Dokumen ini membincangkan tradisi pengkebumian mayat di dalam perahu yang diamalkan oleh masyarakat zaman prasejarah di Malaysia. Tradisi ini dikatakan bermula sejak 1,800 hingga 3,000 tahun lalu dan masih berterusan sehingga zaman protosejarah. Beberapa tapak seperti Gua Niah, Kuala Selinsing dan Gua Kain Hitam menunjukkan bukti penemuan rangka manusia dan artifak yang dikubur bersama may
Kubur batu kepingan merupakan amalan pengkebumian masyarakat pesisir di Lembah Bernam, Perak yang terdiri dari kepingan batu granit yang disusun membentuk keranda. Amalan ini dipercayai bermula pada Zaman Logam hingga Zaman Protosejarah awal sebelum 1400 Masihi berdasarkan benda-benda yang ditemukan seperti tembikar dan perhiasan.
Tugas kelompok ini membahas hasil budaya masyarakat pada masa Pra-Aksara di Indonesia, meliputi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman Paleolitikum ditemukan alat-alat batu seperti kapak genggam di berbagai daerah di Indonesia. Zaman Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya bukit kerang dan alat-alat batu seperti kapak genggam dan serpih di Sumatra. Zaman
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...Deli Maulana Jabet
Manusia pada zaman prasejarah menggunakan berbagai alat dari batu dan logam sesuai dengan perkembangan zamannya. Pada zaman batu awal manusia menggunakan alat batu sederhana, pada zaman neolitik alat batu menjadi lebih halus, dan di zaman logam alat mulai dibuat dari perunggu dan besi.
Pembagian zaman berdasarkan benda hasil budaya atau arkeologirendrafauzi
Teks tersebut membahas pembagian zaman berdasarkan benda hasil budaya atau arkeologi. Zaman dibagi menjadi zaman batu (terdiri dari zaman batu tua, tengah, dan besar), zaman logam (tembaga, perunggu, dan besi), dan zaman neolitikum. Masing-masing zaman dikarakterisasi oleh jenis alat yang digunakan, gaya hidup, dan kemajuan teknologi manusia.
Dokumen ini membincangkan tradisi pengkebumian mayat di dalam perahu yang diamalkan oleh masyarakat zaman prasejarah di Malaysia. Tradisi ini dikatakan bermula sejak 1,800 hingga 3,000 tahun lalu dan masih berterusan sehingga zaman protosejarah. Beberapa tapak seperti Gua Niah, Kuala Selinsing dan Gua Kain Hitam menunjukkan bukti penemuan rangka manusia dan artifak yang dikubur bersama may
Kubur batu kepingan merupakan amalan pengkebumian masyarakat pesisir di Lembah Bernam, Perak yang terdiri dari kepingan batu granit yang disusun membentuk keranda. Amalan ini dipercayai bermula pada Zaman Logam hingga Zaman Protosejarah awal sebelum 1400 Masihi berdasarkan benda-benda yang ditemukan seperti tembikar dan perhiasan.
Tugas kelompok ini membahas hasil budaya masyarakat pada masa Pra-Aksara di Indonesia, meliputi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman Paleolitikum ditemukan alat-alat batu seperti kapak genggam di berbagai daerah di Indonesia. Zaman Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya bukit kerang dan alat-alat batu seperti kapak genggam dan serpih di Sumatra. Zaman
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...Deli Maulana Jabet
Manusia pada zaman prasejarah menggunakan berbagai alat dari batu dan logam sesuai dengan perkembangan zamannya. Pada zaman batu awal manusia menggunakan alat batu sederhana, pada zaman neolitik alat batu menjadi lebih halus, dan di zaman logam alat mulai dibuat dari perunggu dan besi.
Pembagian zaman berdasarkan benda hasil budaya atau arkeologirendrafauzi
Teks tersebut membahas pembagian zaman berdasarkan benda hasil budaya atau arkeologi. Zaman dibagi menjadi zaman batu (terdiri dari zaman batu tua, tengah, dan besar), zaman logam (tembaga, perunggu, dan besi), dan zaman neolitikum. Masing-masing zaman dikarakterisasi oleh jenis alat yang digunakan, gaya hidup, dan kemajuan teknologi manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang alat serpih (flakes) pada zaman prasejarah di Indonesia. Alat serpih merupakan alat batu kecil yang dibuat dengan memecahkan batu besar. Peninggalan alat serpih ditemukan bersama alat batu lainnya. Perkembangan alat serpih di Indonesia terlihat dari penemuan di berbagai daerah seperti Punung, Ngandong, Sangiran.
Kubur batu kepingan adalah jenis pengkebumian zaman prasejarah akhir yang terdiri dari beberapa kepingan batu granit yang disusun membentuk struktur mirip peti mati. Amalan ini dipercayai bermula pada zaman logam sekitar 300 SM di Lembah Bernam, Perak dan berlanjut hingga zaman protosejarah sebelum 1400 M.
Kelompok 4 membahas tentang zaman prasejarah mulai dari Zaman Batu, Zaman Logam, hingga Zaman Aksara. Mereka menjelaskan ciri-ciri masyarakat dan alat yang digunakan pada setiap zamannya beserta contoh gambar. Zaman Batu dibagi menjadi Batu Tua, Batu Tengah, dan Batu Muda. Zaman Logam meliputi Zaman Tembaga, Perunggu, dan Besi. Zaman Aksara membahas perkembangan hingga
Zaman Megalitikum adalah zaman yang menghasilkan kebudayaan batu besar seperti dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Masyarakatnya mempercayai kekuatan gaib alam dan arwah leluhur serta memuja mereka dengan membangun monumen megalitik. Mereka berburu, mengumpulkan makanan, dan mulai berladang.
Dokumen tersebut merangkum pembagian zaman pra-sejarah menurut geologi, alat yang digunakan, dan corak kehidupan manusia purba. Zaman pra-sejarah dibagi menjadi Arkeozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum berdasarkan perkembangan bumi dan kehidupan. Manusia purba menggunakan alat batu, tembaga, perunggu, hingga besi sesuai dengan perkembangan teknologi. Gaya hidup berub
Tugas kelompok ini membahas hasil budaya masyarakat pada masa Pra-Aksara di Indonesia, meliputi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman Paleolitikum ditemukan alat-alat batu seperti kapak genggam di berbagai daerah di Indonesia. Zaman Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya bukit kerang dan alat-alat batu seperti kapak genggam dan flakes. Zaman Megalitikum men
Zaman Mesolithikum merupakan periode antara Paleolitikum dan Neolitikum dimana manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan menggunakan alat-alat batu kasar seperti kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan yang ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.
Zaman Prasejarah terbagi atas beberapa periode antara lain Zaman Batu yang terdiri dari Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum. Pada Paleolitikum, masyarakat menggunakan batu kwarsa, batu kapur dan batu kali untuk membuat alat-alat batu dengan teknik pemotongan monofasial dan bifasial.
Zaman Perunggu adalah masa perkembangan peradaban ketika teknik melebur tembaga dan membuat perunggu telah dikembangkan. Zaman ini terjadi setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayah dan ditandai dengan pemakaian peralatan logam, terbentuknya perkampungan teratur, dan munculnya pembagian kerja. Beberapa hasil kebudayaan zaman ini adalah kapak corong, bejana perunggu, arca perunggu, dan kap
Dokumen tersebut membincangkan tentang zaman prasejarah di Malaysia iaitu Zaman Paleolitik, Neolitik dan Logam. Zaman Paleolitik bermula 200,000 hingga 300,000 tahun lalu di mana masyarakatnya hidup berpindah-randah, menggunakan alat batu dan mempercayai animisme. Zaman Neolitik bermula 7,000 tahun lalu di mana masyarakatnya bercucuk tanam, menggunakan alat bat
Dokumen ini membahas tentang pengertian zaman pra-aksara dan kebudayaan pada masa itu, meliputi zaman batu tua, batu madya, batu muda, dan batu besar. Peninggalan kebudayaan zaman tersebut berupa alat dari batu, tulang, dan logam yang digunakan untuk berburu, bercocok tanam, dan kegiatan lain. Dokumen ini juga membahas corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terbagi menjadi masa
Teknologi batu mulai berkembang dari penggunaan batu sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan berfungsi secara serbaguna. Teknologi ini terus berkembang melalui zaman Paleolitikum, Misolitikum, dan Neolitikum hingga zaman perunggu dan besi.
Dokumen tersebut membahas tentang alat serpih (flakes) pada zaman prasejarah di Indonesia. Alat serpih merupakan alat batu kecil yang dibuat dengan memecahkan batu besar. Peninggalan alat serpih ditemukan bersama alat batu lainnya. Perkembangan alat serpih di Indonesia terlihat dari penemuan di berbagai daerah seperti Punung, Ngandong, Sangiran.
Kubur batu kepingan adalah jenis pengkebumian zaman prasejarah akhir yang terdiri dari beberapa kepingan batu granit yang disusun membentuk struktur mirip peti mati. Amalan ini dipercayai bermula pada zaman logam sekitar 300 SM di Lembah Bernam, Perak dan berlanjut hingga zaman protosejarah sebelum 1400 M.
Kelompok 4 membahas tentang zaman prasejarah mulai dari Zaman Batu, Zaman Logam, hingga Zaman Aksara. Mereka menjelaskan ciri-ciri masyarakat dan alat yang digunakan pada setiap zamannya beserta contoh gambar. Zaman Batu dibagi menjadi Batu Tua, Batu Tengah, dan Batu Muda. Zaman Logam meliputi Zaman Tembaga, Perunggu, dan Besi. Zaman Aksara membahas perkembangan hingga
Zaman Megalitikum adalah zaman yang menghasilkan kebudayaan batu besar seperti dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Masyarakatnya mempercayai kekuatan gaib alam dan arwah leluhur serta memuja mereka dengan membangun monumen megalitik. Mereka berburu, mengumpulkan makanan, dan mulai berladang.
Dokumen tersebut merangkum pembagian zaman pra-sejarah menurut geologi, alat yang digunakan, dan corak kehidupan manusia purba. Zaman pra-sejarah dibagi menjadi Arkeozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum berdasarkan perkembangan bumi dan kehidupan. Manusia purba menggunakan alat batu, tembaga, perunggu, hingga besi sesuai dengan perkembangan teknologi. Gaya hidup berub
Tugas kelompok ini membahas hasil budaya masyarakat pada masa Pra-Aksara di Indonesia, meliputi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum. Pada zaman Paleolitikum ditemukan alat-alat batu seperti kapak genggam di berbagai daerah di Indonesia. Zaman Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya bukit kerang dan alat-alat batu seperti kapak genggam dan flakes. Zaman Megalitikum men
Zaman Mesolithikum merupakan periode antara Paleolitikum dan Neolitikum dimana manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan menggunakan alat-alat batu kasar seperti kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan yang ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.
Zaman Prasejarah terbagi atas beberapa periode antara lain Zaman Batu yang terdiri dari Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum. Pada Paleolitikum, masyarakat menggunakan batu kwarsa, batu kapur dan batu kali untuk membuat alat-alat batu dengan teknik pemotongan monofasial dan bifasial.
Zaman Perunggu adalah masa perkembangan peradaban ketika teknik melebur tembaga dan membuat perunggu telah dikembangkan. Zaman ini terjadi setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayah dan ditandai dengan pemakaian peralatan logam, terbentuknya perkampungan teratur, dan munculnya pembagian kerja. Beberapa hasil kebudayaan zaman ini adalah kapak corong, bejana perunggu, arca perunggu, dan kap
Dokumen tersebut membincangkan tentang zaman prasejarah di Malaysia iaitu Zaman Paleolitik, Neolitik dan Logam. Zaman Paleolitik bermula 200,000 hingga 300,000 tahun lalu di mana masyarakatnya hidup berpindah-randah, menggunakan alat batu dan mempercayai animisme. Zaman Neolitik bermula 7,000 tahun lalu di mana masyarakatnya bercucuk tanam, menggunakan alat bat
Dokumen ini membahas tentang pengertian zaman pra-aksara dan kebudayaan pada masa itu, meliputi zaman batu tua, batu madya, batu muda, dan batu besar. Peninggalan kebudayaan zaman tersebut berupa alat dari batu, tulang, dan logam yang digunakan untuk berburu, bercocok tanam, dan kegiatan lain. Dokumen ini juga membahas corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terbagi menjadi masa
Teknologi batu mulai berkembang dari penggunaan batu sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan berfungsi secara serbaguna. Teknologi ini terus berkembang melalui zaman Paleolitikum, Misolitikum, dan Neolitikum hingga zaman perunggu dan besi.
Dokumen tersebut membahas periodesasi kehidupan manusia purba di Indonesia, dimulai dari Zaman Paleolitikum hingga Zaman Logam. Mencakup perkembangan alat batu, pola kehidupan, dan budaya yang berkembang pada setiap zamannya. Zaman Paleolitikum ditandai dengan alat batu yang sangat sederhana, berburu dan mengumpulkan makanan. Zaman Mesolitikum dan Neolitikum mengalami kemajuan dengan alat batu yang le
Dokumen tersebut membahas pembagian zaman praaksara berdasarkan arkeologi dan peninggalannya. Zaman praaksara dibagi menjadi zaman batu dan zaman logam, dimana zaman batu terbagi menjadi zaman batu tua, tengah, baru, dan besar, sedangkan zaman logam terbagi menjadi zaman tembaga dan perunggu. Dokumen ini juga menjelaskan ciri-ciri dan contoh peninggalan yang ditemukan pada masing-masing z
Zaman Mesolitikum adalah periode antara Paleolitikum dan Neolitikum ketika manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan membuat alat-alat batu sederhana seperti kapak genggam. Manusia pada zaman ini didominasi ras Melanesoid dari Papua. Beberapa budaya yang berkembang antara lain Pebble Culture, Bone Culture, dan Flakes Culture.
Pembabakan secara Arkeologis membagi zaman prasejarah menjadi 4 zaman berdasarkan perkembangan alat batu yaitu Zaman Batu Tua, Zaman Batu Tengah, Zaman Batu Besar, dan Zaman Batu Muda. Zaman Logam terbagi menjadi Zaman Perunggu dan Zaman Besi berdasarkan penggunaan logam sebagai bahan baku alat. Masyarakat prasejarah hidup berpindah-pindah dan bergantung pada alam, namun secara
Menurut sejarawan Indonesia R.P Soeroso, perkembangan kehidupan manusia purba dibagi menjadi empat tahapan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Kebudayaan manusia purba meliputi zaman batu, mesolitik, neolitik, logam, dan
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_deden98
Dokumen tersebut merangkum periode prasejarah di Indonesia, mulai dari Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, zaman Besi, hingga zaman Perunggu. Dijelaskan ciri-ciri masyarakat dan artefak yang ditemukan pada setiap periode, seperti alat batu, budaya pemburu-pengumpul, pertanian, dan logam.
This document discusses the tradition of wooden coffins in Southeast Asia. It originated in prehistoric times and was found in places like Vietnam, southern China, and several Southeast Asian islands and highlands. The tradition spread through island hopping and overland routes from its origin starting in the late metal age. The coffins served religious and social functions for communities and indicated the status of the deceased. Specific examples of the tradition are discussed for regions like Sulawesi, Thailand, Sabah in Malaysia, the Philippines, and southern China. The coffins are still made today using different wood materials.
Kebudayaan Dongson berasal dari Vietnam utara pada 500 SM hingga 500 M, terkenal dengan artifak gangsa seperti gendang dan loceng. Kebudayaan ini menandakan kemajuan dalam pertanian, kerajinan logam, dan perkapalan, meskipun penyebaran objeknya di Asia Tenggara lebih kepada pertukaran daripada penyebaran budaya.
Abad ke-18 menyaksikan penubuhan empat kerajaan Melayu Baru iaitu Terengganu, Selangor, Kelantan dan Negeri Sembilan. Mereka diasaskan oleh keluarga baru dan mendapat pengiktirafan dari negeri lain walaupun prosesnya melibatkan perang saudara bagi sesetengah negeri.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
2. PendahuluanPendahuluan
Kubur Batu Kepingan (mungkin juga boleh disebut Kubur
Kepingan Batu) atau Slab Grave merupakan salah satu jenis
tradisi pengkebumian yang diamalkan oleh masyarakat zaman
prasejarah akhir.
Rupa bentuk kubur ini mudah dikenali kerana di bahagian
dalamnya (dasar atau lantai) dihampar dengan batu granit.
Manakala bahagian dindingnya pula disusun secara bertindih
dengan batu granit secara menegak termasuk juga di bahagian
atasnya sehingga membentuk seakan-akan sebuah keranda
batu.
3. Asal usul kebudayaan kubur batu kepingan ini tidak
dapat dikenalpasti.
Di antara tahun 30-an dan 40-an, setelah penemuan-
penemuan jenis kubur ini di kawasan Slim River
dilaporkan, beberapa orang sarjana telah cuba
membicarakan persoalan asal usul kebudayaan ini.
4. Misalnya ada sarjana yang menyatakan kebudayaan
ini berasal dari India, ada juga yang mencadangkan
bahawa mereka adalah orang yang berasal dari
Indochina.
Ada juga yang mencuba mengaitkan mereka dengan
kebudayaan Indonesia ataupun kebudayaan tempatan.
5. Walau bagaimanapun, menurut R.O. Winstetd,
persoalan berkaitan dengan asal usul kebudayaan ini
tidak dapat dijawab kerana ketiadaan bukti-bukti
yang jelas untuk menyokong pendapat-pendapat yang
dikemukakan.
6. Rupa Bentuk KuburRupa Bentuk Kubur
Kepingan BatuKepingan Batu
Jika dilihat dari segi struktur fizikalnya, rupa bentuk
kubur kepingan batu agak unik dan mudah dikenali.
Ia terdiri daripada beberapa kepingan batu granit
yang disusun dengan kemas, ada kepingan batu yang
disusun secara berdiri dan ada yang disusun secara
mendatar.
7.
8. Susunan kepingan batu tersebut kemudian
membentuk struktur batuan yang hampir menyerupai
sebuah peti atau keranda batu.
Struktur binaan kuburan ini kadang kala dibentuk dari
beberapa kepingan papan batu granit. Misalnya dua
atau beberapa kepingan batu granit ditegakkan di
bahagian sisi panjang yang bertindak sebagai dinding
kuburan.
9. Beberapa kepingan batu granit lagi ditegakkan di
bahagian sisi iaitu satu atau dua keping di bahagian
kepala dan satu atau dua keping di bahagian kaki.
Sementara itu beberapa keping batu granit diletakkan
secara mendatar yang berfungsi sebagai lantai batu,
manakala satu satu beberapa keping batu granit lagi
diletakkan di bahagian atas yang akan berfungsi
sebagai penutup peti batu atau kuburan tersebut.
10. Ciri-ciriCiri-ciri
Kubur batu kepingan merupakan salah satuKubur batu kepingan merupakan salah satu
kebudayaan megalith yang ditanam di dalam tanahkebudayaan megalith yang ditanam di dalam tanah
disebut sebagaidisebut sebagai cist / slab gravescist / slab graves, dan sakrofagus, dan sakrofagus
dan sebagainya yang dikait dengan kuburdan sebagainya yang dikait dengan kubur
Terdiri daripada beberapa kepingan batu granitTerdiri daripada beberapa kepingan batu granit
yang bersaiz besar yang disusun seolah-olahyang bersaiz besar yang disusun seolah-olah
membentuk keranda.membentuk keranda.
11. Lazimnya, ukuran di bahagian kepala kuburLazimnya, ukuran di bahagian kepala kubur
tersebut lebih lebar dibandingkan dengan ukurantersebut lebih lebar dibandingkan dengan ukuran
di bahagian kaki.di bahagian kaki.
Terdapat beberapa jenis objek lain yang digunakanTerdapat beberapa jenis objek lain yang digunakan
sebagai objek iringan seperti manik, serpihansebagai objek iringan seperti manik, serpihan
tembikar, periuk-belanga dan sebagainya.tembikar, periuk-belanga dan sebagainya.
12. PentarikhanPentarikhan
Tiada data yang tepat mengenai pentarikhan sebenarTiada data yang tepat mengenai pentarikhan sebenar
kebudayaan kubur batu kepingan. Namun menurutkebudayaan kubur batu kepingan. Namun menurut
sesetengan penyelidik, amalan budaya Kubur Batusesetengan penyelidik, amalan budaya Kubur Batu
Kepingan dipercayai bermula sejak Zaman LogamKepingan dipercayai bermula sejak Zaman Logam
kira-kira 300 SM, berterusan ke Zaman Protosejarahkira-kira 300 SM, berterusan ke Zaman Protosejarah
dan dikatakan berakhir sebelum 1400 Masihi.dan dikatakan berakhir sebelum 1400 Masihi.
Walau bagaimanapun menurut Leong Sau Heng,Walau bagaimanapun menurut Leong Sau Heng,
radiocarbon dating of some recently excavated cistradiocarbon dating of some recently excavated cist
graves have yielded dates from the 1st to 7th centurygraves have yielded dates from the 1st to 7th century
CECE..
13. Justeru itu kajian yang lebih komprehensif perluJusteru itu kajian yang lebih komprehensif perlu
dilakukan untuk mendapatkan tarikh sebenar bilakahdilakukan untuk mendapatkan tarikh sebenar bilakah
kebudayaan kubur batu kepingan ini bermula dikebudayaan kubur batu kepingan ini bermula di
negara ininegara ini
14. Jumpaan di MalaysiaJumpaan di Malaysia
Kubur batu kepingan banyak didapati di kawasanKubur batu kepingan banyak didapati di kawasan
Indonesia terutamanya Sumatera, Jawa dan diIndonesia terutamanya Sumatera, Jawa dan di
Lembah Bernam, Perak.Lembah Bernam, Perak.
Di dalam kubur tersebut kadang kala dijumpai manik-Di dalam kubur tersebut kadang kala dijumpai manik-
manik, barang-barang yan diperbuat daripada logammanik, barang-barang yan diperbuat daripada logam
dan pecahan periuk belanga dari jenis yangdan pecahan periuk belanga dari jenis yang
digunakan di zaman Neolitik.digunakan di zaman Neolitik.
Kubur ini dibina dari kepingan batu-batu granit yangKubur ini dibina dari kepingan batu-batu granit yang
disusun secara bertindih di antara satu sama lain.disusun secara bertindih di antara satu sama lain.
15. Penemuan awal Kubur Batu Kepingan di negara iniPenemuan awal Kubur Batu Kepingan di negara ini
ialah di Changkat Mentri, sebuah anak bukit tidakialah di Changkat Mentri, sebuah anak bukit tidak
jauh dari tebing Sungai Bernam di bahagian selatanjauh dari tebing Sungai Bernam di bahagian selatan
Perak pada tahun 1895 dan kemudian ia telah digaliPerak pada tahun 1895 dan kemudian ia telah digali
pada tahun 1919.pada tahun 1919.
Tahun 1927, I.H.N. Evans melaporkan sebuah lagiTahun 1927, I.H.N. Evans melaporkan sebuah lagi
Kubur Batu Kepingan dijumpai di Ladang SungaiKubur Batu Kepingan dijumpai di Ladang Sungai
Kruit, Sungkai, Perak.Kruit, Sungkai, Perak.
16. Dalam tahun yang sama kira-kira setengah batu dariDalam tahun yang sama kira-kira setengah batu dari
tapak yang sama juga, sebanyak dua buah Kuburtapak yang sama juga, sebanyak dua buah Kubur
Batu Kepingan lagi dijumpai oleh I.H.N. Evans.Batu Kepingan lagi dijumpai oleh I.H.N. Evans.
Tahun 1930, I.H.N. Evans juga melaporkanTahun 1930, I.H.N. Evans juga melaporkan
penemuan sebuah lagi Kubur Batu Kepingan dipenemuan sebuah lagi Kubur Batu Kepingan di
Ladang Sungai Klah, PerakLadang Sungai Klah, Perak..
17. Pada tahun 1936, tiga buah lagi Kubur Batu
Kepingan dijumpai di Slim, Daerah Batang Padang,
dan sebuah lagi di Ladang Sungai Kruit, Sungkai
seperti yang dilaporkan oleh H.D. Collings.
Menurut Collings, kira-kira 75 buah Kubur Batu
Kepingan pernah dijumpai di kawasan Slim ketika
pembinaan lebuhraya di kawasan itu, namun semua
musnah akibat pembinaan tersebut.
18. Menurut Collings juga sebanyak 89 buah lagi Kubur
Batu Kepingan telah dijumpai bersama-sama alat besi
bersoket di Ladang Getah Sungai Belata dekat
Kerling di bahagian utara Selangor mungkin adalah
serpihan-serpihan dari Kubur Batu Kepingan
19. Salah sebuah Kubur Batu Kepingan yang ditemui di negara ini
adalah hasil kajian yang dilakukan oleh Leong Sau Heng iaitu
pada bulan Februari 1993 semasa kerja-kerja ekskavasi di
Ladang 51 di Ladang Ulu Bernam, Changkat Menteri, Perak.
Kubur yang berukuran 220 cm X 70 cm ini terletak
berhampiran Sungai Bernam, Perak.
Hasil kajian beliau mendapati ia merupakan contoh Kubur
Batu Kepingan dari peringkat yang terkemudian. Kepingan
batu granit yang digunakan adalah lebih nipis dan Kubur Batu
Kepingan yang dibina tidak berlantai berbanding dengan
Kubur Batu Kepingan peringkat awal.
20. Di samping itu, bersama-sama dengan Kubur Kepingan BatuDi samping itu, bersama-sama dengan Kubur Kepingan Batu
ini turut dijumpai beberapa jenis artifak seperti manik kaca,ini turut dijumpai beberapa jenis artifak seperti manik kaca,
manik batu (batu kristal carnelian), serpihan besi dan tembikarmanik batu (batu kristal carnelian), serpihan besi dan tembikar
dari China (zaman Tang awal) yang merupakan peralatandari China (zaman Tang awal) yang merupakan peralatan
untuk persembahan kematian (bekal kubur).untuk persembahan kematian (bekal kubur).
Sebahagian besar artifak yang ditemui dikenalpasti sebagaiSebahagian besar artifak yang ditemui dikenalpasti sebagai
bahan yang bernilai dan hanya dimiliki oleh kaum bangsawanbahan yang bernilai dan hanya dimiliki oleh kaum bangsawan
sahaja. Secara umumnya, bahan-bahan ini diperolehi melaluisahaja. Secara umumnya, bahan-bahan ini diperolehi melalui
aktiviti perdagangan yang telah berkembang pesat ketika itu.aktiviti perdagangan yang telah berkembang pesat ketika itu.
21. Walaupun ada sesetengah penyelidik yang berpendapatWalaupun ada sesetengah penyelidik yang berpendapat
tinggalan Kubur Batu Kepingan adalah tradisi Zamantinggalan Kubur Batu Kepingan adalah tradisi Zaman
Megalitik, namun ada juga penyelidik yang melihat hubungMegalitik, namun ada juga penyelidik yang melihat hubung
kaitnya dengan Zaman Logam Akhir. Kewujudan Kubur Batukaitnya dengan Zaman Logam Akhir. Kewujudan Kubur Batu
Kepingan juga dikatakan sebagai zaman peralihan sebelumKepingan juga dikatakan sebagai zaman peralihan sebelum
munculnya Zaman Protosejarah.munculnya Zaman Protosejarah.
Tinggalan Kubur Batu Kepingan juga dikaitkan sebagaiTinggalan Kubur Batu Kepingan juga dikaitkan sebagai
pengkebumianpengkebumian sekundersekunder kerana tidak ditemui tulang-tulangkerana tidak ditemui tulang-tulang
mayat di dalam kubur tersebutmayat di dalam kubur tersebut
22. KesimpulanKesimpulan
Kubur batu kepingan merupakan amalan masyarakat
pesisir pantai di Lembah Bernam, Perak terutama di
kawasan Sungkai, Changkat Mentri dan Slim River.
Teknik pengkebumiannya menggunakan kepingan-
kepingan batu granit yang disusun bertindih
menyerupai kubur di mana bahagian kepalanya lebih
lebar dari bahagian kaki.
23. Meskipun tiada rangka manusia ditemui di dalamMeskipun tiada rangka manusia ditemui di dalam
kubur ini semasa kerja-kerja penyelidikan dankubur ini semasa kerja-kerja penyelidikan dan
ekskavasi arkeologi dilakukan, tetapi ahli-ahliekskavasi arkeologi dilakukan, tetapi ahli-ahli
arkeologi menemui bahan-bahan perhiasan kuburarkeologi menemui bahan-bahan perhiasan kubur
yang ditanam bersama seperti periuk tembikar,yang ditanam bersama seperti periuk tembikar,
manik-manik kaca dan batu serta alat-alat besi.manik-manik kaca dan batu serta alat-alat besi.
Bukti-bukti ini menunjukkan bahawa amalan budayaBukti-bukti ini menunjukkan bahawa amalan budaya
kubur batu kepingan dipercayai bermula pada zamankubur batu kepingan dipercayai bermula pada zaman
logam kira-kira 300 sebelum Masihi, berterusan kelogam kira-kira 300 sebelum Masihi, berterusan ke
zaman protosejarah dan tamat sebelum 1400 Masihi.zaman protosejarah dan tamat sebelum 1400 Masihi.