Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Dena Purnama
Kelompok 2
Manajemen Strategi
Eva Fauziah L (1402140168)
Rodhi Maulana (1402140192)
Debby Sinta Dewi N (1402141018)
Wulan Oktaviani (1402141072)
Sasma Aprilia (1402141096)
Muhamad Dena purnama (1402142012)
Novianti Rezky P (1402142042)
Dewa Ayu Putu Rahyuni (1402142060)
Muhammad Ihsan A (1402142132)
Chairia (1402144006)
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Dena Purnama
Kelompok 2
Manajemen Strategi
Eva Fauziah L (1402140168)
Rodhi Maulana (1402140192)
Debby Sinta Dewi N (1402141018)
Wulan Oktaviani (1402141072)
Sasma Aprilia (1402141096)
Muhamad Dena purnama (1402142012)
Novianti Rezky P (1402142042)
Dewa Ayu Putu Rahyuni (1402142060)
Muhammad Ihsan A (1402142132)
Chairia (1402144006)
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
A digital business is one that uses technology as an advantage in its internal and external operations.
Namun bisnis digital masih baru yang belum mempunyai gambaran yang utuh:
Apa itu bisnis digital?
Apa yang menjadi inti dari pendidikan bisnis digital?
Bagaimana cara mengembangkan kurikulum pendidikan bisnis digital?
Bagaimana cara mengevaluasi pendidikan bisnis digital?
Presentasi ini menawarkan cara pandang tentang bisnis digital dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang dan mengevaluasi pendidikan digital.
Penerapan Knowledge Management untuk Reformasi Birokrasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Reformasi Birokrasi melibatkan banyak pengetahuan dan pengalaman, dan hal ini perlu dikelola dengan baik. Karena proses perbaikan itu harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
A digital business is one that uses technology as an advantage in its internal and external operations.
Namun bisnis digital masih baru yang belum mempunyai gambaran yang utuh:
Apa itu bisnis digital?
Apa yang menjadi inti dari pendidikan bisnis digital?
Bagaimana cara mengembangkan kurikulum pendidikan bisnis digital?
Bagaimana cara mengevaluasi pendidikan bisnis digital?
Presentasi ini menawarkan cara pandang tentang bisnis digital dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang dan mengevaluasi pendidikan digital.
Penerapan Knowledge Management untuk Reformasi Birokrasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Reformasi Birokrasi melibatkan banyak pengetahuan dan pengalaman, dan hal ini perlu dikelola dengan baik. Karena proses perbaikan itu harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
Tugas rangkuman msdm strategik semester 6Tugas rangkuman msdm strategik semester 6
2. 0 Disusun Oleh :
0 Redno Novicta Sari 11140930000003
0 Risa Sekar Ningtyas 11140930000004
0 Putri Lestari 11140930000017
0 Muhammad Faris 11140930000018
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Knowledge
Management
Faktor Penting dalam
Penerapan Knowledge
Management
Faktor yang
Mempengaruhi
Penciptaan Pengetahuan
Faktor Penentu
Kesuksesan Penerapan
Knowledge Management
Faktor yang
Mempengaruhi
Knowledge Management
Menurut Dr. G C Mohanta
6. Faktor yang Mempengaruhi
Penciptaan Pengetahuan
Akses pada
informasi
Refleksi atas
tindakan
masa lalu
Kemampuan
menyerap
Kemampuan
belajar
Persepsi
bahwa
kegiatan
pertukaran
dan kombinasi
pengetahuan
adalah
berharga
7. Faktor Penentu Kesuksesan
Penerapan Knowledge Management
Kultur
Organisasi knowledge management
Proses yang efektif dan sistematis
Strategi, sistem dan infrastruktur
Ukuran kesuksesan penerapan knowledge management
8. Faktor yang Mempengaruhi Knowledge
Management Menurut Dr. G C Mohanta
Manajerial Influences
Coordination the management of knowledge
Controlling the management of knowledge
Measuring the management of Knowledge
Exhibiting leadership in the management of knowledge
Resources Influences
Sumber daya keuangan
Sumber daya manusia
Sumber daya pengetahuan
Environmental Influences
Lingkungan internal
Lingkungan eksternal
10. Pengertian Penilaian Knowledge
Management
Penilaian knowledge
management adalah analisa
sistematis untuk mengukur
kemampuan dari knowledge
management yang ada di
perusahaan pada saat ini.
Penilaian knowledge management juga
dapat menilai penampilan perusahaan
pada saat ini dalam melawan praktek
dunia luar dan juga dapat
mengidentifikasikan area atau daerah
yang kritis
Penilaian knowledge
management adalah aktivitas
wajib yang perlu Anda lakukan
sebelum memulai penerapan
knowledge management .
Penilaian dapat dilakukan dalam
skala organisasi keseluruhan
ataupun bagian yang lebih kecil lagi
seperti divisi atau department.
11. Manfaat Penilaian Knowledge
Management
Pengertian yang lebih baik dari ruang lingkup inisiasi knowledge yang sukses.
Dapat mendalami praktek knowledge management yang baik.
Dapat mengidentifikasikan kegiatan yang sudah ada sekarang apakah sudah
dapat menjadi contoh yang baik dalam praktek knowledge management.
Adanya evaluasi yang mandiri mengenai kemampuan dan kualitas dari
kegiatan knowledge management yang sudah ada
Dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan untuk
memanfaatkan knowledge dari perusahaan
Adanya indikasi yang jelas di mana area-area mana yang membutuhkan
perhatian ekstra dari manajemen.
12. Tujuan Penilaian Knowledge
Management
1.
2.
3.
4.
Penilaian bertujuan untuk
menilai kondisi organisasi
pada saat ini
agar proses identifikasi
dapat dilakukan secara
lengkap
memberikan gambaran dan
pemetaan bagi organisasi
terkait langkah langkah
implementasi atau
meningkatkan inisiatif
knowledge management.
untuk memaksimalkan
inisiatif dan aktivitas
sharing yang mungkin
tanpa disadari sudah ada
di organisasi
13. Penilaian Knowledge Management
Kualitatif dan Kuantitaf
Penilaian knowledge management
kualitatif bertujuan untuk
mengembangkan pemahaman
dasar tentang apakah upaya
knowledge management berjalan
dengan baik
Penilaian kuantitatif knowledge
management menghasilkan skor
numerik tertentu yang
menunjukkan seberapa baik
sebuah organisasi, subunit
organisasi, atau individu
melakukan berkenaan dengan
knowledge management.
14. Pendekatan Berbasis
ROI
6 langkah pendekatan
berbasis ROI
Mengidentifikasi
peluang
Menentukan
ruang lingkup
proyek
Mengembangkan
model
operasional
Menemukan bagian
yang mempunyai
pengaruh penting
terhadap nilai dari
inisiatif KM
Mengembangkan
kerangka kerja
penilaian
Menguji dan
memperbaiki
skenario.
15. Balanced Scorecard dan IT Balanced
Scorecard
Balanced Scorecard
menghubungkan berfokus
pada strategi dan tujuan
organisasi dengan melakukan
pengukuran dari empat
perspektif utama: keuangan,
pelanggan, proses internal,
dan pembelajaran serta
pertumbuhan.
Dalam IT Balance Scorecard,
juga terdapat 4 perspektif
yang lebih spesifik mengukur
keberhasilan suatu inisiatif,
yang juga relevan dengan
Knowledge Management.
Keempat perspektif itu
adalah : Corporate/ Business
Contribution, User
Orientation, Operational
Excellence, Future
Orientation.
Balance Scorecard juga dapat
diterapkan dan diadaptasi ke
dalam ruang lingkup
teknologi informasi di
perusahaan.
Dengan IT Balance Scorecard,
dapat diukur dan didapatkan
perkiraan tentang kontribusi
Knowledge Management
terhadap kinerja perusahaan
secara lebih luas.
16. Pengukuran Indikator Kinerja
Knowledge Management
Perilaku
Knowledge
Sharing
Aktivitas
Knowledge
Sharing
Kesadaran
Partisipasi
dalam
aktivitas
People
Kualitas
Pengetahuan
Efisiensi
akibat proses
baru
Insentif
Kontributor
Process
Keterlibatan
Aktif
Knowledge
Structure
Usability
Technology
17. Langkah Membangun
Pengukuran
Menentukan tujuan
Knowledge Management
Mengetahui pengguna hasil
pengukuran nantinya.
Mendefinisikan objek
pengukuran.
Menentukan informasi apa
yang akan dikumpulkan dan
metode pengumpulannya
Melakukan evaluasi
terhadap pengukuran yang
dilakukan.
1
2
3
4
5
19. Pengertian
Audit
Knowledge
Management
• Audit manajemen pengetahuan adalah
kegiatan memeriksa secara sistematis
kualitas pengelolaan pengetahuan di
suatu organisasi. Melalui audit
manajemen pengetahuan dapat
diperoleh gambaran mengenai
pengetahuan yang dimiliki dan
dibuuhkan oleh organisasi/ unit kerja,
kesiapan organisasi memfasilitasi
pembelajaran, dan kualitas proses-
proses pengelolaan pengetahuan.
22. KualitasPengetahuan
Audit kualitas
pengetahuan ditujukan
untuk memperoleh
gambaran ragam
kelompok
pengetahuan yang
telah dimiliki oleh
perusahaan, kualitas
atau tingkatan
relatifnya
dibandingkan
organisasi lain, ragam
kelompok
pengetahuan apa yang
harus dimiliki
perusahaan, kualitas
atau tingkatnya juga
prioritasnya.
23. Pembelajaran merupakan proses
mendapatkan pengetahuan yang
dilanjutkan dengan aktualisasi
pengetahuan yang sebelumnya
dimiliki. Definisi tersebut
meliputi dua hal:
Proses mendapatkan
pengetahuan untuk ‘mengetahui
bagaimana caranya’ yang akan
mendasari kemampuan fisik
untuk memproduksi suatu
tindakan
Proses mendapatkan
pengetahuan untuk ‘mengetahui
mengapa demikian’ yang
menghasilkan kemampuan
untuk mengartikulasikan
pemahaman konseptual dari
suatu pengalaman
Kualitas
Pembelajaran
24. Kualitas Proses Pengelolaan KM
Empat proses Pengelolaan KM
Proses akuisisi pengetahuan
Proses distribusi dan berbagi
pengetahuan
Proses pengembangan dan
pemanfaatan pengetahuan
Proses pemeliharaan dan
penyimpanan pengetahuan