1. LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN
KEHAMILAN SEHAT TERHADAP Ny. A DENGAN
RIWAYAT OBESITASDI PUSKESMAS BATIN
TAHUN 2023
Dosen pembimbing
Enny Susilawati, M.Keb
Oleh ;
Nova Mesrayenti
PO71242230131
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
KELAS C BATANG HARI
TAHUN 2023
2. i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan
Perencanaan Kehamilan Sehat” guna memenuhi tugas Stase Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat program studi profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi
tahun 2023.
Jambi, September 2023
Mengetahui :
Preseptop Akademik Pembimbing Lahan
(Enny Susilawati, M.Keb) (Sri Astuti Purlinah, Am.Keb)
3. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat Pada Ny. A dengan riwayat obesitas.
Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas praktik klinik kebidanan
stase Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat yang merupakan salah satu mata
kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi kebidanan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yuli Suryanti, M.Keb selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi.
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi
3. Enny Susilawati, M. Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi.
4. Sri Astuti Purlinah, AM.Keb selaku pembimbing lahan di Puskesmas Batin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaandengan demikian penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen
pembimbing sehingga laporan kasus ini menjadi lebih baik lagi.
Demikian lah laporan kasus ini penulis buat, semoga hasil memberikan manfaat
yang berguna bagi yang membacanya.
Jambi, September 2023
Penulis
4. 0
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Obesitas ...................................................................... 7
B. Tinjauan Umum Manajemen Kebidana ............................................. 20
C. Teori EBM (Evidence Based Midwivery)............................................... 23
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus................................................................................... 28
BAB IV PEMBAHASAN
A. Identifikasi Data Dasar....................................................................... 36
B. Interprestasi Data Dasar ..................................................................... 38
C. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial ............................................. 30
D. Antisipasi Tindakan Segera................................................................ 39
E. Perencanaan........................................................................................ 39
F. Pelaksanaan........................................................................................ 42
G. Evaluasi.............................................................................................. 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 43
B. Saran................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu
perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan
yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan
adaptasi fisik dan psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Hal-hal yang
perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi
yang baik juga berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat.
Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah anemia saat kehamilan, perdarahan,
pencegahan infeksi, dan pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan
dan lain-lain. Dalam persiapan kehamilan juga sebaiknya dilakukan skrining
penyakit- penyakit seperti penyakit infeksi yang berisiko menular pada janinnya
misalnya Hepatitis, HIV, Toxoplasma dan Rubella), penyakit yang dapat diperberat
dengan kondisi kehamilan misalnya diabetes Mellitus, epilepsi, penyakit jantung,
penyakit paru, hipertensi kronis (Anon, 2017).
Berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan keadaan akibat
akumulasi lemak yang abnormal atau berlebih yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Salah satu cara yang mudah dan umum digunakan dalam menentukan berat badan
lebih dan obesitas pada orang dewasa adalah dengan menghitung indeks massa tubuh
(IMT) (Ocvianti, 2018). Masalah berat badan berlebih (overweight) dan kegemukan
(obesitas) terjadi diseluruh Negara di dunia termasuk Indonesia.Pada tahun 2016 data
Global Nutrition Report mengakatakan bahwa angka obesitas peremuan di Indonesia
sebanyak 8,9% sedangkan pada laki-laki 4,8%. Menurut penelitian Rian Diana Dkk
6. 2
pada tahun 2013 Terdapat kecenderungan prevalensi kegemukan yang meningkat
seiring dengan peningkatan usia, dan mencapai puncaknya pada usia dewasa.
Data dari Riskesdas Depkes RI tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
obesitas pada kelompok umur dewasa sebesar 21,8 % dan overweight sebesar 13.6 %
2 2 Ini adalah jumlah yang cukup besar karena lebih dari seperempat atau hampir
sepertiga penduduk Indonesia pada kelompok umur dewasa mengalami kelebihan
berat badan dan untuk dari propinsi jambi sendiri memiliki 21% kejadian obesitas dan
31% utnuk obesitas sentral (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan di kota jambi terdapat
8,6% angka obesitas (Kemenkes RI, 2018). Keadaan berat badan lebih dan obesitas
merupakan salah satu kondisi obstetri berisiko tinggi. Berat badan lebih dan obesitas
terbukti berhubungan dengan peningkatan komplikasi dalam kehamilan
(Wadiyatunisa, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayu Safitri pada tahun
2017 faktor penyebab obesitas pada kehamilan disebabkan oleh faktor umur,
pekerjaan, jenis kelamin, penegtahuan, riwayat obesitas pada keluarga, asupan
gizi,aktivitas fisik dan juga konsumsi rokok.
Dari hasil penelitian Zahra Wafiyatunisa dan Rodiani pada tahun 2016
didaptakan bahwa risiko preeklampsia meningkat sebesar 2 kali lipat setiap
peningkatan berat badan sebesar 5-7 kg/m2 selain itu ditemukan adanya peningkatan
risiko preeklampsia dengan adanya peningkatan BMI. Wanita dengan BMI > 35
sebelum kehamilan memiliki risiko empat kali lipat mengalami preeklampsia
dibandingkan dengan wanita dengan BMI 19- 27 Suatu penelitian mendapatkan
bahwa obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko abortus spontan pada awal
kehamilan dan peningkatan risiko abortus berulang lebih dari 3 kali pada awal
kehamilan. Peningkatan risiko ini juga terjadi pada wanita dengan pembuahan in
vitro.
7. 3
Berdasarkan hasil penilitian Dwiana O dan Maya D pada tahun 2018
menyatakan bahwa wanita obesitas juga berisiko lebih tinggi mengalami diabetes
gestasional di bandingkan wanita dengan IMT normal,begitu pula dengan obesitas
meningkatkan risiko pembedahan sesar. Komplikasi pascapersalinan juga lebih
banyak ditemui pada obesitas dibandingkan dengan berat badan normal, studi
menunjukan bahwa terdapat 5 kali peningkatan risiko terjadinya rupture uteri pada
kelompok obesitas begitu pula angka mordibitas maternal keseluruhan dalam
kelompok obesitas juga hampir 2 kali lebih tinggi dan pada kelompok obesitas morbid
meningkatkan sebanyak 6 kali dibandigkan dengan kelompok yang berhasil.dan pada
risiko perdarahan postpartum akibat atonia meningkat 1,23 kali pada persalinan
pervaginam.selain berdampak pada kesehatan maternal, obesitas dalam kehamilan
juga memiliki efek negative pada janin, peningkatan risiko terhdapat kejadian
diabetes gestasional juga berhubungan dengan peningkatan risiko makrosomia bayi
sebesar 1,7 kali pada kelompok obesitas dan 2 kali pada obesitas morbid (Saraswati,
2012).
Berdasarkan guideline Royal Australian and New Zealand College of
Obstetricians and Gynaecologist RANZCOG, jika ditemukan adanya obesitas saat
perencanaan kehamilan, perlu dilakukan tata laksana kolaboratif dengan ahli gizi dan
spesialis kedokteran olahraga.Selain itu, selama konseling perencanaan kehamilan,
perlu ditekankan pentingnya menerapkan pola hidup sehat dalam hal nutrisi dan
aktivitas fisik yang berlaku secara umum, sesuai dengan pedoman yang berlaku di
setiap negara. Edukasi mengenai pentingnya menurunkan berat badan perlu
ditekankan pada seluruh wanita obesitas yang merencanakan kehamilan. Peningkatan
risiko abortus, diabetes gestasional, preeklampsia, persalinan dengan bedah Sesar
perlu diinformasikan kepada pasien. Selain itu, dampak obesitas dalam kehamilan
8. 4
pada janin seperti kelainan kongenital, makrosomia, dan kematian neonatus juga perlu
dijelaskan.Penurunan berat badan sebelum hamil, meskipun sedikit, dapat
memperbaiki luaran kehamilan. Program penurunan berat badan yang
direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologist
(ACOG) adalah dengan teknik motivational interviewing yang disesuaikan secara
individu dan patient-centered dengan mengontrol diet, olahraga, dan modifikasi gaya
hidup (Ocviyanti, 2018). Tidak disarankan menggunakan obat-obatan karena
keamanannya belum terjamin dan dapat timbul efek samping (Ocviyanti, 2018).
Terdapat beberapa perbedaan saat melakukan antenatal care (ANC) pada pasien
dengan obesitas selama kehamilan. Seiring dengan peningkatan IMT ibu, akurasi
pemantauan pertumbuhan janin serta deteksi kelainan kongenital janin dengan
ultrasonografi menurun secara signifikan.Ibu hamil dengan obesitas perlu diedukasi
akan penurunan akurasi pemeriksaan ultrasonografi sehingga mungkin diperlukan
rujukan kepada spesialis obstetri dan ginekologi yang berpengalaman melakukan
pemeriksaan pada pasien obesitas untuk meningkatkan akurasi,dan sebaiknya
dilakukan pada usia kehamilan 20-22 minggu (Ocviyanti, 2018).
Menyikapi hal tersebut, kementrian kesehatan sesuai kewenangannya membuat
panduan pelaksanaan gerakan nusantara tekan angka obesitas (GENTAS) guna
pengendalian obesitas dimana Ibu hamil dengan obesitas juga memiliki upaya yang
harus dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dimana pola aktifitas ibu ditingkatkan
agar meningkatkan pengeluaran energy dan membakar lemak dan pola komunsi ibu
diatur dengan menggunakan piring makan model T yaitu jumalah sayur 2 kali lipat
dari bahan makanan sumber karbohidrat,pola istirahat yang cukup,menjaga
kebersihan diri (Kemenkes RI, 2017).
9. 5
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
tentang proses manajemen asuhan kebidanan pra konsepsi dan perencanana
kehamilan sehat pada ibu dengan riwayat Obesitas di Puskesmas Sungai Bahar VII
tahun 2021.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu asuhan
kebidanan pada ibu pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat
Obesitas.
C. Tujuan
1. Mampu melakukan pengkajian data dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Mampu melakukan Interpretasi data dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3. Mampu melakukan identifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada klien ibu
pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat Obesitas.
4. Mampu melakukan tindakan segera kepada klien ibu pra konsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat dengan obesitas.
5. Mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada klien ibu pra konsepsi
dan perencanaan kehamilan sehat dengan obesitas.
6. Mampu melaksanakan rencana tindakan yang sudah ditentukan pada klien ibu pra
konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan obesitas.
7. Mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada klien ibu
pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan obesitas.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi
10. 6
Hasil penulisan diharapkan dapat menambah wawasan dan iptek khususnya
mahasiswa kebidanan dalam menerapakan asuhan pada ibu pra konsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat oesitas, serta dapat menjadi
dokumen dan bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi sehingga menjadikan sumber ilmu bagi pembaca.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi referensi untuk meningkatkan pengetahuan serta dapat
mengaplikasikan apa yang telah di dapat dalam penanganan kasus pada ibu pra
konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat obesitas.
11. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Obesitas Pada Ibu Hamil
1. Definisi
Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan
antara tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari
dalam tubuh sehingga terjadi berat badan yang berlebih atau obesitas (Pellonperä
et al., 2018). Kelebihan berat badan atau obesitas, umunya dialami pada wanita
hamil di usia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun
(Freitag, 2014). Kenaikan berat badan normal saat kehamilan berkisaran 12-16
kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu beresiko mengalami
kegemukan atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan membawa resiko penyakit
yang lain seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes gastasional dan
preeklamsia (Yao, 2014).
Ibu hamil yang obesitas juga lebih banyak disarankan untuk menjalani
persalinan dengan operasi caesar. Alasannya adalah kegemukan akan membuat
ibu sulit bersalin secara alami dan berisiko komplikasi jika tetap melahirkan
secara alami tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat badan ibu
yang berlebihan (Freitag, 2014).
Penentuan obesitas menggunakan LILA (Lingkar Lengan Atas) lebih sering
digunakan dibandingkan dengan metode lain seperti pengukuran lingkar
pinggang, penghitungan rasio waist-to-hip circumferrencia, termasuk juga dengan
menggunakan alat- 10 alat seperti USG (Ultrasonografi), CT-scan (Computed
12. 8
Tomography Scanning) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) (Davies et al,
2010).
Manusia memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan energi yang
sangat penting apabila diperlukan secara mendadak untuk mempertahankan
hidup. Lemak disimpan sebagai cadangan energi dijaringan adipose dalam bentuk
trigliserida (lemak dalam aliran darah) dan jika dibutuhkan akan dilepaskan dalam
bentuk asam lemak bebas dan digunakan diseluruh tubuh yang memerlukan
sehingga menusia dapat bertahan pada keadaan kelaparan dalam waktu tertentu,
disisi lain adanya cadangan lemak yang berlebihan akan memberikan dampak
yang buruk bagi kesehatan (Davies et al., 2010).
2. Epidemiologi
Ibu hamil dengan obesitas mencapai 28% dari keseluruhan kehamilan
dengan 8% dikatagorikan sebagai “Extremely obese” dan jumlah penderita
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keadaan ini menunjukan suatu kondisi
yang sangat serius mengingat komplikasi yang ditimbulkan baik terhadap ibu
yang dapat ditimbulkan pada kehidupan selanjutnya serta secara ekonomi akan
membutuhkan biaya yang lebih banyak (Gunatilake, 2011).
Pada tahun 2018 di Indonesia data menunjukan bahwa prevelensi obesitas
pada penduduk usia > 18 tahun sebesar 21,8 %. Data obesitas tiap provinsi
digambarkan pada grafik dibawah ini : 11 Gambar 2.1 Prevelensi status gizi
obesitas penduduk dewasa. Sumber : (Riskesdas, 2018). Obesitas pada perempuan
usia > 18 tahun di indonesia pada tahun 2018 sebesar 21,8%, meningkat 4,3% dari
tahun 2007 (10,5%) dan 7% dari tahun 2013 (14,8%) dimana prevelensi terendah
di nusa tenggara timur 10,3% dan prevelensi tertinggi di sulawesi utara 30,2%
(Riskesdas, 2018).
13. 9
3. Penyebab obesitas pada ibu hamil
Obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan masukan energi, penurunan
dalam mengeluarkan energi atau kombinasi keduanya. Obesitas pada ibu hamil
disebabkan oleh banyak faktor antara lain usia ibu saat hamil, paritas, riwayat
keluarga, pendidikan, status sosial ekonimi dan faktor pola makan. Faktor yang
menyebabkan obesitas pada ibu hamil (Gunatilake, 2011) :
a. Riwayat keluarga
Keturunan adalah salah satu penyebab komponen terbesar yang bisa
memicu obesitas. Hal ini dikarenakan pada saat ibu hamil maka unsur sel
lemak yang ada didalam tubuh yang berjumlah besar dan melebihi batas
normal secara otomatis akan diturunkan pada keluarga. Selain itu riwayat
keluarga seperti gaya hidup dan kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu
dapat mendorong terjadinya obesitas. Penelitian menunjukan bahwa rata-rata
riwayat keluarga memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan.
Ibu hamil dengan keturunan obesitas tersebut juga biasanya membutuhkan
waktu lebih lama untuk merasa kenyang (Jeffrey, 2013).
b. Pola makan
Ibu yang sedang hamil membutuhkan banyak sekali makan yang
mengandung nutrisi. Namun, bukan berati ibu hamil boleh memakan apa saja,
beberapa harus harus diperhatikan seperti pola makan secara teratur saat
kehamilan, menjaga nutrisi agar seimbang selama kehamilan. Ibu hamil
dengan obesitas akan makan jika ia merasa ingin makan, bukan karena
kebutuhan akibat lapar. Asupan energi yang berlebih dengan kandungan
lemak dan karbohidrat yang tinggi secara terus menerus tanpa di imbangin
dengan aktivitas fisik yang tepat dapat menyebabkan ibu hamil obesitas. Pola
14. 10
makan abnormal yang dapat menjadi penyebab ibu hamil obesitas yaitu
makanan dalam jumlah sangat banyak tanpa memperhatikan pola makan yang
benar (Irene, 2009).
c. Aktivitas fisik
Pada dasarnya tingkat pengeluran kalori tubuh dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu aktivitas olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau
tingkat energi yang dipertahankan untuk memelihara fungsi minimal tubuh.
Ibu hamil dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori tubuhnya
juga teratur, sehingga tanpa adanya kelebihan kalori yang apabila tersimpan
dalam tubuh akan menyebabkan obesitas. Kurang aktivitas fisik kemungkinan
merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian
obesitas pada ibu hamil. Ibu hamil yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit
kalori, jika ibu hamil sering mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak
melakukan aktivitas fisik yang seimbang selama kehamilan akan mengalami
obesitas saat kehamilan (Irene, 2009).
Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terserang
penyakit tidak menular diantaranya (Guyton, 2014) :
1) Penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke), yang
merupakan penyebab utama kematian di dunia pada tahun 2012.
2) Diabetes millitus.
3) Kelainan muskuloskeleteal (sendi, otot, saraf dan tulang belakang).
4) Kanker (payudara dan kolon).
4. Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktivitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan
15. 11
penumpukan lemak yang melebihi batas normal. Penelitian yang dilakukan bahwa
mengontrol nafsu makan dan tingkat kekenyangan sesorang diatur oleh
mekanisme saraf dan humoral yang dipengaruhi oleh pola makan, genetik,
lingkungan dan aktivitas. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh
hipotalamus melalui 3 proses fisiologis yaitu mengendalikan rasa lapar dan
kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon.
Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal
eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen (sinyal
sensorik) dan perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan otot) (Lynch et al,
2012).
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta
menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia,
meningkatnya pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 katagori yaitu sinyal
pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
gastrointestinal yang diperankan oleh kolesistokinin (hormon menyebabkan
kontraksi kadung empedu) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar.
Sinyal panjang diperankan oleh hormon leptin (hormon untuk metabolisme) dan
insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi (Jeffrey, 2013).
Asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.
Leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan
produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi,
maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada anorexigenic center
16. 12
di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar
penderita obesitas terjadi resistensi leptin sehingga tingginya kadar leptin tidak
menyebabkan penurunan nafsu makan (Jeffrey, 2013).
5. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur dan berat badan
meningkat dengan pesat. Berikut bentuk tubuh, penampilan dan raut muka pada
penderita obesitas (Guyton, 2014) :
a. Paha tampak membesar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari-jari berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
dagu berbentuk ganda, wajah bulat dengan pipi tembem.
c. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemuka pada bisep
dan trisep.
d. Leher relatif pendek.
e. Dada membusung dengan payudara membesar.
f. Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen.
g. Pubertas ginigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha
bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan
laserasi kulit.
Pada penderita obesitas sering ditemukan gejala gangguan emosi yang
mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak
yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru-paru sehingga menimbulkan gangguan pernafasan dan sesak nafas,
meskipun penderita penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan
pernafasan bisa terjadi saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
17. 13
semetara waktu (apnue), sehingga pada siang hari penderita merasa ngantuk
(Guyton, 2014).
6. Komplikasi obesitas pada ibu hamil
Ibu hamil dengan obesitas akan memerlukan perawatan yang lebih
dibandingkan ibu hamil dengan berat badan normal, obesitas beresiko tinggi
kehilangan darah yang lebih banyak, komplikasi dari tindakan anastesi, kesulitan
dari teknik operasi dan komplikasi berkaitan dengan penyembuhan luka
(Gunatilake, 2011). Komplikasi obesitas pada ibu hamil sebagai berikut :
a. Komplikasi perinatal dan postpartum
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya pendarahan dan infeksi
postpartum, termasuk kegagalan dalam proses laktasi (menyusui), hal
tersebut memungkinkan disebabkan oleh respon prolaktin pada wanita
dengan obesitas sehingga akan meningkatkan pengguna susu formula yang
mana cendrung menimbulkan obesitas pada bayi tersebut (Sen et al., 2013).
Beberapa literatur menunjukan bukti bahwa kontraksi uterus pada wanita
obesitas terganggu. Pada obesitas terjadi gangguan proliferasi limfosit (imun
tubuh) sehingga meningkatnya resiko terjadinya infeksi luka jahit pasca
persalinan, infeksi saluran kemih, serta penggunaan antibiotik yang lebih
lama dibandingkan dengan wanita berat badan normal (Sen et al., 2013).
b. Preeklamsia
Preeklamsia merupakan pembengkakan pada ektermitas seperti kaki dan
terjadinya penimbunan cairan tubuh. Akibatnya aliran darah ke janin
terhambat dan dapat berakibat fatal. Obesitas akan meingkat resiko terjadinya
preeklamsia pada ibu hamil. Sebagian besar wanita yang mengalami obesitas
dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk mengalami preeklamsia
18. 14
dibandingkan wanita dengan berat badan normal (Puspitasari, Setyabudi,
2013).
c. Diabetes gastasional
Diabetes gastasional merupakan jenis diebetes yang hanya terjadi saat
seseorang wanita hamil. Penyakit ini timbul ketika kadar glukosa tinggi dan
meningkatkan resiko ibu mengalami preeklamsia. Jika wanita memiliki berat
badan berlebihan atau mengalami obesitas sebelum kehamilan, maka resiko
terjadinya diebetes gestasional akan meningkat drastis (Roberts et al., 2011).
d. Operasi caesar
Operasi caesar merupakan proses persalinan dengan melalui
pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu dan rahim untuk
mengeluarkan bayi. Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas akan
membuat persalinan normal menjadi lebih sulit atau bahkan tidak dapat
dilakukan. Operasi caesar sebagai satu-satunya pilihan bersalin. Sebab ibu
hamil dengan berat badan 95 kg akan sulit bersalin secara normal dan banyak
komplikasi yang akan terjadi (Guyton, 2014).
Komplikasi yang terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami obesitas :
1) Kelainan kongenital
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam struktur bayi yang
timbul sejak awal kelahiran atau kelainan bawaan. Beberapa penelitian
menunjukan peningkatan risiko kelainan kongenital sehubungan dengan
obesitas pada ibu. Kelainan tersebut antara lain Defek Tabung Saraf
(DTS), defek jantung, abnormalitas saluran cerna, dan kelainan
kongenital lainnya pada sistem saraf pusat (Stotland, 2014). Terjadinya
kelainan kongenital tersebut belum sepenuhnnya dipahami patofisiologi,
19. 15
diperkirakan sehubung dengan kadar hiperglekemia yang memicu
radikal bebas sehingga agen vasokontriktor seperti tromboksan
meningkat dibandingkan dengan agen vasodilator seperti proktasiklin
yang menurun akibat aliran darah terganggu termasuk disini adalah
berkurangnya asupan nutrisi (Stotland et al., 2014).
2) Makrosomia atau kelebihan berat badan
Wanita dengan obesitas, diabetes gastasional beresiko untuk
melahirkan bayi dengan makrosomia yaitu bayi dengan berat badan 90
persentil Large for Gastasional Age (LGA) atau 4,5 kg. Dalam penelitian
menunjukan dari 100 bayi yang lahir dengan LGA, 11 diantaranya
berasal dari ibu yang mengalami obesitas sedangkan 4 lahir dari ibu
dengan pregestasional diabetes, hal tersebut menunjukan bahwa
prevelensi bayi dengan LGA lebih sering pada wanita yang mengalami
obesitas dibandingkan dengan wanita dengan pregestasional diabetes
(Stotland et al., 2014).
3) Prematuritas
Prematuritas merupakan suatu keadaan yang belum matang, yang
ditemukan pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Prematuritas disebabkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu
yang mana resiko kejadiannya meningkat apabila ibu mengalami
obesitas (Yao et al., 2014).
20. 16
4) Antepartum stillbirth
Antepartum stillbirth merupakan saat bayi dilahirkan dalam keadaan
tidak bernyawa, setelah 20 minggu kehamilan. Kematian bayi sebelum
20 minggu kehamilan disebut keguguran. Peningkatan berat badan
sebelum kehamilan berhubungan dengan kejadian stillbirth,
berhubungan dengan penyakit yang ditimbulkan oleh obesitas seperti
diabetes mellitus dan hipertensi. Penyebab lainnya kelainan metabolisme
ibu seperti hiperlipidemia sehingga terjadinya radang pada plasenta
berakibat menurunnya aliran darah ke plasenta (Huda, 2010). Resiko
terjadinya stillbirth pada ibu hamil dengan oebsitas 2-5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu dengan berat badan normal dan resikonya
meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Obesitas pada
kelas III resiko terjadinya stillbirth 1,5 lebih tinggi dibandingkan dengan
obesitas kelas I dan II (Yao et al., 2014).
5) Kejadian obesitas
Ibu hamil dengan janin overnutrisi berpotensi untuk tumbuh menjadi
oebsitas. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami obesitas memilili
masa lemak lebih banyak dibandingkan dengan bayi lahir dari ibu dengan
berat badan normal (Philippe, et all, 2013).
Penting untuk diperhatikan bahwa bayi yang terlahir dari ibu
obesitas 2 kali beresiko untuk menjadi obesitas pada usia 24 bulan dan
anak-anak dengan berat badan yang lebih dari normal cendrung untuk
mengalami berat badan lebih pada usia 12 tahun (Desai et al., 2014). Pada
penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa tiap peningkatan 1
kg berat badan bayi baru lahir meingkatkan cendrung sebesar 5% untuk
21. 17
terjadinya obesitas pada saat remaja. Selain itu juga dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lebih
sangat dipengaruhi oleh status berat badan ibu saat sebelum kehamil
maupun selama kehamilan (Paliy et al., 2014).
7. Pencegahan obesitas pada ibu hamil
a. Pengaturan nutrisi dan pola makan
Pengaturan nutrisi dan pola makan pada individu dengan obesitas tidak
sekedar menurunkan berat badan, namun juga mempertahankan berat badan
agar tetap stabil dan mencegah peningkatan kembalinya berat badan yang
telah didapatkan. Kurangi makan yang berlemak, terutama lemak jenuh
karena lemak jenuh akan mempermudahkan terjadinya gumpalan lemak yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30%
dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi) dan kurangin konsumsi
karbohidrat yang berlebihan agar berat badan dalam batas normal
(Sulistiyoningsih, 2011).
b. Perbanyak aktivitas
Olahraga dan aktivitas fisik memberikan manfaat yang sangat besar
dalam penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan memberikan
serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis yang sangat bermanfaat
dalam mengendalikan berat badan. Olahraga diperlukan untuk membakar
kalori dan membuang lemak (Miyata, 2010).
c. Modifikasi pola hidup dan perilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada individu dengan overweight
dan obesitas. Hindarilah atau upaya untuk menurunkan kadar kolestrol darah
22. 18
dan tekanan darah dengan menjaga pola makan. Memodifikasi kebiasaan
dalam gaya hidup jangan hanya mengendalikan nasihat personal semata tetapi
harus pula menangani komponen lingkungan fisik, ekonomi dan sosial.
Mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedang dan mengandung nutrisi,
rendah lemak dan rendah kalori (Dewi, 2013).
Gambar 2.1
Mind Mapping Obesitas
23. 19
Gambar 2.2
Pathway Obesitas
Genetik Pola nutrisi Aktivitas sosioekonomi
Obesitas
Hiperglikemi
hiperlipidemia
Komplikasi pada ibu
1. DM
2. Preeklamsi
3. Hipertensi
4. SC
Komplikasi pada bayi
1. Makrosomia
2. Kelainan kongenital
24. 20
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan masalah
yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian
pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir melalui tindakan
logika dalam memberi pelayanan (Varney, 2007).
2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut helenvarney
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7 langkah yaitu :
a. Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai
keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,
pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,
pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di atas harus memberikan
informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan menggambarkan
kondisi ibu yang sebenarnya.
b. Identifikasi diagnose/masalah aktual.
Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan masalah.
Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namun keduanya mempunyai
pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang
dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai
suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan
yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.
25. 21
c. Antisipasi diagnosa/masalah potensial
Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor potensial
yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika memungkinkan
atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk segala
sesuatu yang mungkin terjadi.
d. Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi
Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien
dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru
segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan
darurat dimana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan klien.
e. Rencana asuhan kebidanan
Rencana tindakan konfrehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta
hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi
antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu
mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah psikologis. Rencana
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan klien.
Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan
diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara
teoritis.
f. Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi)
Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi) dilaksanakan oleh
bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim kesehatan
lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan.
26. 22
g. Evaluasi asuhan kebidanan
Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini
dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien. (Varney, 2007).
3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
a. Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama,
umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta keluhankeluhan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium.
c. Assesmen/Diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang
mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan dijadikan 50
sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan
ibu.
d. Planning/Perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan
dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien. (Salmah,
2016: 171).
27. 23
C. Teori EBM (Evidence Based Midwifery)
1. Pengertian
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaaan semata.
Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan (Gray, 1997).
Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti,
2020).
2. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan
Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat.
3. Kategori Evidence Based Menurut World Health Organization (2017)
Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut:
a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan
obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu
beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti
memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya.
b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu Sungai Bahar VIIgan
profesi kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.
28. 24
c. Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporan kasus
yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat
diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.
4. Sumber Evidence Based
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang
public domain.
a. Masalah dan Tata Laksana Obesitas dalam Kehamilan (Ocviyanti, dkk, 2018).
Berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan kondisi
pandemik global yang prevalensinya terus meningkat. Kondisi ini juga banyak
ditemukan pada wanita usia subur. Keadaan berat badan lebih dan obesitas
pada kehamilan merupakan salah satu kondisi obstetri berisiko tinggi. Kondisi
berat badan lebih dan obesitas terbukti dari berbagai penelitian dapat
meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, antara lain dapat
meningkatkan risiko hipertensi dan diabetes gestasional pada masa
antepartum, komplikasi intrapartum seperti distosia bahu, perdarahan
postpartum, dan kegagalan induksi maupun persalinan pervaginam pasca
bedah sesar. Selain itu, pada masa postpartum, obesitas terbukti meningkatkan
risiko tromboemboli. Pada janin, obesitas dalam kehamilan meningkatkan
risiko makrosomia dan kecacatan janin. Oleh karena itu, guideline-guideline
dari Amerika, Kanada, Australia, serta Inggris menganjurkan tata laksana
kolaboratif multidisiplin antara dokter umum, bidan, dokter spesialis obstetri
29. 25
dan ginekologi, ahli anestesi, ahli gizi, serta kedokteran olahraga dalam
melakukan tata laksana pada ibu hamil dengan obesitas.
b. Hubungan Umur Kehamilan Dan Obesitas Ibu Hamil Dengan Kejadian
Preeklampsia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Kota Luwuk
(Dewie, 2020).
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
pada laporan tahunan 2016 hingga tahun 2018, didapatkan kasus kematian ibu
akibat preeklampsia yang mengalami fluktuatif. Preeklampsia adalah
hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau
setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi
140/90 mmHg, Salah satu faktor yang berkaitan erat dengan terjadinya
preeklampsia adalah umur kehamilan dan obesitas. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara umur kehamilan dan obesitas pada
ibu hamil dengan kejadian preeklampsia di wilayah kerja Puskesmas
Kampung Baru Kota Luwuk, Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan desain analitik observasional yaitu case control.
Besar sampel 62 responden menggunakan purposive sampling dengan uji
statistik Chi-square. Berdasarkan analisis uji statistik maka didapatkan hasil
penelitian dimana ada hubungan antara umur kehamilan dengan kejadian
preeklampsia (p-value = 0,001) dan ada hubungan yang bermakna antara
Obesitas (p-value = <0,001) OR=9,9 yang artinya ibu hamil dengan obesitas
berisiko 9-10 kali mengalami preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang
tidak obesitas. Saran untuk institusi diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan usaha tindakan
preventif dan kuratif pada kasus preeklampsia misalkan dengan lebih
30. 26
menekankan kegiatan homecare dan juga dapat dilakukan tindakan
pencegahan obesitas pada ibu hamil seperti kegiatan senam ibu hamil,
penyuluhan atau konseling diet seimbang untuk ibu hamil.
c. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Gestasional pada Ibu
Hamil di Puskesmas Dahlia Makassar Tahun 2017 (Harun, 2018).
Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara umur dan
obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar
2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitianan analitik dengan
melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan
antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas
Dahlia Makassar 2017 dengan jumlah populasi 374 orang dengan dan jumlah
sampel 374 orang dengan menggunakan teknik Total Sampling.Dari hasil uji
statistic dengan menggunakan uji Chi-Square (Pearson chi-square) diperoleh
untuk variabel umur ibu nilai p = 0,162 > = 0,05 artinya tidak ada hubungan
antara umur ibu dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil. Untuk
variabel obesitas nilai p = 0,003 < = 0,05 artinya ada hubungan antara
obesitas dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.Kesimpulan
dari dua variabel yaitu umur dan obesitas, hanya variabel obesitas yang
berhubungan dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil di
Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Saran diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber data untuk penelitian
selanjutnya.
d. Shrestha, et all (2021) tentang Maternal Obesity: A Focus on Maternal
Interventions to Improve Health of Offspring dimana dengan meningkatnya
kekhawatiran tentang tingkat obesitas yang disaksikan di Amerika Serikat,
31. 27
sangat penting untuk mengakui efek jangka panjang yang ditimbulkan pada
generasi mendatang dan secara khusus memodifikasi nutrisi dan perawatan
ibu untuk mengurangi hasil yang merugikan ini
e. Lewandowska (2021) tentang Maternal Obesity and Risk of Low Birth Weight,
Fetal Growth Restriction, and Macrosomia: Multiple Analyses dimana
didapatkan bahwa Profil risiko menunjukkan bahwa nilai BMI tertinggi
ditemukan terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari ketiga hasil bayi baru
lahir ini dan ambang BMI adalah 23,7 kg/m 2 untuk makrosomia, 26,2
kg/m 2 untuk BBLR, dan 31,8 kg /m 2 untuk FGR. Hasil ini mengkonfirmasi
efek multi arah obesitas pada pertumbuhan janin (berat lahir rendah,
pembatasan pertumbuhan janin, dan makrosomia).
f. Kisial, et all (2020) tentang Perinatal Exposure to Maternal Obesity: Lasting
Cardiometabolic Impact on Offspring menyatakan bahwa ibu obesitas selama
kehamilan dan menyusui dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan
kardiometabolik pada keturunannya, termasuk obesitas dan peningkatan
adipositas, hipertensi, hiperlipidemia, intoleransi glukosa/resistensi insulin,
dan penyakit hati berlemak.
32. 28
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI
No Register :
Tanggal Pengkajian : 11 September, pukul 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Poli KIA Puskesmas Batin
Oleh : Nova Mesrayenti
A. Subjektif
1. Identitas
Ibu Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. E
Umur : 34 tahun Umur : 36 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : melayu Suku : Minang
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : Desa Batin Rt. 07 Alamat : Desa Batin Rt. 07
No.Telp : 0813xxxxxxx No.Telp : 0812xxxxxxxx
2. Alasan datang
Konseling perencanaan kehamilan
3. Keluhan Utama
Badan terlalu gemuk
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari/bulan, teratur, lama ± 6-7 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 3 kali/hari 3 hari awal pertama,
hari berikutnya 1-2 kali ganti pembalut
d. Dismeorhe : Tidak ada.
e. HPHT : 28-8-2023
33. 29
f. Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah
menstruasi, tidak gatal, tidak berbau
5. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu
a. Anak ke dua lahir tahun 2008
Jenis kelamin laki-laki
Status imunisasi TT : T5
b. Anak kedua lahir tahun 2011
Jenis kelamin perempuan
Status imunisasi TT: T5
6. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Klien dan pasangan belum mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi dan
perencanaan kehamilan
7. Riwayat Kesehatan
a. Ibu : Tidak sedang atau pun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS. Status T5 tahun 2011 (SD Kelas 1,2
dan 6, hamil pertama dan hamil anak kedua).
b. Suami : Tidak sedang ataupun pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Ibu : Tidak ada
b. Suami : Tidak ada
9. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
a. Ibu : Tidak ada
b. Suami : Merokok
10. Riwayat Keluaga Berencana
Menggunakan KB suntik lamanya 6 tahun
34. 30
Menggunakan KB implan lamanya 6 tahun
11. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi banyak, terdiri dari nasi,
ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur
(khususnya Ny. A). Minum air putih 6-7 gelas sehari, suka
mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh, susu kental
manis dan cemilan (gorengan). Tidak ada pantangan/alergi
makanan
b. Eliminasi :
(a) Ibu : BAB setiap 2 hari,ckeras, warna kuning khas,
ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-5 kali
sehari, tidak nyeri saat berkemih
(b) Suami : BAB 1 kali sehari. BAK 5-6 kali sehari, tidak
nyeri saat berkemih
c. Istirahat : Selalu tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas : Bekerja dan mengejakan pekerjaan rumah tangga
e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana
dalam 2-3 kali/hari atau setiap kali basah. Setelah BAK atau
BAB dikeringkan menggunakan tisu.
f. Riwayat Pernikahan
Pasangan menikah tanggal 20 Mei 2007
1) Ibu : pernikahan yang pertama
2) Suami : pernikahan yang pertama
g. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua ibu dan Suami
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak menunda
kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera memiliki anak. Tidak ada budaya
tertentu yang berhubungan dengan pernikahan.
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Ibu Suami
35. 31
a. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
c. Antropometri :
BB : 87 kg BB : 62 kg
TB : 158 cm TB : 165 cm
IMT : 34,9 kg/m2
IMT : 22,8 kg/m2
LILA : 36 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit N : 76 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 18 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
1) Ibu
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
berkenaan dengan genetic seperti sindrom down
(3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Dada : tidak dilakukan
(7) Abdomen
(8) Anogenital
:
:
tidak dilakukan
tidak dilakukan
2) Suami
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
(3) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak terkaji
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal ......
Ibu
1) Golongan Darah : O
36. 32
2) Rhesus : (+)
3) HB : 12,4 g/dL ( Normal 12 – 15 g/dL)
4) HIV : Non Reaktif (-)
5) HbSAg : Non Reaktif (-)
6) IMS (Sifilis) : Non Reaktif (-)
Suami
1) Golongan Darah : A
2) Rhesus : (+)
3) HB : 15,1 g/dL (Normal 14 – 18 g/dL)
4) HIV : Non Reaktif (-)
5) HbSAg : Non Reaktif (-)
6) IMS (Sifilis) : Non Reaktif (-)
C. Analisa Data
Pasangan usia subur Ny. A Usia 34 tahun dan Tn. E usia 36 tahun dengan
perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat obesitas.
D. Penatalaksanaan
Tanggal/Jam Tindakan
11/09/2023
10.00 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan Suami bahwa secara
umum keadaan mereka baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi nya dalam keadaan baik
akan membuat psikologis pasangan tenang dan tidak khawatir sehingga
keadaannya tetap dalam keadaan baik.
Hasil : pasangan mengetahui bahwa kondisinya sekarang dalam
keadaan baik
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil perhitungan didapat IMT ibu 34,9
kg/𝑀2
termasuk katagori obesitas.
Rasionalisasi : dengan mengetahui IMT ibu akan waspada terhadap
berat badan nya
Hasil : ibu mengetahui bahwa ibu termasuk katagori obesitas
37. 33
3. Menganjurkan ibu untuk mengurangi berat badan dengan menjaga pola
makan, mengurangi karbohidrat memperbanyak protein
Rasionalisasi : agar ibu dapat mengetahui makanan yang dapat
menambah berat badan ibu
Hasil : ibu mengetahui pola makan yang dapat menambah berat badan
ibu
4. Menganjurkan ibu untuk berolah raga
Rasionalisasi : dengan olahraga dapat membakar kalori ibu sehingga
dapat menurunkan berat badan ibu.
Hasil : ibu mau berolah raga
5. Memberitahu ibu resiko apa saja yang dapat terjadi terhadap ibu apa bila
terjadi kehamilan dengan obesitas
Rasionalisasi : agar ibu mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi
pada ibu apabila ibu mengalami kehamilan dengan obesitas
Hasil : ibu memahami resiko apa saja yang dapat terjadi pada ibu pada
kehamilan dengan obesitas seperti hipertensi, perdarahan, persalinan
dengan SC dll.
6. Memberitahu ibu resiko apa saja yang dapat terjadi terhadap bayi
apabila terjadi kehamilan dengan obesitas
Rasionalisasi : agar ibu mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi
pada bayi apabila ibu mengalami kehamilan dengan obesitas
Hasil : ibu memahami resiko apa saja yang dapat terjadi pada bayi pada
kehamilan dengan obesitas seperti makrosemia, diabetes dll.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan sehat jika
ingin mempersiapkan kehamilan, mencukupi kebutuhan nutrisi
seperti zat besi, folat, protein, dan kalsium sangat penting dilakukan.
Dengan begitu saat kehamilan benar-benar terjadi, tubuh ibu sudah siap
untuk menjalaninya. Jenis makanan sehat untuk perempuan yang
sedang mempersiapkan kehamilan adalah sayuran hijau, buah-buahan,
dada ayam, ikan, susu, dan biji-bijian utuh seperti gandum.
Rasionalisasi : agar terpenuhi nutrisi ibu untuk mempersiapkan
kehamilan sehat
Hasil : pasangan mengetahui manfaat konsumsi makanan sehat.
38. 34
8. Mengkonsumsi vitamin prenatal Mengonsumsi vitamin prenatal secara
teratur juga penting untuk Ibu yang ingin segera hamil setelah lepas KB
suntik 3 bulan.
Rasionalisasi : Vitamin ini akan membantu tubuh bersiap-siap,
sehingga kehamilan yang terjadi bisa berjalan dengan sehat.Salah satu
jenis vitamin prenatal yang penting dikonsumsi adalah folat. Para ahli
menyarankan, perempuan yang sedang menjalani program hamil untuk
minum 400 mcg suplemen asam folat secara teratur, mulai dari satu
bulan sebelumnya.
Hasil : pasangan mengetahui manfaat vitamin prenatal dan mau
konsumsi vitamin prenatal
9. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan suami dan Ibu
serta bahaya dari kandungan zat adiktif dan karsinogenik dari rokok
yang dapat mengurangi kualitas sperma, membahayakan kehamilan bila
saat hamil terpapar asap rokok. Serta menganjurkan Suami untuk mulai
mengurangi merokok, serta menyarankan merokok di luar rumah
sehingga keluarga terhindar dari paparan asap rokok; kedua catin
memahami apa yg disampaikan bidan.
Rasionalisasi : Agar Suami termotivasi berhenti merokok dan
pasangan mengetahui informasi mengenai bahaya merokok
Hasil : Pasangan mengetahui bahaya merokok terhadap kualitas sperma
dan bahaya pada kehamilan
10. Menganjurkan ibu dan suami menjaga pola makan seimbang,
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam
natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji,
mencegah stress berlebihan, menghentikan kebiasan merokok,
melakukan olahraga secara rutin, dan kontol kesehatan secara rutin.
Rasionalisasi : Agar pasangan berpola hidup sehat
Hasil : Pasangan mengetahui informasi terkait penyakit keturunan yang
berpotensi pada diri pasangan, akan menjaga pola makan dan pola sehat
kehidupan
39. 35
11. Menganjurkan Ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat
seperti buah, sayur, dan agar untuk membantu melancarkan BAB, Ibu
mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan
Rasionalisasi : Untuk persiapan perencanaan kehamilan dan pola hidup
sehat
Hasil : Pasangan mengetahui informasi menu gizi seimbang tinggi sehat
untuk kebutuhan tubuh catin dan perencanaan kehamilan
12. Menjelaskan kepada Ibu bahwa status imunisasi TT saat ini sudah T5
yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah 25
tahun sehingga Ibu tidak perlu diberikan suntik imunisasi TT lagi, Ibu
mengerti keadaannya.
Rasionalisasi : Melakukan skrining TT untuk menentukan status TT
Hasil : Ibu mengetahui status TT nya yaitu TT5
40. 36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan adalah bagian dari laporan kasus yang membahas tentang kendala atau
hambatan selama melakukan asuhan kebidanan pada klien serta analisis kasus dengan
kajian teori jurnal/Evidence Based Midwifery (EBM). Kendala tersebut menyangkut
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Setelah dilakukan asuhan
kebidanan pada Pasangan usia subur Ny. A Usia 34 tahun dan Tn. E usia 36 tahun dengan
perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat obesitas di Puskesmas Batin, maka penulis
akan melakukan pembahasan sesuai dengan tujuan dari penulisan laporan kasus ini.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dari asuhan nyata dengan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh Langkah Varney yaitu:
pengumpulan data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan
diagnosis atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,
merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan, dan
mengevaluasi asuhan kebidanan.
A. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yaang
ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial dan spritual. Informasi
yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis dapatkan dengan ananmesa
langsung dengan klien dan keluarganya serta sebagian bersumber, melakukan
pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Selain
pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan dalam untuk memantau kemajuan
41. 37
persalinan, khususnya untuk memastikan pecahnya selaput ketuban, kemudian
pemeriksaan penunjang/laboratorium (Nurhayati dkk, 2013).
Dalam tahapan pengkajian, penulis tidak mendapat hambatan. Hal ini karena
respon kooperatif klien dan ibunya yang dapat menerima kehadiran penulis saat
pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan. Klien dan Ibunya menunjukkan
sikap terbuka dan menerima anjuran serta saran yang diberikan oleh penulis maupun
tenaga medis lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pada kasus Ny. A mengatakan keluhan obesitas dan ingin merencanakan
kehamilan. Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh
karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses
kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin
dan adaptasi fisik dan psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Hal-hal yang
perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi
yang baik juga berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat.
Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah anemia saat kehamilan, perdarahan,
pencegahan infeksi, dan pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan
dan lain-lain. Dalam persiapan kehamilan juga sebaiknya dilakukan skrining
penyakit- penyakit seperti penyakit infeksi yang berisiko menular pada janinnya
misalnya Hepatitis, HIV, Toxoplasma dan Rubella), penyakit yang dapat diperberat
dengan kondisi kehamilan misalnya diabetes Mellitus, epilepsi, penyakit jantung,
penyakit paru, hipertensi kronis (Anon, 2017).
Data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik klien, serta
pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. Dari hasil pengkajian data objektif pada
kasus ini didapatkan Ny. A dengan keadaan umum baik, vital sign (Tekanan Darah
120/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36,70
C, Pernapasan 20 x/menit), IMT 34,9
42. 38
kg/m2. Dari hasil perhitungan IMT ibu diketahui bahwa ibu dalam kategori Obesitas
Seseorang terkategori sebagai obesitas apabila hasil perhitungan IMT didapatkan
lebih dari atau sama dengan 30 kg/m2 , dan dikategorikan sebagai berat badan lebih
bila IMTnya 25-29,9 kg/m2. Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menemukan massa lemak yang lebih tinggi pada populasi Asia jika dibandingkan
dengan populasi lain dengan IMT yang sama. Oleh karena itu, sudah diperlukan
intervensi pada IMT yang lebih rendah untuk populasi Asia, termasuk Indonesia.
WHO menetapkan cutoff IMT pada populasi Asia >23 kg/m2 untuk berat badan lebih
dan >25 kg/m2 untuk obesitas (WHO, 2014).
Obesitas adalah keadaan abnormal atau akumulasi lemak yang berlebihan yang
menyebabkan timbulnya risiko terhadap kesehatan. Obesitas merupakan salah satu
penyakit yang memiliki banyak faktor gen dan faktor lingkungan sama-sama
memiliki peran yang penting dalam perkembangan obesitas. Asupan energi yang
tinggi merupakan faktor risiko independen dari obesitas.
B. Interpretasi Data Dasar
Dalam menegakkan suatu diagnose kebidanan, didukung dan ditunjang oleh
beberapa data dan dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan, diinterpretasi sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah dan diagnosis keduanya
digunakan karena beberapa masalah yang tidak dapat diselesaikan, seperti diagnosis
tertapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencan
asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan.
43. 39
Pada kasus Ny. A dan Tn. E telah dilakukan pengumpulan data subjektif dan
objektif yaitu pasangan usia subur Ny. A Usia 34 tahun dan Tn. E usia 36 tahun
dengan perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat obesitas.
C. Antisipasi diagnosa/masalah potensial
Pada kasus Ny. A dan Tn. E tidak ditemukan diagnosa/masalah potensial
dikarenakan pasangan usia subur Ny. A Usia 34 tahun dan Tn. E usia 36 tahun dengan
perencanaan kehamilan sehat dengan riwayat obesitas.
D. Antisipasi Tindakan Segera
Antisipasi digunakan bila sebagian data menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera atau memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan lainnya (Varney, 2007).
Pada kasus Ny. A dan Tn. Y tidak dilakukan antisipasi karena tidak ada data
yang menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera atau kolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya.
E. Perencanaan
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka dilakukan
analisis terhadap Ny. A dan Tn. E yaitu pasangan usia subur dengan persiapan
prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat. Perencanaan yang diberikan pada Ny.
A dan Tn. E diantaranya dengan pemberian konseling prakonsepsi yang didalamnya
meliputi tentang kesehatan reproduksi, khususnya persiapan kehamilan dan masa
subur. Pengetahuan tentang masa subur pada pasangan calon pengantin dengan
perencanaan kehamilan sangatlah penting. Karena masa subur adalah suatu masa
44. 40
dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah,
sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan
terjadi kehamilan (Indriarti, dkk, 2013).
Konseling pra konsepsi merupakan suatu konseling yang diberikan sebelum
terjadinya kehamilan untuk pasangan usia subur. Konseling pra konsepsi berisi
tentang saran dan anjuran mengenai segala sesuatu yang perlu diupayakan untuk
persiapan menuju terjadinya proses konsepsi atau pembuahan (Triyana, 2016).
Pada kasus yang penulis hadapi terhadap Ny. A yaitu perencanaan kehamilan
dengan riwayat obesitas. Penulis menjelaskan bahwa IMT 34,9 kg/𝑀2 termasuk
katagori Obesitas I. Menurut WHO (2016) kriteria untuk Asia Berat badan kurang
(Underweight) < 18,5 Normal 18,5-22,9 Berat badan lebih (Overweight) 23,0-24,9
Praobesitas 25,0-29,9 Obesitas I 30,0-34,9 Obesitas II 35,0-39,9 Obesitas III≥40,0
Pada kasus tersebut penulis memberikan konseling tentang pola makan ibu agar
dapat menurunkan berat badan ibu dan resiko apa saja yang dapat terjadi pada
kehamilan dengan obesitas terhadap ibu dan bayinya. Hal ini sejalan dengan
penelitian Ocviyanti (2018) bahwa kehamilan dengan obesitas beresiko terhadap
janin seperti kematian janin. Suatu penelitian mendapatkan bahwa obesitas
berhubungan dengan meningkatnya risiko abortus spontan pada awal kehamilan (OR
1,2; IK 95% 1,01-1,46) dan peningkatan risiko abortus berulang lebih dari 3 kali pada
awal kehamilan (OR 3,51; IK 95% 1,03-12,01).24 Peningkatan risiko ini juga terjadi
pada wanita dengan pembuahan in vitro. 25,26 Selain itu, obesitas morbid (IMT e”
40 kg/m2) juga merupakan faktor risiko untuk aspirasi meconium (OR 2,85; IK 95%
1,60-5,07), distress janin (OR 2,52; IK 95% 2,12-2,99), dan kematian neonatus (OR
3,41; IK 95% 2,07-5,63).
45. 41
Hal ini sejalan dengan penelitian Shrestha, et all (2021) tentang Maternal Obesity:
A Focus on Maternal Interventions to Improve Health of Offspring dimana dengan
meningkatnya kekhawatiran tentang tingkat obesitas yang disaksikan di Amerika Serikat,
sangat penting untuk mengakui efek jangka panjang yang ditimbulkan pada generasi
mendatang dan secara khusus memodifikasi nutrisi dan perawatan ibu untuk mengurangi
hasil yang merugikan ini, sehingga ibu obesitas yang sedang merencanakan kehamilan
akan menurunkan berat badannya.
Sedangkan resiko kehamilan dengan obesitas yang dapat terjadi pada ibu seperti
hipertensi pada kehamilan, diabetes gestasional, persalinn dengan SC, perdarahan
postpartum dan tomboemboli paru (Ocviyanti, 2018). Hal ini sejalan dengan penelitian
Dewie (2020) dimana ibu hamil dengan obesitas berisiko 9-10 kali mengalami
preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang tidak obesitas.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Harun (2017) yang menyatakan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil di Puskesmas Dahlia
Makassar 2017. Hal ini didukung pula oleh penelitian Lewandowska (2021) tentang
Maternal Obesity and Risk of Low Birth Weight, Fetal Growth Restriction, and
Macrosomia: Multiple Analyses dimana didapatkan bahwa Profil risiko menunjukkan
bahwa nilai BMI tertinggi ditemukan terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari ketiga
hasil bayi baru lahir ini dan ambang BMI adalah 23,7 kg/m 2 untuk makrosomia, 26,2
kg/m 2 untuk BBLR, dan 31,8 kg /m 2 untuk FGR. Hasil ini mengkonfirmasi efek multi
arah obesitas pada pertumbuhan janin (berat lahir rendah, pembatasan pertumbuhan janin,
dan makrosomia).
Penelitian Kisial, et all (2020) tentang Perinatal Exposure to Maternal Obesity:
Lasting Cardiometabolic Impact on Offspring menyatakan bahwa ibu obesitas selama
kehamilan dan menyusui dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kardiometabolik
46. 42
pada keturunannya, termasuk obesitas dan peningkatan adipositas, hipertensi,
hiperlipidemia, intoleransi glukosa/resistensi insulin, dan penyakit hati berlemak.
Dari pembahasan diatas penulis berasumsi bahwa konseling pra konsepsi dan
persiapan kehamilan sehat pada ibu obesitas sangat penting, hal yang perlu dilakukan ibu
adalah menurunkan berat badan ibu agar terhindar dari resiko obesitas pada kehamilan.
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada konseling prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat merupakan dari rencana tindakan yang menyeluruh. Semua rencana
sudah dilaksanakan dengan baik sesuai rencana dan mendapatkan perawatan yang
baik sehingga tidak ada kesenjangan pada pelaksanaan kasus ini.
G. Evaluasi
Adapun evaluasi yang dimaksud untuk memperoleh atau memberi nilai terhadap
intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan kriteria yang diberikan kepada Ny. A
dan Tn. E di Puskesmas Batin tanggal 11 September 2023, Ny. A dan Tn. E telah
mengetahui keadaan yang dialaminya, tanda-tanda vital dalam batas normal dan ibu
dengan obesitas klien sudah paham dan bersedia mengikuti saran yang diberikan.
47. 43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidnaan pada ibu pra konsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat terhadap Ny. A 34 tahun dengan obesitas, maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan obesitas, penulis telah
mampu melakukan pengkajian dengan baik. Pengkajian tersebut didapat dari
pengumpulan data yaitu dari data subjektif dan objektif pasien di mana dari data
pasien yaitu pasien bernama Ny. A umur 34 tahun dengan obesitas. Data objektif
dilihat dari keadaan umum baik kesadaran composmentis dan TTV dalam batas
normal.
2. Penulis telah mampu melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa
kebidanan Ny. A umur 28 tahun pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat
dengan riwayat obesitas, yang didapat dari data subjektif dan objektif dari hasil
pengkajian.
3. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada diagnosa atau masalah potensial
yang mungkin akan terjadi pada Ny. A hal ini ditunjukkan tidak ada keluhan oleh
Ny. A.
4. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap keluhan
ibu.
5. Penulis telah mampu memberikan rencana asuhan kebidanan terhadap Ny. A
umur 34 tahun pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan obesitas
sesuai dengan asuhan yang diberikan yaitu dengan memberikan informasi yang
48. 44
tepat mengenai keluhan yang dialami dan cara penatalaksanaan yang tepat sesuai
dengan keluhan yang dialami ibu.
6. Penulis telah mampu melakukan pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan
rencana asuhan kebidanan yang diberikan.
7. Penulis telah mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan
yang telah dilakukan.
B. Saran
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi
Diharapkan Laporan Kasus ini dapat dijadikan salah satu referensi di
perpustakaan Poltekkes Kemenkes jambi Jurusan Kebidanan, sebagai bahan bacaan
untuk menambah pengetahuan atau sebagai contoh pembuatan laporan kasus lainnya.
2. Bagi Lahan Praktik
Dalam memberikan pelayanan kebidanan Khususnya prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat, bidan yang bertugas hendaknya selalu memberikan
KIE kepada klien sesuai dengan kebutuhannya. KIE tersebut dapat berupa
Edukasi dan Motivasi kepada klien agar peduli terhadap kesehatannya dalam pra
konsepsi dan perencanana kehamilan sehat.
3. Bagi Instutusi
Dapat memberikan pembekalan sebelum mahasiswa diturunkan ke lahan
praktik sesuai dengan tujuan kompetensi yang ingin dicapai sehingga mahasiswa
dapat lebih mudah menggali dan menerapkan ketampilan sesuai dengan teori yang
telah dipelajari.
49. 45
DAFTAR PUSTAKA
Anon, 2017.
Proceeding of the National Academy of Sciencees [Diakses 11 Januari 2021].
American Journal of Sociology, 2019.
済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Dewie et al, 2020.
Hubungan Umur Kehamilan Dan Obesitas Ibu Hamil Dengan Kejadian
Preeklampsia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Baru Kota Luwuk
Relationship Of Age Pregnant Women Gestation And Obesity With
Preeclampsia In The Working Area Of Puskesmas Kampung Baru Kota Lu. 10
(01) 21–27.
Glasier & Gebbie, 2012.
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Edisi 4. Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC
Harun, 2018.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Gestasional Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Dahlia Makassar Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Delima
Pelamonia, 2(1), 30–35. https://doi.org/10.37337/jkdp.v2i1.57
Ocviyanti & Dorothea, 2018.
Masalah dan Tata Laksana Obesitas dalam Kehamilan. Journal Indonesia
Medical Association, 68(6), 251–257.
Profil kesehatan indonesia, 2018.
Provil Kesehatan Indonesia 2018 (Vol. 1227, Issue July).
https://doi.org/10.1002/qj
Suherni, & Widyastuti, 2015
Pengaruh Kelas Pranikah Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang
Perencanaan Kehamilan Pada Calon Pengantin Perempuan Di Ic{Bupaten
Sleman, Tahun 2014. Semlnar Kesehatan IllowuJudkan Yogyakarta Sebagal
Kota Lnduetrl Rlset, 231–239.