“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga”. (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Pelaksanaan atau pemberian pinjam meminjam dari satu pihak kepada pihak lain merupakan suatu usaha Taqarrub kepada Allah SWT. Dan merupakan hablun Minannas atau bentuk kasih sayang kepada manusia. Karena bagaimanapun kita tidak bisa hidup sendiri diatas bumi Allah. Dalam pinjaman itu memberikan banyak kemudahan dan keringanan kepada yang membutuhkannya.
Penamaan qiradh mempunyai 2 interpretasi. Menurut ahli Basrah dinamakan itu karena pemilik modal memotong hartanya dan potongan harta tersebut adalah dinamakan qiradh. Interpretasi kedua menurut penduduk baghdad adalah karena kedua belah pihak adalah son’an (pembuat / pengusaha), pemilik modal bertugas mengusahakan modal dan pekerja berusaha memberdayakan modal tersebut.
Dari jaman kenabian Qiradh tersebut berkembang seiring perkembangan jaman yang modern sampai sekarang ini. Para kalangan pengusaha seperti pemberian kredit dan pembiayaan seperti yang ada pada perbankkan syariah dan finance yang berdiri dan berkembang di indonesia.
Dari uraian singkat tersebut Qiradh sangatlah penting untuk kita pahami dan kaji secara mendalam dan terperinci, hingga penulis mengangkat judul makalah “Qirat” tersebut sebagai representatif untuk pendalam pengetahuan kita.
Fiqih Muamalah mengenal berbagai bentuk transaksi kerjasama usaha, baik yang bersifat komersial (akad tijari) maupun sosial/tolong-menolong (akad tabarru), salah satu manifestasi dari akad tabarru sendiri adalah akad qardh. Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali tanpa mengharapkan imbalan-atau dengan kata lain merupakan sebuah transaksi pinjam meminjam tanpa syarat tambahan pada saat pengembalian pinjaman (Syafii Antonio).
Riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.
Pelaksanaan atau pemberian pinjam meminjam dari satu pihak kepada pihak lain merupakan suatu usaha Taqarrub kepada Allah SWT. Dan merupakan hablun Minannas atau bentuk kasih sayang kepada manusia. Karena bagaimanapun kita tidak bisa hidup sendiri diatas bumi Allah. Dalam pinjaman itu memberikan banyak kemudahan dan keringanan kepada yang membutuhkannya.
Penamaan qiradh mempunyai 2 interpretasi. Menurut ahli Basrah dinamakan itu karena pemilik modal memotong hartanya dan potongan harta tersebut adalah dinamakan qiradh. Interpretasi kedua menurut penduduk baghdad adalah karena kedua belah pihak adalah son’an (pembuat / pengusaha), pemilik modal bertugas mengusahakan modal dan pekerja berusaha memberdayakan modal tersebut.
Dari jaman kenabian Qiradh tersebut berkembang seiring perkembangan jaman yang modern sampai sekarang ini. Para kalangan pengusaha seperti pemberian kredit dan pembiayaan seperti yang ada pada perbankkan syariah dan finance yang berdiri dan berkembang di indonesia.
Dari uraian singkat tersebut Qiradh sangatlah penting untuk kita pahami dan kaji secara mendalam dan terperinci, hingga penulis mengangkat judul makalah “Qirat” tersebut sebagai representatif untuk pendalam pengetahuan kita.
Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan beberapa masalah antara lain:
1. apa yang di maksud dengan Qiradh.
2. Apakah Dasar Hukum Qiradh.
3. Bagaimana rukun dan syarat terlaksananya qiradh.
4. Bagaimanakah jenis-jenis usaha yang tergolong Qiradh di Indonesia.
5. Apakah hikmah dari Qiradh.
6. Apa peringatan dan hukuman bagi orang-orang yang melanggar dari Qiradh.
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTAnas Wibowo
Ust. Shiddiq al-Jawi. RINGKASAN_13_APRIL_2020.
(1) PENGERTIAN UTANG (AD DAIN) DAN PINJAMAN (AL QARDH)
(2) HUKUM UTANG (AD DAIN)
(3) HUKUM PINJAMAN (AL QARDH)
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
Power Point Hutang
1.
2.
3.
4. Adapun dalil yang menunjukkan disyariatkannya
hutang piutang ialah sebagaimana berikut ini:
Dalil dari Al-Qur’an adalah firman Allah
َف اًن َسَح اًضْرَق َ َّاَّلل ُضِرْقُي يِذَّال اَذ ْنَمُهَل ُهَفِعاَضُي
ُسْبَيَو ُضِبْقَي ُ َّاَّللَو ًةَريِثَك اًافَعْضَأََ نُعََْرُُ ِهْيَلَِِو ُط(245 )
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan
(rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS.
Al-Baqarah: 245)
5.
6. 4. Ijab qabul
1. Muqridh
(yang
memberikan
pinjaman).
2. Muqtaridh (peminjam).
3. Qardh (barang
yang dipinjamkan)
7. 1. Orang yang
melakukan akad harus
baligh, dan berakal.
2. Ijab qabul
harus dilakukan
dengan jelas.
2. Qardh harus berupa harta
yang menurut syara’ boleh
digunakan/dikonsumsi
8. SYARAT PIUTANG MENJADI AMAL SHOLIH
1. Harta yang dihutangkan adalah harta yang jelas dan murni
kehalalannya, bukan harta yang haram atau tercampur dengan
sesuatu yang haram.
2. Pemberi piutang / pinjaman tidak mengungkit-ungkit atau
menyakiti penerima pinjaman baik dengan kata-kata maupun
perbuatan.
3. Pemberi piutang/pinjaman berniat mendekatkan diri kepada
Allah dengan ikhlas, hanya mengharap pahala dan ridho dari-
Nya semata. Tidak ada maksud riya’ (pamer) atau sum’ah
(ingin didengar kebaikannya oleh orang lain).
4. Pinjaman tersebut tidak mendatangkan tambahan manfaat
atau keuntungan sedikitpun bagi pemberi pinjaman.
9. Meskipun aktifitas hutang piutang bukanlah hal yang
tercela dalam Islam, namun sejak awal syariat kita
menganjurkan kepada kita untuk menahan diri agar tidak
berhutang kecuali benar-benar terpaksa. Karena tanpa
disadari, seorang yang berhutang akan tersiksa dengan
hutangnya secara tidak langsung. Rasulullah SAW pun berdoa
untuk terhindar dari lilitan hutang , beliau berdoa : “ Ya
Tuhanku! Aku berlindung diri kepadaMu dari berbuat dosa
dan hutang. Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak
minta perlindungan dari hutang ya Rasulullah? Ia menjawab:
Karena seseorang kalau berhutang, apabila berbicara berdusta
dan apabila berjanji menyalahi."
(HR Bukhari)
13. *
*Haram bagi orang yg memberi hutang untuk memberikan syarat adanya
tambahan ketika mengembalikannya.
*Para ulama bersepakat bahwa bila ia memberi syarat seperti itu maka ia telah
memakan riba.
*Seperti yang dilakukan oleh bank-bank yg ada dengan istilah bunga.
*Dengan nama apapun tambahan ini tidak diperkenankan baik faidah atau
hadiah atau tempat tinggal atau menaiki kendaraan atau lainnya.
14. Syariat Islam menjanjikan serangkaian keutamaan bagi mereka yang
memberikan pinjaman kepada saudaranya dengan niatan yang tulus penuh
keikhlasan. Seseorang yang mau membantu saudaranya saat ditimpa kesulitan,
maka Allah SWT akan membantunya di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda :
“ Barang siapa yang membebaskan atas diri seorang muslim, satu penderitaan
dari penderitaan2 di dunia, maka Allah akan mengangkatnya dari kesulitan pada
hari kiamat. Barang siapa memudahkan kesusahan yg ada pada seseorang, maka
Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim)
Keutamaan yang lain adalah, bahwa pahala memberikan hutang atau pinjaman
ternyata lebih besar dari seorang yang menyedekahkan hartanya. Diriwayatkan
bahwasanya Rasulullah SAW mengatakan : “ Saya melihat pada waktu di-isra’-
kan, pada pintu surga tertulis “Pahala shadaqah sepuluh kali lipat dan pahala
pemberian utang delapan belas kali lipat” lalu saya bertanya pada Jibril “Wahai
Jibril, mengapa pahala pemberian utang lebih besar?” Ia menjawab “Karena
peminta-minta sesuatu meminta dari orang yang punya, sedangkan seseorang
yang meminjam tidak akan meminjam kecuali ia dalam keadaan sangat
membutuhkan”. (HR Ibnu Majah)
15.
16. Manfaat Hutang Piutang
Hutang pihutang sangat besar manfaatnya,
karena dengan hutang pihutang, seseorang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh
sebab itu bagi orang yang mampu sebaiknya
memberikan hutang kepada orang yang
memerlukan sehingga tercipta sikap gotong
royong sesama manusia.
17. Pinjam Meminjam Menurut Islam
Adapun pinjam meminjam menurut Islam ialah membolehkan kepada orang lain mengambil manfaat sesuatu
yang halaluntuk mengambil manfaatnya dengan tidak merusakan zatnya, dan di kembalikan setelah di ambil
manfaatnya dalam keadaan tetap tidak rusak zatnya, pinjam meminjam itu boleh, baik secara mutlak artinya
tidak di batasi dengan waktu,atau dibatasi oleh waktu.
Barang pinjaman kalau hilang atau rusak, menjadi tanggungan orang yang meminjam dengan harga pada hari
rusaknya.
Pinjam ini wajib dikembalikan kepada yang meminjamkan.