Zaman Mesolithikum merupakan periode antara Paleolitikum dan Neolitikum dimana manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan menggunakan alat-alat batu kasar seperti kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan yang ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.
Coelenterata adalah hewan perut berongga yang memiliki rongga gastrovaskuler untuk pencernaan dan pengedaran zat makanan. Mereka memiliki tentakel beracun untuk berburu dan dapat hidup sebagai polip atau medusa. Termasuk di antaranya adalah hidra, ubur-ubur, karang, dan anemon laut.
Teks menjelaskan tentang awal kehidupan manusia purba dan perkembangan bumi secara geologis. Manusia purba hidup sederhana sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Bumi terbentuk dari gas panas dan berkembang melalui zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, hingga Neozoikum.
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Zaman Neolitikum
manusia pendukungnya Homo sapiens
revolusi dari food gathering menjadi food producing
hidup menetap
teknologinya sudah maju pesat
kebudayaannya sudah berkembang
sistem kepercayaan animisme, dan dinamisme
sudah mengenal api
Dokumen ini membahas tentang pengertian zaman pra-aksara dan kebudayaan pada masa itu, meliputi zaman batu tua, batu madya, batu muda, dan batu besar. Peninggalan kebudayaan zaman tersebut berupa alat dari batu, tulang, dan logam yang digunakan untuk berburu, bercocok tanam, dan kegiatan lain. Dokumen ini juga membahas corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terbagi menjadi masa
Coelenterata adalah hewan perut berongga yang memiliki rongga gastrovaskuler untuk pencernaan dan pengedaran zat makanan. Mereka memiliki tentakel beracun untuk berburu dan dapat hidup sebagai polip atau medusa. Termasuk di antaranya adalah hidra, ubur-ubur, karang, dan anemon laut.
Teks menjelaskan tentang awal kehidupan manusia purba dan perkembangan bumi secara geologis. Manusia purba hidup sederhana sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Bumi terbentuk dari gas panas dan berkembang melalui zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, hingga Neozoikum.
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Zaman Neolitikum
manusia pendukungnya Homo sapiens
revolusi dari food gathering menjadi food producing
hidup menetap
teknologinya sudah maju pesat
kebudayaannya sudah berkembang
sistem kepercayaan animisme, dan dinamisme
sudah mengenal api
Dokumen ini membahas tentang pengertian zaman pra-aksara dan kebudayaan pada masa itu, meliputi zaman batu tua, batu madya, batu muda, dan batu besar. Peninggalan kebudayaan zaman tersebut berupa alat dari batu, tulang, dan logam yang digunakan untuk berburu, bercocok tanam, dan kegiatan lain. Dokumen ini juga membahas corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terbagi menjadi masa
Teks ini membahas perkembangan peradaban awal di Kepulauan Indonesia, mulai dari asal usul bumi dan makhluk hidup, perkembangan manusia purba, terbentuknya kepulauan Indonesia, corak kehidupan manusia purba, dan perkembangan budaya tradisional secara lisan.
Masyarakat Indonesia pada masa Pra Aksara telah mengalami berbagai perkembangan, dimulai dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam, hingga perundagaian. Mereka telah memiliki berbagai tradisi seperti pemujaan nenek moyang, kepercayaan animisme dan dinamisme, serta kemampuan membuat alat batu, bangunan megalithikum, dan alat logam. Masyarakat pada masa itu juga telah mengenal sistem ke
Dokumen tersebut membahas asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berdasarkan penemuan fosil dan artefak serta migrasi. Disebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan kemudian menyebar ke Asia lainnya, serta penduduk Indonesia diperkirakan berasal dari daratan Asia dan bermigrasi ke selatan. Nenek moyang bangsa Indonesia terdiri dari bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia dari berbagai jalur.
Teks tersebut membahas sistem ekskresi pada empat kelas hewan yaitu Cephalopoda, Arachnida, Gastropoda, dan Bivalvia. Sistem ekskresi Cephalopoda berupa sepasang nefridia berbentuk segitiga yang berfungsi sebagai ginjal. Sistem ekskresi pada Bivalvia berupa ginjal dalam bentuk nefridia yang mengeluarkan ekskret kemudian dikeluarkan lewat sifon. Sistem ekskresi pada Gastropoda adalah ginjal yang men
Dokumen tersebut membahas anatomi luar dan dalam burung yang mencakup struktur eksterior seperti paruh, bulu, ekor, dan organ dalam seperti sistem pencernaan, pernapasan, peredaran darah, ekskresi, dan reproduksi.
Coelenterata adalah hewan akuatik radia yang terdiri dari empat kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Ctenophora. Hewan-hewan ini memiliki tubuh bersel banyak dengan dua lapis sel yang membentuk rongga tubuh. Mereka dapat bereproduksi secara aseksual melalui pembentukan kuncup atau secara seksual melalui pembuahan internal. Beberapa spesies Coelenterata memiliki manfaat sebagai sum
Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penindasan Belanda pada abad ke-19. Perlawanan ini dimulai karena banyaknya korupsi, pajak yang tinggi, dan kerja paksa. Meskipun pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Belanda awalnya, Pattimura akhirnya tertangkap dan dihukum mati gantung. Perjuangan rakyat Maluku melemah setelah pemimpinnya ditangkap, sehingga Maluku berada di b
Dokumen tersebut merupakan biografi singkat tentang pahlawan nasional Pattimura yang mencakup informasi tentang latar belakang, jasa, dan perlawanannya melawan penjajahan Belanda di Maluku sebelum akhirnya wafat karena dihukum gantung.
Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata - Fisiologi HewanDewanto Dewanto
Sistem pencernaan makanan pada hewan vertebrata pada mata kuliah fisiologi hewan dengn dosen pengampu Elfa Oprasmani, S.Pd., M.Pd.
Anggota kelompok:
(1) Dewanto
(2) Novantrya Salidar
(3) Nur Aisyah
(4) Ruth Anne Pratiwi Nadeak
(5) Mutiara Mayzha Adinda
(6) Dien Atiqa
(7) Fadinda Berliawanti
(8) Mia Nurtantri
(9) Ruzi Maisaroh
Program Studi Pendidikan Biologi Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tahun 2021
1. Dokumen tersebut merangkum periode peradaban awal di Indonesia, mulai dari Zaman Arkaekum hingga Zaman Neozoikum.
2. Zaman Arkaekum dan Paleozoikum ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan sederhana, sedangkan zaman Mesozoikum dan Neozoikum ditandai dengan berkembangnya hewan reptil dan mamalia.
3. Proses pembentukan kepulauan Indonesia meliputi aktivitas vulkanik, pertemuan lempeng tekton
Udang memiliki berbagai organ indera termasuk chemoreseptor yang berfungsi untuk mendeteksi makanan. Chemoreseptor utama udang terdapat pada antenula dan memiliki rambut-rambut halus yang peka terhadap zat kimia dalam lingkungan. Chemoreseptor memungkinkan udang menemukan sumber makanan dengan sensitivitas tinggi meskipun dari jarak jauh.
Dokumen tersebut membahas sejarah peradaban maritim Indonesia sejak zaman prasejarah, yang ditandai dengan ditemukannya lukisan perahu di gua-gua di berbagai pulau Indonesia. Dokumen juga menyebutkan bahwa bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa pelaut yang maju sejak awal Masehi, dengan menggunakan kapal berlayar mereka menjelajahi dunia. Bukti arkeologis seperti sisa-sisa perahu kayu yang ditemukan menunjuk
Zaman Mesolitikum adalah periode antara Paleolitikum dan Neolitikum ketika manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan membuat alat-alat batu sederhana seperti kapak genggam. Manusia pada zaman ini didominasi ras Melanesoid dari Papua. Beberapa budaya yang berkembang antara lain Pebble Culture, Bone Culture, dan Flakes Culture.
Teks ini membahas perkembangan peradaban awal di Kepulauan Indonesia, mulai dari asal usul bumi dan makhluk hidup, perkembangan manusia purba, terbentuknya kepulauan Indonesia, corak kehidupan manusia purba, dan perkembangan budaya tradisional secara lisan.
Masyarakat Indonesia pada masa Pra Aksara telah mengalami berbagai perkembangan, dimulai dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam, hingga perundagaian. Mereka telah memiliki berbagai tradisi seperti pemujaan nenek moyang, kepercayaan animisme dan dinamisme, serta kemampuan membuat alat batu, bangunan megalithikum, dan alat logam. Masyarakat pada masa itu juga telah mengenal sistem ke
Dokumen tersebut membahas asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berdasarkan penemuan fosil dan artefak serta migrasi. Disebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan kemudian menyebar ke Asia lainnya, serta penduduk Indonesia diperkirakan berasal dari daratan Asia dan bermigrasi ke selatan. Nenek moyang bangsa Indonesia terdiri dari bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia dari berbagai jalur.
Teks tersebut membahas sistem ekskresi pada empat kelas hewan yaitu Cephalopoda, Arachnida, Gastropoda, dan Bivalvia. Sistem ekskresi Cephalopoda berupa sepasang nefridia berbentuk segitiga yang berfungsi sebagai ginjal. Sistem ekskresi pada Bivalvia berupa ginjal dalam bentuk nefridia yang mengeluarkan ekskret kemudian dikeluarkan lewat sifon. Sistem ekskresi pada Gastropoda adalah ginjal yang men
Dokumen tersebut membahas anatomi luar dan dalam burung yang mencakup struktur eksterior seperti paruh, bulu, ekor, dan organ dalam seperti sistem pencernaan, pernapasan, peredaran darah, ekskresi, dan reproduksi.
Coelenterata adalah hewan akuatik radia yang terdiri dari empat kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa, dan Ctenophora. Hewan-hewan ini memiliki tubuh bersel banyak dengan dua lapis sel yang membentuk rongga tubuh. Mereka dapat bereproduksi secara aseksual melalui pembentukan kuncup atau secara seksual melalui pembuahan internal. Beberapa spesies Coelenterata memiliki manfaat sebagai sum
Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penindasan Belanda pada abad ke-19. Perlawanan ini dimulai karena banyaknya korupsi, pajak yang tinggi, dan kerja paksa. Meskipun pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Belanda awalnya, Pattimura akhirnya tertangkap dan dihukum mati gantung. Perjuangan rakyat Maluku melemah setelah pemimpinnya ditangkap, sehingga Maluku berada di b
Dokumen tersebut merupakan biografi singkat tentang pahlawan nasional Pattimura yang mencakup informasi tentang latar belakang, jasa, dan perlawanannya melawan penjajahan Belanda di Maluku sebelum akhirnya wafat karena dihukum gantung.
Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Vertebrata - Fisiologi HewanDewanto Dewanto
Sistem pencernaan makanan pada hewan vertebrata pada mata kuliah fisiologi hewan dengn dosen pengampu Elfa Oprasmani, S.Pd., M.Pd.
Anggota kelompok:
(1) Dewanto
(2) Novantrya Salidar
(3) Nur Aisyah
(4) Ruth Anne Pratiwi Nadeak
(5) Mutiara Mayzha Adinda
(6) Dien Atiqa
(7) Fadinda Berliawanti
(8) Mia Nurtantri
(9) Ruzi Maisaroh
Program Studi Pendidikan Biologi Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tahun 2021
1. Dokumen tersebut merangkum periode peradaban awal di Indonesia, mulai dari Zaman Arkaekum hingga Zaman Neozoikum.
2. Zaman Arkaekum dan Paleozoikum ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan sederhana, sedangkan zaman Mesozoikum dan Neozoikum ditandai dengan berkembangnya hewan reptil dan mamalia.
3. Proses pembentukan kepulauan Indonesia meliputi aktivitas vulkanik, pertemuan lempeng tekton
Udang memiliki berbagai organ indera termasuk chemoreseptor yang berfungsi untuk mendeteksi makanan. Chemoreseptor utama udang terdapat pada antenula dan memiliki rambut-rambut halus yang peka terhadap zat kimia dalam lingkungan. Chemoreseptor memungkinkan udang menemukan sumber makanan dengan sensitivitas tinggi meskipun dari jarak jauh.
Dokumen tersebut membahas sejarah peradaban maritim Indonesia sejak zaman prasejarah, yang ditandai dengan ditemukannya lukisan perahu di gua-gua di berbagai pulau Indonesia. Dokumen juga menyebutkan bahwa bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa pelaut yang maju sejak awal Masehi, dengan menggunakan kapal berlayar mereka menjelajahi dunia. Bukti arkeologis seperti sisa-sisa perahu kayu yang ditemukan menunjuk
Zaman Mesolitikum adalah periode antara Paleolitikum dan Neolitikum ketika manusia masih berpindah-pindah mengumpulkan makanan dan membuat alat-alat batu sederhana seperti kapak genggam. Manusia pada zaman ini didominasi ras Melanesoid dari Papua. Beberapa budaya yang berkembang antara lain Pebble Culture, Bone Culture, dan Flakes Culture.
Dokumen tersebut membahas pembagian zaman praaksara berdasarkan arkeologi dan peninggalannya. Zaman praaksara dibagi menjadi zaman batu dan zaman logam, dimana zaman batu terbagi menjadi zaman batu tua, tengah, baru, dan besar, sedangkan zaman logam terbagi menjadi zaman tembaga dan perunggu. Dokumen ini juga menjelaskan ciri-ciri dan contoh peninggalan yang ditemukan pada masing-masing z
Dokumen tersebut membahas periodesasi kehidupan manusia purba di Indonesia, dimulai dari Zaman Paleolitikum hingga Zaman Logam. Mencakup perkembangan alat batu, pola kehidupan, dan budaya yang berkembang pada setiap zamannya. Zaman Paleolitikum ditandai dengan alat batu yang sangat sederhana, berburu dan mengumpulkan makanan. Zaman Mesolitikum dan Neolitikum mengalami kemajuan dengan alat batu yang le
Dokumen tersebut membahas tentang zaman Paleolitikum dan Mesolitikum di Indonesia. Zaman Paleolitikum merupakan zaman awal ketika manusia membuat alat-alat batu secara kasar dan berpindah-pindah. Manusia pada zaman Mesolitikum mulai memiliki tempat tinggal tetap meski masih berburu dan mengumpulkan makanan. Kedua zaman tersebut dapat diketahui melalui penemuan alat-alat batu dan fosil manusia
Pembabakan secara Arkeologis membagi zaman prasejarah menjadi 4 zaman berdasarkan perkembangan alat batu yaitu Zaman Batu Tua, Zaman Batu Tengah, Zaman Batu Besar, dan Zaman Batu Muda. Zaman Logam terbagi menjadi Zaman Perunggu dan Zaman Besi berdasarkan penggunaan logam sebagai bahan baku alat. Masyarakat prasejarah hidup berpindah-pindah dan bergantung pada alam, namun secara
Menurut sejarawan Indonesia R.P Soeroso, perkembangan kehidupan manusia purba dibagi menjadi empat tahapan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Kebudayaan manusia purba meliputi zaman batu, mesolitik, neolitik, logam, dan
Teks tersebut merangkum perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia mulai dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, hingga masa perundagian. Dibahas pula hasil-hasil kebudayaan dari berbagai zaman seperti zaman batu, mesolitikum, neolitikum, zaman logam, serta kebudayaan megalitikum. Teks ini menjelaskan perkembangan kehidupan sosial ekonomi manusia purba di
Tentang masa pra aksara di Indonesia, pembabakan zaman pra aksara, jenis manusia purba, kehidupan dan kebudayaan manusia masa pra aksara, dan sistem kepercayaannya.
Dokumen tersebut merangkum hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara di Indonesia pada berbagai zaman mulai dari Zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum hingga Zaman Perundagian. Beberapa hasil budaya yang dihasilkan antara lain alat-alat batu, tulang, logam, bangunan megalitik, serta nilai-nilai seperti religius, gotong royong, dan teknologi pertanian dan pelay
Pembagian zaman berdasarkan benda hasil budaya atau arkeologirendrafauzi
Teks tersebut membahas pembagian zaman berdasarkan benda hasil budaya atau arkeologi. Zaman dibagi menjadi zaman batu (terdiri dari zaman batu tua, tengah, dan besar), zaman logam (tembaga, perunggu, dan besi), dan zaman neolitikum. Masing-masing zaman dikarakterisasi oleh jenis alat yang digunakan, gaya hidup, dan kemajuan teknologi manusia.
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_deden98
Dokumen tersebut merangkum periode prasejarah di Indonesia, mulai dari Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, zaman Besi, hingga zaman Perunggu. Dijelaskan ciri-ciri masyarakat dan artefak yang ditemukan pada setiap periode, seperti alat batu, budaya pemburu-pengumpul, pertanian, dan logam.
1. Zaman Mesolithikum
Di Susun Oleh :
– M. Agung Laksono
– Iskandar
– Deni Ferdiansyah
– Lola Monica
– Aulia Mirzha
– Dicky Yendri N
– Fabian Al – Fikas
– Tara Danaswara
Kelas : X – MIA 2
2. SMAN 1 KRAMATWATU
JL. PANCORAN NO 1 (0254) 230860
KRAMATWATU, SERANG, BANTEN,
INDONESIA
A. Definisi Zaman Mesolithikum
Mesolitikum (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos “batu”) atau
"Zaman Batu Pertengahan" adalah suatu periode dalam perkembangan
teknologi manusia, antara Paleolitikum (Zaman Batu Tua) dan Neolitikum
(Zaman Batu Muda).
Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya
"Jaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic Times) yang diterbitkan
pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering digunakan
sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The Dawn
of Europe.
B. Ciri Zaman Mesolithikum
Nomaden dan masih melakukan food gathering
(mengumpulkan makanan),
alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman
palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar,
Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang
disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur),
3. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam
(Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu
penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah,
Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Flores.
Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua
Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche
antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan,
kapak persegi dan alat-alat dari tulang,
Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah
bangsa Papua—Melanosoid,
Pada zaman ini memiliki empat bagian penting kebudayaan
di zaman mesolithikum, yaitu :
– Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari
Kjoken Mondinger),
– Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang),
– Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus
Roche),
– Kebudayaan Bacson-Hoabinh
C. Kebudayaan Mesolitikum
- Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang),
- Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Sous
Roche),
- Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari
Kjoken Mondinger),
4. - Kebudayaan Bacson-Hoabinh
1. Bone Culture/ Sampung Bone Culture (kebudayaan alat dari Tulang)
Pada kebudayaan ini banyak di temukan alat-alat yang ditemukan
di zaman batu mesolitikum lebih banyak terbuat dari tulang dan tanduk
rusa. Alat-alat itu ditemukan di abris sous roche.
Arbis sous roche adalah goa yang menyerupai ceruk batu karang
yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Penelitian mengenai
kebudayaan Abris sous roche ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels
pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu, dekat Sampung, Ponorogo, Jawa
Timur.
Bersamaan alat-alat dari budaya, ditemukan pula fosil manusia
papua-melanesoid.
2. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
Selama tahun 1893-1896 dua orang bersaudara sepupu,
berkebangsaan swiss, bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin melakukan
penelitian di gua-gua di lumancong Sulawesi selatan yang masih didiami
suku bangsa Toala. Mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flake)
mata panah bergerigi, dan alat-alat tulang. Van Stein Callenfels
5. memastikan kebudayaan Toala tersebut merupakan kebudayaan
mesolitikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM.
Kebudayaan yang ditemukan berupa flakes yang disebut microlith
(batu kecil), pecahan tembikar, dan benda-benda perunggu
3. Pebble Culture
Di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh),
dan ditemukan bekas-bekas tempat tinggal manusia di zaman
mesolitikum.temuan itu berupa kulit kerang yang membatu dan
tingginya ada yang mencapai 7 meter, dalam bahasa denmark biasa
disebut kjokkenmoddinger (sampah dapur). Hal ini diteliti oleh Dr. P. V.
van Stein Callenfels pada tahun 1925. Sampah dengan ketinggian
tersebut kemungkinan telah mengalami proses pembentukan cukup
lama, yaitu mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.
Di dalam sana Dr. P. V. van Stein Callenfels juga menemukan :
Kapak Sumatera:
Di tempat itu ditemukan benda-benda kebudayaan seperti
kapak genggam yang disebut pebble atau kapak genggam
Sumatera (Sumeteralith) sesuai dengan tempat
penemuannya. Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang
dibelah dua dan teksturnya masih kasar.
Batu penggiling :
Di antara tumpukan sampah tersebut juga ditemukan batu
penggiling beserta landasannya (pipisan) yang digunakan
6. untuk menghaluskan cat merah. Cat tersebut diperkirakan
digunakan dalam acara keagamaan atau ilmu sihir.
d. Alat – Alat Pada Zaman Mesolithikum
– Kapak genggam (peble)
– Kapak pendek (hache Courte)
– Pipisan (alat dari tulang binatang atau tanduk rusa)
– Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah
(Flakes)
– Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
Zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum
dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
a. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini
biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa
dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya
dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan
dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan
sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam.
Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan
menguliti binatang.
7. b. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat
tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah
jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa
Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa
Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah
Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut
kebudayan pacitan.
c. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa
Salah satu alat peninggalan zaman Mesolithikum yaitu alat dari
tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan
Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk
(belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah
8. untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini
juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.
d. Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah ( Flakes
)
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang
dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil
kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang.
Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap
ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
e. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
9. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa
Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah
jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam
kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit
kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah
membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan
disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan.
Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia
purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr.
P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut
dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata
berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).
e. Manusia pendukung
– Manusia pendukung pada zaman ini adalah homo sapiens (manusia
sekarang), yaitu :
❑ Ras Austromelanosoide (mayoritas):
Melanesoid (Papua)
Aborigin (Australia)
❑ Ras Mongoloide (minoritas):
Semang (Malaysia)
Atca (Filipina)
– Bukti :
fosil-fosil manusia ras papua melanosoid , pada kebudayaan
tulang sampang maupun di bukit-bukit kerang di sumatera.
10. f. Kepercayaan Masyarakat pada zaman Mesolitikum
Masyarakat mesolitikum sudah mengenal kepercayaan dan
penguburan mayat.
Lukisan pada dinding yang dianggap magis. Contoh: gambar tangan
untuk penolak bala, gambar kadal sebagai penjelmaan roh nenek
moyang, gambar perahu sebagai alat transportasi roh nenek
moyang ke alam baka.
Totemisme yaitu penyembahan terhadap binatang – binatang
disekitar yang dipercayai memiliki kekuatan gaib.
g. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa :
1. Mesolitikum (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) atau "Zaman
Batu Pertengahan" adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi
manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu
Muda.
2. Ciri-Ciri dai Zaman Mesolithikum Adalah Sebagai Berikut :
– Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan
makanan)
– Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum
yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
11. – Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken
Mondinger (sampah dapur)
– Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble),
Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak
dari batu kali yang dibelah.
– Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Flores.
– Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa
Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes
(Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari
tulang.