SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MAKALAH
“STUNTING”
DISUSUN OLEH :
NAMA : DONA DESMAYA
KELAS : 1B TINGKAT 1
DOSEN PEMBIMBING :
IZTIN SYARIFAHMA'NI, M.PD
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KEMENKES BENGKULU
JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
TAHUN 2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan rahmat , hidayah serta inayahya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah.
Dalam makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin menyajikan materi
mengenai Stunting. Sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan bahasanya maupun dalam segi yang
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka , kami membuka
selebar-lebarnya untuk para pembaca yang ingin memberikan saran maupun kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaki makalah kami.
Penyusun mengharapkan bahwa dari makalah pendidikan ini dapat diambil
hikmah serta manfaatnya. Serta dapat dijadikan sebagai insprasi dalam belajar terhadap
pembaca.
Bengkulu, 03 Agustus 2022
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting ................................................................................ 3
B. Penyebab Stunting .................................................................................. 3
C. Dampak Buruk Stunting ......................................................................... 5
D. Pencegahan Stunting .............................................................................. 5
E. Interbensi Gizi Spesipik ......................................................................... 5
F. Intervensi Gizi Sensitif ........................................................................... 6
G. Intervensi Gizi Spesifik .......................................................................... 6
H. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil ..................................................... 6
I. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan ...... 6
J. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak usia 7-23 Bulan .... 6
K. Intervensi Gizi Sensitif ........................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengasuhan anak didefinisikan sebagai perilaku yang dipraktikan oleh
pengasuh (ibu, bapak, nenek, atau orang lain) dalam memberikan makanan,
pemeliharaan kesehatan, memberikan stimuli serta dukungan emosional yang
dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang. Juga termasuk di dalamnya tentang kasih
sayang dan tanggung jawab orang tua.Pengasuhan yang baik sangat penting untuk
dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Misalnya pada keluarga
miskin, yang ketersediaan pangan di rumah tangga belum tentu mencukupi, namun
ibu yang tahu bagaimana mengasuh anaknya, dapat memanfaatkan sumbersumber
yang terbatas untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Sebagai
contoh, menyusui anak adalah praktik memberikan makanan, kesehatan, dan
pengasuhan yang terjadi bersamaan. Perilaku ibu seperti cara memelihara
kebersihan rumah, higiene makanan, kebersihan perorangan, dan praktik
psikososial adalah faktor - faktor penting yang berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembang anak.
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh
dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kekurangan gizi dalam waktu yang lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan
sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena
rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral,
dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola
asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan
kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan
asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan
di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh
dan otak anak.
Stunting merupakan hal yang dianggap orangtua sebagai sesuatu yang biasa.
Orangtua menganggap bahwa anak mereka masih bisa mengalami pertumbuhan
2
sebab usianya masih balita padahal bila stunting tidak terdeteksi secara dini,
minimal sebelum berusia 2 tahun, maka perbaikan untuk gizinya akan mengalami
keterlambatan untuk tahun berikutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan stunting ?
2. Bagaimana dengan Upaya Intervensi yang harus dilakukan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan stunting
2. Mengetahui Upaya Intervensi yang harus dilakukan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting
Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11
bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama
dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
(Persagi, 2018).
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
Balita dikatakan pendek nilai Z-score-nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau
tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD / standar deviasi (stunted)
dan kurang dari -3 SD (severely stunted). Balita stunted akan memiliki kecerdasan
tidak maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan dimasa depan dapat
beresiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya, secara luas, stunting
akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan
(Persagi, 2018).
B. Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh factor multidimensional, diantarannya praktik
pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai
kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting
perlu dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita. Peluang
intervensi kunci yang terbukti efektif di antaranya adalah intervensi yang terkait
praktik-praktik pemberian makanan anak dan pemenuhan gizi ibu (Persagi, 2018).
Beberapa fakta dari informasi yang ada menunjukan bahwa hanya 22,8%
dari anak usia 0-6 bulan yang menyusu eksklusif dan hanya 36,6% anak usia 7-23
bulan yang menerima makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dengan
praktik-praktik yang direkomendasikan tentang pengaturan waktu, frekuensi dan
kualitas (Persagi, 2018).
4
MPASI diberikan atau mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6
bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, MPASI
juga dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI
serta membantu daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis anak
terhadap makan dan minuman. Oleh karena itu, masyarakat dan petugas kesehatan
perlu memahami pentingnya ASI eksklusif dan praktik-praktik pemberian makanan
bayi dan anak yang tepat serta memberikan dukungan kepada para ibu (Persagi,
2018).
Faktor penyebab terjadinya stunting beragam yang mencakup kecukupan zat
gizi tidak adekuat dalam jangka waktu panjang dan diperparah dengan terjadinya
penyakit infeksi secara terus menerus. Terganggunya proses pertumbuhan linier
tersebut diakibatkan karena adanya adaptasi tubuh terhadap asupan yang rendah dan
mengakibatkan kecukupan zat gizi yang tidak adekuat, sehingga proses metabolisme
tubuh akan terganggu dan akhirnya proses terbentuknya sel atau jaringan akan
terhambat (Dewi dan Nindia, 2017).
Asupan makanan yang rendah akan mengakibatkan kelaparan tersembunyi
atau masalah gizi yang tidak kasat mata yang disebabkan karena kurangnya zat gizi
mikro, seperti zat besi dan seng. Seringkali, makanan yang dikonsumsi berupa
makanan yang tinggi akan karbohidrat, namun rendah akan bahan makanan seperti
lauk hewani, sayur, dan buah (Dewi dan Nindia, 2017).
Balita yang lahir dengan berat badan rendah berpeluang untuk menjadi
pendek dibandingkan dengan balita yang lahir dengan berat badan normal. Dampak
dari berat badan lahir rendah akan terus berlanjut dari generasi satu ke generasi
selanjutnya. Anak yang mengalami BBLR memiliki risiko untuk mengalami ukuran
antropometri yang kurang pada saat dewasa. Perempuan yang lahir dengan berat
lahir rendah memiliki risiko untuk tumbuh menjadi ibu yang stunted sehingga akan
cenderung melahirkan bayi yang BBLR dan selanjutnya akan tumbuh menjadi balita
yang stunting (Hidayat, 2017).
5
C. Dampak Buruk Stunting
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
1) Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh
2) Jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia
tua
D. Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang
ditujukan dalam 1.000 hari pertama Kehidupan (HPK). Intervensi gizi spesifik untuk
mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui
7-23 bulan, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 7-23 bulan. Permasalahan gizi ini
bisa diatasi ketika mereka memahami masalahnya dan mengetahui cara
mengatasinya sesuai dengan kondisi masing-masing. Pemberian konseling gizi
kepada individu dan keluarga dapat membantu untuk mengenali masalah kesehatan
terkait gizi, memahami penyebab terjadinya masalah gizi dan membantu serta
individu serta keluarga memecahkan masalahnya sehingga terjadi perubahan
perilaku untuk dapat menerapkan perubahan perilaku makan yang telah disepakati
bersama (Persagi, 2018).
Menurut Kementerian Desa (2017) Penangan stunting dilakukan melalui
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif pada sasaran 1.000 hari pertama
kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun.
E. Intervensi Gizi Spesifik
1. Intervensi yang ditujukan kepada ibu hamil dan anak dalam 1.000 hari pertama
kehidupan
2. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan
3. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek
6
F. Intervensi Gizi Sensitif
1. Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sector
kesehatan
2. Sasarannya adalah seluruh masyarakat umum, tidak khusus untuk sasaran 1.000
hari pertama kehidupan.
G. Intervensi Gizi Spesifik
Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka
kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan.
H. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:
a. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan
energi dan protein kronis.
b. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
c. Mengatasi kekurangan iodium.
d. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
e. Melindungi ibu hamil dari Malaria.
I. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:
a. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
b. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
J. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:
a. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI.
b. Menyediakan obat cacing.
c. Menyediakan suplementasi zink.
d. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
e. Memberikan perlindungan terhadap malaria.
f. Memberikan imunisasi lengkap.
g. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
7
K. Intervensi Gizi Sensitif
Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi
gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita
pada 1.000 Hari PertamaKehidupan (HPK).
a. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
b. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
c. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
d. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB).
e. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
f. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
g. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
h. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
i. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
j. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada
Remaja.
k. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin.
l. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-
11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis
terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya.
2. Penyebab: Stunting disebabkan oleh factor multidimensional, diantarannya
praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan
mengenai kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu
melahirkan, bayi lahir BBLR, dan lain-lain
3. Dampak Stunting: Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tub
uh, jangka panjang adalah obesitas yang akan menyebabkan munculnya berbagai
penyakit degeneratif.
4. Pencegahan stunting dapat melalui intervensi gizi spesifik dan sensitive.
9
DAFTAR PUSTAKA
Aridiyah et at. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak
Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on
Toddlers in Rural and Urban Areas. eJurnal Pustaka Kesehatan. 3(1). 163-170.
Fitri, Lidia. 2018. Hubungan BBLR dan asi eksklusif dengan kejadian stunting di
Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance 3(1). 131-137.
LPPM Stikes Hangtuah Pekanbaru. Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan
Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan)
Stunting Problems and Interventions to Prevent Stunting (A Literature Review).
Junal Kesehatan Komunitas. 2(6). 254-261.
Ni’mah, Khoirun dan Nadhirih, siti rahayu. 2015. Faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 10(1). 13-19).
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Syarfaini. 2014.
Gambaran pola pengasuhan gizi pada anak balita di Kecamatan Tapalang
Kab. Mamuju Prop. Suwalwesi Barat. Jurnal Kesehatan. VII(1). 267-276.
Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/ Kota
Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Sekretariat Wakil Presiden
Republik Indonesia: Jakarta Pusat.

More Related Content

Similar to Stunting Dampak

makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxElsisRosari
 
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipit
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipitPenuntun keterampilan klinik ii b edit pipit
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipitAufaEpiloksa2
 
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdfWarta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdfrasya_wirayudha
 
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxPPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxsaharanurlakcmisara
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxRidaNengsih
 
materi stunting BKKBN.pdf
materi stunting BKKBN.pdfmateri stunting BKKBN.pdf
materi stunting BKKBN.pdfnora612723
 
progker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptxprogker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptxSitiKhusnul102
 
Kejadian stunting (1)
Kejadian stunting (1)Kejadian stunting (1)
Kejadian stunting (1)triebintangp
 
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxBahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
 
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxpdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxsukraini
 
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfjihanamirbalaswad
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiakartika purwandari
 
Overview PEendampingan Keluarga Dalam Percepatan.pptx
Overview PEendampingan Keluarga  Dalam Percepatan.pptxOverview PEendampingan Keluarga  Dalam Percepatan.pptx
Overview PEendampingan Keluarga Dalam Percepatan.pptxCandraIndah2
 
stunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdfstunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdferlina72
 

Similar to Stunting Dampak (20)

makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docx
 
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipit
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipitPenuntun keterampilan klinik ii b edit pipit
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipit
 
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdfWarta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf
 
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxPPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
 
materi stunting BKKBN.pdf
materi stunting BKKBN.pdfmateri stunting BKKBN.pdf
materi stunting BKKBN.pdf
 
progker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptxprogker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptx
 
Kejadian stunting (1)
Kejadian stunting (1)Kejadian stunting (1)
Kejadian stunting (1)
 
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxBahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
 
Kejadian stunting
Kejadian stuntingKejadian stunting
Kejadian stunting
 
Kejadian stunting
Kejadian stuntingKejadian stunting
Kejadian stunting
 
Kejadian stunting
Kejadian stuntingKejadian stunting
Kejadian stunting
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxpdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
 
Stunting
StuntingStunting
Stunting
 
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesia
 
Overview PEendampingan Keluarga Dalam Percepatan.pptx
Overview PEendampingan Keluarga  Dalam Percepatan.pptxOverview PEendampingan Keluarga  Dalam Percepatan.pptx
Overview PEendampingan Keluarga Dalam Percepatan.pptx
 
stunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdfstunting-220804015607-f4c03d17.pdf
stunting-220804015607-f4c03d17.pdf
 

Recently uploaded

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Recently uploaded (20)

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

Stunting Dampak

  • 1. MAKALAH “STUNTING” DISUSUN OLEH : NAMA : DONA DESMAYA KELAS : 1B TINGKAT 1 DOSEN PEMBIMBING : IZTIN SYARIFAHMA'NI, M.PD KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENKES BENGKULU JURUSAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2022
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat , hidayah serta inayahya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Dalam makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin menyajikan materi mengenai Stunting. Sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa ada banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan bahasanya maupun dalam segi yang lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka , kami membuka selebar-lebarnya untuk para pembaca yang ingin memberikan saran maupun kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaki makalah kami. Penyusun mengharapkan bahwa dari makalah pendidikan ini dapat diambil hikmah serta manfaatnya. Serta dapat dijadikan sebagai insprasi dalam belajar terhadap pembaca. Bengkulu, 03 Agustus 2022 Penyusun
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2 C. Tujuan ..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Stunting ................................................................................ 3 B. Penyebab Stunting .................................................................................. 3 C. Dampak Buruk Stunting ......................................................................... 5 D. Pencegahan Stunting .............................................................................. 5 E. Interbensi Gizi Spesipik ......................................................................... 5 F. Intervensi Gizi Sensitif ........................................................................... 6 G. Intervensi Gizi Spesifik .......................................................................... 6 H. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil ..................................................... 6 I. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan ...... 6 J. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak usia 7-23 Bulan .... 6 K. Intervensi Gizi Sensitif ........................................................................... 7 BAB III PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengasuhan anak didefinisikan sebagai perilaku yang dipraktikan oleh pengasuh (ibu, bapak, nenek, atau orang lain) dalam memberikan makanan, pemeliharaan kesehatan, memberikan stimuli serta dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang. Juga termasuk di dalamnya tentang kasih sayang dan tanggung jawab orang tua.Pengasuhan yang baik sangat penting untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Misalnya pada keluarga miskin, yang ketersediaan pangan di rumah tangga belum tentu mencukupi, namun ibu yang tahu bagaimana mengasuh anaknya, dapat memanfaatkan sumbersumber yang terbatas untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Sebagai contoh, menyusui anak adalah praktik memberikan makanan, kesehatan, dan pengasuhan yang terjadi bersamaan. Perilaku ibu seperti cara memelihara kebersihan rumah, higiene makanan, kebersihan perorangan, dan praktik psikososial adalah faktor - faktor penting yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan gizi dalam waktu yang lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak. Stunting merupakan hal yang dianggap orangtua sebagai sesuatu yang biasa. Orangtua menganggap bahwa anak mereka masih bisa mengalami pertumbuhan
  • 5. 2 sebab usianya masih balita padahal bila stunting tidak terdeteksi secara dini, minimal sebelum berusia 2 tahun, maka perbaikan untuk gizinya akan mengalami keterlambatan untuk tahun berikutnya. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan stunting ? 2. Bagaimana dengan Upaya Intervensi yang harus dilakukan? C. TUJUAN 1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan stunting 2. Mengetahui Upaya Intervensi yang harus dilakukan
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Stunting Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (Persagi, 2018). Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Balita dikatakan pendek nilai Z-score-nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD / standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3 SD (severely stunted). Balita stunted akan memiliki kecerdasan tidak maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan dimasa depan dapat beresiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya, secara luas, stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan (Persagi, 2018). B. Penyebab Stunting Stunting disebabkan oleh factor multidimensional, diantarannya praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita. Peluang intervensi kunci yang terbukti efektif di antaranya adalah intervensi yang terkait praktik-praktik pemberian makanan anak dan pemenuhan gizi ibu (Persagi, 2018). Beberapa fakta dari informasi yang ada menunjukan bahwa hanya 22,8% dari anak usia 0-6 bulan yang menyusu eksklusif dan hanya 36,6% anak usia 7-23 bulan yang menerima makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dengan praktik-praktik yang direkomendasikan tentang pengaturan waktu, frekuensi dan kualitas (Persagi, 2018).
  • 7. 4 MPASI diberikan atau mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, MPASI juga dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI serta membantu daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis anak terhadap makan dan minuman. Oleh karena itu, masyarakat dan petugas kesehatan perlu memahami pentingnya ASI eksklusif dan praktik-praktik pemberian makanan bayi dan anak yang tepat serta memberikan dukungan kepada para ibu (Persagi, 2018). Faktor penyebab terjadinya stunting beragam yang mencakup kecukupan zat gizi tidak adekuat dalam jangka waktu panjang dan diperparah dengan terjadinya penyakit infeksi secara terus menerus. Terganggunya proses pertumbuhan linier tersebut diakibatkan karena adanya adaptasi tubuh terhadap asupan yang rendah dan mengakibatkan kecukupan zat gizi yang tidak adekuat, sehingga proses metabolisme tubuh akan terganggu dan akhirnya proses terbentuknya sel atau jaringan akan terhambat (Dewi dan Nindia, 2017). Asupan makanan yang rendah akan mengakibatkan kelaparan tersembunyi atau masalah gizi yang tidak kasat mata yang disebabkan karena kurangnya zat gizi mikro, seperti zat besi dan seng. Seringkali, makanan yang dikonsumsi berupa makanan yang tinggi akan karbohidrat, namun rendah akan bahan makanan seperti lauk hewani, sayur, dan buah (Dewi dan Nindia, 2017). Balita yang lahir dengan berat badan rendah berpeluang untuk menjadi pendek dibandingkan dengan balita yang lahir dengan berat badan normal. Dampak dari berat badan lahir rendah akan terus berlanjut dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Anak yang mengalami BBLR memiliki risiko untuk mengalami ukuran antropometri yang kurang pada saat dewasa. Perempuan yang lahir dengan berat lahir rendah memiliki risiko untuk tumbuh menjadi ibu yang stunted sehingga akan cenderung melahirkan bayi yang BBLR dan selanjutnya akan tumbuh menjadi balita yang stunting (Hidayat, 2017).
  • 8. 5 C. Dampak Buruk Stunting Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting: 1) Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh 2) Jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua D. Pencegahan Stunting Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang ditujukan dalam 1.000 hari pertama Kehidupan (HPK). Intervensi gizi spesifik untuk mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui 7-23 bulan, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 7-23 bulan. Permasalahan gizi ini bisa diatasi ketika mereka memahami masalahnya dan mengetahui cara mengatasinya sesuai dengan kondisi masing-masing. Pemberian konseling gizi kepada individu dan keluarga dapat membantu untuk mengenali masalah kesehatan terkait gizi, memahami penyebab terjadinya masalah gizi dan membantu serta individu serta keluarga memecahkan masalahnya sehingga terjadi perubahan perilaku untuk dapat menerapkan perubahan perilaku makan yang telah disepakati bersama (Persagi, 2018). Menurut Kementerian Desa (2017) Penangan stunting dilakukan melalui Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif pada sasaran 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun. E. Intervensi Gizi Spesifik 1. Intervensi yang ditujukan kepada ibu hamil dan anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan 2. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan 3. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek
  • 9. 6 F. Intervensi Gizi Sensitif 1. Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sector kesehatan 2. Sasarannya adalah seluruh masyarakat umum, tidak khusus untuk sasaran 1.000 hari pertama kehidupan. G. Intervensi Gizi Spesifik Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan. H. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil: a. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis. b. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat. c. Mengatasi kekurangan iodium. d. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil. e. Melindungi ibu hamil dari Malaria. I. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan: a. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum). b. Mendorong pemberian ASI Eksklusif. J. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan: a. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI. b. Menyediakan obat cacing. c. Menyediakan suplementasi zink. d. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan. e. Memberikan perlindungan terhadap malaria. f. Memberikan imunisasi lengkap. g. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
  • 10. 7 K. Intervensi Gizi Sensitif Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari PertamaKehidupan (HPK). a. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih. b. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi. c. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan. d. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB). e. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). f. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal). g. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua. h. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal. i. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat. j. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada Remaja. k. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin. l. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
  • 11. 8 BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Pengertian Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0- 11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. 2. Penyebab: Stunting disebabkan oleh factor multidimensional, diantarannya praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan, bayi lahir BBLR, dan lain-lain 3. Dampak Stunting: Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tub uh, jangka panjang adalah obesitas yang akan menyebabkan munculnya berbagai penyakit degeneratif. 4. Pencegahan stunting dapat melalui intervensi gizi spesifik dan sensitive.
  • 12. 9 DAFTAR PUSTAKA Aridiyah et at. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas. eJurnal Pustaka Kesehatan. 3(1). 163-170. Fitri, Lidia. 2018. Hubungan BBLR dan asi eksklusif dengan kejadian stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance 3(1). 131-137. LPPM Stikes Hangtuah Pekanbaru. Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan) Stunting Problems and Interventions to Prevent Stunting (A Literature Review). Junal Kesehatan Komunitas. 2(6). 254-261. Ni’mah, Khoirun dan Nadhirih, siti rahayu. 2015. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 10(1). 13-19). Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Syarfaini. 2014. Gambaran pola pengasuhan gizi pada anak balita di Kecamatan Tapalang Kab. Mamuju Prop. Suwalwesi Barat. Jurnal Kesehatan. VII(1). 267-276. Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/ Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia: Jakarta Pusat.