SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
KKPMT III
1
ICD-10, WHO
(International Statistical
Classification of Diseases and
Related Health Problems, WHO
10th Revision)
Disusun oleh:
dr. Mayang Anggraini Naga
Rev. 2016
1
DESKRIPSI
• Pengkodean harus dilaksanakan presisi sesuai
aturan dan konvensi sistem klasifikasi penyakit
ICD WHO, disertai kode tindakan tertentu sesuai
sistem klasifikasi yang diharuskan Kem-Kes.
• Kode penyakit akan memudahkan proses:
- penyimpanan,
- pengambilan kembali dan
- penganalisisan data diagnoses
dan prosedur.
2
(Lanjutan)
• Sistem penomoran dan pengkategorian
yang berlaku hendaknya mampu:
- mencegah
kesalahan pilihan kode.
• Kode diagnoses tidak perlu dihafal.
• Cari kode diagnoses melalui ICD Vol. 3 
cocokan yang ada di Vol. 1  Tentukan kode
diagnoses yang disandang pasiennya.
3
KOMPETENSI
MAMPU:
Mengelola kualitas prima hasil produksi
pengkodean diagnoses morbiditas dan
mortalitas, berikut prosedur tindakan bagi
keperluan:
- admisnistratif,
- manajemen keuangan,
- sistem pelaporan dan
penelitian medis yang diperlukan.
4
TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan pengertian lebih mendalam
tentang:
- pengkodean diagnoses
- pengkodean tindakan
- peringkasan dan
- pendokumentasian isu-isu
untuk membantu peningkatan kualitas
prima statistik hasil produksi kode
diagnoses morbiditas dan mortalitas
5
Apa yang dimaksud dengan
KLASIFIKASI STATISTIK?
* Sistem pengkategorian atau
pengelompokan.
* Penentuan kode sesuai kriteria.
* Klasifikasi statistis – jumlah kode yang
mutually (satu sama lain) exclusive (terpisah
berdiri sendiri) terbatas; dan tidak ada satu
kode unik (khas) bagi setiap konsep.
6
Mengapa Menggunakan
Suatu Klasifikasi?
• Memungkinkan kemudahan:
- penyimpanan
- pengambilan kembali
- penganalisisan
data.
• Memungkinkan komparasi yang standard di
antara pengguna, rumah sakit, negara bagian,
propinsi atau antar negara.
7
Bagaimana caranya Informasi Klinis
ditransmisi dan dikode ?
Dokter mendokmentasikan
diagnosis/intervensi.
Pengkode meringkas diagnosis/intervensi
dari data primer tertera di rekam klinis
pasien.
Pengkode menerapkan rules/konvensi
dari ICD-10 atau sistem klasifikasi yang
diharuskan.
8
(Lanjutan)
Kehadiran
pengkode dan konsultasi klinikus
sangat diperlukan
Pengkode
- meng-entry kode ke sistem komputer
atau
- mengisikan ke format data,
dan
- tunduk terhadap berbagai perintah.
9
Apa Isi
Klasifikasi Penyakit Internasional ?
• ICD adalah suatu klasifikasi yang ber-axis
(poros sumbu) sangat variable (berubah-ubah)
• Data bisa dikelompokkan sesuai:
- penyakit epidemik
- penyakit konstitusional atau umum
- penyakit setempat yang tertata sesuai
site tubuh yang terkena
- pengembangan penyakitnya
- cedera dan penyebab luarnya.
- alasan terkait masalah kesehatan
10
STRUKTUR ICD
* 3 volume: Volume 1
Volume 2
Volume 3
* 21 Bab  22 Bab (Alfabet U, di Edisi baru)
* struktur kode berbentuk alfanumerik
(ini yang membedakan ICD-10 dengan ICD-9)
(ICD-9-CM = ICD-9 Clinical Modification)
11
VOLUME ICD-10
Volume 1: Daftar tabulasi, daftar
alphanumerik penyakit dan
pengelompokan penyakit
Volume 2: Manual instruksi dan
pedoman penggunaannya
Volume 3: Indeks alfabetis, daftar
komprehensif semua kondisi
yang ada di daftar Tabulasi
(Volume 1). 12
STRUKTUR INTI KODE ICD-10
Struktur inti kode berkarakter 3 digits
A01
karakter pertama diikuti oleh
A – Z 2 (dua) digits
13
STRUKTUR INTI KODE ICD-10 (Lanjutan)
• Struktur dari 4 (empat) karakter sub-katagori
adalah:
A16.0
Karakter diikuti kemudian digit
pertama tanda baca terakhir
A – Z 2 digits titik (.) ke-4
Contoh: A16.9 Tbc pernapasan tak dirinci,
tanpa kejelasan konfirmasi pemerik-
saan bakteriologis ataupun histologisnya.14
Karakter ke-4
• Karakter ke-4 bisa numerik angka 0  9
• Ada Kategori yang memiliki anggota subkategori
dari .0 s/d .9
Ada yang hanya punya .0, .1 dan .9
Ada yang bersubkategori: .0, .1, .3 dan .4
Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3, .4, .8, .9
Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3, .4 dan .5
Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3. .8, .9.
Ada yang tidak memiliki karakter ke 4 (tunggal)
15
Karakter ke-4 (Lanjutan-1)
• Umumnya karakter ke-4
.0, .1, .2, .3, .4, .5, .6, .7 adalah untuk
membedakan pernyataan diagnoses yang
disertai rincian spesifikasinya
.8 adalah untuk yang disertai rincian lain-lain
yang specified namun tidak dapat dikelompok-
kan ke .0  .7
.9 adalah untuk yang unspecified 16
Karakter ke-4 (Lanjutan-2)
• Untuk kategori yang tidak memiliki subkategori
.8 dan .9 berarti jumlah diagnoses yang menjadi
anggota kategori berkode 3-karakter sudah
pasti, tidak ada yang lain-lain, atau unspecified.
Contoh: Typhoid fever hanya terdiri dari A01.0
Paratyphoid fever ada A01.1 A01.2
dan A01.3 dan A01.4
(Diagnosis demam tifoid sudah pasti disebabkan
bakteri Salmonella Typhosa, demam para-
typhoid disebabkan Salmonella Paratyphi)
17
Kategori Berkarakter 3-digit
yang Tunggal
Contoh:
A33 Tetanus neonatorium
A34 Obstetrical tetanus
A35 Other tetanus
B86 Scabies
C56 Malignant neoplasm of ovary
D34 Benign neoplasm of thyroid gland
ICD-10 volume 2, mengatur untuk membubuhi
huruf alfabet X sebagai karater ke-4  A33.X
18
Influenza (Flu)
• Flu adalah kasus yang sangat umum ditemukan di
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Rincian kode Influenza ada di J10 dan J11.
J10 Influenza due to identified influenza virus
Excludes: ...
J10.0, J10.1 dan J10.8
J11 Influenza, virus not identified
Incdludes: ... Excludes: ...
J11.0, J11.1 dan J11.8
Pada ICD-10 Rev. 2004 Flu burung ditempatkan di J09.
Catatan: tidak semua fasilitas pelayanan di Indonesia
memiliki laboratorium untuk memeriksa virusnya!
19
Influenza (Lanjutan)
• Tidak tersedia kode untuk Influenza unspecified!
• Bagaimana penerapkan kode ini di Indonesia?
Umumnya flu tidak disertai pemeriksaan
virusnya.  J11.-
Apakah cocok bila terapi yang diberikan oleh
dokter ke pasiennya adalah antibiotika?
Hal-hal demikian inilah yang perlu ada justifi-
kasi dari dokternya, dan hendaknya alasan atau
pertimbangannya didokumentasikan di rekam
medis pasien dengan rinci (data primer). 20
Penulisan Diagnosis Harus Rinci
Contoh: Dementia
• Sebaiknya diagnosis dementia harus serinci
sebisa mungkin, mengingat kode yang tersedia
sangat rinci: [282]
F 00* Dementia in Alzheimer’s disease (G30.- )
F00.0* pada (G30.0 ) (early onset)
F00.1* pada (G30.1 ) (late onset)
F00.2* pada (G30.8 ) (senile onset)
F00.9* pada (G30.9 ) (unspecified)
21
Dementia (Lanjutan-1)
• F01 Vascular dementia
F01.0 Vascular dementia of acute onset
F01.1 Multi-infarct dementia
F01.2 Subortical vascular dementia
F01.3 Mixed cortical and subcortical
vascular dementia
F01.8 Other vascular dementia
F01.9 Vascular dementia unspecified.
(Alangkah baiknya apabila dokter menulis
diagnosis dengan rinci, agar kodenya tepat)
22
Dementia (Lanjutan-2)
• F02* Dementia in other diseases classified
elsewhere
F02.0* D. in Pick’s disease (G31.0 )
F02.1* D. in Creutzfeld-Jacob dis. (A81.0 )
F02.2* D. in Huntington’s dis. (G10 )
F02.3* D. in Parkinson’s dis. (G20 )
F02.4* D. in HIV dis. (B22.0 )
F02.8* D. in other specified diseases
classified elsewhere
Dementia in: ... (berbagai penyakit)
23
Dementia (Lanjutan-3)
• F03 Unspecified dementia
Presenile: - dementia NOS
- psychosis NOS
Primary degenerative dementia NOS
Senile: - dementia
- NOS
- depressed or paranoid type
- psychosis NOS
Excl.: senile dementia ... delirium state (F05.1)
senility NOS (R54)
24
Daftar Tabulasi Morbiditas
[1064-1074 ]
• Untuk keperluan pelaporan morbiditas, nomor urut
berdasarkan 3-karakter tanpa alfabet.
Contoh:
001 Cholera A00
002 Typhoid and paratyphoid fever A01
003 Shigellosis A03
004 Amoebiasis A06
005 Diarrhoea and gastroenteritis of
presumed infectious origin A09
006 Other intestinal infectious diseases A02,
A04-A05, A07-A08
25
Daftar Tabulasi Morbiditas (Lanjutan)
(Lanjutan)
007 Respiratory tuberculosis A15-A16
008 Other tuberculosis A17-A19
009 Plaque A20
010 Brucellosis A23
018 Other bacterial diseases A21-A22, A24-A28,
A31-A32, A38, A42-
A49
26
(Lanjutan. MORBIDTAS)
• 019  s/d 298
+ 901 SARS U04
• Catatan: Ada nomor kode yang terwakili oleh
satu diagnosis,
ada yang 5,
ada yang 10,
ada yang 14,
ada yang 20,
ada yang 48 dsb.
27
Daftar Tabulasi Spesial Mortalitas
dan Morbiditas [1053-1074]
• Note: These lists were adopted by the World
Health Assembly in 1990 for tabulation of data.
They are described, and their use is explained,
in Volume 2, the Instruction Manual.
• Mortality tabulation list 1
General mortality (Condensed list dengan
penomoran 1-001  1-103 (103 causes) + 1
untuk SARS 1-901 [1056].
28
Daftar Tabulasi Mortalitas dan ... (Lanjutan-1) [1057 – 1062]
• Mortality tabulation list 2
General Mortality
Selected list, dengan penomoran:
2-001  2-080 (80 causes) + 2-901 SARS
• Mortality tabulation list 3
Infant and child mortality
Condensed list, dengan penomoran
3-001  3-067 (67 causes) + 3-91 SARS
29
Daftar Tabulasi Mortalitas dan ... (Lanjutan-2) [1062 – 1064]
• Mortality tabulation list 4
Infant and child mortality
Selected list, dengan penomoran:
4-001 – 4-051 (51 causes) + 4-901 SARS
(Catatan: daftar tabulasi inilah yang
diadaptasi untuk sistem pelaporan RL,
Depkes.RI/ Kemkes. Didahului kolom nomor
DTD-nya = Daftar Tabulasi Data.)
30

More Related Content

Recently uploaded

TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
AbdulHalim854302
 

Recently uploaded (8)

Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
 
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptxMateri Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
 
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
 
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasiUji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
 
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
 

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

1.-ICD-Pend..ppt

  • 1. KKPMT III 1 ICD-10, WHO (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, WHO 10th Revision) Disusun oleh: dr. Mayang Anggraini Naga Rev. 2016 1
  • 2. DESKRIPSI • Pengkodean harus dilaksanakan presisi sesuai aturan dan konvensi sistem klasifikasi penyakit ICD WHO, disertai kode tindakan tertentu sesuai sistem klasifikasi yang diharuskan Kem-Kes. • Kode penyakit akan memudahkan proses: - penyimpanan, - pengambilan kembali dan - penganalisisan data diagnoses dan prosedur. 2
  • 3. (Lanjutan) • Sistem penomoran dan pengkategorian yang berlaku hendaknya mampu: - mencegah kesalahan pilihan kode. • Kode diagnoses tidak perlu dihafal. • Cari kode diagnoses melalui ICD Vol. 3  cocokan yang ada di Vol. 1  Tentukan kode diagnoses yang disandang pasiennya. 3
  • 4. KOMPETENSI MAMPU: Mengelola kualitas prima hasil produksi pengkodean diagnoses morbiditas dan mortalitas, berikut prosedur tindakan bagi keperluan: - admisnistratif, - manajemen keuangan, - sistem pelaporan dan penelitian medis yang diperlukan. 4
  • 5. TUJUAN KHUSUS Meningkatkan pengertian lebih mendalam tentang: - pengkodean diagnoses - pengkodean tindakan - peringkasan dan - pendokumentasian isu-isu untuk membantu peningkatan kualitas prima statistik hasil produksi kode diagnoses morbiditas dan mortalitas 5
  • 6. Apa yang dimaksud dengan KLASIFIKASI STATISTIK? * Sistem pengkategorian atau pengelompokan. * Penentuan kode sesuai kriteria. * Klasifikasi statistis – jumlah kode yang mutually (satu sama lain) exclusive (terpisah berdiri sendiri) terbatas; dan tidak ada satu kode unik (khas) bagi setiap konsep. 6
  • 7. Mengapa Menggunakan Suatu Klasifikasi? • Memungkinkan kemudahan: - penyimpanan - pengambilan kembali - penganalisisan data. • Memungkinkan komparasi yang standard di antara pengguna, rumah sakit, negara bagian, propinsi atau antar negara. 7
  • 8. Bagaimana caranya Informasi Klinis ditransmisi dan dikode ? Dokter mendokmentasikan diagnosis/intervensi. Pengkode meringkas diagnosis/intervensi dari data primer tertera di rekam klinis pasien. Pengkode menerapkan rules/konvensi dari ICD-10 atau sistem klasifikasi yang diharuskan. 8
  • 9. (Lanjutan) Kehadiran pengkode dan konsultasi klinikus sangat diperlukan Pengkode - meng-entry kode ke sistem komputer atau - mengisikan ke format data, dan - tunduk terhadap berbagai perintah. 9
  • 10. Apa Isi Klasifikasi Penyakit Internasional ? • ICD adalah suatu klasifikasi yang ber-axis (poros sumbu) sangat variable (berubah-ubah) • Data bisa dikelompokkan sesuai: - penyakit epidemik - penyakit konstitusional atau umum - penyakit setempat yang tertata sesuai site tubuh yang terkena - pengembangan penyakitnya - cedera dan penyebab luarnya. - alasan terkait masalah kesehatan 10
  • 11. STRUKTUR ICD * 3 volume: Volume 1 Volume 2 Volume 3 * 21 Bab  22 Bab (Alfabet U, di Edisi baru) * struktur kode berbentuk alfanumerik (ini yang membedakan ICD-10 dengan ICD-9) (ICD-9-CM = ICD-9 Clinical Modification) 11
  • 12. VOLUME ICD-10 Volume 1: Daftar tabulasi, daftar alphanumerik penyakit dan pengelompokan penyakit Volume 2: Manual instruksi dan pedoman penggunaannya Volume 3: Indeks alfabetis, daftar komprehensif semua kondisi yang ada di daftar Tabulasi (Volume 1). 12
  • 13. STRUKTUR INTI KODE ICD-10 Struktur inti kode berkarakter 3 digits A01 karakter pertama diikuti oleh A – Z 2 (dua) digits 13
  • 14. STRUKTUR INTI KODE ICD-10 (Lanjutan) • Struktur dari 4 (empat) karakter sub-katagori adalah: A16.0 Karakter diikuti kemudian digit pertama tanda baca terakhir A – Z 2 digits titik (.) ke-4 Contoh: A16.9 Tbc pernapasan tak dirinci, tanpa kejelasan konfirmasi pemerik- saan bakteriologis ataupun histologisnya.14
  • 15. Karakter ke-4 • Karakter ke-4 bisa numerik angka 0  9 • Ada Kategori yang memiliki anggota subkategori dari .0 s/d .9 Ada yang hanya punya .0, .1 dan .9 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .3 dan .4 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3, .4, .8, .9 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3, .4 dan .5 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3. .8, .9. Ada yang tidak memiliki karakter ke 4 (tunggal) 15
  • 16. Karakter ke-4 (Lanjutan-1) • Umumnya karakter ke-4 .0, .1, .2, .3, .4, .5, .6, .7 adalah untuk membedakan pernyataan diagnoses yang disertai rincian spesifikasinya .8 adalah untuk yang disertai rincian lain-lain yang specified namun tidak dapat dikelompok- kan ke .0  .7 .9 adalah untuk yang unspecified 16
  • 17. Karakter ke-4 (Lanjutan-2) • Untuk kategori yang tidak memiliki subkategori .8 dan .9 berarti jumlah diagnoses yang menjadi anggota kategori berkode 3-karakter sudah pasti, tidak ada yang lain-lain, atau unspecified. Contoh: Typhoid fever hanya terdiri dari A01.0 Paratyphoid fever ada A01.1 A01.2 dan A01.3 dan A01.4 (Diagnosis demam tifoid sudah pasti disebabkan bakteri Salmonella Typhosa, demam para- typhoid disebabkan Salmonella Paratyphi) 17
  • 18. Kategori Berkarakter 3-digit yang Tunggal Contoh: A33 Tetanus neonatorium A34 Obstetrical tetanus A35 Other tetanus B86 Scabies C56 Malignant neoplasm of ovary D34 Benign neoplasm of thyroid gland ICD-10 volume 2, mengatur untuk membubuhi huruf alfabet X sebagai karater ke-4  A33.X 18
  • 19. Influenza (Flu) • Flu adalah kasus yang sangat umum ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Rincian kode Influenza ada di J10 dan J11. J10 Influenza due to identified influenza virus Excludes: ... J10.0, J10.1 dan J10.8 J11 Influenza, virus not identified Incdludes: ... Excludes: ... J11.0, J11.1 dan J11.8 Pada ICD-10 Rev. 2004 Flu burung ditempatkan di J09. Catatan: tidak semua fasilitas pelayanan di Indonesia memiliki laboratorium untuk memeriksa virusnya! 19
  • 20. Influenza (Lanjutan) • Tidak tersedia kode untuk Influenza unspecified! • Bagaimana penerapkan kode ini di Indonesia? Umumnya flu tidak disertai pemeriksaan virusnya.  J11.- Apakah cocok bila terapi yang diberikan oleh dokter ke pasiennya adalah antibiotika? Hal-hal demikian inilah yang perlu ada justifi- kasi dari dokternya, dan hendaknya alasan atau pertimbangannya didokumentasikan di rekam medis pasien dengan rinci (data primer). 20
  • 21. Penulisan Diagnosis Harus Rinci Contoh: Dementia • Sebaiknya diagnosis dementia harus serinci sebisa mungkin, mengingat kode yang tersedia sangat rinci: [282] F 00* Dementia in Alzheimer’s disease (G30.- ) F00.0* pada (G30.0 ) (early onset) F00.1* pada (G30.1 ) (late onset) F00.2* pada (G30.8 ) (senile onset) F00.9* pada (G30.9 ) (unspecified) 21
  • 22. Dementia (Lanjutan-1) • F01 Vascular dementia F01.0 Vascular dementia of acute onset F01.1 Multi-infarct dementia F01.2 Subortical vascular dementia F01.3 Mixed cortical and subcortical vascular dementia F01.8 Other vascular dementia F01.9 Vascular dementia unspecified. (Alangkah baiknya apabila dokter menulis diagnosis dengan rinci, agar kodenya tepat) 22
  • 23. Dementia (Lanjutan-2) • F02* Dementia in other diseases classified elsewhere F02.0* D. in Pick’s disease (G31.0 ) F02.1* D. in Creutzfeld-Jacob dis. (A81.0 ) F02.2* D. in Huntington’s dis. (G10 ) F02.3* D. in Parkinson’s dis. (G20 ) F02.4* D. in HIV dis. (B22.0 ) F02.8* D. in other specified diseases classified elsewhere Dementia in: ... (berbagai penyakit) 23
  • 24. Dementia (Lanjutan-3) • F03 Unspecified dementia Presenile: - dementia NOS - psychosis NOS Primary degenerative dementia NOS Senile: - dementia - NOS - depressed or paranoid type - psychosis NOS Excl.: senile dementia ... delirium state (F05.1) senility NOS (R54) 24
  • 25. Daftar Tabulasi Morbiditas [1064-1074 ] • Untuk keperluan pelaporan morbiditas, nomor urut berdasarkan 3-karakter tanpa alfabet. Contoh: 001 Cholera A00 002 Typhoid and paratyphoid fever A01 003 Shigellosis A03 004 Amoebiasis A06 005 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin A09 006 Other intestinal infectious diseases A02, A04-A05, A07-A08 25
  • 26. Daftar Tabulasi Morbiditas (Lanjutan) (Lanjutan) 007 Respiratory tuberculosis A15-A16 008 Other tuberculosis A17-A19 009 Plaque A20 010 Brucellosis A23 018 Other bacterial diseases A21-A22, A24-A28, A31-A32, A38, A42- A49 26
  • 27. (Lanjutan. MORBIDTAS) • 019  s/d 298 + 901 SARS U04 • Catatan: Ada nomor kode yang terwakili oleh satu diagnosis, ada yang 5, ada yang 10, ada yang 14, ada yang 20, ada yang 48 dsb. 27
  • 28. Daftar Tabulasi Spesial Mortalitas dan Morbiditas [1053-1074] • Note: These lists were adopted by the World Health Assembly in 1990 for tabulation of data. They are described, and their use is explained, in Volume 2, the Instruction Manual. • Mortality tabulation list 1 General mortality (Condensed list dengan penomoran 1-001  1-103 (103 causes) + 1 untuk SARS 1-901 [1056]. 28
  • 29. Daftar Tabulasi Mortalitas dan ... (Lanjutan-1) [1057 – 1062] • Mortality tabulation list 2 General Mortality Selected list, dengan penomoran: 2-001  2-080 (80 causes) + 2-901 SARS • Mortality tabulation list 3 Infant and child mortality Condensed list, dengan penomoran 3-001  3-067 (67 causes) + 3-91 SARS 29
  • 30. Daftar Tabulasi Mortalitas dan ... (Lanjutan-2) [1062 – 1064] • Mortality tabulation list 4 Infant and child mortality Selected list, dengan penomoran: 4-001 – 4-051 (51 causes) + 4-901 SARS (Catatan: daftar tabulasi inilah yang diadaptasi untuk sistem pelaporan RL, Depkes.RI/ Kemkes. Didahului kolom nomor DTD-nya = Daftar Tabulasi Data.) 30