Teks tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, termasuk pengertian jual beli secara bahasa dan syara', dasar-dasar hukum jual beli menurut Al-Quran dan hadis, serta beberapa contoh ayat Al-Quran yang mengatur tentang jual beli. Secara keseluruhan teks tersebut menjelaskan tata cara jual beli yang sesuai dengan syariat Islam.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pandangan Islam dan teori ekonomi Barat mengenai bunga uang. Islam melarang riba atau bunga berdasarkan ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi, sedangkan pandangan Barat membenarkan bunga sebagai imbalan atas penundaan konsumsi.
Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk segera meninggalkan aktivitas jual beli dan duniawi lainnya ketika mendengar seruan sholat Jumat. Setelah menunaikan sholat, umat diminta untuk kembali bekerja dan mencari nafkah, tetapi tetap mengingat Allah. Ayat ini menekankan pentingnya menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat.
Makalah ini membahas tentang riba dalam Islam. Riba dijelaskan sebagai pengambilan tambahan atas suatu pinjaman secara bathil yang dilarang dalam agama Islam berdasarkan Al-Quran dan hadis. Sejarah pemikiran tentang riba juga ditelusuri hingga zaman Yahudi, Yunani, dan Romawi. Dibahas pula pengertian riba secara bahasa dan istilah serta dalil-dalil Al-Quran dan hadis yang melarang praktek
Teks tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, termasuk pengertian jual beli secara bahasa dan syara', dasar-dasar hukum jual beli menurut Al-Quran dan hadis, serta beberapa contoh ayat Al-Quran yang mengatur tentang jual beli. Secara keseluruhan teks tersebut menjelaskan tata cara jual beli yang sesuai dengan syariat Islam.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pandangan Islam dan teori ekonomi Barat mengenai bunga uang. Islam melarang riba atau bunga berdasarkan ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi, sedangkan pandangan Barat membenarkan bunga sebagai imbalan atas penundaan konsumsi.
Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk segera meninggalkan aktivitas jual beli dan duniawi lainnya ketika mendengar seruan sholat Jumat. Setelah menunaikan sholat, umat diminta untuk kembali bekerja dan mencari nafkah, tetapi tetap mengingat Allah. Ayat ini menekankan pentingnya menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat.
Makalah ini membahas tentang riba dalam Islam. Riba dijelaskan sebagai pengambilan tambahan atas suatu pinjaman secara bathil yang dilarang dalam agama Islam berdasarkan Al-Quran dan hadis. Sejarah pemikiran tentang riba juga ditelusuri hingga zaman Yahudi, Yunani, dan Romawi. Dibahas pula pengertian riba secara bahasa dan istilah serta dalil-dalil Al-Quran dan hadis yang melarang praktek
Teks membahas tentang larangan riba dalam Islam. Dijelaskan definisi riba secara bahasa dan syarak, jenis-jenisnya seperti riba nasi'ah dan riba fadhl, serta ancaman-ancaman berat bagi mereka yang tetap memakan atau memberikan riba walaupun sudah mengetahui keterlarangannya secara syarak.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Hadis-hadis dalam dokumen tersebut menjelaskan larangan riba dalam berbagai konteks seperti larangan memakan harta dengan riba, larangan tambahan dalam jual beli, serta kewajiban melakukan jual beli dengan takaran yang seimbang. Dosa melakukan riba disepadankan dengan tujuh dosa besar dan lebih berat dari zina.
Dokumen tersebut membahas tentang hutang piutang menurut Islam. Terdapat beberapa dalil dari Al-Quran dan hadis yang menunjukkan bahwa hutang piutang diperbolehkan asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu seperti niat ikhlas membantu orang lain dan tanpa adanya tambahan keuntungan. Dokumen juga menjelaskan manfaat hutang piutang bagi memenuhi kebutuhan hidup serta keutamaan bagi yang memberikan pinjaman.
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga”. (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Dokumen tersebut membahas tentang larangan riba dalam pandangan syariat Islam. Riba dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu riba hutang-piutang dan riba jual beli, dan masing-masing kelompok tersebut memiliki jenis-jenis riba yang dijelaskan. Alquran dan hadis mengancam keras pelaku riba dengan berbagai sanksi seperti dianalogikan seperti orang kerasukan setan dan dijanjikan neraka."
Artikel ini membahasikan konsep kewajiban membayar zakat dan larangan riba dalam Islam berdasarkan sumber al-Quran dan hadis. Ia menjelaskan definisi zakat dan riba, syarat-syarat zakat, golongan penerima zakat, jenis-jenis riba yang dilarang, dan manfaat zakat serta larangan riba dalam pembangunan ekonomi Islam. Artikel ini menekankan pentingnya memahami dan melaksanakan kewajiban zakat
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian riba dalam Islam. Secara singkat, riba dijelaskan sebagai tambahan yang tidak disertai pertukaran setara, dan dibedakan menjadi dua jenis yaitu riba nasiah yang terkait penundaan pembayaran hutang dan riba fadl terkait pertukaran barang sejenis dengan kelebihan. Dokumen juga menjelaskan larangan keras terhadap riba dalam Alquran dan hadis.
Larangan riba dalam koperasi menjelaskan bahwa Islam melarang segala bentuk praktik riba, termasuk dalam lembaga koperasi. Dokumen ini mendefinisikan riba, menjelaskan larangan riba dalam Alquran dan hadis, serta pandangan Yahudi, Yunani, Romawi, dan Kristen terhadap riba. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa tujuan koperasi sesuai dengan syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membangun bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dokumen tersebut menjelaskan larangan terhadap riba (bunga) dalam Alquran dan hadis, serta cara-cara untuk menghindari riba dan bertaubat bagi yang pernah melakukannya. Dokumen tersebut juga mengajak pembaca untuk melanjutkan pembahasan ke segment berikutnya tentang cara membangun bisnis syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang muamalah dalam Islam, termasuk pengertian muamalah, jual beli, dan riba. Muamalah mengatur hubungan antara orang dalam transaksi seperti jual beli yang melibatkan hak dan harta. Jual beli dalam Islam diatur dengan syarat-syarat tertentu untuk penjual, pembeli, dan barang yang dijual. Sedangkan riba dalam berbagai bentuknya seperti riba fadli, qordli, nasi'
Dokumen tersebut membahas tentang riba dalam perspektif Islam. Riba secara harfiah berarti bertambah, tetapi dalam istilah teknis merujuk kepada pengambilan tambahan dari harta pokok secara batil. Alquran melarang riba dan menyebutkan dampak negatifnya bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Hikmah larangan riba adalah untuk melindungi harta umat Islam dan memotivasi investasi yang halal.
Dokumen tersebut membahas larangan mengkonsumsi riba dalam Islam dan akibat-akibatnya. Terdapat beberapa alasan mengapa umat Muslim masih mengambil riba walaupun dilarang, antara lain karena menganggap dosanya ringan atau mengira bunga bukan termasuk riba. Dokumen tersebut kemudian menjelaskan bahwa riba adalah dosa besar yang diancam neraka, serta mengutip beberapa hadist Nabi yang menyatakan bahwa
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi ekonomi dalam Islam, termasuk pengertian muamalah, jenis-jenis muamalah seperti jual beli dan pinjam meminjam, serta larangan-larangan seperti riba. Dokumen juga menjelaskan syarat-syarat sahnya suatu transaksi menurut agama Islam.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah seperti jual beli, sewa menyewa, dan hutang piutang yang sah menurut ajaran Islam.
2) Termasuk di dalamnya syarat dan rukun transaksi jual beli dan sewa menyewa yang sah, serta dalil-dalil Alquran dan hadist tentang hutang piutang.
3) Juga disebutkan pedoman dan larangan
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum Islam seputar riba. Terdapat dua jenis riba yaitu riba fadhl dan riba nasi'ah. Riba dilarang keras dalam Islam karena termasuk dosa besar. Beberapa contoh riba fadhl dan penjelasan mengenai barang-barang yang termasuk ribawi juga dijelaskan."
Teks membahas tentang larangan riba dalam Islam. Dijelaskan definisi riba secara bahasa dan syarak, jenis-jenisnya seperti riba nasi'ah dan riba fadhl, serta ancaman-ancaman berat bagi mereka yang tetap memakan atau memberikan riba walaupun sudah mengetahui keterlarangannya secara syarak.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Hadis-hadis dalam dokumen tersebut menjelaskan larangan riba dalam berbagai konteks seperti larangan memakan harta dengan riba, larangan tambahan dalam jual beli, serta kewajiban melakukan jual beli dengan takaran yang seimbang. Dosa melakukan riba disepadankan dengan tujuh dosa besar dan lebih berat dari zina.
Dokumen tersebut membahas tentang hutang piutang menurut Islam. Terdapat beberapa dalil dari Al-Quran dan hadis yang menunjukkan bahwa hutang piutang diperbolehkan asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu seperti niat ikhlas membantu orang lain dan tanpa adanya tambahan keuntungan. Dokumen juga menjelaskan manfaat hutang piutang bagi memenuhi kebutuhan hidup serta keutamaan bagi yang memberikan pinjaman.
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga”. (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Dokumen tersebut membahas tentang larangan riba dalam pandangan syariat Islam. Riba dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu riba hutang-piutang dan riba jual beli, dan masing-masing kelompok tersebut memiliki jenis-jenis riba yang dijelaskan. Alquran dan hadis mengancam keras pelaku riba dengan berbagai sanksi seperti dianalogikan seperti orang kerasukan setan dan dijanjikan neraka."
Artikel ini membahasikan konsep kewajiban membayar zakat dan larangan riba dalam Islam berdasarkan sumber al-Quran dan hadis. Ia menjelaskan definisi zakat dan riba, syarat-syarat zakat, golongan penerima zakat, jenis-jenis riba yang dilarang, dan manfaat zakat serta larangan riba dalam pembangunan ekonomi Islam. Artikel ini menekankan pentingnya memahami dan melaksanakan kewajiban zakat
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian riba dalam Islam. Secara singkat, riba dijelaskan sebagai tambahan yang tidak disertai pertukaran setara, dan dibedakan menjadi dua jenis yaitu riba nasiah yang terkait penundaan pembayaran hutang dan riba fadl terkait pertukaran barang sejenis dengan kelebihan. Dokumen juga menjelaskan larangan keras terhadap riba dalam Alquran dan hadis.
Larangan riba dalam koperasi menjelaskan bahwa Islam melarang segala bentuk praktik riba, termasuk dalam lembaga koperasi. Dokumen ini mendefinisikan riba, menjelaskan larangan riba dalam Alquran dan hadis, serta pandangan Yahudi, Yunani, Romawi, dan Kristen terhadap riba. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa tujuan koperasi sesuai dengan syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membangun bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dokumen tersebut menjelaskan larangan terhadap riba (bunga) dalam Alquran dan hadis, serta cara-cara untuk menghindari riba dan bertaubat bagi yang pernah melakukannya. Dokumen tersebut juga mengajak pembaca untuk melanjutkan pembahasan ke segment berikutnya tentang cara membangun bisnis syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang muamalah dalam Islam, termasuk pengertian muamalah, jual beli, dan riba. Muamalah mengatur hubungan antara orang dalam transaksi seperti jual beli yang melibatkan hak dan harta. Jual beli dalam Islam diatur dengan syarat-syarat tertentu untuk penjual, pembeli, dan barang yang dijual. Sedangkan riba dalam berbagai bentuknya seperti riba fadli, qordli, nasi'
Dokumen tersebut membahas tentang riba dalam perspektif Islam. Riba secara harfiah berarti bertambah, tetapi dalam istilah teknis merujuk kepada pengambilan tambahan dari harta pokok secara batil. Alquran melarang riba dan menyebutkan dampak negatifnya bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Hikmah larangan riba adalah untuk melindungi harta umat Islam dan memotivasi investasi yang halal.
Dokumen tersebut membahas larangan mengkonsumsi riba dalam Islam dan akibat-akibatnya. Terdapat beberapa alasan mengapa umat Muslim masih mengambil riba walaupun dilarang, antara lain karena menganggap dosanya ringan atau mengira bunga bukan termasuk riba. Dokumen tersebut kemudian menjelaskan bahwa riba adalah dosa besar yang diancam neraka, serta mengutip beberapa hadist Nabi yang menyatakan bahwa
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi ekonomi dalam Islam, termasuk pengertian muamalah, jenis-jenis muamalah seperti jual beli dan pinjam meminjam, serta larangan-larangan seperti riba. Dokumen juga menjelaskan syarat-syarat sahnya suatu transaksi menurut agama Islam.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah seperti jual beli, sewa menyewa, dan hutang piutang yang sah menurut ajaran Islam.
2) Termasuk di dalamnya syarat dan rukun transaksi jual beli dan sewa menyewa yang sah, serta dalil-dalil Alquran dan hadist tentang hutang piutang.
3) Juga disebutkan pedoman dan larangan
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum Islam seputar riba. Terdapat dua jenis riba yaitu riba fadhl dan riba nasi'ah. Riba dilarang keras dalam Islam karena termasuk dosa besar. Beberapa contoh riba fadhl dan penjelasan mengenai barang-barang yang termasuk ribawi juga dijelaskan."
Dokumen tersebut membahas hukum menanamkan saham di bank yang beroperasi dengan sistem bunga. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa bank didirikan atas dasar riba, yang dilarang dalam Alquran. Ia mengutip beberapa ayat Alquran dan hadis yang melarang riba. Karena itu, menanamkan saham di bank tersebut diharamkan. Para ulama dan da'i juga memiliki tanggung jawab besar untuk menjelask
Riba dalam al-Quran dan al-Sunnah menunjukkan bahwa Allah mengharamkan semua bentuk riba tanpa pengecualian. Pengharaman riba dilakukan secara bertahap dalam al-Quran melalui nasihat negatif, sindiran, larangan sebagian, hingga larangan yang jelas dan tegas. Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW memberikan penjelasan lebih lanjut tentang berbagai bentuk riba yang diharamkan. Terdapat perbedaan pendapat ulama tent
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membangun bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dokumen tersebut menjelaskan larangan terhadap riba (bunga) dalam Alquran dan hadis, serta cara-cara untuk menghindari riba dan membangun bisnis secara syariah. Dokumen tersebut juga memberikan penjelasan tentang tata cara bertaubat bagi mereka yang sebelumnya terlibat dalam aktivitas riba.
Riba (usury) erat kaitannya dengan dunia perbankan konvensional, di mana dalam perbankan konvensional banyak kita temui transaksi yang memakai konsep bunga, berbeda dengan perbankan yang berbasis syariah yang memakai prinsip bagi hasil (mudharabah) yang belakangan ini lagi marak dengan diterbitkannya undang-undang perbankan syari'ah di Indonesia nomor 7 tahun 1992.
Allah SWT mengharamkan riba dengan menggunakan 4 (empat) metode secara gredual (step by step)
Surat Ar-rum Ayat 39
Surat An-nisa' Ayat 160-161
Surat Ali Imran Ayat 130
Surat Al-baqarah Ayat 275-279
1. Islam melarang sistem riba yang mengandung unsur kelebihan dan tambahan tanpa ada imbalan yang setara bagi kedua belah pihak dalam transaksi pinjam meminjam uang.
2. Alquran mengandung beberapa ayat yang secara tegas melarang riba dan menganjurkan umat Islam untuk meninggalkan riba. Ayat-ayat tersebut menyebutkan bahaya riba dan ancaman bagi mereka yang tetap melakukan riba.
3. Tulisan
Teks tersebut membahas tentang riba dan jenis-jenisnya. Jenis-jenis riba yang dijelaskan meliputi riba al-fadhl yang terjadi karena pertukaran barang sejenis, dan riba an-nasiah yang disebabkan oleh kelebihan tenggang waktu. Teks tersebut juga menjelaskan larangan riba berdasarkan Al-Quran, hadis Nabi Muhammad saw, dan pandangan ulama.
LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan peradaban dalam kehidupan manusia terutama pada saat berinteraksi satu sama lain dalam masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan hidup mengakibatkan banyak kaidah-kaidah di dalam agama yang dikesampingkan atau diabaikan, dikarenakan pemahaman yang diberikan pada bidang yang dilakukan sudah sengaja di kaburkan, atau ketidak tahuan dari manusia yang melakukan perbuatan tersebut dikelompokkan sebagai haram, halal, sunnah, makruh atau mubah.
Pemahaman pada suatu perbuatan dikelompokkan sebagai: halal, haram, sunnah, mubah dan makruh semakin kabur, akibat munculnya berbagai definisi atau pemahaman yang diorientasikan kepada “keharusan tercapainya maksud dari transaksi yang dilakukan sehingga mengabaikan kaidah-kaidah agama yang melarang untuk dilakukannya,” timbul dari keinginan mencapai keuntungan dalam waktu cepat, sedikit tenaga yang dicurahkan, dan mendapatkan hasil yang berlipat-lipat.
OBEJCTIVE
1. Pemahaman yang mendalam tentang berbagai transaksi yang diharamkan menurut ajaran Islam;
2. Ketrampilan dalam mendefinisikan suatu transaksi sehingga dapat mengetahui jenis transaksi yang diharamkan atau dihalalkan;
3. Batasan pada setiap transaksi atau kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan dalam perbuatan haram atau halal;
4. Jenis dan barang yang dapat ditransaksikan sesuai dengan kaidah hukum Islam sehingga terhindar dari riba.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
2. SEJARAH DAN DASAR PEMIKIRAN BERDIRINYA BANK
ISLAM
RIBA
PENGERTIAN
PANDANGAN TENTANG RIBA SEBELUM ISLAM
RIBA DALAM AJARAN ISLAM
DAMPAK NEGATIF RIBA
JENIS-JENIS RIBA
ATURAN PERMAINAN BARANG RIBAWI
ALASAN PEMBENAR PENGAMBILAN RIBA
FIQH TENTANG RIBA DAN BUNGA
DASAR PEMIKIRAN TERBENTUKNYA BANK ISLAM
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN ISLAM
PERANAN BANK ISLAM DALAM PEMBANGUNAN
3. Definisi
Segala tambahan atas pinjaman atau tambahan
dari pertukaran pada satu jenis barang yang sama
adalah RIBA.
(QS. 2:275-281, 3:130-132, 4:161, 30:39)
Transaksi ekonomi tanpa unsur ‘Iwad sama dengan
RIBA (Ibnu Arabi)
4. TAMBAHAN YANG DIBERIKAN OLEH DEBITUR
KEPADA KREDITUR ATAS PINJAMAN POKOK YANG
DIBERIKAN KEPADANYA, SEBAGAI IMBALAN ATAS
TEMPO PEMBAYARAN YANG TELAH
DIISYARATKAN
3 unsur Riba:
1. Kelebihan atas pokok pembayaran
2. Kelebihan pembayaran sebagai imbalan tempo
pembayaran
3. Jumlah pembayaran yang disyaratkan dalam
transaksi
6. YUNANI
Plato (427-347 SM):
Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam
masyarakat.
Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi
golongan miskin
Aristoteles (384-322 SM):
Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange) bukan
alat menghasilkan tambahan melalui bunga
“….Istilah riba, yang berarti lahirnya uang dari uang, diterapkan
kepada pengembangbiakan uang karena analogi keturunan dan
orang tua. Dibanding dengan semua cara mendapatkan uang, cara
seperti ini adalah yang paling tidak alami” (Politics, 1258)
7. YAHUDI
Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang
yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai
penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga
terhadapnya.”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19
“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang
maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan.”
Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan
engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup
diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan
meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan
meminta riba.”
Lukas 6: 35
“Cintailah musuhmu… dan janganlah meminjamkan kepada mereka
dengan berharap untuk mendapatkan sesuatu (yang lebih)”
8. KRISTEN
“Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena
kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah
jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang
berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu
akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha
Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35
Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan
dan tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek
pembungaan. Pandangan para sarjana Kristen terhadap praktek
pembungaan terbagi pada tiga periode, yaitu
1. Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):
2. Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):
3. Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):
9. KRISTEN
I. Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):
Larangan mengambil bunga merujuk kepada Old Testament yang
juga diimani oleh orang Kristen.
St. Basil (329-379)
St. Gregory dari Nyssa (335-395)
St. John Chrysostom (344-407)
St. Ambrose
St. Augustine
St. Alsem dari Centerbury (1033-1109)
Larangan yang dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-
undang (Canon)
Council of Elvira (Spanyol tahun 306)
Council of Arles (tahun 314)
First Council of Nicaea (tahun 325)
Council of Carthage (tahun 345) & Council of Aix la Chapelle
(789)
Council of Latern (1179)
Council of Lyons (1274)
Council of Vienne (1311)
10. KRISTEN
Kesimpulan Pandangan para Pendeta Awal (Abad I-XII):
Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang
melebihi jumlah barang yang dipinjamkan di awal.
Mengambil bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik dalam
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Keinginan atau niat untuk mendapat imbalan melebihi apa yang
dipinjamkan adalah suatu dosa.
Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya.
Harga barang yang tinggi untuk penjualan secara kredit juga
merupakan bunga yang terselubung.
11. KRISTEN
II. Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-
XV):
Robert of Courcon (1152-1218),
William Auxxerre (1160-1220),
St.Raymond of Pennafore (1180-1278),
St.Bonaventure (1221-1274)
St.Thomas Aquinas (1225-1274)
Bunga dibedakan menjadi interest dan usury
Niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan dengan
memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang bertentangan
dengan konsep keadilan
Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun haram
atau tidaknya tergantung niat si pemberi hutang.
12. KRISTEN
III. Pandangan Para Reformis Kristen (Abad
XVI- Tahun 1836):
John Calvin (1509-1564)
Charles du Moulin (1500-1566)
Claude Saumaise (1588-1653)
Martin Luther (1483-1546)
Melancthon (1497-1560)
Zwingli (1484-1531)
Dosa apabila bunga memberatkan
Uang dapat membiak (kontra dengan Aristoteles)
Tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi
Jangan mengambil bunga dari orang miskin
13. ISLAM
Ar Ruum: 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia bertambah
pada harta manusia, maka pada sisi Allah itu tidak bertambah. Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang
yang melipatgandakan (pahalanya).”
An Nisaa: 160-161
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan
diatas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena
mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa
yang pedih.
14. ISLAM
Ali Imran: 130
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.”
Al Baqarah: 278-279
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan
RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak pula dianiaya.”
15. ISLAM
Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang
menerima riba, orang yang membayarnya dan orang yang
mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda:
“Mereka semuanya sama“ (HR. Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW berkata: “Pada
malam perjalananku Mi’raj, aku melihat orang-orang yang perutnya
seperti rumah, didalamnya dipenuhi oleh ular-ular yang kelihatan
dari luar. Aku bertanya kepada Jibril siapakah mereka itu. Jibril
menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang menerima riba.”
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Riba
itu memiliki tujuh puluh tingkatan, adapun tingkat yang paling
rendah (dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina
dengan ibunya sendiri.”
16. JENIS RIBA
1. Riba Utang
Riba Dayn /Qard (Riba dalam pinjaman): tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan kepada yang berutang
Riba jahilliyah: adalah utang yang dibayar lebih dari pokok karena
sipeminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan
2. Riba Bai’
Riba Fadl
Riba karena pertukaran barang yang sejenis, tapi jumlahnya tidak seimbang,
dan barang yang dipertukarkan adalah termasuk barang ribawi
Riba Nasiah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan barang. Atau riba karena
pertukaran yang sejenis dan jumlahnya dilebihkan karena melibatkan jangka
waktu
Barang ribawi: mata uang (emas, perak, lainnya) dan bahan makanan pokok
17. ATURAN PERMAINAN BARANG RIBAWI
1. Dalam jual beli barang sejenis, hendaknya sama jumlah dan kadarnya,
serta serahkan dalam jual beli
Selembar uang Rp100.000,- dengan 100 lembar uang Rp.1.000,-
2. Jual beli barang yang berlainan jenis diperbolehkan untuk berbeda
dalam jumlah dan kadar, dengan syarat: barang diserahkan pada saat
akad
Rp.9.500,- dengan 1 US$
3. Jual beli barang ribawi dengan barang bukan ribawi tidak disyaratkan
persamaan dalam jumlah maupun penyerahan pada saat yang sama
1 buah lap top = Rp.10.000.000,-
4. Jual beli antara barang-barang yang bukan ribawi diperbolehkan tanpa
persamaan dan diserahkan pada waktu akad
Baju + celana = sepatu
18. Para ulama sepakat bahwa
hukum Riba adalah
haram
MASALAH:
Apakah bunga bank
sama dengan riba?
20. BUNGA BANK:
PANDANGAN DUNIA ISLAM
Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo
Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang
diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965
M)
Rabithah Alam Islamy
Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah
riba yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19
Rajab 1406 H)
Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam
Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan
nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan
(atau bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua
gambaran dari riba yang diharamkan secara syariah (Keputusan No.
10 Majelis Majma’ Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28
Desembeer 1985)
21. BUNGA BANK:
PANDANGAN ULAMA INDONESIA
Nahdhatul Ulama
Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian
lain mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan
syubhat.
Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan
sistem tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung,
1992)
Muhammadiyah
Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada
nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk
perkara “mustasyabihat.”
Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan
terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga
perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih
Sidoarjo, 1968)
22. BUNGA BANK:
PANDANGAN ULAMA INDONESIA
Majelis Ulama Indonesia
1)Bunga bank sama dengan riba
2) tidak sama dengan riba
3) Syubhat. MUI harus mendirikan bank alternatif. (Lokakarya Alim Ulama,
Cisarua 1991)
Lajnah Ulama Komisi Fatwa se Indonesia, Majelis
Ulama Indonesia
1)Bunga bank sama dengan riba (Silaknas MUI, 16 Desember 2003)
23. Berbagai pandangan tentang Bunga:
Boleh mengambil Bunga karena darurat
(membedakan keinginan dengan kebutuhan)
Pada tingkat wajar, tidak mengapa bunga
dibebankan.
Opportunity Lost yang ditanggung pemilik dana
disebabkan penggunaan uang oleh pihak lain.
Bunga untuk konsumtif dilarang, tapi untuk
produktif dibolehkan.
Riba haran pada yang berganda-ganda
Memperbolehkan bunga deposito bank
konvensional
24. Uang sebagai komoditi, karena itu ada harganya.
Dan harga uang itu adalah bunga. (Boehm-
Bowerk)
Bunga sebagai penyeimbang laju inflasi.
Bunga sebagai upah menunggu (Abstinence
Concept, Senior, Irving Fisher).
Nilai uang sekarang lebih besar daripada nilai
uang pada masa depan (Time Value of Money).
Di zaman Nabi tidak ada bank, dan bank bukan
Syakhsiyyah Mukallafah (yang terkena kewajiban
menjalankan hukum syariah).
25. 3 ALIRAN/PANDANGAN
TENTANG RIBA
1. PANDANGAN PRAGMATIS
Melarang penggunaan usury, akan tetapi tidak melarang
penggunaan interest
Ali Imron 130: larangan riba berganda-ganda
Tidak ada bukti kuat hadits yang melarang bahwa yang dilarang
adalah termasuk bunga dalam sistem keuangan modern
Pembebanan bunga adalah suatu kebutuhan untuk
pembangunan ekonomi negara-negara muslim
2. PANDANGAN KONSERVATIF
Riba berarti usury maupun interrest
Al Baqarah 275: riba nasi’ah (imbalan karena penundaan waktu)
Hadist: riba fadl (kelebihan dalam penukaran barang sejenis)
26. 3. PANDANGAN SOSIO EKONOMIS
Melarang penggunaan bunga bank dengan dasar sosio
ekonomis, yaitu dalam prinsip keuangan Islam
mengharuskan para pihak dalam posisi sejajar (mukhatara)
dalam menghadapi risiko.
Perjanjian tidak seimbang mementingkan diri sendiri dan
bertentangan dengan ukhuwah
Bunga cenderung berpihak pada posisi yang kuat dan pengumpulan
harta ketangan segelintir orang
Surplus unit seharusnya tidak tergantung pada ketidakpastian yang
diterima deficit unit
Modal bukan faktor produksi yang terpisah dengan faktor produksi
lainnya, sehingga dimungkinkan mengalami penyusutan seiring
waktu
29. PENYIMPAN BANK PEMINJAM YG
MAMPU
BUNGA
SIMPANAN
PERSAINGAN
DALAM
NEGERI
TK. INFLASI
DALAM
NEGERI
TK. BUNGA
LUAR NEGERI
PERSAINGAN
LUAR NEGERI
SPREAD BUNGA
PINJAMAN
PEDAGANG
PABRIKAN
PEMBELI
UPAH
BURUH
KUALITAS
INFLATOIR
ANIAYA
PROSES PERGESERAN BIAYA
SELEKSI
YANG
MAMPU
PEMINDAHAN
HARTA KEPADA
YANG MAMPU
BELUM JENUH
TELAH JENUH
KE
PEMBELI
TDAK
MAMPU
MEMBAYAR
POKOK + BUNGA
SITA JAMINANTIDAK CUKUP
CUKUP
BANK RUGI
PROSES
PENERAPAN
SISTEM
BUNGA
30. Fakta Implikasi Riba
Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan
derivative market) dunia berjumlah US$ 1.5 trillion dalam sehari,
sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di
sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun.
Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku
mereka a history of money from ancient times to the present day),
telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor
keuangan).
Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan
yang ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24%
di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% di WB dan 62% di IMF.
Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan masih
terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-anak di
negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600,
dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin kurang
dari satu dollar perhari.
31. PROBLEM AKIBAT SOLUSI BANK SYARIAH
Praktik penggunaan
bunga
Kesenjangan dalam berusaha
pada masyarakat
Pemerasan pihak kuat pada
yang lemah
Rentan terhadap gejolak
keuangan
Konsep bagi hasil dan
margin keuntungan
Berbasis pada kondisi riel
Penyamarataan %
bunga
Menekan pihak yang berada
pada posisi lemah
fleksibel
Profit oriented Para pihak pada posisi yang
berseberangan
Uang sebagai komoditas
Mitra sejajar
investasi
Persaingan antar
bank
Tingkat suku bunga
hadiah
Profesionalisme dalam
berusaha
Keraguan hukum
bunga
Fungsi uang dapat terhenti Investasi berjalan
32. PROBLEM AKIBAT SOLUSI BANK SYARIAH
Jaminan Tidak dapat dipenuhi, sektor
riel terhambat
Jaminan bukan syarat
mutlak
Kontrak standart Berpihak pada pihak yang
kuat
Tawar menawar
Penyalahgunaan
pinjaman
Kredit bermasalah Penyaluran pembiayaan
bukan uang tunai
Pihak II (independen)
Keuntungan bank
dalam bentuk fix
Menekan pihak debitur,
khususnya jika gagal
Oreintasi pada hasil riel
usaha
Tujuan para pihak
berbeda
Kecenderungan menutupi
permasalahan yang ada
keterbukaan