Unsur-unsur sistem pendidikan pesantren terdiri atas aktor seperti kyai, ustad, santri, dan pengurus; sarana seperti masjid, asrama, dan gedung sekolah; serta nilai-nilai keagamaan dan kesantrian. Metode pengajaran di pesantren meliputi sorogan, bandungan, dan halaqah. Dinamika sistem pendidikan pesantren dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kyai dan tantangan zaman.
Peta Konsep_Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren_(MASTUHU).pdf
1. Tinjauan pustaka
Manusia dan kehidupan
Sistem pendidikan
Aliran-aliran pendidikan
Empirisme
Nativisme
Konvergensi
Pendidikan Islam
Unsur-unsur sistem pendidikan
Unsur-unsur suatu sistem pendidikan terdiri atas
unsur-unsur organik,yaitu para pelaku pendidikan :
pimpinan, guru, murid, dan pengurus serta unsur-
unsur anorganik: yaitu: tujuan, filsafat, dan tata nilai,
kurikulum, dan sumber belajar, proses kegiatan
belajar mengajar, penerimaan murid, dan tenaga
kependidikan, teknologi kependidikan, dan, sarana,
evaluasi, dan peraturan terkait lainnya di dalam
mengelola sistem pendidikan.
Sistem pendidikan pesantren
Aliran-aliran pendidikan
Perbedaan-perbedaan ini pada dasarnya berpulang
pada perbedaan pandangan hidup kiai yang
memimpin Pesantren mengenai konsep teologi
manusia kehidupan tugas dan tanggung jawab, dalam
kenyataannya masing-masing Pesantren mempunyai
ciri khas tersendiri yang berbeda satu dari yang
lainnya sesuai dengan tekanan bidang studi yang
ditekuni dan gaya kepemimpinan yang dibawakannya.
Kehadiran pesantren di tengah-tengah kehidupan
masyarakat
Kehadiran pesantren di tengah masyarakat tidak
hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga
sebagai lembaga penyiaran agama, dan sosial
keagamaan titik Pesantren berhasil menjadikan
dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam
seperti yang diakui oleh dokter subardi dan profesor
jones yang dikutip oleh zamakhsyari dhofier dalam
bukunya tradisi Pesantren 1982 :
"Lembaga-lembaga Pesantren itulah yang paling
menentukan watak keislaman dari kerajaan-kerajaan
Islam dan yang memegang peranan paling penting
bagi penyebaran Islam sampai ke pelosok-pelosok.
Dari lembaga-lembaga pesantren itulah asal usul
sejumlah manuskrip tentang pengajian Islam di Asia
tenggara yang tersedia secara terbatas, yang
dikumpulkan oleh pengendara pengembara pertama
dari perusahaan perusahaan dagang Belanda dan
Inggris sejak akhir abad 16 titik untuk dapat betul-
betul memahami sejarah Islamisasi di wilayah ini kita
harus mulai mempelajari lembaga-lembaga Pesantren
tersebut karena lembaga-lembaga inilah yang menjadi
anak panah penyebaran Islam di wilayah ini."
Unsur-unsur sistem pendidikan pesantren
Aktor atau pelaku, kyai ustad, santri, dan pengurus
Sarana perangkat keras: masjid sama rumah kyai,
rumah dan asrama ustad, pondok atau asrama santri,
gedung sekolah atau Madrasah, tanah untuk olahraga,
pertanian atau peternakan, empat, makam dan
sebagainya
Sarana perangkat lunak: tujuan kurikulum kitab
penilaian, tata tertib perpustakaan Pusat dokumentasi
dan penerangan, cara pengajaran (sorongan,
Bandungan, dan halaqah), keterampilan, pusat
pengembangan masyarakat, dan alat-alat pendidikan
lainnya.
Nilai-nilai sistem pendidikan pesantren
Dalam dalam bidang hukum Islam atau fiqih, muncul
4 ahli yang kemudian menimbulkan 4 mazhab yang
sampai sekarang menjadi pegangan bagi sebagian
besar umat Islam di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Keempat mazhab itu adalah:
1. Maliki 714 sampai 795 Masehi
Yang berpegang pada hadis nabi dan pendapat-
pendapat para sahabat nabi.
2. Hanafi (700-767M)
Yang berpegang kuat pada kemampuan akal
3. Syafi'i (767-812M)
Yang terkenal sebagai aliran tengah antara Maliki dan
Hanafi, jadi merupakan perpaduan antara sunnah nabi
shallallahu salam dan kemampuan akal.
4. Hambali (750-855M)
Yang berpegangan kuat pada konsensus kamu punya
masalah jadi seperti mazhab Maliki.
Konsepsi solidaritas kawan
Konsepsi kebersihan
Konsepsi hormat kepada guru atau kyai
Konsepsi waktu
Konsep waktu menurut Pesantren berbeda dengan
konsep waktu menurut masyarakat luas. Dalam
Pesantren, Konsep waktu diukur dari segi salat
khususnya salat wajib lima waktu.
Sedang dalam masyarakat luas diukur dari kegiatan
kehidupan atau program kerja keduniawian dan dalam
lebih kurang 24 jam. Oleh karena itu, kalau
melakukan perjanjian kegiatan apa saja dengan santri
sering menggunakan patokan waktu seperti: sesudah
ashar sesudah magrib sesudah isya sesudah subuh,
dan sebagainya. Atau sebelum ramadhan, sesudah
hari raya haji dan seterusnya.
Pendeknya yang dijadikan ukuran ada waktu ibadah
kepada Tuhan; bukan waktu dalam arti 24jam
kehidupan sebagaimana kebiasaan dan kehidupan
masyarakat titik oleh karena itu maka dapat
dimaklumi kalau pada saat menjelang magrib masih
ada santri yang mencuci pakaian pagi-pagi puda
mereka sudah mulai bekerja, dan sebagainya.
Kerangka dan metode
Kerangka pemikiran Dilihat dari segi disiplin ilmu penelitian
Pandangan hidup menentukan tujuan pendidikan yang
ingin dicapai dan cara yang akan ditempuh
Sistem terdiri atas unsur dan nilai yang merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dari
yang lainnya
Sesuai dengan enzim yang membentuk pandangan
hidup tersebut yaitu ajaran agama maka nilai yang
mendasari Pesantren dapat digolongkan menjadi dua
nilai kebenaran mutlak dan nilai kebenaran relatif
Sehubungan dengan itu, maka suatu sistem
pendidikan disebut tertutup apabila hal itu berkaitan
dengan nilai mutlak sebaiknya disebut sistem terbuka
apabila itu dikaitkan dengan nilai relatif
Unsur suatu sistem pendidikan jika dilihat dari
jenisnya dapat digolongkan menjadi aktor yaitu
pelaku sistem perangkat keras dan perangkat lunak.
Sistem dapat dilihat dari: masukan, proses dan hasil,
atau input proses dan output
Suatu sistem pendidikan akan menentukan apakah
lembaga pendidikan yang bersangkutan akan diminati
atau tidak oleh khalayak komat sepenuhnya
tergantung pada jawaban apakah lembaga pendidikan
yang bersangkutan mampu menjawab tantangan
zaman atau tidak
Kegeeran belajar anak didik akan muncul apabila
mereka dalam keadaan senang dan bebas dan tidak
dalam keadaan sebaliknya yaitu keterpaksaan dan
dibawa ancaman atau ketakutan
Anak didik dilahirkan menurut fitrahnya secara kodrati
ia telah diberikan gaya atau potensi perbuatan negatif
yang memungkinkan ia berkembang menjadi setan
atau jahat dan perbuatan positif yang mungkin ia
berkembang memiliki kepribadian yang ilahiyah atau
baik.
Syarat-syarat pendekatan ilmiah
Pendekatan sosiologis antropologis dan fenomenologis
interaksi simbol
Grounded research
Ruang lingkup penelitian
Teknik penyajian hasil
Kesimpulan dan saran
Main topic
Audience breakdown
Hasil dan pembahasan
Gambaran umum pesantren
Arti pesantren
Tujuan pesantren
Masyarakat pesantren
Unsur-unsur pesantren
Nilai pesantren
Pendekatan pesantren
Fungsi pesantren
Metode didaktik pengajaran pesantren
Prinsip-prinsip sistem pendidikan pesantren
Tantangan Pesantren masa depan
Gambaran khusus pesantren
Unsur-unsur sistem pendidikan pesantren
Tujuan
Filsafat dan tata nilai
Struktur organisasi pesantren
Status kelembagaan
Struktur organisasi
Gaya kepemimpinan
Suksesi kepemimpinan
Lingkungan kehidupan pesantren
Kyai dan Ustadz
Santri
Pengurus
Interaksi pelaku
Kurikulum dan sumber belajar
Proses belajar mengajar dan evaluasi
Pengelolaan dan dana
Sarana dan alat-alat pendidikan
Dinamika sistem pendidikan pesantren perspektif
bentuk pendidikan pesantren di masa depan
Rekapitulasi deskripsi hasil temuan penelitian
Dinamika Sistem Pendidikan
Pesantren
(MASTUHU)
Kreator : Irfan Pathurahman