SlideShare a Scribd company logo
1 of 92
Download to read offline
Pokja Koding Tim Tarif INA-CBG Kemenkes RI
NCC
Out line
1. Definisi Casemix
2. Proses koding
3. Koding ICD 10 dan ICD 9 CM
4. Up-date ICD-10 dan ICD 9 CM
5. Aturan kodig lainnya
6. Struktur INA-CBG
7. Up-date logic grouper 5.1
1. DEFINISI CASE-MX
13/02/2017 4
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis
dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis
yang mirip/sama dan penggunaan sumber
daya/biaya perawatan yang mirip/sama.
Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan
software grouper
13/02/2017 5
ICD-10
14.500
ICD-9CM
8.500
Grouper
30 CMG (Casemix Main Group)
1075 kode INA-CBG
786 kode rawat inap
289 kode rawat jalan
Pengelompokan diagnosis dan
prosedur dikaitkan biaya
perawatan
2. PROSES KODING DI RS
Proses Manajemen Klaim di RS
Rekam Medis
Pengecekan
kelengkapan rekam
medis
Audit
Koding
Klaim
Tidak di audit :
1. LOS < 3 hari
2. Bayi lahir
sehat
Koder
1. Tim Audit
2. Tim Rekam
Medis
Tim
Klaim
Bagian
Rekam Medis
Proses Klaim Pasien JKN
Resume Medis yang telah
Dilengkapi oleh dokter
Koding
Proses grouping
INA-CBG
BPJS
Pembayaran
Klaim BPJS
Input data :
1. Identitas
pasien
2. Pelayananan
- Dx utama
- Dx sekunder
- prosedur
Tidak lengkap Tgl 10 bulan berikutnya
1. Discharge
centre
- Data lengkap
2. Medical Record
- Data lengkap
Proses verifikasi
Alur INACBG di RSCM
Pelayanan
RI dan RJ
Data entry SW INA-CBG
online EHR RSCM oleh
Petugas RM
Penyiapan berkas
pendukung oleh
Administrasi Klaim
Koding Penyakit &
Prosedur oleh
Koder Unit RM
Grouping
INACBG oleh
Petugas RM
Verifikasi Inernal
Adm Klaim
Berkas Klaim +
Hasil Grouping
dikirim ke
Adm Klaim
Pengajuan Klaim
25
Koder
Online (ehr)
Fungsi Verifikasi :
Deteksi dini salah
koding
15
Koder
3. KODING ICD 10 & 9 CM
Diagnosis utama adalah diagnosis yang ditegakkan oleh dokter
pada akhir episode perawatan yang menyebabkan pasien
mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut.
Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang
menggunakan sumber daya paling banyak.
Jika tidak terdapat diagnosis yang dapat ditegakkan pada akhir
episode perawatan, maka gejala utama, hasil pemeriksaan
penunjang yang tidak normal atau masalah lainnya dipilih
menjadi diagnosis utama.
13/02/2017 12
Diagnosis Sekunder adalah diagnosis yang menyertai
diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang
terjadi selama episode perawatan.
Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas
dan/atau komplikasi.
13/02/2017 13
Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau
kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan
pelayanan kesehatan setelah masuk maupun selama rawat.
Contoh: Diabetes, Hypertension, dll
Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan
memerlukan pelayanan tambahan sewaktu episode pelayanan, baik yang
disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien
Contoh: Wound infection, Pneumonia, dll.
13/02/2017 14
a. Jika dalam ICD 10 terdapat
catatan “Use additional code, if
desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan
kondisi pasien.
13/02/2017 15
“Use additional code, if desired ...”. Kode-kode tambahan
ini digunakan pada :
1.Infeksi lokal pada bab-bab ‘body systems’, kode dari bab I bisa
ditambahkan penyebab infeksi, (B95-B97 )
2.Neoplasma yang memiliki aktifitas fungsional, kode dari bab II
bisa ditambah dengan kode yang sesuai dari bab IV untuk
menunjukkan aktifitas fungsionalnya.
3.Neoplasma, KODE MORFOLOGI Vol. 1, bisa ditambahkan untuk
identifikasi jenis morfologis tumor tsb.
4.Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09 (kelainan jiwa
organik) pada bab V, satu kode dari bab lain bisa ditambahkan
untuk menunjukkan penyebab
5.Kondisi disebabkan oleh zat yang bersifat toksik, Kode bab XX
bisa ditambahkan untuk identifikasi zat tersebut.
6.Dua kode bisa digunakan untuk menguraikan cedera,
keracunan atau efek lain: bab XIX (cedera), dan bab XX
(penyebabnya).
Additional code yang lebih rinci ada di Volume 1
13/02/2017 16
Example 4:
Main condition: Acute cystitis due to E. coli
Other conditions: —
Code to acute cystitis (N30.0) as the “main condition”, B96.2 (E.
coli as the cause of diseases classified to other chapters) may be
used as an optional additional code.
Example 17:
Main condition: Cerebrovascular accident with hemiplegia
Other conditions: —
Specialty: Neurology
Code stroke, not specified as haemorrhage or infarction (I64)
as “main condition”. G81.9 (Hemiplegia, unspecified) may be
used as an optional additional code.
Example 26:
Main condition: Toxoplasmosis
Other conditions: Pregnancy undelivered
Specialty: High-risk antenatal clinic
Code protozoal diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
(O98.6) as the main condition. B58.9 (Toxoplasmosis, unspecified) may be used as
an optional additional code to identify the specific organism.
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
O98-O99 Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit
kehamilan, melahirkan, dan puerperium
Subkategori yang tersedia disini harus lebih diutamakan untuk ‘KU’ daripada kategori di
luar Bab XV, kalau oleh kondisi ini dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh
kehamilan, atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab-bab
lain tersebut digunakan sebagai kode tambahan.
Contoh 1
Diagnosis Utama : Toxoplasmosis.
Diagnosis Sekunder : Kehamilan
Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi
Dikode : Penyakit protozoa yang mempersulit kehamilan, kelahiran,
dan puerperium (O98.6) sebagai diagnosis utama, B58.9 (toxoplasmosis, tidak
dijelaskan), diagnosis sekunder.
Contoh : 2
Diagnosis Utama : Letak lintang
Diagnosis Sekunder : Persalinan SC
Anemia
Spesialisasi : Obgyn
Dikode : Letak lintang (O32.2) sebagai diagnosis utama, Persalinan
SC (O82.9), Anemia (O99.0), dan Anemia (D64.9) sebagai diagnosis sekunder.
13/02/2017 19
b. Pengkodean sistem dagger (†) dan asterisk (*)
Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dalam ICD 10
menggunakan kode dagger dan asterisk maka yang dikode
sebagai diagnosis utama adalah kode dagger,
sedangkan kode asterisk sebagai diagnosis sekunder.
Namun jika diagnosis sekunder yang ditegakkan dokter dalam
ICD 10 menggunakan kode dagger dan asterisk, maka kode
tersebut menjadi diagnosis sekunder.
13/02/2017 20
Contoh :
Diagnosis Utama : DM Type II
Diagnosis Sekunder : Arthitis pada penyakit Lyme
Dikode DM Type II (E11.9) sebagai diagnosis utama, Lyme disease
(A69.2†) sebagai diagnosis sekunder dan arthitis in Lyme disease
(M01.2*) sebagai diagnosis sekunder
Diagnosis Utama : Anemia-29-
Diagnosis Sekunder : Ca Mammae
Dikode Ca Mammae (C50.9†) sebagai diagnosis utama dan anemia
(D63.0*) sebagai diagnosis sekunder.
Diagnosis Utama : Anemia
Diagnosis Sekunder : Kronik Renal Failure
Dikode Kronik Renal Failure (N18.9†) sebagai diagnosis utama, anemia
(D63.8*) sebagai diagnosis sekunder.
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
D63*,D77*,E35*,E90*,F00*,F02*,G01*,G02*,G05*,G07*,G13*,G22*,G26*,G32*,G46*,G53*,
G55*,G59*,G63*,G73*,G94*,G99*,H03*,H06*,H13*,H19*,H22*,H28*,H32*,H36*,H42*,
H45*,H48*,H58*,H62*,H67*,H75*,H82*,H94*,I32*,I39*,I41*,I43*,I52*,I68*,I79*,I98*,J17*,
J91*,J99*,K23*,K67*,K77*,K87*,K93*,L14*,L45*,L54*,L62*,L86*,L99*,M01*,M03*,M07*,
M09*,M14*,M36*,M49*,M63*,M68*,M73*,M82*,M90*,N08*,N16*,N22*,N29*,N33*,N37*,N51*,N74*,N77*,
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
13/02/2017 23
c. Pengkodean dugaan kondisi, gejala, penemuan
abnormal, dan situasi tanpa penyakit
Jika pasien dalam episode rawat, koder harus hati-hati
dalam mengklasifikasikan Diagnosis Utama pada Bab
XVIII (Kode R) dan XXI (Kode Z).
Jika diagnosis yang lebih spesifik belum ditegakkan sampai
akhir episode perawatan atau tidak ada penyakit atau
cedera pada saat dirawat yang bisa dikode, maka kode
dari Bab XVIII dan XXI dapat digunakan sebagai kode
diagnosis utama (lihat juga Rules MB3 dan MB5).
13/02/2017 24
Contoh :
Diagnosis Utama : Dugaan neoplasma ganas serviks – setelah
dilakukan pemeriksaan lanjutan didapatkan hasil bukan neoplasma
ganas serviks
Diagnosis Sekunder : -
Dikode observasi dugaan neoplasma ganas (Z03.1) sebagai DU
Diagnosis Utama : Epistaxis berat
Diagnosis Sekunder : -
Pasien dirawat satu hari. Tak ada laporan prosedur atau pemeriksaan.
Dikode Epistaxis (R04.0). Ini bisa diterima karena pasien jelas dirawat
hanya untuk kondisi darurat.
13/02/2017 25
d. Pengkodean kondisi multiple
Jika kondisi multiple dicatat di dalam kategori berjudul
“Multiple ...”, dan tidak satu pun kondisi yang menonjol,
kode untuk kategori “Multiple ...”, harus dipakai sebagai
kode diagnosis utama, dan setiap kondisi lain menjadi
kode diagnosis sekunder.
Pengkodean seperti ini digunakan terutama pada kondisi
yang berhubungan dengan penyakit HIV, cedera dan
sekuele.
13/02/2017 26
Contoh :
Diagnosis Utama : HIV disease resulting in multiple infections
Diagnosis Sekunder :
- HIV disease resulting in candidiasis
- HIV disease resulting in other viral infectionS
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis
utama, HIV disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting
in other viral infections (B20.3) sebagai diagnosis sekunder
Diagnosis Utama : Multiple fraktur of femur Diagnosis Sekunder : Frakture of
shaft of femur
Frakture of lower of end of femur
Dikode multiple fraktur of femur (S72.7) sebagai diagnosis utama, fraktur of
shaft of femur (S72.3) dan Frakture of lower of end of femur (S72.4) sebagai
diagnosis sekunder
13/02/2017 27
e. Pengkodean kategori kombinasi
ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua
diagnosis yang berhubungan diwakili oleh satu
kode.
Contoh :
Diagnosis Utama : Gagal ginjal
Diagnosis Sekunder : Penyakit ginjal hipertensi Dikode
Penyakit ginjal hipertensi dengan gagal ginjal (I12.0)
Diagnosis Utama : Glaukoma karena peradangan mata
Diagnosis Sekunder : –
Dikode Glaukoma akibat peradangan mata (H40.4) sebagai
diagnosis utama.
13/02/2017 28
Contoh :
Diagnosis Utama : Obstruksi usus
Diagnosis Sekunder : Hernia inguinalis kiri
Dikode Hernia inguinalis unilateral, dengan obstruksi, tanpa
gangren (K40.3)
Diagnosis Utama : Katarak DM tergantung insulin
Diagnosis Sekunder : Hipertensi
Spesialisasi : Opthalmologi
Dikode Diabetes tergantung insulin dengan komplikasi mata
(E10.3†) sebagai diagnosis utama dan katarak diabetes
(H28.0*) serta Hipertensi (I10) sebagai diagnosis sekunder.
13/02/2017 29
13/02/2017 30
f. Pengkodean sekuele kondisi tertentu
ICD menyediakan sejumlah kategori yang berjudul “sequelae of ...”
(B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97, T90-T98, Y85-Y89) yang
digunakan untuk menunjukkan kondisi yang tidak didapatkan lagi,
diagnosis utama adalah kode yang sesuai dengan bentuk sekuele itu.
Kode “sequelae of ......” dapat ditambahkan sebagai kode tambahan.
Jika terdapat sejumlah sekuele spesifik namun tidak ada yang lebih
menonjol dalam hal kegawatan dan penggunaan sumber daya, boleh
digunakan “Sequelae of ...” sebagai diagnosis utama
Contoh istiilah : ‘old’ (lama), ‘no longer present’ (tidak terdapat lagi),
‘late effect of .....’ (efek lanjut .....), atau ‘sequele of .....’.
13/02/2017 31
Contoh :
Diagnosis Utama : Dysphasia akibat infark otak lama Diagnosis Sekunder :
-
Dikode Dysphasia (R47.0) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of cerebral
infarction’ (I69.3) sebagai diagnosis sekunder.
Diagnosis Utama : Osteoartritis sendi panggul akibat fraktur lama panggul
karena kecelakaan kendaraan bermotor 10 tahun yang lalu
Diagnosis Sekunder : -
Dikode Other post-traumatic coxarthrosis (M16.5) sebagai diagnosis
utama, ‘sequelae of fracture of femur’ (T93.1) sebagai diagnosis sekunder.
Diagnosis Utama : Efek lanjut poliomielitis
Diagnosis Sekunder :
-Dikode Sequelae of poliomyelitis (B91) sebagai diagnosis utama karena
informasi lain tidak tersedia.
13/02/2017 32
g. Pengkodean kondisi-kondisi akut dan kronis
ICD menyediakan kategori atau subkategori yang berbeda
untuk masing-masing kategori, tapi tidak untuk
gabungannya, kategori kondisi akut harus digunakan sebagai
Diagnosis Utama.
Contoh :
Diagnosis Utama : Kholesistitis akut dan kronis Diagnosis
Sekunder : -
Dikode Acute cholecystitis (K81.0) sebagai diagnosis utama,
chronic cholecystitis (K81.1) sebagai diagnosis sekunder.
13/02/2017 33
h. Pengkodean kondisi pasca-prosedur dan
komplikasinya
Pada Bab XIX (T80-T88) tersedia kategori untuk komplikasi yang
berhubungan dengan operasi dan prosedur lain,
contohnya infeksi luka operasi, komplikasi mekanis benda-benda
implantasi, syok, dan lainnya.
setelah prosedur (misalnya pneumonia, embolisme paru) tidak
dianggap sebagai kondisi tersendiri sehingga dikode seperti biasa,
namun bisa diberi kode tambahan dari Y83-Y84 untuk menunjukkan
hubungannya dengan suatu prosedur.
Jika kondisi dan komplikasi ini dicatat sebagai Diagnosis Utama, perlu
dilakukan rujukan ke ‘modifier’ atau ‘qualifier’ pada Indeks Alfabet
untuk pemilihan kode yang tepat.
13/02/2017 34
Contoh :
(1) Diagnosis Utama : Hipotiroidisme sejak tiroidektomi 1 tahun
yang lalu.
Diagnosis Sekunder : -
Dikode Hipotiroidisme pasca-bedah (E89.0) sebagai diagnosis
utama.
(2) Diagnosis utama : Perdarahan berlebihan setelah cabit gigi
Diagnosis Sekunder : -
Dikode Perdarahan akibat suatu prosedur (T81.0) sebagai diagnosis
utama.
RULE MB1
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi
yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition)
Contoh : DU: Dyspepsi; DS: Appendicitis ; Px: Appendectomy
RULE MB2
 Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
DU : Osteoporosis,Candida, bronchopneumonia, Rheumatism
DPJP : Sp Paru
RULE MB3
 Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu
gejala (R) DU:Hematemesis, DS: Varices esopagus, DPJP : Sp PD
RULE MB1- MB5
RULE MB4
• Spesialisitas
DU : DM tanpa terapi insulin DS: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.
RULE MB5
 Alternatif diagnoses utama
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik
sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
DU : Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
J.1 : HIV (B20-B24)
37
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,
HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual
dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0)
2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV
K. Lain : -
Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5
dapat digunakan sbg kode tambahan
J.2 : Bab II Neoplasma
Kasus neoplasma baik primer atau sekunder (metastasis) yang
merupakan fokus perawatan, harus dicatat dan dikode sebagai
diagnosis utama.
Jika Ca. Primer sudah tidak ada lagi maka sbg D.U nya adalah Ca.
sekundernya atau komplikasi saat itu.
Riwayat Ca Primer sebagai DS .
J.3 : E10-E14 DIABETES MELLITUS
Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi multiple
pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar dapat ditambahkan
sbg kode tambahan.
Contoh :
1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis
Diberi kode E14.2+ dan N08.3*
2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts
Diberi kode utama IDDM with multiple complication (E10.7)
dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5 NIDDM with Gangrene,
E10.3+ H28.0* IDDM with cataract
40
J.5 : Kode PERSALINAN (O80 – O84)
1. Semua persalinan bila terdapat penyulit atau
komplikasi maka menjadi kode diagnosis
utama (010-075)
2. Kode cara Persalinan (080-084)
3. Kode Outcome Delivery (Z37.-)
41
Kode PERSALINAN (O80 – O84)
Pengkodean untuk persalinan :
Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan
sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam
persalinan.
Contoh :
DU : KPD
DS : Persalinan SC, Anemia
Maka di kode sbg DU : KPD (O42.1)
DS : SC (O82.9), Anemia (O99.0 dan D64.9),
Outcome Delivery (Z37.-)
13/02/2017 43
OMIT CODE
Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet maka prosedur
tersebut adalah bagian dari kode prosedur lain yang berhubungan dan
tidak dikode.
Contoh :
# Craniotomy 01.24
- as operative approach – omit code
fetal 73.8
for decompression of fracture 02.02 reopening of site 01.23
# Laparatomy NEC 54.19
as operative approach --omit code
# Laminectomy (decompression) (for exploration) 03.09
as operative approach --omit code
4. UP-DATE ICD 10 & 9 CM
Dx utama: Hepatitis viral acut
B98 di ICD
2008
belum ada
Up-date ICD 9CM
5. ATURAN KODING LAINNYA
13/02/2017 52
1.Bayi Lahir dengan Kode P03.0 – P03.6 di Klaim terpisah
dengan ibunya.
2.Kontrol ulang RJ dengan diagnosis yg sama gunakan
kode “Z”
3.Terapi Berulang (Rehab Medik, Rehab Psikososial,
Radioterapi, Chemoterapi, Hemodialisa) gunakan Kode
“Z”
4.Pasien RJ dan mendapatkan khemo oral, Kode
utamanya Z51.1
5.Riwayat neoplasma ganas menggunakan kode Z85.0 –
Z85.9
6.karena riwayat keluarga dengan neoplasma ganas
menggunakan kode Z80.0 – Z80.9
13/02/2017 53
7. Anemia dengan neoplasma dan perawatan hanya
untuk anemia, Maka Kode Utamanya : Ca (C--) dan
Anemia (D63.0) sbg sekunder
8. Penggunaan kode Z29.0 Isolasi
9. Pasien melahirkan di FKTP, dirujuk untuk tubektomi
interval di FKRTL maka dikode Sterilization (Z30.2)
sebagai diagnosis utama.
10. Pasien Thalasemia Mayor kontrol ulang diberikan
obat kelasi besi maka diinputkan sebagai rawat jalan
dengan kode D56.1 sebagai diagnosis utama
11.Pemasangan infus pump hanya menggunakan kode
99.18
12.Educational therapy menggunakan kode 94.42
a.Episode adalah jangka waktu perawatan pasien
mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar
rumah sakit, termasuk konsultasi dan
pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang
maupun pemeriksaan lainnya.
b.Pada sistem INA-CBG, hanya ada 2 episode yaitu
episode rawat jalan dan rawat inap, dengan
beberapa kriteria di bawah ini :
Episode
1) Episode rawat jalan
 Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian
pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta
pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila
pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada
hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode
baru.
 Pasien yang membawa hasil pada hari pelayanan yang
berbeda yang dilanjutkan dengan konsultasi dan
pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi medis,
dianggap sebagai episode baru.
Episode
PMK No.76 Tahun 2016
Bab II.c
RS Khusus
6. STRUKTUR INA-CBG
Principle Diagnosis
International Classificationof Disease (ICD)
Medical (ICD X)
Principle Diagnosis,
Specific Conditions,
Symptoms, Other
Surgical (ICD IX CM)
Type of Surgery
Major, Minor,
Other unrelated Dx
Others
CASE - MIX
Complication, Co-morbidities
or age split
Diagnosis Related Groups (DRG)
Major Diagnostic Category ( 23 groups)
severitas
 Case-Based Groups (CBGs)
 Klasifikasi tahap kedua
 Dibagi kedalam 4 sub-groups
 Sub-group ke-1 menunjukkan CMGs
LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS
NOS. Case-Mix Main Groups (CMG)
CMG
Codes
1 Central nervous system Groups G
2 Eye and Adnexa Groups H
3 Ear, nose, mouth & throat Groups U
4 Respiratory system Groups J
5 Cardiovascular system Groups I
6 Digestive system Groups K
7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B
8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M
9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L
10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E
11 Nephro-urinary System Groups N
12 Male reproductive System Groups V
13 Female reproductive system Groups W
14 Deleiveries Groups O
15 Newborns & Neonates Groups P
16 Haemopoeitic & immune system Groups D
NOS. Case-Mix Main Groups (CMG)
CMG
Codes
17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C
18 Infectious & parasitic diseases Groups A
19 Mental Health and Behavioral Groups F
20 Substance abuse & dependence Groups T
21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S
22
Factors influencing health status & other contacts with
health services Groups Z
23 Ambulatory Groups-Episodic Q
24 Ambulatory Groups-Package QP
25 Sub-Acute Groups SA
26 Special Procedures YY
27 Special Drugs DD
28 Special Investigations I II
29 Special Investigations II IJ
30 Special Prosthesis RR
31 Chronic Groups CD
32 Errors CMGs X
LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS
 Sub-group ke-2 menunjukkan tipe kasus (1-9 )

1. Prosedure Rawat Inap Group-1
2. Prosedur Besar Rawat Jalan Group-2
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan Group-3
4. Rawat Inap Bukan Prosedur Group-4
5. Rawat Jalan Bukan Prosedur Group-5
6. Rawat Inap Kebidanan Group-6
7. Rawat Jalan kebidanan Group-7
8. Rawat Inap Neonatal Group-8
9. Rawat Jalan Neonatal Group-9
X. Error Group-10
• Sub-group ke-3 menunjukkan spesifik CBGs (kode
CBGs)
• Sub-group ke-4 menunjukkan severity level (0-III)
CONTOH KODE INA-CBGs
7. Up-date Grouper 5.1
PTCA TANPA STENT
ANGIO CEREBRAL
KODING PERSALINAN
SEVERITY LEVEL
SEVERITY LEVEL
TOP UP
PMK No.4 Tahun 2017
Contoh Kasus
1. Kelas 1 naik ke VIP
Tarif INA-CBG Kelas 1 = 10.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (2)
Contoh Kasus
2. Kelas 2 naik ke VIP
Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000
Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000
Total iur pasien = Rp. 9.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (3)
Contoh Kasus
3. Kelas 3 naik ke VIP Non PBI
Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000
Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000
Tarif INA-cbg kelas 3 = 6.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA-
CBG sebesar = Rp. 7.500.000
Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000
Selisih Tarif Kelas 2 dan 3 = Rp. 2.000.000
Total iur pasien = Rp. 11.500.000
Contoh Kasus
4. Kelas 1 naik ke VIP
Tarif INA-CBG Kelas I = 10.000.000
Biaya RS = 7.500.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Poli Ekskutif
Pasal 1
Ayat (1)
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (6)
Terima kasih

More Related Content

Similar to Koding-Update-PMK-76-2016.pdf

368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt
368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt
368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt
AndriDwiArianto
 
Proses dan manfaat drg’s
Proses dan manfaat drg’sProses dan manfaat drg’s
Proses dan manfaat drg’s
Citra Nahumarury
 
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
UltrasRossoneri
 

Similar to Koding-Update-PMK-76-2016.pdf (12)

kode morbiditas.ppt
kode morbiditas.pptkode morbiditas.ppt
kode morbiditas.ppt
 
Penyebab_Kematian.pptx
Penyebab_Kematian.pptxPenyebab_Kematian.pptx
Penyebab_Kematian.pptx
 
1.-ICD-Pend. (1).ppt
1.-ICD-Pend. (1).ppt1.-ICD-Pend. (1).ppt
1.-ICD-Pend. (1).ppt
 
1.-ICD-Pend..ppt
1.-ICD-Pend..ppt1.-ICD-Pend..ppt
1.-ICD-Pend..ppt
 
368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt
368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt
368898507-324403760-PELAYANAN-CASEMIX-ppt.ppt
 
KLAIM MALLNUTRISI DI ERA JKN.pdf
KLAIM MALLNUTRISI DI ERA JKN.pdfKLAIM MALLNUTRISI DI ERA JKN.pdf
KLAIM MALLNUTRISI DI ERA JKN.pdf
 
(10) audit informasi klinis
(10) audit  informasi   klinis(10) audit  informasi   klinis
(10) audit informasi klinis
 
Overview inacbg
Overview inacbgOverview inacbg
Overview inacbg
 
Proses dan manfaat drg’s
Proses dan manfaat drg’sProses dan manfaat drg’s
Proses dan manfaat drg’s
 
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
 
(8) aturan re seleksi morbiditas
(8) aturan re seleksi morbiditas(8) aturan re seleksi morbiditas
(8) aturan re seleksi morbiditas
 

Recently uploaded

Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
agusmenyut7
 
Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...
Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...
Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...
Obat aborsi cytotec asli klinik penggugur kandungan
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
devahimerharsep
 
Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...
Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...
Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...
Obat aborsi cytotec asli klinik penggugur kandungan
 

Recently uploaded (8)

Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
 
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxjabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
 
Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...
Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...
Alamat Jual Obat Aborsi Bekasi wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat Penggugur ...
 
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan BalitaPemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
 
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
 
Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...
Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...
Alamat Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan wa-081-290-222-154 Klinik Jual Obat P...
 
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KPeraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
 

Koding-Update-PMK-76-2016.pdf

  • 1. Pokja Koding Tim Tarif INA-CBG Kemenkes RI NCC
  • 2. Out line 1. Definisi Casemix 2. Proses koding 3. Koding ICD 10 dan ICD 9 CM 4. Up-date ICD-10 dan ICD 9 CM 5. Aturan kodig lainnya 6. Struktur INA-CBG 7. Up-date logic grouper 5.1
  • 4. 13/02/2017 4 Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber daya/biaya perawatan yang mirip/sama. Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan software grouper
  • 5. 13/02/2017 5 ICD-10 14.500 ICD-9CM 8.500 Grouper 30 CMG (Casemix Main Group) 1075 kode INA-CBG 786 kode rawat inap 289 kode rawat jalan Pengelompokan diagnosis dan prosedur dikaitkan biaya perawatan
  • 7. Proses Manajemen Klaim di RS Rekam Medis Pengecekan kelengkapan rekam medis Audit Koding Klaim Tidak di audit : 1. LOS < 3 hari 2. Bayi lahir sehat Koder 1. Tim Audit 2. Tim Rekam Medis Tim Klaim Bagian Rekam Medis
  • 8. Proses Klaim Pasien JKN Resume Medis yang telah Dilengkapi oleh dokter Koding Proses grouping INA-CBG BPJS Pembayaran Klaim BPJS Input data : 1. Identitas pasien 2. Pelayananan - Dx utama - Dx sekunder - prosedur Tidak lengkap Tgl 10 bulan berikutnya 1. Discharge centre - Data lengkap 2. Medical Record - Data lengkap Proses verifikasi
  • 9. Alur INACBG di RSCM Pelayanan RI dan RJ Data entry SW INA-CBG online EHR RSCM oleh Petugas RM Penyiapan berkas pendukung oleh Administrasi Klaim Koding Penyakit & Prosedur oleh Koder Unit RM Grouping INACBG oleh Petugas RM Verifikasi Inernal Adm Klaim Berkas Klaim + Hasil Grouping dikirim ke Adm Klaim Pengajuan Klaim 25 Koder Online (ehr) Fungsi Verifikasi : Deteksi dini salah koding 15 Koder
  • 10. 3. KODING ICD 10 & 9 CM
  • 11. Diagnosis utama adalah diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut. Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan sumber daya paling banyak. Jika tidak terdapat diagnosis yang dapat ditegakkan pada akhir episode perawatan, maka gejala utama, hasil pemeriksaan penunjang yang tidak normal atau masalah lainnya dipilih menjadi diagnosis utama.
  • 12. 13/02/2017 12 Diagnosis Sekunder adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode perawatan. Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi.
  • 13. 13/02/2017 13 Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan pelayanan kesehatan setelah masuk maupun selama rawat. Contoh: Diabetes, Hypertension, dll Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan tambahan sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien Contoh: Wound infection, Pneumonia, dll.
  • 14. 13/02/2017 14 a. Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien.
  • 15. 13/02/2017 15 “Use additional code, if desired ...”. Kode-kode tambahan ini digunakan pada : 1.Infeksi lokal pada bab-bab ‘body systems’, kode dari bab I bisa ditambahkan penyebab infeksi, (B95-B97 ) 2.Neoplasma yang memiliki aktifitas fungsional, kode dari bab II bisa ditambah dengan kode yang sesuai dari bab IV untuk menunjukkan aktifitas fungsionalnya. 3.Neoplasma, KODE MORFOLOGI Vol. 1, bisa ditambahkan untuk identifikasi jenis morfologis tumor tsb. 4.Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09 (kelainan jiwa organik) pada bab V, satu kode dari bab lain bisa ditambahkan untuk menunjukkan penyebab 5.Kondisi disebabkan oleh zat yang bersifat toksik, Kode bab XX bisa ditambahkan untuk identifikasi zat tersebut. 6.Dua kode bisa digunakan untuk menguraikan cedera, keracunan atau efek lain: bab XIX (cedera), dan bab XX (penyebabnya). Additional code yang lebih rinci ada di Volume 1
  • 16. 13/02/2017 16 Example 4: Main condition: Acute cystitis due to E. coli Other conditions: — Code to acute cystitis (N30.0) as the “main condition”, B96.2 (E. coli as the cause of diseases classified to other chapters) may be used as an optional additional code. Example 17: Main condition: Cerebrovascular accident with hemiplegia Other conditions: — Specialty: Neurology Code stroke, not specified as haemorrhage or infarction (I64) as “main condition”. G81.9 (Hemiplegia, unspecified) may be used as an optional additional code. Example 26: Main condition: Toxoplasmosis Other conditions: Pregnancy undelivered Specialty: High-risk antenatal clinic Code protozoal diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O98.6) as the main condition. B58.9 (Toxoplasmosis, unspecified) may be used as an optional additional code to identify the specific organism.
  • 17. KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
  • 18. O98-O99 Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit kehamilan, melahirkan, dan puerperium Subkategori yang tersedia disini harus lebih diutamakan untuk ‘KU’ daripada kategori di luar Bab XV, kalau oleh kondisi ini dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab-bab lain tersebut digunakan sebagai kode tambahan. Contoh 1 Diagnosis Utama : Toxoplasmosis. Diagnosis Sekunder : Kehamilan Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi Dikode : Penyakit protozoa yang mempersulit kehamilan, kelahiran, dan puerperium (O98.6) sebagai diagnosis utama, B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan), diagnosis sekunder. Contoh : 2 Diagnosis Utama : Letak lintang Diagnosis Sekunder : Persalinan SC Anemia Spesialisasi : Obgyn Dikode : Letak lintang (O32.2) sebagai diagnosis utama, Persalinan SC (O82.9), Anemia (O99.0), dan Anemia (D64.9) sebagai diagnosis sekunder.
  • 19. 13/02/2017 19 b. Pengkodean sistem dagger (†) dan asterisk (*) Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan asterisk maka yang dikode sebagai diagnosis utama adalah kode dagger, sedangkan kode asterisk sebagai diagnosis sekunder. Namun jika diagnosis sekunder yang ditegakkan dokter dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan asterisk, maka kode tersebut menjadi diagnosis sekunder.
  • 20. 13/02/2017 20 Contoh : Diagnosis Utama : DM Type II Diagnosis Sekunder : Arthitis pada penyakit Lyme Dikode DM Type II (E11.9) sebagai diagnosis utama, Lyme disease (A69.2†) sebagai diagnosis sekunder dan arthitis in Lyme disease (M01.2*) sebagai diagnosis sekunder Diagnosis Utama : Anemia-29- Diagnosis Sekunder : Ca Mammae Dikode Ca Mammae (C50.9†) sebagai diagnosis utama dan anemia (D63.0*) sebagai diagnosis sekunder. Diagnosis Utama : Anemia Diagnosis Sekunder : Kronik Renal Failure Dikode Kronik Renal Failure (N18.9†) sebagai diagnosis utama, anemia (D63.8*) sebagai diagnosis sekunder.
  • 21. KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO D63*,D77*,E35*,E90*,F00*,F02*,G01*,G02*,G05*,G07*,G13*,G22*,G26*,G32*,G46*,G53*, G55*,G59*,G63*,G73*,G94*,G99*,H03*,H06*,H13*,H19*,H22*,H28*,H32*,H36*,H42*, H45*,H48*,H58*,H62*,H67*,H75*,H82*,H94*,I32*,I39*,I41*,I43*,I52*,I68*,I79*,I98*,J17*, J91*,J99*,K23*,K67*,K77*,K87*,K93*,L14*,L45*,L54*,L62*,L86*,L99*,M01*,M03*,M07*, M09*,M14*,M36*,M49*,M63*,M68*,M73*,M82*,M90*,N08*,N16*,N22*,N29*,N33*,N37*,N51*,N74*,N77*,
  • 22. KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
  • 23. 13/02/2017 23 c. Pengkodean dugaan kondisi, gejala, penemuan abnormal, dan situasi tanpa penyakit Jika pasien dalam episode rawat, koder harus hati-hati dalam mengklasifikasikan Diagnosis Utama pada Bab XVIII (Kode R) dan XXI (Kode Z). Jika diagnosis yang lebih spesifik belum ditegakkan sampai akhir episode perawatan atau tidak ada penyakit atau cedera pada saat dirawat yang bisa dikode, maka kode dari Bab XVIII dan XXI dapat digunakan sebagai kode diagnosis utama (lihat juga Rules MB3 dan MB5).
  • 24. 13/02/2017 24 Contoh : Diagnosis Utama : Dugaan neoplasma ganas serviks – setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan didapatkan hasil bukan neoplasma ganas serviks Diagnosis Sekunder : - Dikode observasi dugaan neoplasma ganas (Z03.1) sebagai DU Diagnosis Utama : Epistaxis berat Diagnosis Sekunder : - Pasien dirawat satu hari. Tak ada laporan prosedur atau pemeriksaan. Dikode Epistaxis (R04.0). Ini bisa diterima karena pasien jelas dirawat hanya untuk kondisi darurat.
  • 25. 13/02/2017 25 d. Pengkodean kondisi multiple Jika kondisi multiple dicatat di dalam kategori berjudul “Multiple ...”, dan tidak satu pun kondisi yang menonjol, kode untuk kategori “Multiple ...”, harus dipakai sebagai kode diagnosis utama, dan setiap kondisi lain menjadi kode diagnosis sekunder. Pengkodean seperti ini digunakan terutama pada kondisi yang berhubungan dengan penyakit HIV, cedera dan sekuele.
  • 26. 13/02/2017 26 Contoh : Diagnosis Utama : HIV disease resulting in multiple infections Diagnosis Sekunder : - HIV disease resulting in candidiasis - HIV disease resulting in other viral infectionS Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting in other viral infections (B20.3) sebagai diagnosis sekunder Diagnosis Utama : Multiple fraktur of femur Diagnosis Sekunder : Frakture of shaft of femur Frakture of lower of end of femur Dikode multiple fraktur of femur (S72.7) sebagai diagnosis utama, fraktur of shaft of femur (S72.3) dan Frakture of lower of end of femur (S72.4) sebagai diagnosis sekunder
  • 27. 13/02/2017 27 e. Pengkodean kategori kombinasi ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua diagnosis yang berhubungan diwakili oleh satu kode. Contoh : Diagnosis Utama : Gagal ginjal Diagnosis Sekunder : Penyakit ginjal hipertensi Dikode Penyakit ginjal hipertensi dengan gagal ginjal (I12.0) Diagnosis Utama : Glaukoma karena peradangan mata Diagnosis Sekunder : – Dikode Glaukoma akibat peradangan mata (H40.4) sebagai diagnosis utama.
  • 28. 13/02/2017 28 Contoh : Diagnosis Utama : Obstruksi usus Diagnosis Sekunder : Hernia inguinalis kiri Dikode Hernia inguinalis unilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren (K40.3) Diagnosis Utama : Katarak DM tergantung insulin Diagnosis Sekunder : Hipertensi Spesialisasi : Opthalmologi Dikode Diabetes tergantung insulin dengan komplikasi mata (E10.3†) sebagai diagnosis utama dan katarak diabetes (H28.0*) serta Hipertensi (I10) sebagai diagnosis sekunder.
  • 30. 13/02/2017 30 f. Pengkodean sekuele kondisi tertentu ICD menyediakan sejumlah kategori yang berjudul “sequelae of ...” (B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97, T90-T98, Y85-Y89) yang digunakan untuk menunjukkan kondisi yang tidak didapatkan lagi, diagnosis utama adalah kode yang sesuai dengan bentuk sekuele itu. Kode “sequelae of ......” dapat ditambahkan sebagai kode tambahan. Jika terdapat sejumlah sekuele spesifik namun tidak ada yang lebih menonjol dalam hal kegawatan dan penggunaan sumber daya, boleh digunakan “Sequelae of ...” sebagai diagnosis utama Contoh istiilah : ‘old’ (lama), ‘no longer present’ (tidak terdapat lagi), ‘late effect of .....’ (efek lanjut .....), atau ‘sequele of .....’.
  • 31. 13/02/2017 31 Contoh : Diagnosis Utama : Dysphasia akibat infark otak lama Diagnosis Sekunder : - Dikode Dysphasia (R47.0) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of cerebral infarction’ (I69.3) sebagai diagnosis sekunder. Diagnosis Utama : Osteoartritis sendi panggul akibat fraktur lama panggul karena kecelakaan kendaraan bermotor 10 tahun yang lalu Diagnosis Sekunder : - Dikode Other post-traumatic coxarthrosis (M16.5) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of fracture of femur’ (T93.1) sebagai diagnosis sekunder. Diagnosis Utama : Efek lanjut poliomielitis Diagnosis Sekunder : -Dikode Sequelae of poliomyelitis (B91) sebagai diagnosis utama karena informasi lain tidak tersedia.
  • 32. 13/02/2017 32 g. Pengkodean kondisi-kondisi akut dan kronis ICD menyediakan kategori atau subkategori yang berbeda untuk masing-masing kategori, tapi tidak untuk gabungannya, kategori kondisi akut harus digunakan sebagai Diagnosis Utama. Contoh : Diagnosis Utama : Kholesistitis akut dan kronis Diagnosis Sekunder : - Dikode Acute cholecystitis (K81.0) sebagai diagnosis utama, chronic cholecystitis (K81.1) sebagai diagnosis sekunder.
  • 33. 13/02/2017 33 h. Pengkodean kondisi pasca-prosedur dan komplikasinya Pada Bab XIX (T80-T88) tersedia kategori untuk komplikasi yang berhubungan dengan operasi dan prosedur lain, contohnya infeksi luka operasi, komplikasi mekanis benda-benda implantasi, syok, dan lainnya. setelah prosedur (misalnya pneumonia, embolisme paru) tidak dianggap sebagai kondisi tersendiri sehingga dikode seperti biasa, namun bisa diberi kode tambahan dari Y83-Y84 untuk menunjukkan hubungannya dengan suatu prosedur. Jika kondisi dan komplikasi ini dicatat sebagai Diagnosis Utama, perlu dilakukan rujukan ke ‘modifier’ atau ‘qualifier’ pada Indeks Alfabet untuk pemilihan kode yang tepat.
  • 34. 13/02/2017 34 Contoh : (1) Diagnosis Utama : Hipotiroidisme sejak tiroidektomi 1 tahun yang lalu. Diagnosis Sekunder : - Dikode Hipotiroidisme pasca-bedah (E89.0) sebagai diagnosis utama. (2) Diagnosis utama : Perdarahan berlebihan setelah cabit gigi Diagnosis Sekunder : - Dikode Perdarahan akibat suatu prosedur (T81.0) sebagai diagnosis utama.
  • 35. RULE MB1 • Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition) Contoh : DU: Dyspepsi; DS: Appendicitis ; Px: Appendectomy RULE MB2  Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama DU : Osteoporosis,Candida, bronchopneumonia, Rheumatism DPJP : Sp Paru RULE MB3  Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala (R) DU:Hematemesis, DS: Varices esopagus, DPJP : Sp PD RULE MB1- MB5
  • 36. RULE MB4 • Spesialisitas DU : DM tanpa terapi insulin DS: Cataract mata bilateral Spesialisasi: Ophthalmologist Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract. RULE MB5  Alternatif diagnoses utama Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut. DU : Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres. Reseleksi: Sakit kepala
  • 37. J.1 : HIV (B20-B24) 37 Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit, HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22. Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual dapat digunakan B20-B24 Contoh : 1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi K.Lain : - Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0) 2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV K. Lain : - Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5 dapat digunakan sbg kode tambahan
  • 38. J.2 : Bab II Neoplasma Kasus neoplasma baik primer atau sekunder (metastasis) yang merupakan fokus perawatan, harus dicatat dan dikode sebagai diagnosis utama. Jika Ca. Primer sudah tidak ada lagi maka sbg D.U nya adalah Ca. sekundernya atau komplikasi saat itu. Riwayat Ca Primer sebagai DS .
  • 39. J.3 : E10-E14 DIABETES MELLITUS Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi multiple pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar dapat ditambahkan sbg kode tambahan. Contoh : 1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis Diberi kode E14.2+ dan N08.3* 2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts Diberi kode utama IDDM with multiple complication (E10.7) dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5 NIDDM with Gangrene, E10.3+ H28.0* IDDM with cataract
  • 40. 40 J.5 : Kode PERSALINAN (O80 – O84) 1. Semua persalinan bila terdapat penyulit atau komplikasi maka menjadi kode diagnosis utama (010-075) 2. Kode cara Persalinan (080-084) 3. Kode Outcome Delivery (Z37.-)
  • 42. Pengkodean untuk persalinan : Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. Contoh : DU : KPD DS : Persalinan SC, Anemia Maka di kode sbg DU : KPD (O42.1) DS : SC (O82.9), Anemia (O99.0 dan D64.9), Outcome Delivery (Z37.-)
  • 43. 13/02/2017 43 OMIT CODE Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet maka prosedur tersebut adalah bagian dari kode prosedur lain yang berhubungan dan tidak dikode. Contoh : # Craniotomy 01.24 - as operative approach – omit code fetal 73.8 for decompression of fracture 02.02 reopening of site 01.23 # Laparatomy NEC 54.19 as operative approach --omit code # Laminectomy (decompression) (for exploration) 03.09 as operative approach --omit code
  • 44. 4. UP-DATE ICD 10 & 9 CM
  • 45. Dx utama: Hepatitis viral acut
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 51. 5. ATURAN KODING LAINNYA
  • 52. 13/02/2017 52 1.Bayi Lahir dengan Kode P03.0 – P03.6 di Klaim terpisah dengan ibunya. 2.Kontrol ulang RJ dengan diagnosis yg sama gunakan kode “Z” 3.Terapi Berulang (Rehab Medik, Rehab Psikososial, Radioterapi, Chemoterapi, Hemodialisa) gunakan Kode “Z” 4.Pasien RJ dan mendapatkan khemo oral, Kode utamanya Z51.1 5.Riwayat neoplasma ganas menggunakan kode Z85.0 – Z85.9 6.karena riwayat keluarga dengan neoplasma ganas menggunakan kode Z80.0 – Z80.9
  • 53. 13/02/2017 53 7. Anemia dengan neoplasma dan perawatan hanya untuk anemia, Maka Kode Utamanya : Ca (C--) dan Anemia (D63.0) sbg sekunder 8. Penggunaan kode Z29.0 Isolasi 9. Pasien melahirkan di FKTP, dirujuk untuk tubektomi interval di FKRTL maka dikode Sterilization (Z30.2) sebagai diagnosis utama. 10. Pasien Thalasemia Mayor kontrol ulang diberikan obat kelasi besi maka diinputkan sebagai rawat jalan dengan kode D56.1 sebagai diagnosis utama 11.Pemasangan infus pump hanya menggunakan kode 99.18 12.Educational therapy menggunakan kode 94.42
  • 54. a.Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya. b.Pada sistem INA-CBG, hanya ada 2 episode yaitu episode rawat jalan dan rawat inap, dengan beberapa kriteria di bawah ini : Episode
  • 55. 1) Episode rawat jalan  Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.  Pasien yang membawa hasil pada hari pelayanan yang berbeda yang dilanjutkan dengan konsultasi dan pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi medis, dianggap sebagai episode baru. Episode
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63. PMK No.76 Tahun 2016 Bab II.c RS Khusus
  • 64.
  • 66. Principle Diagnosis International Classificationof Disease (ICD) Medical (ICD X) Principle Diagnosis, Specific Conditions, Symptoms, Other Surgical (ICD IX CM) Type of Surgery Major, Minor, Other unrelated Dx Others CASE - MIX Complication, Co-morbidities or age split Diagnosis Related Groups (DRG) Major Diagnostic Category ( 23 groups) severitas
  • 67.  Case-Based Groups (CBGs)  Klasifikasi tahap kedua  Dibagi kedalam 4 sub-groups  Sub-group ke-1 menunjukkan CMGs
  • 68. LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS NOS. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes 1 Central nervous system Groups G 2 Eye and Adnexa Groups H 3 Ear, nose, mouth & throat Groups U 4 Respiratory system Groups J 5 Cardiovascular system Groups I 6 Digestive system Groups K 7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B 8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M 9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L 10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E 11 Nephro-urinary System Groups N 12 Male reproductive System Groups V 13 Female reproductive system Groups W 14 Deleiveries Groups O 15 Newborns & Neonates Groups P 16 Haemopoeitic & immune system Groups D
  • 69. NOS. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes 17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C 18 Infectious & parasitic diseases Groups A 19 Mental Health and Behavioral Groups F 20 Substance abuse & dependence Groups T 21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S 22 Factors influencing health status & other contacts with health services Groups Z 23 Ambulatory Groups-Episodic Q 24 Ambulatory Groups-Package QP 25 Sub-Acute Groups SA 26 Special Procedures YY 27 Special Drugs DD 28 Special Investigations I II 29 Special Investigations II IJ 30 Special Prosthesis RR 31 Chronic Groups CD 32 Errors CMGs X LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS
  • 70.  Sub-group ke-2 menunjukkan tipe kasus (1-9 )  1. Prosedure Rawat Inap Group-1 2. Prosedur Besar Rawat Jalan Group-2 3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan Group-3 4. Rawat Inap Bukan Prosedur Group-4 5. Rawat Jalan Bukan Prosedur Group-5 6. Rawat Inap Kebidanan Group-6 7. Rawat Jalan kebidanan Group-7 8. Rawat Inap Neonatal Group-8 9. Rawat Jalan Neonatal Group-9 X. Error Group-10
  • 71. • Sub-group ke-3 menunjukkan spesifik CBGs (kode CBGs) • Sub-group ke-4 menunjukkan severity level (0-III)
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84. Contoh Kasus 1. Kelas 1 naik ke VIP Tarif INA-CBG Kelas 1 = 10.000.000 Biaya RS = 15.000.000 pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
  • 85. PMK No.4 Tahun 2017 Pasal 1 Ayat (2)
  • 86. Contoh Kasus 2. Kelas 2 naik ke VIP Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000 Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000 Biaya RS = 15.000.000 pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000 Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000 Total iur pasien = Rp. 9.500.000
  • 87. PMK No.4 Tahun 2017 Pasal 1 Ayat (3)
  • 88. Contoh Kasus 3. Kelas 3 naik ke VIP Non PBI Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000 Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000 Tarif INA-cbg kelas 3 = 6.000.000 Biaya RS = 15.000.000 pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA- CBG sebesar = Rp. 7.500.000 Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000 Selisih Tarif Kelas 2 dan 3 = Rp. 2.000.000 Total iur pasien = Rp. 11.500.000
  • 89. Contoh Kasus 4. Kelas 1 naik ke VIP Tarif INA-CBG Kelas I = 10.000.000 Biaya RS = 7.500.000 pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
  • 90. PMK No.4 Tahun 2017 Poli Ekskutif Pasal 1 Ayat (1)
  • 91. PMK No.4 Tahun 2017 Pasal 1 Ayat (6)