Berdasarkan dokumen tersebut, ada beberapa poin penting:
1) Penelitian ini membahas perubahan pola makan mahasiswa perantau Program Studi Ilmu Komputer Angkatan 2011 FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.
2) Ditemukan bahwa semua mahasiswa perantau mengalami perubahan pola makan, dan faktor penyebabnya antara lain karena kesibukan mengerjakan tugas dan keterbatasan keuangan.
3) Saran yang diberikan
1. Perubahan Pola Makan terhadap Mahasiswa Perantau,
Program Studi Ilmu Komputer Angkatan 2011
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Raisah Novisa #1
#
Program Studi S-1 Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat
Jln. A. Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimatan Selatan, Indonesia
1
raycha26.rn@gmail.com
Abstrak— Mahasiswa perantau dituntut untuk membiasakan
diri dengan keadaan/lingkungan baru. Perubahan kondisi ini
berdampak pada berbagai hal, salah satunya adalah terjadinya
perubahan pola makan. Alasan sederhana terjadinya perubahan
pola makan bagi mahasiswa perantau adalah mereka harus
membeli, memasak makanan sendiri, dan mereka harus hemat,
berbeda dengan mahasiswa yang tinggal bersama orangtua.
Terlebih lagi para mahasiswa perantau sering mengabaikan
waktu makan yang merupakan salah satu dari jam biologis.
Tujuan peneliatian ini adalah unuk mengetahui faktor yang
mendasari perubahan pola dan kebiasaan pola makan
mahasiswa perantau Program Studi Ilmu Komputer Angkatan
2011 FMIPA UNLAM. Metode yang digunakan pada penelitian
ini adalah sampling (pengambilan sampel) dengan teknik
pengambilan sampel secara acak (random sampling).
Kata Kunci— mahasiwa perantau, pola makan, jam biologis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa perantau dituntut untuk membiasakan diri
dengan keadaan/lingkungan baru. Perubahan kondisi ini
berdampak pada berbagai hal, salah satunya adalah terjadinya
perubahan pola makan. Sebagai mahasiswa yang cerdas harus
dapat membagi waktu kuliah, belajar, organisasi kampus
maupun kegiatan diluar kampus. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa perubahan pola makan tersebut masih
sangat sering kita jumpai pada mahasiswa perantau.
Alasan sederhana terjadinya perubahan pola makan bagi
mahasiswa perantau adalah mereka harus membeli, memasak
makanan sendiri, dan mereka harus hemat, berbeda dengan
mahasiswa yang tinggal bersama orangtua. Terlebih para
mahasiswa perantau sering mengabaikan waktu makan yang
merupakan salah satu dari jam biologis.
Perubahan pola makan ini bukan hanya berkurangnya
jumlah makan dalam sehari, namun masih banyak juga
mahasiswa perantau yang malah jumlah makannya meningkat.
Tanpa disadari keadaan seperti ini juga berdampak pada
kesehatan mahasiswa perantau tersebut.
B. Perumusan Masalah
Apa saja faktor yang mendasari perubahan pola makan
pada mahasiswa perantau Program Studi Ilmu
Komputer Angkatan 2011 FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat?
Bagaimana kebiasaan pola makan mahasiswa perantau
Program Studi Ilmu Komputer Angkatan 2011 FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna untuk masyarakat, khusunya untuk
para pelajar yang nantinya akan melanjutkan kuliah di luar
wilayah tempat tinggalnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
mendasari perubahan pola dan kebiasaan pola makan
mahasiswa perantau Program Studi Ilmu Komputer Angkatan
2011 FMIPA UNLAM.
D. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah membahas faktor yang
mendasari perubahan pola makan dan kebiasaan pola makan
mahasiswa perantau Program Studi Ilmu Komputer Angkatan
2011 FMIPA Universitas Lambung Mangkurat..
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan
tinggi. Berdasarkan kisaran umur remaja diketahui bahwa
mahasiswa termasuk remaja akhir menuju dewasa awal. Jika
dilihat dari segi kesehatan, masa remaja merupakan masa
yang paling sehat selama kehidupan. Mahasiswa adalah
kalangan muda yang berumur 19-28 tahun yang memang
dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap
remaja ke tahap dewasa. Sosok mahasiswa kental dengan
nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam
melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis,
dan rasional. Mahasiswa (youth) adalah suatu periode yang
disebutnya dengan ―studenthood‖ (masa belajar) yang terjadi
2. hanya pada individu yang memasuki post secondary education
dan sebelum masuk kedalam dunia kerja yang menetap
(Morgan dkk 1986 dalam penelitian Fitriana 2011).
Hutapea (2006) dalam penelitian Maharani (2011)
mengatakan bahwa masa remaja dianggap sebagai masa
dimanaindividu berusaha menemukan jati diri. Remaja yan
berusaha menemukan identitas ditinya dihadapkan pada
situasi yang menuju pada kemampuan untuk menyesuaikan
diri bukan hanya terhadap diri sendiri, namun juga terhadap
lingkungannya, apalagi para remaja yang ingin melanutkan
pendidikan ke perguruan tinggiyang berada di luar wilayah
asalnya, atau dengan kata lain disebut mahasiswa perantau.
Sebagai mahasiswa perantauan, mereka harus beradaptasi
dengan lingkungan baru mereka. Bentuk adaptasi para
mahasiswa perantauan dengan host culture dapat berupa
adaptasi dengan bahasa, adat istiadat, norma, kepercayaan
bahkan makanan. Bagaimana para mahasiswa perantauan ini
dapat beradaptasi sangat mempengaruhi hubungan dengan
host culture kedepannya.
Menurut Khumaidi (1994) pada penelitian Polli (2003)
Pola makan pokok menggambarkan salah satu ciri kebiasaan
makan. Di daerah dengan pola panganpokok beras,
masyarakan biasanya belum merasa puas atau mengatakan
belum makan pabila belum makan nasi, meskipun perut sudah
kenyang oleh makanan lain non beras. Sebaliknya didaerah
yang berpola pangan pokok jagung atau ubi akan mengeluh
kurang tenaga kalau belum memakan jagung atau ―tiwul‖
(makanan dari tepung gaplek).
Menurut Sanjur (1982) pada penelitian Fitriana dan
Nurlaely (2011) juga menyebutkan bahwa kebiasaan makan
terbentuk dari empat komponen, yaitu (1) konsumsi makanan
(pola makan) meliputi jumlah, jenis, frekuensi, dan proporsi
makanan yang dikonsumsi atau komposisi makanan; (2)
preferensi terhadap makanan, mencakup sikap terhadap
makanan (suka atau tidak suka dan pangan yang belum pernah
dikonsumsi); (3) ideologi atau pengetahuan terhadap
makanan, terdiri atas kepercayaan dan tabu terhadap makanan;
dan (4) sosial budaya makanan meliputi umur, asal,
pendidikan, kebiasaan membaca, besar keluarga, susunan
keluarga, mata pencaharian atau pekerjaan, luas pemilikan
lahan, dan ketersediaan makanan.
Perilaku konsumsi individu dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah gaya hidup. Penelitian yang
dilakukan oleh Phujiyanti (2004) menemukan bahwa gaya
hidup thinker, experiencer, dan believer berhubungan dengan
kebiasaaan sarapan mahasiswa.
Hasil penelitian Jelinic, Nola, dan Matanic (2008)
menyebutkan bahwa tinggal sendiri atau indekos membuat
mahasiswa lebih tidak terbiasa melakukan kebiasaan sarapan.
Sarapan merupakan kebiasaan yang paling sering dilewatkan
dilewatkan mahasiswa, dibanding dengan kebiasaan makan
siang dan makan malam (Phujiyanti, 2004). Penelitian
Mustofa (2003) juga menemukan bahwa overweight lebih
banyak terjadi pada mahasiswa berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan tubuh yang kurus lebih banyak dimiliki oleh
mahasiswa berjenis kelamin perempuan.
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian yang
berjudul Perubahan Pola Makan terhadap Mahasiswa
Perantau, Program Studi Ilmu Komputer Angkatan 2011
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat ini adalah penelitian
kualitatif yang memerlukan sampel untuk menjadi sumber
informasi valid dari sumber asli (data primer). Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah sampling (pengambilan
sampel) dengan teknik pengambilan sampel secara acak
(random sampling). Rumusan masalah yang digunakan
termasuk deskriptif. Klasifikasi data berdasarkan jenisnya
yang nantinya akan didapat adalah berupa data kualitatif yang
disajikan dalam bentuk kata-kata bermakna.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berikut adalah hasil dan pembahasan dari penelitian
―Perubahan Pola Makan terhadap Mahasiswa Perantau Studi
Kasus Mahasiwa Perantau Program Studi Ilmu Komputer
Angkatan 2011 FMIPA Universitas Lambung Mangkurat‖.
Berdasarkan sampel sebanyak 10 orang mahasiswa
perantau laki-laki dan sebanyak 10 orang mahasiswa perantau
perempuan yang diambil secara acak, maka hapat dilihat
prosentasenya pada tabel dibawah ini:
Jenis Kelamin
Terjadi Perubahan Pola Makan
Mahasiswa Perantau
Jumlah
Sampel
Ya
Tidak
Laki – Laki
100%
0%
10 orang
Perempuan
100%
0%
10 orang
Tabel 1. Terjadi Perubahan Pola Makan Mahasiswa Perantau
Jenis Kelamin
Bentuk Perubahan Pola Makan
Mahasiswa Perantau
Jumlah
Sampel
Menurun
Meningkat
Laki – Laki
30%
70%
10 orang
Perempuan
60%
40%
10 orang
Tabel 2. Bentuk Perubahan Pola Makan Mahasiswa Perantau
Jenis Kelamin
Termasuk Pola Makan yang
Baik
Jumlah
Sampel
Ya
Tidak
Laki – Laki
50%
50%
10 orang
Perempuan
50%
50%
10 orang
Tabel 3. Termasuk Pola Makan yang Baik
3. Sering Meninggalkan Kebiasaan
Sarapan
Jenis Kelamin
Jumlah
Sampel
Ya
Tidak
Laki – Laki
80%
20%
10 orang
Perempuan
60%
40%
10 orang
Tabel 4. Sering Meninggalkan Kebiasaan Sarapan
Jenis
Kelamin
Faktor yang Mendasari Perubahan
Pola Makan Mahasiswa Perantau
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
waktu. Selain itu mahasiswa perantau
meninggalkan kebiasaan sarapan pagi.
masih
sering
B. Saran
Sebagai mahasiswa perantau sebaiknya lebih dapat
membagi waktu antara makan dan mengerjakan tugas, karena
ini adalah faktor yang paling mendasari perubahan pola
makan mahasiswa perantau. Selain itu diharapkan agar
orangtua lebih memperhatikan keuangan anaknya.
Jumlah
Sampel
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
Laki – Laki
0%
20%
50%
30%
0%
0%
10%
70%
20%
0%
Maharani P. 2011. Hubungan antara Persepsi Dukungan Sosial
Orangtua dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Perantau di
Jakarta. Psikolog, Universitas Pelita Harapan. Karawaci.
[3]
Polli H.J. 2013. Gaya Hidup, Pola Aktivitas, Pola makan dan Status
Gizi Remaja SMU di Bogor. Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
[4]
Sari F.P. 2013. Adaptasi Budaya dan Harmoni Sosial (Kasus Adaptasi
Budaya Ikatan Mahasiswa Berbasis Etnisitas di Yogyakarta). Jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Diponegoro. Semarang.
[5]
Saufika A. dkk. 2012. Gaya Hidup dan Kebiasaan Makan Mahasiswa.
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
10 orang
Perempuan
Fitriana N. 2011. Kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan status gizi
mahasiswa mayor ilmu gizi dan mayor konservasi sumberdaya hutan
dan ekowisata IPB. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
10 orang
Tabel 5. Faktor yang Mendasari Perubahan Pola Makan
Mahasiswa Perantau
B. Pembahasan
Hasil analisis data diatas menyebutkan bahwa Perubahan
pola makan terjadi pada seluruh sampel (100%), namun
bentuk perubahan pola makan pada laki-laki lebih meningkat
(70%) dari pada perempuan (40%) atau perempuan lebih
berada pada bentuk pola makan yang menurun (60) sedangkan
laki-laki (30%) dengan pola makan baik masing-masing 50%.
Meninggalkan kebiasaan sarapan terjadi pada laki-laki dan
perempuan secara berturut-turut adalah 80% dan 60%,
sedangkan yang lainnya tidak meninggalkan kebiasaan
sarapan pagi.
Faktor yang mendasari terjadinya perubahan pola makan
terhadap mahasiswa perantau adalah karena malas, waktu
makan dipakai untuk mengerjakan tugas dan keuangan
terbatas. Pada laki-laki, faktor yang mendasari perubahan pola
makan secara berturut-turut adalah 0%;20%; 50%; 30%; 0%.
Pada perempuan, faktor yang mendasari perubahan pola
makan secara berturut-turut adalah 0%;10%; 70%; 20%; 0%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut adalah kesimpulan dan saran dari hasil penetilian
yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil yang didapatkan, maka dapat
simpulkan bahwa semua mahasiswa perantau mengalami
perubahan pola makan atau 100% dari sampel yang diambil
acak.
Perubahan pola makan terhadap mahasiswa perantau
adalah karena malas, waktu makan dipakai untuk mengerjakan
tugas dan keuangan terbatas. Dari beberapa faktor tersebut,
waktu makan dipakai untuk mengerjakan tugas merupakan
faktor yang paling mendasar dalam perubahan pola makan
mahasiswa perantau.
Kebiasaan pola makan mahasiswa perantau dapat
dikatakan tidak baik berdasarkan jumlah, asupan gizi dan
[6] Z.A. Hasibuan. 2007. Metodologi Penelitian di Bidang Teknologi
Informasi, Konsep, Metode Teknik dan Aplikasi. Depok:Universitas
Indonesia.