SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajinan gerabah merupakan salah satu produk tradisional yang keberadaannya
masih banyak di cari di Indonesia khususnya propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berbagai produk kerajinan gerabah diproduksi oleh perusahaan kerajinan diwilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Salah satu wilayah yang memproduksi beraneka macam kerajinan gerabah adalah
desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Disana berkumpul pengrajin gerabah yang
memproduksi berbagai macam bentuk gerabah. Perusahaan yang berada di desa Kasongan
memproduksi gerabah atau tembikar dalam berbagai bentuk, seperti guci, jambangan, vas
bunga, patung manusia, hewan, tumbuhan dan tempat lilin. Karena desa Kasongan
menjadi pusat produksi kerajinan gerabah, sehingga desa Kasongan kini menjadi daerah
wisata dan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional.
.Desa Kasongan selain menjadi tempat produksi, kini telah berkembang menjadi
tempat pemasaran. Banyak berdiri kios-kios yang menjadi tempat pemasaran berbagai
kerajinan baik gerabah, bambu, batik kayu hingga topeng. Menurut pengelola kerajinan-
kerajinan tersebut dibagi menjadi 3 kategori jenis produk kerajinan, yaitu kerajinan
aksesories, home interior, dan koleksi kerajinan antik.
Kerajinan yang banyak ditonjolkan umumnya berupa guci, dengan motif bunga,
bunga mawar, buah buahan, alam, dan lain sebagainya. disana terdapat guci dan aneka pot,
furniture, meja kursi, pernak pernik, mebel hingga hiasan interior yang banyak diminati
untuk mempercantik ruangan rumah maupun kantor.
Menurut para pengrajin yang berada di Kasongan, produk kerajinan yang dihasilkan
banyak yang dipasarkan diluar negeri, antara lain di Malaysia, Singapura, Korea, Jepang,
Amerika Serikat, dan Belanda.
Desa Kasongan merupakan wujud keberhasilan dalam berwirausaha. Keratifitas dan
inovasi pengrajin yang luar biasa mampu menciptakan variasi produk yang menarik bagi
konsumen. Hal tersebut memberikan keuntungan yang besarbagi pengrajin sehingga omset
yang diperoleh juga besar.
Untuk saat ini, perkembangan dunia usaha makin tajam dengan adanya persaingan.
Oleh karena itu, pemasaran yang bagus dan efisienlah yang mampu mengusai pasar
kerajinan di lingkungan masyarakat.
2
Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan pemasarannya.
Pemasaran dinyatakan berhasil jika diperoleh laba dari hasil penjualan produk yang
diciptakan.
Bertambahnya kebutuhan konsumen merupakan peluang besar yang menarik namun
persaingan dalam pemasaran produk tertentu juga menjadi semakin ketat. Untuk
memenangkan persaingan, perusahaan harus selalu memusatkan perhatiannya pada
kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus berubah. Hal ini berarti penentu apa yang
harus diproduksi tergantung pada kebutuhan konsumen akan mudah terjual dipasar
sehingga perusahaan akan terus dapat meningkatkan penjualan. Merujuk pada hal tersebut,
maka peruahaan harus mengembangkan strategi dalam menciptakan dan
menyempurnakan produk yang dipasarkannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Produk apa saja yang diproduksi di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta?
2. Bagaimana proses produksi kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul
Yogyakarta?
3. Dari manakah para pengrajin di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta
memperoleh bahan produksi?
4. Apa saja kendala dalam proses produksi?
5. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin dan pengusaha
kerajiinan tangan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta?
6. Apa saja kendala dalam proses pemasaran?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan produk-produk yang dihasilkan pengrajin di desa Kasongan
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
2. Mendeskripsikan proses produksi kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul
Yogyakarta.
3. Mendeskripsikan asal bahan baku untuk produksi kerajinan di desa Kasongan
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
4. Mendeskripsikan kendala dalam proses produksi kerajinan di desa Kasongan
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
3
5. Mendeskripsikan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin dan pengusaha
kerajinan tangan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
6. Mendeskripsikan kendala dalam proses pemasaran kerajinan di desa Kasongan
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
D. Pembatasan Masalah
Pada makalah ini, akan dipaparkan mengenai segala macam produk kerajinan yang
dihasilkan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta, proses produksi dan strategi
pemaaran yang dilaksanakan. Pembatasan masalah yang dipaparkan bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berwirausaha bagi penulis dan pembaca setelah memahami
isi makalah ini.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana teori-
teori kewirausahaan yang didapat selama masa kuliah dapat diterapkan dalam dunia
nyata.
b. Merupakan latihan bagi penulis untuk mendefinisikan masalah, menganalisis situasi
serta mengadakan penyelidikan dan penelitian bersifat formal.
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai sumbangan informal untuk menyusun strategi perusahaan.
b. Sebagai pertimbangan dalam mengantisipasi perkembangan permasalahan
perusahaan di bidang pemasaran.
3. Bagi Pihak Lain
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan
bagi pihak-pihak yang tertarik dengan bidang ini.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak
akan bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kasongan
Sekitar 8 km ke arah barat daya dan pusat kota Yogyakarta terdapat Desa Wisata
Kasongan. Desa Wisata Kasongan mi terletak di dukuh Kajen, Banguntapan, Kasihan,
Bantul yang mempunyai luas sekitar 49 hektar. Pasar Kasongan Buka mulai Pukul 09.00-
21.00 Tarif Masuk Gratis, hanya membayar ongkos parkir. Banyak Fasilitas yang bisa
anda nikmati diantaranya berbagai kerajinan gerabah dan keramik, hotel, bank, tempat
penukaran uang, pusat informasi wisata
Dari pusat Kota Yogyakarta, Anda tinggal menyelusuri jalan Bantul. Setelah
memasuki km 5,6 di jalan Bantul, pada sebelah barat terdapat sebuah koridor berbentuk
gapura merah yang bertuliskan.
DesaWisata Kasongan jika menggunakan transportasi umum, kita bisa menumpang
bus jurusan Bantul dan turun di Kasongan.
Di desa Kasongan ini kamu bisa menjumpai puluhan galeri gerabah yang
tersebar di sepanjang kiri dan kanan jalan. Para wisatawan yang berkunjung ke sana bisa
memesan jenis motif gerabah atau keramik sesuai keinginannya, seperti burung merak,
naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Produk khas Kasongan seperti guci, tempat bunga,
hiasan dinding, kini mulai banyak diminati pembeli luar negeri seperti Amerika Serikat,
Eropa, Australia, dan Spanyol.
5
B. Gerabah
a. Pengertian Gerabah
Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas
bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik,
karena benda-benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus
dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain.
Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk,
belanga, tempat air dll. Untuk memperjelas hal tersebut dapat ditinjau dari beberapa
sumber berikut ini : Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995), kata
“keramik” berasal dari bahasa Yunanai (greeak) “keramikos” menunjuk pada
pengertian gerabah; ”Keramos” menunjuk pada pengertian tanah liat. “Keramikos”
terbuat dari mineral non metal, yaitu tanah liat yang dibentuk, kemudian secara
permanen menjadi keras setelah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Usia
keramiik tertua dikenal dari zaman Paleolitikum 27.000 tahun lalu. Sedangkan
menurut Malcolm G. McLaren dalam Encyclopedia Americana 1996 disebutkan
keramik adalah suatu istilah yang sejak semula diterapkan pada karya yang terbuat
dari tanah liat alami dan telah melalui perlakuan pemanasan pada suhu tinggi.
Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah satunya
terkenal dengan “teori keranjang”.Teori ini menyebutkan pada zaman prasejarah
Keranjang anyaman digunakan orang untuk menyimpan bahan makanan. Agar tak
6
bocor keranjang tersebut dilapisi dengan tanah liat dibagian dalammnya. Setelah
terpakai keranjang di buang keperapian, kemudian keranjang itu musnah tetapi tanah
liatnya yang berbentuk wadah itu ternyata mengeras. Teori ini dihubngkan dengan
ditemukannya keramik pra sejarah, bentuk dan motif hiasannya dibagian luar berupa
relief cap tangan keranjang (Nelson, 1984 :20) Dari teori keranjang dan teori lainnya
di atas dapat dimengerti bahwa benda-benda keras dari tanah liat dari awal ditemukan
sudah dinamakan benda keramik, walaupun sifatnya masih sangat sederhana seperti
halnya gerabah dewasa ini. Pengertian ini menunjukkan bahwa gerabah adalah salah
satu bagian dari benda-benda keramik. Di Indonesia istilah ‘gerabah’ juga dikenal
dengan keramik tradisional sebagai hasil dari kegiatan kerajinan masyarakat pedesaan
dari tanah liat, ditekuni secara turun temurun.
Gerabah juga disebut keramik rakyat, karena mempunyai ciri pemakaian tanah
liat bakaran rendah dan teknik pembakaran sederhana (Oka, I.B., 1979:9). Dalam Ilmu
Purbakala (Arkeologi) istilah lain gerabah/keramik tradisional ini adalah kereweng,
pottery, terracotta dan tembikar. Istilah tersebut dipergunakan untuk menyebut
pecahan-pecahan periuk dan alat lainnya yang dibuat dari tanah liat dan ditemukan di
tempat-tempat pemakaman zaman prasejarah. Barang-barang tanah bakar yang
ditemukan di luar sarkopagus (peti mayat berbentuk Pulungan batu) berupa jembung,
piring-piring kecil, priuk-periuk kecil, stupa-stupa kecil dan sebagainya (Yudosaputro,
W., l983 :31). Berkaitan dengan hal di atas, Excerpted from Campton’s Interactive
Encyclopedia dalam “Pottery and Porcelain‟, disebutkan kriya keramik atau
pembuatan bejana dari tanah liat merupakan salah satu karya seni tertua di dunia,
seperti kutipan berikut : “The craft of ceramics, or making clay vassels, is one of the
oldest arts in the world”.
b. Sejarah Gerabah
Dalam dunia arkeologi istilah gerabah sudah terkenal. Namun, orang awam
pun mengenalnya dari sisi yang lain. Berbegai benda yang dihasilkan oleh para
pengrajin, seperti gentong, pasu, pot bunga, mangkok, cobek, kendi, dan sebagainya,
serta seringnya diadakan pameran, menandakan benda ini cukup populer di mata
masyarakat.
Istilah gerabah ini biasanya untuk menunjukkan barang pecah belah yang
terbuat dari tanah liat. Selain dengan sebutan di atas, ada pula sebagian orang
menyebutnya dengan tembikar dan sebagian lagi keramik lokal, untuk
membedakannya dari istilah keramik asing.
7
Gerabah dibuat dari satu atau dua jenis tanah liat yang dicampur. Warnanya
tidak bening, berpori, dan bersifat menyerap air. Campuran yang digunakan terdiri dari
pasir kasar atau pasir halus, dan pembakarannya antara 1000-1150 derajad Celcius.
Kadang-kadang lebih rendah dari itu. Diduga gerabah pertama kali dikenal pada masa
neolitik (kira-kira 10.000 tahun SM) di daratan Eropa dan mungkin pula sekitar akhir
masa paleolitik (kira-kira 25.000 tahun SM) di daerah Timur Dekat.
Menurut para ahli kebudayaan, gerabah merupakan kebudayaan yang universal
(menyeluruh), artinya gerabah ditemukan di mana-mana, hampir di seluruh bagian
dunia. Dalam perkembangannya, penemuannya muncul secara individual di tiap
daerah tanpa harus selalu mempengaruhi. Mungkin juga masing-masing bangsa
menemukan sendiri sistem pembuatan gerabah tanpa adanya unsur peniruan dari
bangsa lain.Gerabah muncul pertama kali pada waktu suatu bangsa mengalami masa
foodgathering (mengumpulkan makanan).
Pada masa ini masyarakat hidup secara nomaden, senantiasa berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam corak hidup seperti itu wadah gerabah dapat
digunakan secara efektif karena gerabah merupakan benda yang ringan dan mudah
dibawa-bawa. Selain itu gerabah juga merupakan benda yang kuat, paling tidak lebih
kuat daripada yang dibuat dari bahan lain, seperti kayu, bambu atau kulit
binatang.Yang terpenting, bahan pembuatan gerabah mudah didapat. Tanah liat
terdapat di mana-mana. Karena itu adalah suatu hal yang wajar jika setiap masyarakat
bisa menjadi produsen bagi kepentingannya sendiri. Akan tetapi mengenai proses
‘penemuan’ gerabah itu sendiri, belum satu orang pun bisa menguraikannya secara
ilmiah.
Pada waktu itu beberapa orang sedang membakar hasil buruannya. Kebetulan
pembakaran itu dilakukan di atas tanah yang tergolong jenis tanah liat. Setelah selesai
membakar daging itu, mereka mendapatkan tanah di bawahnya berubah menjadi keras.
Dari sinilah muncul gagasan untuk membuat suatu wadah dari tanah liat yang dibakar.
Pembuatan gerabah jelas membutuhkan api sebagai faktor yang utama,
meskipun panas matahari barangkali dapat juga dipakai untuk fungsi yang sama.
Karena itu dapat dipastikan bahwa munculnya gerabah merupakan efek lain dari
penemuan dan domestikasi api. Masyarakat yang belum mengenal api tentulah
mustahil bisa memproduksi gerabah. Dengan demikian, tafsiran bahwa gerabah mula
pertama dikenal pada masa neolitik dapat diterima, sebab penemuan dan domestikasi
api baru dikenal pada akhir masa paleolitik atau awal masa neolitik.
8
Melalui temuan-temuan lainnya diketahui bahwa pada masa itu manusia hidup
dalam corak berburu dan mengumpulkan makanan. Usaha mengumpulkan makanan
berarti membutuhkan ‘sesuatu’ untuk wadah makanan tersebut. Dalam hal ini wadah
yang paling tepat adalah gerabah karena gerabah mudah dibawa ke mana saja. Dan ini
sesuai dengan corak hidup nomaden. Karena itulah gerabah memiliki arti yang penting
bagi manusia, sehingga ia dapat diterima dalam setiap kebudayaan dan terus semakin
berkembang selama belum ditemukan wadah lain yang memiliki tingkat efektifitas
setinggi gerabah.
Penggunaan wadah gerabah oleh suatu kelompok manusia memiliki arti
penting bahkan jauh lebih penting daripada yang bisa kita bayangkan. Dengan
dikenalnya wadah yang kecil, mudah dibawa dan kuat, suatu kebudayaan maju
selangkah lagi ke arah kebudayaan yang lebih tinggi. Apa lagi dengan dikenalnya
corak kebudayaan hidup menetap, fungsi gerabah semakin meluas. Kebutuhan gerabah
yang beraneka ragam melahirkan tipe-tipe gerabah yang semakin banyak. Kalau
sebelumnya digunakan wadah lain yang jauh lebih sulit diperoleh, kini mereka bisa
membuat wadah gerabah yang lebih mudah didapat.
Gerabah sebagai salah satu benda hasil kebudayaan manusia merupakan unsur
yang paling penting dalam usaha untuk menggambarkan aspek-aspek kehidupan
manusia. Sampai kini gerabah yang berhasil ditemukan terutama berbentuk wadah,
seperti periuk, cawan, pedupaan, kendi, tempayan, piring, dan cobek.
Gerabah atau kereweng (pecahan gerabah) sering kali ditemukan di anatara
benda-benda lain pada situs arkeologi. Untuk keperluan studi arkeologi temuan ini
sangat besar manfaatnya, karena gerabah merupakan alat penunjuk yang baik dari
kebudayaan yang berbeda. Beberapa kereweng yang dapat dikenali tipenya bisa
digunakan untuk menanggali benda-benda lain yang ditemukan di sekitarnya dan
dapat pula digunakan untuk menentukan hubungannya dengan kebudayaan lain. Selain
itu gerabah merupakan benda yang sulit hancur sama sekali, terlebih lagi kalau
tersimpan dalam tanah. Itulah sebabnya gerabah yang telah berusia puluhan ribu tahun
pun masih bisa dikenal.
c. Macam Gerabah
Berdasarkan ukurannya, gerabah dapat digolongkan menjadi :
a. Gerabah Besar : gerabah jenis ini berukuran antara 60 – 150 cm, seperti guci,
patung;
9
b. Gerabah Sedang : gerabah dengan ukuran < 60 cm, seperti tempayan, kuali,
peralatan dapur, guci, tempat payung, pot bunga
c. Gerabah Kecil : gerabah jenis ini diutamakan sebagai barangbarang hiasan dan
souvenir, seperti asbak, tempat lilin, patung kecil.
Berdasarkan fungsinya, gerabah dapat digolongan menjadi :
a. Fungsional : gerabah yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada
penggunanya. Bentuk gerabah fungsional antara lain : pot bunga, tempat payung,
tempayan, kendi, asbak, tempat lilin dan peralatan dapur;
b. Non Fungsional : gerabah dengan golongan ini lebih diutamakan sebagai barang-
barang hiasan ruang, seperti guci.
d. Pembuatan Gerabah
Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama untuk
setiap kriyawan. Demikian juga halnya dengan proses pembuatan gerabah yang
dipasarkan di Bali, yang membedakan adalah perbedaan alat yang dipakai dalam
proses pengolahan bahan dan proses pembentukan /perwujudan.
Perbedaan alat merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan kualitas akhir
yang dicapai oleh masing – masing kriyawan. Misalnya dalam proses pembentukan
badan gerabah dengan teknik putar, ada kariyawan yang menggunakan alat tradisional
dengan tenaga gerak kaki atau tangan, sementara kriyawan yang sudah lebih maju ada
menggunakan alat putar dengan tenaga listrik (electrick wheel). Kelebihan alat yang
kedua dibandingkan yang pertama adalah lebih stabil dalam pengoperasiannya serta
lebih efesien dalam waktu dan tenaga.
Tahapan proses pembuatan gerabah :
a. Tahap persiapan
Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah :
1) Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur
2) Mempersiapkan bahan campurannya
3) Mempersiapkan alat pengolahan bahan.
b. Tahap pengolahan bahan.
Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan alat pengolahan bahan yang
dimiliki kriyawan. Alat pengolahan bahan yang dimiliki masing-masing kriyawan
gerabah dewasa ini banyak yang sudah mengalami kemajuan jika dilihat dari
perkembangan teknologi yang menyertainya. Walaupun masih banyak kriyawan
10
gerabah yang masih bertahan dengan peralatan tradisi dengan berbagai
pertimbangan dianggap masih efektif. Pengolahan bahan ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering dan basah.
Pada umumnya pengolahan bahan gerabah yang diterapkan kriyawan gerabah
tradisional di Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik ini
dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah, karena
waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan lebih lebih sedikit. Sedangkan pengolahan
bahan dengan teknik basah biasanya dilakukan oleh kriyawan yang telah memiliki
peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan secara basah ini akan lebih banyak
memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan secara kering. Misalnya :
bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat penyerap air dan lain-lain.
Pengolahan bahan secara kering dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1). Penumbukan bahan sampai halus.
2). Pengayakan hasil tumbukan
3). Pencampuran bahan baku utama (tanah) dengan bahan tambahan (pasir halus
atau serbuk batu padas, dll) dengan komposisi tertentu sesuai kebiasaan yang
dilakukan kriyawan gerabah masing – masing. Kemudian tanah yang telah
tercampur ditambahkan air secukupnya dan diulek sampai rata dan homogen.
Selanjutnya bahan gerabah sudah siap dipergunakan untuk perwujudan badan
gerabah. Pencampuran ini bertujuan untuk memperkuat body gerabah pada saat
pembentukan dan pembakaran.
c. Tahap pembentukan badan gerabah.
Beberapa teknik pembentukan yang dapat diterapkan, antara lain : teknik
putar (wheel/throwing), teknik cetak (casting), teknik lempengan (slab), teknik pijit
(pinching), teknik pilin (coil), dan gabungan dari beberapa teknik diatas
(putar+slab, putar+pijit, dan lain-lain). Pembentukan gerabah ini juga dapat
dilihat dari dua tahapan yaitu tahap pembentukan awal (badan gerabah) dan tahap
pemberian dekorasi/ornamen.
Umumnya kriyawan gerabah dominan menerapkan teknik putar walaupun
dengan peralatan yang sederhana. Teknik pijit adalah teknik dasar membuat
gerabah sebelum dikenal teknik pembentukan yang lain. Teknik ini masih digemari
oleh pembuat keramik Jepang untuk membuat mangkok yang mementingkan
sentuhan tangan yang khas.
11
d. Tahap pengeringan.
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan atau tanpa panas matahari.
Umumnya pengeringangerabah dengan panas matahari dapat dilakukan sehari
setelah proses pembentukan selesai.
e. Tahap pembakaran.
Proses pembakaran (the firing process) gerabah umumnya dilakukan sekali,
berbeda dengan badan keramik yang tergolong stoneneware atau porselin yang
biasanya dibakar dua kali yaitu pertama pembakaran badan mentah (bisque fire)
dan pembakaran glazur (glaze fire). Kriyawan tradisional pada mulanya membakar
gerabahnya di ruangan terbuka seperti di halaman rumah, di ladang, atau di lahan
kosong lainnya. Menurut Daniel Rhodes model pembakaran seperti ini telah
dikenal sejak 8000 B.C. dan disebut sebagai tungku pemula (early kiln).
Penyempurnaan bentuk tungku dan metode pembakarannya telah dilakukan pada
jaman prasejarah (Rhodes, Daniel, 1968:1).
Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini, penyempurnaan tungku
pembakaran keramik juga semakin meningkat dengan efesiensi yang semakin baik.
Penyempurnaan tungku ladang selanjutnya adalah : tungku botol, tungku bak,
tungku periodik (api naik dan api naik berbalik).
f. Tahap Finishing
Finishing yang dimaksud disini adalah proses akhir dari gerabah setelah
proses pembakaran. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
misalnya memulas dengan cat warna, melukis, menempel atau menganyam dengan
bahan lain, dan lain-lain.
C. Keramik
1. Pengertian Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani “keramikos” yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan
ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua
keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua
bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
12
Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa,
kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia
dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Keramik secara umum mempunyai
kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya. Strukturnya sangat rumit
dengan sedikit elektron-elektron bebas. Bersifat rapuh, keras, dan kaku.
2. Sejarah Keramik
Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan
rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM. Peninggalan zaman ini diperkirakan
banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa: pengetahuan
tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat pembuat
pakaian kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami
perubahan sesuai perkembangan zaman. Awalnya manusia membuat alat bantu untuk
kebutuhan hidupnya, mulai dari membuat kapak dari batu. Seperti di Sumatra
ditemukan pecahan-pecahan periuk belanga di Bukit Kulit Kerang.
Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namun telah
terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya
dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan
benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan sebuah kayu
berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada
permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling
banyak dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air.
Di pantai selatan Jawa tepatnya diantara Yogyakarta dan Pacitan ditemukan
pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti hasil tenun
yang di buat di Sumba. Di daerah Melolo (P. Sumba) ditemukan pula periuk belanga
yang berisikan tulang-tulang manusia. Peninggalan-peninggalan prasejarah ini juga
ditemukan didaerah Banyuwangi, Kelapa Dua-Bogor, Kalumpang serta Minanga di
Sulawesi, Gilimanuk di Bali dan juga penemuan pada waktu peninggalan arkeologis di
sekitar candi Borobudur dan di Trowulan-Mojokerto.
Termasuk juga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di
temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan,
namun juga benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan tembikar juga ditemukan
di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Ditemukan juga fragmen yang terbuat dari
13
terracotta. Sesuai penandaaan maka tembikar-tembikar ini ada pada abad ke 3 atau 4
masehi.
Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan, dan patung-
patung. Ini memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan
teknologi sederhana telah lama berlangsung. Artefak lainnya di gambarkan pada relief
candi Borobudur yang menunjukkan motif wanita yang sedang mengambil air dari
kolam dengan periuk bulat dan kendi serta memasak dengan kuali. Sedangkan relief
candi Prambanan dan candi Penataran (Blitar) melukiskan jambangan bunga dengan
hiasan suluran dan bunga-bungaan. Peninggalan ini juga menggambarkan akan adanya
kegiatan pembuatan keramik rakyat di pedesaan dan banyak hubungannya dengan
penemuan kebutuhan akan wadah
Keramik rakyat ini dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner.
Demikian pula dengan bentuk, teknik pengolahan maupun pembakarannya,
pembakaran dilakukan hanya dengan menggunakan daun-daun atau ranting-ranting
pohon yang telah kering. Mereka lebih banyak memikirkan peralatan yang ada
hubungannya dengan rumah tangga. Untuk keperluan tersebut dibuatlah benda
gerabah dari tanah liat kemudian dibentuk dan setelah kering dibakar dengan
pembakaran sederhana. Penemuan keramik merangsang kreativitas manusia untuk
menciptakan berbagai macam benda keramik yang di buat dari bahan tersebut. Pada
perkembangan selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan keramik
diberbagai daerah.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kemajuan keramik, mulai dari faktor
keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari
faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup yang merupakan
pengaruh yang dominan, sebagai contoh: negeri China.
Secara pasti sangatlah sulit untuk dikatakan daerah mana yang mula-mula yang
merupakan pusat perkembangan keramik di Indonesia. Dari segi teknik pembuatannya
benda-benda keramik yang oleh para ahli sejarah disebut “paddle and anvil technique”
atau teknik tatap batu, suatu teknik pembuatan keramik tradisional yang saat ini masih
dipergunakan di daerah-dareah di Indonesia. Meninjau hasil karya keramik dari
beberapa daerah di Indonesia sangat menarik karena terasa ada suatu karakteristik
sangat khas yang menjiwai benda-benda tersebut. Daerah tersebut antara lain
Kalimantan dengan keramik Singkawang yang menghasilkan guci-guci besar. Daerah
ini menghasilkan benda keramik dengan teknologi pembakaran tinggi mulai abad
XIX.
14
Singkawang merupakan daerah migrasi orang-orang China Hokkian, yang
banyak keahliannya membuat guci. Sementara masyarakat tradisional tetap melakukan
aktivitas untuk membuat gerabah tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup
dengan kekuatan apa adanya.
Pada masa penjajahan Belanda Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan
mulai berkembang dengan didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische
Laboratorium” pada tahun 1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini sebagai
pusat penelitian bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air dan sebagainya
yang terbuat dari tanah liat. Selain itu mengembangkan juga teknologi glasir untuk
barang gerabah halus yang disebut dengan ‘aardewerk’. Bahan glasir didatangkan dari
Belanda.
Selanjutnya di Plered Purwakarta didirikan sebuah pabrik keramik dengan
dilengkap alat-alat produksi masinal untuk mengolah bahan tanah liat. Pabrik ini
berfungsi sebagi induk yang memberikan bimbingan dalam pembuatan bahan
bangunan dan gerabah halus berglasir kepada para perajin setempat. Pabrik keramik di
Pleret yang dimaksudkan sebagai pusat penyuluhan di Jawa barat terpaksa gulung
tikar. Sedangkan pusat induknya di Bandung hidupnya masih belum menentu
keberadaannya.
Tetapi walaupun dengan pemasukan teknologi impor ini, keramik Indonesia
belum mengalami kemajuan yang pesat. Pusat penyuluhan bidang keramik sasarannya
pada kehidupan gerabah pedesaan saja. Masyarakat kota belum banyak mengenal
keramik bakaran tinggi pada masa itu, dan lebih suka menggunakan barang impor dari
negeri China atau Eropa.
Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah diubah
namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsi sebagai balai
penelitian yang meneliti dan mengembangkan serta memproduksi barang-barang
keramik dengan suhu bakar tinggi. Produknya antara lain: bata tahan api, botol sake,
dan sebagainya. Barang-barang tersebut dibuat untuk keperluan bala tentara Jepang di
Indonesia.
Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka “Toki
Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK), dalam
operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih
modern. Fungsi dan tugas BPK semakin berkembang, tidak hanya berporduksi barang-
barang keramik, gelas, isolator listrik tetapi juga aktif melakukan kegiatan penelitian
barang-barang mentah keramik hasil temuan bahan keramik di beberapa tempat.
15
Dengan diketemukannya bahan-bahan mentah yang melimpah seperti kaolin,
felspard, kwarsa dan sebagainya. maka sejak tahaun 1960-an bermunculan pabrik-
pabrik keramik dibebebrapa kota. Produknya pun bermacam-macam seperti produk
gerabah, stoneware dan porselin, jenis produksinya antara lain peralatan makan dan
minum, benda hias, barang tahan api, bata tahan api, alat-alat teknik, gips, email, dan
keramik bahan bangunan.
Sekitar tahun 1969 BPK mencoba mengembangkan apa yang disebut dengan
keramik ‘biru putih’ yaitu imitasi keramik China yang pembakarannya pada suhu 1300
derajat celcius. Dengan diperkenalkanya produk ala China ini maka banyak
perusahaan lain di kota Bandung memproduksinya; seperti pabrik keramik di Kiara
Condong, pabrik keramik Tanah Agung di kota Malang, serta pabrik keramik di
Plered-Purwakarta. Produk keramik dengan corak biru putih tersebut ternyata banyak
penggemarnya. Pada masa Pelita ke dua munculah harapan-harapan baru untuk
penggunaan benda keramik di hotel-hotel di Jakarta dan di kota-kota lain.
Benda keramik tersebut berupa peralatan makan, hiasan dan tempat bunga.
Kemudian berlanjut ke masyarakat kota yang mulai terbiasa menggunakan benda-
benda keramik dan sedikit demi sedikit munculah keinginan benda tersebut sebagai
kebutuhan rumah tangga.
Kehidupan dunia keramik mulai bangkit dan tumbuhnya perusahaan kecil dan
menengah yang bergerak dibidang keramik seperti terdapat di Bandung, Plered-
Purwokweto, Klampok, Bayat-Klaten, Malang, Yogyakarta dan lainnya daerah di luar
Jawa. Dengan perjalanan waktu, dan dengan adanya pendidikan tinggi seni rupa
seperti ITB Bandung,ASRI (ISI) Yogyakarta, ASTI (ISI) Surakarta dan universitas
lainnya mulai menelurkan seniman akademisi keramik yang turut menghidupkan
dunia keramik saat ini. Namun, ditengah kemajuan industri keramik dunia, industri
keramik Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan walaupun kemajuan
dalam bidang keramik ini sudah menjadi tuntutan pasar. Hal ini disebabkan karena
sarana dan prasarana, berupa alat-alat untuk mengembangkan industri keramik itu
termasuk mahal. Selain itu teknologi yang adapun sulit didapat. Sebab bahan-bahan
untuk keramik maju harus bahan yang lebih murni. Tetapi usaha-usaha untuk
mengembangkan industri keramik, berupa penelitian-penelitian tetap dilakukan,
kegiatan seperti ini telah menjadi kegiatan rutin seperti Balai Besar Keramik di
Bandung, juga kegiatan-kegiatan pengembangan desain untuk benda keramik di
industri seperti di Sango Semarang, industri keramik di Tangerang dan di industri
16
lainnya. Dari hasil pembinaan dan bimbingan dari pemerintah dan pihak terkait, baik
produktivitas dan variasi bentuk juga pengalaman perajin semakin meningkat.
Perkembangan dari bentuk produk keramik yang masih melekat ciri khas dari
masing-masing daerah semakin menarik dan memperkaya hasil budaya bangsa.
Perkembangan dunia pariwisata yang makin maju memberikan dampak yang sangat
bagus bagi perkembangan keramik.
Dengan dicanangkannya desa wisata seperti: di desa Pager Jurang-Bayat
Klaten, desa Kasongan-Bantul, Klampok-Banjarnegara, Banyumulek- Lombok
semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas juga pemasaran produk keramik
yang semakin berkembang hingga kini.
Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namun telah
terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya
dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan
benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan sebuah kayu
berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada
permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling
banyak dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air.
3. Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional
seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring
yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah
pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.
Sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang
terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik
engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C.
kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian
tentang keramik terus berkembang.
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-
sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi,
membuat keramik merupakan material struktural yang menarik. Aplikasi struktural
keramik maju termasuk komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat. Misalnya,
17
TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam struktur
pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu menahan beban yang sama
hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat. Semen dan tanah liat adalah
contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika basah namun ketika kering akan
menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih kuat. Material yang sangat kuat seperti
alumina (Al2O3) dan silikon karbida (SiC) digunakan sebagai abrasif untuk grinding
dan polishing.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan
untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah
khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron-
elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah
tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang
memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik,
karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.
Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar diterapkan.
Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.
Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan
sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus
yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material
yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga
permukaan putus kemungkinan besar mulus penampakannya.
Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti
bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk
memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk
berbagai aplikasi termasuk :
 kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah,
 Tahan korosi,
 Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor,
 Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik atau semimagnetik) Keras dan kuat,
namun rapuh.
18
4. Macam Keramik
Pada umumnya keramik terbagi dua, yaitu Keramik tradisional dan keramik
halus.
a. Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang
pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk
industri (refractory).
b. Keramik halus (Fine ceramics) atau keramik modern atau biasa disebut
keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic)
adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau
logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya:
elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis. (Joelianingsih, 2004).
Ada pula keramuk yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu
proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Berikut ini adalah macamnya:
a. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis
dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis
ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya
kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis
lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan
dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo,
kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah
kekuatannya.
b. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur
dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-
1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh,
kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
c. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat
dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika.
Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus
cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar
sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga
19
mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya
mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti
gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi
porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya
sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
c. Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses
untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi,
komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis,
keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan
yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis
lainnya.
5. Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya mirip dengan pembuatan gerabah, namun
dengan penyempurnaan dibagian akhhir, keramik menjad bahan produksi yang
sempurna untuk kerajinan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Berikut ini adalah
teknik-teknik pembuatan keramik.
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat
c. teknik Teknik slab (lempengan)
d. Teknik putar
e. Teknik cetak.
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat
jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering
dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk
yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar
ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik
tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki
20
(kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-
bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan
jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama
pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan
berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara
ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat
rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan lain-lain.
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal
dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin
genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang
atau tumbuh-tumbuhan
Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting,
injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan
dengan proses yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material
yang terbantuk lebih kuat dan padat.
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses
ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil dan
memanfaatkan daya kapilaritas air.
Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan.
Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang
berbentuk seperti cetakan.
Teknik cetak adalah proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil
dan rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa
panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan
mengeras sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras,
cetakan dibuka dan bagian keramik dipisahkan.
Extrusion adalah proses kontinu yang manama bubuk keramik dipanaskan
didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan
mendorong material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu,
setelah terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini
digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah
keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan
pada tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700 C. Pada proses
21
pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini
menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20 persen dari ukuran aslinya. Tujuan
dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan
mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
22
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai hasil wawancara yang telah penulis
lakukan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Karena di desa Kasongan ini
terdapat pengrajin/kriyawan dan pengusaha, maka untuk proses pembuatannya dan proses
pemasarannya juga terpisah. Ada penduduk yang menjadi pengrajin kriyawan saja, ada yang
hanya menjadi pengusaha dengan mengumpulkan hasil kerajinan dari kriyawan dan
menjualnya di gerai, dan ada yan menjadi pengrajin/ kriyawan sekaligus pengusaha yang
memiliki gerai untuk memasarkan hasil kerajinannnya. Berikut ini adalah laporan produksi
dan laporan pemasaran gerabah di desa Kasongan.
A. Laporan Produksi
Wawancara pertama yang penulis lakukan adalah dengan bapak Toyo yang
merupakan pengrajin/ kriyawan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Bapak Toyo seorang pengrajin gerabah asl desa Kasongan. Beliau telah menjadi
oengrajiin selama 15 tahun. Di studio kerja pak Toyo, beliau mengatakan membuat
tungku untuk membatik, asbak, patung dan guci. Menurut pak Toyo, saat ini yang paling
banyak diminati tungku dan patung Dimas-Diajeng.
Kerajinan yang dibuat oleh bapak Toyo keseluruhan berasal dari tanah liat yang
berasal dari daerah lain, karena tanah Kasongan kualitanya kurang. Tanah itu berasal dari
Bantul dan Trowulan.
23
Karena di Kasongan sendiri kualitas tanahnya rendah, saat dibakar akan
menghasilkan kuaitas yang rendah juga. Maka dari itu diperlukan beberapa proses untuk
membuat gerabah. Proses itu diantaranya adalah penyiapan bahan, pencetakan,
pengeringan, pembakaran dan finishing.
Penyiapan bahan baku di Kasongan dengan mendatangkan tanah dari luar daerah.
Pencetakan adalah membuat cetakan (mask) bahan produksi, yang hasilnya akan
membentuk gerabah menjadi bentuk-bentuk yang diingin kan. pembuatan mask
menggunakan gips, karena sifatnya yang mudah menyerap air sehingga tidak lengket
untuk mencetak jika dicampur dengan tanah.
Menurut pak Toyo, satu hari, seorang pengrajin dapat mencetak 20 pasang patung
Dimas-Diajeng. Setelah dicetak patung dikeringkan dianginkan ditempat teduh,
kemudian baru dijemur dibawah terik matahari selama 1 hari.
Setelah itu patung dibakar di dalam oven selama 8 jam. Suhu pembakaran di
Kasongan ± 900oC -1000oC. Setelah pembakaran selesai disortir mana yang perlu
diperbaiki dan mana yang langsung masuk proses finishing. Jika retak < 50% maka
diperbaiki, namun jika retak > 50% maka patung itu rusak dan dibuang.
Pada proses finishing, patung diampelas sampai halus kemudian disemprot warna
dasar dengan menggunakan cat tembok. Kemudian baru diwarnai menurut selera.
Disinilah kreatifitas pengrajin sangat diperlukan agar tampilan patung menjadi indah dan
menarik.
Patung Dimas-Diajeng ini jika dibeli di gerai harganya Rp. 70.000,-. Pengrajin
menjual pada gerai Rp. 50.000,-. jika ada pembeli yang langsung membeli di pengrajin
harganya Rp. 60.000,-.
24
Pemasaran yang dilakukan adalah dari
pengrajin ke gerai- gerai yang ada di jalan utama
desa Kasongan. Banyak dari gerabah- gerabah itu
kemudian dikrim ke Bali, Singapura, Australia,
Jerman, Amerika, Malaysia, Belanda. T idak
sedikit pula wiatawan yang langsung datang ke
pengrajin dan membeli apa yang mereka
inginkan.
Permodalan untuk gerabah disesuai denan
kemampuan. Pak Toyo menyebutnya biaya
cadangan yang diperoleh setelah perhitungan
penjualan. Harga penjualan itu sudah diperhitungkan dengan biaya produksi dan tenaga
produksinya, dan biaya cadangan. Jadi tidak ada istilah rugi. Keuntungan yang didapat itu
diperoleh dari per barang, karena pembuatannya memerlukan waktu yang lama, jadi
keuntungan yang diperoleh juga lumayan besar.
Kalau memilik gerai, pemasaran mudah karena memiliki tempat untuk memajang
gerabah-gerabah itu. Untuk pengrajin, pemasaran melalui gerai dan wisatawan-isatawan
yang langsung datang kesini.
B. Laporan Pemasaran
Wawancara selanjutnya adalah dengan mbak Tri yang merupakan pemilik salah
satu gerai kerajinan disana.
25
Di gerai kerajinan milik mbak Tri, dijual beraneka kerajinan mulai dari souvenir
gerabah, keramik dan ornamen dari batu yang diukir. Sebagai contoh, disana menjual
lampu, vas bunga, guci, bunga-bunga hiasan, kotak penyimpanan dan massih banyak lagi.
Menurut mbak Tri, kerajinan di gerai tersebut terbuat dari b ahan tanah liat, batu
apung, kayu. Namun yang paling banyak terbuat dari tanah liat dan batu apung.
Kerajinan gerabah yang dijual disini,
banyak diambil dari pengrajin di Kasongan. Gerai
mbak Tri ini tidak memproduksi gerabah, hanya
memasarkan saja. Para pengrajin membuat
kerajinan berdasarkan pesanan. Ada juga
pengrajin yang menjual hasil kerajinannya ke
gerai untuk dijual kembali.
Segala kerajinan yang dijual disana rata-rata dibanderol dengan harga Rp.
100.000,- hingga jutaan rupiah. Guci yang sedang dijual dengan harga Rp. 400.000,-
sampai Rp. 700.000,- Cermin dari batu apung dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai
Rp. 1.000.000,-
Menurutnya, sebuah guci besar yang terbuat dari batu apung pernah dijualnya
dengan harga Rp. 4.750.000,-. Hal itu dikarenakan proes pembuatannya yang sulit karena
pahatan-pahatan yang kecil dan rumit sehingga membutuhkan ketelitian yang bagus.
Biasanya orang-orang yang datang ke gerai untuk melihat-lihat dan membeli.
Namun, gerai mbak Tri lebih banyak mendistribusikan gerabahnya ke Bali. Menurutnya,
di Bali banyak permintaan gerabah maupun keramik untuk dijual kembali atau untuk
pelengkap ruangan rumah, hotel maupun kantor. Selain ke Bali, gerabah juga di ekspor
juga ke luar negeri, ke Singapura dan Belanda.
Sekarang ini, pemasaran ke luar negeri berkurang, karena permintaan sedikit.
Selain itu, orang luar negeri sudah dapat membuat gerabah sendiri sehingga mereka
mampu memproduksi dan memasarkan sendiri.
Mereka datang di Kasongan, menikah dengan orang Kasongan, dan belajar
membuat kerajinan-kerajinan yang kemudian dipasarkan negara mereka atau negara lain.
Beberapa gerai di Kasongan adalah milik orang luar negeri
Modal yang digunakan seuai dengan kemampuan. Gerai mbak Tri ini
mendapatkan modal dari luar negeri, jadi modal yang besar dengan mudah untuk
didapatkan. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan kerajinan rata-rata 15% dari
setiap barang.
26
Strategi pemasaran yang di lakukan gerai mbak Tri sekarang ini adalah melalui
mulut ke mulut, pamflet dan online sehingga jaringan semakin luas dan pembeli juga
semakin banyak.
27
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa
desa Kasongan Bantul Yogyakarta merupakan daerah wisata kerajinan gerabah dan
keramik yang terkenal di Yogyakarta. Di Kasongan banyak di produksi berbagai macam
gerabah dan keramik hingga souvenir pernikahan.
Dengan kreatifitas dan inovasi para pengrajin tanah liat dapat ubah menjadi barang
yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi bahkan sampai di ekspor ke luar negeri
ssemial ke Australia dan Perancis.
Strategi pemasaran yang baik mampu mendatangkan keuntungan yang memuaskan.
Sehingga para pengrajin serta penjual kerajinan gerabah dan keramik semakin banyak.
Oleh karena itu banyak konsumen yang datang langsung ke desa Kasongan untuk
membeli kerajinan disana.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/market/kasongan/
http://tempat-wisatajogja.blogspot.com/2012/05/wisata-pasar-kasongan.html
http://rainbownettalaga.blogspot.com/2012/11/makalah-gerabah.html
http://walpaperhd99.blogspot.com/2013/12/pembakaran-keramik-gerabah.html
29
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hasil wawancara dengan pak Toyo
Apa saja yang dijual disini?
Disini hanya membuat gerabahnya mbak. Kami disini membuat tungku untuk membatik,
asbak, patung dan guci. Yang paling banyak diminati sekarang adalah tungku dan patung
Dimas-Diajeng.
dari bahan apa saja segala kerajinan yang dijual disini?
Kerajinan yang dibuat disini keseluruhan berasal dari tanah liat.
Dari manakah mendapatkan bahan itu?
Karena kasongan sudah jarang lahan menggali, maka kam mendatang kan dari daerah lain.
Dari manakah tanah itu pak?
Kami mendatangnkan tanah dari Bantul dan Trowulan.
Bagaimana proses produksinya?
Karena di Kasongan sendiri kualitas tanahnya rendah, saat dibakar akan menghasilkan kuaitas
yang rendah juga. Maka dari itu diperlukan beberapa proses untuk membuat gerabah. Proses
itu diantaranya adalah penyiapan bahan, pencetakan, pengeringan, pembakaran dan finishing.
Penyiapan bahan baku di Kasongan dengan mendatangkan tanah dari luar daerah. Pencetakan
adalah membuat cetakan (mask) bahan produksi, yang hasilnya akan membentuk gerabah
menjadi bentuk-bentuk yang diinginkan. pembuatan mask menggunakan gips, karena sifatnya
yang mudah menyerap air sehingga tidak lengket untuk mencetak jika dicampur dengan
tanah.
Satu hari, seorang pengrajin dapat mencetak 20 pasang patung Dimas-Diajeng. Setelah
dicetak patung dikeringkan dianginkan ditempat teduh, kemudian baru dijemur dibawah terik
matahari selama 1 hari.
Setelah itu patung dibakar di dalam oven selama 8 jam. Suhu pembakaran di Kasongan ±
900oC -1000oC. Setelah pembakaran selesai disortir mana yang perlu diperbaiki dan mana
yang langsung masuk proses finishing. Jika retak < 50% maka diperbaiki, namun jika retak >
50% maka patung itu rusak dan dibuang.
pada proses finishing, patung diampelas sampai halus kemudian disemprot warna dasar
dengan menggunakan cat tembok. Kemudian baru diwarnai menurut selera. Disinilah
kreatifitas pengrajin sangat diperlukan agar tampilan patung menjadi indah dan menarik.
Masing-masing produk dijual dengan harga berapa?
30
Patung Dimas-Diajeng ini jika dibeli di gerai harganya Rp. 70.000,-. Pengrajin menjual pada
gerai Rp. 50.000,-. jika ada pembeli yang langsung membeli di pengrajin harganya Rp.
60.000,-.
Pemasarannya di distribusikan kemana saja?
Pendistribusian kalau langsung dari pengrajin ke gerai- gerai di depan tadi. Banyak dari
gerabah- gerabah itu dikrim ke Bali, Singapura, Australia, Jerman, Amerika, Malaysia,
Belanda.
Terkadang ada juga yang langsung kesini, membeli apa yang mereka inginkan.
Perkiraan modal yang dibutuhkan untuk usaha ini berapa?
Yang ada adalah biaya cadangan yang diperoleh setelah perhitungan penjualan. Harga
penjualan itu sudah diperhitungkan dengan biaya produksi dan tenaga produksinya. Jadi tidak
ada istilah rugi.
Lalu keuntungannya yang diadapatkan perhari barapa?
Keuntungan yang didapat itu diperoleh dari per barang, karena pembuatannya memerlukan
waktu yang lama, jadi keuntungan yang diperoleh juga lumayan.
Pemasaran yang baik itu yang bagaimana untuk memasarkan gerabah-gerabah ini?
Kalau memilik gerai, pemasaran mudah karena memiliki tempat untuk memajang gerabah-
gerabah itu. Untuk pengrajin, pemasaran melalui gerai dan wisatawan-isatawan yang
langsung datang kesini.
31
Hasil wawancara dengan mbak Tri
Apa saja yang dijual digerai ini?
lampu, vas bunga, guci, bunga-bunga hiasan, kotak penyimpanan
dari bahan apa saja segala kerajinan yang dijual disini?
Dari bahan tanah liat, batu apung, kayu, yang paling banyak terbuat dari tanah liat mbak
Bagaimana proses produksinya?
Untuk produksi, kami mengambil hasil kerajinan dari pengrajin disektar sini, yang sekiranya
sesuai kami pasarkan disini.
Biasanya para pengrajin kami membuat kerajinan berdaarkan pesanan. Jadi sesuai permintaan
konsumen.
Tapi yan dipajang disini ini memang khusus untuk pemaaran, jadi pembeli tidak harus pesan.
Kalau sekiranya pas, bisa langsung membelinya.
Untuk pemasarannya, maing-masing produk dijual dengan harga berapa?
Untuk lampu seperti ini, dijual dengan harga Rp. 100.000,-
Untuk guci yang sedang dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai Rp. 700.000,-
Guci besar dijual dengan harga Rp. 700.000,- hingga jutaan, tergantung kerumitan motif guci
sendiri
Cermin yan disana dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai Rp. 1.000.000,-
Pernah beberapa waktu lalu ada guci besar yang terjual Rp. 4.750.000,-. Hal itu karena model
guci yang antik dengan ornamen yang unik berupa pahatan-pahatan kecil. Proses
pembuatannya jua memerlukan waktu yang lama dan harus teliti.
Untuk pemasarannya di distribusikan kemana saja?
Biasanya orang-orang yan datang langung kesini untuk melihat-lihat. Tapi, di gerai kami ini
paling banyak di distribusikan ke Bali. Di Bali banyak permintaan gerabah maupun keramik
untuk dijual kembali atau untuk pelengkap ruangan rumah, hotel maupun kantor.
Selain ke Bali, di ekspor juga ke luar negeri, ke Singapura dan Belanda.
Pemasaran keluar negeri memberikan keuntungan yang lebh atau sama saja jika di jual di
dalam negeri?
Sekarang ini, pemasaran ke luar negeri berkurang, karena permintaan sedikit. Selain itu, orang
luar negeri sudah dapat membuat gerabah sendiri sehingga mereka mampu memproduksi dan
memasarkan sendiri.
Mereka datang disini, menikah dengan orang sini, dan belajar membuat kerajinan-kerajinan
yang kemudian dipasarkan negara mereka atau negara lain. Beberapa gerai di Kasonan sini
juga milik orang luar negeri
untuk modal, perkiraan modal yang dibutuhkan untuk usaha ini berapa?
32
Modalnya ya besar, soalnya modal yang kami dapat juda dari luar negeri
Lalu keuntungannya yang diadapatkan perhari barapa?
Masalah untung, setiap penjualan kami mendapat untung 15% , jadi setiap sebuah barang
terjual, kami mendapat 15% keuntungannnya
Misalnya, guci ini kami membelinya dari pengrajin Rp. 750.000, kami menjualnya dengan
harga Rp. 870.000
Pemasaran yang baik itu yang bagaimana untuk memasarkan gerabah-gerabah ini?
Strategi pemasaran yang kami lakukan sekarang ini adalah melalui mulut ke mulut, pamflet
dan online

More Related Content

Similar to Gerabah Kasongan

Ragam hias keramik
Ragam hias keramikRagam hias keramik
Ragam hias keramikMuhammad Kdr
 
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"Nopiie Deep Deep
 
Contoh tugas b.indo laporan observasi
Contoh tugas b.indo laporan observasiContoh tugas b.indo laporan observasi
Contoh tugas b.indo laporan observasirizky159
 
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...yayan26091989
 
PPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptx
PPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptxPPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptx
PPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptxDewi426263
 
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkkPerkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkkAlexandria Kairo
 
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.Alexandria Kairo
 
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)AsusZenfone6
 
Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...
Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...
Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...najmul190693
 
Kelas viii prakarya bs semester 2 kerajinan bahan lunak
Kelas viii prakarya bs semester 2   kerajinan bahan lunakKelas viii prakarya bs semester 2   kerajinan bahan lunak
Kelas viii prakarya bs semester 2 kerajinan bahan lunakasepparidsoleh
 
Prakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptx
Prakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptxPrakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptx
Prakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptxmtsmbbl
 
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)AsusZenfone6
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaSeptian Muna Barakati
 
Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant sense art with creation of pl...
Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant  sense art with creation of pl...Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant  sense art with creation of pl...
Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant sense art with creation of pl...Bem Pertanian Udayana
 
Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"
Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"
Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"Lutfiyah El-khalil
 

Similar to Gerabah Kasongan (20)

Ragam hias keramik
Ragam hias keramikRagam hias keramik
Ragam hias keramik
 
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
karya tulis ilmiah desain kemasan produk batik "Suminar"
 
Contoh tugas b.indo laporan observasi
Contoh tugas b.indo laporan observasiContoh tugas b.indo laporan observasi
Contoh tugas b.indo laporan observasi
 
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
 
PPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptx
PPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptxPPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptx
PPT SISTEM PRODUKSI BANGUN RUANG.pptx
 
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkkPerkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
Perkembangan batik dan peluang bisnis di indonesia makalah uin 7 0kt 2014 okkk
 
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
Materi Seminar Teknik Industri uin 7 0kt 2014.
 
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan keras)
 
Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...
Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...
Pkm k prospek bisnis pemanfaatan limbah tenun troso sebagai bahan pembuatan b...
 
Seni kriya
Seni kriyaSeni kriya
Seni kriya
 
Kelas viii prakarya bs semester 2 kerajinan bahan lunak
Kelas viii prakarya bs semester 2   kerajinan bahan lunakKelas viii prakarya bs semester 2   kerajinan bahan lunak
Kelas viii prakarya bs semester 2 kerajinan bahan lunak
 
Seni kriya
Seni kriyaSeni kriya
Seni kriya
 
Prakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptx
Prakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptxPrakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptx
Prakarya Kelas 7 Bab 1 Kerajinan Dari Bahan Serat Alam.pptx
 
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)
Pertemuan 1 (prinsip kerajinan bahan lunak)
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
 
Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant sense art with creation of pl...
Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant  sense art with creation of pl...Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant  sense art with creation of pl...
Pkmk 11-unud-i nyoman raganatha-bali sacoplant sense art with creation of pl...
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 
Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"
Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"
Desain Kemasan Produk Batik Jumputan "Galuh Kadiri"
 
Makalah kebudayaan batik indonesia
Makalah kebudayaan batik indonesiaMakalah kebudayaan batik indonesia
Makalah kebudayaan batik indonesia
 

More from Irma Miyanti

Ppt topik hukum anak copy
Ppt topik hukum anak   copyPpt topik hukum anak   copy
Ppt topik hukum anak copyIrma Miyanti
 
Sk operator sumberagung 2
Sk operator sumberagung 2Sk operator sumberagung 2
Sk operator sumberagung 2Irma Miyanti
 
Proposal muslimat nahdlatul ulama2018
Proposal muslimat nahdlatul ulama2018Proposal muslimat nahdlatul ulama2018
Proposal muslimat nahdlatul ulama2018Irma Miyanti
 
RKH media dan sumber belajar
RKH media dan sumber belajarRKH media dan sumber belajar
RKH media dan sumber belajarIrma Miyanti
 
Metode Pengembangan Fisik
Metode Pengembangan FisikMetode Pengembangan Fisik
Metode Pengembangan FisikIrma Miyanti
 
Polinom newton gregory
Polinom newton gregoryPolinom newton gregory
Polinom newton gregoryIrma Miyanti
 

More from Irma Miyanti (6)

Ppt topik hukum anak copy
Ppt topik hukum anak   copyPpt topik hukum anak   copy
Ppt topik hukum anak copy
 
Sk operator sumberagung 2
Sk operator sumberagung 2Sk operator sumberagung 2
Sk operator sumberagung 2
 
Proposal muslimat nahdlatul ulama2018
Proposal muslimat nahdlatul ulama2018Proposal muslimat nahdlatul ulama2018
Proposal muslimat nahdlatul ulama2018
 
RKH media dan sumber belajar
RKH media dan sumber belajarRKH media dan sumber belajar
RKH media dan sumber belajar
 
Metode Pengembangan Fisik
Metode Pengembangan FisikMetode Pengembangan Fisik
Metode Pengembangan Fisik
 
Polinom newton gregory
Polinom newton gregoryPolinom newton gregory
Polinom newton gregory
 

Recently uploaded

Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 

Recently uploaded (19)

Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 

Gerabah Kasongan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajinan gerabah merupakan salah satu produk tradisional yang keberadaannya masih banyak di cari di Indonesia khususnya propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan gerabah diproduksi oleh perusahaan kerajinan diwilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu wilayah yang memproduksi beraneka macam kerajinan gerabah adalah desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Disana berkumpul pengrajin gerabah yang memproduksi berbagai macam bentuk gerabah. Perusahaan yang berada di desa Kasongan memproduksi gerabah atau tembikar dalam berbagai bentuk, seperti guci, jambangan, vas bunga, patung manusia, hewan, tumbuhan dan tempat lilin. Karena desa Kasongan menjadi pusat produksi kerajinan gerabah, sehingga desa Kasongan kini menjadi daerah wisata dan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional. .Desa Kasongan selain menjadi tempat produksi, kini telah berkembang menjadi tempat pemasaran. Banyak berdiri kios-kios yang menjadi tempat pemasaran berbagai kerajinan baik gerabah, bambu, batik kayu hingga topeng. Menurut pengelola kerajinan- kerajinan tersebut dibagi menjadi 3 kategori jenis produk kerajinan, yaitu kerajinan aksesories, home interior, dan koleksi kerajinan antik. Kerajinan yang banyak ditonjolkan umumnya berupa guci, dengan motif bunga, bunga mawar, buah buahan, alam, dan lain sebagainya. disana terdapat guci dan aneka pot, furniture, meja kursi, pernak pernik, mebel hingga hiasan interior yang banyak diminati untuk mempercantik ruangan rumah maupun kantor. Menurut para pengrajin yang berada di Kasongan, produk kerajinan yang dihasilkan banyak yang dipasarkan diluar negeri, antara lain di Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Amerika Serikat, dan Belanda. Desa Kasongan merupakan wujud keberhasilan dalam berwirausaha. Keratifitas dan inovasi pengrajin yang luar biasa mampu menciptakan variasi produk yang menarik bagi konsumen. Hal tersebut memberikan keuntungan yang besarbagi pengrajin sehingga omset yang diperoleh juga besar. Untuk saat ini, perkembangan dunia usaha makin tajam dengan adanya persaingan. Oleh karena itu, pemasaran yang bagus dan efisienlah yang mampu mengusai pasar kerajinan di lingkungan masyarakat.
  • 2. 2 Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan pemasarannya. Pemasaran dinyatakan berhasil jika diperoleh laba dari hasil penjualan produk yang diciptakan. Bertambahnya kebutuhan konsumen merupakan peluang besar yang menarik namun persaingan dalam pemasaran produk tertentu juga menjadi semakin ketat. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus selalu memusatkan perhatiannya pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus berubah. Hal ini berarti penentu apa yang harus diproduksi tergantung pada kebutuhan konsumen akan mudah terjual dipasar sehingga perusahaan akan terus dapat meningkatkan penjualan. Merujuk pada hal tersebut, maka peruahaan harus mengembangkan strategi dalam menciptakan dan menyempurnakan produk yang dipasarkannya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Produk apa saja yang diproduksi di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta? 2. Bagaimana proses produksi kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta? 3. Dari manakah para pengrajin di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta memperoleh bahan produksi? 4. Apa saja kendala dalam proses produksi? 5. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin dan pengusaha kerajiinan tangan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta? 6. Apa saja kendala dalam proses pemasaran? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan produk-produk yang dihasilkan pengrajin di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. 2. Mendeskripsikan proses produksi kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. 3. Mendeskripsikan asal bahan baku untuk produksi kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. 4. Mendeskripsikan kendala dalam proses produksi kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
  • 3. 3 5. Mendeskripsikan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin dan pengusaha kerajinan tangan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. 6. Mendeskripsikan kendala dalam proses pemasaran kerajinan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. D. Pembatasan Masalah Pada makalah ini, akan dipaparkan mengenai segala macam produk kerajinan yang dihasilkan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta, proses produksi dan strategi pemaaran yang dilaksanakan. Pembatasan masalah yang dipaparkan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha bagi penulis dan pembaca setelah memahami isi makalah ini. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana teori- teori kewirausahaan yang didapat selama masa kuliah dapat diterapkan dalam dunia nyata. b. Merupakan latihan bagi penulis untuk mendefinisikan masalah, menganalisis situasi serta mengadakan penyelidikan dan penelitian bersifat formal. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai sumbangan informal untuk menyusun strategi perusahaan. b. Sebagai pertimbangan dalam mengantisipasi perkembangan permasalahan perusahaan di bidang pemasaran. 3. Bagi Pihak Lain a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang tertarik dengan bidang ini. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak akan bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
  • 4. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kasongan Sekitar 8 km ke arah barat daya dan pusat kota Yogyakarta terdapat Desa Wisata Kasongan. Desa Wisata Kasongan mi terletak di dukuh Kajen, Banguntapan, Kasihan, Bantul yang mempunyai luas sekitar 49 hektar. Pasar Kasongan Buka mulai Pukul 09.00- 21.00 Tarif Masuk Gratis, hanya membayar ongkos parkir. Banyak Fasilitas yang bisa anda nikmati diantaranya berbagai kerajinan gerabah dan keramik, hotel, bank, tempat penukaran uang, pusat informasi wisata Dari pusat Kota Yogyakarta, Anda tinggal menyelusuri jalan Bantul. Setelah memasuki km 5,6 di jalan Bantul, pada sebelah barat terdapat sebuah koridor berbentuk gapura merah yang bertuliskan. DesaWisata Kasongan jika menggunakan transportasi umum, kita bisa menumpang bus jurusan Bantul dan turun di Kasongan. Di desa Kasongan ini kamu bisa menjumpai puluhan galeri gerabah yang tersebar di sepanjang kiri dan kanan jalan. Para wisatawan yang berkunjung ke sana bisa memesan jenis motif gerabah atau keramik sesuai keinginannya, seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Produk khas Kasongan seperti guci, tempat bunga, hiasan dinding, kini mulai banyak diminati pembeli luar negeri seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Spanyol.
  • 5. 5 B. Gerabah a. Pengertian Gerabah Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik, karena benda-benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain. Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk, belanga, tempat air dll. Untuk memperjelas hal tersebut dapat ditinjau dari beberapa sumber berikut ini : Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995), kata “keramik” berasal dari bahasa Yunanai (greeak) “keramikos” menunjuk pada pengertian gerabah; ”Keramos” menunjuk pada pengertian tanah liat. “Keramikos” terbuat dari mineral non metal, yaitu tanah liat yang dibentuk, kemudian secara permanen menjadi keras setelah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Usia keramiik tertua dikenal dari zaman Paleolitikum 27.000 tahun lalu. Sedangkan menurut Malcolm G. McLaren dalam Encyclopedia Americana 1996 disebutkan keramik adalah suatu istilah yang sejak semula diterapkan pada karya yang terbuat dari tanah liat alami dan telah melalui perlakuan pemanasan pada suhu tinggi. Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah satunya terkenal dengan “teori keranjang”.Teori ini menyebutkan pada zaman prasejarah Keranjang anyaman digunakan orang untuk menyimpan bahan makanan. Agar tak
  • 6. 6 bocor keranjang tersebut dilapisi dengan tanah liat dibagian dalammnya. Setelah terpakai keranjang di buang keperapian, kemudian keranjang itu musnah tetapi tanah liatnya yang berbentuk wadah itu ternyata mengeras. Teori ini dihubngkan dengan ditemukannya keramik pra sejarah, bentuk dan motif hiasannya dibagian luar berupa relief cap tangan keranjang (Nelson, 1984 :20) Dari teori keranjang dan teori lainnya di atas dapat dimengerti bahwa benda-benda keras dari tanah liat dari awal ditemukan sudah dinamakan benda keramik, walaupun sifatnya masih sangat sederhana seperti halnya gerabah dewasa ini. Pengertian ini menunjukkan bahwa gerabah adalah salah satu bagian dari benda-benda keramik. Di Indonesia istilah ‘gerabah’ juga dikenal dengan keramik tradisional sebagai hasil dari kegiatan kerajinan masyarakat pedesaan dari tanah liat, ditekuni secara turun temurun. Gerabah juga disebut keramik rakyat, karena mempunyai ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik pembakaran sederhana (Oka, I.B., 1979:9). Dalam Ilmu Purbakala (Arkeologi) istilah lain gerabah/keramik tradisional ini adalah kereweng, pottery, terracotta dan tembikar. Istilah tersebut dipergunakan untuk menyebut pecahan-pecahan periuk dan alat lainnya yang dibuat dari tanah liat dan ditemukan di tempat-tempat pemakaman zaman prasejarah. Barang-barang tanah bakar yang ditemukan di luar sarkopagus (peti mayat berbentuk Pulungan batu) berupa jembung, piring-piring kecil, priuk-periuk kecil, stupa-stupa kecil dan sebagainya (Yudosaputro, W., l983 :31). Berkaitan dengan hal di atas, Excerpted from Campton’s Interactive Encyclopedia dalam “Pottery and Porcelain‟, disebutkan kriya keramik atau pembuatan bejana dari tanah liat merupakan salah satu karya seni tertua di dunia, seperti kutipan berikut : “The craft of ceramics, or making clay vassels, is one of the oldest arts in the world”. b. Sejarah Gerabah Dalam dunia arkeologi istilah gerabah sudah terkenal. Namun, orang awam pun mengenalnya dari sisi yang lain. Berbegai benda yang dihasilkan oleh para pengrajin, seperti gentong, pasu, pot bunga, mangkok, cobek, kendi, dan sebagainya, serta seringnya diadakan pameran, menandakan benda ini cukup populer di mata masyarakat. Istilah gerabah ini biasanya untuk menunjukkan barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat. Selain dengan sebutan di atas, ada pula sebagian orang menyebutnya dengan tembikar dan sebagian lagi keramik lokal, untuk membedakannya dari istilah keramik asing.
  • 7. 7 Gerabah dibuat dari satu atau dua jenis tanah liat yang dicampur. Warnanya tidak bening, berpori, dan bersifat menyerap air. Campuran yang digunakan terdiri dari pasir kasar atau pasir halus, dan pembakarannya antara 1000-1150 derajad Celcius. Kadang-kadang lebih rendah dari itu. Diduga gerabah pertama kali dikenal pada masa neolitik (kira-kira 10.000 tahun SM) di daratan Eropa dan mungkin pula sekitar akhir masa paleolitik (kira-kira 25.000 tahun SM) di daerah Timur Dekat. Menurut para ahli kebudayaan, gerabah merupakan kebudayaan yang universal (menyeluruh), artinya gerabah ditemukan di mana-mana, hampir di seluruh bagian dunia. Dalam perkembangannya, penemuannya muncul secara individual di tiap daerah tanpa harus selalu mempengaruhi. Mungkin juga masing-masing bangsa menemukan sendiri sistem pembuatan gerabah tanpa adanya unsur peniruan dari bangsa lain.Gerabah muncul pertama kali pada waktu suatu bangsa mengalami masa foodgathering (mengumpulkan makanan). Pada masa ini masyarakat hidup secara nomaden, senantiasa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam corak hidup seperti itu wadah gerabah dapat digunakan secara efektif karena gerabah merupakan benda yang ringan dan mudah dibawa-bawa. Selain itu gerabah juga merupakan benda yang kuat, paling tidak lebih kuat daripada yang dibuat dari bahan lain, seperti kayu, bambu atau kulit binatang.Yang terpenting, bahan pembuatan gerabah mudah didapat. Tanah liat terdapat di mana-mana. Karena itu adalah suatu hal yang wajar jika setiap masyarakat bisa menjadi produsen bagi kepentingannya sendiri. Akan tetapi mengenai proses ‘penemuan’ gerabah itu sendiri, belum satu orang pun bisa menguraikannya secara ilmiah. Pada waktu itu beberapa orang sedang membakar hasil buruannya. Kebetulan pembakaran itu dilakukan di atas tanah yang tergolong jenis tanah liat. Setelah selesai membakar daging itu, mereka mendapatkan tanah di bawahnya berubah menjadi keras. Dari sinilah muncul gagasan untuk membuat suatu wadah dari tanah liat yang dibakar. Pembuatan gerabah jelas membutuhkan api sebagai faktor yang utama, meskipun panas matahari barangkali dapat juga dipakai untuk fungsi yang sama. Karena itu dapat dipastikan bahwa munculnya gerabah merupakan efek lain dari penemuan dan domestikasi api. Masyarakat yang belum mengenal api tentulah mustahil bisa memproduksi gerabah. Dengan demikian, tafsiran bahwa gerabah mula pertama dikenal pada masa neolitik dapat diterima, sebab penemuan dan domestikasi api baru dikenal pada akhir masa paleolitik atau awal masa neolitik.
  • 8. 8 Melalui temuan-temuan lainnya diketahui bahwa pada masa itu manusia hidup dalam corak berburu dan mengumpulkan makanan. Usaha mengumpulkan makanan berarti membutuhkan ‘sesuatu’ untuk wadah makanan tersebut. Dalam hal ini wadah yang paling tepat adalah gerabah karena gerabah mudah dibawa ke mana saja. Dan ini sesuai dengan corak hidup nomaden. Karena itulah gerabah memiliki arti yang penting bagi manusia, sehingga ia dapat diterima dalam setiap kebudayaan dan terus semakin berkembang selama belum ditemukan wadah lain yang memiliki tingkat efektifitas setinggi gerabah. Penggunaan wadah gerabah oleh suatu kelompok manusia memiliki arti penting bahkan jauh lebih penting daripada yang bisa kita bayangkan. Dengan dikenalnya wadah yang kecil, mudah dibawa dan kuat, suatu kebudayaan maju selangkah lagi ke arah kebudayaan yang lebih tinggi. Apa lagi dengan dikenalnya corak kebudayaan hidup menetap, fungsi gerabah semakin meluas. Kebutuhan gerabah yang beraneka ragam melahirkan tipe-tipe gerabah yang semakin banyak. Kalau sebelumnya digunakan wadah lain yang jauh lebih sulit diperoleh, kini mereka bisa membuat wadah gerabah yang lebih mudah didapat. Gerabah sebagai salah satu benda hasil kebudayaan manusia merupakan unsur yang paling penting dalam usaha untuk menggambarkan aspek-aspek kehidupan manusia. Sampai kini gerabah yang berhasil ditemukan terutama berbentuk wadah, seperti periuk, cawan, pedupaan, kendi, tempayan, piring, dan cobek. Gerabah atau kereweng (pecahan gerabah) sering kali ditemukan di anatara benda-benda lain pada situs arkeologi. Untuk keperluan studi arkeologi temuan ini sangat besar manfaatnya, karena gerabah merupakan alat penunjuk yang baik dari kebudayaan yang berbeda. Beberapa kereweng yang dapat dikenali tipenya bisa digunakan untuk menanggali benda-benda lain yang ditemukan di sekitarnya dan dapat pula digunakan untuk menentukan hubungannya dengan kebudayaan lain. Selain itu gerabah merupakan benda yang sulit hancur sama sekali, terlebih lagi kalau tersimpan dalam tanah. Itulah sebabnya gerabah yang telah berusia puluhan ribu tahun pun masih bisa dikenal. c. Macam Gerabah Berdasarkan ukurannya, gerabah dapat digolongkan menjadi : a. Gerabah Besar : gerabah jenis ini berukuran antara 60 – 150 cm, seperti guci, patung;
  • 9. 9 b. Gerabah Sedang : gerabah dengan ukuran < 60 cm, seperti tempayan, kuali, peralatan dapur, guci, tempat payung, pot bunga c. Gerabah Kecil : gerabah jenis ini diutamakan sebagai barangbarang hiasan dan souvenir, seperti asbak, tempat lilin, patung kecil. Berdasarkan fungsinya, gerabah dapat digolongan menjadi : a. Fungsional : gerabah yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada penggunanya. Bentuk gerabah fungsional antara lain : pot bunga, tempat payung, tempayan, kendi, asbak, tempat lilin dan peralatan dapur; b. Non Fungsional : gerabah dengan golongan ini lebih diutamakan sebagai barang- barang hiasan ruang, seperti guci. d. Pembuatan Gerabah Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama untuk setiap kriyawan. Demikian juga halnya dengan proses pembuatan gerabah yang dipasarkan di Bali, yang membedakan adalah perbedaan alat yang dipakai dalam proses pengolahan bahan dan proses pembentukan /perwujudan. Perbedaan alat merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan kualitas akhir yang dicapai oleh masing – masing kriyawan. Misalnya dalam proses pembentukan badan gerabah dengan teknik putar, ada kariyawan yang menggunakan alat tradisional dengan tenaga gerak kaki atau tangan, sementara kriyawan yang sudah lebih maju ada menggunakan alat putar dengan tenaga listrik (electrick wheel). Kelebihan alat yang kedua dibandingkan yang pertama adalah lebih stabil dalam pengoperasiannya serta lebih efesien dalam waktu dan tenaga. Tahapan proses pembuatan gerabah : a. Tahap persiapan Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah : 1) Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur 2) Mempersiapkan bahan campurannya 3) Mempersiapkan alat pengolahan bahan. b. Tahap pengolahan bahan. Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan alat pengolahan bahan yang dimiliki kriyawan. Alat pengolahan bahan yang dimiliki masing-masing kriyawan gerabah dewasa ini banyak yang sudah mengalami kemajuan jika dilihat dari perkembangan teknologi yang menyertainya. Walaupun masih banyak kriyawan
  • 10. 10 gerabah yang masih bertahan dengan peralatan tradisi dengan berbagai pertimbangan dianggap masih efektif. Pengolahan bahan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering dan basah. Pada umumnya pengolahan bahan gerabah yang diterapkan kriyawan gerabah tradisional di Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah, karena waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan lebih lebih sedikit. Sedangkan pengolahan bahan dengan teknik basah biasanya dilakukan oleh kriyawan yang telah memiliki peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan secara basah ini akan lebih banyak memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan secara kering. Misalnya : bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat penyerap air dan lain-lain. Pengolahan bahan secara kering dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1). Penumbukan bahan sampai halus. 2). Pengayakan hasil tumbukan 3). Pencampuran bahan baku utama (tanah) dengan bahan tambahan (pasir halus atau serbuk batu padas, dll) dengan komposisi tertentu sesuai kebiasaan yang dilakukan kriyawan gerabah masing – masing. Kemudian tanah yang telah tercampur ditambahkan air secukupnya dan diulek sampai rata dan homogen. Selanjutnya bahan gerabah sudah siap dipergunakan untuk perwujudan badan gerabah. Pencampuran ini bertujuan untuk memperkuat body gerabah pada saat pembentukan dan pembakaran. c. Tahap pembentukan badan gerabah. Beberapa teknik pembentukan yang dapat diterapkan, antara lain : teknik putar (wheel/throwing), teknik cetak (casting), teknik lempengan (slab), teknik pijit (pinching), teknik pilin (coil), dan gabungan dari beberapa teknik diatas (putar+slab, putar+pijit, dan lain-lain). Pembentukan gerabah ini juga dapat dilihat dari dua tahapan yaitu tahap pembentukan awal (badan gerabah) dan tahap pemberian dekorasi/ornamen. Umumnya kriyawan gerabah dominan menerapkan teknik putar walaupun dengan peralatan yang sederhana. Teknik pijit adalah teknik dasar membuat gerabah sebelum dikenal teknik pembentukan yang lain. Teknik ini masih digemari oleh pembuat keramik Jepang untuk membuat mangkok yang mementingkan sentuhan tangan yang khas.
  • 11. 11 d. Tahap pengeringan. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan atau tanpa panas matahari. Umumnya pengeringangerabah dengan panas matahari dapat dilakukan sehari setelah proses pembentukan selesai. e. Tahap pembakaran. Proses pembakaran (the firing process) gerabah umumnya dilakukan sekali, berbeda dengan badan keramik yang tergolong stoneneware atau porselin yang biasanya dibakar dua kali yaitu pertama pembakaran badan mentah (bisque fire) dan pembakaran glazur (glaze fire). Kriyawan tradisional pada mulanya membakar gerabahnya di ruangan terbuka seperti di halaman rumah, di ladang, atau di lahan kosong lainnya. Menurut Daniel Rhodes model pembakaran seperti ini telah dikenal sejak 8000 B.C. dan disebut sebagai tungku pemula (early kiln). Penyempurnaan bentuk tungku dan metode pembakarannya telah dilakukan pada jaman prasejarah (Rhodes, Daniel, 1968:1). Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini, penyempurnaan tungku pembakaran keramik juga semakin meningkat dengan efesiensi yang semakin baik. Penyempurnaan tungku ladang selanjutnya adalah : tungku botol, tungku bak, tungku periodik (api naik dan api naik berbalik). f. Tahap Finishing Finishing yang dimaksud disini adalah proses akhir dari gerabah setelah proses pembakaran. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya memulas dengan cat warna, melukis, menempel atau menganyam dengan bahan lain, dan lain-lain. C. Keramik 1. Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani “keramikos” yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
  • 12. 12 Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya. Strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas. Bersifat rapuh, keras, dan kaku. 2. Sejarah Keramik Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM. Peninggalan zaman ini diperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa: pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman. Awalnya manusia membuat alat bantu untuk kebutuhan hidupnya, mulai dari membuat kapak dari batu. Seperti di Sumatra ditemukan pecahan-pecahan periuk belanga di Bukit Kulit Kerang. Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namun telah terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan sebuah kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling banyak dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air. Di pantai selatan Jawa tepatnya diantara Yogyakarta dan Pacitan ditemukan pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti hasil tenun yang di buat di Sumba. Di daerah Melolo (P. Sumba) ditemukan pula periuk belanga yang berisikan tulang-tulang manusia. Peninggalan-peninggalan prasejarah ini juga ditemukan didaerah Banyuwangi, Kelapa Dua-Bogor, Kalumpang serta Minanga di Sulawesi, Gilimanuk di Bali dan juga penemuan pada waktu peninggalan arkeologis di sekitar candi Borobudur dan di Trowulan-Mojokerto. Termasuk juga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan, namun juga benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan tembikar juga ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Ditemukan juga fragmen yang terbuat dari
  • 13. 13 terracotta. Sesuai penandaaan maka tembikar-tembikar ini ada pada abad ke 3 atau 4 masehi. Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan, dan patung- patung. Ini memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan teknologi sederhana telah lama berlangsung. Artefak lainnya di gambarkan pada relief candi Borobudur yang menunjukkan motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam dengan periuk bulat dan kendi serta memasak dengan kuali. Sedangkan relief candi Prambanan dan candi Penataran (Blitar) melukiskan jambangan bunga dengan hiasan suluran dan bunga-bungaan. Peninggalan ini juga menggambarkan akan adanya kegiatan pembuatan keramik rakyat di pedesaan dan banyak hubungannya dengan penemuan kebutuhan akan wadah Keramik rakyat ini dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner. Demikian pula dengan bentuk, teknik pengolahan maupun pembakarannya, pembakaran dilakukan hanya dengan menggunakan daun-daun atau ranting-ranting pohon yang telah kering. Mereka lebih banyak memikirkan peralatan yang ada hubungannya dengan rumah tangga. Untuk keperluan tersebut dibuatlah benda gerabah dari tanah liat kemudian dibentuk dan setelah kering dibakar dengan pembakaran sederhana. Penemuan keramik merangsang kreativitas manusia untuk menciptakan berbagai macam benda keramik yang di buat dari bahan tersebut. Pada perkembangan selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan keramik diberbagai daerah. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kemajuan keramik, mulai dari faktor keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup yang merupakan pengaruh yang dominan, sebagai contoh: negeri China. Secara pasti sangatlah sulit untuk dikatakan daerah mana yang mula-mula yang merupakan pusat perkembangan keramik di Indonesia. Dari segi teknik pembuatannya benda-benda keramik yang oleh para ahli sejarah disebut “paddle and anvil technique” atau teknik tatap batu, suatu teknik pembuatan keramik tradisional yang saat ini masih dipergunakan di daerah-dareah di Indonesia. Meninjau hasil karya keramik dari beberapa daerah di Indonesia sangat menarik karena terasa ada suatu karakteristik sangat khas yang menjiwai benda-benda tersebut. Daerah tersebut antara lain Kalimantan dengan keramik Singkawang yang menghasilkan guci-guci besar. Daerah ini menghasilkan benda keramik dengan teknologi pembakaran tinggi mulai abad XIX.
  • 14. 14 Singkawang merupakan daerah migrasi orang-orang China Hokkian, yang banyak keahliannya membuat guci. Sementara masyarakat tradisional tetap melakukan aktivitas untuk membuat gerabah tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuatan apa adanya. Pada masa penjajahan Belanda Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan mulai berkembang dengan didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische Laboratorium” pada tahun 1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini sebagai pusat penelitian bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat. Selain itu mengembangkan juga teknologi glasir untuk barang gerabah halus yang disebut dengan ‘aardewerk’. Bahan glasir didatangkan dari Belanda. Selanjutnya di Plered Purwakarta didirikan sebuah pabrik keramik dengan dilengkap alat-alat produksi masinal untuk mengolah bahan tanah liat. Pabrik ini berfungsi sebagi induk yang memberikan bimbingan dalam pembuatan bahan bangunan dan gerabah halus berglasir kepada para perajin setempat. Pabrik keramik di Pleret yang dimaksudkan sebagai pusat penyuluhan di Jawa barat terpaksa gulung tikar. Sedangkan pusat induknya di Bandung hidupnya masih belum menentu keberadaannya. Tetapi walaupun dengan pemasukan teknologi impor ini, keramik Indonesia belum mengalami kemajuan yang pesat. Pusat penyuluhan bidang keramik sasarannya pada kehidupan gerabah pedesaan saja. Masyarakat kota belum banyak mengenal keramik bakaran tinggi pada masa itu, dan lebih suka menggunakan barang impor dari negeri China atau Eropa. Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah diubah namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsi sebagai balai penelitian yang meneliti dan mengembangkan serta memproduksi barang-barang keramik dengan suhu bakar tinggi. Produknya antara lain: bata tahan api, botol sake, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dibuat untuk keperluan bala tentara Jepang di Indonesia. Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka “Toki Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK), dalam operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih modern. Fungsi dan tugas BPK semakin berkembang, tidak hanya berporduksi barang- barang keramik, gelas, isolator listrik tetapi juga aktif melakukan kegiatan penelitian barang-barang mentah keramik hasil temuan bahan keramik di beberapa tempat.
  • 15. 15 Dengan diketemukannya bahan-bahan mentah yang melimpah seperti kaolin, felspard, kwarsa dan sebagainya. maka sejak tahaun 1960-an bermunculan pabrik- pabrik keramik dibebebrapa kota. Produknya pun bermacam-macam seperti produk gerabah, stoneware dan porselin, jenis produksinya antara lain peralatan makan dan minum, benda hias, barang tahan api, bata tahan api, alat-alat teknik, gips, email, dan keramik bahan bangunan. Sekitar tahun 1969 BPK mencoba mengembangkan apa yang disebut dengan keramik ‘biru putih’ yaitu imitasi keramik China yang pembakarannya pada suhu 1300 derajat celcius. Dengan diperkenalkanya produk ala China ini maka banyak perusahaan lain di kota Bandung memproduksinya; seperti pabrik keramik di Kiara Condong, pabrik keramik Tanah Agung di kota Malang, serta pabrik keramik di Plered-Purwakarta. Produk keramik dengan corak biru putih tersebut ternyata banyak penggemarnya. Pada masa Pelita ke dua munculah harapan-harapan baru untuk penggunaan benda keramik di hotel-hotel di Jakarta dan di kota-kota lain. Benda keramik tersebut berupa peralatan makan, hiasan dan tempat bunga. Kemudian berlanjut ke masyarakat kota yang mulai terbiasa menggunakan benda- benda keramik dan sedikit demi sedikit munculah keinginan benda tersebut sebagai kebutuhan rumah tangga. Kehidupan dunia keramik mulai bangkit dan tumbuhnya perusahaan kecil dan menengah yang bergerak dibidang keramik seperti terdapat di Bandung, Plered- Purwokweto, Klampok, Bayat-Klaten, Malang, Yogyakarta dan lainnya daerah di luar Jawa. Dengan perjalanan waktu, dan dengan adanya pendidikan tinggi seni rupa seperti ITB Bandung,ASRI (ISI) Yogyakarta, ASTI (ISI) Surakarta dan universitas lainnya mulai menelurkan seniman akademisi keramik yang turut menghidupkan dunia keramik saat ini. Namun, ditengah kemajuan industri keramik dunia, industri keramik Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan walaupun kemajuan dalam bidang keramik ini sudah menjadi tuntutan pasar. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana, berupa alat-alat untuk mengembangkan industri keramik itu termasuk mahal. Selain itu teknologi yang adapun sulit didapat. Sebab bahan-bahan untuk keramik maju harus bahan yang lebih murni. Tetapi usaha-usaha untuk mengembangkan industri keramik, berupa penelitian-penelitian tetap dilakukan, kegiatan seperti ini telah menjadi kegiatan rutin seperti Balai Besar Keramik di Bandung, juga kegiatan-kegiatan pengembangan desain untuk benda keramik di industri seperti di Sango Semarang, industri keramik di Tangerang dan di industri
  • 16. 16 lainnya. Dari hasil pembinaan dan bimbingan dari pemerintah dan pihak terkait, baik produktivitas dan variasi bentuk juga pengalaman perajin semakin meningkat. Perkembangan dari bentuk produk keramik yang masih melekat ciri khas dari masing-masing daerah semakin menarik dan memperkaya hasil budaya bangsa. Perkembangan dunia pariwisata yang makin maju memberikan dampak yang sangat bagus bagi perkembangan keramik. Dengan dicanangkannya desa wisata seperti: di desa Pager Jurang-Bayat Klaten, desa Kasongan-Bantul, Klampok-Banjarnegara, Banyumulek- Lombok semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas juga pemasaran produk keramik yang semakin berkembang hingga kini. Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namun telah terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan sebuah kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling banyak dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air. 3. Sifat Keramik Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. Sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat- sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik. Aplikasi struktural keramik maju termasuk komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat. Misalnya,
  • 17. 17 TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu menahan beban yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat. Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika basah namun ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih kuat. Material yang sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan silikon karbida (SiC) digunakan sebagai abrasif untuk grinding dan polishing. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron- elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar diterapkan. Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar mulus penampakannya. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan. Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :  kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah,  Tahan korosi,  Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor,  Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik atau semimagnetik) Keras dan kuat, namun rapuh.
  • 18. 18 4. Macam Keramik Pada umumnya keramik terbagi dua, yaitu Keramik tradisional dan keramik halus. a. Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory). b. Keramik halus (Fine ceramics) atau keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004). Ada pula keramuk yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Berikut ini adalah macamnya: a. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya. b. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°- 1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah. c. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga
  • 19. 19 mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir. c. Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya. 5. Pembuatan Keramik Pembuatan keramik umumnya mirip dengan pembuatan gerabah, namun dengan penyempurnaan dibagian akhhir, keramik menjad bahan produksi yang sempurna untuk kerajinan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Berikut ini adalah teknik-teknik pembuatan keramik. a. Teknik coil (lilit pilin) b. Teknik tatap batu/pijat c. teknik Teknik slab (lempengan) d. Teknik putar e. Teknik cetak. Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik. Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki
  • 20. 20 (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk- bentuk yang sama seperti gentong, guci dll Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan lain-lain. Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan proses yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang terbantuk lebih kuat dan padat. Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air. Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang berbentuk seperti cetakan. Teknik cetak adalah proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian keramik dipisahkan. Extrusion adalah proses kontinu yang manama bubuk keramik dipanaskan didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan mendorong material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern. Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700 C. Pada proses
  • 21. 21 pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20 persen dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
  • 22. 22 BAB III PEMBAHASAN Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai hasil wawancara yang telah penulis lakukan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Karena di desa Kasongan ini terdapat pengrajin/kriyawan dan pengusaha, maka untuk proses pembuatannya dan proses pemasarannya juga terpisah. Ada penduduk yang menjadi pengrajin kriyawan saja, ada yang hanya menjadi pengusaha dengan mengumpulkan hasil kerajinan dari kriyawan dan menjualnya di gerai, dan ada yan menjadi pengrajin/ kriyawan sekaligus pengusaha yang memiliki gerai untuk memasarkan hasil kerajinannnya. Berikut ini adalah laporan produksi dan laporan pemasaran gerabah di desa Kasongan. A. Laporan Produksi Wawancara pertama yang penulis lakukan adalah dengan bapak Toyo yang merupakan pengrajin/ kriyawan di desa Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Bapak Toyo seorang pengrajin gerabah asl desa Kasongan. Beliau telah menjadi oengrajiin selama 15 tahun. Di studio kerja pak Toyo, beliau mengatakan membuat tungku untuk membatik, asbak, patung dan guci. Menurut pak Toyo, saat ini yang paling banyak diminati tungku dan patung Dimas-Diajeng. Kerajinan yang dibuat oleh bapak Toyo keseluruhan berasal dari tanah liat yang berasal dari daerah lain, karena tanah Kasongan kualitanya kurang. Tanah itu berasal dari Bantul dan Trowulan.
  • 23. 23 Karena di Kasongan sendiri kualitas tanahnya rendah, saat dibakar akan menghasilkan kuaitas yang rendah juga. Maka dari itu diperlukan beberapa proses untuk membuat gerabah. Proses itu diantaranya adalah penyiapan bahan, pencetakan, pengeringan, pembakaran dan finishing. Penyiapan bahan baku di Kasongan dengan mendatangkan tanah dari luar daerah. Pencetakan adalah membuat cetakan (mask) bahan produksi, yang hasilnya akan membentuk gerabah menjadi bentuk-bentuk yang diingin kan. pembuatan mask menggunakan gips, karena sifatnya yang mudah menyerap air sehingga tidak lengket untuk mencetak jika dicampur dengan tanah. Menurut pak Toyo, satu hari, seorang pengrajin dapat mencetak 20 pasang patung Dimas-Diajeng. Setelah dicetak patung dikeringkan dianginkan ditempat teduh, kemudian baru dijemur dibawah terik matahari selama 1 hari. Setelah itu patung dibakar di dalam oven selama 8 jam. Suhu pembakaran di Kasongan ± 900oC -1000oC. Setelah pembakaran selesai disortir mana yang perlu diperbaiki dan mana yang langsung masuk proses finishing. Jika retak < 50% maka diperbaiki, namun jika retak > 50% maka patung itu rusak dan dibuang. Pada proses finishing, patung diampelas sampai halus kemudian disemprot warna dasar dengan menggunakan cat tembok. Kemudian baru diwarnai menurut selera. Disinilah kreatifitas pengrajin sangat diperlukan agar tampilan patung menjadi indah dan menarik. Patung Dimas-Diajeng ini jika dibeli di gerai harganya Rp. 70.000,-. Pengrajin menjual pada gerai Rp. 50.000,-. jika ada pembeli yang langsung membeli di pengrajin harganya Rp. 60.000,-.
  • 24. 24 Pemasaran yang dilakukan adalah dari pengrajin ke gerai- gerai yang ada di jalan utama desa Kasongan. Banyak dari gerabah- gerabah itu kemudian dikrim ke Bali, Singapura, Australia, Jerman, Amerika, Malaysia, Belanda. T idak sedikit pula wiatawan yang langsung datang ke pengrajin dan membeli apa yang mereka inginkan. Permodalan untuk gerabah disesuai denan kemampuan. Pak Toyo menyebutnya biaya cadangan yang diperoleh setelah perhitungan penjualan. Harga penjualan itu sudah diperhitungkan dengan biaya produksi dan tenaga produksinya, dan biaya cadangan. Jadi tidak ada istilah rugi. Keuntungan yang didapat itu diperoleh dari per barang, karena pembuatannya memerlukan waktu yang lama, jadi keuntungan yang diperoleh juga lumayan besar. Kalau memilik gerai, pemasaran mudah karena memiliki tempat untuk memajang gerabah-gerabah itu. Untuk pengrajin, pemasaran melalui gerai dan wisatawan-isatawan yang langsung datang kesini. B. Laporan Pemasaran Wawancara selanjutnya adalah dengan mbak Tri yang merupakan pemilik salah satu gerai kerajinan disana.
  • 25. 25 Di gerai kerajinan milik mbak Tri, dijual beraneka kerajinan mulai dari souvenir gerabah, keramik dan ornamen dari batu yang diukir. Sebagai contoh, disana menjual lampu, vas bunga, guci, bunga-bunga hiasan, kotak penyimpanan dan massih banyak lagi. Menurut mbak Tri, kerajinan di gerai tersebut terbuat dari b ahan tanah liat, batu apung, kayu. Namun yang paling banyak terbuat dari tanah liat dan batu apung. Kerajinan gerabah yang dijual disini, banyak diambil dari pengrajin di Kasongan. Gerai mbak Tri ini tidak memproduksi gerabah, hanya memasarkan saja. Para pengrajin membuat kerajinan berdasarkan pesanan. Ada juga pengrajin yang menjual hasil kerajinannya ke gerai untuk dijual kembali. Segala kerajinan yang dijual disana rata-rata dibanderol dengan harga Rp. 100.000,- hingga jutaan rupiah. Guci yang sedang dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai Rp. 700.000,- Cermin dari batu apung dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai Rp. 1.000.000,- Menurutnya, sebuah guci besar yang terbuat dari batu apung pernah dijualnya dengan harga Rp. 4.750.000,-. Hal itu dikarenakan proes pembuatannya yang sulit karena pahatan-pahatan yang kecil dan rumit sehingga membutuhkan ketelitian yang bagus. Biasanya orang-orang yang datang ke gerai untuk melihat-lihat dan membeli. Namun, gerai mbak Tri lebih banyak mendistribusikan gerabahnya ke Bali. Menurutnya, di Bali banyak permintaan gerabah maupun keramik untuk dijual kembali atau untuk pelengkap ruangan rumah, hotel maupun kantor. Selain ke Bali, gerabah juga di ekspor juga ke luar negeri, ke Singapura dan Belanda. Sekarang ini, pemasaran ke luar negeri berkurang, karena permintaan sedikit. Selain itu, orang luar negeri sudah dapat membuat gerabah sendiri sehingga mereka mampu memproduksi dan memasarkan sendiri. Mereka datang di Kasongan, menikah dengan orang Kasongan, dan belajar membuat kerajinan-kerajinan yang kemudian dipasarkan negara mereka atau negara lain. Beberapa gerai di Kasongan adalah milik orang luar negeri Modal yang digunakan seuai dengan kemampuan. Gerai mbak Tri ini mendapatkan modal dari luar negeri, jadi modal yang besar dengan mudah untuk didapatkan. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan kerajinan rata-rata 15% dari setiap barang.
  • 26. 26 Strategi pemasaran yang di lakukan gerai mbak Tri sekarang ini adalah melalui mulut ke mulut, pamflet dan online sehingga jaringan semakin luas dan pembeli juga semakin banyak.
  • 27. 27 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa desa Kasongan Bantul Yogyakarta merupakan daerah wisata kerajinan gerabah dan keramik yang terkenal di Yogyakarta. Di Kasongan banyak di produksi berbagai macam gerabah dan keramik hingga souvenir pernikahan. Dengan kreatifitas dan inovasi para pengrajin tanah liat dapat ubah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi bahkan sampai di ekspor ke luar negeri ssemial ke Australia dan Perancis. Strategi pemasaran yang baik mampu mendatangkan keuntungan yang memuaskan. Sehingga para pengrajin serta penjual kerajinan gerabah dan keramik semakin banyak. Oleh karena itu banyak konsumen yang datang langsung ke desa Kasongan untuk membeli kerajinan disana.
  • 29. 29 LAMPIRAN-LAMPIRAN Hasil wawancara dengan pak Toyo Apa saja yang dijual disini? Disini hanya membuat gerabahnya mbak. Kami disini membuat tungku untuk membatik, asbak, patung dan guci. Yang paling banyak diminati sekarang adalah tungku dan patung Dimas-Diajeng. dari bahan apa saja segala kerajinan yang dijual disini? Kerajinan yang dibuat disini keseluruhan berasal dari tanah liat. Dari manakah mendapatkan bahan itu? Karena kasongan sudah jarang lahan menggali, maka kam mendatang kan dari daerah lain. Dari manakah tanah itu pak? Kami mendatangnkan tanah dari Bantul dan Trowulan. Bagaimana proses produksinya? Karena di Kasongan sendiri kualitas tanahnya rendah, saat dibakar akan menghasilkan kuaitas yang rendah juga. Maka dari itu diperlukan beberapa proses untuk membuat gerabah. Proses itu diantaranya adalah penyiapan bahan, pencetakan, pengeringan, pembakaran dan finishing. Penyiapan bahan baku di Kasongan dengan mendatangkan tanah dari luar daerah. Pencetakan adalah membuat cetakan (mask) bahan produksi, yang hasilnya akan membentuk gerabah menjadi bentuk-bentuk yang diinginkan. pembuatan mask menggunakan gips, karena sifatnya yang mudah menyerap air sehingga tidak lengket untuk mencetak jika dicampur dengan tanah. Satu hari, seorang pengrajin dapat mencetak 20 pasang patung Dimas-Diajeng. Setelah dicetak patung dikeringkan dianginkan ditempat teduh, kemudian baru dijemur dibawah terik matahari selama 1 hari. Setelah itu patung dibakar di dalam oven selama 8 jam. Suhu pembakaran di Kasongan ± 900oC -1000oC. Setelah pembakaran selesai disortir mana yang perlu diperbaiki dan mana yang langsung masuk proses finishing. Jika retak < 50% maka diperbaiki, namun jika retak > 50% maka patung itu rusak dan dibuang. pada proses finishing, patung diampelas sampai halus kemudian disemprot warna dasar dengan menggunakan cat tembok. Kemudian baru diwarnai menurut selera. Disinilah kreatifitas pengrajin sangat diperlukan agar tampilan patung menjadi indah dan menarik. Masing-masing produk dijual dengan harga berapa?
  • 30. 30 Patung Dimas-Diajeng ini jika dibeli di gerai harganya Rp. 70.000,-. Pengrajin menjual pada gerai Rp. 50.000,-. jika ada pembeli yang langsung membeli di pengrajin harganya Rp. 60.000,-. Pemasarannya di distribusikan kemana saja? Pendistribusian kalau langsung dari pengrajin ke gerai- gerai di depan tadi. Banyak dari gerabah- gerabah itu dikrim ke Bali, Singapura, Australia, Jerman, Amerika, Malaysia, Belanda. Terkadang ada juga yang langsung kesini, membeli apa yang mereka inginkan. Perkiraan modal yang dibutuhkan untuk usaha ini berapa? Yang ada adalah biaya cadangan yang diperoleh setelah perhitungan penjualan. Harga penjualan itu sudah diperhitungkan dengan biaya produksi dan tenaga produksinya. Jadi tidak ada istilah rugi. Lalu keuntungannya yang diadapatkan perhari barapa? Keuntungan yang didapat itu diperoleh dari per barang, karena pembuatannya memerlukan waktu yang lama, jadi keuntungan yang diperoleh juga lumayan. Pemasaran yang baik itu yang bagaimana untuk memasarkan gerabah-gerabah ini? Kalau memilik gerai, pemasaran mudah karena memiliki tempat untuk memajang gerabah- gerabah itu. Untuk pengrajin, pemasaran melalui gerai dan wisatawan-isatawan yang langsung datang kesini.
  • 31. 31 Hasil wawancara dengan mbak Tri Apa saja yang dijual digerai ini? lampu, vas bunga, guci, bunga-bunga hiasan, kotak penyimpanan dari bahan apa saja segala kerajinan yang dijual disini? Dari bahan tanah liat, batu apung, kayu, yang paling banyak terbuat dari tanah liat mbak Bagaimana proses produksinya? Untuk produksi, kami mengambil hasil kerajinan dari pengrajin disektar sini, yang sekiranya sesuai kami pasarkan disini. Biasanya para pengrajin kami membuat kerajinan berdaarkan pesanan. Jadi sesuai permintaan konsumen. Tapi yan dipajang disini ini memang khusus untuk pemaaran, jadi pembeli tidak harus pesan. Kalau sekiranya pas, bisa langsung membelinya. Untuk pemasarannya, maing-masing produk dijual dengan harga berapa? Untuk lampu seperti ini, dijual dengan harga Rp. 100.000,- Untuk guci yang sedang dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai Rp. 700.000,- Guci besar dijual dengan harga Rp. 700.000,- hingga jutaan, tergantung kerumitan motif guci sendiri Cermin yan disana dijual dengan harga Rp. 400.000,- sampai Rp. 1.000.000,- Pernah beberapa waktu lalu ada guci besar yang terjual Rp. 4.750.000,-. Hal itu karena model guci yang antik dengan ornamen yang unik berupa pahatan-pahatan kecil. Proses pembuatannya jua memerlukan waktu yang lama dan harus teliti. Untuk pemasarannya di distribusikan kemana saja? Biasanya orang-orang yan datang langung kesini untuk melihat-lihat. Tapi, di gerai kami ini paling banyak di distribusikan ke Bali. Di Bali banyak permintaan gerabah maupun keramik untuk dijual kembali atau untuk pelengkap ruangan rumah, hotel maupun kantor. Selain ke Bali, di ekspor juga ke luar negeri, ke Singapura dan Belanda. Pemasaran keluar negeri memberikan keuntungan yang lebh atau sama saja jika di jual di dalam negeri? Sekarang ini, pemasaran ke luar negeri berkurang, karena permintaan sedikit. Selain itu, orang luar negeri sudah dapat membuat gerabah sendiri sehingga mereka mampu memproduksi dan memasarkan sendiri. Mereka datang disini, menikah dengan orang sini, dan belajar membuat kerajinan-kerajinan yang kemudian dipasarkan negara mereka atau negara lain. Beberapa gerai di Kasonan sini juga milik orang luar negeri untuk modal, perkiraan modal yang dibutuhkan untuk usaha ini berapa?
  • 32. 32 Modalnya ya besar, soalnya modal yang kami dapat juda dari luar negeri Lalu keuntungannya yang diadapatkan perhari barapa? Masalah untung, setiap penjualan kami mendapat untung 15% , jadi setiap sebuah barang terjual, kami mendapat 15% keuntungannnya Misalnya, guci ini kami membelinya dari pengrajin Rp. 750.000, kami menjualnya dengan harga Rp. 870.000 Pemasaran yang baik itu yang bagaimana untuk memasarkan gerabah-gerabah ini? Strategi pemasaran yang kami lakukan sekarang ini adalah melalui mulut ke mulut, pamflet dan online