berisi materi tentang penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran. Perhitungan Pendapatan per kapita dan Kurva Lorenz
Pengertian Pendapatan Nasional
Metode-Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Beberapa Pengertian Dasar Perhitungan Agregatif
PDB Harga berlaku dan Harga Konstan
Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
Distribusi Pendapatan (Income Distribution) dan Distribusi Kekayaan (Wealth Distribution)
PENDAPATAN NASIONAL DAN PEMBANGUNAN EKONOMIAryansa Dewi
Β
PENDAPATAN NASIONAL DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
-Dikutip dari berbagai sumber di internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH, KRITIK DAN SARAN SANGAT KAMI PERLUKAN DEMI KAMI KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Pengertian Pendapatan Nasional
Metode-Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Beberapa Pengertian Dasar Perhitungan Agregatif
PDB Harga berlaku dan Harga Konstan
Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
Distribusi Pendapatan (Income Distribution) dan Distribusi Kekayaan (Wealth Distribution)
PENDAPATAN NASIONAL DAN PEMBANGUNAN EKONOMIAryansa Dewi
Β
PENDAPATAN NASIONAL DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
-Dikutip dari berbagai sumber di internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH, KRITIK DAN SARAN SANGAT KAMI PERLUKAN DEMI KAMI KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
membahas materi tentang pendekatan kardinal, pendekatan ordinal, Hukum Gossen I, Hukum Gossen II, The Law of Diminishing Marginal Utility, Kurva Indiferen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, pola hidup hemat dan bersahaja
pengertian pasar, jenis-jenis pasar, kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna, kebaikan dan keburukan pasar monopoli, kebaikan dan keburukan pasar oligopoli, pasar persaingan tidak sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar monopsoni, pasar oligopsoni
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaJogo Hera
Β
membahas secara lengkap tentang permintaan, penawaran, harga keseimbangans dan elastisitas harga yang meliputi pengertian permintaan, hukum permintaan, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, pergeseran kurva permintaan. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran, Hukum Penawaran, Pergeseran kurva penawaran, harga keseimbangan, pergeseran harga keseimbangan. fungsi permintaan, fungsi penawaran. elastisitas permintaan, elastisitas penawaran, jenis-jenis elastisitas, cara perhitungan koefisien elastisitas. jenis-jenis elastisitas
berisi materi tentang pengertian uang, jenis-jenis uang, fungsi asli uang, fungsi turunan uang, pengertian bank, jenis-jenis bank, tugas bank sentral, menghitung kecepatan peredaran uang, teori kuantitas Irving Fisher
berisi materi tentang Pengertian Indeks Harga Konsumen, Jenis-jenis Indeks Harga, Indeks Harga Perdagangan Besar, Indeks Harga Yang Dibayar Petani, Menghitung Indeks harga dengan metode laspeyers, menghitung Indeks harga dengan metode Paasche
membahas tentang Pengertian Inflasi, faktor penyebab terjadinya inflasi, jenis-jenis inflasi, dampak inflasi, cara mengatasi inflasi serta cara menghitung laju inflasi
Membahasa materi kebutuhan yang meliputi jenis-jenis kebutuhan, alat pemuas kebutuhan, biaya peluang dan Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Curve)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Β
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
Β
Pendapatan Nasional
1. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 1
PENDAPATAN NASIONAL
A. Pengertian
Pendapatan nasional dapat dilihat dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan nilai produksi, pendekatan pengeluaran,
dan pendekatan pendapatan. Ketiga pendekatan itu akan menghasilkan jumlah pendapatan nasional yang sama besar.
Karena ada tiga macam pendekatan dalam melihat pendapatan nasional, maka pendapatan nasional memiliki tiga arti
sebagai berikut:
1. Nilai semua barang dan jasa (output) yang dihasilkan suatu negara selama satu tahun.
2. Jumlah semua pengeluaran yang terjadi pada suatu negara untuk membeli barang dan jasa selama satu tahun.
3. Jumlah semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi sebagai balas jasa penggunaan faktor-faktor
produksi pada suatu negara selama satu tahun.
B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
1. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh
sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) β¦β¦]
Pada prakteknya, proses ini tidak dilakukan dengan menghitung secara langsung seluruh nilai produknya. Ini
dikarenakan banyak barang dan jasa yang merupakan input dari proses produksi barang lain. Bila dihitung
secara langsung maka akan terjadi penghitungan ganda (double counting). Penghitungan ganda akan
menyebabkan hasil penghitungan yang melebihi nilai pendapatan nasional yang sesungguhnya.
Untuk mengatasi masalah ini digunakan metode penghitungan nilai tambah (value added) yang dirumuskan
sebagai berikut :
π = β π½π¨ π
π
π=π
Jadi, yang dihitung sebagai pendapatan nasional bukanlah nilai akhir yang totalnya Rp68.000,- melainkan nilai
tambahnya yang berjumlah Rp25.000,-. Jika kita menghitung menggunakan nilai akhir maka kita telah melakukan
penghitungan berulang, karena dalam nilai akhir baju anak terkandung nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain
terkandung nilai akhir benang, dalam nilai akhir benang, terkandung nilai akhir kapas. Berikut ini adalah contoh
pendapatan nasional Indonesia yang dihitung dengan metode pendekatan nilai produksi. Penghitungan tersebut
dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) dengan cara menghitung kontribusi (sumbangan) dari sembilan lapangan
usaha yaitu :
ο· pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; ο· pertambangan dan penggalian;
ο· industri pengolahan; ο· listrik, gas, dan air minum;β
ο· bangunan; ο· perdagangan, hotel, dan restoran;
ο· pengangkutan dan komunikasi; ο· keuangan, penyewaan, dan jasa perusahaan;
ο· jasa-jasa.
2. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang
diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode. Dirumuskan sebagai berikut :
Y = r + w + i + p
r : rent : sewa (balas jasa pemilik faktor produksi alam)
w : wage : upah (balas jasa pemilik faktor produksi tenaga kerja)
i : interest : bunga (balas jasa pemilik faktor produksi modal)
p : profit : laba (balas jasa pemilik faktor produksi kewirausahaan)
3. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah
tangga ekonomi (RTK,RTP,RTN,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X β M)
C : consumption : konsumsi (pengeluaran RTK)
I : Invesment : Investasi (pengeluaran RTP) dengan pendekatan pengeluaran, pengeluaran investasi oleh
perusahaan dan pengeluaran investasi oleh pemerintah disatukan dalam komponen βPembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTDB)β dan kom ponen βPerubahan Stokβ
2. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 2
G : Goverment Expenditure (pengeluaran RTN)
(X-M) : ekspor netto (pengeluaran RT Luar Negeri)
Dari ketiga metode penghitungan pendapatan nasional tersebut, Indonesia menggunakan metode penghitungan menurut
pendekatan nilai produksi dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat menggunakan
pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
C. Konsep Pendapatan Nasional
1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan. PDB/GDP dalam
menghitung pendapatan nasional menggunakan konsep kewilayahan.
2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu,
biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang
berada di luar negeri. PNB/GNP dalam menghitung pendapatan nasional menggunakan konsep
kewarganegaraan.
Salah satu hal yang membedakan PDB/GDP dengan PNB/GNP adalah pendapatan neto terhadap luar negeri dari
faktor produksi (net factors income from abroad). Variabel ini menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh
dari faktor produksi yang ada di luar negeri dikurangi pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang berasal
dari luar negeri didalam negeri.
ο· Apabila GDP > GNP-nya maka negara tersebut tergolong negara sedang berkembang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penanaman faktor-faktor produksi (seperti modal, tenaga kerja dan lain-lain) milik negara
tersebut di luar negeri lebih kecil dibandingkan penanaman faktor produksi milik negara asing di negara
tersebut. Dengan kata lain, negara tersebut lebih banyak menerima faktorfaktor produksi milik negara asing
untuk membangun perekonomiannya.
ο· Apabila GDP < GNP-nya maka negara tersebut tergolong negara maju. Hal tersebut menunjukkan bahwa
penanaman faktor-faktor produksi milik negara tersebut di luar negeri lebih besar dibandingkan penanaman
faktor-faktor produksi milik negara asing di negara tersebut. Dengan kata lain, negara tersebut telah mampu
menanamkan faktor-faktor produksinya ke negara lain dalam jumlah lebih banyak untuk mengembangkan
perekonomian.
Rumus
GNP = GDP β Produk netto terhadap luar negeri
3. PNN/NNP (Produk Nasional Neto/Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi
penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP β Penyusutan
4. PNN/NNI (Pendapatan Nasional Neto/Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung
(indirect tax)
Rumus : NNI = NNP β Pajak tidak langsung
5. PP/PI (Pendapatan Perseorangan/Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat
setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan
transfer payment (bantuan atau subsidi pemerintah bagi para pensiunan, dana sosial, dan tunjangan bekas veteran,
beasiswa, dll.).
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) β (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseroan)
6. PI/DI (Pendapatan Disposable/Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI β Pajak langsung
D. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang lebih populer dengan Pendapatan Regional merupakan takaran makro
yang digunakan untuk mengamati perekonomian suatu wilayah atau daerah, baik daerah tingkat I (Provinsi) maupun
daerah Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya). Selain indikator-indikator lain, pendapatan regional sangat banyak
digunakan oleh para birokrasi pemerintah, peneliti, dan masyarakat dalam mengevaluasi perekonomian. Bahkan yang
lebih penting, berbagai kebijakan pembangunan pada umumnya memakai data yang bersumber dari pendapatan regional.
Komposisi PDRB terdiri dari beberapa sektor :
a. Sektor primer (pertanian, perikanan dan pertambangan)
b. Sektor sekunder (manufaktur, listrik, gas, air dan konstruksi)
c. Sektor tersier (perdagangan, perbankkan, perhotelan dan jasa)
E. Tujuan Dan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
1. Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional
a. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
3. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 3
c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
d. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
F. Pendapatan Per Kapita (Income Per Capita)
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan
dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita
sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan
perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Dirumuskan :
πΌππΆ =
ππππππππ‘ππ πππ πππππ (πΊππ ππ‘ππ’ πΊπ·π)
π½π’πππβ πππππ’ππ’π ππ’ππ‘π’ ππππππ
G. Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan Perkapita
Dengan melihat rumus penghitungan pendapatan per kapita di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
erat antara pendapatan nasional (GDP atau GNP), jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita. Dalam hal ini, tampak
jelas bahwa pendapatan nasional (GDP atau GNP) dan jumlah penduduk merupakan dua faktor yang sangat
memengaruhi besar kecilnya pendapatan per kapita. Dengan kata lain, naik turunnya pendapatan nasional dan jumlah
penduduk bisa mengakibatkan naik turunnya pendapatan nasional. Oleh karena itu, jika suatu negara ingin
meningkatkan pendapatan per kapitanya, negara tersebut dapat melakukan dua cara berikut:
1. memperbesar jumlah pendapatan nasional (dilakukan dengan peningkatan pendapatan di segala sektor seperti
pertanian, industri, perdagangan, sektor usaha jasa dan ekspor non migas)
2. menahan laju pertumbuhan penduduk.
Dari tabel 1.1 di atas, nampak jelas bahwa India yang memiliki PDB per tahun US $ 427.740.000.000 hanya
mendapatkan pendapatan per kapita US $ 436,469. Lain halnya dengan Singapura yang mendapatkan PDB per tahun
US $ 95.453.000.000 ternyata pendapatan per kapitanya US $ 31.817,00. Mengapa demikian? Ternyata tingginya
pendapatan nasional suatu negara, tidak menjamin pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini terjadi karena
faktor jumlah penduduk juga sangat menentukan tinggi rendahnya pendapatan per kapita.
Dengan menghitung pendapatan per kapita, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh, yaitu:
1. dapat mengetahui tingkat perekonomian suatu negara, jika pendapatan per kapita tinggi berarti perekonomian sudah
maju, demikian pula sebaliknya;
2. dapat mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara; jika pendapatan per kapita riil tinggi berarti kemakmuran suatu
negara sudah tinggi demikian pula sebaliknya;
3. dapat melihat perkembangan perekonomian dan kemakmuran suatu negara, dengan cara membandingkan besarnya
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun;
4. dapat membandingkan tingkat kemakmuran (standar hidup) antarnegara, apakah tergolong kelompok rendah,
menengah, atau tinggi;
5. dapat digunakan sebagai pedoman pengambilan kebijakan ekonomi bagi pemerintah;
6. dapat memberikan data-data mengenai kependudukan, seperti jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk dari tahun
ke tahun, dan penyebaran penduduk dari tiap daerah.
H. Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Pendapatan per kapita yang tinggi di suatu negara tidak menjamin semua penduduknya hidup makmur. Sebaliknya,
negara yang pendapatan per kapitanya rendah tidak berarti semua penduduknya hidup dalam kemiskinan, pasti ada
sebagian yang hidup kaya, karena pendapatan per kapita merupakan nilai rata-rata. Untuk melihat apakah pendapatan
nasional di suatu negara telah didistribusikan (dibagikan) secara merata atau belum, ada dua alat ukur yang bisa
digunakan, yaitu:
Kurva Lorens dan Rasio Indeks Gini
Kurva lorens adalah kurva yang menunjukkan perbandingan persentase pendapatan yang diperoleh dengan persentase
jumlah penduduk. Semakin dekat kurva lorens dengan garis kemerataan (garis diagonal), semakin merata
pendapatannya. Sebaliknya semakin jauh kurva lorens dari garis kemerataan, semakin tidak merata distribusi
pendapatannya.
4. Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 4
Rasio Indeks Gini (Gini Ratio) : ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan suatu negara (berkisar antara 0-
1). Semakin merata distribusi pendapatannya (semakin mendekati satu), semakin tidak merata distribusi pendapatannya.
% Kumulatif Penduduk %kumulatif penduduk
(a) (b)
Bank Dunia pada tahun 2013 telah mengelompokkan seluruh negara yang ada didunia berdasarkan tingkat
pendapatannya sebagai berikut (sumber :Antarariau: Klasifikasi Bank Dunia, Pendapatan Per Kapita Indonesia Golongan
Menengah-Bawah) :
1) Kelompok negara berpendapatan rendah (low-income economies), yaitu negara yang memiliki pendapatan per
kapitanya β€USΥ 1.045
2) Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income economies), yaitu kelompok negara yang
memiliki pendapatan per kapita antara USΥ 1.046 β USΥ 4.125
3) Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi (upper-middle income economies), yaitu kelompok negara yang
memiliki pendapatan per kapita USΥ 4.126 β USΥ 12.745
4) Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi (high- income economies), yaitu kelompok negara yang memiliki
pendapatan per kapita β₯USΥ 12.475
Sumber Referensi :
Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007
Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008
Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006
BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com)
Antarariau: Klasifikasi Bank Dunia, Pendapatan Per Kapita Indonesia Golongan Menengah-Bawah
(http://antarariau.com/berita/40373/klasifikasi-bank-dunia,-pendapatan-per-kapita-indonesia-golongan-
menengah-bawah-)
Kurva (a) merupakan kurva lorens yang semakin
dekat dengan garis diagonal (garis kemerataan).
Artinya distribusi pendapatannya semakian merata
Kurva (b) merupakan kurva lorens yang semakin jauh
dengan garis diagonal (garis kemerataan). Artinya
distribusi pendapatannya semakian tidak merata
%kumulatifpendapatan
%kumulatifpendapatan