Dokumen ini membahas persaingan antara koperasi, BUMN dan swasta (BUMS) dalam perekonomian Indonesia. Meskipun tujuan koperasi sebagai pelaku utama, namun perannya kalah dari BUMN dan BUMS karena kelemahan koperasi seperti modal terbatas, pengelolaan kurang profesional, sedangkan kelebihan BUMN dan BUMS adalah dukungan pemerintah, modal besar, manajemen profesional. Agar tetap bersaing, koperasi perlu reformasi
Persaingan Antara Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia dengan BUMN dan BUMS
1. PERSAINGAN ANTARA KOPERASI
SEBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN
INDONESIA DENGAN BUMN DAN BUMS
Reny Ika Wulandari (023122005)
Umi Badriyah (023122008)
Fitriana Melani (023122025)
FE TRISAKTI
2013
2. Latar Belakang
• Koperasi berkedudukan sebagai soko guru
perekonomian nasional dan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam sistem
perekonomian nasional. Namun,
perkembangan koperasi masih jauh tertinggal
dibandingkan dengan dua pelaku ekonomi
lainnya, yaitu sektor pemerintah (BUMN) dan
sektor swasta (BUMS). Padahal diketahui
koperasi merupakan satu-satunya sektor usaha
yang keberadaannya diakui secara
konstitutional sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya.
3. Rumusan Masalah
Mengapa koperasi kalah saing dengan
BUMN dan BUMD?
Bagaimana agar koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia mampu bersaing
dengan BUMN dan BUMS?
4. Kelemahan Koperasi
a. koperasi sulit berkembang dengan modal
terbatas
b. kurang cakapnya pengurus dalam
mengelola koperasi
c. pengurus kadang-kadang tidak jujur
d. kurangnya kerja sama antara pengurus,
pengawas dan anggotanya
e. kalah saing dari segi strategi dibandingkan
BUMN dan BUMS.
5. Kelebihan BUMN dan BUMS
• Dibandingkan dengan koperasi, kelebihan BUMN adalah
sebagai berikut:
a. menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat
banyak
b. mendapat jaminan dan dukungan dari negara
c. permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari
negara
d. kelangsungan hidup perusahaan terjamin
• Sedangkan kelebihan dari BUMS yaitu:
a. mudah memperoleh modal yang besar
b. pengelolaan dan manajemennya bersifat profesional
c. etos kerja pegawai tinggi
d. kepuasan konsumen sangat diutamakan
6. Simpulan
• Persaingan antara Koperasi, BUMN, dan Swasta (BUMS) dalam menghadapi pasar
global sangat terlihat. Meskipun tujuan ideal koperasi sebagai soko guru dalam
perekonomian Indonesia, namun peran koperasi kalah jauh dibandingkan
BUMN/BUMD apalagi dengan Swasta (BUMS). Penyebabnya adalah karena
koperasi memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain koperasi sulit berkembang
dengan modal terbatas, kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi,
pengurus kadang-kadang tidak jujur, kurangnya kerja sama antara pengurus,
pengawas dan anggotanya, kalah saing dari segi strategi dibandingkan BUMN dan
BUMS. Dibandingkan dengan koperasi, kelebihan BUMN adalah menguasai sektor
yang vital bagi kehidupan rakyat banyak, mendapat jaminan dan dukungan dari
negara, permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari negara,
kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Sedangkan kelebihan dari BUMS yaitu
mudah memperoleh modal yang besar, pengelolaan dan manajemennya bersifat
profesional, etos kerja pegawai tinggi, kepuasan konsumen sangat diutamakan.
• Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu
pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi
lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relatif berat karena
jika tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam
percaturan persaingan yang makin lama makin intens dan mengglobal.
7. Saran
• Untuk mewujudkan tujuan koperasi sebagai soko guru
perekonomian nasional pemerintah serta agar koperasi dapat
bersaing dengan BUMN dan BUMS adalah sebagai berikut:
• negara harus memberikan jaminan dan dukungan yang sama
seperti halnya BUMN kepada koperasi.
• koperasi harus lebih kreatif dalam menghimpun modal tidak
hanya tergantung kepada bantuan modal pemerintah, misalnya
dengan usaha mandiri
• harus ada seleksi pengurus koperasi yang ketat agar
menghasilkan pengurus yang bertanggung jawab dan kompeten
• perlu adanya pelatihan, pembinaan dan motivasi SDM pada
koperasi agar etos kerja karyawan tinggi, manajemen lebih
profesional, dan dapat memberikan pelayanan prima kepada
pelanggan sehingga dapat bersaing dengan badan usaha lain.