2. PENGERTIAN ESO
“Kejadian yang berkaitan dengan obat yang menyebabkan berbahaya dan tidak
disengaja dan terjadi pada dosis normal untuk manusia sebagai profilaksis,
diagnosis atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologi” (WHO)
“efek samping serius (terkait obat atau perangkat) yang menyebabkan kematian,
mengancam jiwa (risiko kematian), di rawat di RS (masuk atau lama perawatan),
ketidakmampuan (signifikan, persisten atau permanen), cacat bawaan, atau
butuh intervensi untuk mencegah kerusakan permanen”(FDA)
“Efek samping yang tidak terduga, tidak diharapkan, respon berlebihan terhadap
obat yang perlu penghentian obat, perlu ganti obat, perlu atur dosis, butuh MRS,
lama perawatan lebih panjang, butuh terapi suportif, perburukan prognosis,
menyebabkan kerusakan permanen, kematian” (ASHP)
Yang tidak termasuk ESO antara lain: reaksi putus obat, penyalahgunaan obat,
keracunan obat, over dosis.
3. PREVALENSI KEJADIAN ESO
ESO terjadi sekitar 28% pada pasien yang menjalani perawatan di RS
ESO menyebabkan 8-15% pasien harus menjalani perawatan di RS
ESO terjadi sekitar 20% pada pasien rawat jalan
Biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya perawatan pasien ESO 5-7 milar dolar.
4. TIMBULNYA EFEK SAMPING
Kulit
Kepala
Saluran pencernaan
Saluran pernafasan
Jantung
Urin
8. PERANTENAGA FARMASI PADA ESO
Monitor
Mendeteksi
Mengevaluasi
Mendokumentasi
Melaporkan
Mengintervensi dan memberikan edukasi kepada tenaga Kesehatan, pasien
terkait ESO
9. KLASIFIKASI ESO
❖Berdasarkan mekanismenya (farmakologi atau farmakodinamik):
▪ Idiosinkratik: respon yang jarang terjadi dan tidak dapat diterangkan mengapa hal itu
terjadi
▪ Hipersensitif: reaksi, yang tidak dapat dijelaskan secara farmakologi, disebabkan
reaktifitas pasien dan secara umum terjadi manifestasi alergi
▪ Intoleransi: efek berdasarkan karakteristik farmakologi biasanya tidak terjadi pada dosis
kecil, namun pada dosis lazim memicu reaksi berlebihan
▪ Interaksi obat: respon farmakologi tidak umum yang tidak dapat dijelaskan dengan aksi
satu obat, tetapi disebabkan ≥ 2 obat
▪ Farmakologi: diketahui, efek farmakologi obat sifatnya tetap, relasi terhadap dosis
10. KLASIFIKASI ESO
❖Berdasarkan derajat keparahan:
▪ Minor: tidak perlu antidot, tidak perlu MRS atau tambahan lama hari perawatan
▪ Moderate: membutuhkan perubahan terapi, terapi yang spesifik, atau butuh tambahan
lama hari perawatan sedikitnya sehari
▪ severe: berpotensi mengancam jiwa, menyebabkan kerusakan permanen atau
membutuhkan perawatan di ICU
▪ lethal: secara langsung atau tidak langsung menyebabkan kematian pada pasien
12. KARAKTERISTIK PELAPORAN ESOYANG
BAIK
Deskripsi ESO yang dialami pasien, waktu mula munculnya gejala
Informasi detail obat (dosis, tanggal, frekuensi dan lama pemberian, lot number,
termasuk obat bebas, suplemen makanan dan pengobatan lain yang telah dihentikan
yang digunakan dalam waktu yang berdekatan dengan awal mula kejadian ESO)
Karakteristik pasien
Diagnosa efek samping
Informasi pelapor
Terapi atauTindakan medis (untuk menangani ESO)
Data lab
Informasi dechallenge atau rechallenge
13. ESO ATAU PENYAKIT?
Apakah ada penjelasan lain terkait gejala (yang berkaitan dengan penyakit)?
Apakah pernah dilaporkan kasus ESO pada obat tsb? Seberapa sering? Sangat
sulit dilakukan jika obat adalah obat baru.
Waktu munculnya ESO, apakah ada relasi waktu dan munculnya ESO pada
literatur?
Apakah dosis berlebihan?Cek kadar obat dalam serum. Cek fungsi renal
Apakah gejala hilang bila obat dihentikan atau dosis diturunkan?
Apakah gejala muncul kembali saat dosis diberikan?
21. INTERAKSI OBAT
Terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara
obat dengan obat lain, obat dengan makanan, atau
obat dengan minuman yang menyebabkan perubahan
efektivitas atau toksisitas obat
22. MEKANISME INTERAKSI OBAT
❖Interaksi farmakokinetik (ADME)
• Absorbsi: adsorbpsi, kelat, kompleksasi, pH
• Distribusi: ikatan obat-protein
• Metabolisme: induksi atau inhibisi CYP450
• Ekskresi: interferensi ekskresi ginjal
❖Interaksi farmakodinamik (mekanisme farmakologi)
• Aditif: 2 zat dengan efek yang sama
• Sinergisme: kombinasi 2 zat akan menimbulkan efek lebih besar
• Antagonisme : saling meniadakan
23. CARA MEMPREDIKSI INTERAKSI OBAT
Apakah ada efek yang diharapkan taua efek samping pada dua obat ada
kesamaan?
Apakah ada laporan terkait interaksi obat dari kelas obat yang sama?
Jika kedua obat dimetabolisme di liver, oleh jenis enzim apa?
Jika kedua obat dieliminasi di ginjal, bagaimana interaksinya dengan enzim
inducer atau inhibitor?
24. MONITORING INTERAKSI OBAT
Pasien geriatric
Polifammasi
Cek potensial interaksi obat dengan risiko tinggi
Enzim inhibitor dan inducer (eritromisin, rifampisin, fenitoin, protease inhibitor)
Obat rentang terapi sempit (warfarin, digoksin, litium, fenitoin, teofilin)
Cek interaksi dengan obat yang tidak diresepkan
Terapi laternatif (Herbal, suplemen)
OTC
Alkohol, rokok