Dokumen tersebut membahas tentang fungsi konsumsi, tabungan dan investasi. Fungsi konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan dan beberapa faktor lain seperti tingkat bunga dan ekspektasi harga. Dokumen juga menjelaskan rumus-rumus untuk menghitung besaran konsumsi, tabungan, MPC, MPS dan titik impas.
BAB 10 - SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK
PENGANTAR AKUNTANSI 1
1. Warren, Carl S., dkk. 2014. Pengantar Akuntansi: Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
2. Sumarsan, Thomas. 2013. Akuntansi Dasar dan Aplikasi dalam Bisnis Versi IFRS. Jakarta: Indeks.
3. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
BAB 10 - SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK
PENGANTAR AKUNTANSI 1
1. Warren, Carl S., dkk. 2014. Pengantar Akuntansi: Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
2. Sumarsan, Thomas. 2013. Akuntansi Dasar dan Aplikasi dalam Bisnis Versi IFRS. Jakarta: Indeks.
3. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
membahas materi tentang pendekatan kardinal, pendekatan ordinal, Hukum Gossen I, Hukum Gossen II, The Law of Diminishing Marginal Utility, Kurva Indiferen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, pola hidup hemat dan bersahaja
pengertian pasar, jenis-jenis pasar, kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna, kebaikan dan keburukan pasar monopoli, kebaikan dan keburukan pasar oligopoli, pasar persaingan tidak sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar monopsoni, pasar oligopsoni
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaJogo Hera
Β
membahas secara lengkap tentang permintaan, penawaran, harga keseimbangans dan elastisitas harga yang meliputi pengertian permintaan, hukum permintaan, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, pergeseran kurva permintaan. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran, Hukum Penawaran, Pergeseran kurva penawaran, harga keseimbangan, pergeseran harga keseimbangan. fungsi permintaan, fungsi penawaran. elastisitas permintaan, elastisitas penawaran, jenis-jenis elastisitas, cara perhitungan koefisien elastisitas. jenis-jenis elastisitas
berisi materi tentang pengertian uang, jenis-jenis uang, fungsi asli uang, fungsi turunan uang, pengertian bank, jenis-jenis bank, tugas bank sentral, menghitung kecepatan peredaran uang, teori kuantitas Irving Fisher
berisi materi tentang Pengertian Indeks Harga Konsumen, Jenis-jenis Indeks Harga, Indeks Harga Perdagangan Besar, Indeks Harga Yang Dibayar Petani, Menghitung Indeks harga dengan metode laspeyers, menghitung Indeks harga dengan metode Paasche
berisi materi tentang penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran. Perhitungan Pendapatan per kapita dan Kurva Lorenz
membahas tentang Pengertian Inflasi, faktor penyebab terjadinya inflasi, jenis-jenis inflasi, dampak inflasi, cara mengatasi inflasi serta cara menghitung laju inflasi
Membahasa materi kebutuhan yang meliputi jenis-jenis kebutuhan, alat pemuas kebutuhan, biaya peluang dan Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Curve)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Β
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
Β
Konsumsi, Tabungan dan Investasi
1. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 1
Konsumsi, Tabungan dan Investasi
A. Fungsi Konsumsi
Dalam kaitannya dengan Pendapatan, Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan
konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi. Jadi, besarnya pendapatan akan sama dengan
besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan dirumuskan
Y = C + S
Sehingga dari rumus ini kita juga dapat menghitung besarnya Konsumsi (C) dan Tabungan (S) sbb:
C = Y β S
S = Y β C
Pada Fungsi Konsumsi terdapat 2 konsep yang harus dipahami yaitu :
1. Kecendrungan Konsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu perbandingan
antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan
terjadinya perubahan konsumsi. Dirumuskan
π = π΄π·πͺ =
βπͺ
βπ
Angka MPC lebih kecil dari satu (=0,...) artinya bahwa setiap terdapat pertambahan pendapatan tidak
seluruhnya untuk menambah konsumsi, tetapi sebagian juga untuk menambah tabungan.
2. Kecendrungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity to Consume (APC) merupakan
perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan. Dirumuskan :
π¨π·πͺ =
πͺ
π
Berkaitan dengan APC nilai a dpat dicari dengan rumus :
APC = (APC β MPC) Y1
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut.
Adapun hubungan antara besarnya konsumsi dan pendapatan, oleh Keynes dirumuskan dalam sebuah fungsi konsumsi
sbb :
C = a + bY
Keterangan :
C = pengeluaran untuk konsumsi (consumption)
a = konstanta, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan tidak ada (sama dengan nol)
disebut konsumsi otonom (Autonomous Consumption)
b = MPC Kecendrungan Konsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu
perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan
pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi.
Y = Pendapatan disposable (pendapatan yang disap dibelanjakan)
B. Fungsi Tabungan
Tabungan adalah sisa pendapatan atau bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Dalam
lingkup makro ekonomi tabungan (Saving) didefenisikan sebagai bagian dari pendapatan nasional per tahun yang tidak
dikonsumsi.
Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya tabungan dengan pendapatan, dirumuskan
S= -a + (1-b)Y
Ket :
-a = autonomous saving (konsumsi otonom yang negatif) , dimana jika pendapatan turun sampai nol,maka konsumsi
otonom (pemenuhan kebutuhan) dibelanjai dengan tabungan negatif (pinjaman)
(1-b) = MPS
Dalam fungsi tabungan juga terdapat 2 konsep yang harus dipahami yaitu :
1. KecendrunganMenabung Marginal/MPS (Marginal Propencit to Save) yaitu perbandingan antara besarnya
perubahan tabungan dengan besarnya perubahan pendapatan yang menyebabkan terjadinya perubahan
konsumsi. Dirumuskan
(π β π) = π΄π·πΊ =
βπΊ
βπ
Besar MPS lebih kecil dari satu dan dapat dinyatakan bahwa MPC + MPS = 1, artinya setiap terjadi kenaikan
pendapatan akan digunakan sebagian untuk menambah konsumsi dan sebagian lagi untuk menambah tabungan.
2. Kecedrungan Mengonsumsi Rata-Rata/Average Propensity to Save (APS) : perbandingan antara tingkat
tabungan dengan tingkat pendapatan pada saat kegiatan konsumsi dilakukan.
π¨π·πΊ =
πΊ
π
Contoh Soal :
1. Diketahui fungsi konsumsiC = 20 + 0,8 Y
Ditanya:
a. Tentukan fungsi tabungannya!
b. Gambarkan kurva (grafik) fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya!
Jawab:
a. Diketahui fungsi C = 20 + 0,8 Y
S = βa + (1βb) Y (dari fungsi konsumsi diketahui a = 20dan b = 0,8) Sehingga
S = β20 + (1β0,8) Y
S = β20 + 0,2 Y, jadi fungsi tabungannya adalah:
S = β20 + 0,2 Y
b. Untuk menggambar fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, gunakan langkahβlangkah berikut:
2. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 2
ο· Kurva Fungsi Konsumsi C = 20 + 0,8 Y
Titik potong dengan sumbu C (sumbu vertikal) bila Y= 0, terjadi pada titik (0,20)
Titik potong dengan scale line (garis skala), garis skala adalah garis yang membagi sudut menjadi dua bagian
yang sama dengan menunjukkan Y = C (Break Even Income). Untuk mencari titik potong dengan garis skala
kita harus mensubstitusikan Y = C ke dalam fungsi konsumsi di atas.
Y = C (karena Y = C maka C akan diganti Y)
C = 20 + 0,8 Y
sehingga, Y = 20 + 0,8 Y
Y β 0,8 Y = 20
0,2 Y = 20
π =
20
0,2
Y = 100
ο· Kurva fungsi tabungan S = β20 + 0,2 Y
Titik potong dengan sumbu S (bila Y = 0) terjadi pada titik (0,β20)
Titik potong dengan sumbu Y (bila S = 0) terjadi pada titik (100,0)
2. Pada saat ia memperleh penghasilan Rp.1.200.000,- besarnya konsumsi Rp.900.000,- setelah penghasilannya naik
menjadi Rp.1.600.000,- konsumsinya menjadi Rp.1.000.000,- Tentukan fungsi konsumsinya !
Fungsi konsumsi juga dapat dicari menggunakan rumus:
π β ππ
ππ β ππ
=
π β ππ
ππ β ππ
C β 900.000
1.000.000 β 900.000
=
Y β 1.200.000
1.600.000 β 1.200.000
C β 900.000
100.000
=
Y β 1.200.000
400.000
C β 900.000 ( 400.000 ) = Y β 1.200.000 ( 100.000 )
400.000 C β 360.000.000.000 = 100.000 Y β 120.000.000.000
400.000 C = 100.000 Y β 120.000.000.000 + 360.000.000.000
400.000 C = 100.000 Y + 240.000.000.000
C = 100.000 Y + 240.000.000.000
400.000
C = 0,25 Y + 600.000
1. Diketahui fungsi konsumsi Tuan Drogba C = 100.000 + 0,6 Y
Tentukan
a. Berapa besar konsumsi bila pendapatan Tuan Drogba Rp. 500.000
b. Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, tentukan fungsi tabungannya.
c. Berapa besar tabungan bila pendapatan Tuan Drogba Rp. 600.000
d. Titik Impas (Break Even Point) dimana seluruh pendapatan digunakan untuk konsumsi (Y=C)
Jawab :
a. Diketahui:
C = 100.000 + 0,6 Y
Ditanya : besarnya konsumsi (C) ketika pendapatan (Y) Tuan Droga Rp. 500.000
Dijawab :
Sekarang kita masukkan Y = 500.000 ke dalam persamaan tersebut
C = 100.000 + 0.6 x 500.000
C = 100.000 + 300.000
Jadi, bila Y = 500.000 maka besar konsumsi adalah Rp400.000,-.
b. Diketahui: C = 100.000 + 0,6 Y
Ditanya : Fungsi Tabungan (S)
Dijawab :
Dari persamaan di atas diketahui
3. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 3
a = 100.000 b = 0,6
Karena S = βa + (1βb) Y
Maka, fungsi tabungan adalah
S = β100.000 + (1-0,6)Y
S = β100.000 + 0,4Y
Jadi bila diketahui C = 100.000 + 0,6 Y
maka fungsi tabungannya adalah S = β100.000 + 0,4 Y
c. Diketahui:
S = β100.000 + 0,4 Y (dari soal c)
Ditanya : besarnya tabungan (S) ketika pendapatan Tuan Drogba Rp. 600.000
Dijawab :
Sekarang kita masukkan Y = 600.000 ke dalam persamaan tersebut
S = β100.000 + (0,4) 600.000
S = β100.000 + 240.000
S = 140.000
Jadi, bila Y = 600.000 maka besar tabungan Rp140.000,
d. Titik impas (Break Even Point) dihitung dengan rumus :
Y=C
Diketahui C = 100.000 + 0,6 Y
Ditanya = BEP...?
Dijawab :
Y=C
Y=100.000 + 0,6Y
Y β 0,6Y = 100.000
0,4Y = 100.000
π =
100.000
0,4
Y = 250.000
Jadi ketika pendapatannya sebesar Rp. 250.000 seluruhnya digunakan untuk konsumsi
2. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,60Y. Bila pendapatan sebesar Rp. 600.000 tentukan besar tabungannya?
Diketahui : C= 100.000 + 0,60Y
Y = Rp. 600.000
Ditanya : Besarnya tabungan (S) ketika pendapatan (Y) sebesar Rp. 600.000
Dijawab :
Karena yang ditanya besar tabungan, agar lebih mudah kita harus
membuat fungsi tabungannya lebih dulu, yakni :
C = 100.000 + 0,60 Y maka diubah menjadi fungsi tabungan adalah
S = -100.000 + (1 β 0,60) Y
S= -100.000 + 0,40 Y
Sekarang kita masukan Y = Rp. 600.000 ke dalam persamaan fungsi tabungan
S= -100.000 + 0,40 (600.000)
S= 140.000
Jadi, bila pendapatan Rp. 600.000 maka tabungannya adalah Rp.140.000.
3. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,25Y
Jika terjadi peningkatan pendapatan Rp. 200.000 menjadi Rp. 250.000, maka terjadi peningkatan tabungan sebesar ....
Penyelesaian :
Diketahui C = 100.000 + 0,25Y
Y1 = 200.000
Y2 = 250.000
Ditanya : besarnya peningkatan tabungan (βS=S2-S1)
Dijawab :
Langkah 1 : menghitung besarnya S1 (tabungan) ketika pendapatan 200.000 (Y1)
C= 100.000 + 0,25 Y diubah ke dalam fungsi tabungan menjadi
S= -100.000 + 0,75Y
S = -100.000 + 0,75 (200.000)
S = 50.000
Langkah 2 : menghitung besarnya S2 (tabungan) ketika pendapatan 250.000 (Y2)
S=-100.000 + 0,75Y
S=-100.000 + 0,75 (250.000)
S=87.500
Langkah 3 : setelah diketahui S1 dan S2 maka besarnya peningkatan tabungannya adalah
S2 β S1
Rp. 87.500 β Rp. 50.000 = Rp. 37.500
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konsumsi dan Tabungan
Telah dijelaskan bahwa konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan disposable. Namun ada beberapa faktor
lain yang juga menentukan Konsumsi dan Tabungan yaitu :
1. Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi
ο· Pendapatan/kekayaan rumah tangga ο· Tingkat bunga bank
ο· Ekspektasi/perkiraan harga di masa depan ο· Jumlah anggota keluarga
ο· Demografi (jumlah penduduk)
4. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 4
2. Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan
ο· Pendapatan rumah tangga ο· tingkat bunga
ο· sikap berhemat ο· distribusi pendapatan
ο· kondisi perekonomian ο·
Selain itu perlu juga diketahui tentang faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan tingkat konsumsi dan
tabungan yaitu :
ο· kekayaan yang telah terkumpul ο· tingkat bunga
ο· sikap berhemat ο· keadaan perekonomian
ο· distribusi pendapatan ο· tersedia tidaknya dana untuk pensiun
D. Fungsi Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi lazim juga disebut dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal yang merupakan
komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Namun perlu diketahi bahwa Investasi adalah
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksiuntuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang moal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Terkadang juga
dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang telah lama dan perlu didepresiasikan. Pada prakteknya
yang diglolongkan sebagai investasi meliputi pembelanjaan/pengeluaran sebagai berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan
berbagai jenis industri dan perusahaan
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan
lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses
produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi di atas dinamakan investasi bruto yaitu investasi untuk menambah
kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.
2. Macam-Macam Investasi
Investasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Investasi Finansial
Penanaman modal yang ditempatkan pada pembelian surat berharga misalnya pembelian saham, obligasi, atau
SBI
Kegiatan membeli saham belum digolongkan sebagai investasi. Akantetapi, bila perusahaan yang memperoleh
uang dari penjualan saham menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan
produksi barulah kegiatan pembelian tersebut digolongkan sebagai investasi.
Tujuan sebuah perusahaan melakukan pembelian surat berharga :
ο· Melakukan spekulasi atau diperjualbelikan dengan memperoleh selisih harga sebagai keuntungan
ο· Mendapatkan bagian keuntungan dari perusahan atau menerima pembayaran bunga
b. Investasi Riil
Penanaman modal dalam bentuk pembelian aset produktif, misalnya pembelian peralatan atau mesin-mesin
perusahaan untuk pembelian bahan baku untuk kegiatan produksi maupun pembelian bahan baku.
Faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah tingkat suku bunga dan Tingkat Pengembalian yang
Diharapkan(Expected Rate of Return).
Perhatikan contoh :
Seorang pengusaha yang memiliki tabungan yang besar dalam menjamin terciptanya investasi. pengusaha
memiliki dua pilihan yaitu membungakan uangnya atau menanamkannya untuk usaha. Apabila bunga lebih tinggi
dari daripada keuntungan iinvestasi, pengusaha tersebut akan membungakan uangnya. Apabila bunga lebih rendah
dari keuntungan investasi , pengusaha tersebut akan menanamkan uangnya untuk usaha.
Sebaliknya bila investasi yang dilakukan investor dari uang pinjaman maka semakin tinggi suku bunga jumlah
investasi semakin rendah atau kecil karena, semakin tinggi suku bunga berarti akan semakin banyak jumlah bunga
yang harus dibayar oleh investor.
Namun ada beberapa faktor lain yang memengaruhi tingkat investasi yaitu :
ο· Inovasi dan teknologi ο· Tingkat perekonomian (adanya peluang pasar dan iklim
usaha yang kondusif)
ο· Ramalan atau harapan perekonomian di masa
mendatang (ekspektasi masa depan)
ο· Tingkat keuntungan perusahaan
ο· Situasi politik negara ο· Tingkat pendapatan nasional
5. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X _Limited Edition Page 5
E. Hubungan Antara Konsumsi, Investasi dan Tabungan
Sumber
Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007
Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008
Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006
BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com)
Y = C + S
Y = C + I
C + S = C+ I
S = I
Keterangan: Nilai tabungan sama dengan nilai investasi, tinggi rendahnya nilai tabungan akan diikuti oleh
tinggi rendahnya nilai investasi, karena tabungan merupakan sumber utama pembiayaan investasi. Alasanya
Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama lembaga keuangan (bank/nonbank) dalam
melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya jumlah pinjaman yang disalurkan kepada nasabah.
Hal ini akan menyulitkan para pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untuk melakukan investasiSelain
itu, kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, dan taraf kemakmuran masyarakat.