Motorik Mimik Simetris kanan kiri Kerut Kening + + Menutup mata + + Meniup sekuatnya dbn Memperlihatkan Gigi dbn Tertawa dbn Sensorik Pengecapan 2/3 depan lidah dbn + Produksi kelenjar ludah dbn + Hiperakusis - Refleks Stapeidal -
  • 30.
  • 31. Nervus IX, X Pallatum Mole Medial Uvula Medial Disfagia - Disatria + Disfonia - Refleks Muntah + Pengecapan 1/3 belakang lidah dbn
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 41. 16Maret2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut - N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Tetagam 1ml IM Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam
  • 42. 17Maret2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut - N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam
  • 43. 18Maret 2017 Kejang Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut - N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder Isolasi pasien. Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam
  • 44. S Kejang O Sens:compos mentis. TD:140/80 HR:61x/i RR:20x/I Temp:35,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut - N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Isolasi pasien. Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam 19 Maret 2017
  • 45. 20Maret 2017 Kejang Sens:compos mentis. TD:140/80 HR:72x/i RR: 20x/i Temp: 36,3 oC Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut + N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder Isolasi pasien. Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
  • 46. 21Maret 2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD: 140/80 HR: RR: 20x/i Temp: oC Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut + N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Isolasi pasien. Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
  • 47. 22Maret2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut + N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
  • 48. 23Maret2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut + N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam Inj.Ozid 40mg /12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
  • 49. 24Maret2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut + N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.Keterolac 1amp/8jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.ceftriaxone 1amp/12jam Inj.Ozid 40mg /12jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
  • 50. 25 Maret 2017 S Kejang O Sens:compos mentis. TD:150/90 HR:89x/i RR:20x/I Temp:36,4 ‘C Tanda Peningkatan TIK (-) Rangsangan Meningeal (-) N.Kranialis II,III:Reflek cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3mm kanan sama dengan kiri N.Kranialis III,IV,VI: Gerak Bola Mata Dalam Batas Normal N.Kranialis V: Buka Tututp Mulut + N.Kranialis VII: Sudut Mulut Simetris Reflek fisiologis: + Normal Reflek patologis: - Reflek Motorik: ESD:55555 ESS:55555 EID:55555 EIS:55555 A Konvulsi ec tetanus + v.laceratum dengan infeksi sekunder P Bedrest + NGT Inj.Metrodinazole 500gr/5jam Oksigen 2-4 L Inj.Ranitidin 1amp/5jam NACL 20 gtt/I Inj.ceftriaxone 1amp/12jam Inj.Diazepam 1 amp/jam Inj.Bromazepam 6amp dalam 500cc 0,5%
  • 51. Diagnosis  Diagnosis Fungsional : Spasme Otot  Diagnosis Anatomis : Susunan saraf pusat  Diagnosis Etiologi : Clostridium tetani (Tetanospasmin)  Diagnosis Banding : 1. Tetanus Generalisata 2. Meningitis 3. Poliomielitis 4. Rabies Diagnosis Kerja : Tetanus Generalisata
  • 52. Penatalaksanaan  1. Tetagam 1ml IM  2. Bedrest + NGT  3. Oksigen 2-4 L  4. NaCl 20 gtt/i  5.Inj. Metronidazole 500gr/5jam  6. Inj. Ranitidine 1amp/5jam  7. Inj. Ketorolac 1 amp/8jam  8. Inj. Diazepam 1 amp/jam
  • 53.
  • 54. Kesimpulan  Seorang pasien (M), perempuan, usia 47 tahun, suku Batak, pekerjaan pegawai negri, belum menikah, alamat jalan Flamboyan Raya, datang ke RSU H. Adam Malik atas rujukan dari RS Sari Mutiara pada tanggal 16 Maret 2017. Keluhan pasien yang dikatakan keluarga berupa sesak nafas dan riwayat kejang dialami o.s. sejak tanggal 3 Maret 2017. Keluaga mengatakan O.S. pernah mengalami kecelakaan lalu lintas dua minggu sebelumnya sebelumnya ketika mengendarai sepeda motor dengan adiknya, menurut dokter yang menangani o.s. mengalami hal tersebut dikarenakan kurang bersih saat pembersihan luka pasca kecelakaan. Riwayat mengalami luka tertusuk benda disangkal.  Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi  Riwayat pemakaian obat : Tidak jelas