Fisioterapi dada meliputi perkusi, vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan dan batuk efektif untuk mengeluarkan sekresi, meningkatkan ventilasi dan kekuatan otot pernapasan. Teknik-teknik ini dilakukan dengan berbagai posisi tubuh untuk memudahkan aliran sekresi dengan bantuan gravitasi.
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...Nanang Soleh
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM DAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA PASIEN TB PARU DI RSUP. PERSAHABATAN JAKARTA TAHUN 2016
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...Nanang Soleh
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM DAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA PASIEN TB PARU DI RSUP. PERSAHABATAN JAKARTA TAHUN 2016
1. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fisioterapi dada adalah: suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas
perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam, dan batuk yang
efektif. (Brunner & Suddarth, 2002: 647)
Tujuan: untuk membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan
efisiensi otot-otot pernapasan.
B. Indikasi dan Kontra Indikasi Fisioterapi Dada
1. Indikasi:
Terdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang dibuktikan dengan pengkajian
fisiK, X Ray, dan data klinis.
Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran pernapasan.
2. Kontra indikasi:
Hemoptisis
Penyakit jantung
Serangan Asma Akut
Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang.
Nyeri meningkat.
Kepala pening
Kelemahan.
C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan fisioterapi dada adalah:
2. 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus banyak/ sekresi yang
tertahan/ sekresi di bronkus.(NANDA).
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental dan berlebihan(Linda
Jual Carpenito).
D. Konsep Fisioterapi Dada
1. Perkusi
Perkusi atau disebut clapping adalah tepukkan atau pukulan ringan pada dinding dada
klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk dengan gerakan berirama
di atas segmen paru yang akan dialirkan. Perkusi dapat membantu melepaskan sekresi yang
melekat pada dinding bronkus dan bronkiolus.
2. Vibrasi
Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh tangan yang diletakan
secara datar pada dinding dada klien selama fase ekshalasi pernapasan.Vibrasi dilakukan
setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan
mucus kental yang melekat pada bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan
secara bergantian.
3. Postural Drainase
Postural drainase adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan
bantuan gravitasi. Postural drainase menggunakan posisi khusus yang memungkinkan gaya
gravitasi membantu mengeluarkan sekresi bronkial. Sekresi mengalir dari bronkiolus yang
terkena ke bronki dan trakea lalu membuangnya dengan membatukkan dan pengisapan.
Tujuan postural drainase adalah menghilangkan atau mencegah obstruksi bronkial
yang disebabkan oleh akumulasi sekresi.
Dilakukan sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah dan aspirasi ) dan
menjelang/sebelum tidur.
3. 4. Latihan Pernapasan/napas dalam
5. Latihan pernapasan adalah bentuk latihan dan praktek teratur yang dirancang dan
dijalankan untuk mencapai ventilasi yang terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernapasan. Latihan pernapasan ini juga diindikasikan pada klien dispnoe dan klien yang
masih dalam tahap penyembuhan setelah pembedahan thoraks
Latihan pernapasan terdiri dari:
-
Pernapasan diafragma atau pernapasan abdominal: menggunakan diafragma dan
dapat menguatkan diafragma selama pernapasan sehingga memungkinkan napas dalam
secara penuh dengan sedikit usaha.
-
Pernapasan bibir dirapatkan/ pursed lip breathing: pernapasan dengan bibir
dirapatkan untuk memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan napas
selama ekspirasi dengan demikian mengurangi jumlah udara yang terjebak dan jumlah
tahanan jalan napas.
Tujuan latihan pernapasan:
meningkatkan inflasi alveolar yang maksimal
meningkatkan relaksasi otot pernapasan
menghilangkan atau menghindari pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak
berguna dan tidak terkoordinasi
menurunkan frekuensi pernapasan
mengurangi kerja pernapasan
menghilangkan ansietas.
6. Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan latihan batuk untuk mengeluarkan sekresi.
Setiap tiga atau empat kali perkusi vibrasi klien didorong untuk batuk efektif.
E. Prosedur Tindakan
1. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam melakukan fisioterapi
dada adalah:
4.
Waspada dan perhatikan tentang kontraindikasi yang mungkin ditemukan pada
klien.
Pastikan bahwa klien telah nyaman, tidak menggunakan pakaian yang ketat.
Pastikan klien tidak baru saja makan.
Berikan medikasi untuk mengurangi nyeri, agen mukolitik, bronkodilator, air atau
salin untuk nebuliser jika diresepkan.
Auskultasi dada sebelum dan setelah fisioterapi dada
Tindakan dihentikan bila terjadi gejala-gejala: nyeri meningkat, napas pendek
meningkat, kelemahan, pusing, hemoptisis.
Hati-hati dilakukan pada lansia karena peningkatan osteoporosis dan resiko
fraktur iga.
Jumlah siklus perkusi dan vibrasi diulang tergantung toleransi dan respon klien.
Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
2. Prosedur Tindakan
a. Perkusi
1) Persiapan Alat:
o Handuk (jika perlu)
o Peniti (jika perlu)
o Tempat sputum
3. Prosedur Pelaksanaan:
Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan
alasan tindakan, cuci tangan.
Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian tipis
untuk mencegah iritasi kulit dan kemerahan akibat kontak langsung.
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.
5.
Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat
untuk menepuk dada.
Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit.
Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
Cuci tangan
b. Vibrasi
1) Persiapan Alat: sama seperti pada perkusi.
2) Prosedur Pelaksanaan:
Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan
alasan tindakan, cuci tangan.
Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang
akan didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari
menempel bersama dan ekstensi. Cara lain tangan bisa diletakkan secara
bersebelahan.
Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan serta
siku lalu getarkan, gerakkan ke arah bawah. Perhatikan agar gerakan
dihasilkan dari otot-otot bahu. Hentikan gerakan jika klien inspirasi.
Vibrasi selama 3 - 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
Setelah setiap kali vibrasi ,anjurkan klien batuk dan keluarkan sekresi ke
tempat sputum.
Cuci tangan
c. Postural Drainase
1) Persiapan Alat:
o Bantal ( 2 atau 3 buah)
o Tisue
o Segelas Air hangat
o Sputum Pot
6. 2) Prosedur Pelaksanaan:
Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan
alasan tindakan, cuci tangan.
Pilih area tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pada pengkajian
semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada.
Agar efektif, tindakan harus dibuat individual untuk mengatasi spesifik
dari paru yang tersumbat.
o Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Bantu klien
untuk memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien untuk mengatur postur,
posisi lengan dan kaki yang tepat. Letakkan bantal sebagai penyangga dan
kenyamanan.
Posisi khusus dipilih untuk mendrainase setiap area yang tersumbat.
o Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Pada orang dewasa, pengaliran setiap aaea memerlukan waktu. Anakanak, prosedur ini cukup 3-5 menit.
o Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada
atau gerakan iga di atas area yang didrainase.
Memberikan dorongan mekanik yang bertujuan memobilisasi sekresi pada
jalan napas.
o Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung
sekresi yang dikeluarkan dalam sputum pot. Jika klien tidak bisa batuk, harus
dilakukan pengisapan. Setiap sekresi yang dimobilisasi ke dalam jalan napas
harus dikeluarkan melalui batuk atau pengisapan sebelu klien dibaringkan pada
posisi drainase selanjutnya. Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan
membungkuk ke depan.
o Minta klien istirahat sebentar, bila perlu.
Periode istirahat sebentar di antara drainase postural dapat mencegah
kelelahan dan membantu klien menoleransi terapi dengan lebih baik.
o Minta klien minum sedikit air.
Menjaga mulut tetap basah sehingga membantu ekspetorasi sekresi.
7. o Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit.
Drainase postural digunakan hanya untuk mengalirkan area yang
tersumbat dan berdasarkan pada pengkajian individual.
o Ulangi pengkajian dada pada setiap bidang paru.
Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainase selanjutnya atau
mengganti program drainase.
o Cuci tangan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme
d. Latihan Napas/ Napas Dalam.
1) Prosedur Pelaksanaan:
Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan
alasan tindakan, cuci tangan.
Atur posisi yang nyaman bagi klien dengan posisi setengah duduk di tempat
tidur atau di kursi atau dengan lying position ( posisi berbaring) di tempat
tidur dengan satu bantal.
Fleksikan lutut klien untuk merilekskan otot abdomen.
Tempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat di bawah tulang iga.
Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung sampai 3
selama inspirasi.
Konsentrasi dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh mungkin, tetap
dalam kondisi relaks dan cegah lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan
menaikkan abdomen, ambil napas dengan cepat, lalu napas kuat lewat hidung.
Hembuskan udara lewat bibir, seperti meniup dan ekspirasi secara perlahan
dan kuat sehingga terbentuk suara hembusan tanpa mengembungkan pipi.
Konsentrasi dan rasakan turunnya abdomen dan kontraksi otot abdomen
ketika ekspirasi. Hitung samapai 7 selama ekspirasi.
8.
Gunakan latihan ini setiap kali merasakan napas pendek dan tingkatkan secara
bertahap selama 5-10 menit, 4 kali sehari. Latihan ini dapat pula dilakukan
pada posisi duduk tegap, berdiri, dan berjalan.
Cuci tangan
e. Batuk Efektif.
1) Persiapan Alat:
o Sputum pot
o Lisol 2-3%
o Handuk pengalas
o Peniti
o Bantal (jika diperlukan)
o Tisu
o Bengkok
2) Prosedur Pelaksanaan:
Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur dan
alasan tindakan, cuci tangan Atur posisi klien: posisi duduk dan membungkuk
sedikit kedepan untuk memungkinkan batuk lebih kuat. Jaga lutut dan panggul
fleksi untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi tegangan pada otot-otot
abdomen.
Setelah menggunakan pengobatan bronkodilator (jika diresepkan), tarik napas
dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik, hembuskan melalui
bibir yang dirapatkan.
Batukkan 2 kali, batuk pertama untuk melepaskan mukus dan batuk kedua
untuk mengeluarkan sekresi. Jika klien merasa nyeri dada saat batuk, tekan
dada dengan bantal. Tampung sekresi pada sputum pot yang berisi lisol.
Untuk batuk menghembus, sedikit maju ke depan dan ekpirasi kuat dengan
suara hembusan. Teknik ini menjaga jalan napas terbuka ketika sekresi
bergerak ke atas dan keluar paru-paru.
Inspirasi dengan napas pendek cepat bergantian untuk mencegah mukus
kembali ke jalan napas yang sempit.
9.
Istirahat dan hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan
kelelahan.
Cuci tangan.
F. Pendidikan Pasien dan Keluarga
Hal-hal yang perlu diajarkan kepada pasien dan keluarga adalah:
1. Jelaskan tentang pengertian dan manfaat dari tindakan fisioterapi dada.
2. Jelaskan tentang posisi dan teknik perkusi,vibrasi,postural drainase dan batuk efektif.
3. Fisioterapi dada dilakukan di rumah untuk klien dengan PPOM, bronkiekstatis, dan
fibrosis kistik.
4. Jelaskan teknik pernapasan diafragma dan pernapasan bibir dirapatkan.
5. Jelaskan bahwa postural drainase dilakukan sebelum makan atau menjelang tidur.
6. Anjurkan untuk selalu mempertahankan cairan yang adekuat/minum yang banyak dan
menjaga kelembaban udara yang adekuat untuk mencegah kekentalan sekresi.
7. Perkenalkan tanda-tanda infeksi seperti demam, perubahan warna dan karakter sputum.
8. Jelaskan bahwa tindakan dihentikan jika terdapat gejala-gejala seperti nyeri meningkat,
napas pendek meningkat, kelemahan, kepala pening dan hemoptisis.
10. DAFTAR PUSTAKA
Perry, Peterson, Potter. 2005. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5.Alih Bahasa:
Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Alih Bahasa: Agung
Waluyo,dkk. Jakarta: EGC.
11. TUGAS MAKALAH:KDM
Judul :FISIOTERAPI DADA
DOSEN : Ns, LA RANGKI S,kep.
1 *EKA PRATIWI RUSLAN
2 *Wd JULIANTI
3 *FITRA APRILIANI
4 *ELIAS
5* Ld ALMAN RAHMAT
6*Wd GUSNAWATI KADIR
7 * Wd ASMI
8 *Ld SAFARUDIN
12. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Fisioterapi dada adalah: suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas
perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam, dan batuk yang
efektif. (Brunner & Suddarth, 2002: 647)
Tujuan: untuk membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan
efisiensi otot-otot pernapasan.
Latihan pernapasan adalah bentuk latihan dan praktek teratur yang dirancang dan
dijalankan untuk mencapai ventilasi yang terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernapasan. Latihan pernapasan ini juga diindikasikan pada klien dispnoe dan klien yang masih
dalam tahap penyembuhan setelah pembedahan thoraks
B.Rumusan masalah
A.Penertian Fisioterapi Dada
B.Indikasi dan Kontra indikasi
C.Konsep Fisioterapi Dada
D.Prosedur Tindakan
E.Pendidikan pasien dan Keluargga
C. Tujuan
Tujuan yang dapat ditarik dari makalah ini, yaitu:
1. Dapat mengetahui pengertian fisioterapi dada
2. Dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi
3. Dapat mengenal prosedur tindakan
4. Dapat memehami pendidikan pasien dan keluarga
13. KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim..
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunianyalah sehinggah makalah ini dapat terselesaikan walaupun jauh dari
kesempurnaan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada orang orang yang membantu
dalam penyelesaian makalah ini, terutama dosen mata kuliah KDM II
Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat berbagai kekurangan, maka dari itu saran
pembangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermaanfaat, khususnya bagi kami dan para
pembaca, serta yang memerlukan bahan yang bersangkuran.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan wasalamualaikum wr.wb.
Raha, 13 Februari 2012
Penulis
14. DAFTAR ISI
Halaman Sampul…………………………………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...1
B. Tujuan…………………………………………………………………………………….1
C. Batasan Masalah…………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian fisioterapi dada……….……………………………………………………..2
B. Indikasi dan kontraindikasi……………………………………………………………..2
C. Konsep dan prosedur tindakan……………….………………………………………...2
D. Pendidikan pasien dan keluarga………………………………………………………..6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………8
B. Saran……………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA
15. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fisioterapi dada adalah: suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi
dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas dalam, dan batuk yang efektif.
(Brunner & Suddarth, 2002: 647)
B. Saran
**Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik.