Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia seutuhnya. Sedangkan filsafat pendidikan islam adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan pada ajaran islam tentang kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh agama islam. Terdapat 2 jenis pendidikan islam yaitu yang klasik dan modern. Hal ini bisa terjadi karena adanya perkembangan dari pendidikan islam itu sendiri. Baik dari pendidikan islam klasik maupun modern memiliki banyak filsuf dengan pemikirannya masing-masing. Perbedaan yang mendasar adalah jika kaum klasik cenderung melihat pendidikan sebagai proses mengembangkan kepribadian atau mengaktualisasikan potensi dan fakultas manusia, maka kaum kontemporer cenderung melihat pendidikan sebagai proses mengembangkan umat Islam yang bisa eksis dalam masalah ummat maupun masalah kemanusiaan.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Materi ini membahas terkait Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengikat trilogi Islam lainnya, dan membahas bagaimana perbedaan penafsiran dan dinamika politik melahirkan berbagai aliran dalam Islam
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
Agama Islam adalah agama yang perlu dipahami dengan berbagai pendekatan-pendekatan atau metode supaya didapat pengetahuan yang sempurna mengenai Agama Islam. 3 diantara pendekatan itu adalah pendekatan Bayani, Irfani dan Burhani yang saling berkaitan
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Materi ini membahas terkait Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengikat trilogi Islam lainnya, dan membahas bagaimana perbedaan penafsiran dan dinamika politik melahirkan berbagai aliran dalam Islam
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
Agama Islam adalah agama yang perlu dipahami dengan berbagai pendekatan-pendekatan atau metode supaya didapat pengetahuan yang sempurna mengenai Agama Islam. 3 diantara pendekatan itu adalah pendekatan Bayani, Irfani dan Burhani yang saling berkaitan
Menurut M. Abdul Fattah Santoso saat ini Islam berada di Era yang didominasi oleh
Materialisme dan hedonisme, mengkaji hakikat pendidikan akan menjadi sangat penting,
karena tujuan pendidikan adalah sarana pengembangan sumber daya manusia. Sementara
itu kondisi mayoritas umat Islam di dunia masih menghadapi banyak krisis keterpurukan,
dikotomi pendidikan, dan kegagalan metodologi Islam tradisional untuk menghadapi realitas
modern. Pendidikan dan kehidupan adalah dua sisi dari mata uang, hakikat dan tujuan
pendidikan harus berdampak pada kehidupan dan lingkungan serta terhadap pengembangan
sumber daya manusia sebagai individu. Maka tujuan dari penulisan ini ialah merumuskan
hakikat dan tujuan pendidikan para filsuf muslim klasin dan kontemporer.
Pada zaman kita sekarang ini, seolah-olah untuk belajar, gurulah yang mendatangi rumah atau kantor kita. Masuk ke bilik-kamar menyajikan materi pembelajaran, membagi pengalaman, atau menginformasikan sesuatu
Peta konsep_Pendidikan dan Pembelajaran Perspekif Islam_Ali Umar.pdfIrfan Pathurahman
Pendidikan Islam mesti hadir menjadi sebuah solusi alternatif akan
problematika pendidikan yang disebabkan oleh sistem pendidikan
materialisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
metode kajian pustaka. Pendidikan dalam perspektif Islam lebih
condong dengan ta’dīb untuk penggunaan istilah pendidikan dalam
Islam. Karena, istilah ta’dīb dalam struktur konseptualnya sudah
mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan (ilm), pengajaran (ta’līm)
dan pengasuhan yang baik (tarbiyaħ). Kurikulum dan materi
pendidikan Islam mesti selaras dengan ‘Aqidah Islam.
Peta Konsep_Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren_(MASTUHU).pdfIrfan Pathurahman
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sebagai akibat dari gelombang globalisasi, sesungguhnya merupakan peluang bagi pendidikan di pesantren untuk mengembangkan dirinya secara lebih baik. Pesantren dituntut untuk mampu menghadapi kondisi ini dengan berbagai persiapan dan kemampuan yang dimiliki. Globalisasi menghadirkan sejumlah peluang dan tantangan yang sepenuhnya diserahkan kepada manusia untuk menyikapinya. Di sinilah kemampuan dan strategi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dipertaruhkan, apakah ia mampu mengambil peluang tersebut untuk kebaikannya ataukah ia malah terjebak dan bahkan kalah dari tantangan yang dihadapi.
Kajian terhadap pesantren sering dilakukan oleh para ahli, karena nuansa-nuansa yang dilaksanakan dalam pesantren sangat unik. Tidak sedikit para ahli mengeritik atau juga melihat segi positifnya. Salah satunya yaitu pesantren sebagai komonitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya diberbagai pelosok tanah air. Namun kritiknya adalah Pesantren sering dianggap kurang mampu menghadapi tantangan pembangunan dan kurang mampu merespons kebutuhan kaum muda. Meraka dalam keadaan bingung; mereka lebih tertarik masuk ke pendidikan umum yang dapat menjanjikan lapangan kerja, tetapi mereka masih tetap menaruh harapan kepada pesantren yang dapat menjanjikan moral yang sangat diperlukan dalam mengarungi kehidupan modern.
Sejauh ini ide dan elemen politik ini menunjukkan upaya panjang dalam perjalanan umat Islam untuk merencanakan hubungan antara Islam dan masalah pemerintahan negara. Para peneliti dan cendekiawan Islam ini membentuk pemikiran-pemikiran tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh landasan sosial-politik dan sosial yang mereka hadapi.
Pembicaraan tentang isu-isu legislasi Islam tidak pernah menguap dari kajian-kajian yang dipimpin oleh para skolastik baik dari kalangan Muslim maupun Barat. Banyak dalang dan banyak volume buku yang diidentifikasi dengan isu-isu pemerintahan Islam menghiasi berbagai perpustakaan di planet ini. Berbagai jenis karya logis seperti buku harian, teori, proposal atau eksposisi yang berbicara tentang isu-isu legislatif Islam telah menambah kemajuan ide politik Islam. Kontras dalam pemahaman tidak dapat dihindari, baik di antara umat Islam sendiri atau bahkan di antara Barat. Hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan terhadap isu-isu legislasi Islam adalah tinjauan yang benar-benar rumit, namun masih merupakan imajinasi dan pengujian untuk dipertimbangkan.
Dalam kegiatan sehari-hari kita selalu mengadakan pengukuran dan penilaian. Namun tidak semua orang menyadari kalau kita setiap saat melakukan pekerjaan evaluasi. Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi, menemu- kan, atau memverifikasi kebenaran. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang diguna- kan dalam sebuah penelitian sangat menentu- kan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Sejak awal, pendekatan dalam setiap pene- litian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.
Petunjuk Al-Qur`ân yang mengalahkan seluruh hasil cipta dan pemikiran manusia dan peraturan perundang-undangan lainnya. Juga ketetapan-ketetapan Al-Qur`ân yang diingkari oleh kaum Mulhidûn, terutama yang mengundang timbulnya “reaksi negatif”, baik dari kalangan kaum muslimin sendiri yang lemah imannya, dan terlebih lagi kaum kuffar. Dengan itu, kaum kuffâr berupaya mencoreng citra Islam, baik secara langsung maupun menggunakan tangan-tangan kaum muslimin yang lemah iman. Pencitraan buruk tentang Islam ini, tidak lain karena kedangkalan pandangan mereka terhadap syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sarat dengan hikmah.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdf
1. FILSUF MUSLIM KLASIK DAN FILSUF MUSLIM MODERN
KOMPARASI PEMIKIRAN FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu
Dr. MA Fattah Santoso, M.Ag
Presenter :
Nama : Irfan Pathurahman
NIM : O100210001
Email : fathier.fathurrahman@gmail.com
Irfan Pathurahman
2. PENDAHULUAN & LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan
semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan merupakan keseluruhan proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Pendidikan
merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia seutuhnya (Rosuf, 2015).
Sedangkan filsafat pendidikan islam adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan pada
ajaran islam tentang kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim
yang seluruh pribadinya dijiwai oleh agama islam. Filsafat pendidikan islam berdasarkan wahyu, tidak semata berpijak pada
humanistic, tidak mengenal kebenaran terbatas tetapi universal.
Filsafat pendidikan islam mengembangkan semua aspek kepribadian mulai dari akal, intuisi, dan inderawi, Namun pada
saat ini pendidikan Islam dalam teori dan praktik selalu mengalami perkembangan, hal ini disebabkan karena pendidikan
islam secara teoritik memiliki dasar dan sumber rujukan yang tidak hanya berasal dari nalar, melainkan juga dari wahyu.
Dalam kaitan itulah penelusuran kembali terhadap konsep atau pemikiran kependidikan yang berkembang di kalangan umat
Islam sejak masa klasik sampai dengan masa kontemporer atau modern menjadi sesuatu yang sangat penting dan
bermanfaat. Penelitian terhadap para pakar pendidikan telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti di dalam maupun di luar
negeri. Hasil penelitiannya dalam bentuk skripsi, tesis maupun disertasi, bahkan telah dipublikasikan dalam bentuk buku.
Oleh karena itu, penulis ingin membandingkan antara filsafat pendidikan islam yang klasik dengan yang modern.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijabarkan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu filsafat pendidikan islam klasik?
2. Apa itu filsafat pendidikan islam modern?
3. Bagaimana pemikiran para filsuf muslim
klasik?
4. Bagaimana pemikiran para filsuf muslim
modern?
5. Bagaimana perbandingan antara
pemikiran para filsuf muslim klasik dan filsuf
muslim modern?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari
penulisan ini adalah untuk :
1. Mengetahui tentang filsafat pendidikan
islam klasik
2. Mengetahui tentang filsafat pendidikan
islam modern
3. Mengetahui tentang pemikiran para filsuf
muslim klasik
4. Mengetahui tentang pemikiran para filsuf
muslim modern
5. Mengetahui tentang perbandingan antara
pemikiran para filsuf muslim klasik dan filsuf
muslim modern
4. Biografi Filsuf Muslim Klasik
Secara etimologis, kebahasaan, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani
yang bersumber dari akar kata Pilos (cinta), Shopos (kebijaksanaan),
tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut terminologi: ingin tahu
dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan). Berdasarkan penjelasan
umum di atas jelaslah bahwa filsafat berasal dari kata bahasa Yunani
yang secara umum bermakna “cinta kepada kebijaksanaa”. Yaitu
pengetahuan yang mendalam (kebenaran). Pengertian semacam ini
digunakan secara luas oleh para pemikir filsafat dan para sejarawan
pemikiran. Dikatakan filsafat islam klasik karena terjadi setelah nabi wafat
hingga sekitar abad ke-13 masehi. Periode ini tidak selalu tetap
mengenai angka tahun tersebut, tetapi para pemikir seringkali merujuk
angka tahun tersebut. Periodisasi Islam seringkali merujuk pada
periodisasi yang disusun oleh Harun Nasution. Menurutnya periode klasik
diperhitungkan sejak wafatnya nabi hingga akhir tahun 1250 masehi,
yaitu antara 650-1250 M. Periode selanjutnya disebut periode
pertengahan yakni dari tahun 1250-1800 M. Sedangkan periode Islam
modern diperhitungkan sejak tahun 1800 dan selanjutnya sampai
sekarang. Dalam pandangan Saleh Putuhena era klasik Islam
berlangsung di antara abad VII hingga abad XIII Masehi. Periode ini
dijuluki the golden age of Islam. Dalam periode ini sejumlah pencapaian
menonjol telah dlakukan.
5. F i l s uf M u s l im K l a s i k
JABIR IBNU HAYYAN
Orang-orang eropa
menamakannya: Gebert,
yang hidup antara tahun
721-815 M,
mengembangkan ilmu
Alchemi (berkembang
menjadi Ilmu kedokteran dll)
Abu Jusuf Ya‟qub Ibnu Ishaq
Al-Kindi
(801/815 M). D barat dia
dikenal dengan nama Al-
Kindus, Al-Kindi adalah
seorang filosof muslim dan
ilmuwan dalam bidang
filosofi, matematika, logika,
sampai kepada musik dan
ilmu kedokteran
MUHAMMAD IBNU MUSA Al-
KHAWARISIMI
(wafat 863 M). Orang eropa
menyebutnya Algorism,
Bukunya yang terkenal berjudul
Al Jaber wa alMuqabalah yang
kemudian disalin oleh orang-
orang barat dan sampai
sekarang ilmu itu kita kenal
dengan nama aljabar
ABU ALI Al-HUSEIN IBNU SINA
dilatinkan dengan nama
Avicenna, hidup antara tahun
980-1037 M, seorang ilmuwan
dan filosof yang besar Bidang
keahliannya adalah: ilmu fisika,
geologi, ilmu kedokteran,
mineralogi dan sebagainya
Abu Ali Al-Hasan Ibnu
Haitham
dikenal dengan nama latin al-
Hazen yang hidup antara tahun
965-1039 M. Ia seorang ahli
fisika yang ternama dan
seorang ahli fisika Islam yang
pertama.
Abu‟l Walid Muhammad
Ibnu Rusyd
dikenal di barat dengan Averroes.
Tokoh ini hidup antara tahun 1126-
1198 M. tokoh besar sehubungan
dengan aliran rasionalismeyang di
samping astronomi dan lain-lain
yang diikutinya dalam bidang
filsafat.
6. PEMIKIRAN FILSUF MUSLIM KLASIK
PEMIKIRAN
PENDIDIKAN ISLAM
Pemikiran (filsafat)
pendidikan Islam
mengarah pada lima
tipologi
Perenial-Esensialis
Salafi
Perenial-Esensialis
Mazhabi
Modernis
Perenial-Esensialis
Kontekstual-Falsifikatif
Rekonstruksi Sosial
Tiga aliran utama
dalam filsafat
pendidikan Islam
agamis-konservatif religious-rasional
pragmatis-instrumental
FILSAFAT KRITIS
(MADZHAB PEMIKIRAN
BERKEMAJUAN)
FILSAFAT TRADISIONAL
7. Biografi Filsuf Muslim Modern
Filsafat Islam modern mulai berkembang sejak abad ke-19,
tepatnya antara 1850-1914, ketika muncul kebangkitan
(nahdhah) Islam. . Inti dari kebangkitan ini adalah upaya
mengejar ketertinggalan Islam dari kemajuan peradaban
Eropa. Kesadaran ini dimulai Syria, kemudian berkembang di
Mesir. Kemajuan peradaban Eropa membuka mata umat
Islam untuk merevitalisasi khazanah pemikiran Islam klasik,
termasuk filsafat. Sebenarnya banyak filsuf yang memiliki
pemikiran muslim modern.
8. F i l suf M u s lim M o d ern
Syed Zafarul Hasan
(14 Februari 1885-19 Juni 1949). Dari tahun
1924-1945, ia menjadi professor filsafat di
universitas Islam, Aligarh, di mana ia juga
menjadi ketua jurusan filsafat dan dekan
fakultas seni.
M. A. Muktedar Khan
Professor Islam dan hubungan internasional di
Universitas Delaware. filsafat politik, dan
komentator pemikiran Islam dan politik global.
Dia lah yang mengatur penyelenggaraan
konferensi filsafat Islam kontemporer pertama
di Universitas Georgetown pada 1998
Nader El-Bizri
filosof asal Lebanon-Inggris. Ia mengajar
di Universitas Cambridge, memiliki karya
terpublikasi tentang Ibn al-Haytsam, Ibn Sînâ,
Ikhwân al-Shafâ‘, Heidegger, dan tentang
fenomenologi.
Mohammad Azadpur
seorang associate professor filsafat di San
Fransisco State University. Penelitian yang ia
lakukan terfokus pada pemikiran al-Fârâbî dan
Ibn Sînâ, dan kajian perbandingan antara
pemikiran Islam dan Heidegger.
9. Pemikiran Filsuf Muslim Modern
Muhammad Iqbal (mewakili anak
benua India)
fitrah manusia bukanlah akal
(Intelek), melainkan kehendaknya.
Manusia memiliki banyak keinginan
karena ia memiliki banyak kebutuhan.
Setiap keinginan adalah energi atau
kekuatan, hakikat pendidikan adalah
melatih kemauan manusia
Ismail R. al-Faruqi (Palestina, mewakili
benua mediterania)
Umat di dunia Muslim yang masih dalam
kebodohan dan kemiskinan menghadapi sistem
pendidikan dualistik serta 'budaya neo
imperialisme' membawa tiga konsekuensi yaitu
stagnansi pembelajaran islam, kurangnya
keunggulan dalam pendidikan modern, dan
ketergantungan muslim pad aide asing.
Naquib al-Attas (mewakili dunia Melayu-Indonesia)
Memperkenalkan istilah adab. Baginya, kodrat
manusia adalah adabnya yang merupakan
pengenalan dan pengakuan atas realitas bahwa
pengetahuan dan makhluk. Implikasinya, hakikat
pendidikan, dalam pandangan Al-Attas adalah
ta'dib,
menanamkan dalam jiwa manusia secara
progresif
S Hossein Nasr (lahir di Iran,
mewakili dunia Persia-Turki).
Memperingatkan tentang kesulitan global yang akan
datang, seperti krisis lingkungan dan pemanasan global,
berdasarkan analisisnya tentang kondisi manusia di era
modern, khususnya hilangnya dimensi spiritual
keagamaan dari kehidupan budaya dan individu—
termasuk pemahaman tentang alam. Ia kemudian
mengeksplorasi “pemahaman agama tentang alam”
dalam sebuah konsep yang disebut “kosmologi suci
10. PEMIKIRAN FILSUF MUSLIM KLASIK
No FILSUF/ALIRAN MANUSIA PENDIDIKAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1 PARIPATETIK (IBNU SINA) Manusia Rasional : 1. Nafsu Nabati, 2.
Nafsu Hewani, 3. Manusia, yakni jiwa
yang rasional
Aktualisasi dan penyempurnaan potensi akal
manusia baik akal praktisnya maupun akal
teoritisnya.
Rasionalisme
2
HERMETIK PYTAGOREAN
(IKHWAN AL-SHAFA)
Manusia makhluk rasional dan religius
aktualisasi potensi-potensi jiwa (5 unsur:
spiritual, melangit, bercahaya, hidup, dan
berpengatahuan) untuk menyempurnakan dan
menyiapkan untuk kehidupan abadi
Rasionalisme-Religius
3 Iluminasi (SUHRAWARDI)
Manusia Bijaksana : Teoshoper (al hakim
al Ilahi) Pencerahan iluminasi untuk pengembangan
manusia seutuhnya dalam rangka memperoleh
iluminasi meraih pengetahuan diskursif dan
intuitif tentang Tuhan
Spiritualisme-Cahaya
4 Teosofi-Transenden (Mulla Sadra)
Insan Kamil : Jiwa Manusia Dekat
denagan Tuhan
Gerak substantif al-harokah Al jauhariyah untuk
membantu kondisi jiwa manusia menuju kondisi
pengetahuan yang sempurna intelektual spiritual
memperoleh pengetahuan sempurna tentang
Tuhan
Spiritualisme-Substantif
11. Perbandingan Pemikiran Filsuf Muslim Klasik dan Modern
TINJAUAN FILSUF MUSLIM KLASIK FILSUF MUSLIM MODERN
Waktu
Teologi klasik adalah warisan dari teologi
masa lalu dalam bentangan sejarah islam dan
memiliki ciri apologitatik (perdebatan
panjang pada wilayah dosa besar, eskatologi,
syurga dan neraka dan kekelan Al-Qur‟an)
dan romantisme (mengenang dan
merindukan kehebatan dan keunggulan para
teolog masa lalu tanpa mengisi dan
mempersiapkan konpetisi global yang akan
dihadapi
Corak teologi pemikiran teologi modern adalah
lebih mengutamakan substansi daripada form,
dan mengfungsikan nilai-nilai islam untuk
mengatasi persoalan keumatan yang konkrit
seperti kebodohan, kemiskinan, pengangguran,
dan keterbelakangan sosial serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan sains
dalam kerangka kesejahteraan dan ketentraman
umat manusia dimuka bumi ini
Pendidikan
Cenderung melihat pendidikan sebagai
proses mengembangkan kepribadian atau
mengaktualisasikan potensi dan fakultas
manusia
Cenderung melihat pendidikan sebagai proses
mengembangkan umat Islam yang bisa eksis
dalam masalah ummat maupun masalah
kemanusiaan
12. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan,
bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat
arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan merupakan
keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Pendidikan
merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia seutuhnya.
Sedangkan filsafat pendidikan islam adalah konsep berpikir tentang
kependidikan yang bersumber atau berlandaskan pada ajaran islam
tentang kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh
agama islam.
Terdapat 2 jenis pendidikan islam yaitu yang klasik dan modern. Hal ini
bisa terjadi karena adanya perkembangan dari pendidikan islam itu
sendiri. Baik dari pendidikan islam klasik maupun modern memiliki banyak
filsuf dengan pemikirannya masing-masing. Perbedaan yang mendasar
adalah jika kaum klasik cenderung melihat pendidikan sebagai proses
mengembangkan kepribadian atau mengaktualisasikan potensi dan
fakultas manusia, maka kaum kontemporer cenderung melihat pendidikan
sebagai proses mengembangkan umat Islam yang bisa eksis dalam
masalah ummat maupun masalah kemanusiaan
13. Pemikiran para filusuf Muslim sangat berpengaruh dengan kondisi
sejarah/lingkungan yang dihadapi mereka. Di era klasik ketika peradaban
Muslim mendominasi peradaban dunia, pemikiran mereka tentang esensi
pendidikan (Ibn Sina, Ikhwan al-Safa, Suhrawardi
dan Mulla Sadra) hanya difokuskan untuk kepentingan peserta didik, yaitu
proses pengembangan kepribadian atau mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki manusia.
Tetapi,di era kontemporer ketika dunia Muslim menghadapi dominasi
peradaban Barat, termasuk filsafat pendidikan sekuler Barat, dan masalah-
masalah pendidikan, para filosof Muslim (Muhammad Iqbal, Ismail R. Al-
Faruqi, SM Naquib Al-Attas dan S. Hossein Nasr) cenderung memandang
pendidikan dalam pandangan yang lebih jauh, bukan semata-mata untuk
perkembangan individu tetapi juga untuk transformasi ummah dan
kemanusiaan.Menurut mereka, hakikat pendidikan adalah proses pembinaan
umat Islam agar bisa menjawab masalah ummat sekaligus masalah
kemanusiaan.
14. DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2020). Curriculum Vitae. Retrieved 03 20, 2022, from Academia.edu:
https://independent.academia.edu/AzakiKhoirudin1/CurriculumVitae
Al-Attas, M. (1980). Konsep Pendidikan Dalam Islam. Kuala Lumpur: Muslim Youth Movement of Malaysia (ABIM).
Arsyad, A. (2005). Sel Cemara Integrasi Dan Interkoneksi Sains Dan Ilmu Agama dalam (ed) Nurman Said,
Wahyuddin Halim dan Muhammad Sabri Sinergi Agama dan Sains Ikhtiar Membangun Pusat Peradaban Islam. Makassar:
Aluddin University Press.
Assegat. (2011). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Grafindo Persada.
DIKTI, P. (2020). Data Dosen. Retrieved 03 20, 2022, from PDDikti:
https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/RjdEQ0I3Q0ItRTNCRS00RjNELUEwQkQtMTg5QkQ0QTFFNTkz/AF2DF982-1962-
4811-90D7-1BFE13DD5A98
Hashim, R. d. (2000). Islamisasi pengetahuan: analisis komparatif konsepsi Al-Attas dan Al-Faruqi. Wacana intelektual, Vol. 8,
No. 1 , 19-44.
Ibrahim, H. (2015). Buku Daras Filsafat Islam Klasik. Makassar: UIN Alauddin.
Mustafa. (2009). Filsafat Pendidikan Islam : Telaah Epistemologi Ilmu. Jurnal Iqra Volume 3 Nomor 1 , 86.
Rosuf, A. (2015). Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 3 Nomor 1 , 188-
206.
Santoso, M. A. (2019). The Essence Of Contemporary Islamic philosophy Of Education : Solving the Problems Of Ummah dan Humanity.
Konferensi Penelitian Internasional tentang Ilmu Sosial (IRCSS 2019) , 192-201.
Santoso, M. A. (2018). Tipologi Filsafat Pendidikan Islam: Kajian Konsep Manusia dan Tujuan Pendidikan Berbasis Filsafat Islam
Klasik. Jurnal AFKARUNIA Vol. 14 No.1 , 75-100.
Sari, K. P. (2018). PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KALAM KLASIK DAN MODERN. Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Vol.1 No.1 , 68-78.
Wardani. (2015). PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM MODERN:SEBUAH TINJAUAN UMUM. Ilmu Ushuluddin Vol.
14 No. 1 , 27-47.